Negara: Suriah

  • Situs Kuburan Massal Suriah, ‘Jejak Berdarah’ Rezim Assad

    Situs Kuburan Massal Suriah, ‘Jejak Berdarah’ Rezim Assad

    Jakarta, CNN Indonesia

    Jaksa penuntut internasional untuk kejahatan perang melaporkan bahwa banyak bukti baru muncul terkait keberadaan situs-situs kuburan massal di Suriah, yang menggambarkan sebuah ‘mesin kematian’ pada Selasa (17/12).

    Keberadaan kuburan massal ini diduga kuat terkait dengan pemerintah di bawah pimpinan Bashar al-Assad, yang disebut bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari 100 ribu orang sejak 2013.

    Ribuan mayat dilaporkan dikuburkan di parit-parit besar yang digali menggunakan buldozer sejak tahun 2012 hingga 2022.

    Peristiwa ini terungkap melalui citra satelit yang diambil oleh perusahaan Maxar Technologies.

    Omar Hujeirati, seorang mantan pemimpin protes anti-Assad, menyatakan bahwa beberapa anggota keluarganya yang hilang kemungkinan diculik dan menjadi korban yang dikubur di lokasi-lokasi tersebut.

  • Usai Serangan Israel, Ledakan Terus Meletup Dekat Desa Kristen Suriah

    Usai Serangan Israel, Ledakan Terus Meletup Dekat Desa Kristen Suriah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel terus menyerang wilayah Suriah usai mengebom Kota Tartus hingga mengakibatkan ledakan dahsyat bak Hiroshima.

    AFP melaporkan ledakan terus meletus di sebuah lembah di luar desa Bmalkah, sebuah komunitas Kristen di perbukitan yang merupakan rumah bagi pangkalan angkatan laut Rusia di Suriah.

    Menurut Syrian Observatory for Human Rights, pesawat-pesawat Israel telah meluncurkan “serangan terberat di wilayah pesisir Suriah sejak dimulainya serangan pada tahun 2012.”

    Serangan pasukan Israel ini terjadi usai pemerintahan Presiden Bashar Al Assad tumbang pada 8 Desember lalu berkat pemberontakan kelompok milisi Suriah.

    Sejak itu, Israel melancarkan berbagai serangan, utamanya di sekitar Dataran Tinggi Golan guna merebut wilayah itu dan memperluas permukiman Negeri Zionis.

    Serangan-serangan Israel juga terjadi di berbagai fasilitas militer Suriah, salah satunya di Tartus. Pada akhir pekan lalu, Israel menyerang kota pelabuhan tersebut hingga terjadi ledakan kuat dengan getaran bak gempa bumi.

    “Itu seperti gempa bumi. Semua jendela di rumah saya meledak,” kata Ibrahim Ahmed, seorang karyawan di kantor hukum yang datang ke wilayah tersebut.

    Lereng bukit di sekitar Bmalkah dan pangkalan kini dipenuhi pecahan peluru. Tabung peluncur rudal, peluru mortir, dan amunisi rusak berserakan di tanah. Gumpalan asap juga membubung tinggi di titik-titik serangan.

    Syrian Observatory for Human Rights mencatat bahwa Israel telah melancarkan sekitar 473 serangan yang menargetkan situs militer di Suriah sejak jatuhnya rezim Al Assad.

    Serangan itu termasuk menyasar bunker terowongan di bawah pegunungan yang menyimpan “depot rudal balistik, amunisi, peluru artileri, dan peralatan militer lainnya.”

    Israel telah menjelaskan mengenai serangannya yang menyasar fasilitas militer Suriah. Negeri Zionis mengeklaim hal itu untuk mencegah persenjataan militer Suriah yang terbengkalai dipakai oleh milisi untuk menyerang Negeri Zionis.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • HTS Umumkan Rencana Pembubaran Sayap Bersenjata dan Integrasi dengan Militer Nasional Suriah – Halaman all

    HTS Umumkan Rencana Pembubaran Sayap Bersenjata dan Integrasi dengan Militer Nasional Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Panglima militer Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Suriah menyatakan bahwa mereka akan menjadi kelompok pertama yang membubarkan sayap bersenjatanya dan bergabung dengan militer nasional.

    Murhaf Abu Qasra, yang juga dikenal dengan nama samaran Abu Hassan al-Hamawi, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa semua unit militer harus diintegrasikan menjadi satu institusi.

    “HTS akan menjadi, jika Tuhan berkehendak, salah satu kelompok pertama yang mengambil inisiatif ini,” ujarnya.

    Abu Qasra juga menambahkan bahwa para pemimpin wilayah Suriah yang dikuasai oleh Kurdi, juga harus diintegrasikan ke dalam pemerintahan baru negara tersebut.

    “Orang-orang Kurdi adalah salah satu komponen rakyat Suriah. Suriah tidak akan terpecah,” kata Qasra.

    Ia turut meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan udara di wilayah Suriah, terutama ketika pemerintahan baru sedang dalam proses pembentukan.

    “Kami menganggap serangan Israel di instalasi militer dan wilayah selatan Suriah sebagai tindakan yang tidak adil,” tegasnya.

    Panglima militer Hayat Tahrir al-Sham Abu Hassan al-Hamwi difoto saat wawancara di kota pelabuhan Latakia, Suriah barat, pada 17 Desember 2024. (AFP)

    Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan instalasi militer yang digunakan oleh kelompok militan Hizbullah, dengan izin dari pemerintahan Bashar al-Assad.

    Namun, Israel juga dituduh melakukan perampasan tanah setelah tentaranya mengambil alih zona penyangga demiliterisasi di wilayah Suriah.

    Abu Qasra menambahkan bahwa HTS menyerukan kepada Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mencabut status HTS sebagai kelompok teroris.

    HTS memiliki akar sejarah dengan al-Qaeda di Suriah.

    Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, HTS telah berusaha memperbaiki reputasinya dan berulang kali berjanji untuk menghormati hak-hak minoritas di negara tersebut.

    Jerman Ikuti Langkah Negara-Negara Lain untuk Membahas Masa Depan Suriah

    Diplomat Jerman baru saja mengadakan pembicaraan di Damaskus dengan pemerintahan transisi baru Suriah, yang dipimpin oleh kelompok HTS, pada Selasa (17/12/2024), dilansir DW.

    Jerman mengikuti langkah sejumlah negara lainnya yang berupaya membangun kembali hubungan dengan Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

    “Pembicaraan difokuskan pada proses transisi politik dan harapan kami mengenai perlindungan kaum minoritas serta hak-hak perempuan, demi mendukung pembangunan damai di Suriah,” kata Kantor Luar Negeri Jerman di Berlin.

    Selain pembicaraan tersebut, delegasi Jerman juga melakukan inspeksi awal terhadap gedung Kedutaan Besar Jerman di Damaskus, menurut pernyataan kementerian luar negeri negara tersebut.

    Dalam unggahan di media sosial X, kementerian itu menyatakan, “Assad telah berulang kali menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri di Suriah.”

    “Sekarang ada peluang untuk penyelidikan penuh dan penghancuran senjata kimia Suriah.”

    “Kami menyediakan dana tambahan untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia dan juga membahas hal ini hari ini dalam pembicaraan di Damaskus.”

    Tobias Tunkel di Damaskus (X Tobias Tunkel)

    Kunjungan ini dipimpin oleh utusan Jerman untuk Timur Tengah, Tobias Tunkel, dan perwakilan dari Kementerian Pembangunan Jerman.

    Pada Senin (16/12/2024), diplomat Inggris juga mengadakan pembicaraan dengan pemimpin HTS, Ahmad al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Mohammed al-Jolani.

    Uni Eropa juga mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan membuka kembali perwakilan diplomatiknya di Damaskus, setelah melakukan kontak dengan kepemimpinan baru Suriah.

    “Kita harus melangkah maju dan melanjutkan keterlibatan langsung kita dengan HTS dan faksi-faksi lainnya,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pembicaraannya di Ankara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    Namun, Iran masih menutup kedutaannya di Damaskus untuk sementara, dengan alasan persiapan terkait politik dan keamanan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran yang dikutip oleh kantor berita ISNA.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Netanyahu Ogah Beranjak dari Gunung ‘Keramat’ Suriah, Ini Alasannya

    Netanyahu Ogah Beranjak dari Gunung ‘Keramat’ Suriah, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Gunung Hermon, sebuah situs strategis di perbatasan Suriah, hingga ditemukan pengaturan baru yang dapat menjamin keamanan Israel.

    Gunung Hermon, yang berada di zona demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dikuasai oleh pasukan Israel setelah runtuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad bulan ini.

    Meski langkah ini disebut sebagai tindakan terbatas dan sementara untuk menjaga keamanan perbatasan Israel, belum ada kepastian kapan pasukan akan ditarik. Bahkan, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah memerintahkan persiapan pasukan untuk tetap berada di wilayah tersebut sepanjang musim dingin.

    Dilansir Reuters, pada Selasa (17/12/2024), Netanyahu mengunjungi Gunung Hermon untuk menerima pengarahan operasional dari para komandan militer dan pejabat keamanan.

    “Kami melakukan penilaian ini untuk memutuskan penempatan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di tempat penting ini hingga ditemukan pengaturan lain yang dapat menjamin keamanan Israel,” katanya, melalui pernyataan yang dikeluarkan kantornya.

    Langkah Israel ini mendapat kecaman dari berbagai negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap perjanjian internasional. Beberapa pihak menyerukan agar pasukan Israel segera ditarik dari zona penyangga yang dibentuk setelah Perang Arab-Israel 1973.

    Keamanan Perbatasan dan Kontroversi Internasional

    Gunung Hermon memiliki arti strategis besar bagi Israel, terutama dalam memastikan pengawasan terhadap wilayah-wilayah sekitar yang dianggap rawan. Namun, keputusan Israel untuk memasuki zona demiliterisasi menuai kritik luas.

    Beberapa pejabat internasional menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati setelah perang 1973. Perjanjian tersebut mengatur zona penyangga sebagai area tanpa kehadiran militer aktif.

    Namun, Israel berargumen bahwa langkah ini diperlukan untuk merespons ancaman keamanan yang meningkat di wilayah tersebut, terutama setelah ketidakstabilan yang disebabkan oleh keruntuhan pemerintahan Assad.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah menegaskan bahwa pasukan harus siap untuk menghadapi tantangan musim dingin di lokasi tersebut.

    “Keamanan wilayah perbatasan adalah prioritas utama. Kami akan memastikan bahwa IDF siap untuk semua skenario,” kata Katz dalam pernyataannya pekan lalu.

    Pernyataan Katz menunjukkan kemungkinan kehadiran pasukan Israel di Gunung Hermon untuk waktu yang tidak sebentar, meskipun pihak pemerintah menyebut langkah ini sebagai solusi sementara.

    (luc/luc)

  • Emas 26 Ton Senilai Rp 35 T Ditemukan Usai Rezim Assad di Suriah Runtuh

    Emas 26 Ton Senilai Rp 35 T Ditemukan Usai Rezim Assad di Suriah Runtuh

    Jakarta

    Cadangan emas hampir 26 ton ditemukan usai runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Jumlah tersebut kurang lebihnya sama dengan laporan 2011, atau saat perang saudara pecah di Suriah.

    Dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024), menurut Bank Sentral Suriah, cadangan emas Suriah dilaporkan mencapai 25,8 ton pada Juni 2011. Meskipun dalam temuan terbaru, Suriah hanya memiliki sedikit cadangan mata uang asing dalam bentuk tunai.

    Cadangan emas hampir 26 ton itu ditaksir senilai US$ 2,2 miliar atau Rp 35,20 triliun (kurs Rp 16.000). Sementara cadangan devisa bank sentral tercatat US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun.

    Sumber lainnya menyebut cadangan mata uang dolar AS mencapai ratusan juta. Pada akhir 2011, bank sentral Suriah melaporkan cadangan devisa US$ 14 miliar. Sementara pada 2010, IMF memperkirakan cadangan devisa Suriah mencapai US$ 18,5 miliar.

    Cadangan dolar AS hampir habis karena rezim semakin banyak menggunakannya untuk mendanai makanan, bahan bakar, dan perang yang dilancarkan Assad.

    Pemerintahan baru Suriah masih melakukan inventarisasi aset-aset setelah Assad melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember. Para penjarah sempat mengakses bagian-bagian bank sentral, membawa pound Suriah meskipun gagal menembus brankas utama.

    Beberapa barang yang dicuri kemudian dikembalikan oleh penguasa baru Suriah. Lemari besi tempat penyimpanan bersifat tahan bom dan memerlukan tiga kunci yang masing-masing dipegang oleh orang berbeda serta kode kombinasi untuk membukanya.

    Dilaporkan bahwa gudang itu diperiksa oleh anggota pemerintahan baru Suriah pekan lalu, atau beberapa hari setelah pemberontak menguasai ibu kota Suriah, Damaskus. Serangan kilat itu mengakhiri lebih dari 50 tahun pemerintahan keluarga Assad.

    Dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al Qaeda yang telah lama menyangkal hubungan tersebut, pemerintahan baru dengan cepat membentuk pemerintahan dan mengkonsolidasikan kendali atas lembaga-lembaga negara.

    (ily/ara)

  • Pernyataan Tegas Suriah: Tidak Ada Serangan ke Israel – Halaman all

    Pernyataan Tegas Suriah: Tidak Ada Serangan ke Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Dalam wawancara eksklusif dengan The Times pada Senin (16/12/2024), Mohammed al-Julani, yang lebih dikenal dengan nama lahirnya Ahmed al-Sharaa, menyatakan bahwa Suriah tidak akan dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun.

    Ia meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik mundur pasukannya dari wilayah Suriah yang diduduki.

    “Pembenaran Israel untuk menduduki Suriah adalah karena Hizbullah dan milisi Iran. Pembenaran itu sudah tidak ada lagi,” tegas al-Julani yang juga pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Sambutan Positif dari Tokoh Oposisi

    Di sisi lain, tokoh oposisi Suriah, Fahd al-Masri, Kepala Front Keselamatan Nasional Suriah, menyambut baik potensi hubungan antara Suriah dan Israel.

    Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Israel atas kontribusinya dalam penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    “Tanpa serangan Israel terhadap Hizbullah dan Iran, kami tidak akan bisa membebaskan Suriah,” ujar al-Masri.

    Ia juga menekankan bahwa Israel telah berperan penting dalam perubahan situasi di Suriah.

    Abdul Jalil al-Saeed, mantan wakil Mufti Suriah, juga mengungkapkan optimisme tentang hubungan antara Suriah dan Israel.

    Ia menyatakan bahwa Turki menganggap Israel sebagai faktor penting dalam kejatuhan rezim al-Assad.

    Tumbangnya Rezim al-Assad

    Rezim Presiden Bashar al-Assad diketahui telah tumbang setelah puluhan tahun berkuasa, dengan ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi pada Minggu (7/12/2024).

    Oposisi bersenjata terlibat dalam perjuangan panjang untuk menjatuhkan rezim tersebut.

    Setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan kendali atas banyak wilayah, termasuk Aleppo, Idlib, dan Hama.

    Dengan penguasaan Damaskus oleh oposisi, rezim al-Assad yang telah berkuasa selama 61 tahun resmi berakhir.

    Al-Assad dan keluarganya dilaporkan melarikan diri dari Suriah setelah oposisi menguasai Damaskus, menandai akhir dari era panjang pemerintahan yang dimulai dengan kudeta Partai Baath pada 1963.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad – Halaman all

    Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta berbeda diumumkan oleh media CNN terkait rekaman video yang dirilis oleh pihaknya dan memperlihatkan seseorang yang dibebaskan dari penjara di Damaskus.

    Ternyata, sosok tersebut bukanlah tawanan atau korban dari rezim Bashar al-Assad.

    Dikutip dari CNN, orang yang berada di video tersebut adalah mantan perwira intelijen saat Bashar al-Assad masih berkuasa di Suriah.

    Diketahui, CNN mulanya menemukan pria tersebut ketika tengah mencari petunjuk tentang hilangnya jurnalis Amerika Serikat (AS), Austin Tice.

    Dalam sebuah laporan video, kepala koresponden internasional CNN, Clarissa Ward dan timnya, ditemani oleh seorang milisi, menemukan sebuah sel di penjara Damaskus yang digembok dari luar.

    Lantas, milisi tersebut menembak gembok sel tersebut dengan pisto, dan pria itu ditemukan sendirian di bawah selimut.

    Pria itu mengeklaim dirinya telah ditahan di dalam penjara tersebut selama tiga bulan.

    Selain itu, dia juga mengungkapkan sel tersebut adalah penjara ketiganya.

    Saat ditanya, pria itu tidak mengetahui bahwa rezim Assad telah tumbang setelah dikudeta oleh kelompok milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS).

    Setelah video itu dirilis dan viral di media sosial (medsos), pihak CNN memperoleh sebuah foto pria tersebut dari seorang warga Kota Homs pada Senin (16/12/2024).

    Berdasarkan foto itu, tampak pria tersebut tengah bertugas di sebuah tempat yang tampak seperti kantor pemerintahan.

    Pria itu duduk di sebuah meja dengan mengenakan pakaian militer.

    Saat foto wajah pria tersebut diunggah ke perangkat lunak pengenal wajah terdapat kecocokan dengan pria yang ditemukan di sel penjara Damaskus.

    Menurut warga Homs yang memberikan foto itu, pria tersebut adalah seseorang berpangkat letnan di Direktorat Intelijen Angkatan Udara rezim Assad bernama Salama Mohammad Salama.

    CNN pun enggan untuk menyebarkan foto tersebut ke publik demi melindungi anonimitas sumbernya.

    Untuk menguji validitas informasi terkait pria tersebut, CNN lantas menanyai beberapa penduduk Homs dan menyatakan bahwa pria itu adalah Salama yang juga dikenal sebagai Abu Hamza.

    Mereka mengatakan kepada CNN bahwa Salama dikenal karena menjalankan pos pemeriksaan Direktorat Intelijen Angkatan Udara di Kota Homs.

    Bahkan, kata warga, Abu Hamza memiliki reputasi buruk karena melakukan pemerasan dan pelecehan seksual.

    Di sisi lain, tidak diketahui bagaimana atau mengapa Abu Hamza berakhir di penjara Damaskus.

    Pasca bebas, CNN juga belum menjalin kontak dengannya.

    Namun, menurut situs web yang mengaku sebagai pemeriksa fakta tentang Suriah bernama Verify-Sy, Salama memang sudah dipenjara selama satu bulan.

    Adapun penyebabnya disebut lantaran perselisihan mengenai ‘pembagian keuntungan dari dana yang diperas dengan seorang perwira tinggi’.

    Hanya saja, klaim dari situs tersebut belum diverifikasi secara independen oleh CNN.

    Sebagai informasi, HTS menyatakan berhasil menggulingkan Assad sebagai Presiden Suriah setelah menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12/2024) waktu setempat.

    Mereka juga menyatakan Assad telah meninggalkan negaranya dan belakangan diketahui telah pergi ke Rusia dan telah menerima suaka dari Presiden Vladimir Putin.

    Bashar-al Assad Rilis Pernyataan Pertama usai Lengser

    Bashar al-Assad (Kremlin.ru)

    Assad pun akhirnya memberikan pernyataan pertama sejak dirinnya lengser setelah digulingkan oleh HTS.

    Dikutip dari Aljazeera, dia mengungkapkan alasan dirinya meninggalkan Suriah adalah tidak direncanakan.

    “Pertama, kepergian saya dari Suriah tidak direncanakan atau terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran, seperti yang diklaim beberapa orang,” katanya pada Senin (16/12/2024).

    Assad mengeklaim tetap berada di Damaskus dan masih menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di Suriah hingga Minggu (8/12/2024).

    Berdasarkan pernyataan tersebut, pangkalan itu diserang pesawat tak berawak dari pejuang oposisi bersenjata.

    “Dengan tidak adanya sarana yang memungkinkan untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta agar komando pangkalan tersebut mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam tanggal 8 Desember,” bunyi pernyataan tersebut.

    “Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi terakhir militer dan mengakibatkan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa,” lanjut pernyataan tersebut.

    Al-Assad sendiri belum pernah tampil di media sejak dia diberikan suaka bersama keluarganya oleh Rusia. 

    Pernyataan yang dirilis lewat Telegram itu juga belum diverifikasi secara independen.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

    Artikel lain terkait Konflik Suriah 

  • Usai Serangan Israel, Ledakan Terus Meletup Dekat Desa Kristen Suriah

    Apa Tujuan Israel Serang Pangkalan AL Rusia di Tartus Suriah?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Serangan Israel di Tartus, Suriah, pada akhir pekan lalu mengakibatkan ledakan dahsyat yang guncangannya menyerupai gempa bumi.

    Menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), Israel melancarkan serangan ke fasilitas militer Suriah yang salah satunya mengenai depot rudal permukaan-ke-permukaan.

    “Ledakan di Tartus sangat keras. Sejumlah ahli mengatakan serangan itu kemungkinan menghantam tempat produksi senjata kimia,” kata Resul Serdar dari Al Jazeera.

    Media Israel yang melaporkan serangan itu menyebut ledakan di Tartus bak “Hiroshima” saking dahsyatnya.

    Video-video yang beredar di media sosial menunjukkan asap seperti jamur membubung tinggi di lokasi pengeboman.

    Apa tujuan Israel menyerang Tartus?

    Sejak rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad runtuh, Israel telah menyerang sejumlah wilayah di perbatasan negara itu.

    Serangan itu utamanya terjadi di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang sebagian direbut Israel pada 1967 silam. Ada zona penyangga atau demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, yang disepakati Israel dan Suriah pada 1974.

    Kawasan ini yang hendak direbut Israel dengan dalih agar tak ada lagi ancaman terhadap Negeri Zionis oleh milisi Suriah.

    “Memperkuat (pertahanan Israel) di Golan berarti memperkuat Negara Israel, dan ini sangat penting saat ini,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak lama usai rezim Al Assad tumbang.

    Meski telah mengakui menyerang Dataran Tinggi Golan, Israel pada faktanya juga menyerang sejumlah wilayah Suriah di luar Golan.

    Wilayah-wilayah Suriah yang diserang umumnya merupakan lokasi fasilitas militer Suriah yang telah ditinggalkan pasukan Al Assad.

    Salah satu fasilitas militer itu berada di Tartus. Kawasan ini bahkan menjadi lokasi pangkalan Angkatan Laut (AL) Rusia.

    Beberapa waktu lalu, citra satelit menunjukkan pasukan Rusia telah berkemas dan membongkar peralatan militer mereka di pangkalan angkatan laut Tartus dan pangkalan udara Hmeimim.

    Penampakan itu terlihat pasca pemerintahan Al Assad tumbang. Rusia merupakan salah satu negara pendukung rezim Al Assad selain Iran. Setelah Al Assad tumbang, Rusia menjadi tempat suaka Al Assad yang kabur dari Suriah pada 8 Desember lalu.

    Mengenai serangannya di berbagai fasilitas militer Suriah, Israel mengeklaim hal itu untuk mencegah persenjataan militer Suriah yang terbengkalai dipakai oleh milisi untuk menyerang Negeri Zionis.

    Sejalan dengan ini, catatan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menunjukkan Israel telah melancarkan sekitar 473 serangan yang menargetkan situs militer di Suriah, demikian dikutip NBC News.

    (gas/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Merajut Kembali Kebinekaan demi Membangun Peradaban Indonesia

    Merajut Kembali Kebinekaan demi Membangun Peradaban Indonesia

    loading…

    Hadi Susiono Panduk, Kolumnis kelahiran Undaan Kidul-Kudus. Alumnus Universitas Diponegoro Semarang. Foto/Istimewa

    Hadi Susiono Panduk
    Kolumnis kelahiran Undaan Kidul-Kudus. Alumnus Universitas Diponegoro Semarang

    SITUASI dunia jelas tidak dalam keadaan baik-baik saja, business as usual. Perang Rusia-Ukraina , diprediksi bertambah sengit, setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengizinkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat, Army Tactical Missile System (ATACMS) untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Rudal yang diproduksi perusahaan Lockheed Martin ini memiliki kemampuan menyerang target hingga jarak 300 kilometer. Senjata ini pertama kali dikembangkan pada era 1980-an untuk menghadapi Uni Soviet, seperti dilansir harian New York Times, 20 November 2024.

    Selang sehari, Pemerintah Federasi Rusia, disebut membalas menyerang Ukraina, dengan meluncurkan rudal balistik Intermediate-Range Ballistic Missile (IRBM), Oreshnik. Rudal ini biasanya dirancang dengan jangkauan ribuan kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional, seperti diberitakan dalam tajuk Explainer di Harian Surat Kabar Nasional Inggris The Guardian, 22 November 2024.

    Di belahan dunia lain, Timur Tengah , terjadi konflik tak berkesudahan antara Israel-Hamas, Hizbullah, Houthi, dan proksi pro-Iran lainnya. Perang besar antara Israel-Hamas terjadi, pada tanggal 8 Oktober 2023. Zionis Israel telah membumihanguskan Jalur Gaza dan membantai lebih dari 42.000 warga Palestina (VOA-Indonesia, 10/11/2024).

    Tidak sampai di situ, Pemerintahan Benjamin Netanyahu juga, menginvasi dan membombardir wilayah Lebanon, hingga lebih dari 3.000 warga Lebanon tewas, 13.492 luka-luka. Di antara korban yang tewas terdapat 589 wanita, dan 185 anak-anak (Aljazeera, 5/11/2024).

    Kini, genjatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah disepakati dengan menampilkan juru runding dari Amerika Serikat dan Prancis. Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah bahwa Hizbullah diberikan waktu 60 hari untuk mengakhiri keberadaan pasukannya di Selatan Lebanon. Begitu juga, Israel harus menarik pasukannya dari wilayah yang sama pada waktu yang sama pula (BBC News, 26/11/2024).

    Pada saat genjata senjata diumumkan, timbul pergolakan dan penggulingan pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah yang dilakukan oleh koalisi pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang melancarkan serangan mengejutkan di wilayah Aleppo, Idlib hingga ke jantung Kota Damaskus (CNN.Com, 9/12/2024). Pemerintahan rezim Bashar al-Assad pun tumbang setelah berkuasa selama 24 tahun. Suriah pun sedang bergolak dan entah sampai kapan akan terbentuk pemerintahan yang stabil.

    Tantangan Indonesia ke Depan
    Konflik dan peperangan sebagaimana disebut, menyadarkan kepada kita sebagai bangsa harus senantiasa mempersiapkan segala kemungkinan terburuk, prepare for the worst. Indonesia berada di pusaran pertarungan geopolitik Amerika-China. Dinamika geopolitik di Asia Pasifik, terkait revalitas negara-negara besar berpotensi memicu perang terbuka, dan hal ini mengancam negara-negara kawasan, termasuk Indonesia. Dunia begitu cepat berubah. Situasi kawasan regional bahkan internasional tidak mudah diterka. Lebih lanjut, Indonesia berada di kawasan yang paling dinamis dan cenderung bergejolak karena revalitas kekuatan besar yakni Amerika-China. Laut China Selatan, Laut China Timur, Semenanjung Korea, Selat Taiwan, dan Pasifik Selatan adalah titik-titik panas di kawasan karena menjadi bagian dari proyeksi kekuatan negara-negara adidaya dunia.

    Ilustrasi tersebut, meniscayakan berbagai tantangan bangsa Indonesia yang akan merayakan Indonesia Emas pada tahun 2045. Tantangan Indonesia bukan hanya tantangan yang bersifat domestik fundamental seperti swasembada pangan, kelangkaan pupuk dan tidak stabilnya 9 harga bahan pokok, tetapi juga tantangan bersifat eksternal yang mengharuskan Indonesia mengambil peran lebih aktif dalam percaturan kancah internasional.

    Menangkal Disintegrasi dengan Keakuran Nasional
    Indonesia dihuni berbagai suku, agama, ras dan antargolongan, terdiri lebih dari 281,6 juta jiwa yang menyebar dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa serta pulau kecil sekitar 17.504. Dari sisi penganut agama, Indonesia menjamin berbagai agama hidup berdampingan, seperti Islam, Protestan, Katolik, Budha, Konghucu. Keberagaman juga terjadi pada 721 bahasa daerah di Indonesia

    Indonesia bukanlah Jawa, karena didiami lebih dari 151,6 juta penduduk. Bukan juga Papua, karena luas wilayahnya terbesar, yaitu 786.000 km2, juga demikian halnya Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Indonesia bukanlah ketiganya. Indonesia sejatinya, adalah kelima-limanya. Indonesia juga bukan islam, meskipun agama terpopuler tersebut, dipeluk oleh 87, 2 persen dari jumlah penduduk, sehingga Indonesia dilabeli negara dengan Muslim terbesar di dunia, yakni 241,7 juta pemeluk. Indonesia bukan juga Protestan, Katolik, Budha, Konghucu, atau yang lainnya. Tetapi, keseluruhan agama itulah Indonesia. Kebinekaan yang luar biasa tersebut, harus terus terjaga, terawat, dan terus tersampaikan kepada generasi muda Indonesia saat ini, sebagai modal dasar bagi penerus sejarah perjuangan anak bangsa.

  • PBB Wanti-wanti Konflik Suriah Belum Berakhir

    PBB Wanti-wanti Konflik Suriah Belum Berakhir

    Jakarta, CNN Indonesia

    Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah memperingatkan bahwa konflik di negara tersebut belum berakhir, meski mantan Presiden Bashar al-Assad telah melarikan diri ke Rusia.

    Geir Pedersen, utusan PBB untuk Suriah menyoroti saat ini masih ada bentrokan. antara kelompok-kelompok yang didukung oleh Turki dan Kurdi di bagian utara Suriah. Ia juga menyerukan Dewan Keamanan PBB agar Israel menghentikan seluruh aktivitas mereka di Bukit Golan.

    “Telah terjadi pertempuran yang signifikan dalam dua minggu terakhir, sebelum gencatan senjata ditengahi. Gencatan senjata selama lima hari kini telah berakhir dan saya sangat prihatin dengan laporan-laporan mengenai eskalasi militer,” kata Pedersen, mengutip AFP, Selasa (17/12).

    “Eskalasi seperti itu bisa menjadi bencana besar,” imbuhnya.

    Pedersen juga mengatakan ia telah bertemu pemimpin baru Suriah setelah kelompok pemberontak mengambilalih pemerintahan negara tersebut.

    Ia juga sempat mengunjungi penjara Sednaya, yang merupakan penjara bawah tanah serta ruang penyiksaan dan eksekusi yang dioperasikan di bawah rezim Assad.

    Dia menyerukan “dukungan luas” untuk Suriah dan mengakhiri sanksi-sanksi untuk memungkinkan rekonstruksi negara yang dilanda perang tersebut.

    “Langkah konkret dalam transisi politik yang inklusif akan menjadi kunci untuk memastikan Suriah menerima dukungan ekonomi yang dibutuhkan,” ujar Pedersen.

    Negara-negara Barat sedang berkutat dengan pendekatan mereka terhadap Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok pemberontak Suriah yang berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah.

    Sebagian besar negara Barat menetapkan HTS sebagai kelompok teroris, meski retorikanya kini berubah.

    Di sisi lain, Pedersen mencatat Israel telah melakukan lebih dari 350 serangan di Suriah setelah kepergian rezim sebelumnya, termasuk serangan besar di Tartous.

    “Serangan-serangan semacam itu menempatkan penduduk sipil yang terpukul pada risiko yang lebih besar dan merusak prospek transisi politik yang teratur,” katanya.

    Ia memperingatkan rencana yang kabinet Israel untuk memperluas permukiman di dalam Golan, yang diduduki oleh Israel sejak tahun 1967 dan dicaplok pada tahun 1981.

    Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pengarahan keamanan di atas puncak Suriah yang strategis di dalam zona penyangga yang diawasi oleh PBB di Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel bulan ini.

    “Israel harus menghentikan semua aktivitas pemukiman di Golan Suriah yang diduduki, yang ilegal. Serangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah harus dihentikan,” kata Pedersen.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]