Negara: Suriah

  • Prabowo Dinobatkan Pemimpin Dunia Bakal Berpengaruh 2025, Bersanding Donald Trump dan Xi Jinping

    Prabowo Dinobatkan Pemimpin Dunia Bakal Berpengaruh 2025, Bersanding Donald Trump dan Xi Jinping

    TRIBUNJATIM.COM – Presiden Prabowo Subianto kini dinobatkan jadi pemipin dunia yang bakal berpengaruh pada tahun 2025.

    Penobatan itu dilakukan oleh media asal Singapura, The Straits Times.

    Prabowo Subianto bersanding dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping hingga Presiden AS terpilih, Donald Trump.

    Mereka dinobatkan dalam artikel bertajuk “Meet 10 World Leaders to Watch in 2025′ yang terbit pada Sabtu (4/1/2025).

    Pemimpin dunia itu bakal memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan dunia.

    “Dari Donald Trump dan Xi-Jinping hingga Prabowo Subianto dan Vladimir Putin, para tokoh berpengaruh akan memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan di seluruh dunia,” demikian tertulis dalam artikel tersebut.

    Dalam artikel tersebut, langkah Prabowo yang langsung melakukan kunjungan ke beberapa negara setelah dilantik menjadi Presiden ke-8 RI menjadi sorotan.

    Menurut media tersebut, kunjungan Prabowo tersebut lebih lebih bersifat untuk meningkatkan ekonomi Indonesia alih-alih membahas terkait geopolitik.

    Kendati demikian, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) era kepemimpinan Joko Widodo itu dianggap memiliki tujuan untuk menempatkan Indonesia sebagai negara yang turut berpengaruh dalam diplomasi internasional.

    Media tersebut turut menyanjung target Prabowo yang ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 8 persen.

     
    “Kurang dari sebulan setelah dilantik, Prabowo memulai kunjungan diplomatiknya dengan mengunjungi Tiongkok dan Amerika Serikat pada minggu yang sama serta menghadiri pertemuan-pertemuan multilateral besar sepert APEC, yang dengan cepat menandakan keinginannya untuk menempatkan Indonesia sebagai jantung diplomasi internasional.”

    “Motivasinya (kunjungan ke luar negeri) mungkin lebih bersifat ekonomi daripada geopolitik atau pribadi. Inti dari visi kepresidenannya adalah tujuan yang berani untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 8 persen, naik dari 5 persen saat ini,” tulis The Straits Times.

    The Straits Times juga menyanjung langkah Prabowo yang berani agar Indonesia masuk dalam kemitraan organisasi antar pemerintah, BRICS.

    Diketahui, BRICS saat ini beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

    “Pengumuman status kemitraan BRICS Indonesia dalam beberapa hari setelah ia menjabat sebagai presiden, ditambah dengan deklarasi bahwa negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara ini siap untuk menjadi anggota penuh, menunjukkan bahwa Prabowo tidak takut untuk melanggar posisi yang diambil oleh pemerintahan Joko Widodo,” tulisnya.

    The Straits Times juga turut menyoroti peran Prabowo terkait posisi Indonesia di ASEAN.

    Media tersebut memprediksi akan ada kerjasama yang erat dengan Malaysia untuk menunjang visi-misinya yaitu pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

    “Namun, yang lebih mungkin terjadi adalah skenario di mana Anwar (PM Malaysia) menemukan sekutu dalam diri Prabowo, yang diharapkan dapat memberikan dukungan kuat untuk hasil kerja sama ASEAN Malaysia.”

    “Hal ini akan memfasilitasi investasi lintas batas, konektivitas rantai pasokan, dan pembangunan berkelanjutan, dan selaras dengan penekanan pemerintahannya pada pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan,” tulis media tersebut.

    Di sisi lain, The Straits Times juga mewanti-wanti terkait pendekatan kebijakan luar negeri Prabowo terkait hubungan Indonesia dengan Tiongkok dan Rusia yang dianggap memicu perdebatan.

    Media itu mewanti-wanti agar Prabowo dapat menyeimbangkan antara kebijakan luar negerinya yang dinilai ambisius serta mengakomodir kritik di dalam negeri terkait keputusan kebijakan internasionalnya.

    “Para pengamat politik di negara terbesar di kawasan ini akan memantau dengan seksama bagaimana Prabowo menyeimbangkan antara mengejar agenda global yang ambisius dan mengelola kritik domestik terhadap keputusan-keputusan internasionalnya,” pungkas media tersebut.

    Sebagai informasi, selain Prabowo, ada sembilan pemimpin negara yang turut dinobatkan sebagai pemimpin dunia yang akan berpengaruh tahun 2025 yaitu:

    Presiden terpilih AS, Donald Trump

    Presiden Tiongkok, Xi Jinping

    Presiden Rusia, Vladimir Putin

    Presiden Israel, Benjamin Netanyahu

    Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba

    Presiden Korea Utara, Kim Jong-un

    Perdana Menteri India, Narendra Modi

    Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese

    Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim

    Jokowi Masuk Finalis Presiden Terkorup 2024 Versi OCCRP

    Beda dengan Prabowo, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) justru ditetapkan menjadi salah satu pemimpin terkorup di dunia pada tahun 2024 versi lembaga independen, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

    Selain Jokowi, ada lima pemimpin dunia yang masuk dalam nominasi tersebut.

    Menurut organisasi tersebut, ‘pemenang’ dari nominasi tersebut adalah mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, yang digulingkan oleh kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada awal Desember 2024 lalu.

    Menurut salah satu juri nominasi ini, pendiri Daraj.com, Alia Ibrahim, Assad dianggap sebagai pemimpin terbrutal.

    Assad dianggap telah melakukan kerusakan dari segala sisi terhadap Suriah.

    Alia menilai, butuh waktu puluhan tahun untuk memperbaiki kondisi Suriah imbas kepemimpinan brutal Assad selama 24 tahun.

    “Selain menjadi diktator seperti ayahnya, Assad menambahkan dimensi kejahatan korupsi yang tak terbayangkan, menghancurkan kehidupan banyak orang bahkan di luar perbatasan negaranya sendiri.”

    “Kerusakan politik, ekonomi, dan sosial yang disebabkan oleh Assad, baik di Suriah maupun di kawasan ini, akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengatasinya,” jelasnya.

    Di sisi lain, OCCRP turut memberikan ‘penghargaan khusus’ kepada Presiden Guinea Khatulistiwa, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, berupa ‘Penghargaan Non-Prestasi Seumur Hidup’.

    Adapun ‘penghargaan’ ini diberikan imbas brutalnya Obiang dalam memimpin negara tersebut berupa penindasan, penangkapan yang melanggar hukum, hingga penghilangan paksa terhadap orang yang berbeda pendapat.

    Selain itu, Obiang dianggap telah mencuri sebagai besar kekayaan negara yang dipimpinnya secara bersama-sama dengan orang-orang di lingkarannya.

    Model kepemimpinan Obiang ini, membuat masyarakat Guinea Khatulistiwa menderita dalam kemiskinan ketika dirinya dan kroninya justru hidup dengan kemewahan.

    Jurnalis investigasi asal Ghana yang juga menjadi juri nominasi ini, Anas Aremeyaw Anas, menuturkan Obiang telah menciptakan dinasti otoriter sejak kepemimpinannya pada tahun 1979.

    “Melalui ketakutan, penindasan, dan korupsi, Teodoro Obiang telah menciptakan sebuah dinasti kekayaan dan kekebalan hukum,” kata Anas. 

    “Kecenderungan diktatornya dengan cepat ditiru oleh para pemimpin di seluruh benua Afrika, dengan para pemimpin kudeta saat ini yang memandangnya sebagai ayah baptis, dan memiliki ambisi yang sama untuk menjadi ayah baptis korupsi seperti dia,” sambung Anas.

    OCCRP menilai, model kepemimpinan seperti Assad dan Obiang menjadi contoh rezim diktator yang sudah lama berkuasa di mana korupsi memainkan peran penting.

    Selengkapnya, berikut daftar pemimpin terkorup tahun 2024 versi OCCRP:

    Mantan Presiden Suriah, Bashar Al Assad

    Presiden Kenya, William Ruto

    Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi)

    Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu

    Mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina

    Pengusaha India, Gautam Adani

    Sebagai informasi, OCCRP telah menggelar ‘penghargaan’ ini sejak tahun 2012 silam.

    Tak hanya pemimpin, OCCRP turut memasukkan organisasi pemerintah sebagai salah satu calon penerima ‘penghargaan’.

    Adapun berikut daftar ‘pemenang’ terkait pemimpin atau organisasi pemerintah terkorup di dunia tiap tahunnya sejak tahun 2012-2024:

    2012: Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev

    2013: Parlemen Rumania

    2014: Presiden Rusia, Ilham Aliyev

    2015: Mantan Presiden Montenegro, Milo Djukanovic

    2016: Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

    2017: Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte

    2018: Bank Danske di Denmark

    2019: Mantan Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat

    2020: Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro

    2021: Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko

    2022: Pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin

    2023: Jaksa Agung Guatemala, Maria Conseulo Porras

    2024: Mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad

    Di sisi lain, penentuan tokoh yang masuk sebagai finalis dilakukan OCCRP berdasarkan voting terbanyak dari para pembaca hingga jurnalis di dunia.

    Sementara, penentuan para tokoh yang menjadi finalis merupakan masukan dari publik, pembaca, jurnalis, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP.

  • AS Dilaporkan Bangun Pangkalan Militer Baru di Suriah, Benarkah?

    AS Dilaporkan Bangun Pangkalan Militer Baru di Suriah, Benarkah?

    Konvoi tersebut, menurut laporan media lokal New Region, mencakup bangunan prefabrikasi, mesin penggali parit, peralatan pengintaian, dan tangki bahan bakar.

    Pembangunan pangkalan baru itu juga disebut bertujuan membantu Unit Pertahanan Rakyat (YPG), kelompok Kurdi di Suriah yang juga menjadi sekutu AS dalam membasmi ISIS. Washington telah mendukung dan melatih para petempur Kurdi dari SDF, yang dipimpin oleh YPG, dalam operasi memberantas ISIS.

    Aliansi AS dengan para petempur Kurdi di Suriah itu menuai kecaman keras dari Turki yang memandang YPG sebagai perpanjangan tangan dari milisi terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang mengobarkan pemberontakan melawan negara Turki sejak tahun 1984 silam.

    PKK telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa. Ankara telah berulang kali meminta Washington, sekutunya dalam NATO, dan beberapa negara lainnya untuk berhenti mendukung YPG.

    Sejak rezim Bashar al-Assad tumbang di Suriah, pasukan SDF dan militer Turki telah beberapa kali terlibat bentrokan. Para petempur milisi Kurdi di Suriah secara aktif bertempur melawan elemen-elemen Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Ankara.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Turki memperingatkan pihaknya akan mengerahkan pasukan tambahan ke kota Kobani, yang menjadi tempat para petempur Kurdi bercokol.

    Sementara para pejabat AS berharap SDF akan berada di bawah payung pemerintahan baru Suriah. Pemerintahan Presiden Joe Biden bahkan sebenarnya bersiap memberikan keringanan sanksi jika Kurdi menormalisasi hubungan dengan rezim Assad sebelum jatuhnya rezim itu karena khawatir Iran akan merangkul Kurdi demi menghadapi Turki.

    (nvc/idh)

  • Klarifikasi OCCRP: Tidak Menemukan Bukti Jokowi Korupsi

    Klarifikasi OCCRP: Tidak Menemukan Bukti Jokowi Korupsi

    Surabaya (beritajatim.com) – Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) baru saja menetapkan Bashar al-Assad sebagai “Person of the Year” 2024.

    Penghargaan ini diberikan kepada individu yang dinilai paling berkontribusi dalam memperparah kejahatan dan korupsi di dunia, sehingga merusak demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).

    Proses penentuan pemenang penghargaan ini melibatkan panel ahli dari kalangan masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalis yang berpengalaman dalam investigasi korupsi dan kejahatan.

    Dalam 13 tahun terakhir, OCCRP membuka nominasi secara umum dan tahun ini menerima lebih dari 55.000 nominasi. Kandidat yang diusulkan mencakup tokoh politik terkenal hingga individu yang kurang dikenal.

    Salah satu nama yang masuk dalam daftar nominasi adalah mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi.

    OCCRP menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kendali atas siapa saja yang dinominasikan, karena usulan datang dari masyarakat global melalui polling .

    Meskipun Jokowi masuk dalam daftar finalis, OCCRP menyatakan tidak menemukan bukti bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk kepentingan pribadi selama masa kepresidenannya.

    Namun, beberapa kelompok masyarakat sipil dan pakar mengkritik pemerintahan Jokowi yang dianggap melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara signifikan.

    As noted in our clarification today, uJokowi hasn’t been directly implicated in financial corruption. But his 10-year administration saw the weakening of the KPK, and the undermining of judicial independence. Activists have also increasingly been harassed https://t.co/xAubm86K5b pic.twitter.com/QWIhdLGPFq

    — Aubrey Belford (@AubreyBelford) January 3, 2025

    Jokowi juga disebut-sebut melemahkan institusi elektoral dan yudisial demi mendukung ambisi politik putranya, yang kini menjabat sebagai wakil presiden di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Menurut Publisher OCCRP, Drew Sullivan, meski tidak selalu ada bukti langsung, persepsi masyarakat terhadap korupsi menjadi peringatan penting bagi para tokoh yang dinominasikan.

    “Warga menunjukkan bahwa mereka peduli dan mengawasi. Kami juga akan terus mengawasi,” ujarnya.

    Bashar al-Assad, Pilihan Akhir Juri
    Bashar al-Assad akhirnya terpilih sebagai “Person of the Year” meskipun bukan yang paling banyak dinominasikan.

    Pemimpin Suriah ini dipilih karena perannya dalam mendestabilisasi Suriah dan kawasan sekitarnya melalui jaringan kriminal, pelanggaran hak asasi manusia yang masif, termasuk pembunuhan besar-besaran, serta korupsi.

    Proses seleksi akhir OCCRP didasarkan pada riset investigasi dan keahlian kolektif jaringan mereka. Tujuan penghargaan ini adalah untuk menyoroti sistem dan aktor yang mendukung kejahatan terorganisir dan korupsi, sekaligus mengingatkan pentingnya keadilan dan transparansi.

    Refleksi Publik dan Komitmen OCCRP
    Penghargaan tahun ini menarik perhatian global yang belum pernah terjadi sebelumnya, mencerminkan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap dampak luas korupsi. OCCRP berkomitmen untuk terus menyempurnakan proses nominasi dan seleksi, serta memastikan transparansi dan inklusivitas.

    “Penghargaan ini sering disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk agenda politik. Namun, tujuan kami hanya satu: menyoroti kejahatan dan korupsi tanpa pandang bulu,” tegas OCCRP dalam pernyataan resminya.

    Sebagai organisasi yang fokus pada kebebasan pers, transparansi, dan demokrasi, OCCRP akan terus menghadirkan laporan investigasi yang memberikan wawasan kritis tentang kekuatan yang membentuk berbagai negara di dunia.

    Ada Mobilisasi Polling
    Wakil Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman melihat nominasi Jokowi  sebagai orang terkorup di dunia sebagai tudingan yang sangat tendensius.

    “Itu suara barisan sakit hati, mereka yang belum bisa move on dari kekalahan di Pilpres,” kata Wakil Andy Budiman dalam keterangan yang dilansir Rabu, 1 Januari 2025.

    Menurut dia, ada jejak digital terkait OCCRP yang membuat nominasi terkait tokoh dunia. Nominasi itu dipublikasi untuk polling, hingga 5 Desember 2024.

    “Jadi ada polling. Nah, barisan sakit hati itu yang memobilisasi suara,” kata Andy.

    Atas dasar itu, dia melihat publikasi OCCRP tak bisa dipertanggungjawabkan. Karena, metodologi yang digunakan hanya berdasarkan polling, yang bisa diisi siapa saja.

    “Ini jelas berbeda dengan survei ilmiah dengan pengambilan sampelnya yang sangat cermat untuk menghindari bias,” lanjut dia.

    Menurut Andy, Jokowi tidak pernah memperkaya diri sendiri atau orang lain secara tidak sah. Karena itu, publikasi OCCRP tidak berdasar sama sekali.

    Terakhir, PSI meminta OCCRP mencermati tingkat kepercayaan rakyat yang sangat tinggi ke Jokowi. Bahkan, sampai akhir masa jabatan.

    “Kalau Pak Jokowi korupsi, rakyat pasti tahu dan tingkat kepercayaan anjlok. Rakyat melihat dari dekat kerja Pak Jokowi, tidak ada korupsi,” pungkas Andy.(ted)

  • Pukulan Telak Buat AS, Drone MQ-9 Reaper ke-14 Ditembak Jatuh Houthi di Marib: Rp 6,8 Triliun Hangus – Halaman all

    Pukulan Telak Buat AS, Drone MQ-9 Reaper ke-14 Ditembak Jatuh Houthi di Marib: Rp 6,8 Triliun Hangus – Halaman all

    Pukulan Telak Buat AS, Drone MQ-9 Reaper ke-14 Ditembak Jatuh Houthi di Marib: Rp 6,8 T Hangus

    TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang terafiliasi kelompok bersenjata Houthi dilaporkan telah menembak jatuh pesawat nirawak MQ-9 Reaper Amerika Serikat (AS) yang ke-14 Kamis (2/1/2025).

    Laporan ini datang hanya beberapa hari setelah Houthi menembak jatuh pesawat nirawak canggih ke-13 milik AS tersebut.

    Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara pasukan YAF, menyatakan bahwa drone MQ-9 Reaper ke-14 AS ini dicegat saat “melaksanakan misi yang mengancam keamanan Yaman” di wilayah Marib, Suriah.

    Saree mengklaim kalau pesawat tak berawak canggih AS, yang bernilai sekitar 30 juta dolar AS (Rp 486 miliar), ditembak jatuh menggunakan rudal Saqr 358.

    Rudal Saqr, menurut klaim Houthi, diproduksi di dalam negeri.
     
    Sejak Oktober tahun lalu, militer AS telah kehilangan 14 pesawat tak berawak MQ-9 Reaper yang diperkirakan bernilai 420 juta dolar AS (setara Rp 6, 8 triliun) akibat serangan petempur Houthi.

    “Hilangnya 14 pesawat tak berawak berteknologi tinggi merupakan pukulan telak bagi operasi militer AS,” tulis laporan situs militer DAS, dikutip Jumat (3/1/2025).

    Sabtu lalu, Angkatan Udara AS kehilangan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper ke-13, yang ditembak jatuh oleh pasukan Houthi di atas wilayah Bayda, Yaman.

     

    Puing-puing pesawat nirawak MQ-9 Reaper setelah ditembak jatuh oleh pejuang Houthi di Yaman. (foto arsip) (DSA)

    Bisa Terbang Hingga 27 Jam

    Militer AS menggunakan MQ-9 Reaper, yang dikembangkan oleh General Atomics Aeronautical Systems (GASI), untuk mengamankan wilayah maritim di lepas pantai Yaman, Laut Merah, untuk pengiriman komersial. 

    AS juga menggunakan drone itu untuk melakukan operasi pengintaian dan pengeboman di tanah Yaman.
      
    Secara teknis, MQ-9 Reaper dapat beroperasi hingga 27 jam terus menerus pada ketinggian 50.000 kaki, membawa muatan melebihi 1,7 ton, termasuk sensor canggih dan komponen elektronik sensitif.

    Drone MQ-9 Reaper (DSA)

    Terutama digunakan untuk misi Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (ISR), drone ini juga dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire, bom GBU-12 Paveway II, dan GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM) untuk operasi penyerangan.

    Hingga tahun 2021, militer AS, khususnya Angkatan Udara AS (USAF), mengoperasikan lebih dari 300 drone MQ-9 Reaper, yang pertama kali diperkenalkan ke satuan tempur pada tahun 2007.

    AS berencana untuk memensiunkan MQ-9 Reaper pada tahun 2035.

    Rudal mode ganda “Saqr 358” buatan Iran. (DSA)

    Seputar Rudal Saqr 358

    Pihak Houthi mengklaim MQ-9 Reaper ke-14 ditembak jatuh menggunakan rudal Saqr 358 mode ganda.

    Rudal Saqr 358 menggabungkan kemampuan pesawat tak berawak kamikaze dengan fungsi antipesawat, khususnya menargetkan pesawat tak berawak musuh yang dioperasikan oleh musuh Iran di zona konflik Timur Tengah.

    Dikembangkan oleh Iran, rudal canggih ini secara efektif digunakan oleh pasukan proksi Iran, termasuk Houthi di Yaman, serta kelompok bersenjata di Irak dan Hizbullah di Lebanon selatan.

    Fleksibilitas dan efektivitas rudal Saqr 358 menjadikannya senjata pilihan bagi proksi Iran, yang memungkinkan mereka mengganggu pengintaian dan pengawasan musuh, khususnya oleh Israel dan Amerika Serikat.

    Sedikit yang diketahui tentang spesifikasi teknis rudal tersebut, tetapi Saqr 358 berukuran panjang sekitar 3 meter dengan diameter rudal 152 mm.

    Dengan berat 50 kg, rudal ini ditenagai oleh mesin turbojet kecil dan dapat menyerang target pada jarak 10 km hingga 100 km.

    Rudal tersebut membawa hulu ledak fragmentasi tinggi seberat 10 kg dan tidak memerlukan sistem peluncuran yang canggih, membuatnya mudah untuk dipindahkan dan disebarkan.

    Rudal mode ganda ini juga telah dipamerkan di beberapa parade militer Iran yang menampilkan Saqr 358.

    Teknologi Houthi Lebih Canggih dari yang Diperkirakan Israel

    Terkait kemampuan militer Houthi, seorang pejabat Israel mengakui bahwa teknologi yang dimiliki Houthi lebih canggih daripada yang diperkirakan banyak orang.

    Oleh karena itu, upaya Israel untuk melawan kelompok dari Yaman itu barangkali akan lebih sulit.

    Kepada media terkenal asal Amerika Serikat, The New York Times, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan Houthi tak seharusnya diremehkan.

    Menurutnya, berkat bantuan Iran, Houthi mampu mengambil “langkah praktis” dalam mengejar tujuannya, yakni menghancurkan Israel.

    Sementara itu, Yoel Guzansky, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Israel, menyebut Houthi hendak melancarkan perang atrisi melawan Israel.

    “Houthi menginginkan perang atrisi melawan Israel dengan terus menembak sehingga mereka bisa berkata, ‘Kami adalah perlawanan nyata,’” kata Guzansky.

    Dia berujar sebagian rencana Houthi didasarkan pada ekonomi sederhana.

    Rudal dan pesawat nirawak atau drone yang diluncurkan Houthi mungkin hanya berbiaya beberapa ribu dolar. Namun, biaya yang dikeluarkan Israel untuk menangkisnya mencapai puluhan ribu dolar.

    Sejarawan militer Danny Orbach di Universitas Ibrani mengungkapkan tantangan lain yang harus dihadapi Israel.

    Tantangan itu ialah jarak yang begitu jauh. Houthi berada di Yaman yang berjarak lebih dari seribu mil dari Israel.

    Jarak jauh itu juga disinggung oleh Amatzia Baram, seorang guru besar sejarah Timur Tengah dan Direktur Pusat Kajian Irak di Universitas Haifa.

    “Jaraknya sangat jauh, hampir 2.000 km. Ini bukan Tartus, Latakia, atau Beirut, ini dunia yang sepenuhnya berbeda,” kata Baram saat diwawancarai Maariv.

    Menurutnya, Israel butuh lima jam penerbangan pulang pergi untuk menyerang Houthi.

    “Houthi mengetahui ini, mereka punya rudal. Rudal mereka bisa menjangkau kita. Kita tak punya rudal yang cocok untuk tugas ini. Kita hanya punya angkatan udara.”

    “Dengan sebuah rudal, kalian menekan tombol, mengirimnya, dan pergi tidur. Rudal akan membereskan yang lainnya. Angkatan udara tidak bekerja seperti itu. Hampir tiga jam untuk berangkat, tiga jam kembali.”

    Kelompok Ansarallah Houthi Yaman meneguhkan dukungan ke Perlawanan Palestina dengan meningkatkan serangan ke Israel. (Khaberni)

    Baram juga mengomentari serangan terbaru Israel ke Bandara Sanaa di Yaman. Menurutnya serangan itu sangat efektif karena merusak menara kendali sehingga menyusahkan pendaratan pesawat angkut Iran.

    Meski demikian, dia berkata pesawat masih bisa mendarat. “Tetapi akan sangat susah, itu akan problematis.”

    Houthi ‘The Last Man Standing’

    Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.

    Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.

    “Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.

    “Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”

    Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.

    Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.

    AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.

    Kawah besar tercipta di Israel setelah rudal yang ditembakkan Houthi menghantam Tel Aviv, Sabtu dini hari, 21 Desember 2024. (Jack GUEZ / AFP)

    Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.

    Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.

    “Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.

    (oln/DSA/*)

  • Adu Rudal Yaman-Israel Kian Sengit, Houthi Balas IDF Ledakkan Pangkalan Militer Modiin di Ramallah – Halaman all

    Adu Rudal Yaman-Israel Kian Sengit, Houthi Balas IDF Ledakkan Pangkalan Militer Modiin di Ramallah – Halaman all

    Adu Rudal Yaman-Israel, Houthi Balas IDF Ledakkan Pangkalan Militer Modiin di Ramallah

    TRIBUNNEWS.COM – Konfrontasi lewat serangan udara antara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi gerakan Ansarallah (Houthi) dan Israel berlangsung kian sengit.

    YAF, Jumat (3/1/2025) dilaporkan membalas serangan besar Israel di Yaman dengan menargetkan fasilitas militer Israel (IDF) di Ramallah, pusat Tepi Barat.

    IRNA, mengutip media Israel, mengabarkan kalau sebuah rudal Yaman menghantam pangkalan militer IDF di Ramallah, wilayah Palestina yang diduduki, 

    Media Israel melaporkan pada Jumat bahwa sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman menghantam pangkalan militer Modiin yang terletak di kota barat Ramallah.

    “Tentara Israel mengakui kegagalannya untuk mencegat rudal Yaman, mengungkap bahwa satu rudal memasuki wilayah udara Israel, dan menyatakan bahwa upaya telah dilakukan untuk melawan ancaman tersebut, dan hasil dari upaya tersebut saat ini sedang ditinjau,” kata laporan itu, Jumat.

    Selain itu, televisi Israel melaporkan bahwa 12 pemukim terluka saat mencari perlindungan, dan sembilan lainnya dibawa ke pusat medis karena ketakutan dan panik.

    Setelah serangan rudal, sirene diaktifkan di wilayah selatan al-Quds (Yerusalem) yang diduduki Israel dan ibu kota Israel, Tel Aviv.

    Laporan juga menunjukkan bahwa penerbangan di Bandara Ben Gurion telah ditangguhkan.

    YAF telah menembakkan sejumlah rudal jarak jauh dan pesawat tak berawak ke sasaran-sasaran Israel dalam beberapa hari terakhir, sebagai kelanjutan dukungannya kepada rakyat Palestina dan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap negara tersebut.

    Hal ini terjadi saat rakyat Yaman terus menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perjuangan Palestina, mendukung YAF, dan bertekad untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza dalam demonstrasi mingguan.

    Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan pembangkit listrik di ibu kota Yaman, Sana’a, pada 19 Desember 2024. (AFP)

    Bombardemen Israel di Yaman

    Setidaknya tujuh ledakan besar terdengar di selatan Aleppo, Suriah, lapor Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), Kamis (2/1/2025).

    Observatorium mengatakan ledakan itu merupakan “serangan udara Israel terhadap fasilitas pertahanan di selatan Aleppo.”

    Tidak ada informasi langsung mengenai apakah ada korban jiwa buntut serangan tersebut.

    Televisi pemerintah Suriah juga melaporkan tentang serangan Israel di Aleppo, tetapi tidak memberikan rincian, dilansir Arab News.

    Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya menyebut Israel menyerang lima fasilitas pertahanan sekaligus.

    “Serangan itu sangat kuat. Membuat tanah berguncang, pintu dan jendela terbuka.”

    “Serangan terkuat yang pernah saya dengar. Rasanya bisa mengubah malam menjadi siang,” kara dia.

    Diketahui, sejak pasukan oposisi menggulingkan Bashar al-Assad pada awal Desember, Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap aset militer Suriah.

    Israel berdalih serangan itu ditujukan untuk mencegah senjata militer jatuh ke tangan musuh.

    11 Orang Tewas Buntut Serangan Drone Israel

    Sebelumnya, sebanyak 11 orang tewas dalam serangan udara Israel di dekat Damaskus, Suriah, tepatnya di Kota Adra, pinggiran ibu kota, Minggu (29/12/2024).

    Laporan media Arab melaporkan serangan drone Israel itu menghancurkan gudang senjata rezim Bashar al-Assad.

    Drone itu dikatakan telah menembakkan dua rudal ke gudang yang terletak di area komersial.

    Laporan media awal mengatakan sedikitnya dua orang tewas.

    Tapi, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan 11 orang tewas, sebagian besar merupakan warga sipil, dilansir The Times of Israel.

    SOHR mengungkapkan terjadi ledakan di depot senjata milik bekas rezim Assad.

    Ledakan itu, lanjut organisasi tersebut, “disebabkan oleh serangan Israel.”

    Menurut SOHR, warga sipil Suriah di daerah yang terdapat gudang senjata, terkadang mengatur agar isinya diledakkan untuk mencegah serangan udara Israel yang bisa menewaskan orang-orang di sekitar kawasan itu.

    SOHR kerap dituding para analis perang Suriah melakukan pelaporan palsu dan membesar-besarkan jumlah korban.

    Sementara itu, belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai serangan tersebut.

    Di tengah serangan Israel yang masih berlanjut, pemerintah baru Suriah mengatakan pihaknya tak punya masalah dengan Tel Aviv.

    Dalam wawancara bersama NPR, Kamis (26/12/2024), Gubernur Baru Damaskus, Maher Marwan, menyebut Israel “mungkin merasa takut terhadap faksi tertentu” saat pemerintahan baru Suriah resmi mengambil alih kekuasaan.

    Hal itulah yang dikatakan Marwan, mendasari serangan Israel ke Suriah.

    “Jadi mereka maju sedikit demi sedikit, mengebom, dan seterusnya,” ujarnya, dilansir Al Mayadeen.

    “Kami tidak takut terhadap Israel, dan masalah kami bukan dengan Israel,” tegasnya.

    Marwan menambahkan, pemerintah baru Suriah tidak ingin “mencampuri apapun yang akan mengancam keamanan Israel maupun negara lainnya.”

    Marwan kemudian meminta Amerika Serikat (AS) untuk menengahi hubungan yang lebih baik antara pemerintah baru Suriah dengan Israel.

    “Kami menginginkan perdamaian, dan kami tidak bisa menjadi lawan Israel atau siapa pun,” pungkas dia.

    (oln/irna/*)

  • Finalis Tokoh Terkorup, PSI Pasang Badan: Jokowi Politisi Canggih

    Finalis Tokoh Terkorup, PSI Pasang Badan: Jokowi Politisi Canggih

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Setelah Presiden ke-7 Jokowi dinobatkan sebagai salah satu pejabat paling korup di dunia oleh OCCRP, berbagai tokoh publik dan pendukungnya berlomba-lomba membela.

    Setelah Arief Poyuono (Gerindra), Irma Suryani (NasDem), dan Muhammad Romahurmuziy (PPP), kini giliran Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur, yang angkat bicara.

    Selain Jokowi, terdapat lima pemimpin dunia yang masuk dalam nominasi tersebut.

    Di antaranya, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, hingga pebisnis India Gautam Adani.

    Sementara di urutan pertama adalah Presiden Suriah Bashar al-Assad yang kini lari ke Rusia.

    Sekadar diketahui, OCCRP merupakan organisasi jurnalisme investigasi dunia yang fokus pada isu korupsi dan kejahatan terorganisasi. Tempo salah satu media yang menjalin kolaborasi dengan OCCRP.

    Menurut Dedy, tuduhan ini adalah bagian dari konsekuensi atas kecanggihan Jokowi dalam berpolitik.

    “Jokowi memang politisi canggih, itulah mengapa serangan roket jenis fitnah, hoax dan informasi palsu selalu datang silih berganti,” ujar Dedy dalam keterangannya di aplikasi X @DedynurPalakka (2/1/2025).

    Blak-blakan, Dedy mengatakan bahwa serangan yang bertubi-tubi ke arah Jokowi merupakan buntut dari efek kecanggihan dirinya.

    “Itu semua adalah efek samping dari kecanggihan beliau dalam berpolitik. Ini terlepas dari sentimen suka atau tidak suka, karena fakta canggih itu tidak berpihak ia faktual,” sebutnya.

  • Duduk Perkara Nama Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Terkorup Versi OCCRP

    Duduk Perkara Nama Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Terkorup Versi OCCRP

    Bisnis.com, JAKARTA – Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukan nama Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi) dalam nominasi tokoh terkorup. Nama Jokowi sejajar dengan diktator eks Presiden Suriah Bashar Al Assad dan Presiden Kenya, William Ruto.

    Masuknya Jokowi dalam nominasi tokoh terkorup di dunia menuai polemik. Banyak pihak yang membantah dan mempertanyakan rilis OCCRP. Sebagian lagi mendorong penegak hukum untuk membuktikan tudingan dari OCCRP terhadap Jokowi.

    Setelah memicu diskursus publik, salah satu penerbit OCCRP, Drew Sullivan, mengungkap mekanisme dan proses masuknya Jokowi dalam nominasi tokoh terkorup. 

    Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi)Perbesar

    Drew menekankan bahwa lembaganya telah berpengalaman selama 13 tahun mencermati praktik korupsi di seluruh dunia. Menurutnya, setiap keputusan selalu melibatkan berbagai pihak, mulai dari panel juri ahli, masyarakat sipil, akademisi, hingga jurnalisme.

    “Semuanya memiliki pengalaman luas dalam menyelidiki korupsi dan kejahatan. Kami membuat panggilan umum untuk nominasi dan menerima lebih dari 55.000 kiriman, termasuk beberapa tokoh politik paling terkenal bersama dengan individu yang kurang dikenal,” tuturnya dalam rilisnya, Jumat (3/1/2025).

    OCCRP juga menambahkan bahwa mereka tidak memiliki kendali atas siapa yang dinominasikan. Mengingat, saran-saran yang berdatangan berasal dari orang-orang di seluruh dunia.

    Di sisi lain, OCCRP menyebut mereka tidak memiliki bukti Jokowi korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa jabatannya. Namun, kelompok masyarakat sipil dan para ahli mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan pemberantasan korupsi Indonesia.

    Jokowi juga dikritik secara luas karena merusak lembaga pemilihan umum dan peradilan Indonesia untuk menguntungkan ambisi politik putranya, Gibran Rakabuming Raka yang sekarang menjadi wakil presiden di bawah Presiden Prabowo Subianto.

    “Namun, jelas ada persepsi yang kuat di antara warga negara tentang korupsi dan ini seharusnya menjadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat sedang mengawasi, dan mereka peduli. Kami juga akan terus mengawasi,” katanya.

    Drew melanjutkan bahwa proses seleksi akhir OCCRP didasarkan pada penelitian investigasi dan keahlian kolektif jaringan mereka.

    Penghargaan ini menyoroti sistem dan aktor yang memungkinkan terjadinya korupsi dan kejahatan terorganisasi, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan kebutuhan berkelanjutan untuk mengungkap ketidakadilan.

    “Penting untuk dicatat bahwa penghargaan ini terkadang disalahgunakan oleh individu yang ingin memajukan agenda atau ide politik mereka. Namun, tujuan dari penghargaan ini tunggal yaitu untuk memberikan pengakuan terhadap kejahatan dan korupsi—titik,” imbuhnya.

    Oleh sebab itu, Drew menegaskan organisasinya akan terus menyempurnakan proses nominasi dan seleksi, memastikan transparansi dan inklusivitas. “Kami akan tetap difokuskan pada dampak dari para nominasi dan orang lain yang mengabadikan kejahatan dan korupsi, menyoroti peran mereka dalam merusak demokrasi dan masyarakat di seluruh dunia,” jelas Drew.

    Siapa OCCRP? 

    Sejak 2012, OCCRP telah menobatkan beberapa pemimpin dan tokoh dunia sebagai tokoh terkorup. Mulai dari mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte hingga Presiden Rusian Vladimir Putin.

    OCCRP terdiri utamanya dari para jurnalis lintas negara. Organisasi tersebut merupakan anggota dari Global Investigative Journalism Network (GIJN). Kantor jaringan OCCRP pertama dibangun di Sarajevo. Pendanaan untuk pusat kegiatan organisasi tersebut berasal dari United Nations Democracy Fund (UNDEF).

    Berawal dari enam jurnalis lintas negara, kini terdapat lebih dari 150 jurnalis dari 30 negara bergabung ke OCCRP.

    OCCRP adalah salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia, berkantor pusat di Amsterdam dan memiliki staf di enam benua. OCCRP merupakan ruang redaksi nirlaba yang digerakkan oleh misi yang bermitra dengan media lain untuk menerbitkan cerita yang mengarah pada tindakan nyata.

    Pada saat yang sama, bagian pengembangan media membantu outlet investigasi di seluruh dunia agar berhasil dan melayani publik.

    Didirikan oleh reporter investigasi veteran Drew Sullivan dan Paul Radu pada tahun 2007, OCCRP dimulai di Eropa Timur dengan beberapa mitra dan telah berkembang menjadi kekuatan utama dalam jurnalisme investigasi kolaboratif, dengan menjunjung tinggi standar tertinggi untuk pelaporan kepentingan publik.

    Jokowi Merasa Difitnah 

    Sementara itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan proses nominasi yang dilakukan oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Dia membantah telah melakukan korupsi.

    “Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (31/12/2024).

    Jokowi meminta pihak yang mengklaim pernyataan tersebut agar membuktikannya. Menurut dia, saat ini banyak fitnah yang datang kepada dirinya.”Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?,” katanya.

    Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi)Perbesar

    Disinggung soal adanya muatan politis dibalik nominasi pimpinan terkorup, dia melemparkan tawa terhadap wartawan. “Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai,” katanya.

    Bahkan menurut dia, pihak tertentu bisa memanfaatkan organisasi masyarakat untuk melemparkan tuduhan tersebut. “Bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan jahat-jahat seperti itu ya,” katanya.

    Respons BG hingga KPK

    Sementara itu, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan (BG) meminta supaya masyarakat tidak berpolemik terhadap nominasi Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu tokoh terkorup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

    BG mengimbau supaya masyarakat terus menjaga persatuan dan tidak goyah terhadap isu atau rumor yang berpotensi memecah belah bangsa.

    “Jangan berpolemik kebawa ke sana, yang penting tetap kita jaga kerukunan persatuan kita,” tuturnya usai rakor desk pemberantasan korupsi di Kejagung, Kamis (2/1/2025).

    Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia alias Wakapolri itu menuturkan Jokowi adalah salah satu putra terbaik bangsa, sehingga muruahnya tetap harus dijaga. “Ya, biar bagaimanapun Presiden itu kan warga negara terbaik ya. Di setiap negara kita harus menghargai legasi beliau dan kita harus jaga betul muruah Presiden ya,” tegasnya.

    Adapunb Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons soal Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang mendapatkan nominasi tokoh terkorup dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). 

    Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto juga menanggapi tentang masuknya nama Jokowi dalam nominasi tokoh terkorup versi OCCRP. Dia mempersilakan pihak-pihak yang memiliki bukti keterlibatan Jokowi dalam kasus korupsi untuk melaporkannya ke KPK.

    Tessa menuturkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Dia menyebut lembaganya bakal mempersilahkan bila ada pihak-pihak yang ingin membuat suatu laporan dugaan tindak pidana korupsi. 

    “KPK mempersilakan bila ada pihak-pihak yang memiliki informasi dan bukti pendukung, tentang adanya perbuatan tindak pidana korupsi Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara, untuk dapat dilaporkan menggunakan saluran dan cara yang tepat ke Aparat Penegak Hukum,” ujar Tessa kepada wartawan, Kamis (2/1/2025). 

    Tessa lalu mengingatkan bahwa pelaporan itu bisa juga ditujukan ke penegak hukum lain yang berwenang menangani tindak pidana korupsi (tipikor). Selain KPK, ada Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Polri. 

  • Finalis Tokoh Terkorup, Irma Suryani Nasdem: Jokowi Tidak Menjual Indosat

    Finalis Tokoh Terkorup, Irma Suryani Nasdem: Jokowi Tidak Menjual Indosat

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo masuk dalam nominasi sebagai finalis tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

    Selain Jokowi, ada lima pemimpin dunia yang masuk dalam nominasi ini.

    Diantaranya, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pebisnis India Gautam Adani.

    Sementara di urutan pertama adalah Presiden Suriah Bashar al-Assad yang kini lari ke Rusia.

    OCCRP adalah organisasi jurnalisme investigasi dunia yang fokus pada isu korupsi dan kejahatan terorganisasi. Tempo salah satu media yang menjalin kolaborasi dengan OCCRP.

    Politisi Partai NasDem, Irma Suryani, memberikan pernyataan tegas menanggapi laporan OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) yang menyebut Presiden Joko Widodo sebagai presiden terkorup.

    Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh tuduhan tersebut, yang dinilainya tidak berdasar.

    “Hati-hati terhadap provokasi media OCCRP yang mengatakan Presiden kita, Jokowi, presiden terkorup,” ujar Irma.

    Irma mempertanyakan dasar tuduhan tersebut, mengingat Jokowi memiliki sejumlah pencapaian yang justru bertolak belakang dengan tuduhan korupsi.

    “Saya bingung, apa dasarnya mereka menyatakan itu? Karena dijelaskan Jokowi tidak menjual Indosat, bahkan bisa mengembalikan aset Freeport dari 20 persen menjadi 51 persen,” tambahnya.

    Ia juga mencurigai OCCRP sebagai bagian dari agenda asing yang ingin memecah belah Indonesia. “Saya curiga ini adalah agen asing yang berusaha memecah belah bangsa ini. Karena selama ini Jokowi tidak pernah memberikan kesempatan kepada Amerika untuk merampok bangsa ini,” tegas Irma.

  • Pemimpin HTS dan Sekutunya Diberikan Pangkat Militer Senior, Mantan Tentara Assad Tidak Senang – Halaman all

    Pemimpin HTS dan Sekutunya Diberikan Pangkat Militer Senior, Mantan Tentara Assad Tidak Senang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keputusan otoritas sementara Suriah untuk memberikan sejumlah pangkat militer senior kepada para pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya, termasuk kepada mereka yang bukan warga negara Suriah, memicu gelombang kritik dan ketidakpuasan.

    Mengutip The New Arab, ketidakpuasan terutama datang dari mantan perwira tentara Suriah yang sebelumnya berada di bawah pemerintahan Bashar al-Assad.

    Kritik ini terutama berfokus pada pemberian pangkat militer kepada pejuang HTS asing.

    Beberapa pihak juga mempertanyakan hak Ahmed al-Sharaa, pemimpin HTS yang kini menjadi penguasa de facto Suriah, untuk mengambil keputusan sepihak.

    Kekhawatiran juga muncul mengenai kompetensi para pejuang tersebut dalam memegang pangkat senior, karena tidak satu pun dari mereka adalah lulusan lembaga militer yang diakui negara.

    Sebaliknya, mereka memperoleh pengalaman hanya di medan perang, di mana aturan dan prosedur yang diterapkan oleh tentara profesional tidak pernah digunakan.

    Keputusan untuk mengintegrasikan faksi-faksi yang terlibat dalam revolusi Suriah, umumnya dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk mengendalikan situasi keamanan di negara tersebut. 

    lihat foto
    Pemimpin baru Suriah yang juga pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani atau Ahmad Al-Sharaa

    Namun, pertanyaan masih muncul terkait bagaimana proses integrasi ini akan dilakukan, siapa saja yang akan diikutsertakan, dan bagaimana caranya.

    Misalnya, faksi-faksi di bawah Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki, diperkirakan akan segera diintegrasikan ke dalam lembaga militer baru yang dibangun di atas sisa-sisa tentara rezim Assad. 

    Namun, tampaknya SNA dikecualikan dari komunikasi apa pun dengan pemerintahan baru ini, menurut laporan pada tanggal 23 Desember.

    Pemberian Pangkat Militer untuk Pemimpin HTS

    Keputusan “No.8”, yang dipublikasikan pada hari Minggu (29/12/2024) di akun Telegram Komando Umum Sharaa, mencantumkan daftar 49 orang yang akan “dipromosikan” ke pangkat Mayor Jenderal, Brigadir Jenderal, dan Kolonel, sebagai bagian dari “pengembangan dan modernisasi tentara Suriah”.

    Di antara mereka yang dipromosikan adalah komandan sayap militer HTS sekaligus Menteri Pertahanan yang baru diangkat dalam pemerintahan transisi, Murhaf Abu Qasra, yang menerima pangkat Mayor Jenderal. 

    Tiga mantan perwira yang membelot dari tentara Suriah selama perang juga termasuk dalam daftar tersebut, bersama beberapa komandan HTS dan anggota faksi lainnya.

    Pejuang non-Suriah yang mendapatkan pangkat militer meliputi Abdul Samriz Bashari (Albania), Alaa Mohammed Abdul Baqi (Mesir), dan Ibnian Ahmed al-Hariri (Yordania), yang menerima pangkat Kolonel.

    Rahman Hussein al-Khatib (Yordania), Omar Mohammed Jaftchi (Turki), dan Abdul Aziz Dawoud Khodabardi (minoritas Turkistan dari Tiongkok) menerima pangkat Brigadir Jenderal.

    Beberapa perwira Suriah yang membelot dan sebelumnya berpangkat tinggi serta memiliki pengalaman militer yang luas menganggap promosi ini sebagai tanda bahwa pemerintahan baru berencana mengandalkan komandan lapangan dari faksi pemberontak untuk membentuk tentara nasional yang bersatu.

    Namun, mereka menegaskan bahwa membangun kembali tentara membutuhkan keahlian akademis, yang tidak dimiliki oleh banyak komandan lapangan ini, meskipun mereka memiliki pengalaman tempur di medan perang.

    Seorang komandan SNA yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed, yang berafiliasi dengan The New Arab, bahwa Ahmed al-Sharaa tidak memiliki kewenangan untuk memberikan pangkat militer.

    Menurutnya, wewenang ini seharusnya hanya dimiliki oleh presiden, setelah konstitusi disusun dan pemilu dilaksanakan.

    Ia juga mempertanyakan pemberian pangkat kepada warga negara asing di angkatan darat yang belum memiliki kewarganegaraan resmi Suriah, serta menegaskan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat harus merupakan lulusan akademi militer yang diakui.

    lihat foto
    Militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah.

    Sementara itu, perguruan tinggi militer yang didirikan oleh Ahmed al-Sharaa di Idlib dikatakan tidak diakui sama sekali.

    Kolonel yang membelot dan analis militer Fayez al-Asmar mengatakan bahwa daftar promosi ini merupakan masalah sensitif bagi masyarakat Suriah.

    Ia menjelaskan bahwa ada ribuan perwira yang membelot, termasuk brigadir, kolonel, dan perwira lainnya, seharusnya diakui oleh pimpinan baru dan dijadikan bagian penting dalam membangun kembali militer.

    Hal itu sebagai bentuk penghargaan atas risiko besar yang mereka ambil selama pembelotan mereka dari tentara Assad.

    Ia juga menekankan bahwa pemimpin militer baru harus memiliki latar belakang akademis dan militer yang kuat agar mampu menangani tugas restrukturisasi tentara.

    “Organisasi dan metode pertempuran faksi-faksi revolusioner sangat berbeda dari militer profesional yang terstruktur dan hierarkis,” imbuhnya.

    Meskipun ia mengakui bahwa seorang Menteri Pertahanan boleh berasal dari kalangan sipil, ia percaya bahwa Kepala Staf dan komandan militer lainnya harus merupakan prajurit terlatih.

    Diperkirakan ada sekitar 5.000 prajurit yang membelot dari tentara Suriah selama perang.

    Beberapa dari mereka tetap tidak aktif dalam kegiatan militer, sementara lainnya bergabung dengan faksi-faksi pemberontak dan terlibat dalam banyak pertempuran sengit yang telah berlangsung hampir 12 tahun.

    Pandangan Pakar

    Pakar militer Diaa Qaddour berpendapat bahwa pemberian pangkat militer kepada sejumlah pejuang asing adalah cara untuk menghormati mereka yang telah berjuang untuk revolusi Suriah dan membuat pengorbanan besar yang layak mendapatkan pengakuan.

    Rashid Hourani, seorang peneliti militer di Jusoor Centre for Studies, menjelaskan bahwa banyak negara di seluruh dunia bergantung pada ahli asing di berbagai bidang, termasuk militer, tanpa harus kehilangan arah nasional.

    Hourani yakin keputusan ini tidak akan berdampak negatif terhadap rekonstruksi tentara baru Suriah.

    Ia percaya bahwa para pejuang asing ini bisa berperan dalam melatih tentara baru dengan metode perang modern.

    Sementara itu, Brigadir Jenderal yang membelot, Mustafa al-Farhat, mengatakan bahwa promosi ini sesuai dengan arah kebijakan pemerintahan baru.

    Namun, menurutnya, tantangan utama adalah mencari sumber daya manusia yang diperlukan untuk membangun tentara yang kuat di tengah situasi sulit Suriah saat ini.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Abaikan Ancaman Sanksi AS Soal Pasukan Kurdi, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah – Halaman all

    Abaikan Ancaman Sanksi AS Soal Pasukan Kurdi, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah – Halaman all

    Abaikan Ancaman Sanksi AS, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah

    TRIBUNNEWS.COM – Artileri Turki dilaporkan menembaki daerah ‘Ain Isa’, ‘Tal Tamr’ dan kota ‘Ain al-Arab’ (Kobani) yang terletak di Suriah utara.

    Menurut al-Mayadeen, Selasa (2/12/2024) sumber-sumber lokal mengatakan kalau serangan Turki menyasar posisi pasukan Kurdi Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF), di Ain al-Arab dan Ain Isa.

    Aksi Turki ini mengabaikan ancaman Amerika Serikat (AS) yang menyatakan akan terus mendukung SDF.

    Sejauh ini, tidak ada laporan yang diberikan tentang jumlah korban dan kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh serangan ini.

    Adapun Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan kalau gencatan senjata antara Turki dan SDF dilakukan di sekitar kota Manbij di Suriah utara.

    Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki mengklaim tidak ada pembicaraan tentang perjanjian gencatan senjata antara Ankara dan pasukan Kurdi yang didukung oleh AS.

    AS Ancam Sanksi Turki Kalau Sentuh Kurdi dengan Menginvasi Suriah

    Terkait manuver Turki di Suriah dengan alasan membasmi PKK-YPG, kelompok yang menjadi basis SDF, politisi senior AS sebelumnya sudah menyiratkan kekhawatiran kalau invasi Turki ke wilayah timur laut Suriah sudah dekat.

    Atas hal itu, dia mengindikasikan AS siap menjatuhkan sanksi pada Turki, meski negara itu adalah sekutu NATO Washington.

    Senator Republik John Kennedy memperingatkan kalau ia khawatir Turki akan menginvasi Suriah saat negara itu berupaya membangun kembali setelah pasukan oposisi menyingkirkan rezim Bashar Al Assad setelah 13 tahun perang.

    Kennedy menyampaikan pidato di gedung Senat minggu ini yang menyatakan pesan kepada Ankara: “Biarkan Kurdi sendiri… jangan lakukan itu.”

    Washington telah mempertahankan kehadiran pasukan yang relatif terbatas di Suriah.

    Pada Kamis, lewat pengumuman Pentagon, AS mengungkapkan sendiri peran besar mereka dalam cawe-cawe penggulingan Assad.

    Pentagon menyatakan telah menggandakan kehadiran pasukan mereka dari sekitar 900 menjadi 2.000 tentara, dalam kemitraan dengan Pasukan Demokratik Suriah untuk misi memberantas ISIS.

    Adapun Turki menuduh pasukan SDF yang dipimpin Kurdi sebagai teroris.

    Turki memandang, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), yang mendominasi SDF, sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang hukum mereka.

    “Jika Anda menyerang Suriah dan menyentuh sehelai rambut pun di kepala suku Kurdi, saya akan meminta Kongres Amerika Serikat untuk melakukan sesuatu,” lanjut Kennedy.

    “Dan sanksi kami tidak akan membantu perekonomian Turki. Saya tidak ingin melakukan itu.”

    Senator terkemuka dari dua partai di AS – Chris Van Hollen dari Partai Demokrat dan Lindsey Graham dari Partai Republik  – pekan ini mengancam sanksi terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jika pasukan yang didukung Ankara tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Kurdi di timur laut Suriah.

    Para senator menuduh Turki menolak “untuk memperpanjang gencatan senjata, termasuk tawaran zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan, khususnya kota Kobani”.

    “Meskipun Turki memiliki sejumlah masalah keamanan yang sah yang dapat diatasi, perkembangan ini merusak keamanan regional dan Amerika Serikat tidak dapat tinggal diam,” tulis Van Hollen dan Graham dalam sebuah pernyataan.

    Pihak AS mengklaim, berkepentingan mendukung SDF demi terus memerangi kelompok ISIS yang menjadi musuh Washington.

    “Setelah jatuhnya rezim Assad, pasukan yang didukung Turki telah meningkatkan serangan terhadap mitra Suriah-Kurdi kami, yang sekali lagi mengancam misi penting untuk mencegah kebangkitan ISIS,” tulis pernyataan senator AS tersebut.

    Militer Turki memerangi kelompok Parti Karkerani Kurdistan (PKK) alias Partai Pekerja Kurdistan. (AFP)

    Peluang dan Tantangan Bagi Turki, Damai atau Terus Perangi Kurdi?

    Sanksi AS dapat memiliki implikasi nyata bagi Ankara, kata Yerevan Saeed, direktur Inisiatif Kurdi Global untuk Perdamaian di Universitas Amerika di Washington.

    “Ekonomi Turki tidak berjalan dengan baik. Inflasi sangat, sangat tinggi. Lira terus menurun. Jadi harapan para senator, orang-orang di Washington DC, para pembuat kebijakan, adalah bahwa sanksi ini akan menghalangi Presiden Erdogan untuk menginvasi Rojava ,” katanya kepada The National.

    “Apakah hal itu akan menghentikan Turki atau tidak, masih belum diketahui secara pasti.”

    Saeed mengatakan, “Kurdi sangat, sangat khawatir, tidak hanya dari tingkat kepemimpinan, tetapi juga rakyat dan publik” tentang masuknya Turki ke Suriah.

    Namun, beberapa pihak meragukan apakah aksi militer Turki merupakan ancaman yang akan segera terjadi.

    Mouaz Moustafa, direktur eksekutif Satuan Tugas Darurat Suriah yang berpusat di Washington, baru-baru ini kembali dari Damaskus tempat ia mencari tahanan Amerika Austin Tice.

    “Orang-orang mungkin membesar-besarkan masalah dengan menyerukan sanksi kepada sekutu NATO sementara kita belum melihat adanya operasi militer besar oleh Turki di Suriah timur laut,” katanya.

    Minggu ini, Turki menunjuk kuasa usaha sementara untuk menjalankan kedutaannya di Damaskus , setelah kepala intelijen Ankara Ibrahim Kalin mengunjungi ibu kota Suriah.

    Moustafa mengatakan pertunjukan keterlibatan seperti itu akan sangat penting dalam membangun stabilitas di Suriah, termasuk di timur laut.

    “Saya pikir semuanya kembali kepada pemerintahan baru Damaskus. Apakah mereka akan mampu membuat semacam kesepakatan dengan SDF, YPG [Unit Pertahanan Rakyat Kurdi], elemen PKK [Partai Pekerja Kurdistan], dan memastikan keamanan dan stabilitas Suriah timur laut, bersama dengan seluruh negara dan memastikan tidak ada kejahatan terhadap Kurdi atau bagian lain dari mosaik Suriah,” katanya kepada The National.

    Namun, Saeed mengatakan kalau pasukan Turki tidak berada di perbatasan “untuk berpiknik”.

    Namun, ia juga menekankan: “Turki memiliki peluang yang sangat bersejarah untuk berdamai dengan Kurdi di Suriah, dengan cara yang sama … Presiden Erdogan mampu mengubah kebijakan Turki terhadap Kurdi di Irak. Ini akan menjadi situasi yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Akan ada banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan Turki untuk datang dan berinvestasi di Rojava, alih-alih membuat ancaman militer ini, yang akan menimbulkan ketidakstabilan.”

    Faktor Trump

    Pemerintahan baru di Washington dapat semakin memperumit sikap AS terhadap Suriah dan Turki.

    Presiden terpilih Donald Trump , yang akan mulai berkuasa bulan depan dan telah menunjukkan pendekatan yang lebih tidak ikut campur terhadap Suriah, menyebut penggulingan Al Assad sebagai “pengambilalihan kekuasaan secara tidak bersahabat” yang diatur oleh Turki.

    “Saya pikir Turki sangat cerdas… Turki melakukan pengambilalihan yang tidak bersahabat, tanpa banyak nyawa yang hilang. Saya dapat mengatakan bahwa Assad adalah seorang tukang jagal, apa yang dia lakukan terhadap anak-anak,” tambah presiden terpilih  AS dari partai Republik itu.

    Trump mengindikasikan, ragu untuk terus mempertahankan kehadiran kecil pasukan Washington di Suriah, dan mencoba menarik diri sepenuhnya selama masa jabatan presiden pertamanya.

    Saeed mengatakan kalau tindakan seperti itu tidaklah bijaksana.

    “Nilai yang diperoleh AS dan negara-negara Barat sungguh tinggi dan besar, karena pasukan AS ada di sana untuk melakukan intelijen dan juga memberikan dukungan bagi para pejuang Kurdi… Jika AS menarik diri, tentu saja, itu akan membuka jalan bagi ISIS untuk kembali.”

    Analisis lain menyerukan pemikiran ulang mengenai misi anti-ISIS Washington setelah jatuhnya rezim Assad, termasuk mantan duta besar AS untuk Damaskus, Robert Ford.

    “Pasukan yang dipimpin YPG telah gagal mengalahkan kekuatan ISIS yang bertahan lama. Setelah enam tahun, saatnya bagi Amerika untuk memikirkan kembali strateginya,” tulis Ford dalam sebuah posting di X sebagai tanggapan atas ancaman sanksi para senator.

    Reuters mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler yang mengatakan bahwa “dalam periode baru, organisasi teroris PKK/YPG di Suriah cepat atau lambat akan dilenyapkan”.

    Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah. (AFP)

    Turki Tak Lihat Tanda Kebangkitan ISIS

    Bertentangan dengan penilaian Washington, Guler mengatakan Turki tidak melihat tanda-tanda kebangkitan ISIS di Suriah.

    Bagi Moustafa, keterlibatan internasional dengan pemerintahan baru pada akhirnya akan menjadi penting bagi Suriah dan bagi kepentingan regional AS di sana.

    “Suriah tidak akan menjadi negara demokrasi dalam waktu semalam. Namun, Suriah sekarang adalah negara Arab yang paling dekat dengan demokrasi dibandingkan negara Arab lainnya. Itu fakta, dan janji-janji pemerintah serta tindakan mereka sungguh meyakinkan,” katanya.

    “Pemerintahan baru di Damaskus layak mendapatkan dukungan masyarakat internasional untuk membantu mereka dalam perjalanan menuju republik yang demokratis, bukan hanya terus mendengar kekhawatiran dan menyebut semua warga Suriah sebagai teroris padahal mereka sendiri telah membebaskan negara mereka dari para teroris.”

    Pada hari Kamis, para petinggi Demokrat di komite urusan luar negeri Senat dan DPR memperkenalkan sebuah resolusi yang “menekankan pentingnya melindungi kelompok minoritas agama dan etnis, termasuk Kurdi Suriah, Yazidi, dan Chaldea” di Suriah, dan meminta Departemen Luar Negeri AS untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

    Resolusi tersebut mencatat kalau “pasukan oposisi Suriah telah berulang kali mengisyaratkan niat mereka untuk menghormati hak dan martabat kaum minoritas agama dan etnis di Suriah, tetapi ada beberapa insiden di mana anggota kaum minoritas tersebut melarikan diri dari rumah mereka, sementara ada kekerasan dan pengusiran yang terdokumentasikan terhadap komunitas Kurdi oleh unsur-unsur Tentara Nasional Suriah”.

     

    (oln/thentnl/*)