Negara: Suriah

  • Bertemu Pangeran MBS, Al-Sharaa: Arab Saudi Memiliki Keinginan Tulus untuk Dukung Masa Depan Suriah – Halaman all

    Bertemu Pangeran MBS, Al-Sharaa: Arab Saudi Memiliki Keinginan Tulus untuk Dukung Masa Depan Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden sementara Suriah, Ahmed Al-Sharaa, melakukan kunjungan ke Arab Saudi dan bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam lawatan luar negeri pertamanya sejak diangkat sebagai presiden pemerintahan transisi pada 29 Januari 2025.

    Saudi Press Agency (SPA) melaporkan bahwa Al-Sharaa bertemu dengan MBS, pemimpin de facto Arab Saudi.

    Sebelumnya, Al-Sharaa disambut oleh Wakil Gubernur Wilayah Riyadh, Pangeran Mohammed bin Abdulrahman bin Abdulaziz, saat tiba di Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh pada Minggu (2/2/2025).

    Dalam kunjungan ini, Al-Sharaa didampingi oleh Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al-Shaibani.

    Setelah pertemuan tersebut, Al-Sharaa menyatakan bahwa pertemuannya dengan MBS menunjukkan bahwa Arab Saudi memiliki niat tulus untuk mendukung Suriah dalam membangun masa depannya.

    Al-Sharaa juga menambahkan bahwa pembicaraan di Riyadh mencakup rencana kerja sama di bidang energi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan.

    Osama Bin Javaid dari Al Jazeera melaporkan bahwa Al-Sharaa memilih Riyadh sebagai tujuan pertamanya untuk menegaskan pentingnya peran Arab Saudi dalam membentuk masa depan Suriah yang baru.

    Al-Sharaa memimpin oposisi Suriah dalam menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad yang telah lama berkuasa pada 8 Desember 2024.

    Sejak itu, pemerintahan baru Suriah berusaha mendapatkan legitimasi regional dan internasional serta mengupayakan pencabutan sanksi Barat yang merugikan.

    ERA BARU SURIAH – Tangkap layar YouTube Al Arabiya English yang diambil pada Senin (3/2/2025), menampilkan pemimpin Suriah tiba di Arab Saudi, Minggu (2/2/2025). Ahmed Al-Sharaa kemudian bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) (Tangkap layar YouTube Al Arabiya English)

    Namun, keanggotaan Al-Sharaa di masa lalu dalam al-Qaeda menimbulkan kekhawatiran di beberapa pihak, meskipun kepemimpinan baru Suriah berfokus pada integrasi regional dan perlindungan bagi minoritas agama dan etnis.

    Pada kunjungan ke Damaskus minggu lalu, Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyatakan bahwa negaranya terlibat dalam dialog aktif dengan Eropa dan Amerika Serikat untuk membantu mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah.

    Bin Javaid melaporkan bahwa kunjungan Al-Sharaa bertujuan untuk mengingatkan pejabat Saudi tentang janji ini dan mendapatkan bantuan yang diperlukan dalam membangun kembali infrastruktur, pemerintahan, dan lembaga-lembaga di Suriah.

    Kunjungan ke Riyadh ini juga melambangkan pergeseran hubungan masa depan Suriah dari kesetiaan terhadap Iran dan Rusia yang didukung Presiden Bashar al-Assad.

    Bulan lalu, Al-Sharaa mengatakan kepada TV Al Arabiya bahwa Arab Saudi akan memiliki peran besar dalam masa depan Suriah, terutama dalam hal peluang investasi besar bagi negara-negara tetangga.

    Kunjungan pada Minggu itu berlangsung setelah Menteri Luar Negeri Suriah, Al-Shaibani, juga melakukan perjalanan ke Riyadh bulan lalu.

    Sementara itu, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mengunjungi Damaskus pada Kamis (30/1/2025), menjadi pemimpin Arab pertama yang melakukannya sejak Al-Assad digulingkan.

    Analisis: Pertemuan Simbolis Suriah dengan Arab Saudi dan Qatar

    Menurut analisis dari The Jerusalem Post, pertemuan pemimpin Suriah dengan pemimpin Qatar dan Arab Saudi merupakan momen yang bersejarah sekaligus simbolis.

    Selama beberapa tahun terakhir, Qatar dan Arab Saudi sering memiliki pandangan yang berbeda.

    Qatar cenderung lebih dekat dengan Iran dan Turki serta mendukung kelompok yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, seperti Hamas.

    Di sisi lain, Arab Saudi menentang Ikhwanul Muslimin dan memiliki hubungan lebih erat dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.

    Oleh karena itu, perjalanan Ahmed al-Sharaa mencerminkan bagaimana ia bergerak di antara dua kutub ini, dimulai dari pertemuan dengan Qatar hingga ke Arab Saudi.

    Langkah ini menunjukkan upaya diplomatiknya untuk menjalin hubungan dengan kedua pihak yang selama ini berbeda pandangan.

    Meskipun kedua negara Arab ini tampak telah “berbaikan”, dinamika politik di Timur Tengah seringkali lebih kompleks dari yang terlihat.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Trump Perintahkan Serangan Udara terhadap Kelompok ISIS di Somalia yang Sembunyi di Gua – Halaman all

    Trump Perintahkan Serangan Udara terhadap Kelompok ISIS di Somalia yang Sembunyi di Gua – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan telah memerintahkan serangan udara terhadap kelompok teroris ISIS yang bersembunyi di gua-gua di Somalia.

    Trump menegaskan serangan ini menargetkan seorang perencana serangan senior dan anggota ISIS lainnya yang bersembunyi di daerah pegunungan.

    “Para pembunuh ini, yang kami temukan bersembunyi di gua-gua, mengancam Amerika Serikat dan Sekutu kami,” tulis Trump di sosial medianya.

    Ia juga mengonfirmasi serangan udara tersebut menghancurkan gua-gua tempat mereka bersembunyi dan menewaskan banyak anggota ISIS tanpa menimbulkan korban sipil.

    Serangan ini dilakukan di daerah pegunungan Golis, timur laut Somalia, yang merupakan salah satu tempat persembunyian kelompok ISIS.

    Trump menambahkan pesan keras untuk kelompok ISIS dan pihak-pihak lain yang mengancam Amerika Serikat: “KAMI AKAN MENEMUKAN ANDA, DAN KAMI AKAN MEMBUNUH ANDA!”

    Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengungkapkan berdasarkan penilaian awal, beberapa anggota pasukan ISIS tewas dalam serangan ini dan tidak ada korban sipil.

    Hegseth juga menyatakan serangan ini semakin melemahkan kemampuan ISIS untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teroris di masa depan.

    Otoritas Somalia juga mengonfirmasi serangan tersebut.

    Kantor presiden menyatakan mereka diberi informasi tentang operasi militer AS yang menargetkan pimpinan senior ISIS di wilayah utara Somalia, The Guardian melaporkan.

    Kepresidenan Somalia mengapresiasi dukungan Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme internasional dan memperkuat kemitraan keamanan yang kuat antara kedua negara.

    Somalia juga mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang berpartisipasi dalam serangan tersebut, yang mengakibatkan tewasnya sejumlah anggota tingkat tinggi ISIS.

    Meskipun demikian, BBC belum dapat memverifikasi laporan korban secara independen.

    ISIS di Somalia, yang muncul pada 2015 setelah pembelotan dari al-Shabab, memang dikenal karena serangan sporadis dan pemerasan terhadap penduduk setempat.

    Meskipun kelompok ini mulai menonjol di Suriah dan Irak pada tahun 2010-an, kehadirannya kini hanya terbatas di beberapa wilayah di Afrika, termasuk Somalia.

    Serangan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Presiden Joe Biden memerintahkan operasi yang menewaskan pemimpin ISIS, Bilal al-Sudani, di Somalia.

    Trump dalam pernyataannya juga mengkritik pemerintahan Biden.

    Presiden AS mengklaim bahwa militer AS telah menargetkan perencana ISIS ini selama bertahun-tahun, tetapi Biden tidak bertindak cukup cepat.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Pemimpin Suriah Kunjungi Saudi: Tanda Awal Perubahan – Halaman all

    Pemimpin Suriah Kunjungi Saudi: Tanda Awal Perubahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ahmad al-Sharaa, Presiden sementara Suriah, melakukan perjalanan luar negeri pertamanya, Minggu (2/2/2025).

    Negara yang dipilihnya adalah Arab Saudi, yang menjadi sinyal bahwa Suriah berusaha untuk menjauh dari Iran, sekutu regional utamanya selama ini.

    Kedatangan al-Sharaa di Riyadh, bersama Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani, menggunakan jet Saudi menunjukkan momen yang signifikan dalam hubungan internasional Suriah, mengutip Associated Press.

    Sebelumnya, Arab Saudi merupakan salah satu negara yang mendukung kelompok-kelompok yang berusaha menggulingkan mantan Presiden Suriah, Bashar Assad, selama konflik yang dimulai pada tahun 2011.

    Perubahan situasi di Suriah terjadi setelah Desember lalu, ketika serangan yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menggulingkan kekuasaan Assad.

    Al-Sharaa, yang dikenal di dunia internasional dengan nama samaran Abu Mohammed al-Golani, kini berusaha memperbaiki citra publik pemerintahannya untuk menghilangkan sanksi yang sebelumnya dijatuhkan pada Suriah.

    Apa yang Diupayakan Al-Sharaa?

    Al-Sharaa tidak hanya fokus pada perbaikan hubungan internasional, tetapi juga berupaya untuk membangun pemerintahan yang lebih inklusif.

    Ia menunjuk perempuan dalam jabatan penting dan berusaha menjaga hubungan baik dengan berbagai komunitas di Suriah, termasuk komunitas Kristen dan Syiah Alawite.

    Lebih dari itu, al-Sharaa juga tampak berusaha menjaga jarak dari Iran dan Rusia.

    Hal ini terlihat dari fakta bahwa Iran hingga kini belum membuka kembali kedutaannya di Damaskus.

    Keputusan al-Sharaa untuk berkunjung ke Arab Saudi adalah langkah strategis yang mencerminkan pergeseran kebijakan luar negeri Suriah.

    Apa Sikap Iran terhadap Pemerintahan Baru Suriah?

    Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Teheran mendukung pemerintahan yang dibentuk oleh rakyat Suriah.

    Sikap Iran ini menandakan bahwa meskipun terjadi pergeseran dalam aliansi politik Suriah, Iran tetap ingin mempertahankan pengaruhnya di kawasan.

    Apa Tantangan yang Dihadapi Pemerintah Suriah?

    Di tengah upaya memperbaiki citra dan hubungan internasionalnya, pemerintah sementara Suriah masih menghadapi berbagai tantangan di dalam negeri, termasuk ancaman dari ISIS dan kelompok militan lain.

    Baru-baru ini, sebuah bom mobil meledak di Manbij, Aleppo, menewaskan empat warga sipil dan melukai sembilan orang.

    Insiden ini menggarisbawahi realitas bahwa meskipun ada perubahan politik, tantangan keamanan tetap menjadi perhatian utama.

    Dalam konteks ini, al-Sharaa berupaya memperkuat stabilitas di dalam negeri sambil menjalin hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Arab lainnya, termasuk Arab Saudi, yang telah memulihkan hubungannya dengan Assad pada tahun 2023.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pemimpin Suriah Tiba di Arab Saudi dalam Perjalanan Luar Negeri Pertamanya, Mengapa Bukan ke Iran? – Halaman all

    Pemimpin Suriah Tiba di Arab Saudi dalam Perjalanan Luar Negeri Pertamanya, Mengapa Bukan ke Iran? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa, melakukan perjalanan luar negeri pertamanya pada Minggu (2/2/2025), dan negara yang dipilihnya adalah Arab Saudi.

    Mengutip Associated Press, langkah ini dianggap sebagai sinyal bahwa Suriah akan menjauh dari Iran, yang sebelumnya merupakan sekutu regional utamanya.

    Ahmad al-Sharaa mendarat di Riyadh bersama Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani.

    Keduanya tiba menggunakan jet Saudi, dengan bendera negara tersebut terlihat di meja di belakang mereka.

    Televisi pemerintah Saudi menyoroti bahwa perjalanan pertama al-Sharaa, yang awalnya dikenal di dunia internasional dengan nama samaran Abu Mohammed al-Golani, menjadikan Riyadh sebagai tujuan pertamanya.

    Bendera tiga warna Suriah dengan tiga bintang berkibar di samping bendera Arab Saudi di bandara ketika al-Sharaa, yang mengenakan jas dan dasi, turun dari pesawat.

    Dia dijadwalkan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan, selama kunjungannya.

    Arab Saudi sebelumnya merupakan salah satu negara yang mendukung kelompok-kelompok yang berupaya menggulingkan mantan Presiden Suriah, Bashar Assad, pada tahun 2011.

    Namun, kelompok-kelompok tersebut mundur saat Assad, yang didukung Iran dan Rusia, memenangkan banyak pertempuran dalam konflik tersebut.

    Keadaan berubah pada Desember lalu ketika serangan kilat yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di bawah pimpinan al-Sharaa berhasil menggulingkan Assad.

    HTS sebelumnya terkait dengan al-Qaida, tetapi kemudian memutuskan hubungannya.

    Setelah menggulingkan Assad, al-Sharaa dan HTS berhati-hati dalam membangun citra publik mereka, terutama untuk menghilangkan sanksi yang dijatuhkan pada Suriah selama rezim Assad.

    Al-Sharaa juga menunjuk perempuan dalam jabatan penting dan berusaha menjaga hubungan baik dengan komunitas Kristen dan Syiah Alawite di Suriah.

    Selain itu, ia juga berupaya menjaga jarak dari Iran dan Rusia.

    Hingga saat ini, Iran belum membuka kembali kedutaannya di Damaskus.

    Sebelumnya, Suriah adalah simpul penting dalam menjalankan operasi melalui “Poros Perlawanan” Iran, yang melibatkan Hizbullah di Lebanon dan kelompok-kelompok lain.

    Sementara itu, dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera yang dipublikasikan pada Sabtu (1/2/2025), Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Teheran mendukung pemerintahan yang dibentuk oleh rakyat Suriah.

    “Kami mendukung pemerintahan mana pun yang dipilih dan didukung oleh rakyat Suriah,” katanya.

    “Kami menginginkan perdamaian dan keamanan bagi Suriah yang merupakan pendahulu untuk mencapai hal yang sama di wilayah tersebut.”

    “Kami tidak ingin melihat Suriah sebagai pusat ketegangan tanpa akhir atau konflik etnis yang dapat mengubahnya menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris.”

    Pada Januari lalu, Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengunjungi Damaskus dan menyatakan bahwa Riyadh secara aktif terlibat dalam dialog untuk mencabut sanksi terhadap Suriah.

    Arab Saudi, berbeda dengan sekutu utama al-Sharaa seperti Turki dan Qatar, telah memulihkan hubungan dengan Assad pada 2023 bersama sebagian besar negara Arab lainnya.

    Tantangan di Dalam Negeri

    Sementara itu, pemerintah sementara Suriah masih menghadapi tantangan dari ISIS dan kelompok militan lainnya.

    Pada Sabtu (1/2/2025), sebuah bom mobil meledak di Manbij, sebuah kota di provinsi Aleppo, menewaskan empat warga sipil dan melukai sembilan orang, menurut laporan SANA yang mengutip pejabat pertahanan sipil.

    Pemberontak Suriah yang didukung oleh Turki merebut Manbij pada Desember lalu, sebagai bagian dari upaya Ankara untuk menciptakan zona penyangga di wilayah Suriah dekat perbatasannya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Februari 2025

    Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025 Nasional 2 Februari 2025

    Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.c
    om –
    Indonesia
    kembali mencatat prestasi di level dunia dengan menyapu bersih juara I dalam Musabaqah Tilawatil Quran (
    MTQ
    ) Internasional ke-4 yang digelar di Jakarta, 29 Januari sampai dengan 1 Februari 2025.
    Sebanyak 60 qari, qariah, hafidz, dan hafidzah dari 38 negara berkompetisi, dan kontingen Indonesia berhasil mendominasi serta meraih penghargaan utama di berbagai kategori.
    Wakil Menteri Agama, Romo Ahmad Syafi’i, mengaku bangga atas prestasi delegasi Indonesia. Ia berharap Al-Qur’an semakin membumi dan menjadi pedoman hidup bagi umat manusia.
    “Indonesia membuktikan diri sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sekaligus memiliki pelantun Al-Qur’an terbaik di tingkat internasional. Semoga Allah SWT merahmati pertemuan ini dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi setiap manusia,” kata Romo Syafi’i dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).
    Syafi’i mengatakan, dalam waktu yang bersamaan, Indonesia berhasil meraih juara pertama pada MTQ Internasional di Qatar.
    Meski demikian, ia menekankan bahwa kemenangan sejati bukan hanya milik para juara, tetapi juga bagi siapa saja yang mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
    “Perlu diingat, kemenangan sejati bukan hanya bagi mereka yang mendapat juara, tetapi juga bagi kita semua yang terus berusaha mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
    Berikut daftar juara MTQ Internasional Ke-4 untuk semua kategori:
    Cabang Tilawah Al-Qur’an – Qari Terbaik
    1. Imranul Karim (Indonesia)
    2. Sayed Rohullah Hashimi (Afganistan)
    3. Ahmad Safi Abo Omaralhalabi (Suriah)
    • Cabang Tilawah Al-Qur’an – Qari’ah Terbaik
    1. Diana Abdul Jabbar (Indonesia)
    2. Sabaha Pato Salik (Filipina)
    3. A’tiqah Binte Suhaimi (Singapura)
    Cabang Hifzh Al-Qur’an – Hafizh Terbaik
    1. Yasin Albar (Indonesia)
    2. Emad Mustafa Hasan Aldubbati (Libya)
    3. Aiemiddin Fakhrudinov (Rusia)
    • Cabang Hifzh Al-Qur’an – Hafizhah Terbaik
    1. Nafisatul Millah (Indonesia)
    2. Muna Abdifatar Abdifarah (Kenya)
    3. Aysfa Eza (India)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas    
        Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas

    Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas

    Damaskus

    Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah desa yang dihuni warga etnis minoritas Alawi di Suriah, yang merupakan kelompok asal dari mantan Presiden Bashar al-Assad. Sedikitnya 10 orang tewas dalam penyerangan tersebut.

    Kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/2/2025), melaporkan bahwa penyerangan itu terjadi di desa Azrah pada Jumat (31/1) waktu setempat. Syrian Observatory menyebut penyerangan pria bersenjata itu sebagai “pembantaian”.

    “10 warga di desa Arzah, di pedesaan Hama bagian utara, yang dihuni oleh warga sekte Alawi tewas,” sebut Syrian Observatory dalam laporannya.

    Laporan Syrian Observatory, yang memiliki jaringan sumber yang luas di Suriah, menyebut sekelompok pria bersenjata itu “mengetuk pintu rumah-rumah di desa tersebut dan menembaki orang-orang menggunakan pistol yang dilengkapi peredam suara” sebelum melarikan diri.

    Kepala Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, mengatakan seorang anak dan seorang wanita lanjut usia termasuk di antara korban tewas.

    Dia menyebut serangan pria bersenjata itu “memiliki ciri-ciri pembunuhan sektarian”.

    Surat kabar lokal, Al-Watan, yang mengutip sumber keamanan di Hama melaporkan bahwa pasukan keamanan Suriah “mengepung area Arzah untuk memburu para penjahat” di balik pembunuhan tersebut.

    Dilaporkan juga bahwa “para mantan perwira dan tentara” termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan tersebut.

    Meskipun ada jaminan dari penguasa baru Suriah yang menggulingkan rezim Assad pada Desember lalu, para anggota minoritas Alawi — sebuah cabang Islam Syiah — mengkhawatirkan adanya aksi pembalasan karena hubungan minoritas itu dengan klan keluarga Assad.

    Pada Jumat (31/1), pemerintah baru Suriah mengumumkan penangkapan sekutu Assad, Atif Najib, yang dituduh mendalangi penindakan keras di area Daraa, yang menjadi lokasi pemberontakan Suriah dimulai tahun 2011 lalu.

    Pemberontakan nasional itu ditumpas secara brutal oleh Assad, yang kemudian berkembang menjadi perang saudara yang menewaskan lebih dari setengah juta orang.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Transformasi Angkatan Laut Turki & Ambisi Kekuatan Maritim di Perairan Mediterania hingga Laut Hitam – Halaman all

    Transformasi Angkatan Laut Turki & Ambisi Kekuatan Maritim di Perairan Mediterania hingga Laut Hitam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah meningkatkan ambisi maritimnya secara signifikan di Laut Mediterania.

    Tujuannya adalah untuk menegaskan pengaruh dan melindungi kepentingannya di kawasan tersebut.

    Latihan Mavi Vatan 2025, yang berlangsung dari 7 hingga 16 Januari 2025, menjadi salah satu contoh nyata dari aspirasi strategis maritim Ankara.

    Keberadaan sumber daya energi dan jalur perdagangan yang strategis telah mendorong Turki untuk bersaing langsung dengan pemain regional lainnya.

    Angkatan Laut Turki kini menjadi instrumen kunci dalam manuver geopolitik negara tersebut.

    TCG Anadolu: Simbol Ambisi Maritim

    Dalam konteks pemilihan presiden Mei 2023, kapal TCG Anadolu yang disebut oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebagai kapal induk drone UCAV pertama di dunia, melakukan tur di pelabuhan-pelabuhan Turki.

    Kapal ini tidak hanya merayakan peluncurannya tetapi juga menjadi simbol kampanye Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

    Kemal Kilicdaroglu, pemimpin partai oposisi, mengkritik penggunaan TCG Anadolu dalam kampanye politik. “Militer harus tetap di luar politik,” kata Kilicdaroglu.

    Transformasi Angkatan Laut Turki

    Erman Çete, jurnalis Turki dan salah satu penulis buku perang Suriah, menulis, peluncuran TCG Anadolu menandakan transformasi yang lebih luas, di mana Turki muncul sebagai kekuatan maritim yang serius.

    Ia merujuk pada pernyataan Erdogan, tingkat lokalisasi kapal ini mencapai 70 persen, dan ini menjadi salah satu pilar kebijakan baru Turki di dalam dan luar negeri.

    Pengembangan Kapal Perang

    Angkatan Laut Turki saat ini sedang membangun 31 kapal perang, termasuk kapal induk, penghancur berpeluru kendali, frigat multirole, dan kapal selam serang.

    TCG Anadolu, yang dirancang sebagai kapal serbu amfibi multipurpose, kini sedang dioptimalkan untuk sistem pesawat tempur tanpa awak (UCAV).

    Doktrin Maritim: Mavi Vatan

    Pengembangan Angkatan Laut Turki tidak hanya terbatas pada TCG Anadolu.

    Turki juga membangun berbagai jenis kapal lainnya, termasuk Korvet Kelas ADA dan Kapal Patroli HISAR.

    Semua ini berlandaskan doktrin Mavi Vatan, yang bertujuan untuk memperluas kontrol maritim Turki di kawasan Mediterania Timur, Aegean, dan Laut Hitam.

    Meskipun Erdogan dan AKP menggunakan perkembangan ini untuk kepentingan politik domestik, kritik menyatakan bahwa pembangunan angkatan laut yang kuat adalah proses jangka panjang.

    Retired Rear Admiral Ali Deniz Kutluk menyatakan bahwa setiap proyek pengembangan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan strategis yang lebih besar.

    Dengan doktrin Mavi Vatan, Turki berusaha mengeklaim dan mempertahankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang luas.

    Meskipun ada tantangan dari negara-negara tetangga seperti Yunani dan Siprus, ambisi Turki untuk menguasai jalur transit laut ke Eropa tetap menjadi tujuan utama dalam kebijakan luar negerinya.

    Ekspansi angkatan laut Turki yang agresif telah menyebabkan meningkatnya ketegangan dengan Yunani, Mesir, dan Israel, yang semuanya memiliki klaim yang tumpang tindih di Mediterania Timur. Yunani, khususnya, telah bereaksi keras terhadap doktrin “Tanah Air Biru”, karena takut akan pelanggaran batas wilayah perairannya.

    “Oleh karena itu, perluasan angkatan laut Turki tidak hanya tentang pertahanan tetapi juga tentang persaingan kekuatan regional. Penempatan pasukan angkatan laut Turki yang tegas di perairan yang disengketakan ini telah meningkatkan ketegangan diplomatik dan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi konfrontasi militer,” ujarnya dikutip dari Cradle.

    Meskipun ada ketegangan dengan sekutu barat atas berbagai masalah seperti sistem rudal S-400 Rusia dan sengketa energi, Turki tetap menjadi anggota NATO yang penting. 

    Ia menambahkan, latihan angkatan laut baru-baru ini dengan AS, seperti latihan gabungan Agustus 2024 di Mediterania Timur, menandakan bahwa Ankara terus mempertahankan hubungan militer yang kuat dengan Washington.

    Latihan tersebut dipahami sebagai latihan harmonisasi antarkapal antara Turki, yang memiliki angkatan laut kapal serbu amfibi di Mediterania Timur, dan AS, dengan tujuan untuk ‘mencegah agresi dan memastikan stabilitas’ di kawasan tersebut.

    Kapal perang amfibi AS USS Wasp muncul di media Turki berkat pengumumannya di akun media sosial kapal perang tersebut. “Latihan harmonisasi” antara Wasp dan TCG Anadolu di Mediterania Timur didampingi oleh kapal pendarat AS USS Oakhill dan fregat Turki TCG Gokova.

    Wasp telah berada di Mediterania sejak akhir Juni. Kapal ini merupakan salah satu dari dua kapal serbu amfibi AS yang dikirim ke wilayah tersebut untuk melawan serangan Iran atau Hizbullah terhadap Israel di tengah kampanye militer negara pendudukan tersebut di Gaza, tempat lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas.

    Ambisi regional

    Meskipun belum dapat menyaingi kekuatan angkatan laut global seperti AS atau Tiongkok, Turki kini memiliki angkatan laut terkuat di Asia Barat dan menempati peringkat di antara 10 kekuatan angkatan laut teratas di seluruh dunia.

    Mantan komandan AL Turki Sevim mencatat bahwa meskipun kekuatan angkatan laut Turki telah berkembang pesat, negara ini masih dalam fase transisi, menjadi ‘kekuatan berukuran sedang’ di tingkat global dan ‘kekuatan berskala besar’ di tingkat regional.

    Ia menyarankan bahwa peran Turki di masa depan akan bergantung pada bagaimana negara ini mengintegrasikan kemajuan angkatan laut ini ke dalam strategi geopolitik yang lebih luas. 

  • Inggris-Prancis-Jerman Kompak UNRWA Tidak Tergantikan dan Berupaya Wujudkan Solusi Dua Negara

    Inggris-Prancis-Jerman Kompak UNRWA Tidak Tergantikan dan Berupaya Wujudkan Solusi Dua Negara

    JAKARTA – Inggris, Prancis dan Jerman kompak menyebut peran badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza tidak tergantikan, serta akan memanfaatkan momentum gencatan senjata Hamas-Israel untuk melakukan upaya mewujudkan solusi dua negara.

    Dalam pernyataan bersama yang diterbitkan Pemerintah Inggris, ketiga negara menegaskan kembali kekhawatiran besar atas penerapan undang-undang Israel yang melarang segala kontak antara pejabatnya dan UNRWA.

    “Kami mendesak pemerintah Israel untuk bekerja sama dengan mitra internasional, termasuk PBB, untuk memastikan kelangsungan operasi,” kata pernyataan bersama tersebut, melansir Reuters 31 Januari.

    Pernyataan para menteri luar negeri ketiga negara tersebut juga meminta Pemerintah Israel untuk mematuhi kewajiban internasionalnya dan memenuhi tanggung jawabnya untuk memastikan bantuan kemanusiaan secara penuh, cepat, aman dan tanpa hambatan serta penyediaan layanan dasar bagi penduduk sipil.

    “Tidak ada entitas atau badan PBB lain yang saat ini memiliki kapasitas atau infrastruktur untuk menggantikan mandat dan pengalaman UNRWA,” bunyi pernyataan bersama tersebut, dikutip dari WAFA.

    Pengungsi Gaza di sekolah UNRWA. (Sumber: WAFA)

    Para menteri menegaskan kembali dukungan mereka terhadap mandat PBB UNRWA untuk menyediakan layanan penting dan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Palestina di Wilayah Palestina yang Diduduki.

    Mereka menyoroti, UNRWA tetap menjadi penyedia layanan utama bagi para pengungsi Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dan memainkan peran integral dalam menanggapi krisis kemanusiaan di Gaza.

    Dalam kesempatan yang sama, para menteri juga menyatakan dukungan penuh mereka terhadap perjanjian gencatan senjata, menyambut baik peningkatan bantuan kemanusiaan yang mencapai Gaza sejak gencatan senjata dimulai, mendesak semua pihak untuk memastikan kelangsungan bantuan tersebut.

    “Kami akan memainkan peran penuh kami dalam beberapa hari dan minggu mendatang untuk memanfaatkan peluang gencatan senjata ini dan memastikannya mengarah pada jalur yang kredibel menuju solusi dua negara di mana orang Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dalam damai,” kata pernyataan tersebut.

    Undang-undang yang diadopsi Knesset (Parlemen Israel) pada 28 Oktober 2023, mulai berlaku Kamis kemarin. Itu melarang UNRWA beroperasi di wilayah Israel dan mencegah badan tersebut melakukan kontak apa pun dengan otoritas Israel.

    Pejabat Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas dan menjadi anggota kelompok militan Palestina.

    PBB sendiri pada Hari Kamis mengatakan, UNRWA terus memberikan bantuan dan layanan di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

    Didirikan pada tahun 1949, UNRWA menyediakan bantuan, layanan kesehatan dan pendidikan kepada jutaan orang di wilayah Palestina dan negara-negara Arab tetangga seperti Suriah, Lebanon dan Yordania.

  • Hizbullah Kian Gusar, Israel Bombardir Markas Bawah Tanah dan Pabrik Senjata di Lembah Bekaa – Halaman all

    Hizbullah Kian Gusar, Israel Bombardir Markas Bawah Tanah dan Pabrik Senjata di Lembah Bekaa – Halaman all

    Hizbullah Kian Gusar, Israel Bombardir Markas Bawah Tanah dan Pabrik Senjata di Lembah Bekaa

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dilaporkan kembali melakukan pelanggaran baru terhadap perjanjian gencatan senjata di Lebanon.

    Pelanggaran paling baru yang dilakukan Israel itu terjadi melalui serangan udara di wilayah timur negara itu yang menyebabkan sedikitnya dua orang tewas, Jumat (31/1/2025) PressTV melaporkan.

    Adapun Militer Israel (IDF) pada Jumat mengatakan pihaknya menyerang “beberapa” target fasilitas Hizbullah di Lembah Bekaa, Lebanon.

    Serangan terbaru ini terjadi dua bulan setelah gencatan senjata yang rapuh dengan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.

    “Target yang diserang termasuk situs Hizbullah yang berisi infrastruktur bawah tanah, yang digunakan untuk mengembangkan dan memproduksi persenjataan, serta lokasi infrastruktur tambahan di perbatasan Suriah-Lebanon,” klaim militer Israel.

    Pertahanan sipil Lebanon mengumumkan kalau “dua orang tewas dan sembilan orang terluka dalam serangan udara Israel di wilayah Beqaa di Lebanon timur, yang melanggar gencatan senjata”.

    Menurut televisi Lebanon al-Manar, desa Janta menjadi sasaran serangan udara. 

    Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) mengatakan pasukan Israel membakar sebuah peternakan unggas dekat Tal Nahas pada Kamis (30/1/2025).

    Menurut badan tersebut, serangan artileri Israel juga menargetkan pinggiran kota Shebaa di Lebanon selatan.

    Pelanggaran lebih lanjut termasuk serangan pesawat tak berawak terhadap reruntuhan rumah, yang telah hancur dalam serangan Israel sebelumnya, di pintu masuk utara kota Yahmar al-Shaqif pada Rabu malam.

    Pasukan Israel juga terus membakar dan menghancurkan rumah-rumah di Ras al-Dahr, sebelah barat kota Meiss al-Jabal.

    Mereka menembaki sebuah rumah di kota perbatasan Ramish, serta warga Lebanon dan ambulans milik Asosiasi Pramuka Risala Islam (Palang Merah Lebanon) di pintu masuk Maroun al-Ras.

    Ambulans lain, yang berupaya mengangkut orang yang terluka, disita di daerah tersebut.

    Pada Rabu malam, pasukan Israel menculik empat warga Lebanon yang sedang memeriksa rumah mereka di pinggiran Maroun al-Ras, dan menembak serta melukai dua lainnya di daerah tersebut.

    Menurut NNA, pasukan Israel juga maju 100 meter dari posisi tentara Lebanon di pintu masuk barat Meiss al-Jabal, melewati pusat Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).

    Setelah melewati pangkalan UNIFIL, buldoser Israel, yang didukung oleh tank Merkava, mengangkat gundukan tanah di tengah jalan di lingkungan Mafailah, menurut laporan tersebut.

    Sementara itu, pesawat tak berawak Israel terbang di atas ibu kota Beirut dan pinggiran selatan pada ketinggian rendah.

    Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, total delapan orang terluka, termasuk lima orang di Majdal Selim dan dua di Maroun al-Ras.

    AGRESI MILITER – Tentara Israel (IDF) dalam agresi militer mereka ke Lebanon Selatan untuk memukul mundur pasukan Hizbullah. Hingga dua bulan perjanjian gencatan senjata, Militer Israel belum mau angkat kaki dari wilayah agresi mereka di Lebanon. (khaberni/tangkap layar)

    Hizbullah Kian Gusar, Gencatan Senjata Kian Rapuh

    Pada hari Rabu, ketua blok parlemen Loyalitas kepada Perlawanan Hizbullah, Mohammad Raad, menyatakan kegusaran gerakan tersebut terhadap aksi militer Israel yang terus melanggar perjanjian gencatan senjata.

    Dia mengecam masyarakat internasional atas tidak adanya tindakan apa pun terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.

    “Ketidakpedulian internasional yang kronis terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh entitas perampas kekuasaan ini dan kegigihannya dalam melakukan serangan” telah membuat Israel semakin berani melakukan pelanggaran terhadap semua aturan, standar, dan hukum internasional dan kemanusiaan, katanya.

    Ia menekankan hak “sah” rakyat Lebanon untuk menghadapi agresi Israel.

    Sejauh ini, Hizbullah berulang kali mengancam akan membalas Israel yang akan mengakhiri kesepakatan gencatan senjata.

    Namun, sejumlah analis geopolitik menilai, Hizbullah urung membalas merujuk pada situasi gencatan senjata di Jalur Gaza, ihwal mereka terlibat konfrontasi serius dengan Israel.

    Israel menerima gencatan senjata dengan Hizbullah setelah melancarkan agresinya di Lebanon.

    Otoritas kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sejak Oktober 2023, lebih dari 4.000 orang telah tewas dan lebih dari 16.500 orang terluka akibat serangan Israel, dengan lebih dari 1 juta lainnya mengungsi.

    TEROWONGAN HIZBULLAH – Foto yang diambil dari Yedioth Ahronoth tanggal 31 Januari 2025 memperlihatkan kompleks bawah tanah milik Hizbullah yang dinamai Imad 4. Kompleks itu dilaporkan sudah diserahkan kepada tentara Lebanon. (Yedioth Ahronoth)

    Hizbullah Lucuti Diri, Termasuk Serahkan Terowongan ke Tentara Lebanon

    Dalam konteks gencatan dengan Israel ini, Hizbullah diminta untuk melucuti persenjataan mereka ke Tentara Lebanon yang berfungsi sebagai ‘penengah’.

    Sebagai informasi, di Lebanon, Hizbullah merupakan kekuatan politik dan militer yang bahkan setara dengan kekuatan angkatan bersenjata negara tersebut. 

    Dalam pemenuhan perjanjian gencatan senjata dengan Israel, Hizbullah dilaporkan sudah menyerahkan kompleks terowongannya kepada tentara Lebanon.

    Tentara Lebanon kemudian masuk ke dalam fasilitas bawah tanah yang pernah dipamerkan oleh Hizbullah itu.

    Selasa malam, (28/1/2025), media-media Lebanon dan negara Arab lainnya menyebut di dalam kompleks itu terdapat terowongan besar yang bisa dimasuki oleh truk.

    Kompleks itu dinamai Imad 4 sebagai bentuk penghormatan kepada Imad Mughniyeh, panglima senior Hizbullah yang dibunuh tahun 2008. Mughniyeh dilaporkan mengawasi pembangunan kompleks itu bersama dengan tim yang dipilih oleh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah.

    Pada bulan Agustus 2024 Hizbullah pernah memperlihatkan kompleksi itu memiliki fasilitas komputer dan pencahayaan. Motor bisa masuk ke dalam.

    Menurut laporan Al Arabiya, ketika tentara Lebanon masuk ke dalam terowongan itu, peralatan berat telah diangkut Hizbullah.

    Adapun Al Jadeed menyebut terowongan itu sudah diserahkan kepada tentara Lebanon lebih dari seminggu yang lalu.

    Terowongan itu dilaporkan berada di antara Desa Joya dan Desa Itit di kawasan Tyre. Video yang pernah dirilis Hizbullah memperlihatkan terowongan itu memiliki tempat peluncuran rudal.

    “Fasilitas ini berada jauh di bawah tanah, jauh dari jangkauan intelijen musuh, dan juga menyediakan perlindungan,” kata Al Mayadeen.

    Setahun lalu media Prancis Liberation menerbitkan artikel tentang terowongan Hizbullah.

    Media itu mengklaim Hizbullah telah menggali terowongan sepanjang ratusan kilometer selama lebih dari 30 tahun. Beberapa bagian terowongan itu memiliki kedalaman 40 hingga 80 meter.

    Terowongan itu juga diklaim lebih canggih dan berbahaya daripada terowongan Hamas di Jalur Gaza. Jika beberapa terowongan diledakkan, gempa bumi dan tanah longsor bisa terjadi.

    Hisham Jaber, seorang pensiunan jenderal Lebanon, pada bulan Agustus 2024 pernah mengatakan hanya ada sedikit informasi yang diketahui tentang bunker dan terowongan Hizbullah yang “sangat rahasia”.

    Adapun terowongan Imad 4 mungkin hanya salah satu dari puluhan kompleks bawah tanah milik Hizbullah.

    “Pegunungan dan bukit di Lebanon selatan sangat cocok untuk digali (untuk kompleks bawah tanah) karena terlindungi lantaran berada di jantung pegunungan,” ujar Jaber dikutip dari France 24.

    “Pesawat tempur tidak dapat menjangkau fasilitas ini.” Dia menyebut para pejuang Hizbullah bisa berada di dalam terowongan itu selama berbulan-bulan.

    Bahkan, menurut dia, Israel bisa terus “menghancurkan Lebanon selama berbulan-bulan” tanpa mampu menjangkau bunker Hizbullah.

    Nicholas Blanford, pakar tentang Hizbullah, meyakini jaringan terowongan Hizbullah mulai dibangun tahun 1980-an ketika Israel menarik pasukannya dari Lebanon.

    “Sudah lama diketahui bahwa Hizbullah punya jaringan terowongan yang besar, digunakan untuk menyimpan amunisi dan tempat peluncuran rudal dan roket.

    Gencatan senjata Israel-Hizbullah

    Sementara itu, Israel dan Hizbullah telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata.

    Dengan perpanjangan ini, tenggat waktu penarikan mundur pasukan Israel dari Lebanon selatan turut diperpanjang hingga 18 Februari nanti.

    “Gencatan antara Lebanon dan Israel, dengan dipantau oleh AS, akan berlaku hingga 18 Februari 2025,” kata Gedung Putih, Minggu, (26/1/2025), dikutip dari kantor berita Associated Press.

    Gedung Putih menyebut kedua belah pihak juga mulai merundingkan pemulangan warga Lebanon yang ditahan setelah perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

    Sebelumnya, Israel memang sudah meminta lebih banyak waktu untuk mundur. Awalnya gencatan hanya akan berlangsung selama 60 hari sejak November 2024.

    Israel mengaku butuh waktu lebih lama karena tentara Lebanon belum dikerahkan ke semua area di Lebanon selatan. Tujuan pengerahan itu adalah agar pejuang Hizbullah tidak kembali ke area tersebut.

    Di sisi lain, tentara Lebanon mengaku tak bisa mengerahkan personelnya hingga pasukan Israel menarik diri.

    (oln/presstv/*)

  • Pemimpin Suriah Kunjungi Saudi: Tanda Awal Perubahan – Halaman all

    Pidato Pertama Ahmed al-Sharaa Jadi Presiden Suriah, Janjikan Transisi Politik Inklusif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa telah ditunjuk sebagai Presiden Suriah untuk fase transisi dan konstitusi negara telah ditangguhkan pada hari Rabu (29/1/2025).

    Setelah resmi ditunjuk sebagai presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa menggelar pidato pertamanya pada hari Kamis (30/1/2025).

    “Saya berdiri di hadapan Anda hari ini setelah 54 hari pembebasan kolektif kita, pembebasan Suriah dari belenggu rezim kriminal yang telah membebani kita selama beberapa dekade,” kata Al-Sharaa, menandai berakhirnya 54 tahun salah satu rezim paling represif dalam sejarah Suriah, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Ia mengawali pidatonya dengan berjanji akan membuat Suriah bangkit kembali.

    “Saya berbicara kepada Anda hari ini bukan sebagai seorang penguasa, tetapi sebagai seorang pelayan bagi bangsa kita yang terluka, bertekad untuk mencapai persatuan dan kebangkitan Suriah,” jelasnya.

    Ahmed al-Sharaa kemudian mengungkapkan peta jalan untuk masa depan negara tersebut pasca-jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

    Dalam pidatonya,  Al-Sharaa menjelaskan bahwa langkah pertama dalam proses transisi ini adalah pembentukan dua komite utama. 

    Komite pertama bertugas untuk memilih parlemen yang lebih kecil yang akan menjalankan fungsi legislatif sementara selama periode transisi.

    Komite kedua, yang tidak kalah penting, akan mempersiapkan konferensi dialog nasional, yang diharapkan menjadi platform untuk diskusi mendalam tentang masa depan politik Suriah.

    Kemudian ia menekankan bahwa selama kepemimpinannya, ia akan berjanji menerapkan pemerintahan transisi yang komprehensif.

    “Pembentukan pemerintahan transisi yang komprehensif yang mewakili keragaman Suriah, termasuk pria, wanita, dan pemuda, untuk membangun kembali lembaga-lembaga negara sampai pemilihan umum yang bebas dan adil dapat berlangsung,” tambahnya.

    Pemerintahan ini akan berfungsi untuk membangun kembali lembaga-lembaga negara yang telah rusak akibat konflik, hingga akhirnya pemilihan umum yang bebas dan adil dapat diadakan.

    Al-Sharaa juga menjelaskan bahwa setelah pembentukan komite-komite tersebut, langkah selanjutnya adalah penyusunan deklarasi konstitusional yang akan menjadi dasar hukum bagi seluruh proses transisi. 

    Ini diharapkan menjadi rujukan yang jelas bagi langkah-langkah selanjutnya, memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan memenuhi aspirasi rakyat Suriah.

    “Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mengumumkan komite persiapan untuk konferensi dialog nasional, yang akan menjadi platform langsung untuk diskusi dan konsultasi guna mendengar berbagai pandangan tentang agenda politik mendatang kami,” lanjutnya.

    Ia berjanji setiap proses ini akan diumumkan.

    “Setelah langkah-langkah ini selesai, kami akan mengumumkan deklarasi konstitusional, yang akan menjadi rujukan hukum untuk fase transisi,” pungkas Al-Sharaa.

    Sebelumnya, kantor berita negara Suriah (SANA) telah melaporkan bahwa Al-Sharaa ditunjuk sebagai presiden sementara Suriah.

    Pengumuman ini dibuat oleh juru bicara sektor operasi militer pemerintahan de facto baru Suriah, Hassan Abdel Ghani.

    Tidak hanya menunjuk Sharaa sebagai Presiden Suriah, Abdel Ghani juga mengumumkan pembubaran faksi-faksi bersenjata di negara itu.

    “Semua faksi militer dibubarkan… dan diintegrasikan ke dalam lembaga negara,” kantor berita negara mengutip pernyataan Abdel Ghani, dikutip dari Al Jazeera.

    Rezim-rezim juga akan dibubarkan dalam pemerintahan yang baru ini.

    “Pembubaran tentara rezim yang sudah tidak berfungsi dan badan-badan keamanan, serta partai Baath, yang memerintah Suriah selama beberapa dekade,” Jelas Abdel Ghani.

    Al-Sharaa telah menjadi penguasa de facto Suriah sejak memimpin penggulingan Presiden Bashar Al-Assad pada bulan lalu.

    Setelah al-Assad terguling, kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan al-Sharaa menjadi partai yang memerintah secara de facto.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Ahmed Al-Sharaa