Negara: Swedia

  • WHO Perpanjang Status Darurat Global Mpox! Ini Alasannya

    WHO Perpanjang Status Darurat Global Mpox! Ini Alasannya

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi memperpanjang status darurat kesehatan masyarakat atau public health emergency international concern (PHEIC) untuk wabah Mpox (semula dikenal sebagai cacar monyet), menyusul rekomendasi dari Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional atau International Health Regulation (IHR 2005), dalam keputusan pertemuan keempat pada 5 Juni 2025.

    Pertemuan yang berlangsung selama lima jam ini menilai lonjakan kasus Mpox sepanjang 2024 dan awal 2025 yang menunjukkan transmisi berkelanjutan di berbagai wilayah dunia.

    Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyetujui rekomendasi komite terkait situasi mpox masih memenuhi kriteria darurat global, dan merilis serangkaian rekomendasi sementara yang direvisi untuk memperkuat respons negara-negara.negara pihak dalam beberapa hari mendatang,” kata Dr. Tedros.

    “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua anggota dan penasihat Komite atas kontribusi mereka. Hasil lengkap pertemuan ini akan dibagikan kepada negara-negara,” terang dia dalam keterangan tertulis di situs resmi WHO, dikutip Selasa (10/6/2025).

    Rekomendasi ini ditujukan kepada negara-negara yang mengalami transmisi komunitas atau memiliki kasus mpox yang berkaitan dengan perjalanan. Mereka diminta mengimplementasikan langkah-langkah tambahan di samping pedoman tetap yang telah berlaku. Rekomendasi ini berada dalam kerangka Strategis WHO 2024-2027 untuk pencegahan dan pengendalian mpox.

    “Dengan keputusan ini, WHO menegaskan bahwa meskipun dunia telah membuat kemajuan dalam pengendalian mpox, tantangan global masih nyata. Status darurat yang diperpanjang ini diharapkan memperkuat kesiapsiagaan dan respons kolektif dalam menghadapi penyakit yang masih terus mengancam populasi rentan di berbagai belahan dunia,” lanjut WHO.

    Sebagai catatan, wabah global mpox klade II yang sedang berlangsung telah menyebabkan lebih dari 100.000 kasus di 122 negara, termasuk 115 negara tempat Mpox sebelumnya tidak dilaporkan. Wabah ini disebabkan oleh subklade IIb.

    Terdapat wabah mpox klade I di Afrika Tengah dan Timur. Klade I memiliki dua subklade, klade Ia dan klade Ib.
    Di Afrika Tengah, orang-orang tertular Mpox klade Ib melalui kontak dengan hewan liar yang terinfeksi, baik yang mati maupun hidup, penularan di rumah tangga, atau perawatan pasien, sebagian besar kasus telah dilaporkan pada anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun.

    Subklade Ib baru-baru ini diidentifikasi di Republik Demokratik Kongo timur dan telah menyebar melalui kontak seksual intim dan dewasa antara berbagai demografi, termasuk penyebaran heteroseksual dengan pekerja perdagangan seks. Sejauh ini, klade Ib memiliki tingkat kematian kasus yang lebih rendah daripada mpox klade Ia. Penyebaran lokal dan berkelanjutan dari orang ke orang dari mpox klade I telah terjadi di beberapa negara non-endemik melalui hubungan seksual, kontak rumah tangga sehari-hari, dan di lingkungan layanan kesehatan tanpa adanya alat pelindung diri.

    NEXT: Negara yang Masih Catat Kasus di Juni 2025

    Pada tanggal 2 Juni 2025, negara-negara Burundi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Malawi, Rwanda, Sudan Selatan, Tanzania, Uganda, dan Zambia mengalami penularan virus dari manusia ke manusia yang berkelanjutan, ada juga bukti penularan berkelanjutan di Republik Afrika Tengah dan Republik Kongo.

    Negara-negara yang melaporkan kasus mpox klade I terkait perjalanan sejak tanggal 1 Januari 2024, meliputi Angola, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Oman, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Thailand, Uni Emirat Arab, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Zimbabwe.

    Simak Video “Mpox Mewabah di Kongo, WHO Pastikan Vaksin akan Tiba dalam Beberapa Hari”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Björn Ulvaeus dari ABBA Bicara Peranan AI dalam Penulisan Lagu

    Björn Ulvaeus dari ABBA Bicara Peranan AI dalam Penulisan Lagu

    JAKARTA – Gitaris ABBA, Björn Ulvaeus mengaku sedang menulis karya musikal baru menggunakan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Ia bahkan menyebut teknologi itu sebagai alat yang sangat hebat.

    Adapun, Ulvaeus menjadi salah satu pembicara dalam SXSW London 2025 yang digelar pekan lalu. Musisi 80 tahun asal Swedia itu menyebut keberadaan AI sangat membantunya.

    “Ini adalah alat yang sangat hebat. Rasanya seperti memiliki penulis lagu lain di ruangan dengan kerangka acuan yang sangat besar,” kata Björn Ulvaeus.

    “Ini benar-benar perpanjangan dari pikiran Anda. Anda memiliki akses ke hal-hal yang tidak Anda pikirkan sebelumnya,” tambahnya.

    Namun Ulvaeus membuat catatan penting, yang menyatakan bahwa teknologi yang ada saat ini masih buruk untuk menulis keseluruhan lagu.

    Sang gitaris mengatakan, aplikasi berbasis AI yang paling berguna saat ini adalah untuk membantu para musisi dalam mengatasi hambatan saat menulis lagu.

    “Anda dapat meminta lirik yang telah Anda tulis tentang sesuatu, dan Anda mungkin buntu, dan Anda ingin lagu ini memiliki gaya tertentu,” tutur Ulvaeus.

    “Anda dapat bertanya kepadanya, bagaimana Anda akan mengembangkannya? Apa yang akan Anda lakukan dari sini? Biasanya hasilnya akan buruk, tetapi terkadang ada sesuatu di dalamnya yang memberi Anda ide lain,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Ulvaeus memperingatkan tentang tantangan eksistensial yang dihadirkan AI kepada industri musik.

    Pada tahun 2023, kata pengantarnya untuk sebuah laporan yang berkaitan dengan pengumpulan royalti di era tersebut berbunyi, “Hasil tahun ini menunjukkan bahwa sistem manajemen kolektif, terlepas dari semua tantangan besar yang dihadapinya dalam beradaptasi dengan digital, masih kuat dan efektif. CMO (organisasi manajemen kolektif) mendukung para kreator yang mereka layani dan kini memberikan lebih banyak uang kepada lebih banyak kreator daripada sebelumnya.”

    Sebagai informasi, Ulvaeus adalah presiden International Confederation of Societies of Authors and Composers atau CISAC, sebuah organisasi nirlaba yang mewakili penulis lagu dan komposer di seluruh dunia dalam mengumpulkan dan membayar royalti kepada para anggota yang musiknya telah digunakan dalam siaran, konser, bar, dan layanan streaming.

    Organisasi tersebut telah membuat laporan di masa lalu tentang masalah penggunaan AI dalam musik. Baru-baru ini, salah satu studi mereka menunjukkan bahwa kreator musik dapat kehilangan hampir seperempat pendapatan mereka karena AI pada tahun 2028.

  • Greta Thurberg Diculik, Swedia Dituduh Sekongkol dengan Israel

    Greta Thurberg Diculik, Swedia Dituduh Sekongkol dengan Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Swedia dituding tak becus dalam mengecam aksi Israel yang melakukan penculikan terhadap Greta Thurberg serta belasan aktivis lainnya di tengah upaya mereka berlayar menuju Gaza, Palestina, demi menyalurkan bantuan kemanusiaan.

    “Apa yang terjadi sungguh keterlaluan,” kata aktivis Swedia Andrew Arendt Wegerif, anggota Ship to Gaza Sweden – sebuah organisasi yang bertujuan untuk mematahkan blokade Israel terhadap Gaza, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (9/6/2024).

    “Israel sekali lagi melanggar hukum internasional dan menaiki kapal sipil di perairan internasional.”

    Ia menuduh pemerintah Swedia dan negara-negara Barat lainnya “terlibat” dalam tindakan Israel.

    Wagerif juga mendesak Stockholm untuk angkat bicara mendukung warga negaranya Greta Thunberg, yang termasuk di antara aktivis di atas kapal Madleen yang ditahan militer Israel.

    Wegerif berharap pelayaran Madleen akan meningkatkan kesadaran tentang “kejahatan perang” yang terjadi di Gaza, serta menginspirasi orang lain untuk mengikuti contoh Madleen.

    “Pemerintah kita sangat terlibat dan sangat lemah dalam reaksi mereka … dan oleh karena itu masyarakat harus mengambil tindakan sendiri,” katanya.

    Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Swedia terkait tudingan tersebut.

    Aktivis asal Swedia, Greta Thunberg mengaku diculik oleh militer Israel setelah kapal kargo tujuan Gaza yang ia naiki tertahan di perairan internasional.

    Kapal kargo yang dinaiki Greta berisi berbagai kebutuhan pokok yang ditujukan untuk membantu masyarakat Gaza yang tengah dijajah militer Israel.

    (hsy/hsy)

  • Video: Detik-Detik Aktivis Greta Thunberg Cs Diculik Tentara Israel

    Video: Detik-Detik Aktivis Greta Thunberg Cs Diculik Tentara Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Israel telah mengambil alih kendali atas kapal amal yang berusaha menembus blokade laut menuju Jalur Gaza. Aktivis Greta Thunberg yang ikut di dalam kapal tersebut sebelumnya telah menyerukan dalam sebuah video, agar teman, keluarga dan pihak terkait lainnya dapat menekan pemerintah Swedia untuk membebaskan mereka dari pasukan Israel.

    Simak informasi selengkapnya dalam di CNBC Indonesia (Senin, 09/06/2025) berikut ini.

  • Selami Kisah Sukses dan Kegagalan Raksasa Furnitur Dunia di Museum IKEA – Page 3

    Selami Kisah Sukses dan Kegagalan Raksasa Furnitur Dunia di Museum IKEA – Page 3

    Nama IKEA mungkin kini identik dengan furnitur bergaya minimalis, fungsional, dan terjangkau. Tapi siapa sangka, raksasa ritel asal Swedia ini justru berawal dari seorang anak muda pemalu dan penuh rasa ingin tahu dari desa kecil Älmhult.

    Dialah Ingvar Kamprad, pendiri IKEA, yang membangun kerajaan bisnis global dari benih-benih kreativitas, daya juang, dan warisan keluarga yang unik.

    Lahir pada tahun 1926, Ingvar tumbuh dalam keluarga sederhana di pedesaan Swedia Selatan. Ia dibesarkan di Majtorp, rumah ibunya Berta—seorang wanita tangguh dan penuh akal. Bersama adik perempuannya, Kerstin, dan ayahnya, Feodor, ia hidup dalam lingkungan yang mendidik anak-anak untuk hemat, mandiri, dan berpikir kreatif.

    Sejak kecil, Ingvar terbiasa bermain di toko kakek dari pihak ibu, CB Nilsson, yang menjual mulai dari paku hingga dinamit. Di sinilah daya imajinasi dan naluri dagangnya tumbuh. Sementara dari sisi ayahnya, warisan karakter keras kepala dan kegigihan mengalir dari sang nenek, Franziska, imigran Jerman yang mempertahankan pertanian keluarga meski ditinggal suami secara tragis.

    Kedua sosok perempuan kuat inilah—Berta dan Franziska—yang kemudian memberi dorongan besar pada mimpi bisnis Ingvar. Sementara sang ayah, Feodor, mengajarinya pentingnya kerja keras dan efisiensi dalam pengelolaan lahan keluarga di Elmtaryd.

    Sejak usia 10 tahun, Ingvar mulai mencari cara untuk menghasilkan uang. Ia menjual korek api, kartu Natal, majalah, hingga ikan hasil pancingannya sendiri. Tak puas hanya dengan memancing, ia belajar memasang jaring agar hasilnya lebih efisien. Untuk itu, ia meminta modal dari ayahnya dengan perjanjian bagi hasil—kerja sama bisnis pertamanya.

    Bisnis kecil ini berkembang pesat. Ia membeli sepeda untuk memperluas area distribusinya, serta mesin ketik untuk mencatat pelanggan. Bahkan saat bersekolah di asrama Osby, ia menyimpan stok dagangan seperti ikat pinggang dan jam tangan di bawah tempat tidurnya untuk dijual kepada teman-teman.

  • Israel Bakal Blokir Kapal Bantuan Bawa Aktivis Greta Thunberg ke Gaza

    Israel Bakal Blokir Kapal Bantuan Bawa Aktivis Greta Thunberg ke Gaza

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan militer untuk memblokir kapal bantuan yang menuju Gaza dengan 12 aktivis di dalamnya. Kedua belas aktivis termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.

    “Saya telah menginstruksikan militer untuk mencegah armada Madleen mencapai Gaza,” kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan dari kantornya dilansir AFP, Minggu (8/6/2025).

    “Kepada Greta sang antisemit dan rekan-rekannya, corong propaganda Hamas, saya katakan dengan jelas: kembalilah karena kalian tidak akan mencapai Gaza,” kata Katz.

    Penyelenggara pelayaran Madleen mengatakan pada Sabtu (7/6) bahwa mereka telah mencapai perairan Mesir dan mendekati Gaza, tempat perang antara Israel dan Hamas telah memasuki bulan ke-21.

    Madleen, sebuah kapal layar yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, meninggalkan Italia pada tanggal 1 Juni dengan tujuan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan mematahkan blokade Israel di wilayah Palestina.

    “Israel tidak akan mengizinkan siapa pun untuk menerobos blokade laut Gaza, yang bertujuan untuk mencegah senjata mencapai Hamas–kelompok yang menyandera kami dan melakukan kejahatan perang,” kata Katz.

    Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.218 orang di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi.

    Pada hari Minggu (8/6), kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa jumlah korban perang Gaza secara keseluruhan telah mencapai 54.880, sebagian besar warga sipil. PBB menganggap angka-angka ini dapat diandalkan.

    (rfs/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ilmuwan Temukan Mikroba Pemakan Plastik di Lautan

    Ilmuwan Temukan Mikroba Pemakan Plastik di Lautan

    Jakarta

    Lautan dunia menghadapi ancaman serius dari limbah plastik. Setiap tahunnya, jutaan ton plastik mengalir ke laut, mencemari ekosistem, membunuh satwa, dan bahkan masuk ke rantai makanan manusia dalam bentuk mikroplastik.

    Namun, sebuah studi terbaru mengungkap temuan yang mengejutkan sekaligus menjanjikan: mikroorganisme di laut ternyata sedang berevolusi untuk mengurai plastik!

    Penelitian internasional ini menyisir lebih dari 200 juta gen dari sampel DNA lingkungan laut dan tanah di seluruh dunia. Hasilnya? Para ilmuwan mengidentifikasi lebih dari 30.000 enzim unik yang berpotensi mampu memecah berbagai jenis plastik yang umum digunakan, seperti PET (polietilena tereftalat) dan PE (polietilena).

    Evolusi Alamiah: Mikroba Belajar Makan Plastik

    Temuan ini menunjukkan bahwa mikroba tidak hanya bertahan hidup di lingkungan yang tercemar plastik, tetapi juga mulai mengembangkan kemampuan biologis untuk memanfaatkan plastik sebagai sumber karbon, alias makanan.

    “Ketika kami mencocokkan sampel dengan lokasi-lokasi yang diketahui memiliki tingkat pencemaran plastik tinggi, kami menemukan lebih banyak enzim pengurai plastik di tempat-tempat itu,” ungkap Dr. Jan Zrimec, penulis utama studi yang dipublikasikan di jurnal mBio dan peneliti dari Chalmers University of Technology, Swedia seperti dikutip dari Dailymail.

    Dengan kata lain, semakin tinggi polusi plastik di suatu wilayah, semakin tinggi pula keberadaan mikroba pemakan plastik. Ini menandakan bahwa mikroba sedang berevolusi merespons tekanan lingkungan, menciptakan solusi biologis yang menakjubkan terhadap polusi buatan manusia.

    Harapan dan Tantangan

    Data penelitian menunjukkan bahwa mikroba laut memiliki potensi besar sebagai agen pengurai plastik secara alami. Sekitar 60% dari enzim pengurai plastik yang ditemukan berasal dari sampel laut, sementara sisanya dari tanah.

    Hal ini memberi harapan besar terhadap peran lautan sebagai bagian dari sistem alami yang bisa mempercepat dekomposisi plastik. Salah satu mikroba yang sudah terkenal sebelumnya adalah Ideonella sakaiensis, bakteri yang ditemukan di Jepang dan diketahui mampu mengurai PET. Namun, studi ini menunjukkan bahwa jumlah dan variasi mikroba pengurai plastik jauh lebih besar dari yang sebelumnya diduga.

    Meski menjanjikan, pemanfaatan mikroba pemakan plastik masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, kecepatan degradasi plastik oleh mikroba ini relatif lambat.

    Sampah plastik di laut Foto: Pradita Utama

    Sebagai contoh, bakteri Ideonella sakaiensis, yang ditemukan di Jepang pada 2016, hanya mampu mendegradasi plastik PET (polietilen tereftalat) dalam waktu beberapa minggu. Para ilmuwan kini berupaya meningkatkan efisiensi enzim seperti PETase melalui rekayasa genetika.

    Kedua, tidak semua jenis plastik dapat diurai oleh mikroba yang ditemukan. Enzim PETase, misalnya, hanya efektif untuk plastik PET, sementara jenis plastik lain seperti polietilen (PE) masih sulit dipecah. Penelitian di China pada 2021 menunjukkan kombinasi bakteri laut yang mampu mendegradasi PE, tetapi prosesnya masih memerlukan waktu dan pengembangan lebih lanjut.

    Ketiga, pelepasan mikroba ke lingkungan laut untuk memakan plastik dapat menimbulkan risiko ekologis yang tidak diinginkan, seperti perubahan ekosistem atau munculnya patogen baru. Oleh karena itu, para peneliti lebih berfokus pada penggunaan enzim mikroba dalam proses daur ulang industri yang terkontrol.

    Dampak Polusi Plastik di Laut

    Polusi plastik telah menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), sekitar 14 juta ton plastik dibuang ke laut setiap tahun, menyebabkan kerusakan pada biota laut seperti penyu, ikan, dan burung laut.

    Mikroplastik, partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter, bahkan telah ditemukan dalam tubuh ikan dan masuk ke rantai makanan manusia, menimbulkan risiko kesehatan seperti gangguan kekebalan tubuh dan neurotoksisitas.

    Indonesia, sebagai penyumbang sampah plastik laut terbesar kedua di dunia setelah China, menghadapi tantangan besar dengan 0,5 hingga 1,29 juta ton plastik yang masuk ke laut setiap tahun.

    Penemuan mikroba pemakan plastik ini menjadi angin segar, tetapi para ahli menegaskan bahwa solusi jangka panjang tetap bergantung pada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan perubahan perilaku masyarakat.

    “Ini baru langkah awal. Mikroba ini belum bisa menggantikan tanggung jawab manusia dalam mengelola sampah plastik,” jelas para peneliti.

    Para peneliti berharap pekerjaan mereka pada akhirnya akan mengarah pada penemuan enzim mikroba yang dapat dikomersialkan untuk digunakan dalam daur ulang. Jika perusahaan dapat menggunakan enzim untuk memecah plastik dengan cepat menjadi bahan dasar, menurut pemikiran tersebut, produk baru dapat dibuat dari plastik lama, sehingga mengurangi permintaan akan plastik baru.

    “Langkah selanjutnya adalah menguji kandidat enzim yang paling menjanjikan di laboratorium untuk menyelidiki secara saksama sifat-sifatnya dan tingkat degradasi plastik yang dapat dicapainya,” kata Zelezniak. “Dari sana, Anda dapat merekayasa komunitas mikroba dengan fungsi degradasi yang ditargetkan untuk jenis polimer tertentu.”

    (afr/afr)

  • Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Liputan6.com, Yogyakarta – Lempengan karet bertuliskan Tjipetir terus ditemukan di berbagai pantai Eropa sejak tahun 2012, yang mengungkap sejarah kejayaan industri karet Indonesia pada masa kolonial. Temuan ini menjadi bukti nyata peran Hindia Belanda sebagai pemasok utama bahan baku kabel bawah laut dunia di awal abad ke-20.

    Mengutip dari berbagai sumber, pabrik Gutta Percha Tjipetir di Sukabumi mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1921 di bawah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda. Akan tetapi, penanaman pohon gutta percha (palaquium oblongifolium) sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1885.

    Tanaman langka ini hanya tumbuh optimal di wilayah Cipetir dan menghasilkan getah berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri global. Pabrik tersebut menjadi pusat produksi bahan insulasi kabel telegraf bawah laut, dengan pasar ekspor utama ke Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Pada masa kejayaannya, getah perca dari Hindia Belanda memenuhi sekitar 70% kebutuhan global karena sifatnya yang tahan air dan memiliki daya isolasi tinggi. Lempengan bertuliskan Tjipetir pertama kali dilaporkan ditemukan oleh Tracey Williams di pantai Cornwall, Inggris pada tahun 2012.

    Sejak itu, temuan serupa dilaporkan di 16 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Swiss. Beberapa teori menyebutkan bahwa lempengan-lempengan ini mungkin berasal dari muatan kapal karam seperti Miyazaki Maru (1917) atau Titanic (1912), meskipun belum ada bukti definitif yang menguatkan teori tersebut.

     

  • Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Misteri Lempengan Tjipetir, Jejak Kejayaan Karet Indonesia di Eropa

    Liputan6.com, Yogyakarta – Lempengan karet bertuliskan Tjipetir terus ditemukan di berbagai pantai Eropa sejak tahun 2012, yang mengungkap sejarah kejayaan industri karet Indonesia pada masa kolonial. Temuan ini menjadi bukti nyata peran Hindia Belanda sebagai pemasok utama bahan baku kabel bawah laut dunia di awal abad ke-20.

    Mengutip dari berbagai sumber, pabrik Gutta Percha Tjipetir di Sukabumi mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1921 di bawah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda. Akan tetapi, penanaman pohon gutta percha (palaquium oblongifolium) sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1885.

    Tanaman langka ini hanya tumbuh optimal di wilayah Cipetir dan menghasilkan getah berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri global. Pabrik tersebut menjadi pusat produksi bahan insulasi kabel telegraf bawah laut, dengan pasar ekspor utama ke Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Pada masa kejayaannya, getah perca dari Hindia Belanda memenuhi sekitar 70% kebutuhan global karena sifatnya yang tahan air dan memiliki daya isolasi tinggi. Lempengan bertuliskan Tjipetir pertama kali dilaporkan ditemukan oleh Tracey Williams di pantai Cornwall, Inggris pada tahun 2012.

    Sejak itu, temuan serupa dilaporkan di 16 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia dan Swiss. Beberapa teori menyebutkan bahwa lempengan-lempengan ini mungkin berasal dari muatan kapal karam seperti Miyazaki Maru (1917) atau Titanic (1912), meskipun belum ada bukti definitif yang menguatkan teori tersebut.

     

  • Mengintip Lab Rahasia IKEA: Begini Ketatnya Uji Kekuatan dan Keamanan Sebelum Produk Dijual – Page 3

    Mengintip Lab Rahasia IKEA: Begini Ketatnya Uji Kekuatan dan Keamanan Sebelum Produk Dijual – Page 3

    Liputan6.com, Swedia – Pernahkah Anda membayangkan betapa ketatnya sebuah kursi diuji sebelum bisa hadir di ruang tamu Anda? Atau berapa kali lemari dibuka dan ditutup sebelum resmi dijual di toko? Di balik desain simpel dan estetika IKEA, ada proses panjang dan kompleks untuk menjamin setiap produk aman, awet, dan ramah lingkungan.

    Liputan6.com mendapat kesempatan mengunjungi salah satu fasilitas paling rahasia dan penting milik IKEA: IKEA Test Lab di Älmhult, Swedia. Di sinilah semua produk IKEA mulai dari kursi, meja, sofa, hingga lemari melalui serangkaian pengujian ekstrem demi menjamin kekuatan, keamanan, dan kualitas yang konsisten secara global.

    Di tempat pengujian kursi, setelah selesai melalui tahap design, harus diuji dengan ditekan puluhan kali oleh mesin berkekuatan besar untuk memastikan bahwa kursi tersebut tak mudah patah dan aman saat diduduki.  

    Bahkan, menurut salah satu penguji, mereka juga menjatuhkan kursi dari ketinggian 2 meter sebanyak lima kali saat mengetes ketahanan kursi plastik. Tak hanya itu, kursi juga digetarkan di mesin selama 8 jam non-stop, seolah menempuh perjalanan di jalanan bergelombang. Tujuannya? Untuk mensimulasikan pemakaian jangka panjang dan memastikan tidak ada keretakan atau cacat struktural.

    “Ini adalah salah satu hal baru yang kami tambahkan ke pengujian kami,” kata salah satu penguji produk di IKEA Test Lab.

    “Biasanya kami mengikuti standar EN (European Standard), tapi untuk kursi plastik yang akan dijual di India, kami harus menyesuaikan uji coba dengan permintaan lokal—seperti pengujian jatuh dari ketinggian lebih ekstrem.”

    Sebagai informasi, EN adalah standar yang dikeluarkan oleh European Committee for Standardization (CEN) dan digunakan sebagai referensi untuk berbagai macam pengujian dan sertifikasi di Eropa.

    Ketika kami berpindah ke pengujian lemari, terlihat bahwa mesin-mesin tersebut membuka dan menutup pintu ribuan kali, dari dengan lembut hingga dibanting keras. Semua demi memastikan engsel dan struktur lemari mampu bertahan selama bertahun-tahun, bahkan dalam penggunaan yang kasar sekalipun.