Negara: Suriah

  • Netanyahu Bikin Ulah Lagi, Perintahkan IDF ‘Basmi’ Hamas dan Duduki Gaza Selamanya – Halaman all

    Netanyahu Bikin Ulah Lagi, Perintahkan IDF ‘Basmi’ Hamas dan Duduki Gaza Selamanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui untuk mengerahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di wilayah mana pun di Jalur Gaza, Senin (5/5/2025).

    Benjamin Netanyahu mengatakan, setelah kabinet keamanan memberikan suara, ia akan segera mengesahkan operasi intensif di Gaza.

    Selain menduduki Gaza selamanya, Benjamin Netanyahu juga memerintahkan IDF untuk “membasmi Hamas”.

    “Ini adalah rekomendasi dari Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir — untuk bergerak, seperti yang dia katakan, menuju kekalahan Hamas,” kata Netanyahu, dikutip dari The Times of Israel.

    Netanyahu mengatakan, operasi intensif bernama Gideon Chariots ini juga memiliki tujuan untuk menyelamatkan sandera yang tersisa.

    “Ia yakin ini juga akan membantu kami menyelamatkan para sandera di sepanjang jalan,” ujar Netanyahu.

    “Kami tidak akan membicarakan rinciannya karena kami sudah berbicara secara rinci tentang kedua hal ini: apa yang kami lakukan untuk para sandera, dan apa yang kami lakukan untuk mengalahkan (Hamas),” tambahnya.

    “Satu hal yang jelas — kami tidak akan masuk dan keluar (dari Gaza) hanya untuk memanggil pasukan cadangan agar mereka datang dan merebut wilayah, kami akan menarik diri dari wilayah tersebut, dan melakukan penyerbuan terhadap apa yang tersisa. Itu bukan tujuannya. Apa tujuan kami? Sebaliknya,” pungkasnya.

    Sementara itu, juru bicara IDF, Brigjen Effie Defrin, mengatakan tujuan operasi intensif ini adalah pengembalian sandera dan kekalahan kekuasaan Hamas.

    Serangan ini, ungkap Defrin, akan mencakup serangan berskala luas dan pergerakan mayoritas penduduk Jalur Gaza.

    Defrin mengatakan IDF akan menerapkan “model Rafah”, di mana seluruh infrastruktur Hamas dihancurkan dan wilayah tersebut dinyatakan sebagai bagian zona penyangga Israel, di bagian lain Jalur Gaza.

    Tak hanya merebut Gaza dan mengalahkan Hamas, operasi intensif ini juga untuk merelokasi warga Palestina yang masih berada di Gaza.

    Operasi ini akan berlaku setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump selesai mengunjungi Timur Tengah pada minggu ini.

    Trump akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah mulai Senin untuk kunjungan tiga hari ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

    Dilansir Axios, Trump saat ini tidak diharapkan untuk mengunjungi Israel.

    Para pejabat AS dan Israel mengatakan perang yang sedang berlangsung di Gaza adalah alasan utamanya.

    “Tidak ada hal baik yang bisa dihasilkan dari kunjungan ke Israel saat ini,” kata seorang pejabat AS.

    Pejabat AS dan Arab yang terlibat dalam persiapan perjalanan tersebut mengatakan Gaza bukanlah prioritas utama bagi Trump, dan ia diharapkan untuk fokus pada isu bilateral dan investasi.

    “Pandangan seputar kunjungan Presiden Trump ke wilayah tersebut dalam konteks perang di Gaza sangat buruk.”

    “Ia membuat gebrakan besar dengan mendorong gencatan senjata sebelum pelantikannya dan berhasil melakukannya, tetapi tiga bulan kemudian situasi di Gaza memburuk,” kata seorang pejabat Arab.

    Nasib Gaza Pascaperang Belum Jelas

    Israel belum memberikan visi yang jelas untuk Gaza pascaperang setelah kampanye yang telah menggusur sebagian besar penduduk Gaza dan membuatnya bergantung pada pasokan bantuan yang telah berkurang dengan cepat sejak blokade.

    Para menteri Israel mengatakan, penyaluran bantuan tidak dapat diserahkan kepada organisasi internasional yang dituduh membiarkan Hamas menyita pasokan yang ditujukan bagi warga sipil.

    Sebaliknya, para pejabat telah melihat rencana bagi kontraktor swasta untuk menangani distribusi, melalui apa yang digambarkan PBB sebagai pusat-pusat Israel.

    Pada hari Senin, Jan Egeland, sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, mengatakan di X, Israel menuntut PBB dan organisasi non-pemerintah untuk menutup sistem distribusi bantuan mereka di Gaza.

    Keputusan untuk memperluas operasi tersebut langsung dipuji oleh kelompok garis keras pemerintah Israel yang telah lama mendesak pengambilalihan penuh Jalur Gaza oleh Israel dan pemindahan permanen penduduk, sejalan dengan rencana “Riviera” yang digariskan oleh Trump pada bulan Februari.

    “Kami akhirnya akan menaklukkan Gaza. Kami tidak lagi takut dengan kata ‘pendudukan’,” kata Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dikutip dari Reuters.

    Namun, jajak pendapat menunjukkan publik Israel semakin menginginkan kesepakatan untuk membawa kembali 59 sandera yang masih ditawan di Gaza dan ada adegan kemarahan di luar parlemen dengan puluhan pengunjuk rasa yang bentrok dengan polisi.

    “Semua keluarga sudah lelah,” kata Ruby Chen, yang putranya Itay tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    “Semua keluarga takut dengan manuver baru ini karena tidak ada jaminan bahwa ini akan membawa kita ke tempat yang diinginkan keluarga,” lanjutnya.

    Dengan Israel menghadapi ancaman dari Houthi di Yaman, Suriah yang tidak stabil di sebelahnya, dan situasi yang tidak stabil di Tepi Barat yang diduduki, kapasitas untuk operasi militer jangka panjang juga menghadapi kendala yang semakin besar.

    Kepala Staf IDF, Letjen Eyal Zamir, mengatakan pada hari Minggu, militer telah mulai mengeluarkan puluhan ribu perintah panggilan untuk prajurit cadangan.

    Seorang juru bicara pemerintah mengatakan tentara cadangan dikerahkan untuk memperluas operasi di Gaza, bukan untuk mendudukinya.

    Zamir telah menepis seruan garis keras pemerintah yang ingin menghentikan bantuan sepenuhnya dan telah mengatakan kepada para menteri, bantuan harus segera diberikan, menurut lembaga penyiaran publik Israel, Kan.

    (*)

  • Trump Siap Gandeng Erdogan Akhiri Konflik Ukraina dan Rusia

    Trump Siap Gandeng Erdogan Akhiri Konflik Ukraina dan Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan siap bekerja sama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengakhiri perang Rusia dan Ukraina. Kedua pemimpin itu sempat berbincang melalui sambungan telepon.

    Trump melalui jejaring sosial Truth Social miliknya mengatakan bahwa Erdogan juga telah mengundangnya untuk mengunjungi Turki. Undangan balasan agar pemimpin Turki itu ke Washington juga disiapkan.

    “Saya berharap dapat bekerja sama dengan Presiden Erdogan untuk mengakhiri perang yang konyol namun mematikan antara Rusia dan Ukraina — Sekarang!,” tulis Trump dilansir AFP, Selasa (6/5/2025).

    Trump, yang berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam setelah memulai masa jabatan keduanya pada bulan Januari, telah mendesak Kyiv dan Moskow untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    Turki, anggota NATO, telah berupaya untuk menjaga hubungan baik dengan kedua tetangganya di Laut Hitam tersebut sejak invasi Rusia dan telah dua kali menjadi tuan rumah pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang.

    Kedua pemimpin tersebut juga membahas tentang Suriah hingga Gaza. Trump menyebut percakapan teleponnay dengan Erdogan sebagai hal produktif.

    Trump mengatakan bahwa ia dan Erdogan memiliki hubungan yang sangat baik selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS dari tahun 2017 hingga 2021.

    Washington mengatakan bahwa normalisasi atau pencabutan sanksi apa pun setelah penggulingan Bashar al-Assad pada bulan Desember akan bergantung pada kemajuan yang dapat diverifikasi oleh otoritas baru Suriah mengenai prioritas termasuk tindakan melawan “teror.”

    Erdogan juga berterima kasih kepada Trump atas “pendekatannya untuk mengakhiri perang,” dengan pernyataan yang menyebutkan Ukraina, Gaza, dan negosiasi tentang Iran.

    Ia mengangkat isu Jalur Gaza yang dilanda perang. Erdogan memberi tahu Trump bahwa bantuan kemanusiaan harus “dikirim ke Gaza tanpa gangguan.”

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tentara Bayaran Inggris yang Bertempur untuk Ukraina Pilih Tewas Ketimbang Tertangkap Rusia – Halaman all

    Tentara Bayaran Inggris yang Bertempur untuk Ukraina Pilih Tewas Ketimbang Tertangkap Rusia – Halaman all

    Tentara Bayaran Inggris yang Bertempur Bela Ukraina Lebih Pilih Tewas Ketimbang Tertangkap Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang tentara bayaran asal Inggris yang bertempur di Ukraina memberi pengakuan kalau personel Angkatan Bersenjata Rusia memiliki reputasi yang sangat brutal.

    Saking brutalnya pasukan Rusia, sampai-sampai unit tentara bayaran itu setuju untuk tidak pernah ditangkap hidup-hidup.

    Pasukan Rusia adalah “orang-orang yang sangat berbahaya, seringkali fanatik atau putus asa yang akan menyiksa dan membunuh Anda jika mereka menangkap Anda,” kata Macer Gifford.

    Gifford dilansir BI, memiliki nama asli Harry Rowe yang sebelumnya berprofesi sebagai  pedagang di Inggris.

    Gifford, yang sebelumnya menjadi sukarelawan untuk bertempur di Suriah, disebutkan bertempur di lokasi-lokasi penting di Ukraina, termasuk di Kherson dan Lyman.

    Dalam lansira BI, mantan tentara bayaran ini berbicara tentang realitas perang melawan Rusia, dan keputusan sulit yang harus diambil unitnya.

    Tentara Rusia di garis depan (TASS)

    Aksi-Aksi Brutal, Diminta Gali Lubang Kubur Sendiri Lalu Ditembak

    Ulasan BI itu menggambarkan, laporan tindak penyiksaan oleh personel dari kedua kubu sebenarnya bermunculan.

    Namun, menurut penyelidikan PBB tahun lalu, laporan adanya penyiksaan oleh tentara Ukraina terhadap personel Rusia yang tertangkap “berhenti ketika para tahanan tiba di tempat penahanan resmi”. 

    “Tidak demikian halnya dengan Rusia. Investigasi tersebut menyatakan bahwa ada “penyiksaan dan perlakuan buruk yang meluas dan sistematis” terhadap tawanan perang di seluruh sistem penahanan Rusia,” kata laporan itu.

    Aksi-aksi brutal itu termasuk pemukulan, sengatan listrik, kekerasan seksual, pencekikan, perampasan tidur, dan eksekusi pura-pura, katanya.

    “Terjadi pula pembunuhan, satu di antara yang terkenal adalah tentara Ukraina Oleksandr Matsievsky. Dia dipaksa menggali kuburnya sendiri sebelum ditembak di tahanan,” BBC melaporkan .

    “Rusia telah melakukan segala macam kejahatan yang dapat Anda bayangkan,” kata Gifford.

    Itulah sebabnya unitnya mengadakan perjanjian — bahkan mengeluarkan satu anggota yang mencoba menyerah saat baku tembak, katanya.

    Ada kesepakatan bahwa “tidak seorang pun di unit itu boleh ditangkap hidup-hidup,” katanya.

    Mengakui bahwa semua perang bersifat kekerasan, Gifford mengatakan ia tetap “benar-benar terkejut” dengan apa yang ia lihat dalam pertempuran melawan Rusia.

    Rusia Belajar dari ISIS

    Gifford yakin bahwa pasukan Rusia mempelajari banyak taktik brutal mereka di Suriah.

    Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan dukungan militer kepada presiden Suriah saat itu, Bashar Assad, mulai tahun 2015, dengan memasok peralatan militer dan serangan udara untuk memukul mundur kelompok pemberontak, termasuk ISIS.

    Namun, kelompok itulah yang tampaknya telah memberikan model bagi pasukan Rusia di Ukraina, kata Gifford.

    “Tingkat dan cakupan” kebiadaban Rusia terhadap warga sipil, katanya, mengingatkannya “pada taktik yang sama yang digunakan ISIS.”

    Gifford mengenang bagaimana, selama ia bertempur di Suriah, ia menemukan sangkar, alat penyiksaan, dan kasur dengan rantai di sampingnya untuk menahan tawanan wanita di wilayah yang dikuasai ISIS.

    “Saya pikir ISIS adalah kelompok pinggiran, bahwa mereka adalah kelompok yang unik,” katanya, tetapi menurutnya, “banyak praktik brutal mereka telah diadopsi oleh Rusia — terutama, saya kira, karena mereka sangat efektif di Suriah,” tambahnya.

    Rusia berhasil menghancurkan sebagian besar pasukan dan peralatan Ukraina yang memasuki wilayah Kursk, menurut klaim Komandan Pasukan Khusus Rusia, Akhmat Alaudinov. Situasi di wilayah Kursk telah terkendali. (Sputnik)

    Mesin Perang Rusia

    Gifford menggambarkan mesin perang Rusia sebagai “sangat besar dan sangat berbahaya.”

    Namun, meski Rusia memimpin dalam hal skala jumah — di mana pasukan tumbuh hingga mencapai 1,5 juta tentara aktif — pasukan Moskow telah “dihancurkan” di Ukraina, katanya.

     Pendekatan Rusia terhadap perang adalah tentang skala dan serangan “meat grinder” yang mana jumlah korban yang sangat besar ditoleransi, kata Gifford.

    “Perbedaan yang nyata” antara kedua negara itu bermuara pada “cara mereka menghargai kehidupan,” tambahnya.

    “Ukraina berjuang untuk hidup mereka. Rusia hanya berjuang untuk mendapatkan lebih banyak wilayah, dan itulah perbedaannya.”

    Namun Gifford menekankan bahwa sekutu Ukraina perlu berhenti melihat perang sebagai “konflik di pinggiran Eropa,” dan bagi Putin hal ini berarti lebih dari itu.

    Baginya, ini adalah “perang pemusnahan,” kata Gifford. Ini adalah “perang untuk mengakhiri semua perang di mata Vladimir Putin.”

    “Rusia secara rutin membantah tuduhan kejahatan perang. Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar,” tulis disclaimer laporan BI tersebut.

     

     

    (oln/BI/*)
     
     
     
     
     
     

     

  • Yaman Nyatakan Blokade Udara Penuh Terhadap Israel Hingga Genosida Gaza Berhenti – Halaman all

    Yaman Nyatakan Blokade Udara Penuh Terhadap Israel Hingga Genosida Gaza Berhenti – Halaman all

    Yaman Nyatakan Blokade Udara Terhadap Israel Hingga Genosida Gaza Berhenti

    TRIBUNNEWS.COM- Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan blokade udara penuh terhadap “Israel”, yang menargetkan Bandara Ben Gurion sebagai tanggapan atas meningkatnya agresi di Gaza, menurut juru bicara Yehya Saree.

    Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan blokade udara terhadap “Israel” dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Minggu, dalam eskalasi terbaru mereka terhadap entitas Zionis yang mendukung Gaza.

    ” Menanggapi meningkatnya agresi Israel dan meluasnya operasi militer di Gaza, Angkatan Bersenjata Yaman telah mengumumkan blokade udara penuh terhadap Israel,” kata Juru Bicara YAF Brigadir Jenderal Yehya Saree dalam sebuah pernyataan.

    “Angkatan Bersenjata Yaman akan menegakkan blokade udara dengan berulang kali menyerang bandara , dengan Bandara Ben Gurion, yang dikenal sebagai Bandara Lod di Israel, sebagai target utama mereka,” tegasnya.

    Pernyataan itu menghimbau semua maskapai penerbangan internasional untuk menanggapi ancaman ini dengan serius sejak dikeluarkan dan membatalkan semua penerbangan ke bandara Israel demi menjaga keselamatan pesawat dan penumpangnya.

    “Yaman yang bangga, bebas, dan merdeka tidak akan menerima pelanggaran berkelanjutan yang ingin dilakukan musuh dengan menargetkan negara-negara Arab seperti Lebanon dan Suriah. Negara ini [Yaman] tidak takut konfrontasi dan menolak penyerahan diri,” tambah pernyataan itu.

     

     

     

     

     

     

     

    Hal ini terjadi di tengah pembatalan penerbangan ke “Israel” secara luas oleh maskapai penerbangan asing besar menyusul rudal balistik Yaman yang mendarat hanya 200 meter dari bandara Ben Gurion pada hari Minggu.

    Yaman terus melakukan operasi terhadap ‘Israel’

    Sebelumnya pada hari itu, Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan rudal balistik hipersonik yang menargetkan bandara Ben Gurion di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya ditujukan ke Terminal 3.   

    Media Israel melaporkan pada hari Minggu bahwa rudal yang diluncurkan Yaman menghantam dekat Terminal 3 Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, memicu gumpalan asap yang terlihat, mengganggu penerbangan dan lalu lintas kereta api di dekatnya, dan menyebabkan beberapa orang terluka menurut responden darurat Magen David Adom.

    Saree menyatakan bahwa rudal itu berhasil melewati sistem pertahanan AS dan Israel, membunyikan sirene di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, dan menyebabkan lebih dari tiga juta pemukim mengungsi.

    Channel 12 melaporkan bahwa, menurut badan keamanan, baik sistem pertahanan rudal Arrow 3 maupun THAAD tidak berhasil mencegat rudal tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan pendudukan Israel atas keamanan Bandara Ben Gurion karena berkembangnya kekhawatiran bahwa maskapai penerbangan mungkin akan menangguhkan penerbangan ke wilayah tersebut. 

    Seorang sumber tingkat tinggi Yaman mengatakan kepada  Al Mayadeen  bahwa meskipun AS telah menempatkan puluhan satelit di Saada dan provinsi lainnya, Amerika Serikat telah gagal menetralisir senjata Angkatan Bersenjata Yaman, dan menekankan bahwa “Tidak ada sistem intersepsi, terlepas dari ukuran atau jenisnya, yang akan mampu melawan rudal Yaman.” 

    Maskapai besar membatalkan penerbangan ke Tel Aviv

    Beberapa maskapai penerbangan internasional besar , seperti Lufthansa, Air France, Delta, dan Wizz Air, menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv pada hari Minggu setelah rudal balistik Yaman mendarat di sekitar Bandara Internasional Ben Gurion.

    Grup Lufthansa, yang meliputi SWISS, Austrian Airlines, dan Brussels Airlines, menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Bandara Ben Gurion di Tel Aviv hingga 6 Mei, membatalkan keberangkatan hari Minggu dari Frankfurt, Wina, Zurich, dan Munich sambil mengatur pemesanan ulang bagi penumpang yang terkena dampak.

    Air France membatalkan penerbangannya pada hari Minggu ke Tel Aviv, sementara TUS Airways menangguhkan operasi ke dan dari Siprus hingga 5 Mei, sementara Air India menghentikan semua rute Tel Aviv hingga 6 Mei, dan British Airways memperpanjang pembatalan hingga 7 Mei.

    United Airlines juga menangguhkan operasinya, dengan menghentikan sementara penerbangan dua kali sehari New York-Tel Aviv hingga setidaknya 8 Mei karena “perusahaan memantau dengan saksama perkembangan kondisi keamanan,” menurut pernyataan resmi maskapai tersebut.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Pesawat Antariksa Soviet Akan Jatuh ke Bumi, Beratnya Setengah Ton!

    Pesawat Antariksa Soviet Akan Jatuh ke Bumi, Beratnya Setengah Ton!

    Jakarta

    Dalam beberapa hari mendatang, sebuah pesawat ruang angkasa antarplanet era Soviet dengan berat sekitar setengah ton akan jatuh tak terkendali ke Bumi. Puing antariksa ini adalah modul pendaratan dari Kosmos 482, yang diluncurkan pada1972, menuju planet Venus.

    Namun, masalah teknis menyebabkan wahana itu tetap berada di orbit Bumi.

    Belum diketahui secara pasti kapan wahana antariksa itu akan sampai di permukaan planet kita, namun para ilmuwan memprediksi itu akan terjadi pada pekan kedua Mei.

    Salah satu pakar berkata pada BBC News Rusia bahwa ada kemungkinan serpihan wahana itu akan menghantam area permukiman.

    Sejumlah ilmuwan bilang Timur Tengah, Asia Tengah dan Eropa Tenggara adalah area yang kemungkinan akan dihantam puing antariksa ini.

    Lepas landas

    Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, yang terlihat di sini saat peluncuran misi Soyuz, adalah tempat Kosmos 482 meluncur pada 1972. (Getty Images / Nasa)

    Pesawat ruang angkasa dengan tujuan Venus tersebut diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur pada 31 Maret 1972. 1

    Peluncuran ganda semacam ini dilakukan untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan dalam penjelajahan antarplanet.

    Uni Soviet menggunakan roket Molniya-M, sejenis dengan yang digunakan dalam misi antariksa berawak Soyuz.

    Roket Kosmos 482 memiliki satu tingkat tambahan untuk meluncurkan wahana yang lebih berat ke orbit yang lebih tinggi.

    Adapun Venera 8 diluncurkan empat hari sebelumnya, berhasil mencapai destinasi dan menuntaskan misi antariksanya dengan sukses.

    Namun, Kosmos 482 yang menjadi cadangannya mengalami kendala teknis di bagian roket dan gagal keluar dari orbit Bumi.

    Kecelakaan

    Tiga tahap pertama peluncuran roket bekerja sesuai rencana, mendorong unit kepala ke orbit dekat Bumi. Stasiun ruang angkasa antarplanet itu kemudian diluncurkan ke targetnya.

    Namun, wahana itu gagal menempati posisi yang sudah ditentukan di atas Bumi karena blok pendorong gagal mengarahkan stasiun ruang angkasa tersebut dengan benar.

    Getty Images / NasaRoket Soyuz diangkut dengan kereta api ke landasan peluncuran di Situs 31 di Kosmodrom Baikonur di Baikonur, Kazakhstan pada tanggal 8 September 2024.

    Setelah itu, stasiun ruang angkasa menerima nama kode “Kosmos 482”.

    Pada 1970-an, pemerintah Soviet menyamarkan peluncuran yang tidak berhasil di bawah nama kode Kosmos, dengan angka yang berbeda setelah kata tersebut.

    Menurut halaman situs NASA yang didedikasikan untuk wahana tersebut, wahana itu pecah menjadi empat bagian: dua bagian tetap berada di orbit rendah Bumi dan terbakar di atmosfer dalam waktu 48 jam.

    Namun dua bagian lainnya kemungkinan modul pendaratan dan blok dengan mesin utama memasuki orbit yang lebih tinggi.

    “Bagian-bagian dari tangki bahan bakar titanium meninggalkan orbit dalam beberapa hari dan jatuh di Selandia Baru,” ujar Georgy Trishkin, penulis Tekhasskiy Vestniksaluran Telegram populer yang didedikasikan untuk peluncuran luar angkasa kepada BBC News Rusia.

    “Bagian-bagian dari stasiun dan tingkat keempat roket, yang juga dikenal sebagai Blok L, tetap berada di orbit elips yang memanjang.”

    “Titik tertingginya berada di suatu tempat sekitar 9.800 km jauhnya dari Bumi dan titik terendahnya berada pada ketinggian sekitar 210 km,” ujarnya.

    Badan antariksa AS, NASA, berkata modul pendaratan tersebut punya berat 495 kg.

    Modul yang kuat

    Jatuhnya pesawat ruang angkasa tidak menjadi masalah besar ketika mereka pecah dan terbakar di atmosfer, atau ketika jatuhnya bisa diperhitungkan dan dikendalikan dari Bumi.

    Contohnya, stasiun orbital besar Mir dikeluarkan dari orbit dan diarahkan menuju Bumi sehingga puing-puingnya tenggelam di Samudra Pasifik.

    Rusia melakukan penghancuran terorganisir terhadap pesawat ruang angkasanya, Mir, ke Samudra Pasifik ketika masa pakainya berakhir. (Getty Images / NASA / Newsmakers)

    Akan tetapi Kosmos 482 diperkirakan akan menghantam Bumi secara tidak terkendali.

    Namun bahaya utama adalah kemungkinan besar wahana itu tidak akan hancur dan terbakar sepenuhnya di atmosfer.

    Hal ini dikarenakan modul pendaratan tersebut direkayasa untuk mendarat di permukaan Venus, yang memiliki atmosfer lebih padat dan suhu lebih tinggi.

    Maka dari itu, pesawat ruang angkasa ini dibuat agar tahan dengan kondisi yang lebih keras daripada yang akan dihadapinya saat masuk kembali ke atmosfer Bumi.

    “Modul pendaratan itu sendiri dirancang untuk masuk kembali ke atmosfer Venus yang lebih berat, jadi perisai panas dan kompartemen kedap udaranya kemungkinan besar akan selamat dari masuk kembali ke atmosfer [Bumi],” jelas Georgy Trishkin.

    “Namun, kecil kemungkinan perangkat tersebut akan selamat sepenuhnya.”

    “Pengamatan secara tidak langsung mengindikasikan bahwa ia mungkin telah melepaskan parasutnya sejak lama. Ini berarti integritas strukturnya rusak dan banyak bergantung pada profil masuk kembali ke atmosfer,” ujarnya.

    Di mana pesawat itu jatuh?

    Trishkin mengatakan perhitungan berdasarkan jalur orbitnya mengindikasikan bahwa puing-puing tersebut kemungkinan besar akan jatuh di daratan.

    Ia mengatakan Mesir, Suriah, Turki, dan Azerbaijan, berada di jalur orbit Kosmos 482, jadi ada risiko menghantam area permukiman.

    “Jika kita berasumsi perangkat tersebut selamat sepenuhnya dan menabrak tanah dengan kecepatan yang diperkirakan 242 km/jam, maka energi impaknya akan berada di kisaran 1,1-1,2 MJ, yang bisa setara dengan ledakan beberapa ratus gram TNT (dinamit),” ujarnya.

    Jatuhnya Kosmos 482 ke Bumi, menurut berbagai perkiraan, akan terjadi antara tanggal 8 dan 14 Mei.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Personel Elite IDF Tewas Kena Ranjau Terowongan Rafah, Israel Kirim 60 Ribu Tentara Perluas Agresi – Halaman all

    2 Personel Elite IDF Tewas Kena Ranjau Terowongan Rafah, Israel Kirim 60 Ribu Tentara Perluas Agresi – Halaman all

    Dua Personel Unit Elite IDF Tewas Kena Ranjau Terowongan Rafah, Israel Kirim 60 Ribu Tentara Perluas Agresi di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel, Sabtu (3/5/2025) melaporkan kalau dua tentara pendudukan Israel (IDF), tewas dan sedikitnya empat lainnya terluka dalam ledakan ranjau di sebuah terowongan di Rafah, selatan Jalur Gaza.

    Dikutip dari lansiran Khaberni, laporan tersebut mencatat kalau kedua prajurit IDF yang tewas tersebut berasal dari unit elite “Yahalom”.

    Pasukan elite Israel ini diketahui berspesialisasi dalam mendeteksi dan menghancurkan terowongan.

    INFANTERI IDF – Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Infanteri, berjalan memasuki sebuah pemukiman di Jalur Gaza. IDF dilaporkan mengerahkan 60 ribu personel dalam rencana perluasan agresi militer di Gaza setelah buntunya perundingan pembebasan sandera dengan gerakan Hamas Palestina.

    Kerahkan 60 Ribu Tentara untuk Perluas Agresi Militer di Gaza

    Laporan tewasnya dua personel elite IDF ini muncul saat Israel menyatakan hampir menguasai seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Cara pendudukan wilayah (mendiami Gaza), diambil Israel demi memberangus gerakan perlawanan Palestina, Hamas, yang meski diklaim melemah namun masih aktif menimbulkan kerugian bagai IDF.

    Untuk itu, Channel 14 Israel bahkan melaporkan kalau IDF sedang bersiap untuk mengirimkan perintah panggilan tugas, Minggu (4/5/2025) dini hari ke sekitar 60.000 wajib militer dengan status reserve divisin (tentara cadangan).

    “Pemanggilan besar-besaran wajib bertugas ini sebagai bagian dari persiapan untuk memperluas operasi militer IDF di Jalur Gaza,” tulis laporan Khaberni.

    IDF PERLUAS AGRESI – Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Tank Tempur, berkumpul di Jalur Gaza. IDF dilaporkan mengerahkan 60 ribu personel dalam rencana perluasan agresi militer di Gaza setelah buntunya perundingan pembebasan sandera dengan gerakan Hamas Palestina.

    Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di berbagai bidang, terutama setelah upaya pembebasan tahanan Israel yang ditahan Hamas menemui jalan buntu.

    Menurut media Israel tersebut, tentara Israel akan mendistribusikan kembali pasukannya, dengan unit-unit reguler akan dipindahkan dari Tepi Barat dan utara ke Jalur Gaza.

    Adapun divisi tentara cadangan akan mengemban tugas mengamankan garis depan lainnya, seperti Lebanon, Suriah, dan Tepi Barat. 

    Menurut saluran tersebut, tujuan dari langkah ini adalah untuk memusatkan kekuatan tempur di Jalur Gaza guna meningkatkan tekanan terhadap Hamas.

    PENGUNGSI GAZA – Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. Pemerintah Israel menindaklanjuti usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga dengan membentuk Direktorat Urusan Pemindahan Sukarela warga Palestina yang ingin ke luar dari Gaza. Media Israel melaporkan, sebagai proyek percontohan, sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia. (khaberni/tangkap layar)

    Tiru Model Rafah dengan Pengusiran Besar-besaran

    Dalam konteks perluasan agresi militer IDF di Gaza, Channel 10 Israel dan Lembaga Penyiaran Publik Israel, KAN, mengungkapkan rincian rencana yang baru-baru ini disampaikan oleh Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yisrael Katz.

    Rencana tersebut mencakup langkah-langkah eskalasi yang menentukan, terutama evakuasi (pengusiran) penduduk Kota Gaza dan wilayah utara dan tengah Jalur Gaza.

    “Pengusiran ini dalam upaya untuk meniru “model Rafah” yang baru-baru ini diterapkan di Jalur Gaza selatan,” tulis laporan tersebut.

    Rencana tersebut meliputi upaya tentara IDF untuk menguasai wilayah-wilayah tertentu di Gaza dan menyisirnya secara sistematis, sambil mempertahankan kehadiran permanen di sana.

    “Langkah ini dijuluki sebagai “Rencana Gaza Kecil” oleh IDF,” kata laporan tersebut. 

    Rencana ini bertujuan untuk mempersempit wilayah geografis dan politik Jalur Gaza jika para tahanan tidak dibebaskan.

    “Rencana tersebut mencakup pendirian kompleks kemanusiaan, serupa dengan yang didirikan di selatan Gaza antara poros Morag dan Philadelphi, untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk yang dusir dari zona pertempuran,” kata lapora tersebut seperti dikutip dari Khaberni.

     

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

     
     

  • Lebih dari 1,4 Juta Warga Suriah Kembali ke Rumah Setelah Rezim Bashar Assad Runtuh – Halaman all

    Lebih dari 1,4 Juta Warga Suriah Kembali ke Rumah Setelah Rezim Bashar Assad Runtuh – Halaman all

    Lebih dari 1,4 Juta Warga Suriah Kembali ke Rumah Setelah Rezim Bashar Assad Runtuh

    TRIBUNNEWS.COM- Lebih dari 1,4 juta warga Suriah telah kembali ke negara asal mereka setelah runtuhnya rezim Presiden Bashar Al-Assad pada 8 Desember 2024, menurut Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR).

    Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di X pada hari Sabtu, badan pengungsi PBB mengatakan: “Lebih dari 1,4 juta warga Suriah menemukan jalan kembali ke rumah setelah bertahun-tahun mengungsi.”

    Badan PBB itu menambahkan bahwa pembangunan kembali Suriah tetap menjadi tantangan besar karena kehancuran yang disebabkan oleh konflik selama 14 tahun dan menyerukan dukungan internasional yang lebih besar bagi upaya UNHCR untuk membantu keluarga-keluarga pengungsi memulai kembali hidup mereka.

    Badan tersebut menekankan perlunya dukungan yang mendesak di sektor-sektor utama seperti perumahan, perawatan kesehatan, pendidikan dan mata pencaharian bagi mereka yang kembali.

    UNHCR: Kebutuhan meningkat seiring 400.000 warga Suriah kembali

    Ini adalah ringkasan dari apa yang dikatakan oleh juru bicara UNHCR Céline Schmitt di Damaskus – yang kutipan teksnya dapat dikaitkan dengannya – pada jumpa pers di Palais des Nations di Jenewa.

    Sekitar 400.000 warga Suriah telah kembali dari negara-negara tetangga sejak jatuhnya rezim Assad pada 8 Desember 2024, menurut perkiraan UNHCR, Badan Pengungsi PBB. 

    Selama periode yang sama, lebih dari 1 juta pengungsi internal (IDP) di Suriah juga telah kembali, sehingga jumlah total warga Suriah yang telah pulang menjadi lebih dari 1,4 juta.

    Menjelang akhir tahun ajaran, musim panas akan menjadi momen krusial untuk pemulangan sukarela dan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. 

    Namun, agar pemulangan ini berhasil dan berkelanjutan, warga Suriah akan membutuhkan dukungan berupa tempat tinggal, mata pencaharian, perlindungan, dan bantuan hukum – bidang-bidang yang telah terbukti menjadi keahlian UNHCR.

    Risikonya adalah, tanpa pendanaan yang memadai, 1,5 juta pengungsi yang diproyeksikan akan kembali tahun ini mungkin tidak akan terjadi, dan mereka yang kembali mungkin tidak punya pilihan lain selain pergi lagi. 

    Dukungan untuk UNHCR dan para pelaku kemanusiaan sangat penting untuk stabilitas. 

    Pemotongan dana yang parah yang dihadapi UNHCR membahayakan jutaan nyawa, dengan hampir 16,7 juta orang di dalam wilayah Suriah – sekitar 90 persen dari populasi – membutuhkan beberapa bentuk bantuan kemanusiaan, dan lebih dari 7,4 juta warga Suriah masih mengungsi di dalam negeri.

    Sekaranglah saatnya untuk berinvestasi dalam memfasilitasi kepulangan para pengungsi yang telah menunggu momen ini selama bertahun-tahun. 

    Pada bulan Januari, UNHCR meluncurkan kerangka kerja operasional untuk membantu 1,5 juta pengungsi dan 2 juta IDPs kembali ke rumah pada tahun 2025. 

    Sejauh ini, hanya $71 juta yang telah dijanjikan dari $575 juta yang dibutuhkan untuk program UNHCR tahun 2025 di dalam wilayah Suriah. 

    Tanpa dana tambahan, kami hanya akan dapat membantu sebagian kecil dari mereka yang berniat untuk kembali, yang berarti lebih sedikit yang kembali ke rumah.

    Telah terjadi pengurangan signifikan dalam pendanaan donor antara tahun 2024 dan 2025. 

    Pemangkasan ini berdampak pada tenaga kerja kami, yang akan menyusut hingga 30 persen di dalam wilayah Suriah, yang secara signifikan akan memengaruhi kemampuan kami untuk menyediakan dukungan penting.

    Selain itu, tanpa pendanaan yang memadai, beberapa kegiatan penyelamatan nyawa UNHCR akan terhenti. 

    Di antara 122 pusat komunitas yang didukung oleh UNHCR, 44 persen harus ditutup pada musim panas. 

    Pusat komunitas menyediakan bantuan penting seperti dukungan kesehatan mental, bantuan hukum, pencegahan kekerasan berbasis gender, dan pendidikan kesadaran ranjau. 

    Mereka juga memupuk kohesi sosial, dan penutupan mereka akan berdampak pada para pengungsi yang kembali dan komunitas mereka serta mitra lokal UNHCR.

    Meskipun saat ini sedang dalam masa sulit dan belum pernah terjadi sebelumnya, UNHCR berkomitmen untuk tetap tinggal dan memberikan bantuan di Suriah. 

    Kami bekerja sama erat dengan badan-badan PBB termasuk WFP, IOM, UNDP, dan UNICEF; membantu para pengungsi yang kembali harus menjadi upaya kolaboratif untuk memastikan efisiensi dan dampak. 

    Kami menghargai dukungan yang telah kami terima selama bertahun-tahun untuk operasi kami di Suriah dari para donatur tradisional kami. 

    Kami meminta mereka untuk melakukan upaya ekstra meskipun menghadapi tantangan ekonomi global, tetapi kami juga memohon kepada negara-negara kaya yang belum memberikan kontribusi untuk mendukung kami dalam memastikan pemulangan pengungsi Suriah yang bersedia pulang dengan aman dan bermartabat. 

    Sangat penting untuk tidak melewatkan kesempatan bersejarah ini.

    Untuk membantu warga Suriah dalam keputusan mereka untuk kembali ke rumah, UNHCR meluncurkan program ” Suriah adalah Rumah”,” sebuah platform informasi digital inovatif untuk menyediakan informasi yang tepat waktu dan tidak memihak tentang proses pengembalian termasuk langkah-langkah hukum, dokumen identifikasi, akses ke perumahan, perawatan kesehatan, pendidikan, dan banyak lagi. 

    Tanya jawab umum (FAQ) menawarkan panduan tentang memperbarui dokumen identitas, dukungan untuk memperbaiki rumah yang hancur atau rusak, dan mengakses bantuan hukum serta dukungan konseling.

    Melalui ‘Suriah adalah Rumah’, UNHCR menyediakan informasi yang kredibel dan terkini yang penting untuk membantu orang membuat keputusan yang tepat, merencanakan masa depan mereka, dan mempertahankan harapan. Informasi terus diperbarui.

    Sejak jatuhnya rezim Assad, kembali ke rumah dan memulai hidup baru telah menjadi kemungkinan bagi warga Suriah. Dengan investasi dalam bentuk bantuan dan pemulihan dini, kita dapat menciptakan peluang dan menjaga harapan warga Suriah. Memanfaatkan peluang ini adalah tanggung jawab bersama kita.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR, UNHCR 

  • Duduk Perkara Geger Serangan Israel ke Dekat Istana Kepresidenan Suriah

    Duduk Perkara Geger Serangan Israel ke Dekat Istana Kepresidenan Suriah

    Tel Aviv

    Israel melakukan serangan miiter ke Suriah. Bahkan serangan tersebut dekat dengan istana kepresidenan di Damaskus, Ibu Kota Suriah. Bagaimana duduk perkaranya?

    Sebagaimana diketahui, awal bulan lalu Suriah menuduh Israel sedang melancarkan serangan destabilisasi yang mematikan setelah gelombang serangan menghantam target militer dan menewaskan 13 orang. Israel pun mengklaim pihaknya melakukan serangan untuk menanggapi tembakan dari orang-orang bersenjata selama operasi di Suriah selatan.

    Dilansir AFP, Kamis (3/4/2025), Israel memperingatkan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa bahwa Suriah akan menghadapi konsekuensi berat jika keamanan Israel terancam. Israel telah melakukan pengeboman yang luas terhadap aset militer Suriah sejak pemberontak yang dipimpin Islamis menggulingkan Bashar al-Assad pada November 2024.

    Israel juga telah melakukan serangan darat ke Suriah selatan dalam upaya untuk menjauhkan pasukan pemerintah baru dari perbatasan. Pihak berwenang di provinsi selatan, Daraa, mengatakan sembilan warga sipil tewas dan beberapa lainnya terluka dalam penembakan Israel di dekat kota Nawa.

    Terbaru, Israel kembali menyerang Suriah. Pengumuman soal serangan Israel terhadap target di dekat istana kepresidenan Suriah itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (2/5/2025), disampaikan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (2/5) pagi waktu setempat.

    Itu menandai kedua kalinya Israel menyerang wilayah Suriah dalam beberapa hari terakhir, menindaklanjuti janji untuk melindungi kelompok minoritas yang terlibat dalam kekerasan sektarian melawan orang-orang bersenjata dari kalangan Sunni pada awal pekan ini.

    Bagaimana tanggapan Suriah? Baca halaman berikutnya.

    Israel Tak Percaya Kaum Sunni

    Foto: Pelabuhan Latakia Suriah Kembali Beroperasi Setelah Hancur Dibom Israel pada 2024 (AP/Ghaith Alsayed)

    Druze merupakan komunitas minoritas yang menganut agama yang menjadi cabang dari Islam dan memiliki para pengikut di Suriah, Lebanon, dan Israel.

    Serangan Israel terhadap target di dekat istana kepresidenan Suriah itu mencerminkan ketidakpercayaan Tel Aviv yang mendalam terhadap kaum Islamis Sunni yang menggulingkan rezim mantan Presiden Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu.

    Hal itu memberikan tantangan lebih lanjut terhadap upaya Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, untuk membangun kendali atas negara yang pernah terpecah-belah tersebut.

    “Israel telah menyerang tadi malam di dekat istana kepresidenan di Damaskus,” kata Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Katz.

    “Ini merupakan pesan yang jelas kepada rezim Suriah: Kami tidak akan mengizinkan pasukan (Suriah) dikerahkan ke area selatan Damaskus atau memberikan ancaman apa pun kepada komunitas Druze,” tegasnya.

    Militer Israel dalam pernyataannya menyebut pasukannya menyerang “area dekat Istana Ahmed Hussein al-Sharaa di Damaskus”, namun tanpa menjelaskan lebih lanjut soal target yang diserang.

    Bagaimana Respons Suriah?

    Foto: Warga Suriah memeriksa bungker militer yang hancur akibat serangan udara Israel (AFP/BAKR ALKASEM)

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pemerintah Suriah.

    Sharaa yang kini memimpin Suriah, merupakan komandan Al-Qaeda sebelum memutuskan hubungan dengan kelompok itu tahun 2016 lalu. Dia telah berulang kali berjanji untuk memerintah Suriah secara inklusif.

    Namun rentetan insiden kekerasan sektarian, termasuk pembunuhan ratusan warga etnis Alawi pada Maret lalu, semakin memperparah ketakutan kelompok-kelompok minoritas di Suriah.

    Kekerasan sektarian pekan ini dimulai pada Selasa (29/4) ketika bentrokan terjadi antara orang-orang bersenjata dari Druze dan dari kalangan Sunni di area Jaramana yang mayoritas penduduknya menganut Druze. Bentrokan itu disebut dipicu oleh rekaman suara yang mengutuk Nabi Muhammad SAW, yang diduga oleh militan Sunni setempat dibuat oleh seorang penganut Druze.

    Lebih dari selusin orang dilaporkan tewas pada Selasa (29/4), sebelum kekerasan sektarian menyebar ke kota Sahnaya di pinggiran Damaskus pada Rabu (30/4).

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Negara yang Menolak Membantu Padamkan Kebakaran Israel

    5 Negara yang Menolak Membantu Padamkan Kebakaran Israel

    GELORA.CO – Pada awal Mei 2025, Israel menghadapi kebakaran hutan besar yang melanda wilayah antara Yerusalem dan Tel Aviv.

    Kebakaran ini memaksa ribuan orang mengungsi, menutup jalan utama, dan mengganggu perayaan Hari Kemerdekaan ke-77 Israel.

    Pemerintah Israel segera mengumumkan keadaan darurat nasional dan meminta bantuan internasional.

    Sejumlah negara merespons permintaan bantuan Israel dengan mengirimkan pesawat pemadam kebakaran. Namun sejumlah negara menolak memberikan bantuan.

    Negara-Negara yang Tidak Memberikan Bantuan

    Dalam situasi darurat ini, tidak ada laporan resmi mengenai negara-negara yang secara eksplisit menolak memberikan bantuan kepada Israel.

    Meski demikian, beberapa negara tidak tercatat sebagai pemberi bantuan dalam laporan media. Berikut ini daftar negara tersebut:

    1. Turki

    Meskipun Turki pernah membantu Israel dalam kebakaran hutan pada tahun 2016, tidak ada laporan Turki memberikan bantuan pada kebakaran tahun 2025.

    Hubungan diplomatik yang tegang antara kedua negara, terutama terkait isu Palestina, dapat menjadi faktor yang memengaruhi keputusan ini.

    2. Iran

    Sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan sering bersikap antagonis, Iran tidak tercatat memberikan bantuan dalam kebakaran ini.

    3. Suriah

    Beberapa negara Arab yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Suriah, juga tidak tercatat memberikan bantuan.

    Tentu saja Suriah tidak membantu Israel karena negara Zionis itu justru gencar membombardir wilayah Suriah.

    Hingga saat ini, Israel terus melancarkan serangan militer ke berbagai wilayah di Suriah.

    4. Lebanon

    Lebanon merupakan salah satu negara yang paling dirugikan oleh serangan militer Israel. Ribuan warga Lebanon telah tewas akibat serangan rudal rezim apartheid Zionis.

    Dengan kondisi negara yang hancur akibat serangan Israel, tidak mungkin bagi Lebanon membantu rezim Zionis tersebut.

    5. Yaman

    Yaman merupakan negara yang terus diserang Israel dan sekutunya. Kondisi ini jelas tidak mungkin bagi Yaman membantu musuhnya.

    Apalagi serangan Israel dan sekutunya membuat banyak warga Yaman tewas dan terluka. Yang ada justru, kekuatan utama di Yaman, Houthi melancarkan serangan balasan ke wilayah Zionis.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Tak Membantu Israel

    Keputusan suatu negara untuk memberikan atau tidak memberikan bantuan dalam situasi darurat seperti kebakaran hutan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

    Hubungan Diplomatik: Negara-negara dengan hubungan diplomatik yang baik dengan Israel lebih cenderung memberikan bantuan.

    Pertimbangan Politik: Isu-isu politik, seperti posisi terhadap konflik Israel-Palestina, dapat memengaruhi keputusan untuk memberikan bantuan.

    Kemampuan dan Sumber Daya: Negara-negara yang memiliki kapasitas dan sumber daya untuk memberikan bantuan lebih mungkin untuk melakukannya.

    Kebutuhan dan Permintaan: Jika Israel tidak secara khusus meminta bantuan dari negara tertentu, negara tersebut mungkin tidak mengambil inisiatif untuk menawarkan bantuan.

    Meskipun tidak ada laporan resmi mengenai negara-negara yang secara eksplisit menolak memberikan bantuan kepada Israel dalam menghadapi kebakaran hutan pada Mei 2025, beberapa negara tidak tercatat sebagai pemberi bantuan.

    Faktor-faktor seperti hubungan diplomatik, pertimbangan politik, kemampuan sumber daya, dan permintaan resmi dapat memengaruhi keputusan suatu negara untuk memberikan atau tidak memberikan bantuan dalam situasi darurat.

  • Duduk Perkara Geger Serangan Israel ke Dekat Istana Kepresidenan Suriah

    Tegang! Israel Serang Target di Dekat Istana Kepresidenan Suriah

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan militer negaranya telah menyerang target di dekat istana kepresidenan di Damaskus, ibu kota Suriah. Serangan Tel Aviv itu berkaitan dengan komunitas Druze di Suriah, dengan Netanyahu bersumpah untuk melindungi para anggota komunitas Druze.

    Pengumuman soal serangan Israel terhadap target di dekat istana kepresidenan Suriah itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (2/5/2025), disampaikan Netanyahu pada Jumat (2/5) pagi waktu setempat.

    Itu menandai kedua kalinya Israel menyerang wilayah Suriah dalam beberapa hari terakhir, menindaklanjuti janji untuk melindungi kelompok minoritas yang terlibat dalam kekerasan sektarian melawan orang-orang bersenjata dari kalangan Sunni pada awal pekan ini.

    Druze merupakan komunitas minoritas yang menganut agama yang menjadi cabang dari Islam dan memiliki para pengikut di Suriah, Lebanon, dan Israel.

    Serangan Israel terhadap target di dekat istana kepresidenan Suriah itu mencerminkan ketidakpercayaan Tel Aviv yang mendalam terhadap kaum Islamis Sunni yang menggulingkan rezim mantan Presiden Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu.

    Hal itu memberikan tantangan lebih lanjut terhadap upaya Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, untuk membangun kendali atas negara yang pernah terpecah-belah tersebut.

    “Israel telah menyerang tadi malam di dekat istana kepresidenan di Damaskus,” kata Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Katz.

    Militer Israel dalam pernyataannya menyebut pasukannya menyerang “area dekat Istana Ahmed Hussein al-Sharaa di Damaskus”, namun tanpa menjelaskan lebih lanjut soal target yang diserang.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pemerintah Suriah.

    Sharaa yang kini memimpin Suriah, merupakan komandan Al-Qaeda sebelum memutuskan hubungan dengan kelompok itu tahun 2016 lalu. Dia telah berulang kali berjanji untuk memerintah Suriah secara inklusif.

    Namun rentetan insiden kekerasan sektarian, termasuk pembunuhan ratusan warga etnis Alawi pada Maret lalu, semakin memperparah ketakutan kelompok-kelompok minoritas di Suriah.

    Kekerasan sektarian pekan ini dimulai pada Selasa (29/4) ketika bentrokan terjadi antara orang-orang bersenjata dari Druze dan dari kalangan Sunni di area Jaramana yang mayoritas penduduknya menganut Druze. Bentrokan itu disebut dipicu oleh rekaman suara yang mengutuk Nabi Muhammad SAW, yang diduga oleh militan Sunni setempat dibuat oleh seorang penganut Druze.

    Lebih dari selusin orang dilaporkan tewas pada Selasa (29/4), sebelum kekerasan sektarian menyebar ke kota Sahnaya di pinggiran Damaskus pada Rabu (30/4).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini