Negara: Swedia

  • 148 Negara Kini Akui Palestina, Siapa Saja & Manapula yang Tidak?

    148 Negara Kini Akui Palestina, Siapa Saja & Manapula yang Tidak?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 148 negara kini mengaku kedaulatan negara Palestina. Ini menjadi update terbaru, dari total 193 negara yang tergabung dalam PBB.

    Ke-148 negara itu merepresentasikan 75% dari total negara di dunia. Lalu apa saja negara itu?

    Berikut daftarnya dari yang terbaru mengakui hingga yang paling awal, dikutip dari beragam sumber seperti Al-Jazeera dan CNN International, Selasa (12/8/2025).

    1.Meksiko: 20 Maret 2025

    2.Armenia: 21 Juni 2024

    3.Slovenia: 4 Juni 2024

    4.Irlandia: 22 Mei 2024

    5.Norwegia: 22 Mei 2024

    6.Spanyol: 22 Mei 2024

    7.Bahama: 8 Mei 2024

    8.Trinidad dan Tobago: 3 Mei 2024

    9.Jamaika: 24 April 2024

    10.Barbados: 20 April 2024

    11.Saint Kitts dan Nevis: 29 Juli 2019

    12.Kolombia: 3 Agustus 2018

    13.Saint Lucia: 14 September 2015

    14.Takhta Suci: 26 Juni 2015

    15.Swedia: 30 Oktober 2014

    16.Haiti: 27 September 2013

    17.Guatemala: 9 April 2013

    18.Thailand: 18 Januari 2012

    19.Islandia: 15 Desember 2011

    20.Brasil: 3 Desember 2011

    21.Grenada: 25 September 2011

    22.Antigua dan Barbuda: 22 September 2011

    23.Dominika: 19 September 2011

    24.Belize: 9 September 2011

    25.Saint Vincent dan Grenadines: 29 Agustus 2011

    26.Honduras: 26 Agustus 2011

    27.El Salvador: 25 Agustus 2011

    28.Suriah: 18 Juli 2011

    29.Sudan Selatan: 14 Juli 2011

    30.Liberia: 1 Juli 2011

    31.Lesotho: 3 Mei 2011

    32.Uruguay: 16 Maret 2011

    33.Paraguay: 29 Januari 2011

    34.Suriname: 26 Januari 2011

    35.Peru: 24 Januari 2011

    36.Guyana: 13 Januari 2011

    37.Chile: 7 Januari 2011

    38.Ekuador: 27 Desember 2010

    39.Bolivia: 17 Desember 2010

    40.Argentina: 6 Desember 2010

    41.Republik Dominika: 15 Juli 2009

    42.Venezuela: 27 April 2009

    43.Pantai Gading: 1 Desember 2008

    45.Lebanon: 30 November 2008

    46.Kosta Rika: 5 Februari 2008

    47.Montenegro: 24 Juli 2006

    48.Timor Leste: 1 Maret 2004

    49.Malawi: 23 Oktober 1998

    50.Kirgistan: 1 November 1995

    51.Afrika Selatan: 15 Februari 1995

    52.Papua Nugini: 13 Januari 1995

    53.Uzbekistan: 25 September 1994

    54.Tajikistan: 2 April 1994

    55.Bosnia dan Herzegovina: 27 Mei 1992

    56.Georgia: 25 April 1992

    57.Turkmenistan: 17 April 1992

    58.Azerbaijan: 15 April 1992

    59.Kazakstan: 6 April 1992

    60.Eswatini: 1 Juli 1991

    61.Filipina: 1 September 1989

    62.Vanuatu: 21 Agustus 1989

    63.Benin: 1 Mei 1989

    64.Guinea Khatulistiwa: 1 Mei 1989

    65.Kenya: 1 Mei 1989 Etiopia: 4 Februari 1989

    66.Rwanda: 2 Januari 1989

    67.Bhutan: 25 Desember 1988

    68.Afrika Tengah: 23 Desember 1988

    69.Burundi: 22 Desember 1988

    70.Botswana: 19 Desember 1988

    71.Nepal: 19 Desember 1988

    72.Kongo: 18 Desember 1988

    73.Polandia: 14 Desember 1988

    74.Oman: 13 Desember 1988

    75.Gabon: 12 Desember 1988

    76.Sao Tome dan Principe: 10 Desember, 1988

    77.Mozambik: 8 Desember 1988

    78.Angola: 6 Desember 1988

    79.Kongo: 5 Desember 1988

    80.Sierra Leone: 3 Desember 1988

    81.Uganda: 3 Desember 1988

    82.Laos: 2 Desember 1988

    83.Chad: 1 Desember 1988

    84.Ghana: 29 November 1988

    85.Togo: 29 November 1988

    86.Zimbabwe: 29 November 1988

    87.Maladewa: 28 November 1988

    88.Bulgaria: 25 November 1988

    89.Tanjung Verde: 24 November 1988

    90.Korea Utara: 24 November 1988

    91.Niger: 24 November 1988

    92.Rumania: 24 November 1988

    93.Tanzania: 24 November 1988

    94.Hongaria: 23 November 1988

    95.Mongolia: 22 November 1988

    96.Senegal: 22 November 1988

    97.Burkina Faso: 21 November 1988

    98.Kamboja: 21 November 1988

    99.Komoro: 21 November 1988

    100.Guinea: 21 November 1988

    101.Guinea-Bissau: 21 November 1988

    102.Mali: 21 November 1988

    103.China: 20 November 1988

    104.Belarus: 19 November 1988

    105.Namibia: 19 November 1988

    106.Rusia: 19 November 1988

    107.Ukraina: 19 November 1988

    108.Vietnam: 19 November 1988

    109.Siprus: 18 November 1988

    110.Republik Ceko: 18 November 1988

    111.Mesir: 18 November 1988

    112.Gambia: 18 November 1988

    113.India: 18 November 1988

    114.Nigeria: 18 November 1988

    115.Seychelles: 18 November 1988

    116.Slowakia: 18 November 1988

    117.Sri Lanka: 18 November 1988

    118.Albania: 17 November 1988

    119.Brunei Darussalam: 17 November 1988

    120.Djibouti: 17 November 1988

    121.Mauritius: 17 November 1988

    122.Sudan: 17 November 1988

    123.Afghanistan: 16 November 1988

    124.Bangladesh: 16 November 1988

    125.Kuba: 16 November 1988

    126.Yordania: 16 November 1988

    127.Madagaskar: 16 November 1988

    128.Nikaragua: 16 November 1988

    129.Pakistan: 16 November 1988

    130.Qatar: 16 November 1988

    131. Arab Saudi: 16 November 1988

    132.Serbia: 16 November 1988

    133.Uni Emirat Arab: 16 November 1988

    134.Zambia: 16 November 1988

    135.Aljazair: 15 November 1988

    136.Bahrain: 15 November 1988

    137.Indonesia: 15 November 1988

    138.Irak: 15 November 1988

    139.Kuwait: 15 November 1988

    140.Libya: 15 November 1988

    141.Malaysia: 15 November 1988

    142.Mauritania: 15 November 1988

    143.Maroko: 15 November 1988

    144.Somalia: 15 November 1988

    145.Tunisia: 15 November 1988

    146.Turki: 15 November 1988

    147.Yaman: 15 November 1988

    148.Iran: 4 Februari 1988

    Sementara beberapa negara akan mengakui di sidang PBB September nanti. Berikut antara lain:

    Australia

    Kanada

    Prancis

    Malta

    Portugal

    Inggris

    Lalu negara mana saja yang belum sama sekali mengakui?

    Amerika Serikat

    Panama

    Jerman

    Italia

    Austria

    Denmark

    Lithuania

    Moldova

    Kroasia

    Latvia

    Yunani

    Eritrea

    Kamerun

    Myanmar

    Korea Selatan

    Jepang

    Israel

    Selandia Baru (masih akan diputuskan melalui sidang parlemen bulan ini)

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dunia Tak Baik-baik Saja, Rusa Kutub di Negara Nordik Sekarat karena Kepanasan

    Dunia Tak Baik-baik Saja, Rusa Kutub di Negara Nordik Sekarat karena Kepanasan

    Bisnis.com, JAKARTA — Negara-negara Nordik yang biasanya dingin kini dilanda suhu panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibat polusi karbon di Eropa Utara. Rusa kutub yang biasa hidup di suhu dingin sekarat karena kepanasan. 

    Sebuah stasiun cuaca di wilayah Norwegia di Lingkaran Arktik mencatat suhu di atas 30°C selama 13 hari di bulan Juli, sementara itu, Finlandia mengalami tiga minggu berturut-tut dengan suhu panas 30°C.

    Para ilmuwan mengatakan, ini adalah rekor terpanjang yang terjadi sejak 1961, dan 50% lebih lama dari rekor sebelumnya.

    “Gelombang panas masih berlangsung dengan suhu maksimum sekitar 32-33°C,” kata Ilmuwan Iklim di Institut Meteorologi Finlandia, Mika Rantanen, dilansir The Guardian, Senin (11/8/2025). 

    Mika juga menyebut, wilayah Arktik mengalami suhu di atas 25°C selama tiga minggu, dan ada kemungkinannya itu akan menyamai rekor suhu panas bulan Agustus di sana.

    Di lain tempat, Lembaga Meteorologi Norwegia mencatat suhu di atas 30°C selama 12 hari di bulan Juli oleh setidaknya satu stasiun di tiga wilayah paling utara. 

    Walaupun negara tersebut sempat mengalami jeda singkat pekan lalu karena cuaca panas bergerak ke utara dan timur, lembaga tersebut memperkirakan suhu tinggi itu akan kembali tercapai selama akhir pekan.

    Selain itu, di Swedia, para ahli meteorologi mengatakan, gelombang panas jangka panjang juga tercatat di beberapa stasiun wilayah utara negara tersebut. Di stasiun cuaca Haparanda mencatat suhu 25°C atau lebih selama 14 hari berturut-turut, sementara itu di Jokkmokk Lapland, gelombang panas berlangsung selama 15 hari.

    Cuaca panas yang menyengat melanda Eropa utara sejak pertengahan Juli, didorong oleh air panas di lepas pantai utara Norwegia dan area bertekanan tinggi yang menyebabkan suhu di kawasan Nordik lebih tinggi 8-10°C dari suhu normal musiman.

    Hal tersebut telah mengejutkan banyak orang di Eropa. Para peneliti menemukan, negara-negara seperti Inggris, Norwegia, dan Swiss akan menghadapi peningkatan suhu relatif terbesar, imbas dari pemanasan global, dan telah memperingatkan bahwa infrastruktur mereka tidak memadai untuk mengatasinya.

    Pada Rabu, (6/8/2025), sebuah arena seluncur es di Finlandia utara sampai menawarkan tempatnya untuk orang-orang yang mencari perlindungan dari panas setelah ruang gawat darurat rumah sakit setempat dikabarkan penuh.

    Lalu, keesokan harinya, para penggembala mengabarkan, rusa kutub mereka berada di ambang kematian akibat panas. Sementara itu, radio Swedia melaporkan wisatawan asing yang menuju ke Skandinavia, yang mengharapkan liburan di tempat dengan suhu dingin malah menghadapi peringatan panas yang berbahaya.

    “Gelombang panas luar biasa akan semakin intens, seiring perubahan iklim. Nantinya ini akan terjadi lebih sering, parah, dan berlangsung lebih lama,” kata Ilmuwan Finlandia, Heikki Tuomenvirta, dikutip dari The Guardian. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Orang yang Hidup Sampai Usia 100 Ternyata Punya ‘Kekuatan Super’, Ini Studinya

    Orang yang Hidup Sampai Usia 100 Ternyata Punya ‘Kekuatan Super’, Ini Studinya

    Jakarta

    Manusia yang bisa hidup 100 tahun atau lebih hanyalah menjadi bagian kecil populasi dunia. Penelitian terbaru menemukan satu faktor yang mungkin menjadi kunci panjang umur para centenarian (orang yang hidup lebih dari 100 tahun). Salah satunya adalah ‘kekuatan super’ tubuh mereka yang mampu menghindari penyakit.

    “Tim riset kami menemukan bahwa orang yang hidup hingga 100 tahun tampaknya memiliki kemampuan luar biasa untuk menghindari penyakit,” kata associate professor epidemiologi dari Karolinska Institute Swedia, Karin Modig, dikutip dari Science Alert, Senin (11/8/2025).

    Dalam dua studi terbaru, mereka menganalisis dan membandingkan orang-orang berumur panjang dan berumur pendek yang lahir di tahun sama. Dua studi itu menunjukkan centenarian mengidap penyakit lebih sedikit dan mengembangkan penyakit lebih lambat.

    Studi pertama melibatkan 170.787 orang yang lahir di Stockholm County, Swedia antara 1912 dan 1922. Menggunakan data historis, peneliti mengikuti riwayat hidup mereka selama 40, mulai dari usia 60 hingga kematian atau sampai usia 100 tahun.

    “Misalnya, pada usia 85, hanya 4 persen dari mereka yang menjadi centenarian yang pernah mengalami stroke. Sebagai perbandingan, sekitar 10 persen dari mereka yang hampir menjadi centenarian (hidup sampai usia 90-99), pernah mengalami stroke sampai usia 85,” jelas Modig.

    “Pada usia 100 tahun, 12,5 persen centenarian pernah mengalami serangan jantung, dibandingkan dengan lebih dari 24 persen di antara orang yang hidup antara usia 80 dan 89,” sambungnya.

    Pada studi kedua, ahli melakukan eksplorasi penelitian untuk melihat kemampuan centenarian menghindari proses berkembangnya penyakit serius. Peneliti mengamati 40 kondisi medis berbeda yang lebih bervariasi dari ringan sampai berat, seperti hipertensi, gagal jantung, diabetes, dan serangan jantung.

    Pada studi kedua, Modig dan timnya mengamati 274.108 orang yang lahir antara 1920-1922 di Swedia. Mereka mengikuti data historisnya hingga 30 tahun, mulai dari usia 70 tahun hingga meninggal atau sampai berusia 100 tahun. Dari keseluruhannya, ‘hanya’ 1,5 persen atau 4.330 orang yang akhirnya menjadi centenarian.

    Menurut peneliti hasilnya serupa dengan studi pertama, centenarian mengembangkan penyakit lebih lebih sedikit dan kecepatan akumulasi penyakit juga lebih lambat sepanjang hidup.

    “Kami juga menemukan bahwa centenarian lebih mungkin memiliki kondisi yang terbatas pada satu sistem organ saja. Ini merupakan tanda kesehatan dan ketahanan kelompok ini, karena penyakit yang memengaruhi satu sistem organ lebih mudah diobati dan dikelola dalam jangka panjang,” ujar Modig.

    Sebagai contoh, meskipun penyakit kardiovaskular merupakan diagnosis paling umum di semua kelompok usia, centenarian secara keseluruhan lebih jarang didiagnosis dibandingkan orang yang berumur lebih pendek.

    Centenarian juga menunjukkan ketahanan yang lebih besar terhadap kondisi neuropsikiatri, seperti depresi dan demensia. Meski sebagian besar centenarian akhirnya mengalami masalah kesehatan, biasanya ini terjadi jauh lebih lambat dibandingkan non-centenarian.

    “Hal ini disebabkan oleh jumlah penyakit yang lebih sedikit dan laju akumulasi penyakit yang lebih lambat,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • Dunia Terbalik, Rusa Kutub Hampir Mati Kepanasan di Negara Nordik

    Dunia Terbalik, Rusa Kutub Hampir Mati Kepanasan di Negara Nordik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negara-negara Nordik yang selama ini dikenal sebagai kawasan paling dingin di Eropa harus menghadapi kenyataan baru, yakni panas ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Udara dingin bersalju kini berubah menjadi gelombang panas brutal. Membuat kawasan bersalju itu seperti “meleleh” dengan suhu di atas 30°C selama berhari-hari, memecahkan rekor tertinggi dalam lebih dari 60 tahun terakhir.

    Para ilmuwan menyebutnya sebagai gelombang panas yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.

    Laporan dari Guardian, rusa kutub di sana dilaporkan mati kepanasan. Rumah sakit di Finlandia penuh sesak, hingga arena es harus dibuka darurat untuk mengungsi. Sementara itu, turis asing yang mencari liburan dingin malah disambut peringatan panas ekstrem.

    Stasiun cuaca di Arktik Norwegia mencatat suhu lebih dari 30°C selama 13 hari di bulan Juli, dan Finlandia mencatat tiga minggu berturut-turut dengan panas menyengat. Ini bukan hanya rekor, tetapi peringatan keras dari alam.

    Di Swedia, stasiun cuaca di wilayah utara seperti Haparanda dan Jokkmokk mencatat rekor suhu tinggi terpanjang dalam lebih dari satu abad. Suhu musim panas naik 8 hingga 10 derajat di atas normal, memicu badai, petir, dan kebakaran hutan di wilayah kutub.

    “Yang terjadi ini bukan anomali musiman. Ini pertanda zaman,” ujar Heikki Tuomenvirta, ilmuwan dari Institut Meteorologi Finlandia, dikutip dari Guardian, Kamis (7/8/2025).

    Ia memperingatkan bahwa gelombang panas ekstrem kini terjadi lebih sering, lebih intens, dan lebih lama, buah dari perubahan iklim akibat emisi karbon yang terus membumbung tinggi.

    Permasalahannya infrastruktur Skandinavia tidak siap. Negara-negara seperti Norwegia, Inggris, dan Swiss disebut sebagai yang paling rentan terhadap peningkatan hari-hari panas tak nyaman. Kota-kota yang biasanya dingin kini justru menghadapi risiko cuaca ekstrem tanpa kesiapan fasilitas pendingin, sistem medis, hingga pasokan energi.

    Adapun kondisi ini menambah panjang daftar bencana iklim global tahun ini. Dari banjir bandang di Asia Selatan, kebakaran hutan di Yunani, hingga suhu 50°C di Timur Tengah.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ketika Pegawai BI Pantau Pengguna QRIS Beli Gorengan, Payment ID Dinilai Bisa Langgar Hak Warga Negara

    Ketika Pegawai BI Pantau Pengguna QRIS Beli Gorengan, Payment ID Dinilai Bisa Langgar Hak Warga Negara

    Tulus menyebut baru ada lima negara saja yang telah menerapkan Payment ID, seperti Singapura, Swedia, India, Brasil, dan China.

    Penerapan kebijakan Payment ID, kata Tulus, tidak boleh gegabah. Jika ingin mengoptimalkan pendapatan pajak, pemerintah seharusnya memprioritaskan pembayar pajak besar, baik korporasi maupun individu berpenghasilan tinggi.

    “Sasar pembayar pajak kelas kakap, baik untuk level korporasi, maupun kalangan kelas kakap individua, seperti kalangan crazy rich dan lain-lain,” imbaunya.

    Penerapan Payment ID berisiko menggerus kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan dan transaksi digital. Jika kepercayaan turun, Tulus menilai keberlanjutan ekonomi digital bisa terancam.

    “Keberlanjutan ekonomi digital pun terancam, dan klimaksnya masyarakat dan bahkan negara justru dirugikan,” ujarnya.

    Bank Indonesia sebagai bank sentral akan memulai uji coba Payment ID pada 17 Agustus 2025 sebagai langkah memperkuat akurasi dan keamanan penyaluran bantuan sosial nontunai dalam Program Perlindungan Sosial (Perlinsos).

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, uji coba terbatas itu fokus pada satu use case, yakni memastikan penyaluran bantuan sosial lebih tepat sasaran. (*)

  • 10
                    
                        Salah Perhitungan, Jet Rafale India Jatuh oleh Rudal Pakistan Buatan China
                        Internasional

    10 Salah Perhitungan, Jet Rafale India Jatuh oleh Rudal Pakistan Buatan China Internasional

    Salah Perhitungan, Jet Rafale India Jatuh oleh Rudal Pakistan Buatan China
    Tim Redaksi
    ISLAMABAD, KOMPAS.com
    – Tepat lewat tengah malam pada 7 Mei 2025, langit perbatasan India dan Pakistan berubah menjadi arena pertempuran udara paling intens dalam sejarah kawasan.
    Puluhan jet tempur India terdeteksi melintasi garis batas oleh sistem radar Angkatan Udara Pakistan (PAF).
    Peringatan merah menyala di ruang operasi militer, menandai dimulainya eskalasi besar antar dua negara bertetangga yang kerap bersitegang.
    Marsekal Zaheer Ahmad Babar Sidhu, Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan, disebut langsung turun tangan.
    Ia bahkan dilaporkan tidur di kasur darurat dekat ruang operasi selama beberapa hari guna mengantisipasi kemungkinan serangan India.
    “Dia menginginkan Rafale,” ujar seorang perwira senior Angkatan Udara Pakistan kepada
    Reuters
    , sebagaimana dilaporkan pada Minggu (3/8/2025).
    Ketegangan memuncak setelah serangan militan di wilayah Kashmir menewaskan sedikitnya 26 warga sipil India. New Delhi menuduh Islamabad terlibat, tuduhan yang langsung dibantah oleh pihak Pakistan.
    Meski demikian, India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan pada dini hari 7 Mei.
    Menanggapi pelanggaran wilayah udara, Sidhu segera memerintahkan jet tempur J-10C buatan China untuk mengudara.
    Target utama mereka adalah jet Rafale buatan Perancis yang menjadi andalan Angkatan Udara India.
    Dalam duel udara yang berlangsung selama satu jam di tengah gelapnya malam, sebuah jet Rafale India akhirnya ditembak jatuh oleh rudal PL-15 yang ditembakkan dari J-10C Pakistan.
    Menurut laporan
    Reuters
    , insiden tersebut dikonfirmasi oleh pejabat Amerika Serikat. Kejadian ini pun mengguncang komunitas militer internasional dan berdampak pada penurunan saham produsen Rafale, Dassault Aviation.
    Pertempuran itu melibatkan sekitar 110 pesawat dari kedua pihak, menjadikannya salah satu duel udara terbesar dalam beberapa dekade terakhir.
    Pilot India diduga meyakini bahwa rudal PL-15 hanya mampu menjangkau 150 kilometer, sebagaimana klaim umum sebelumnya.
    Namun, rudal tersebut ternyata diluncurkan dari jarak lebih dari 200 kilometer, melebihi ekspektasi para pilot India.
    “Kami menyergap mereka,” ujar perwira PAF kepada
    Reuters
    . Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya meluncurkan operasi perang elektronik untuk mengacaukan sistem komunikasi India.
    Klaim ini langsung dibantah oleh Pemerintah India.
    Justin Bronk, analis dari Royal United Services Institute (RUSI) London, menilai bahwa Rafale tidak siap menghadapi serangan dari jarak sejauh itu.
    “PL-15 jelas sangat mumpuni pada jarak jauh,” kata Bronk.
    Kepala Staf Angkatan Udara Perancis mengonfirmasi bahwa satu jet Rafale dan dua pesawat lainnya milik India hilang dalam pertempuran tersebut. Seorang eksekutif Dassault bahkan mengakui kehilangan itu dalam sesi parlemen Perancis.
    Sebanyak empat pejabat Pakistan mengungkapkan bahwa dalam operasi tersebut, mereka mengaktifkan sistem
    kill chain
    —jaringan militer yang menghubungkan radar, satelit, dan pesawat pengintai secara
    real-time
    .
    Dengan menggunakan sistem Data Link 17, jet J-10C terhubung langsung dengan pesawat intai buatan Swedia. Teknologi ini memungkinkan radar pada jet tempur dimatikan agar sulit dideteksi musuh.
    Sementara itu, India disebut masih dalam tahap pembangunan sistem serupa. Kompleksitas sistem pertahanan India meningkat lantaran armada tempur mereka berasal dari berbagai negara dengan sistem berbeda-beda.
    “Pemenangnya adalah yang memiliki kesadaran situasional terbaik,” ujar Greg Bagwell, mantan perwira Angkatan Udara Inggris.
    Serangan dilakukan tanpa memasuki wilayah udara lawan, menjadikannya sebagai pertempuran jarak jauh pertama di era modern.
    Pada 10 Mei, India mengeklaim telah menyerang sembilan pangkalan militer Pakistan. Salah satu serangan dikabarkan menghancurkan pesawat pengintai di hanggar militer Pakistan selatan.
    Gencatan senjata akhirnya dicapai pada hari yang sama setelah adanya intervensi diplomatik dari Amerika Serikat.
    Konflik tersebut memunculkan dugaan keterlibatan China di balik strategi tempur Pakistan. Letnan Jenderal Rahul Singh dari Angkatan Darat India menuding adanya “masukan langsung” dari Beijing.
    Namun, tudingan itu dibantah Pakistan meski tidak disertai bukti.
    Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa kolaborasi militer mereka dengan Pakistan merupakan kerja sama biasa dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga.
    Pada Juli 2025, Kepala Staf Angkatan Udara China Letjen Wang Gang diketahui mengunjungi Pakistan.
    Dua pejabat Pakistan mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut membahas secara spesifik penggunaan J-10 dan rudal PL-15 dalam menjatuhkan jet Rafale India.
    “Wang sangat tertarik mempelajari pengalaman tempur Pakistan dalam operasi multidomain,” ujar salah satu pejabat militer Pakistan kepada
    Reuters
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Modal asing masuk bersih Rp9,24 triliun pada pekan pertama Agustus

    Modal asing masuk bersih Rp9,24 triliun pada pekan pertama Agustus

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso usai menghadiri acara Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (26/5/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunissa)

    BI: Modal asing masuk bersih Rp9,24 triliun pada pekan pertama Agustus
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 08 Agustus 2025 – 23:15 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik sebesar Rp9,24 triliun pada pekan pertama bulan ini yakni periode transaksi 4-7 Agustus 2025.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (8/8), merinci bahwa jumlah tersebut terdiri dari modal asing masuk bersih di pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp0,64 triliun, Rp6,27 triliun dan Rp2,33 triliun.

    Sejak awal tahun ini hingga 7 Agustus 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp61,13 triliun dan Rp98,77 triliun. Sedangkan modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp58,73 triliun.

    Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun tercatat naik dari 73,68 basis poin (bps) per 1 Agustus 2025 menjadi 74,21 bps per 7 Agustus 2025.

    Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis di level Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/8), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (7/8) di level Rp16.285 per dolar AS.

    Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 98,40 pada akhir perdagangan Kamis (7/8).

    DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

    Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun tercatat stabil di level 6,44 persen pada Jumat (8/8) pagi, sama seperti pada akhir perdagangan Kamis (7/8).

    Sementara imbal hasil US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,250 persen pada akhir perdagangan Kamis (7/8).

    Bank Indonesia pun terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

    Sumber : Antara

  • Orang yang Hidup Sampai Usia 100 Ternyata Punya ‘Kekuatan Super’, Ini Studinya

    Studi Ungkap Ciri-ciri Orang yang Panjang Umur, Bisa Terungkap dari Darah

    Jakarta

    Para centenarian, orang yang berusia 100 tahun ke atas, dulunya dianggap langka, namun kini semakin mudah ditemukan. Bahkan, mereka termasuk kelompok demografis dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan jumlah yang meningkat hampir dua kali lipat setiap 10 tahun sejak 1970-an.

    Pertanyaan tentang seberapa lama manusia bisa hidup, serta faktor apa saja yang menentukan umur panjang dan kesehatan, telah lama menjadi perhatian. Plato dan Aristoteles bahkan telah membahas proses penuaan lebih dari 2.300 tahun lalu.

    Meski begitu, memahami rahasia di balik umur panjang yang luar biasa bukanlah hal mudah. Hal ini melibatkan pembongkaran interaksi kompleks antara predisposisi genetik dan faktor gaya hidup, serta bagaimana keduanya saling memengaruhi sepanjang hidup seseorang.

    Sebuah studi baru yang dipublikasikan di GeoScience telah mengungkap beberapa biomarker umum, termasuk kadar kolesterol dan glukosa, pada orang yang hidup melewati usia 90 tahun.

    Para nonagenarian (orang yang usianya antara 90-99 tahun) dan centenarian telah lama menjadi perhatian utama para ilmuwan. Sebab, menurut mereka pengetahuan itu dapat membantu memahami cara untuk hidup lebih lama, dan mungkin juga cara menua dengan kesehatan yang lebih baik.

    Sejauh ini, studi tentang centenarian seringkali berskala kecil dan berfokus pada kelompok tertentu. Tetapi, dengan mengecualikan centenarian yang tinggal di panti jompo.

    Kumpulan Data yang Didapatkan

    Dikutip dari Science Alert, ini merupakan studi terbesar yang membandingkan profil biomarker yang diukur sepanjang hidup, antara orang-orang yang berumur panjang. Serta rekan-rekan mereka yang berumur lebih pendek hingga saat ini.

    “Kami membandingkan profil biomarker orang-orang yang kemudian hidup lewat dari usia 100 tahun, dan rekan-rekan mereka yang berumur lebih pendek. Selain itu, kami juga menyelidiki hubungan antara profil tersebut dan peluang untuk menjadi seorang centenarian,” jelas mereka.

    “Penelitian kami mencakup data dari 44.000 warga Swedia yang menjalani penilaian kesehatan pada usia 64-99 tahun. Mereka merupakan sampel dari apa yang disebut kohort Amoris,” sambungnya.

    Selama penelitian, para peserta dipantau melalui data registrasi Swedia hingga 35 tahun. Dari jumlah tersebut, 1.224 orang atau 2,7 persen dapat hidup hingga usia 100 tahun. Sebagian besar, sekitar 85 persen, dari para centenarian tersebut adalah perempuan.

    Sekitar 12 biomarker berbasis darah yang berkaitan dengan peradangan, metabolisme, fungsi hati dan ginjal, serta potensi malnutrisi dan anemia, juga diikutsertakan. Semua biomarker ini telah dikaitkan dengan penuaan atau mortalitas dalam penelitian sebelumnya.

    Biomarker yang berkaitan dengan peradangan adalah asam urat, yakni produk limbah dalam tubuh yang disebabkan oleh pencernaan makanan tertentu.

    “Kami juga mengamati penanda yang terkait dengan status dan fungsi metabolisme, termasuk kolesterol total dan glukosa. Selain itu, penanda yang terkait dengan fungsi hati, seperti alanine aminotransferase (Alat), aspartat aminotransferase (Asat), albumin, gamma-glutamil transferase (GGT), alkali fosfatase (Alp), dan laktat dehidrogenase (LD),” jelas para peneliti.

    “Kami juga mengamati kreatinin, yang terkait dengan fungsi ginjal, serta zat besi dan kapasitas pengikatan zat besi total (TIBC), yang terkait dengan anemia. Terakhir, kami juga menyelidiki albumin, sebuah biomarker yang berkaitan dengan nutrisi.”

    Hasil Temuan

    Dari penelitian tersebut, para peneliti menemukan secara keseluruhan mereka yang mencapai usia 100 tahun cenderung memiliki kadar glukosa, kreatinin, dan asam urat yang lebih rendah sejak usia 60-an tahun.

    Meski nilai median atau nilai tengah tidak berbeda secara signifikan antara centenarian dan non-centenarian pada sebagian besar biomarker, centenarian jarang menunjukkan nilai yang sangat tinggi atau rendah.

    “Misalnya, sangat sedikit centenarian yang memiliki kadar glukosa di atas 6,5 mmol/L di awal kehidupan, atau kadar kreatinin di atas 125 µmol/L. Untuk banyak biomarker, baik centenarian maupun non-centenarian memiliki nilai di luar rentang yang dianggap normal dalam pedoman klinis,” tutur para ahli.

    Menurut mereka, hal ini mungkin karena pedoman ini ditetapkan berdasarkan populasi yang lebih muda dan lebih sehat. Saat menelusuri biomarker mana yang terkait dengan kemungkinan mencapai usia 100 tahun, mereka menemukan bahwa semua kecuali dua (alat dan albumin) dari 12 biomarker menunjukkan hubungan dengan kemungkinan mencapai usia 100 tahun.

    Hal ini didapatkan setelah memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan beban penyakit. Orang-orang yang berada dalam kelompok terendah dari lima kelompok untuk kadar kolesterol total dan zat besi, memiliki peluang lebih rendah untuk mencapai usia 100 tahun dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar yang lebih tinggi.

    “Sementara itu, orang dengan kadar glukosa, kreatinin, asam urat, dan penanda fungsi hati yang lebih tinggi juga menurunkan peluang untuk menjadi centenarian,” beber peneliti.

    “Secara absolut, perbedaannya cukup kecil untuk beberapa biomarker, sementara untuk yang lain perbedaannya agak lebih substansial,” tambahnya.

    Untuk kadar asam urat, misalnya, perbedaan absolutnya adalah 2,5 poin persentase. Ini berarti orang-orang dalam kelompok dengan kadar asam urat rendah memiliki peluang 4 persen untuk mencapai usia 100 tahun.

    Sementara dalam kelompok dengan kadar asam urat tertinggi, hanya 1,5 persen yang mencapai usia 100 tahun.

    Meskipun perbedaan yang mereka temukan secara keseluruhan agak kecil, hal itu menunjukkan adanya potensi hubungan antara kesehatan metabolisme, nutrisi, dan umur panjang yang luar biasa.

    Namun, studi ini tidak memungkinkan kesimpulan apapun tentang faktor gaya hidup atau gen mana yang bertanggung jawab atas nilai-nilai biomarker tersebut.

    Namun, masuk akal untuk berpikir bahwa faktor-faktor seperti nutrisi dan asupan alkohol berperan.

    “Memantau ginjal dan kehidupan Anda, serta glukosa dan asam urat seiring bertambahnya usia, mungkin bukan ide yang buruk. Meski demikian, faktor kebetulan mungkin berperan pada suatu titik dalam mencapai usia yang luar biasa,” kata para peneliti.

    Namun, fakta bahwa perbedaan biomarker dapat diamati jauh sebelum kematian menunjukkan bahwa gen dan gaya hidup mungkin juga berperan.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/suc)

  • Sampah Plastik ‘Tenggelamkan Bumi’, Gimana Mengatasinya?

    Sampah Plastik ‘Tenggelamkan Bumi’, Gimana Mengatasinya?

    Jakarta

    Tujuan pertemuan kali ini meneruskan konferensi serupa tahun lalu di Busan. Namun, negosiasi yang dipimpin oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) saat itu gagal. Dalam upaya baru, perwakilan lebih dari 170 negara bertemu di Jenewa, Swiss, mulai awal pekan ini hingga 14 Agustus mendatang untuk merundingkan perjanjian yang mengikat guna mengurangi sampah plastik.

    Topik utama: Apakah produksi plastik harus dibatasi, bagaimana memperbaiki pengelolaan produk plastik berbahaya bagi kesehatan dan bahan kimia terkait, serta bentuk dukungan keuangan apa yang akan diterima negara berkembang untuk melaksanakan perjanjian tersebut.

    Setiap tahun, dunia memproduksi 413 juta ton plastik, cukup untuk mengisi lebih dari setengah juta kolam renang Olimpiade. Namun, hanya sekitar 9% yang didaur ulang secara global. Sisanya dibakar, dibuang ke tempat pembuangan akhir, mencemari lautan, tanah, dan merugikan satwa serta kesehatan manusia. Mikroplastik kini tersebar di seluruh dunia dan dapat ditemukan di tubuh manusia.

    Siapa yang menginginkan apa?

    Sekitar 100 negara mendukung perjanjian ambisius yang juga meliputi pengurangan produksi plastik. Termasuk banyak negara Afrika dan Amerika Latin, juga Jerman dan Uni Eropa.

    Namun, negara-negara produsen plastik dan minyak dalam “Koalisi Sepemikiran”, seperti Rusia, Iran, dan Arab Saudi, selama ini menghalangi regulasi produksi yang lebih ketat.

    Mereka ingin melanjutkan produksi seperti biasa dan mencegah kesepakatan yang membatasi permintaan, misalnya larangan produk plastik sekali pakai, kata Florian Titze dari WWF.

    Industri plastik dan negara-negara yang mendapat keuntungan terbesar melihat krisis plastik sebagai masalah pengelolaan sampah yang buruk. Mereka ingin perjanjiannya terfokus pada pengumpulan plastik, edukasi konsumen, dan tingkat daur ulang. Namun, produksi berlebih, sumber masalah utama, tidak akan dihentikan dengan cara ini.

    Daur ulang tidak cukup

    Daur ulang dan pengelolaan sampah memang penting, tapi tidak cukup tanpa pengurangan jumlah plastik, jelas Melanie Bergmann, ahli biologi laut dari Alfred-Wegener-Institut yang menjadi pengamat ilmiah delegasi Jerman.

    “Jika jumlah plastik terus bertambah setiap tahun, kita perlu sistem daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih besar. Sistem di negara kaya saja sudah kewalahan,” katanya.

    Biaya pengelolaan sampah sangat besar, misalnya Jerman mengeluarkan 16 miliar euro per tahun, sekitar 0,4% PDB, dan proporsi sampah plastik terus naik. Dalam negosiasi, Uni Eropa kemungkinan mengaitkan dukungan finansial kepada negara berkembang dengan komitmen pengurangan produksi plastik.

    Hipokrisi negara-negara barat?

    Aleksandar Rankovic, pendiri think tank Common Initiative, memperingatkan agar tanggung jawab tidak hanya dibebankan pada negara produsen minyak dan plastik.

    Ia menuduh negara-negara Barat seperti Jerman, Prancis, dan Inggris munafik karena klaim ambisius mereka tidak disertai tindakan nyata.

    Dengan produksi sekitar 8 juta ton plastik per tahun, Jerman adalah produsen plastik terbesar di Eropa. Secara global, sepertiga plastik berasal dari Cina, hampir 20% dari Asia lainnya dan Amerika Utara.

    Meski koalisi ambisi tinggi mendukung perjanjian lebih ketat, belum ada target konkret yang mengikat untuk mengurangi produksi plastik, yang dinilai Rankovic terlalu samar.

    Kementerian Lingkungan Jerman menolak kritik ini dengan alasan data belum cukup untuk menetapkan target numerik seperti target 1,5 derajat dalam perjanjian iklim. Namun, Melanie Bergmann menyatakan produksi plastik harus dikurangi minimal 12-19% untuk memenuhi target Perjanjian Paris.

    Kekuatan lobi industri plastik

    Di Jenewa, selain delegasi negara, ratusan perwakilan industri plastik dan kimia hadir. Solusi hanya bisa dicapai dengan kerja sama antara masyarakat sipil dan dunia usaha, demikian menurut sumber dari Kementerian Lingkungan Jerman.

    Bethanie Carney Almroth, ahli ekotoksikologi dari Universitas Göteborg, Swedia, mengungkapkan adanya upaya lobi untuk melemahkan ilmu pengetahuan di bidang plastik dan intimidasi terhadap ilmuwan yang meneliti dampak berbahaya bahan kimia plastik.

    Jumlah pelobi industri bahkan lebih banyak dari delegasi resmi Uni Eropa. Industri menggunakan studi bias untuk meragukan kredibilitas ilmuwan, namun Plastics Europe menegaskan mereka menghargai ilmu pengetahuan independen.

    Almroth menceritakan pengalaman intimidasi dan upaya pelemahan reputasi oleh industri plastik melalui berbagai cara, termasuk di konferensi internasional.

    Kesempatan bersejarah untuk perjanjian efektif?

    Rankovic meragukan perjanjian terobosan akan lahir di Jenewa, melainkan kerangka kerja minimal yang bisa dikembangkan. Keputusan harus diambil dengan konsensus dan posisi negara sangat berbeda.

    Namun, waktu sudah sangat mendesak karena produksi plastik diperkirakan akan berlipat ganda dalam 20 tahun ke depan. Perjanjian ini adalah kesempatan bersejarah untuk mengendalikan masalah plastik, pungkas Melanie Bergmann.

    Diterjemahkan dari bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Kala Alun-alun Bogota Jadi Lautan Botol Plastik” di sini:

    (ita/ita)

  • Saga Transfer Alexander Isak, Liverpool Dilema dan Newcastle Sulit Pertahankan sang Pemain

    Saga Transfer Alexander Isak, Liverpool Dilema dan Newcastle Sulit Pertahankan sang Pemain

    FAJAR.CO.ID,LONDON — Kabar transfer penyerang Alexander Isak sampai saat ini belum ada kejelasan sama sekali.

    Liverpool yang menjadi peminat terdepan untuk mendapatkan sang pemain juga belum menunjukkan tanda-tanda untuk melakukan perkenalan.

    Kabar terbaru menyebut Alexander Isak berada dalam situasi tegang dengan dua klub yaitu Liverpool serta Newcastle United.

    Isak dilaporkan ingin bergabung dengan Liverpool dan diyakini telah menunjukkan sikap yang mencerminkan permintaan transfer tidak resmi.

    The Reds disebut siap memanfaatkan peluang apa pun untuk merekrut striker asal Swedia tersebut.

    Liverpool juga disebut dalam posisi dilema, dimana mereka terlebih dahulu harus melepas penyerang di timnya saat ini.

    Keharusan melepas Darwin Nunez dan kegagalan Newcastle mendapatkan striker pengganti.

    Di situasi lain, Alexander Isak terus menunjukkan keinginan untuk bergabung dan meninggalkan Newcastle United secepatnya.

    Dalam kondisi normal, kehilangan Isak tanpa pengganti tentu tak masuk akal. Namun keadaan saat ini tampaknya sudah terlalu parah.

    Kurang dari dua minggu sebelum musim dimulai, menahan Isak bisa menjadi beban lebih besar ketimbang melepaskannya.

    (Erfyansyah/fajar)