Negara: Suriah

  • Liga Arab Terima Kembali Suriah, AS Kritik Keras!

    Liga Arab Terima Kembali Suriah, AS Kritik Keras!

    Washington DC

    Liga Arab kembali menerima Suriah sebagai anggota usai penangguhan selama 12 tahun akibat konflik berkepanjangan di negara itu. Amerika Serikat (AS) mengkritik keras langkah Liga Arab, dengan menyatakan Presiden Bashar al-Assad tidak pantas mendapatkan normalisasi setelah konflik brutal di negaranya.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (9/5/2023), kritikan itu disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, saat berbicara kepada wartawan setempat pada Senin (8/5) waktu setempat.

    “Kami tidak meyakini bahwa Suriah pantas untuk diterima kembali ke dalam Liga Arab pada saat ini,” ucap Patel.

    “Kami terus meyakini bahwa kami tidak akan menormalisasi hubungan kami dengan rezim Assad dan kami juga tidak mendukung sekutu dan mitra kami untuk melakukan hal itu,” imbuhnya.

    Kritikan lebih keras datang dari sejumlah anggota penting Kongres AS lintas partai, yang menyerukan pemerintah menggunakan kekuatan sanksi untuk mencegah normalisasi dengan Assad.

    “Menerima kembali Assad ke Liga Arab merupakan kesalahan strategis yang besar yang akan memberanikan Assad, Rusia dan Iran untuk terus membantai warga sipil dan mendestabilisasi Timur Tengah,” demikian bunyi pernyataan gabungan dari Ketua Komisi Urusan Luar Negeri DPR AS, Mike McCaul, McCaul dari Partai Republik dan anggota parlemen dari Partai Demokrat, Gregory Meeks.

    “Assad tidak berubah — dia akan melanjutkan kekejaman ini, sambil menetapkan preseden global bahwa diktator kejam bisa menunggu untuk mempertanggungjawabkan kejahatan mereka,” imbuh pernyataan itu.

  • Bersejarah! Presiden Iran Berkunjung ke Suriah

    Bersejarah! Presiden Iran Berkunjung ke Suriah

    Damaskus

    Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di Damaskus, pada Rabu (3/5) waktu setempat, dalam kunjungan bersejarah ke Suriah. Ini menjadi kunjungan pertama seorang kepala negara dari Republik Islam Irak sejak konflik Suriah pecah sekitar 12 tahun lalu.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (3/5/2023), Raisi dijadwalkan bertemu langsung dengan Presiden Bashar al-Assad ketika lebih banyak pemerintah negara-negara kawasan yang kembali berusaha memulihkan hubungan dengan rezim Suriah setelah bertahun-tahun terputus akibat konflik.

    Selama konflik Suriah merajalela, Teheran diketahui memberikan dukungan ekonomi, politik dan militer untuk Damaskus. Iran bahkan membantu Suriah dalam merebut kembali sejumlah wilayahnya yang dikuasai pemerintah dan menempatkan diri dalam peran utama saat Assad fokus pada rekonstruksi negaranya.

    Kunjungan Raisi ke Suriah selama dua hari ini dilakukan beberapa pekan setelah kesepakatan penting dicapai oleh Iran dan Arab Saudi, dengan dimediasi China, untuk memulihkan hubungan yang terputus selama bertahun-tahun.

    Raisi yang didampingi oleh delegasi banyak menteri, menurut kantor berita SANA, akan bertemu Assad untuk melakukan ‘diskusi politik dan ekonomi secara luas … dilanjutkan dengan penandatanganan sejumlah perjanjian’.

    Delegasi Iran itu mencakup Menteri Luar Negeri (Menlu), Menteri Pertahanan (Menhan), Menteri Urusan Perminyakan, Menteri Urusan Pembangunan Jalan dan Perkotaan, juga Menteri Telekomunikasi.

    Persiapan untuk kunjungan Raisi disusun selama beberapa hari di distrik Damaskus, yang menjadi lokasi Kedutaan Besar Iran, dengan pembatas beton yang ada di depan kompleks itu dipindahkan. Baik Teheran maupun Damaskus sama-sama dijatuhi sanksi Barat.

  • Deretan Pemimpin ISIS yang Tewas Meledakkan Diri

    Deretan Pemimpin ISIS yang Tewas Meledakkan Diri

    Pusat Komando AS mengonfirmasi kematian Abu Hasan dalam pernyataan pada 30 November 2022, dengan menyebut pemimpin ISIS itu tewas dibunuh dalam operasi FSA pada pertengahan Oktober di Provinsi Dar’a, Suriah.

    Saat itu, ISIS telah kehilangan sebagian besar wilayah yang pernah dikuasainya di Irak dan Suriah.

    – Abu Ibrahim al-Hashim al-Qurayshi

    Pendahulu Abu Hasan yang bernama Abu Ibrahim al-Hashim al-Qurayshi tewas dalam operasi antiterorisme yang dilakukan Amerika Serikat (AS) di wilayah Suriah bagian barat laut pada 2 Februari 2022. Saat itu, Presiden Joe Biden mengumumkan langsung kematian Abu Ibrahim dalam pernyataan di Gedung Putih.

    Operasi yang menewaskan Abu Ibrahim itu disebut sebagai operasi terbesar AS di Suriah sejak operasi lainnya yang menewaskan Abu Bakr al-Baghadi, pemimpin pertama ISIS.

    Laporan CNN tahun 2022 yang mengutip sejumlah pejabat pemerintahan Biden menyebut bahwa Abu Ibrahim tewas setelah meledakkan diri saat pasukan AS mendekati markas persembunyiannya di Suriah. Ledakan itu menewaskan sang pemimpin ISIS dan sejumlah warga sipil yang ada di dalam rumah yang digerebek.

    “Pada awal operasi, target teroris meledakkan sebuah bom yang menewaskan dirinya dan anggota keluarganya sendiri, termasuk wanita dan anak-anak,” tutur seorang pejabat senior pemerintahan Biden, yang enggan disebut namanya.

    Pemimpin pertama ISIS dan yang paling terkenal, Abu Bakr al Baghdadi, yang berkuasa sebelum Abu Hasan tewas dalam dalam operasi pasukan khusus AS di wilayah Suriah pada Oktober 2019 lalu. Kematian Baghdadi diumumkan oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump.

    Trump saat itu mengatakan, seperti dilansir CBS News, bahwa Baghdadi ‘menangis dan menjerit’ dan berusaha kabur melalui terowongan ketika digerebek pasukan khusus AS di persembunyiannya. Trump menyebut bahwa ketika pasukan AS dan anjing-anjing militer mendekat, Baghdadi meledakkan dirinya.

    Ledakan bom bunuh diri itu menewaskan Baghdadi dan sejumlah anak yang dibawa kabur bersamanya. Kematian Baghdadi menjadi akhir dramatis dari perburuan bertahun-tahun yang dipimpin AS untuk mencari keberadaan Baghdadi yang gemar berpindah tempat persembunyian.

    “Dia (Baghdadi-red) mati seperti anjing. Dia mati seperti pengecut,” ucap Trump, sembari menuturkan dirinya menyaksikan sebagian besar operasi militer itu melalui monitor di Situation Room Gedung Putih.

    (nvc/ita)

  • Rudal Israel Tewaskan Tentara Suriah, Bandara Aleppo Rusak

    Rudal Israel Tewaskan Tentara Suriah, Bandara Aleppo Rusak

    Jakarta

    Serangan rudal Israel menargetkan provinsi Aleppo di Suriah utara pada Senin (1/5) malam waktu setempat. Serangan itu menewaskan seorang prajurit Suriah dan melukai tujuh orang termasuk dua warga sipil.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (2/5/2023), media pemerintah Suriah melaporkan bahwa serangan Israel tersebut juga menyebabkan bandara internasional di daerah itu rusak hingga tidak dapat digunakan.

    “Sekitar pukul 23:35 … musuh Israel melakukan serangan udara dengan beberapa rudal… menargetkan bandara internasional Aleppo dan sejumlah tempat di sekitar Aleppo,” kata kantor berita Suriah, SANA mengutip sebuah sumber militer.

    “Seorang tentara tewas dan tujuh orang terluka termasuk dua warga sipil,” kata SANA, melaporkan “kerugian material” dan bahwa “bandara Aleppo tidak dapat digunakan” akibat serangan Israel tersebut.

    Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan “sejumlah ledakan di area bandara internasional Aleppo dan bandara militer Nayrab di provinsi Aleppo… yang menyebabkan kebakaran di depot amunisi”.

    Kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris tersebut mengatakan ada “kerusakan material yang parah di kedua bandara”.

    Observatorium juga mengatakan “rudal-rudal Israel jatuh di pabrik pertahanan di daerah Safireh di provinsi Aleppo, menyebabkan kerusakan material”.

    Lihat juga Video ‘Suasana Subuh di Masjid Al-Aqsa Usai Penyerangan Polisi Israel’:

  • Pemimpin ISIS Tewas Ledakkan Diri Saat Digerebek Intelijen Turki

    Pemimpin ISIS Tewas Ledakkan Diri Saat Digerebek Intelijen Turki

    Ankara

    Otoritas Turki membeberkan informasi detail soal operasi sukses terhadap pemimpin global militan Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah. Ankara menyebut pemimpin global ISIS itu tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri yang dipakainya demi menghindari penangkapan.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (2/5/2023), Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada Minggu (30/4) waktu setempat soal kematian ‘terduga pemimpin Daesh, nama sandi Abu Hussein al-Qurashi’. Daesh merupakan nama Arab untuk ISIS.

    Laporan kantor berita Turki, Anadolu, membeberkan nama lengkapnya sebagai Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi dan menyebut dia bergabung dengan ISIS sejak tahun 2013, kemudian dengan cepat naik pangkat pada jajaran kepemimpinan militan radikal itu.

    Media-media lokal Turki juga merilis gambar bangunan berpagar batu di tengah lapangan, yang menjadi lokasi persembunyian Qurashi di Provinsi Afrin, Suriah.

    Salah satu bagian dari rumah dua lantai itu rusak parah, diduga akibat ledakan yang terjadi saat operasi berlangsung.

    ISIS mengumumkan kematian pemimpin sebelumnya, Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi, pada 30 November tahun lalu.

    Laporan Anadolu menyebut badan intelijen Turki, MIT, melakukan operasi selama empat jam dengan menemukan dan mengepung Qurashi pada Sabtu (29/4) waktu setempat.

    Lihat juga Video ‘Taliban Serang Markas Persembunyian ISIS di Ibukota Afghanistan’:

    Simak informasi soal operasi Turki menargetkan pemimpin global ISIS di halaman berikutnya.

  • Dipecat Putin, Jenderal ‘Jagal Mariupol’ Dalangi Pembantaian 300 Orang

    Dipecat Putin, Jenderal ‘Jagal Mariupol’ Dalangi Pembantaian 300 Orang

    Kota Mariupol menjadi target utama pasukan Rusia mengingat lokasinya yang strategis karena dekat dengan Laut Azov. Sebagian besar bangunan di kota itu hancur, dengan puluhan ribu orang dilaporkan tewas.

    Selain menggunakan taktik keji di Ukraina, Mizintsev juga dianggap bertanggung jawab atas kebrutalan dalam pengepungan Aleppo di Suriah beberapa tahun lalu. Dilaporkan bahwa Mizintsev yang memerintahkan serangan bom klaster terhadap area permukiman dalam operasi militer yang menewaskan ribuan warga sipil.

    Pada 31 Maret 2022, Mizintsev dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris atas tindakannya yang ‘tercela’ di Suriah dan Ukraina.

    “Mizintsev merupakan Kepala Pusat Komando dan Kendali Pertahanan Nasional, di mana semua operasi militer Rusia direncanakan dan dikendalikan di seluruh dunia,” sebut pemerintah Inggris pada saat itu, seperti dilansir Newsweek.

    “Mizintsev dikenal menggunakan taktik-taktik tercela, termasuk menggempur pusat-pusat sipil di Aleppo tahun 2015-2016 dan sekarang di Mariupol — di mana kekejaman terus dilakukan terhadap warga Ukraina,” imbuh pernyataan pemerintah Inggris.

    Pemecatan Mizintsev oleh Putin marak diungkap oleh koresponden media lokal dan blogger militer Rusia, pekan ini. Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.

    Alasan di balik pemecatan itu juga tidak diketahui secara jelas. “Alasan pastinya belum jelas, sama seperti tidak diketahui secara jelas apakah pemecatan ini dari jabatan, penonaktifan, atau pemindahan ke tempat pelayanan yang baru,” sebut Alexander Sladkov yang merupakan koresponden surat kabar Rusia yang dikelola pemerintah, Izvestia, yang mengungkap pemecatan Mizintsev via postingan Telegram-nya.

    (nvc/ita)

  • Putin Pecat Jenderal Rusia Berjuluk ‘Jagal Mariupol’

    Putin Pecat Jenderal Rusia Berjuluk ‘Jagal Mariupol’

    Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini. Namun Kementerian Pertahanan Rusia sempat memposting komentar singkat setelah kabar pemecatan Mizintsev mencuat.

    “Sang jagal akan membangun rumah jagal baru,” tulis Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan via Twitter.

    Dalam postingan lanjutan, Sladkov menyebut Alexei Kuzmenkov akan menggantikan Mizintsev dalam peran logistik pada Kementerian Pertahanan Rusia. Sosok Kuzmenkov dilaporkan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Garda Nasional Rusia.

    Blogger militer Rusia, WarGonzo, juga membahas soal pemecatan Mizintsev dalam postingan Telegram-nya.

    Sebelum memegang jabatan di Kementerian Pertahanan, Mizintsev menjabat sebagai Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional sejak Desember 2014.

    Pada 31 Maret 2022, Mizintsev dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris atas tindakannya yang ‘tercela’ di Suriah dan Ukraina.

    “Mizintsev merupakan Kepala Pusat Komando dan Kendali Pertahanan Nasional, di mana semua operasi militer Rusia direncanakan dan dikendalikan di seluruh dunia,” sebut pemerintah Inggris pada saat itu.

    Mizintsev yang lahir tahun 1962, menurut kantor berita TASS yang didukung Kremlin, merupakan lulusan dari Sekolah Militer Kalinin Suvorov tahun 1980 silam.

    Kembali ke April 2022 setelah Ukraina diinvasi, Mizintsev merupakan sosok kurang dikenal yang masih ‘samar’ dan hanya terbatas pada peran ‘administrasi secara efektif dalam militer Rusia. Pada awal invasi Rusia, kota Mariupol — tempat Mizintsev mendapatkan julukannya — mengalami gempuran besar-besaran dan serangan fatal yang juga menghantam gedung bioskop dan rumah sakit bersalin.

    (nvc/ita)

  • Arab Saudi Rujuk dengan Iran, PM Israel Peringatkan Hal Ini

    Arab Saudi Rujuk dengan Iran, PM Israel Peringatkan Hal Ini

    Yerusalem

    Rujuknya hubungan Arab Saudi dan Iran menyentak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu pun memperingatkan pemerintahan Saudi bahayanya menghidupkan kembali hubungan dengan Iran.

    “Mereka yang bermitra dengan Iran bermitra dengan kesengsaraan. Lihatlah Lebanon, lihat Yaman, lihat Suriah, lihat Irak,” katanya kepada Hadley Gamble CNBC dalam sebuah wawancara Rabu, menekankan bahwa 95% masalah di Timur Tengah berasal dari Iran. dilansir CNBC, Minggu (23/4/2023).

    Detente antara Saudi dan Iran yang ditengahi oleh China itu memberikan pukulan bagi kampanye diplomatik Netanyahu untuk mengejar isolasi politik Teheran. Ini juga secara prospektif menghambat upaya Israel untuk menormalisasi hubungan dengan Riyadh, salah satu negara Arab terkaya dan paling berpengaruh serta pendukung sejarah Palestina.

    Sebagai informasi, hubungan antara Saudi dan Iran telah dilanjutkan ke titik di mana Presiden Iran Ebrahim Raisi mengundang Raja Salman bin Abdulaziz untuk mengunjungi Iran.

    “Saya pikir itu mungkin lebih berkaitan dengan keinginan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan konflik yang telah berlangsung lama di Yaman. Saya pikir Arab Saudi, pemimpin di sana, tidak memiliki ilusi tentang siapa musuh mereka, dan siapa teman mereka,” tutur Netanyahu.

    Pukulan kebijakan luar negeri itu datang pada saat Netanyahu tengah menghadapi ketegangan domestik atas perombakan yudisialnya yang kontroversial dan serangan baru-baru ini terhadap dugaan infrastruktur yang berbasis di Lebanon milik kelompok militan Hamas yang didanai Iran-yang oleh Israel dan AS ditetapkan sebagai organisasi teroris. Sebelumnya, rekaman pasukan Israel memukuli jemaah di masjid al-Aqsa Yerusalem selama bulan suci Ramadhan juga menuai kecaman internasional, termasuk dari Arab Saudi.

    Perjanjian Saudi-Iran juga menandai terobosan bagi China-sekutu utama Iran dan mitra dagang utama Arab Saudi-yang semakin berupaya memposisikan dirinya sebagai mediator diplomatik dalam politik global dan secara inklusif telah diminta oleh para pemimpin Eropa untuk menggunakan kebijakannya kepada Rusia untuk membantu menyelesaikan perang di Ukraina. Namun, rencana perdamaian 12 poin Beijing untuk Ukraina, yang diperkenalkan pada peringatan satu tahun konflik, belum mendapatkan daya tarik.

    “Saya tidak mengetahui adanya tawaran khusus semacam ini. Dengar, kami menghormati China, kami banyak berurusan dengan China. Tetapi kami juga tahu bahwa kami memiliki aliansi yang sangat diperlukan dengan sahabat baik kami, Amerika Serikat,” kata Netanyahu.

    Israel ingin berdamai dengan Arab Saudi. Simak di halaman selanjutnya.

    Saksikan juga ‘Saat Kecaman Dunia ke Israel Usai Serangan ke Masjid Al-Aqsa’:

  • Tahanan Ukraina Dipenggal, Zelensky Murka Sebut Rusia ‘Binatang Buas’

    Tahanan Ukraina Dipenggal, Zelensky Murka Sebut Rusia ‘Binatang Buas’

    KIev

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meluapkan kemarahannya atas sebuah video yang menunjukkan pemenggalan seorang tahanan Ukraina. Zelensky mengecam dan menyebut Rusia bagaikan ‘binatang buas’ terkait dugaan pemenggalan itu.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (13/4/2023), video mengerikan itu belum bisa diverifikasi kebenarannya, namun memicu kemarahan publik Ukraina. Video berdurasi satu menit 40 detik itu menunjukkan seorang pria mengenakan penutup wajah dengan seragam loreng memenggal seorang pria lainnya yang juga berseragam loreng.

    Terdengar sejumlah teriakan dalam video itu, dengan suara-suara lainnya terdengar menyemangati pelaku pemenggalan dengan bahasa Rusia. Setelah pria berseragam itu dipenggal, sebuah suara yang terdengar dalam video mengatakan potongan kepalanya harus dikirimkan ‘kepada komandan’.

    Pria berseragam loreng yang dipenggal dalam video itu tampak mengenakan rompi berlogo trisula Ukraina dan sebuah tengkorak juga terlihat dalam video itu.

    Tidak diketahui secara jelas kapan dan di mana video itu direkam. Otoritas Ukraina menyatakan tengah berupaya mengidentifikasi korban pemenggalan itu.

    Dalam tanggapannya terkait video itu, Kiev menuduh Moskow ‘lebih buruk daripada ISIS’ yang merujuk pada militan radikal Islamic State yang pernah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah dengan kekejaman mereka.

    Zelensky dalam pernyataannya merespons video pemenggalan itu dengan menyerukan bahwa ‘dunia harus melihat’ apa yang disebutnya sebagai ‘eksekusi’ seorang tawanan Ukraina.

    Lihat juga Video: Zelensky ke Polandia, Temui PM Morawiecki untuk Bahas Pertanian-Perang

  • Israel Kembali Serang Suriah Lewat Udara, 5 Tentara Terluka

    Israel Kembali Serang Suriah Lewat Udara, 5 Tentara Terluka

    Jakarta

    Sebanyak 5 orang tentara Suriah terluka dalam serangan udara Israel di dekat kota barat Homs pada Minggu pagi. Serangan tersebut merupakan serangan ketiga Israel dalam beberapa hari terakhir setelah Damaskus menjadi sasaran pada malam 30 dan 31 Maret.

    “Hari ini sekitar pukul 00:35 (2135 GMT), musuh Israel melakukan serangan udara dari timur laut Beirut yang menargetkan posisi di kota Homs dan provinsinya,” demikian dikutip dari AFP berdasarkan laporan SANA, mengutip sumber militer, Minggu (2/4/2023).

    Berdasarkan sumber tersebut, pertahanan udara Suriah mencegat beberapa rudal, tetapi lima tentara terluka dan beberapa kerusakan material dilaporkan.

    Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan serangan itu menargetkan beberapa posisi militer pasukan pemerintah Suriah dan kelompok pro-Iran di Homs.

    LSM itu mengatakan ledakan mengguncang kota dan kebakaran terjadi di pusat penelitian, dengan ambulans menuju ke lokasi serangan.

    Direktur Observatorium Rami Abdul Rahman mengatakan selain lima tentara Suriah yang terluka, beberapa pejuang yang berafiliasi dengan Iran di pusat penelitian telah tewas dalam serangan itu.

    Seorang perwira dari Pengawal Revolusi Iran yang kuat tewas dalam serangan Israel di Suriah pada 31 Maret, kata sebuah situs web yang berafiliasi dengan Pengawal.

    Sementara Israel jarang mengomentari serangan yang dilakukannya di Suriah, Israel telah berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya Iran memperluas jejaknya di negara yang dilanda perang itu.

    Observatorium mengatakan serangan udara Israel menewaskan 15 orang di distrik Damaskus yang menampung badan-badan keamanan negara bulan lalu.

    (yld/idn)