Negara: Suriah

  • Makin Mentereng, Emas Dunia Sukses Curi Kilau Dolar AS

    Makin Mentereng, Emas Dunia Sukses Curi Kilau Dolar AS

    Chicago: Harga emas spot naik pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), didukung oleh kekhawatiran geopolitik yang sedang berlangsung dan dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah, karena pasar menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve, di mana pemotongan suku bunga ketiga dan petunjuk tentang prospek 2025 diharapkan.
     
    Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 17 Desember 2024, harga emas spot naik 0,2 persen menjadi USD2.654,27 per ons. Sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,2 persen lebih rendah pada USD2.670.
     
    Di bidang geopolitik, Israel sepakat untuk menggandakan populasinya di Dataran Tinggi Golan, dengan alasan ancaman Suriah meskipun ada nada moderat dari para pemimpin pemberontak yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad seminggu yang lalu.
    Emas batangan dianggap sebagai investasi yang aman selama gejolak ekonomi dan geopolitik, sementara lingkungan suku bunga rendah juga membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil lebih menarik.
     
    The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan dua hari yang dimulai pada Selasa, sembari memperbarui prospeknya untuk 2025 dan seterusnya.
     
    “Latar belakang ekonomi dan politik secara umum mendukung emas, tetapi Fed dapat membatasi harga jika menunjukkan adanya jeda panjang dalam pemotongan suku bunga setelah Desember,” kata analis StoneX Rhona O’Connell.
     

     

    Indeks dolar AS turun 0,1%

    Sementara itu, indeks dolar turun 0,1 persen, mundur dari level tertinggi hampir tiga minggu yang dicapai pada Jumat, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
     
    Citi memproyeksikan permintaan emas dan perak yang kuat hingga suku bunga AS stabil, memperkirakan puncak untuk kedua logam tersebut pada akhir 2025 hingga awal 2026.
     
    Rilis data utama minggu ini, termasuk PDB AS dan angka inflasi, dapat lebih lanjut memengaruhi sentimen pasar. Di sisi lain, harga perak spot stabil pada USD30,57 per ons, platinum naik 1,1 persen menjadi USD934,70, dan paladium turun 0,8 persen pada USD944,37.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Mematikan Drone ke Pangkalan Tower 22 di Yordania – Halaman all

    AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Mematikan Drone ke Pangkalan Tower 22 di Yordania – Halaman all

    AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Terhadap Tower 22 AS di Yordania
     

    TRIBUNNEWS.COM – Dua warga Iran ditangkap sehubungan dengan serangan pesawat tak berawak di Pangkalan Militer Amerika Serikat (AS) pada Januari silam.

    Serangan itu menewaskan 3 tentara AS dan melukai lebih dari 40 lainnya di pangkalan militer Amerika di Yordania dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak.

    Pangkalan militer AS itu dikenal dengan nama Tower 22, sebuah lokasi militer yang terbilang terpencil dan rahasia.

    Menurut pejabat di Departemen Kehakiman AS, kedua orang tersebut dituduh “melanggar hukum dengan membocorkan informasi teknis sensitif Amerika ke Iran,”.

    Kedua pria tersebut adalah Mehdi Mohammad Sadeghi, seorang warga Amerika keturunan Iran yang tinggal di Massachusetts yang ditangkap pada Senin (16/12/2024).

    “Tersangka kedua adalah Mohammad Abedini, seorang warga Swiss-Iran yang ditangkap di Italia dan kemungkinan akan diekstradisi ke Amerika Serikat,” kata pejabat Departemen Kehakiman pada konferensi pers dilansir Khaberni, Selasa (17/12/2024).

    Jaksa mengatakan Sadeghi bekerja untuk perusahaan semikonduktor yang berbasis di Massachusetts, sementara Abedini memiliki perusahaan yang berbasis di Iran yang menjadikan sistem navigasi bertanggung jawab untuk memandu drone.

    Jaksa mengatakan Abedini dituduh melanggar undang-undang anti-terorisme dan ekspor, serta mendirikan perusahaan kedok di Swiss sebagai kedok untuk mendapatkan teknologi dari perusahaan Massachusetts tempat Sadeghi bekerja.

    Joshua Levy, Jaksa AS di Massachusetts, mengatakan bahwa Sadeghi mentransfer materi dari perusahaan itu ke Iran.

    Bahan-bahan ini diyakini digunakan untuk membuat setidaknya satu drone yang digunakan dalam serangan tersebut.

    “Tuduhan ini menegaskan bahwa Departemen Kehakiman AS tidak akan menghentikan upayanya untuk mencapai keadilan bagi anggota militer AS yang terbunuh atau terluka di luar negeri,” kata Levy.

    Serangan tanggal 28 Januari terjadi di sebuah lokasi kecil militer Amerika di Yordania, dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak, dan mengakibatkan kematian 3 tentara Amerika dan melukai puluhan lainnya.

    Serangan tersebut merupakan serangan pertama yang menewaskan pasukan Amerika, sejak pecahnya Perang Gaza pada Oktober 2023.

    Pada hari-hari berikutnya, Amerika Serikat melancarkan puluhan serangan udara terhadap milisi yang dekat dengan Iran di Irak, Suriah, dan Yaman.

    Mengenal Tower 22, pos terdepan Amerika Serikat (AS) di Yordania, yang menjadi target serangan Perlawanan Islam di Irak.

    Sebelumnya, tiga tentara AS tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah pesawat tak berawak (drone) menghantam pos militer, yang dikenal sebagai Tower 22.

    Insiden mematikan itu terjadi pada Minggu (28/1/2024), lapor Times of Israel.

    Tower 22 berlokasi di titik strategis di Yordania, yakni sisi paling timur laut, yang berbatasan antara Suriah dan Irak.

    Hingga kini, informasi publik tentang Tower 22, pos terdepan AS ini terbatas.

    Namun, menurut laporan media, Tower 22 berfungsi sebagai pusat pasokan untuk garnisun al-Tanf AS di dekatnya yang terletak di seberang perbatasan Suriah.

    Al-Tanf berperan penting dalam perang melawan ISIS dan mengambil peran sebagai bagian dari strategi AS untuk membendung pembangunan militer Iran di Suriah timur.

    Setidaknya 350 tentara Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS juga ditempatkan di sana.

    Namun tidak jelas jenis senjata yang disimpan, pertahanan udara yang digunakan, dan apa yang sebenarnya salah, hingga jadi target serangan.

    Sistem pengawasan

    Sejak awal perang Suriah pada tahun 2011, Gedung Putih telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk membantu Amman membentuk sistem pengawasan canggih dan njlimet.

    Sistem tersebut kemudian dikenal sebagai Program Keamanan Perbatasan untuk membendung infiltrasi pejuang bersenjata dari Suriah dan Irak.

    Saat ini sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di Irak sementara 900 dikerahkan di timur laut Suriah.

    Pasukan AS di Yordania

    Yordania memiliki perjanjian keamanan yang erat dengan AS.

    Dilansir Al Jazeera, Yordania merupakan salah satu dari sedikit sekutu regional yang mengadakan latihan ekstensif dengan pasukan AS.

    Tentara Yordania adalah salah satu penerima terbesar pendanaan militer luar negeri Washington.

    Kerajaan ini memiliki ratusan pelatih Amerika dan merupakan salah satu dari sedikit sekutu regional yang mengadakan latihan ekstensif dengan pasukan Amerika sepanjang tahun.

    Apakah ada serangan lain terhadap kepentingan AS di kawasan ini?

    Serangan terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya risiko meluasnya perang Gaza seiring meningkatnya ketegangan dan menyebar di wilayah tersebut.

    Lembaga pemikir nirlaba yang berbasis di AS, Institute for the Study of War, melaporkan bahwa milisi yang didukung Iran telah melancarkan lebih dari 170 serangan yang menargetkan pangkalan AS di Irak dan Suriah sejak perang Israel di Gaza setelah serangan mematikan Hamas di Gaza pada 7 Oktober.

    Pada tanggal 21 Januari, Komando Pusat AS mengatakan bahwa kelompok yang didukung Iran menyerang pangkalan udara Ain al-Assad di Irak.

    Perlawanan Islam di Irak telah mengaku bertanggung jawab atas puluhan serangan terhadap pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah.

    Gambar satelit selebaran yang dirilis pada 29 Januari 2024 oleh Planet Labs PBC dan diambil pada 12 Oktober 2023 menunjukkan pemandangan pangkalan, yang dikenal sebagai Menara 22, yang dioperasikan oleh pasukan AS sebagai bagian dari koalisi internasional melawan ISIS ( ISIS) kelompok jihad, dekat perbatasan Yordania dengan Irak dan Suriah di Distrik Rwaished timur laut. (Lab Planet / AFP)

    Reaksi Gedung Putih

    Dikutip Al Jazeera, serangan tersebut mendapat reaksi keras dari Washington.

    Presiden Joe Biden bersumpah untuk meminta pertanggungjawaban para penyerang.

    Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung kelompok bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut, mengklaim serangan tersebut.

    Kelompok tersebut mengatakan bahwa serangan itu merupakan tanggapan atas dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza.

     

    (oln/khbrn/*)

  • Kuburan Massal Ditemukan di Dekat Damaskus Suriah, Narapidana yang Disiksa Diduga Dikubur di Sana – Halaman all

    Kuburan Massal Ditemukan di Dekat Damaskus Suriah, Narapidana yang Disiksa Diduga Dikubur di Sana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kuburan massal yang berisi karung-karung penuh tulang manusia ditemukan di dekat Damaskus, Senin (16/12/2024).

    Sejak runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, warga Suriah bergerak untuk mengungkap kekejaman rezim Assad, termasuk pencarian kuburan-kuburan massal.

    Kuburan massal yang berada di daerah Jembatan Baghdad, dekat ibu kota Suriah, terdiri dari parit-parit dalam yang dipenuhi sisa-sisa jasad manusia, yang diyakini sebagai warga sipil yang dibantai.

    Menurut laporan Anadolu Ajansı, bukti menunjukkan bahwa para korban, termasuk mereka yang meninggal karena penyiksaan dan kondisi mengerikan di penjara-penjara seperti Penjara Sednaya yang terkenal kejam, dikubur di sana.

    Foto dan video yang beredar memperlihatkan mayat-mayat yang ditumpuk satu di atas yang lain.

    Karung-karung tersebut ditandai dengan kode penjara dan apa yang diyakini sebagai nama-nama korban.

    Di satu parit yang dalam, delapan karung berisi sisa-sisa jasad manusia ditemukan.

    Media Kurdi, Kurdistan24, melaporkan bahwa ribuan mayat ditemukan di wilayah Jembatan Baghdad, setelah sebelumnya serangkaian kuburan massal lainnya ditemukan di seluruh Suriah, di tengah upaya pencarian dan pemulihan setelah runtuhnya rezim.

    Ditemukan karung-karung yang diberi tanda kode penjara dan diyakini sebagai nama-nama korban. (EPA)

    Seorang saksi mata setempat mengatakan kepada media tersebut:

    “Ini adalah sisa-sisa jasad orang-orang yang dibunuh oleh rezim Suriah. Kuburan ini berisi hampir lima hingga enam ribu mayat.”

    Saksi mata menunjuk ke satu karung yang berlabel “Raad Mahmoud, Tahanan #125”.

    Ia menjelaskan: “Mayat ini, bersama dengan ribuan lainnya, dibawa ke sini oleh rezim Assad. Mereka menggali lubang dan menguburkannya di kuburan massal.”

    Saksi mata itu kemudian menggambarkan kisah mengerikan tentang sistematisnya penguburan massal:

    “Saya menyaksikan prosesnya dengan mata kepala saya sendiri saat rezim Suriah membawa mayat-mayat ke sini setiap hari dengan kendaraan, menggali lubang, dan menguburkannya.”

    Kuburan Massal di Tadamon

    Penemuan kuburan massal terbaru ini terjadi setelah penemuan kuburan massal lainnya di distrik Tadamon, Damaskus, pada hari Minggu (15/12/2024).

    Pembunuhan brutal dilaporkan terus terjadi di Tadamon hingga baru-baru ini.

    Mengutip Daily Mail, penduduk setempat mengaku sering melihat pasukan keamanan Suriah membawa orang ke daerah tersebut, mendengar suara tembakan, dan mencium bau daging terbakar setelahnya.

    Reporter di lapangan di distrik Suriah tersebut menemukan tumpukan tulang bersama sampah, plastik hangus, dan pakaian kotor.

    Mereka juga melihat anak-anak bermain dengan apa yang tampak seperti tulang rusuk dan tulang paha.

    Mohammad al-Darra, seorang pria tua dari Tadamon, mengatakan bahwa tahun demi tahun, ia melihat mobil-mobil yang dikendarai oleh pasukan bersenjata Suriah membawa orang-orang yang diikat ke sebuah gang kecil yang dekat dengan lokasi pembantaian Tadamon 2013 yang diduga terjadi.

    lihat foto
    Peta lokasi Tadamon

    “Pada malam hari saya mendengar suara tembakan. Setiap tembakan yang dilepaskan mengenai seorang pria,” katanya.

    Ia merujuk pada jalan yang kotor dan bangunan-bangunan yang hancur di sepanjang jalan itu.

    “Dan ini adalah kuburan bagi semua mayat,” ujarnya.

    Khaled Houriya, yang mengelola bengkel di daerah tersebut, mengatakan bahwa ia juga sering mendengar suara tembakan dan mencium bau daging terbakar setelah kembali ke lingkungan tersebut pada tahun 2019.

    “Jalan ini dikenal sebagai jalan eksekusi. Siapa pun yang datang ke jalan ini dianggap tersesat,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa pasukan keamanan sering meminta tetangganya untuk membantu menggali kuburan massal.

    “Hal-hal itu tidak akan hilang dari ingatan kita. Mayat-mayat berserakan di tanah, itu menjadi hal yang biasa bagi orang-orang,” kata Houriya.

    Makam ini terkait dengan pembantaian yang terjadi tahun 2013.

    Namun, video pembantaian tersebut baru terungkap pada tahun 2022.

    Lokasi kuburan massal tersebut diidentifikasi oleh para peneliti di Human Rights Watch dengan mencocokkan citra satelit dengan lokasi kejadian dalam video.

    Meskipun pemeriksaan menyeluruh terhadap lokasi tersebut belum dilakukan, HRW menemukan banyak jejak pembunuhan.

    “Kami menemukan sisa-sisa jasad manusia, tulang-tulang, bagian tengkorak, jari-jari, dan tulang rusuk, berserakan di seluruh area di sekitar kuburan massal, yang menunjukkan bahwa sebenarnya ada lebih banyak hal yang terjadi di sini daripada yang sudah kami ketahui,” kata Hiba Zayadin, peneliti Suriah di kelompok advokasi HRW.

    Warga Tadamon mengatakan bahwa mereka tidak berani bersuara selama pemerintahan Assad, karena kritik terhadap pemerintah pasti akan ditekan dengan keras.

    “Kami tidak bisa berkata apa-apa, kalau tidak mereka akan membakar rumahmu, atau membunuh putramu. Itu buruk, buruk, buruk sekali,” kata seorang warga setempat.

    Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan telah terbunuh sejak tahun 2011.

    Baik Assad maupun ayahnya, Hafez, dituduh melakukan pembunuhan yang meluas, termasuk eksekusi massal di dalam sistem penjara yang terkenal kejam di negara tersebut.

    Namun kini, seminggu setelah presiden itu digulingkan, warga dan peneliti hak asasi manusia berharap lokasi tersebut dapat diamankan dan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dimintai pertanggungjawaban.

    “Lokasi ini harus segera diamankan, kuburan massal harus digali, dan badan-badan internasional yang relevan diizinkan mengakses area ini tanpa hambatan agar dapat melakukan pekerjaan ini dengan hati-hati, waspada, dan baik,” kata Zayadin.

    Zayadin juga mengatakan bahwa ada kemungkinan kuburan massal tersebut telah dikosongkan oleh pasukan pemerintah Assad.

    “Keluarga berhak mengetahui apa yang terjadi di sini,” katanya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Kabur dari HTS, Assad Mengaku Tak Khianati Suriah: Tak Pernah Tinggalkan Pejuang Palestina – Halaman all

    Kabur dari HTS, Assad Mengaku Tak Khianati Suriah: Tak Pernah Tinggalkan Pejuang Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Eks Presiden Suriah Bashar al-Assad akhirnya buka suara untuk pertama kalinya setelah meninggalkan Suriah dan kabur ke Rusia.

    Dalam pernyataannya pada hari Senin (16/12/2024), Assad mengklaim aksi “terorisme” telah terjadi di seluruh Suriah.

    “Karena terorisme menyebar di seluruh Suriah dan pada akhirnya mencapai Damaskus pada Sabtu malam tanggal 7 Desember 2024, muncullah pertanyaan tentang nasib presiden dan keberadaannya,” kata Assad.

    Dia mengklaim aksi terorisme itu muncul di tengah banjir disinformasi dan narasi yang jauh dari kenyataan. Kata dia, disinformasi itu bertujuan untuk mencitrakan aksi terorisme internasional sebagai “revolusi pembebasan Suriah”.

    Menurut Assad, kepergiannya ke Kota Moskow, Rusia, bukanlah tindakan terencana.

    “Ketika pasukan teroris memasuki Damaskus, saya pindah ke Latakia, berkoordinasi dengan sekutu Rusia kami untuk mengawasi operasi tempur.”

    ‘Setelah tiba di Pangkalan Udara Hmeimim pagi itu, jadilah jelas bahwa pasukan kami sudah sepenuhnya menarik diri dari pertempuran dan tempat terakhir tentara kami telah jatuh,” ujarnya.

    Kolase foto Vladimir Putin dan Bashar al-Assad. (Kolase Tribunnews/TASS)

    Dia menyebut pangkalan Rusia itu menjadi target serangan udara besar-besaran. Oleh karena itu, Rusia menyusun rencana evakuasi.

    “Saat peristiwa itu, saya tak pernah mempertimbangkan untuk mundur atau mengungsi, tidak ada pula usulan seperti itu yang dibuat oleh siapa pun atau kelompok mana pun.”

    Assad mengklaim tidak mengkhianati Suriah yang menjadi negaranya.

    “Saya menegaskan orang itu, yang sejak hari pertama perang, menolak menukar keselamatan bangsanya demi keuntungan pribadi, atau membahayakan rakyatnya demi banyak tawaran dan godaan adalah orang yang sama di antara para perwira dan tentara di garis depan, beberapa meter dari para teroris di medan tempur paling berbahaya dan sengit,” katanya.

    Dia juga mengaku tidak pernah meninggalkan perjuangan di Palestina dan Lebanon atau sekutu yang mendukung Suriah selama 14 tahun perang.

    “Ketika negara jatuh ke tangan terorisme dan kemampuan untuk membuat kontribusi bermakna telah hilang, posisi apa pun menjadi tidak punya tujuan, membuat pendudukannya tak bermakna.”

    Selanjutnya, Assad berharap Suriah kembali “bebas dan merdeka”.

    Adapun rezim Assad tumbang setelah kelompok Hayat Tahrir al-Sham menyerbu Damaskus. Ibu kota Suriah itu jatuh tanggal 8 Desember 2024 setelah serangan cepat HTS dan milisi Tentara Nasional Suriah (SNA).

    Rusia bantu Assad tinggalkan negaranya

    Narasumber dari Kremlin mengatakan rencana perginya Assad ke Moskow memang dirancang oleh Rusia.

    Kepada Bloomberg, narasumber itu mengatakan Rusia meyakinkan Assad bahwa dia akan dikalahkan oleh HTS lewat serangan cepatnya.

    Rusia menawarkan jalur aman kepada Assad dan keluarganya jika mereka akan meninggalkan Suriah. Intelijen Rusia lalu merancang aksi kabur Assad melalui pangkalan militer Rusia di Suriah.

    Menurut laporan The Telegraph, Assad kabur dari Damaskus dengan jet pribadinya tanpa memberi tahu penasihatnya.

    Di sisi lain, meski menyetujui rencana kaburnya Assad, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan belum punya keinginan untuk menemui Assad.

    “Tidak ada pertemuan seperti ini dalam jadwal resmi presiden,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    “Kami tak punya sesuatu untuk dikatakan perihal keberadaan Assad. Keputusan seperti itu tidak bisa dibuat tanpa kepala negara. Itu keputusannya. Dalam hal ini, saya tak punya sesuatu untuk dikatakan.”

    HTS diminta jauhi pasukan Rusia

    Sementara itu, milisi HTS diminta untuk menjauhi pasukan Rusia yang berada di Pangkalan Angkatan Laut Tartus.

    Tartus adalah salah satu dari dua pangkalan militer Rusia di Suriah. Adapun pangkalan yang satunya ialah Pangkalan Udara Khmeimim.

    Di pangkalan itu bendera Rusia masih tampak berkibar. Pada hari Senin pasukan Rusia mengoperasikan truk-truk di gerbang masuk Tartus, sedangkan milisi HTS berjaga di tempat pemeriksaan terdekat.

    Kepada AFP, milisi itu mengaku diminta untuk tidak mendekati pasukan Rusia.

    Kapal angkatan laut Rusia terlihat di Tartus pada tanggal 5 Desember (atas). Kapal-kapal tersebut hilang dalam gambar tanggal 10 Desember. (Maxar Technologies)

    Sedikit lebih jauh dari tempat itu, tampak ada antrean puluhan truk dan kendaraan lapis baja Rusia. Wartawan juga diminta tidak mendekat terlalu dekat dengan pasukan Rusia.

    Menurut pejuang HTS, dua hari lalu ada empat utusan dari pemerintahan transisi Suriah yang sudah bertemu pasukan Rusia.

    Akan tetapi, ketika pasukan setempat mendekati pasukan Rusia pada hari Minggu, pasukan Rusia terlihat bersiaga memegang senjata meski tidak agresif.

    “Sekarang kami diminta untuk menjauhi mereka,” kata salah satu pejuang HTS.

    (Tribunnews/Febri)

  • Teka-teki Tahanan Misterius yang Dibebaskan dari Penjara Suriah

    Teka-teki Tahanan Misterius yang Dibebaskan dari Penjara Suriah

    Jakarta

    Setelah rezim Bashar al-Assad di Suriah runtuh, seorang pria Yordania bernama Bashir al-Batayneh dengan penuh semangat menantikan kembalinya putranya, Osama, yang telah hilang di Suriah selama 38 tahun.

    Al-Batayneh, 83, dari Irbid, sebuah kota di Yordania utara mengatakan Osama meminta izin pergi ke Suriah selama sepekan pada 1986 selama liburan musim panas sebelum memulai tahun terakhirnya di sekolah menengah.

    Namun, ia tidak pernah kembali.

    Lebih dari tiga dekade kemudian, al-Batayneh menerima berita yang ia dan keluarganya dambakan selama ini.

    Sebuah klip video menampilkan seorang pria yang meninggalkan penjara Saydnaya dekat Damaskus, ibu kota Suriah, dan berkata: “Saya dari Irbid.”

    Kemudian Kementerian Luar Negeri Yordania mengumumkan bahwa seorang warga negara Yordania bernama Osama telah tiba di Yordania setelah ditemukan; pria itu telah kehilangan ingatannya.

    “Dia memegang tangan saya untuk waktu yang lama dan mulai menciumnya,” kata al-Batayneh kepada BBC.

    Ia menggambarkan penampilan Osama seperti “kerangka”, dan menambahkan: “Ia telah kehilangan ingatannya dan penampilannya sangat menyedihkan… Semua wajahnya telah berubah.”

    Namun kemudian terjadilah kejadian yang tak terduga.

    Getty ImagesYordania dan Suriah berbagi perbatasan sepanjang 360 km

    Pria itu dipindahkan ke rumah sakit di ibu kota Yordania, Amman, dan menjalani tes DNA, yang mengungkap bahwa sebenarnya tak ada hubungan genetik antara dirinya dan keluarga al-Batayneh.

    Ketidakpastian seputar identitas pria itu mulai berkembang ketika beberapa klaim yang saling bertentangan muncul di media sosial.

    Seseorang di Facebook mengatakan orang dalam video itu adalah seorang pria Suriah dari kota Tartous, dan bahwa mereka telah dipenjara bersama.

    Perempuan lain mengeklaim di Facebook bahwa pria itu berasal dari desa Kafroun Saadeh di Tartous dan telah “diculik dari Beirut pada 1986 oleh intelijen Suriah”.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Catalina Saadeh mengatakan pria itu tampak seperti kerabatnya bernama Habib Saadeh, yang dia yakini diculik dari ibu kota Lebanon dan dipindahkan ke penjara Suriah.

    Dia mengatakan keluarganya menerima berita dua setengah tahun lalu bahwa Saadeh, saudara laki-laki kakeknya, berada di penjara Saydnaya, sebuah kompleks militer terkenal yang digunakan untuk menahan puluhan ribu orang yang melawan pemerintah Suriah.

    Keluarga berharap dapat membuktikan melalui tes DNA bahwa tahanan tersebut adalah kerabat mereka yang hilang.

    Baca juga:

    “Kami akan mengirimkan tes ke Yordania, tempat orang hilang itu berada, dan sampelnya akan diambil dari kakek saya yang berada di desa Kafroun Saadeh,” kata Saadeh kepada BBC.

    “Kakek saya akan merasa lega jika menemukan saudaranya,” tambahnya.

    Mantan Menteri Tenaga Kerja Yordania, Nedal al- Batayneh, yang mendampingi tahanan tersebut setelah kedatangannya di Yordania, mengatakan ia telah menerima beberapa telepon dari orang-orang yang meyakini pria yang dibebaskan itu adalah salah satu kerabat mereka.

    Nedal meminta keluarga yang meyakini mereka memiliki hubungan keluarga dengan pria tersebut untuk melakukan tes DNA dan mengirimkan hasilnya.

    Getty ImagesRuang rahasia di penjara Saydnaya, terlihat setelah jatuhnya Bashar al-Assad

    Sementara itu di Yordania, Qasim Bashtawi dan keluarganya mencurigai orang yang dibebaskan adalah sepupu Bashtawi, Ahmed.

    Bashtawi mengatakan kepada BBC bahwa sepupunya adalah seorang pejuang Palestina yang telah diculik di Lebanon dan dipindahkan ke Suriah.

    Pada 1995, seorang tahanan yang dibebaskan datang kepada keluarga tersebut dan memberi tahu mereka bahwa Ahmed berada di penjara Saydnaya.

    Mereka mencoba menghubunginya di penjara, tetapi diancam oleh pasukan keamanan di Suriah, kata Bashtawi.

    Keluarga Bashtawi juga berencana melakukan tes DNA untuk memastikan apakah pria itu benar-benar kerabat mereka yang hilang.

    Baca juga:’Kami menunggu belas kasihan Tuhan’

    Bagi keluarga al-Batayneh, ada rasa frustrasi setelah tes DNA membuktikan mereka tidak memiliki hubungan dengan tahanan yang dibebaskan.

    “Kami tidak bisa berbuat apa-apa, dan kami menunggu belas kasihan Tuhan,” kata saudara Osama, Mohammed al-Batayneh, kepada BBC.

    Sang ayah mencoba segala cara yang dapat dilakukannya untuk mendapatkan informasi apa pun tentang putranya; sang ibu kehilangan penglihatannya karena kesedihan, kata keluarga, lalu meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

    “Sejak penangkapannya, kami tidak berhenti mencari, dan kami mencoba berkomunikasi dengan orang-orang di Suriah untuk mengetahui nasibnya dan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal,” kata Mohammed al-Batayneh.

    Ia mengaku khawatir dengan cerita yang beredar di media tentang mayat yang dilarutkan dalam asam di penjara Saydnaya.

    Namun pihak keluarga tidak mau putus asa dan berencana untuk melanjutkan pencarian kerabat mereka yang hilang.

    (ita/ita)

  • AS Tangkap 2 Warga Iran Terkait Serangan Drone Mematikan

    AS Tangkap 2 Warga Iran Terkait Serangan Drone Mematikan

    Washington DC

    Otoritas Amerika Serikat (AS) menangkap dua warga negara Iran atas tuduhan pelanggaran ekspor terkait serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS di sebuah pangkalan militer Yordania, yang terletak dekat perbatasan Suriah.

    Lebih dari 40 personel militer lainnya, menurut laporan Pentagon pada saat itu, mengalami luka-luka dalam serangan drone yang terjadi pada Januari lalu.

    Dua pria telah ditangkap terkait serangan drone mematikan itu, yang terdiri atas satu warga negara Iran dan satu warga naturalisasi Amerika-Iran. Keduanya, seperti dilansir AFP, Selasa (17/12/2024), diduga berkolusi untuk mengirimkan komponen navigasi ke Iran yang digunakan dalam drone yang terlibat dalam serangan itu.

    “Kita sering mengutip risiko hipotetis ketika berbicara tentang bahaya jika teknologi Amerika jatuh ke tangan-tangan berbahaya,” ucap jaksa AS untuk negara bagian Massachusetts, Joshua Levy.

    “Sangat disayangkan, dalam situasi ini, kita tidak berspekulasi, seperti yang dituduhkan dalam tuntutan pidana ini, potensi kerusakan besar akibat kebocoran teknologi Amerika di luar negeri mulai membuahkan hasil sekitar 11 bulan yang lalu,” sebutnya.

    Salah satu warga Iran yang diidentifikasi sebagai Mohammad Abedininajafabadi ditangkap oleh agen Biro Investigasi Federal (FBI) di Italia, dan otoritas AS sedang mengupayakan ekstradisinya setelah dia diduga membeli teknologi navigasi canggih buatan AS, yang jelas melanggar undang-undang ekspor.

    Satu warga Iran lainnya, yang berstatus warga negara ganda Amerika-Iran dan diidentifikasi sebagai Mahdi Sadeghi, ditangkap di wilayah Massachusetts, AS. Sadeghi bekerja di sebuah perusahaan AS yang memproduksi alat bantu navigasi presisi.

  • Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Singgung Soal Imam Mahdi – Halaman all

    Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Singgung Soal Imam Mahdi – Halaman all

    Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Ungkit  313 Pria dan Imam Mahdi

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel, Times of Israel, Selasa (17/12/2024) mengulas kalau kelompok bersenjata di Jenin, Tepi Barat memiliki hubungan sangat baik dengan Iran.

    Ulasan itu dilatarbelakangi konflik yang berubah menjadi ‘perang saudara’ antar-entitas Palestina, antara Otoritas Palestina dan Brigade Jenin, milisi perlawanan Palestina cabang militer dari Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan Palestine Islamic Jihad (PIJ).

    “Di tengah tindakan keras PA di Jenin, video tampaknya menunjukkan hubungan baik antara kelompok bersenjata dengan Iran,” tulis ulasan itu, Selasa.

    Ulasan juga menyertakan video -belum terverifikasi- yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang bersenjata Palestina di Jenin.

    Times of Israel menyatakan, orang-orang bersenjata di Jenin menerima hubungan mereka dengan Republik Iran dan pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamenei, dan “menjanjikan komitmen mereka terhadap tujuan Teheran untuk mengekspor Revolusi Islam.”

    “Dari sini, dari Palestina, dari Batalyon Jenin, dari rakyat Palestina yang merdeka dan terhormat, kami menyampaikan salam kami kepada Republik Islam Iran, kepada Imam Ali Khamenei, dan kami akan segera mendirikan negara Imam Mahdi,” kata seorang pria bersenjata bertopeng dalam salah satu video seperti dilansir ulasan tersebut.

    Merujuk pada tautan di X, ulasan itu menyinggung soal Imam Mahdi yang cenderung identik dengan kalangan Syiah.

    “Sosok tersebut (Imam Mahdi) sebagian besar dihormati di kalangan Islam Syiah yang dianut di Iran, dan kurang relevan dengan Islam Sunni yang dipraktikkan di wilayah Palestina,” tulis ulasan tersebut

    Berdasarkan pada hal tersebut, ulasan juga melaporkan sejumlah analisis yang menyatakan kalau video-video ini diduga bagian dari propaganda Otoritas Palestina.

    “Timbul pertanyaan tentang keaslian video tersebut, dengan beberapa kritikus PA mengklaim kalau klip tersebut adalah video palsu, dibuat oleh Otoritas Palestina sebagai bagian dari propagandanya melawan faksi-faksi saingannya,” tulis laporan Times of Israel.

    Selama beberapa hari terakhir, pasukan keamanan Otoritas Palestina telah terlibat dalam tindakan keras terhadap kelompok bersenjata di Jenin.

    Tindakan keras itu pada Sabtu lalu menewaskan pemimpin Brigade Jenin, Yazid Jaysa.

    Pada hari Minggu, AS dilaporkan meminta Israel untuk menyetujui pengiriman bantuan militer yang mendesak kepada Otoritas Palestina dalam upaya memulihkan ketertiban di Jenin.

    “Beberapa orang memandang tindakan keras Otoritas Palestina terhadap faksi-faksi bersenjata di Jenin sebagai upaya Ramallah untuk membuktikan kalau mereka dapat menegaskan  kontrol militer atas wilayah Tepi Barat yang berada di bawah yurisdiksinya, sebagai persiapan untuk mengambil peran dalam pemerintahan masa depan Jalur Gaza,” kata laporan itu.

    Laporan itu menyebut, setidaknya sejak tahun 2022, Iran telah membanjiri Tepi Barat dengan senjata, menyelundupkannya melintasi perbatasan Yordania untuk memicu kerusuhan dengan Israel, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan April oleh The New York Times.

    Iran telah lama memberikan dukungan finansial kepada Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina sebagai bagian dari Poros Perlawanan terhadap Israel, yang mengalami pukulan berat setelah hancurnya kemampuan militer Hamas dan Hizbullah di Lebanon dan jatuhnya Rezim Assad yang didukung Iran di Suriah,” kata dia.

    Cara Pandang Entitas Palestina

    Konflik antar-entitas Palestina berkembang menjadi perang saudara di Jenin, Tepi Barat antara personel keamanan Otoritas Palestina dan kelompok milisi perlawanan, khusunya dari faksi Brigade Al-Quds, sayap militer Palestine Islamic Jihad (PIJ).

    Otoritas Palestina, dianggap kelompok milisi Perlawanan Palestina justru bertindak untuk membela kepentingan Israel dalam hal pemberangusan gerakan pembebasan Palestian dari pendudukan Israel.

    Di sisi lain, Otoritas Palestina mengklaim tindakan mereka bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di wilayah Tepi Barat, termasuk sejumlah wilayah ‘merah’ seperti Jenin, Tulkarm, dan Tubas.

    Tindakan ini diterjemahkan lewat aksi-aksi penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai tokoh dan personel

    Belakangan, konflik ini berkembang hebat menjadi bentrokan langsung yang berhias baku tembak di antara entitas-Palestina tersebut.

    Dalam, bentrokan terbaru, baku tembak bahkan dilaporkan menewaskan seorang komandan milisi Brigade Jenin, sayap Brigade Al-Quds.

    Batalyon Tulkarm, cabang tempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ. (khaberni)

    Anggap Milisi Palestina Adalah Kriminal

    Juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina Anwar Rajab mengatakan kalau mereka yang berada di Jenin bukanlah pejuang perlawanan.

    Juru bicara resmi pasukan keamanan Otoritas Palestina mengatakan itu apa yang terjadi di Jenin adalah kampanye keamanan yang menargetkan kriminal.

    “Para penjahat ini adalah mereka yang membunuh anak-anak, dan mereka yang menembak pasukan keamanan,” katanya dilansir Khaberni.

    Ia melanjutkan: “Kami mempunyai strategi, yaitu melindungi Palestina dari kehancuran.”

    “Kami bergerak di Tepi Barat dengan cara kami sendiri dan menghindari konfrontasi demi mempertahankan tujuan kami.”

    Ia menyimpulkan, “Apa yang terjadi di Gaza tidak akan terjadi di Tepi Barat, dan kami akan mencegahnya”.

    Kendaraan militer Israel berpatroli di kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat yang diduduki pada 29 November 2023, selama operasi militer yang sedang berlangsung di kamp tersebut. (Zain JAAFAR / AFP)

    Brigade Jenin: Kami Hanya Targetkan Israel

    Adapun Juru bicara Brigade Jenin dari Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada saluran satelit Al-Jazeera kalau pedoman mereka jelas, hanya menentang pendudukan.

    Pernyataan itu menunjukkan kalau mereka melakuka perlawanan terhadap entitas Israel di seluruh Tepi Barat.

    Terkait tudingan kalau mereka adalah kelompok kriminal dan bukan pejuang pembebasan Palestina, dia justru menyatakan pihak Otoritas Palestina juga melakukan kejahatan.

    “Dinas keamanan membunuh seorang pelaku Israel beberapa tahun lalu dan dua anak yang tidak bersalah,” kata dia dilansir Khaberni.

    Dia juga menunjukkan hipokrasi Otoritas Palestina di mana mereka meminta agar milisi perlawanan Palestina untuk menyerahkan diri di sisi lain meminta agar anggotanya dilindungi dari pendudukan Israel.

    “Juru bicara batalion mengatakan bahwa mereka menghormati hukum, namun dia bertanya-tanya: “Di mana hukum selama penyerbuan (oleh) pendudukan Israel?”,” kata dia dilansir Khaberni.

    Seperti dilaporkan, bentrokan kembali terjadi pada Minggu (15/12/2024), di kamp Jenin antara pasukan keamanan Palestina dan pejuang perlawanan, sebagai bagian dari operasi “Lindungi Tanah Air” yang diluncurkan oleh Otoritas Palestina.

    Operasi ini mengakibatkan terbunuhnya pemimpin Brigade Jenin, Yazid Ja’ aysa, yang sedang dikejar oleh pendudukan Israel.

     

    (oln/khbrn/*)

     

     

     

     

     

  • Kelompok Advokasi AS Sebut Temukan Kuburan Massal di Suriah, Berisi 100.000 Jenazah – Halaman all

    Kelompok Advokasi AS Sebut Temukan Kuburan Massal di Suriah, Berisi 100.000 Jenazah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala organisasi advokasi Suriah yang berbasis di AS, Mouaz Moustafa, mengatakan bahwa mereka telah menemukan kuburan massal di luar Damaskus pada hari Senin (16/12/2024).

    Ketika berbicara lewat panggilan telepon, Moustafa mengatakan bahwa kuburan massal di al Qutayfah ini berisi setidaknya 100.000 jenazah.

    Kuburan massal yang berada di 25 mil dari utara ibu kota Suriah ini merupakan salah satu dari lima kuburan massal yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun.

    “Seratus ribu adalah perkiraan paling konservatif dari jumlah jenazah yang dikubur di lokasi tersebut,” kata Moustafa, dikutip dari The New Arab.

    “Itu perkiraan yang sangat, sangat, sangat, hampir tidak adil dan konservatif,” tambahnya.

    Menurutnya, masih banyak kuburan massal lainnya yang belum diidentifikasi hingga saat ini.

    Sementara itu, Moustafa menduga ratusan jenazah yang ditemukan ini merupakan korban rezim Bashar Al-Assad.

    Diperkirakan banyak warga Suriah yang terbunuh sejak 2011 di bawah pemerintahan Assad. Saat itulah dimulainya perang saudara berskala penuh.

    Menurut pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, sekitar 60.000 orang telah terbunuh karena penyiksaan atau karena kondisi yang mengerikan di pusat-pusat penahanan al-Assad.

    Bashar Al-Assad juga diduga telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan melakukan penyiksaan.

    Namun, Assad berulang kali membantah tuduhan tersebut.

    Moustafa mengatakan banyak jenazah yang dibawa dari rumah sakit militer hingga dikumpulkan dan disiksa hingga meninggal.

    Mayat-mayat tersebut juga dikabarkan dibawa ke lokasi oleh kantor pemakaman Kota Damaskus yang personelnya membantu menurunkannya dari traktor-trailer berpendingin.

    Ia mengatakan bahwa pernyataan ini bisa dipertanggungjawaban lantaran ia mendapatkan informasi valid dari orang-orang yang bekerja di kuburan massal tersebut.

    “Kami dapat berbicara dengan orang-orang yang bekerja di kuburan massal tersebut, yang telah melarikan diri dari Suriah atau yang kami bantu melarikan diri,” kata Moustafa.

    Puluhan Mayat Ditemukan di RS Harasta

    Kelompok pemberontak Suriah mengatakan telah menemukan puluhan mayat yang merupakan korban penyiksaan di RS Harasta, dekat Damaskus pada hari Senin (9/12/2024).

    Salah seorang dari faksi pemberontak, Mohammed al-Hajj, mengatakan 40 mayat ditemukan dengan kondisi berada di dalam kantong yang bertuliskan nomor dan nama di kamar mayat rumah sakit tersebut.

    “Saya membuka pintu kamar mayat dengan tangan saya sendiri, pemandangannya mengerikan: sekitar 40 mayat ditumpuk memperlihatkan tanda-tanda penyiksaan yang mengerikan,” kata Mohammed al-Hajj kepada AFP.

    Kondisi ini juga terungkap dalam foto dan rekaman video yang dirilis oleh AFP.

    Para korban memiliki tanda-tanda penyiksaan yang sangat jelas.

    Luka yang mereka alami hingga memar terlihat sangat jelas dalam foto-foto tersebut.

    Dalam rekaman video juga terlihat kain yang membungkus tulang-tulang korban.

    Mayat-mayat yang dimasukkan ke dalam kantong plastik atau dibungkus kain putih memiliki perekat berisi coretan nomor-nomor dan ada juga yang diberi nama.

    Beberapa di antaranya ada yang tampaknya baru saja terbunuh.

    Mayat-mayat di RS Harasta Diduga Berasal dari Penjara Sednaya

    Omar al-Hajj dari Al Jazeera, yang memperoleh akses eksklusif ke rumah sakit tersebut, mengatakan penyelidikan mayat-mayat yang ditemukan sedang dilakukan.

    Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah jenazah korban tersebut berasal dari penjara Sednaya yang terkenal kejam.

    Hal tersebut terungkap dari seorang mantan karyawan Rumah Sakit Harasta.

    Dia mengatakan bahwa Harasta digunakan sebagai titik berkumpul bagi para korban penyiksaan.

    “Karyawan tersebut biasa mengendarai tangki air dan ditugaskan oleh rumah sakit untuk mengikuti truk yang digunakan untuk membawa jenazah dari penjara Sednaya,” lapor al-Hajj.

    Menurut pengakuan mantan karyawan yang tidak disebutkan namanya tersebut, tangki air digunakan untuk menghilangkan jejak.

    “Mantan karyawan itu mengatakan, kadang-kadang, jenazah dibawa ketika jumlahnya mencapai batas tertentu di penjara, mungkin satu atau dua ratus. Tangki air mengikuti truk yang membawa jenazah dan digunakan untuk membersihkan bau atau cairan yang keluar dari jenazah,” katanya.

    Ini terjadi sejak dimulainya pemerintahan presiden Bashar Al-Assad.

    Dengan ini, Hajj berharap dapat mengungkap kejahatan-kejahatan Al-assad lainnya di penjara maupun pusat penahanan selama masa transisi berlangsung.

    Sebagai informasi, saat ini Assad telah digulingkan oleh kelompok pemberontak dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan Ibu Kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024)

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

  • Ini Pernyataan Perdana Presiden Assad Usai Digulingkan Milisi Suriah

    Ini Pernyataan Perdana Presiden Assad Usai Digulingkan Milisi Suriah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Suriah Bashar Al Assad untuk pertama kali menyampaikan pernyataan resmi usai digulingkan milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) sekitar dua pekan lalu.

    Assad menyebut milisi yang saat ini mengendalikan Suriah adalah teroris. Selama berkuasa 24 tahun lamanya, Assad kerap mencap siapa saja yang menentang pemerintahannya sebagai teroris.

    “Ketika negara jatuh ke tangan teroris dan kemampuan memberi kontribusi yang berarti hilang, posisi apapun jadi tak ada gunanya,” kata dia dalam rilis resmi pada Senin (16/12), dikutip AFP.

    Assad juga membantah dia angkat kaki dari Damaskus saat milisi menyerbu ibu kota Suriah itu.

    “Kepergian saya dari Suriah tak direncanakan dan tak terjadi di jam-jam terakhir pertempuran, ” ujar dia.

    Namun, lima mantan pejabat Suriah mengaku Assad sudah berada di luar negeri beberapa jam sebelum milisi merebut Damaskus.

    Di hari itu, Assad dan keluarganya kabur ke Rusia. Negeri Beruang Merah dan Iran memang selama ini kerap membantu dan mendukung pemerintahan dia.

    “Moskow meminta evakuasi segera ke Rusia pada malam Minggu 8 Desember,” kata eks presiden itu.

    Delapan Desember merupakan hari saat milisi menguasai Damaskus. Di hari itu, Assad pergi ke pangkalan Angkatan Laut Rusia di Latakia, Suriah.

    Pernyataan Assad muncul sembilan hari usai HTS berhasil merebut Ibu Kota Suriah dan mengklaim rezim Assad berakhir.

    Pergerakan HTS tergolong cepat dan di luar prediksi. Mereka mulai bangkit menyerbu wilayah di Suriah pada akhir November. Awal Desember, mereka berhasil menguasai kota terbesar Suriah, Aleppo.

    Tak lama setelah itu, mereka terus bergerak menuju Damaskus tanpa perlawanan yang sulit atau berarti.

    Usai rezim Assad jatuh, Suriah dipimpin Mohammed Al Bashir sebagai perdana menteri sementara.

    Keputusan itu muncul usai pemimpin HTS Abu Mohammed Al Julani bertemu dengan PM Suriah Mohammed Al Jalali dan Wakil Presiden Faisal Mekdad guna membahas transisi pemerintahan.

    “Komando umum telah menugaskan kami untuk menjalankan pemerintahan transisi hingga 1 Maret,” kata Al Bashir pada pekan lalu.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • 10
                    
                        Usai Rezimnya Jatuh, Bashar Al Assad Keluarkan Pernyataan Pertamanya
                        Internasional

    10 Usai Rezimnya Jatuh, Bashar Al Assad Keluarkan Pernyataan Pertamanya Internasional

    Usai Rezimnya Jatuh, Bashar Al Assad Keluarkan Pernyataan Pertamanya
    Penulis
    DAMASKUS, KOMPAS.com –
    Mantan Presiden
    Suriah

    Bashar Al Assad
    mengeluarkan pernyataan pertamanya setelah rezimnya dijatuhkan oleh para
    pemberontak
    di Suriah.
    Dalam unggahan di media sosial, ia mengeklaim dirinya telah berencana untuk terus memerangi pasukan pemberontak, sebelum akhirnya
    Rusia
    mengevakuasi Assad.
    Pernyataan itu menjadi yang pertama di depan publik sejak rezimnya digulingkan lebih dari seminggu yang lalu, disampaikan di saluran
    Telegram
    kepresidenan Suriah.
    Pernyataan itu mengatakan, ia meninggalkan Damaskus menuju Rusia pada 8 Desember 2024 atau sehari setelah jatuhnya kota itu.
    “Tidak ada satu pun selama peristiwa ini saya berpikir untuk mengundurkan diri atau mencari perlindungan,” tutur dia, dikutip dari
    Sky News
    pada Senin (16/12/2024).
    “Satu-satunya tindakan yang dapat saya lakukan adalah terus berjuang melawan serangan teroris,” tutur Assad saat meninggalkan ibu kota Suriah usai serangan kilat oleh pasukan anti-rezim di seluruh negeri yang mengakhiri kekuasaannya selama 24 tahun secara tiba-tiba.
    Ia mengeklaim tetap berada di Damaskus untuk menjalankan tugasnya, hingga pasukan pemberontak memasuki ibu kota dan ia kemudian dievakuasi oleh pasukan Rusia ke pangkalan Moskwa di provinsi pesisir Latakia.
    Assad juga mengeklaim bahwa ia telah berencana untuk terus berjuang melawan pemberontak di Suriah.
    Namun, ketika pasukannya sendiri telah hancur total dalam menghadapi kemajuan pemberontak, pangkalan udara tempat ia tinggal diserang oleh pesawat tanpa awak.
    “Karena tidak ada cara yang layak untuk meninggalkan pangkalan itu, Moskwa meminta komando pangkalan untuk mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam 8 Desember,” tambahnya.
    Keberadaannya, serta keberadaan istrinya Asma dan ketiga anak mereka, awalnya tidak diketahui, hingga Rusia mengatakan Assad telah meninggalkan Suriah setelah berunding dengan kelompok pemberontak.
    Assad juga mengeklaim bahwa ia tidak pernah mencari posisi untuk keuntungan pribadi, namun sebaliknya menganggap dirinya sebagai penjaga proyek nasional yang didukung oleh keyakinan rakyat Suriah.
    Sementara itu, Pemimpin Kelompok Hayat Tahrir Al Sham (HTS) yang memaksa Assad turun dari kekuasaan, mengakhiri lebih dari 50 tahun kekuasaan keluarganya, telah bersumpah untuk membawa Assad dan kroninya ke pengadilan.
    Assad, saudaranya Maher, dan dua jenderal angkatan darat juga dicari di Perancis, di mana tahun lalu pihak berwenang mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional.
    Yakni terkait dugaan keterlibatan dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk
    serangan kimia
    2013 di pinggiran kota Damaskus yang dikuasai pemberontak.
    PBB memperkirakan pada 2022, lebih dari 300.000 warga sipil telah tewas pada akhir Maret 2021 dalam perang saudara Suriah, yang dimulai pada 2011.
    Pada 2021, para peneliti memperkirakan 250.000 pejuang lainnya juga telah tewas dalam 10 tahun pertama konflik tersebut.
    Pemerintah Assad juga melembagakan penyiksaan, menurut kelompok hak asasi manusia.
    Sedangkan kompleks penjara Sednaya milik Assad dijuluki sebagai “rumah pemotongan manusia” tempat para sipir melakukan hukuman gantung dan eksekusi massal, kata Amnesty International dalam sebuah laporan 2017.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.