Negara: Suriah

  • Pencapaian Besar Houthi: Jatuhkan 9 Pesawat AS dalam Sebulan, Salah Satunya Berharga Rp1 Triliun – Halaman all

    Pencapaian Besar Houthi: Jatuhkan 9 Pesawat AS dalam Sebulan, Salah Satunya Berharga Rp1 Triliun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah memamerkan pencapaian militernya selama operasi militer melawan Amerika Serikat (AS) pada bulan April kemarin.

    Mayjen Khaled Ghorab, seorang jenderal Angkatan Udara Yaman dan pakar militer, menyebut Houthi sudah menjatuhkan sembilan pesawat AS selama sebulan terakhir.

    “Kemampuan militer telah meningkat pesat sejak diluncurkannya kampanye militer Janji Penaklukan dan Jihad Suci, dan selama agresi AS terhadap Yaman yang kini sudah berlangsung 43 hari,” kata Ghorab, dikutip dari Al Masirah, Rabu (30/4/2025).

    Dia menyebut Houthi berulang kali menyerang Israel dan kapal induk AS di Laut Merah dan Teluk Aden, termasuk USS Harry S. Truman dan USS Carl Vinson.

    Ghorab lalu memuji efektivitas sistem pertahanan udara Yaman. Kata dia, selama bulan April saja Houthi sudah berhasil menjatuhkan sembilan pesawat AS.

    Sembilan pesawat itu adalah tujuh drone MQ-9 Reaper, satu drone Shark 360, dan satu jet tempur F-18.

    JET TEMPUR F-18 (ARSIP) – F-18E Super Hornet Angkatan Laut AS mendekat untuk menerima bahan bakar dari KC-135 Stratotanker di Irak utara setelah melakukan serangan udara di Suriah, 23 September 2014 (Staff Sgt. Shawn Nickel / US Air Forces Central Command / AFP)

    Media Barat melaporkan F-18 terjatuh saat pesawat itu berada di atas kapal induk Harry S. Truman yang bermanuver tajam untuk menghindari serangan Houthi.

    Menurut Ghorab, jatuhnya F-18 yang termasuk jet tempur modern itu memunculkan pertanyaan serius.

    Dia membantah klaim media Barat, F-18 jatuh karena manuver kapal. Menurutnya, sistem pertahanan Yaman saat ini memang sudah mempu menghadapi kapal induk canggih AS.

    Pencapaian Houthi sebulan ini, kata dia, sudah menunjukkan keunggulan tempur Yaman dalam melawan pasukan AS dan Israel.

    Kapal induk AS berbelok tajam

    Sementara itu, dikutip dari CNN, seorang pejabat AS mengatakan laporan awal mengindikasikan kapal induk Harry S. Truman berbelok atau bermanuver tajam guna mengindari serangan Houthi. Manuver itu turut berkontribusi pada jatuhnya jet.

    AS menyebut ada satu personel yang mengalami luka ringan karena peristiwa itu. Personel itu berada di dalam kokpit F-18 dan berhasil melompat sebelum jet itu jatuh ke laut.

    Dengan jatuhnya jet itu, AS merugi lebih dari $60 juta atau hampir Rp1 triliun.

    Senin (28/4/2025) kemarin, Angkatan Laut AS sudah mengumumkan jatuhnya jet itu dari atas Truman. Pengumuman disampaikan tak lama setelah Houthi menyerang kapal induk itu.

    “F/A-18E sedang ditarik di hanggar ketika awak yang memindahkan kehilangan kendali atas pesawat itu. Pesawat dan traktor penariknya hilang di lalut,” kata Angkatan Laut AS.

    LEPAS LANDAS – Tangkap Layar Khaberni, Minggu (23/3/2025) yang menunjukkan jet tempur Amerika Serikat (AS) lepas landas dari Kapal Induk USS Harry S Truman yang berada di Laut Merah. AS dibantu Inggris, melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman dengan dalih menghancurkan infrastruktur Houthi yang memblokade Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina atas agresi Israel. (Khaberni)

    Seorang mantan kapten Angkatan Laut AS bernama Carls Schuster berujar kapal induk menggunakan taktik “zig-zag” untuk menghindari tembakan rudal.

    “Kalian biasanya melakukan serangkaian belokan 30 hingga 40 derajat secara bergantian. Setiap membelok diperlukan 30 detik, tetapi belokan dimulai secara tajam. Itu seperti mengendari mobil yang bergerak zig-zag,” kata Schuster.

    Al-Masirah, media yang terafiliasi dengan Houthi, melaporkan kapal itu terpaksa mundur dari posisinya sebelumnya karena serangan rudal dan drone Houthi,

    “USS Truman dan kapal pengawalnya mungkin segera meninggalkan area operasi di Laut Merah,” kata narasumber Al-Masirah.

    Narasumber itu tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kapal induk itu dihantam langsung oleh rudal Houthi yang menargetkannya.

    Harry S. Truman lalu dikabarkan akan pergi dari Laut Merah setelah diserang Houthi.

    Carl Vinson turut diserang

    Tak hanya Harry S. Truman, kapal induk AS lainnya, yakni Carl Vinson, juga diserang Houthi.

    Juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, mengatakan kapal itu diserang di Laut Arab dengan sejumlah drone pada hari Rabu, (30/4/2025).

    Saree menyebut operasi serangan itu dilakukan setelah operasi terhadap Harry S. Truman.

    Menurut dia, serangan-serangan itu adalah balasan Yaman atas agresi AS terhadap Yaman dan genosida oleh Israel di Jalur Gaza.

  • Kami Tidak Akan Menghentikan Serangan Jika Gaza Belum Dibersihkan

    Kami Tidak Akan Menghentikan Serangan Jika Gaza Belum Dibersihkan

    PIKIRAN RAKYAT – Pernyataan kontroversial diungkapkan oleh Menteri Keuangan Israel penjajah, Bezalel Smotrich. Dia mengatakan Israel tidak akan menghentikan genosida di Gaza jika ratusan ribu warga Palestina belum pindah dari Gaza.

    Tak hanya itu, dia menyebut Israel juga tak akan menghentikan serangan jika Suriah belum bubar, dan Iran yang memiliki kekuatan nuklir dilucuti dari kekuatannya tersebut.

    “Dengan pertolongan Tuhan, kami akan mengakhiri kampanye ini ketika Suriah dibubarkan, Hizbullah dikalahkan dengan telak, Iran dilucuti dari ancaman nuklirnya, Gaza dibersihkan dari Hamas dan ratusan ribu warga Gaza sedang dalam perjalanan keluar ke negara lain,” kata Smotrich dalam pidatonya di Tepi Barat yang diduduki dilaporkan Middle East Eye.

    Soal pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, Israel tengah berupaya melakukan hal tersebut. Tentu saja apa yang dilakukan Israel ini telah dikecam oleh banyak pihak.

    Belum lagi, jumlah korban terus meningkat sejak serangan Oktober 2023 dengan jumlah korban jiwa mencapai 52.400 orang berdasarkan laporan otoritas kesehatan setempat. Selain itu, lebih dari 100 ribu warga Palestina lainnya mengalami luka-luka.

    Kondisi di tengah genosida juga diperparah dengan blokade bantuan yang dilakukan Israel. Sejak 2 Maret 2025, Israel melakukan blokade yang membuat bantuan-bantuan internasional tidak bisa memasuki Gaza.

    Padahal, bantuan-bantuan berupa makanan, air, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya sangat diperlukan penduduk Gaza. Israel telah didesak untuk menghentikan blokade bantuan ini.

    Perempuan, anak-anak, dan lansia jadi korban

    Kantor Media Pemerintah yang berpusat di Gaza melaporkan 65% korban serangan Israel di Gaza adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.

    Sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 18.000 anak-anak, 12.400 wanita. Israel telah membantai 2.180 keluarga secara keseluruhan

    Tak hanya itu, ada sekitar 5.070 keluarga lainnya kini selamat namun hanya satu anggota keluarga yang tersisa. Lebih dari itu, Israel juga menewaskan 1.400 personel medis, 212 jurnalis, dan 750 pekerja kemanusiaan. 

    “Serangan sistematis telah menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza dan berusaha membungkam kebenaran,” demikian pernyataan tersebut.

    Data tersebut juga ditambah dengan fakta di lapangan berdasarkan kesaksian dari pilot Israel dan kebocoran militer, diakui bahwa pengeboman sengaja dilakukan terhadap rumah dan lingkungan warga sipil.

    “Fakta-fakta tersebut tidak menyisakan keraguan bahwa menargetkan warga sipil di Gaza merupakan kebijakan sistematis Israel dalam rencananya untuk melakukan kejahatan genosida dan pembersihan etnis,” kata pernyataan tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Netanyahu Bilang Israel Pernah Cegat Pesawat Iran Coba Selamatkan Assad

    Netanyahu Bilang Israel Pernah Cegat Pesawat Iran Coba Selamatkan Assad

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan sejumlah pesawat tempur Israel, tahun lalu, mencegat pesawat Iran yang terbang menuju ke Suriah untuk menyelamatkan mantan Presiden Bashar al-Assad yang saat itu di ambang penggulingan.

    Netanyahu menyebut pengerahan pesawat-pesawat tempur Israel bertujuan mencegah Teheran mengirimkan pasukan yang dimaksudkan untuk membantu Assad pada saat itu. Assad lengser dari kekuasaannya di Suriah pada Desember 2024 lalu, setelah penyerbuan pasukan pemberontak dengan cepat ke Damaskus.

    Pernyataan ini, seperti dilansir Associated Press, Selasa (29/4/2025), disampaikan oleh Netanyahu saat berbicara dalam konferensi yang digelar oleh Jewish News Syndicate, kantor berita pro-Israel, pada Minggu (27/4) waktu setempat.

    Pengakuan Netanyahu itu juga memberikan pandangan baru tentang pemikiran Israel di hari-hari terakhir kekuasaan Assad, musuh lama Tel Aviv.

    Netanyahu, dalam pernyataannya, mengklaim bahwa musuh bebuyutannya, Iran, ingin menyelamatkan Assad setelah menyaksikan kelompok Hizbullah yang mereka dukung di Lebanon mengalami kerugian besar dalam pertempuran dengan militer Israel.

    “Mereka (Iran-red) harus menyelamatkan al-Assad,” ucap Netanyahu, mengklaim bahwa Iran pada saat itu ingin mengirimkan “satu atau dua divisi udara” untuk membantu mantan pemimpin Suriah itu.

    “Kami menghentikannya. Kami mengirimkan beberapa F-16 ke sejumlah pesawat Iran yang mengudara melewati beberapa rute ke Damaskus. Mereka berbalik arah,” sebutnya.

    Dalam pertempuran musim gugur lalu, Israel mendalangi ledakan massal ratusan pager dan walkie-talkie, yang dipasangi bom kecil, yang digunakan mayoritas anggota Hizbullah di Lebanon. Beberapa hari setelah itu, salah satu gempuran Tel Aviv berhasil menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

    Saat berbicara dalam konferensi tersebut, Netanyahu mengungkapkan bahwa dirinya mendorong serangan bom pager itu setelah Israel menyadari Hizbullah mulai curiga dan mengirimkan beberapa perangkat ke Iran untuk diuji.

    “Saya mengatakan, ‘Kita harus melakukannya sekarang juga’,” katanya.

    Israel dan Hizbullah yang melemah telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada November tahun lalu, yang mengakhiri pertempuran selama lebih dari setahun. Namun hingga kini, pasukan Israel masih ada di beberapa bagian wilayah Lebanon bagian selatan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa Kecam Seruan Kurdi untuk Federalisme – Halaman all

    Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa Kecam Seruan Kurdi untuk Federalisme – Halaman all

    Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa Kecam Seruan Kurdi untuk Federalisme

    TRIBUNNEWS.COM- Kantor Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa mengecam seruan Kurdi baru-baru ini untuk federalisme di Suriah, dengan mengatakan seruan itu bertentangan dengan kesepakatan yang dicapai antara Damaskus dan otoritas dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi di wilayah otonomi timur laut negara itu.

    Kantor Sharaa mengeluarkan pernyataan yang menyerukan SDF untuk dengan tulus mematuhi perjanjian yang disepakati dengan pemerintah Suriah dan memprioritaskan kepentingan nasional tertinggi.

    Pada 10 Maret, para pemimpin SDF mencapai kesepakatan dengan pemerintah Sharaa untuk mengintegrasikan pasukannya ke dalam Kementerian Pertahanan. SDF saat ini menguasai wilayah timur laut Suriah, mengelola wilayah tersebut bersama pasukan pendudukan AS sebagai wilayah otonom. Wilayah timur laut yang dikuasai SDF mencakup ladang minyak terbesar di Suriah.

    Kepemimpinan SDF tidak dapat memonopoli pengambilan keputusan di Suriah timur laut, pernyataan dari kantor Sharaa menambahkan, sembari memperingatkan agar tidak mengganggu kinerja lembaga negara Suriah di wilayah yang dikuasai SDF.

    “Persatuan Suriah, tanahnya dan rakyatnya, adalah garis merah,” pernyataan itu menyimpulkan, seraya mengklaim bahwa hak-hak suku Kurdi, serta hak-hak semua komponen rakyat Suriah, akan dilindungi.

    Sharaa mengeluarkan pernyataan itu sebagai tanggapan atas seruan federalisme yang dikeluarkan menyusul konferensi untuk mempromosikan persatuan Kurdi yang berlangsung di timur laut Suriah pada Sabtu, 26 April.

    Konferensi Persatuan dan Konsensus Kurdi di Kurdistan Barat mengumpulkan lebih dari 400 orang Kurdi dari Suriah, Wilayah Kurdistan Irak, dan Turki.

    Kelompok politik Kurdi yang menghadiri konferensi tersebut menyepakati visi bersama untuk “negara demokrasi terdesentralisasi” yang menjamin hak-hak Kurdi dan menyerukan dialog nasional untuk membentuk kembali masa depan negara tersebut, menurut pernyataan akhir yang dikeluarkan oleh konferensi tersebut.

    “Visi tersebut melindungi hak-hak etnis Kurdi, menegakkan prinsip-prinsip dan perjanjian hak asasi manusia internasional, dan mempromosikan hak-hak dan partisipasi perempuan di seluruh bidang politik, sosial, dan militer,” bunyi pernyataan tersebut.

    “Ia berkontribusi dalam membangun Suriah baru yang mengakomodasi semua rakyatnya tanpa pengecualian atau marginalisasi terhadap komponen mana pun, jauh dari dominasi sepihak dalam pemikiran dan praktik,” bunyi pernyataan itu.

    Pernyataan akhir konferensi tersebut merekomendasikan agar visinya diadopsi sebagai landasan bagi dialog nasional antara kelompok politik Kurdi dan antara Kurdi dan pemerintahan baru di Damaskus.

    Suku Kurdi di timur laut Suriah, seperti kelompok minoritas lain di negara itu, khawatir dengan sentralisasi kekuasaan Sharaa dan ketergantungannya pada yurisprudensi Islam dalam konstitusi transisi yang telah diadopsi oleh pemerintah sementara di Damaskus.

    Sharaa menjadi presiden Suriah secara de facto setelah organisasinya, Hayat Tahir al-Sham (HTS), menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad pada bulan Desember. HTS adalah bekas afiliasi Al-Qaeda di Suriah dan mempromosikan ideologi sektarian yang bersifat genosida terhadap Muslim non-Sunni, khususnya terhadap kaum Alawi.

    Sharaa berjanji untuk membentuk “pemerintahan transisi inklusif yang akan mencerminkan keberagaman Suriah,” tetapi telah menghadapi kritik domestik dan internasional setelah pembunuhan sektarian massal terhadap warga Alawi baru-baru ini.

    Pada tanggal 7 Maret, orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan pemerintah Suriah menyerbu wilayah pesisir Suriah dan  membantai ribuan warga sipil Alawite. 

    Orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan dan Keamanan Umum mendatangi rumah-rumah di lingkungan dan desa-desa Alawite, mengeksekusi semua pria yang cukup umur untuk berperang, serta beberapa wanita, orang tua, dan anak-anak. Orang-orang bersenjata tersebut juga menjarah dan membakar rumah-rumah.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Orang Yahudi akan Bunuh Orang Yahudi, Politisi Israel Peringatkan akan Kemungkinan Perang Saudara – Halaman all

    Orang Yahudi akan Bunuh Orang Yahudi, Politisi Israel Peringatkan akan Kemungkinan Perang Saudara – Halaman all

    Orang Yahudi akan Bunuh Orang Yahudi, Politisi Israel Peringatkan akan Kemungkinan Perang Saudara

    TRIBUNNEWS.COM-  Perang Benjamin Netanyahu tidak hanya terjadi di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Lebanon, Suriah, Yaman, Iran, Irak – tetapi juga terjadi di lembaga-lembaga Israel sendiri, partai-partai oposisi, dan sisa-sisa terakhir pertikaian internal. 

    Kini, para veteran politik paling senior di negara pendudukan itu memperingatkan akan terjadinya Perang Saudara.

    Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim memimpin rakyatnya menuju “kemenangan total,” yang bertujuan untuk “mengubah wajah Timur Tengah,” ia malah mengarahkan negara tersebut ke arah otokrasi dan memicu keruntuhan dalam negeri. Seperti yang ditulis Robert Inlakesh kolom opini di Cradle.

    “Kami tengah mempersiapkan diri untuk tahap-tahap perang berikutnya – di tujuh front,” kata perdana menteri Israel pada awal Maret, sebelum meninggalkan gencatan senjata Gaza. 

    Namun, ia mengabaikan medan pertempuran internal yang terjadi di dalam negeri – medan yang tidak memiliki jalan keluar yang jelas. 

    Sementara itu, saat diadili atas kasus korupsi, Netanyahu berupaya memusatkan kewenangan dengan menyingkirkan para pembangkang dan menempatkan struktur pemerintahan di bawah kendali pribadi. 

    Hal ini telah meningkatkan ketegangan dengan komunitas intelijen dan lembaga militer Israel, yang memicu kerusuhan internal yang menyaingi medan perang eksternal. 

    Kudeta yudisial 

    Sebelum peluncuran Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, koalisi yang berkuasa di bawah Netanyahu telah mendorong keras “reformasi” peradilan yang bertujuan untuk menetralkan Mahkamah Agung Israel. 

    Tanpa konstitusi formal, Israel bergantung pada Mahkamah Agung sebagai pemeriksaan terakhir terhadap tindakan eksekutif yang melampaui batas. Membubarkan lembaga ini merupakan tujuan utama Netanyahu dan sekutu sayap kanannya.

    Saat itu, Presiden Isaac Herzog sudah memperingatkan bahwa perang saudara sedang mendekat. Protes mingguan meletus di Tel Aviv dan menduduki Yerusalem. Para demonstran mengkhawatirkan definisi ulang negara secara teokratis yang akan menghapus karakter sekulernya. 

    Bahkan personel intelijen dan militer Israel ikut menentang, dan pada Maret 2023, Histadrut – serikat buruh tertinggi negara pendudukan – mendukung pemogokan umum. Banyak tentara bahkan menolak bertugas.

    Meskipun perang di Gaza untuk sementara mengesampingkan krisis internal ini, Netanyahu dengan cepat menghidupkan kembali perebutan kekuasaannya setelah pengawasan publik beralih, menyalahkan kepala intelijen atas kegagalan operasional sambil mengembalikan pembersihan para pesaingnya.

    Kekuatan terkonsolidasi melalui krisis

    Reformasi peradilan Israel, yang memecah belah masyarakat Israel pada tahun 2023, ditujukan untuk mengekang kekuasaan Mahkamah Agung. 

    Israel tidak memiliki Konstitusi dan malah meniru sistem Mandat Inggris sebelumnya dan pasukan Ottoman yang memerintah Palestina. 

    Oleh karena itu, Mahkamah Agung telah lama berdiri sebagai sarana mencegah politisi dalam koalisi penguasa mengubah hakikat Negara secara mendasar, bertindak sebagai kekuatan penyeimbang bagi pemerintah.

    Amandemen yang diusulkan Netanyahu terhadap sistem ini, yang lebih tepat digambarkan sebagai perombakan peradilan, akan memungkinkan koalisinya untuk membuat undang-undang baru, memengaruhi bagaimana hakim Mahkamah Agung dipilih, dan secara drastis membatasi kewenangan yang dipegang oleh pengadilan untuk membatalkan undang-undang. 

    Contohnya adalah “ RUU kewajaran ” yang awalnya disahkan pada bulan Juli 2023, yang berupaya mencegah Mahkamah Agung membatalkan keputusan pemerintah yang dianggap “sangat tidak masuk akal”.

    Secara keseluruhan, pemerintah koalisi sayap kanan Israel, yang terdiri dari partai-partai keagamaan ekstremis, dianggap berupaya memanfaatkan perombakan peradilan untuk mengesahkan serangkaian undang-undang yang akan menjadikan Israel negara teokratis. 

    Tentu saja, banyak warga Israel di kalangan militer, badan intelijen, partai politik, dan elite keuangan khawatir tentang perubahan mendasar seperti itu pada sifat negara mereka dan lembaga-lembaganya, sehingga memicu reaksi keras terhadap Netanyahu.

    Pada awal perang genosida di Gaza, Israel telah membentuk pemerintahan perang darurat, yang mencakup sejumlah pejabat senior dari berbagai kubu politik. Karena terkejut dengan kekalahan mendadak Komando Selatan Israel dan terpaku pada apa yang akan terjadi selanjutnya, isu reformasi hukum menjadi tidak relevan untuk beberapa waktu. 

    Namun, tanda-tanda yang ada menunjukkan krisis dalam negeri belum berakhir, karena Netanyahu dengan cepat menyalahkan para pemimpin komunitas intelijennya sendiri atas kegagalan 7 Oktober, yang memicu pertikaian internal yang tidak dapat diatasi dengan permintaan maafnya yang terlambat.

    Pada bulan Juni 2024, tokoh oposisi Benny Gantz dan mantan kepala militer Gadi Eisenkot telah mengundurkan diri dari kabinet, sehingga meruntuhkan pemerintahan persatuan yang rapuh. Hal ini membuka jalan bagi Netanyahu untuk menegaskan kembali agenda kekuasaannya – yang pertama kali dimulai dengan kedok reformasi peradilan.

    Pada bulan November 2024, menteri pertahanan yang juga buron , Yoav Gallant, yang telah berulang kali berselisih dengan Netanyahu, dipaksa mengundurkan diri . Ia digantikan oleh Israel Katz, seorang loyalis lama dengan pengalaman terbatas. Sementara itu, mantan saingannya Gideon Saar diangkat sebagai menteri luar negeri – sebuah upaya strategis untuk mengkooptasi perbedaan pendapat.

    Membentuk kembali komando Israel

    Pada bulan yang sama, dua ajudan senior perdana menteri Israel didakwa karena membahayakan keamanan negara dengan menyalurkan informasi rahasia langsung ke Netanyahu dan melewati jalur resmi. 

    Pengungkapan ini bermula dari apa yang disebut skandal “Bibi Files” – kumpulan materi yang merusak yang disembunyikan selama berbulan-bulan berdasarkan perintah bungkam yang diberlakukan pada media Israel.

    Menurut Haaretz , “Lingkaran dalam Netanyahu terlibat dalam penyelidikan.” Laporan tersebut merinci bagaimana perdana menteri melindungi dirinya dari tanggung jawab langsung melalui lapisan loyalis yang dikontrol ketat, menciptakan apa yang digambarkan media tersebut sebagai “zona kekebalan untuk dirinya sendiri – lapisan ajudan dan penasihat yang memisahkannya dari kecurigaan terbaru.”

    Dengan penyelidikan Shin Bet yang terbatas pada kebocoran selektif dan polisi Israel yang secara efektif dinetralisir oleh bayang-bayang Menteri Keamanan sayap kanan Itamar Ben Gvir yang membayangi, Netanyahu tetap tak tersentuh. 

    Ben Gvir sempat mengundurkan diri selama jeda operasi di Gaza, hanya untuk muncul kembali saat pertikaian Netanyahu dengan kepala Shin Bet Ronen Bar kembali memanas.

    Di tengah kebuntuan kelembagaan ini, Netanyahu menyerahkan tanggung jawab atas gencatan senjata dan negosiasi tahanan dengan Hamas kepada orang kepercayaannya Ron Dermer. 

    Langkah tersebut mencabut peran tradisional Mossad dan Shin Bet Israel dalam perundingan semacam itu, yang secara efektif mengubah kantor perdana menteri menjadi pusat dari semua keterlibatan diplomatik berisiko tinggi. 

    Hal ini menandai kudeta diam-diam – manuver terbaru Netanyahu untuk memusatkan kekuasaan.

    Ia kemudian mengganti kepala staf militer yang akan lengser dengan Eyal Zamir , sekutu lama yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris militernya. 

    Setelah menjabat, Zamir memulai perubahan personel yang menyeluruh dalam komando tinggi militer Israel, merestrukturisasinya agar lebih selaras dengan doktrin perang “tujuh front” Netanyahu.

    Tidak lama setelah itu, juru bicara militer Daniel Hagari – salah satu dari sedikit pejabat publik yang masih dipercaya secara luas – disingkirkan. Hagari pernah berselisih dengan perdana menteri selama perang di Gaza. 
    Hingga November 2023, jajak pendapat menunjukkan hanya empat persen warga Israel yang memercayai Netanyahu, sementara 73,7 persen menaruh kepercayaan pada Hagari. Meskipun permusuhan terus berlanjut, popularitas juru bicara tersebut tetap konsisten – yang pada akhirnya menentukan nasib politiknya.

    Perang intelijen

    Pada tanggal 21 Maret, Netanyahu berupaya memecat kepala Shin Bet Ronen Bar, yang meningkatkan perebutan kekuasaannya dengan para kepala intelijen dalam negeri. Pemecatan tersebut – yang dikeluarkan di tengah meningkatnya pengawasan atas skandal kebocoran “Bibi Files” – memicu protes massal dan diblokir sementara oleh Mahkamah Agung.

    Bar sendiri berpendapat bahwa pemecatannya tidak berdasarkan alasan yang sah, namun pemerintah menyatakan bahwa “kurangnya kepercayaan, yang tidak menciptakan ruang bagi lingkungan kerja yang produktif”, memang menjadi alasan pemecatan kepala intelijen tersebut.

    Jaksa Agung Israel Gali Baharav-Miara kemudian memutuskan bahwa pemecatan Bar merupakan “konflik kepentingan,” yang berujung pada pemecatannya sendiri. Sebagai tanggapan, ketua Asosiasi Pengacara Israel, Amit Becher, menuntut Menteri Kehakiman Yariv Levin menghentikan proses pemecatan.

    Pemecatan Bar bertepatan dengan munculnya kembali skandal ” Qatargate “, yang pertama kali dilaporkan oleh jurnalis Haaretz, Bar Peleg. 

    Kasus tersebut berpusat pada para pembantu Netanyahu yang diduga dibayar untuk menjalankan kampanye humas pro-Qatar saat bekerja di dalam kantor PM – satu lagi tanda korupsi yang menggerogoti inti negara.

    Ketika Mahkamah Agung turun tangan untuk menunda pemecatan Bar, hal itu memicu kembali retorika antipengadilan di antara koalisi sayap kanan Netanyahu. Kampanye jangka panjang untuk menetralkan peradilan Israel kembali menjadi agenda.

    Jalan menuju otoritarianisme

    Strategi Netanyahu kini jelas: singkirkan perbedaan pendapat, pasang loyalis, dan konsolidasikan kekuasaan melalui kekacauan. 

    Seperti yang dikatakan jurnalis Israel Uzi Baram, ada ” pertempuran untuk merebut jiwa Israel .” Mantan PM Ehud Olmert mengeluarkan peringatan yang lebih serius, meramalkan bahwa “para perusuh,” yang didorong oleh retorika Netanyahu dan dipersenjatai oleh Menteri Keamanan Itamar Ben Gvir, mungkin akan segera menyerbu studio televisi seperti yang mereka lakukan terhadap lembaga peradilan.

    “Secara perlahan dan diam-diam,” mantan perdana menteri lainnya, Ehud Barak memperingatkan, “Netanyahu sedang membawa Israel ke titik yang tidak bisa kembali. Titik keruntuhan demokrasi akan datang tanpa bisa kita prediksi sebelumnya – dan pada titik di mana kita tidak bisa lagi menghentikannya.”

    Pemimpin oposisi dan mantan PM Yair Lapid kini memperingatkan tentang pembunuhan politik di dalam Israel. Minggu lalu, ia memperingatkan dengan nada mengancam: 

    “Saya sekarang ingin mengeluarkan peringatan berdasarkan informasi intelijen yang jelas: Kita sedang menuju bencana lain. Kali ini bencana itu akan datang dari dalam. Tingkat hasutan dan kegilaan belum pernah terjadi sebelumnya. Akan ada pembunuhan politik di sini. Orang Yahudi akan membunuh orang Yahudi,”

    Sementara itu, sekitar 100.000 tentara cadangan Israel menolak untuk bertugas . Suasana hati masyarakat luas mencerminkan kegelisahan yang mendalam – menurut Maariv , 60 persen warga Israel kini percaya bahwa perang saudara adalah bahaya nyata. 

    Ratusan veteran Mossad, tentara cadangan, dan mantan pejabat telah menandatangani surat yang menuntut pertukaran tahanan dengan Hamas. 

    Ini adalah upaya terakhir untuk menghentikan jatuhnya rezim otoriter. Para loyalis Netanyahu mengeluarkan perintah untuk memecat para veteran ini.

    Saat perang berkecamuk di luar negeri, pertempuran terberat Netanyahu kini terjadi di “dalam negeri” – melawan institusi-institusi yang pernah mendefinisikan negara pendudukan.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Ancaman Kelaparan, dan Kondisi Iran-Suriah

    Ancaman Kelaparan, dan Kondisi Iran-Suriah

    PIKIRAN RAKYAT – Pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 17 orang dalam serangan yang terjadi sejak tengah malam kemarin hingga subuh, 27 April 2025.

    Sumber medis juga mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 53 orang di seluruh Jalur Gaza pada hari Minggu.

    Gaza Terancam Kelaparan

    Lembaga bantuan di Gaza memperingatkan adanya “kondisi kelaparan skala penuh” di seluruh wilayah Gaza, setelah Israel memblokir masuknya semua barang, termasuk makanan, air, dan obat-obatan, sejak 2 Maret.

    Berikut adalah pernyataan terbaru dari Badan Pangan Dunia (WFP) PBB:

    Stok pangan WFP di Gaza telah habis sepenuhnya. Semua toko roti yang didukung oleh WFP telah tutup, terhalanglah akses roti bagi 800.000 orang. Semua distribusi reguler, termasuk paket makanan, telah dihentikan, dan pasokan terakhir yang ada telah disalurkan ke dapur yang menyajikan makanan panas, dan diperkirakan akan habis dalam beberapa hari. Di pasar, barang-barang dasar seperti daging, telur, dan produk susu sebagian besar tidak tersedia. Harga-harga meroket, dengan harga tepung naik 450 persen, dan biaya makanan secara keseluruhan meningkat hingga 1.400 persen. Pasar beroperasi kurang dari 40 persen kapasitas, dengan stok yang ada kemungkinan bertahan hingga dua minggu lagi. Lebih dari 116.000 ton makanan dari WFP, cukup untuk memberi makan satu juta orang selama hingga empat bulan, saat ini berada di luar Gaza dan siap untuk dikirim. Netanyahu Klaim Israel Gagalkan Pesawat Iran

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel mengirim pesawat untuk mencegah pesawat Iran mencapai Suriah, pada hari di mana mantan Presiden Bashar al-Assad digulingkan Desember lalu.

    “Mereka harus menyelamatkan Assad,” kata Netanyahu dalam pidatonya pada Minggu malam, 27 April 2025.

    Ia juga mengklaim bahwa Iran ingin mengirim satu atau dua divisi udara untuk membantu pemimpin Suriah tersebut.

    “Kami menghentikan itu. Kami mengirim beberapa F-16 untuk menghentikan pesawat-pesawat Iran yang sedang menuju Damaskus, mereka berbalik,” ucapnya lagi.

    Tidak ada komentar lebih lanjut yang diberikan oleh Netanyahu, dan tidak ada tanggapan langsung dari Iran.

    Al-Assad meninggalkan Suriah menggunakan pesawat Rusia pada 8 Desember setelah pasukan oposisi menguasai ibu kota negara itu, Damaskus. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Deretan 10 Negara Paling Korup di Dunia Saat Ini, RI Urutan Berapa?

    Deretan 10 Negara Paling Korup di Dunia Saat Ini, RI Urutan Berapa?

    Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perception Index (CPI)  telah merilis daftar peringkat pada 180 negara dan wilayah di seluruh dunia berdasarkan persepsi tingkat korupsi sektor publik tahun 2024.

    Dalam daftar tersebut, CPI memberi dengan skala penilaian 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih). Urutan teratas negara yang paling bersih dari korupsi adalah Denmark. Menempati urutan teratas, negara yang terletak di Eropa tersebut mendapat skor 90.

    Selain Denmark, negara lain yang paling bersih dari korupsi adalah Finlandia (88) dan negara tetangga RI, Singapura (84).

    “Korupsi merupakan ancaman global yang terus berkembang yang tidak hanya merusak pembangunan, tapi juga menjadi penyebab utama menurunnya demokrasi, ketidakstabilan, dan pelanggaran hak asasi manusia,” ujar François Valerian, Chair of Transparency International, dikutip CNBC Indonesia pada Minggu (27/4/2025).

    Laporan itu juga menyebut bahwa korupsi sangat terkait erat dengan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi manusia saat ini: perubahan iklim.

    “Banyak orang di seluruh dunia menderita akibat pemanasan global yang parah, karena dana yang ditujukan untuk membantu negara-negara mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi populasi yang rentan, dicuri atau disalahgunakan,” tambah Valerian.

    Berikut adalah 10 negara yang paling korup di dunia menurut Corruption Perception Index (CPI) 2024:

    1. Sudan Selatan (skor 8)

    2. Somalia (skor 9)

    3. Venezuela (skor 10)

    4. Suriah (skor 12)

    5. Yaman (skor 13)

    6. Libya (skor 13)

    7. Eritrea (skor 13)

    8. Equatorial Guinea (skor 13)

    9. Nikaragua (skor 14)

    10. Sudan (skor 15)

    Lalu bagaimana ranking Indonesia?

    Indonesia jauh dari urutan 10 besar. Negara ini menempati urutan 37 dalam CPI 2024. Namun ini berarti Indonesia masih berjuang keras melawan banyaknya kasus korupsi. Meski demikian, ranking Indonesia ini mengalami perbaikan dibanding setahun sebelumnya di mana RI hanya menempati ranking 34.

    Jika dibandingkan dengan negara tetangga, posisi Indonesia masih jauh tertinggal. Bandingkan saja dengan Singapura (84) dan berada di posisi tiga besar negara paling bersih di dunia. Adapun Malaysia berada di peringkat 50 dan Vietnam 40.

    (mkh/mkh)

  • Menlu RI Tekankan Urgensi Persatuan Negara Islam untuk Wujudkan Gencatan Senjata di Palestina

    Menlu RI Tekankan Urgensi Persatuan Negara Islam untuk Wujudkan Gencatan Senjata di Palestina

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menekankan pentingan persatuan negara-negara Islam untuk mewujudkan gencatan senjata, serta membuka kembali akses bantuan kemanusiaan di Palestina, saat melakukan pembicaraan telepon dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi Hari Kamis.

    Berbicara melalui penggilan telepon pada Hari Kamis, kedua diplomat utama masing-masing negara membahas hubungan bilateral, serta perkembangan di regional dan global, selain masalah Jalur Gaza.

    Dalam percakapan kali ini, Menlu Araqchi menguraikan sikap Iran terkait perkembangan di Asia Barat, dengan menyebut pendudukan dan pembantaian warga Palestina yang sedang berlangsung sebagai salah satu masalah global yang paling mendesak, dikutip dari kantor berita Iran, IRNA, Jumat 25 April.

    Menlu Iran menegaskan, Israel, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, telah mengubah Gaza dan Tepi Barat menjadi tempat genosida dan penyiksaan terhadap warga Palestina yang tidak bersalah.

    Meski ada surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional dan perintah sementara dari Pengadilan Internasional untuk menghentikan genosida, lanjut Menlu Iran, kejahatan keji Zionis masih terus berlanjut.

    Menlu Araqchi mencatat, Israel terus melancarkan serangannya ke Lebanon dan Suriah, dan AS mendukungnya dengan melancarkan serangan ke Yaman.

    Ia menekankan, dalam situasi yang mengerikan ini, negara-negara Islam harus mengambil langkah-langkah yang lebih kuat untuk menghentikan kejahatan tersebut dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang tertindas.

    Pada gilirannya, Menlu Sugiono mendukung sikap Araqchi mengenai kondisi parah yang dihadapi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

    Menlu Sugiono menekankan urgensi bagi negara-negara Islam untuk bersatu guna segera mewujudkan gencatan senjata dan membuka kembali jalur bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.

    Mengenai hubungan bilateral kedua negara, Menlu Araqchi menggarisbawahi pentingnya memperkuat hubungan antara Teheran dan Jakarta

    Ia menekankan perlunya menindaklanjuti perjanjian yang dibuat antara Iran dan Indonesia dan menyoroti pentingnya mempertahankan kontak tingkat tinggi untuk mencapai tujuan tersebut.

    Menanggapi hal tersebut, Menlu Sugiono menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk memperluas kerja sama dengan Iran baik di tingkat bilateral maupun multilateral, serta menyatakan persetujuannya terhadap usulan untuk memperkuat hubungan bilateral.

  • Teror Bom Guncang Rusia, Tewaskan Jenderal Senior Moskow Jelang Lawatan Trump Ke Kremlin – Halaman all

    Teror Bom Guncang Rusia, Tewaskan Jenderal Senior Moskow Jelang Lawatan Trump Ke Kremlin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat militer senior Rusia dilaporkan tewas usai Moskow diguncang teror bom, Jumat (25/4/2025).

    Menurut pernyataan resmi pihak berwenang Rusia, jenderal senior yang tewas tersebut adalah Jenderal Yaroslav Moskalik yang saat ini menjabat sebagai wakil kepala Direktorat Operasi Utama pada Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.

    Dikutip dari The Guardian, Yaroslav Moskalik tewas setelah menjadi korban ledakan bom misterius, menjelang Vladimir Putin memulai pertemuan penting di Kremlin dengan utusan khusus Donald Trump, Steve Witkoff.

    Komite Investigasi Rusia mengatakan bom misterius itu merupakan alat peledak rakitan isi pecahan logam yang dipasang di bawah mobil Volkswagen Golf milik Moskalik. 

    Tak dirinci jenis bubuk logam apa yang dimasukan dalam bom rakitan itu, namun para penyelidik memperkirakan hasil ledakan itu setara dengan 300 gram TNT.

    Imbas ledakan dahsyat itu, jenderal Yaroslav Moskalik bahkan sampai terlempar “beberapa meter”.

    Sementara kendaraan yang diparkir di samping mobil-mobil lain di dalam kawasan permukiman di sebelah blok apartemen bertingkat tinggi, terbakar habis setelah ledakan.

    Kematian Jenderal Yaroslav Moskalik menambah daftar panjang pejabat militer Rusia yang menjadi sasaran serangan dalam beberapa tahun terakhir. 

    Sejauh ini otoritas Rusia belum mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

    Sementara, beberapa sumber menyebutkan serangan ini merupakan ulah kelompok oposisi dalam negeri atau elemen militan yang tidak puas dengan kebijakan militer Rusia di Ukraina dan Suriah.

    Bukan Kali Pertama

    Pasca-insiden ini terjadi, pihak berwenang Rusia berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh dan membawa pelaku ke pengadilan, mengingat kejadian seperti bukan kali pertama yang dialami Moskow.

    Desember lalu, sebuah serangan bom turut menewaskan Letnan Jenderal Igor Kirillov, yang menjabat sebagai komandan Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi Rusia (RChBZ). 

    Ia dibunuh bersama seorang ajudannya saat mereka keluar dari sebuah gedung di Moskow.

    Para penyelidik Rusia menuding serangan tersebut dilakukan oleh dinas khusus Ukraina dengan melibatkan alat peledak yang disembunyikan di dalam skuter listrik, yang ditempatkan di sebelah pintu masuk dan dipantau melalui kamera yang dipasang di mobil yang diparkir.

    Teror Bom Terjadi saat Lawatan Trump ke Kremlin

    Sebagai informasi, kematian Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik dalam ledakan bom mobil di Balashikha menjadi sangat mencolok karena bertepatan dengan kunjungan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS Donald Trump, ke Moskow. 

    Kunjungan ini bertujuan membahas inisiatif perdamaian yang diprakarsai Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

    Sejumlah pihak khawatir bahwa pembunuhan ini bisa dianggap sebagai bentuk sabotase terhadap proses diplomasi damai yang sedang dijajaki.

    Atau bahkan sebagai pesan politik dari pihak-pihak yang menolak perdamaian.

    Imbas teror ini menciptakan iklim ketidakpercayaan, yang berpotensi membuat proses negosiasi menjadi lebih sulit, terutama jika Rusia menganggap itu bukan kebetulan semata.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Pasukan Suriah Menahan Dua Pemimpin Perlawanan Palestina, Ini Nama Pejabat Jihad Islam yang Ditahan – Halaman all

    Pasukan Suriah Menahan Dua Pemimpin Perlawanan Palestina, Ini Nama Pejabat Jihad Islam yang Ditahan – Halaman all

    Pasukan Keamanan Suriah Menahan Pemimpin Perlawanan Palestina

    TRIBUNNEWS.COM- Dua pejabat tinggi gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Suriah telah ditahan oleh pasukan keamanan Suriah. 

    Khaled Khaled, kepala operasi PIJ di Suriah, dan Yasser al-Zafari, kepala komite organisasi, ditangkap lima hari lalu. 

    Media Syria TV mengakui penangkapan tersebut, tetapi Damaskus belum mengomentari masalah tersebut secara resmi. 

    Penangkapan itu terjadi setelah adanya laporan bahwa AS telah mengeluarkan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh otoritas Suriah.

    Sebagai imbalan atas keringanan sanksi yang dijatuhkan oleh Washington terhadap pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Kondisi-kondisi ini termasuk penghancuran senjata kimia apa pun, kerja sama dalam “kontra-terorisme,” dan memastikan pejuang asing tidak diberi posisi-posisi puncak, menurut Reuters . 

    Reuters juga mengatakan bahwa “salah satu syaratnya adalah menjaga jarak dari kelompok Palestina yang didukung Iran.” 

    Penangkapan tersebut bertepatan dengan perluasan pendudukan Israel yang berkelanjutan di Suriah selatan, dan terjadi setelah kunjungan Anggota Kongres AS Cory Mills ke Damaskus, yang mengadakan pembicaraan dengan Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani. 

    “Presiden dan para pemimpinnya telah menunjukkan kesediaan mereka untuk bekerja sama dengan Israel dalam upaya mereka mencegah Hashd al-Shaabi mentransfer senjata dari Irak melalui Suriah ke Lebanon,” kata Mills dalam wawancara dengan media Jusoor .

    Sayap bersenjata PIJ, Brigade Quds, merilis pernyataan tentang penangkapan tersebut pada tanggal 22 April. 

    Khaled dan Zafari ditahan “tanpa penjelasan apa pun mengenai alasan penangkapan mereka, dan dengan cara yang tidak kami harapkan akan terjadi pada saudara-saudara kami [di Suriah],” demikian pernyataan Brigade Quds. 

    “Hari kelima telah berlalu dan Anda memiliki dua kader terbaik kami,” katanya.

    “Kami di Brigade Quds berharap saudara-saudara kami di pemerintahan Suriah akan membebaskan saudara-saudara kami yang ditahan oleh mereka.”

    “Saat ini, setelah lebih dari satu setengah tahun kami terus-menerus memerangi musuh Zionis di Jalur Gaza tanpa menyerah, kami berharap mendapat dukungan dan penghargaan dari saudara-saudara Arab kami, bukan sebaliknya,” imbuhnya. 

    Di bawah pemerintahan Bashar al-Assad, Suriah menjadi surga bagi faksi perlawanan Palestina, termasuk PIJ dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina – Komando Umum (PFLP–GC). 

    Beberapa hari setelah jatuhnya pemerintahan Assad, surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa pemerintahan baru di Suriah memerintahkan kelompok perlawanan Palestina untuk membubarkan semua formasi militer di negara itu. 

    Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang menggulingkan pemerintah sebelumnya, melancarkan gelombang penutupan yang menargetkan kantor-kantor faksi Palestina setelah memasuki Damaskus pada Desember 2024, menurut koresponden Palestina dari  The Cradle .

    Kantor-kantor milik Fatah al-Intifada, gerakan Al-Sa’iqa yang bersekutu dengan Baath, dan PFLP–GC ditutup, dan senjata, kendaraan, dan real estat mereka disita.

    Beberapa pejabat Palestina ditahan dan ditempatkan di tahanan rumah. 

     

    SUMBER: THE CRADLE