Negara: Suriah

  • Pasca Assad Lengser dari Jabatan, Menlu AS Peringati ISIS Bisa Berkuasa di Suriah

    Pasca Assad Lengser dari Jabatan, Menlu AS Peringati ISIS Bisa Berkuasa di Suriah

    ERA.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memperingati bahwa ISIS berpotensi untuk menduduki Suriah pasca lengsernya Presiden Bashar al-Assad. Blinken menekankan warga Suriah harus memilih masa depan mereka sendiri tanpa campur tangan ISIS.

    Blinken mengatakan bahwa rakyat Suriah harus memilih masa depan mereka sendiri selepas lengsernya Assad dalam pemerintahan. Keruntuhan rezim Assad disebut Blinken sebagai momen bersejarah namun juga penuh dengan risiko.

    “Akhir dari rezim ini adalah kekalahan bagi semua orang yang membiarkan kebiadaban dan korupsinya, tidak lain adalah Iran, Hizbullah, dan Rusia. Jadi, momen ini menghadirkan peluang bersejarah, tetapi juga membawa risiko yang cukup besar,” kata Blinken, dikutip Reuters, Selasa (10/12/2024).

    Salah satu risiko nyata yang bisa muncul di wilayah Suriah adalah kehadiran ISIS yang akan membangun kembali kekuatannya. Namun Blinken menekankan Amerika Serikat tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

    “ISIS akan mencoba menggunakan periode ini untuk membangun kembali kemampuannya, untuk menciptakan tempat yang aman. Seperti yang ditunjukkan oleh serangan presisi kami pada akhir pekan, kami bertekad untuk tidak membiarkan hal itu terjadi,” tegasnya.

    Pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus tanpa perlawanan pada hari Minggu (8/12) setelah kemajuan pesat yang membuat Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia. Lengsernya Assad dari pemerintahan ini terjadi setelah perang saudara selama 13 tahun dan lebih dari lima dekade pemerintahan otokratis keluarganya.

    Lengsernya Assad dari Suriah juga menghancurkan jaringan pengaruh Iran di Timur Tengah. Namun Israel, Amerika Serikat dan negara-negara Arab harus menghadapi risiko ketidakstabilan pasca Assad lengser.

    ISIS pada tahun 2014 menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak dan mendirikan kekhalifahan Islam sebelum digulingkan oleh koalisi pimpinan AS pada tahun 2019.

    Blinken menekankan AS akan terus melindungi personelnya dari ancaman apa pun.

    Komando Pusat AS mengatakan pasukannya melakukan puluhan serangan udara terhadap sasaran ISIS di Suriah tengah pada hari Minggu (8/12). Dalam sebuah pernyataan, CENTCOM mengatakan serangannya bertujuan untuk memastikan ISIS tidak mengambil keuntungan dari situasi saat ini di Suriah.

  • Mohammed Al Bashir Jadi Perdana Menteri Suriah Sementara

    Mohammed Al Bashir Jadi Perdana Menteri Suriah Sementara

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mohammed Al Bashir ditunjuk menjadi perdana menteri sementara pemerintah transisi Suriah.

    Penunjukkan itu diutrakan Al Bashir sendiri dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi Suriah pada Selasa (10/12) Waktu setempat.

    Dikutip Al Jazeera, dalam pernyataan itu Al Bashir ditunjuk sebagai PM sementara sampai 1 Maret 2025.

    Al Bashir merupakan pemimpi Pemerintah Keselamatan Suriah (Salvation Government) yang menguasai Sebagian wilayah barat laut Suriah dan Idlib.

    Pemerintah Keselamatan Suriah berafiliasi dengan Hayat Tharir Al Sham (HTS), kelompok milisi yang berhasil menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad hanya dalam 11 hari.

    Sejumlah media melaporkan Al Bashir telah bertemu dengan petinggi HTS, termasuk pemimpinnya, Abu Mohammed Al Julani.

    Kini, Al Bashir menghadapi tantangan besar dalam mengarahkan fase transisi Suriah, termasuk menangani ketidakstabilan politik serta upaya rekonstruksi wilayah yang hancur akibat perang, yang sebelumnya berada di bawah kendali HTS.

    Al Bashir adalah seorang insinyur dan politikus Suriah yang mulai menjabat sebagai perdana menteri kelima dalam pemerintahan yang dideklarasikan sendiri oleh HTS, yaitu Pemerintahan Keselamatan Suriah, sejak Januari.

    Ia lahir di wilayah Jabal Zawiya, Idlib, pada tahun 1986, menurut CV yang diterbitkan oleh Pemerintahan Keselamatan. Al Bashir memiliki berbagai kualifikasi di bidang teknik, hukum, dan perencanaan administratif.

    Ia meraih gelar sarjana teknik listrik dan elektronik dengan spesialisasi komunikasi dari Universitas Aleppo pada 2007.

    Pada 2010, ia menyelesaikan kursus lanjutan bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan.

    Di tahun 2021, Al-Bashir lulus dengan predikat cum laude dalam bidang syariah dan hukum dari Universitas Idlib. Di tahun yang sama, ia juga memperoleh sertifikat dalam perencanaan administratif serta sertifikasi manajemen proyek dari Akademi Internasional Suriah untuk Pelatihan, Bahasa, dan Konsultasi.

    Sebelumnya, ia bekerja sebagai insinyur yang mengawasi pembangunan pabrik gas yang berafiliasi dengan Perusahaan Gas Suriah.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Misteri Puluhan Mayat Diduga Disiksa Usai Penggulingan Assad

    Misteri Puluhan Mayat Diduga Disiksa Usai Penggulingan Assad

    Jakarta

    Puluhan mayat ditemukan di dalam kamar mayat sebuah rumah sakit dekat ibu kota Damaskus usai rezim Bashar al-Assad tumbang digulingkan oleh pasukan oposisi Suriah. Puluhan mayat itu ditemukan dalam kondisi penuh luka bekas penyiksaan.

    Sebagai informasi, rezim Assad tumbang setelah pasukan oposisi Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan bekas afiliasi Al-Qaeda menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat. Assad dilaporkan kabur ke Rusia dan mendapatkan suaka untuk alasan kemanusiaan di sana.

    Kini, pasukan oposisi menguasai Damaskus dan beberapa kota penting lainnya di Suriah yang direbut dari pasukan rezim Assad dalam sepekan terakhir.

    Di tengah situasi tersebut, pasukan oposisi menemukan hal yang mengejutkan. Salah satu pasukan mengaku menemukan 40 mayat yang saling bertumpuk.

    “Saya membuka pintu kamar mayat dengan tangan saya sendiri, itu pemandangan yang mengerikan: sekitar 40 mayat bertumpuk dan menunjukkan tanda-tanda bekas penyiksaan yang mengerikan,” tutur salah satu petempur oposisi Suriah, Mohammed al-Hajj, saat berbicara kepada AFP via telepon, seperti dilansir AFP, Selasa (10/12).

    AFP melihat puluhan foto dan video yang direkam oleh Hajj sendiri, yang menunjukkan mayat-mayat dengan tanda-tanda bekas penyiksaan yang jelas, termasuk mata dan gigi yang dicungkil, kemudian ada cipratan darah dan memar-memar.

    Rekaman video yang diambil oleh Hajj dari Rumah Sakit Harasta itu, menurut laporan AFP, juga menunjukkan bungkusan kain yang berisi tulang-belulang.

    Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

  • Komandan Garda Revolusi: Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah, Israel Tetap Target – Halaman all

    Komandan Garda Revolusi: Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah, Israel Tetap Target – Halaman all

    Komandan Garda Revolusi: Kekuatan Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah

    TRIBUNNEWS.COM – Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan pada Selasa (10/12/2024) kalau kekuatan negaranya tidak melemah setelah tergulingnya kekuasaan sekutunya, Bashar al-Assad di Suriah, media Iran melaporkan.

    “Kami belum melemah dan kekuatan Iran tidak berkurang,” kata Hossein Salami kepada anggota parlemen dalam sesi tertutup, dilansir Anews, Selasa.

    Iran dan Rusia telah menopang pemerintahan Assad sejak perang saudara Suriah meletus pada 2011 dengan dukungan militer, personel, dan kekuatan udara.

    Teheran mengerahkan Garda Revolusi ke Suriah untuk menjaga sekutunya tetap berkuasa untuk mempertahankan “Axis of Resistance” -Poros Perlawanan- Teheran ke Israel dan pengaruh Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.

    Hossein Salami (tehrantimes.com)

    Serangan ke Israel Tetap Agenda Utama Iran

    Jatuhnya Assad telah mengikis kemampuan Teheran untuk memproyeksikan kekuatan dan mempertahankan jaringan kelompok milisinya di seluruh wilayah, terutama untuk sekutunya Hizbullah di Lebanon, yang menyetujui gencatan senjata dengan Israel bulan lalu.

    Namun Salami menepis anggapan ini, bahkan menyatakan kalau pembalasan Israel masih jadi agenda utama Irab. 

    “Penggulingan rezim Zionis (Israel) tidak keluar dari agenda,” kata Salami dalam sesi yang bertemu untuk membahas perkembangan terbaru di Suriah.

    Salami mengatakan tidak ada pasukan Iran yang tersisa di Suriah.

    Menyusul kejatuhan Assad dari kekuasaan, kementerian luar negeri Iran menyerukan dialog nasional untuk membentuk pemerintahan inklusif yang mewakili semua segmen masyarakat Suriah.

    Juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani pada hari Selasa menyerukan “penghormatan terhadap integritas teritorial Suriah”, mengatakan rakyat Suriah harus memutuskan nasib mereka sendiri.

    Pasukan IDF Israel terlihat memasuki Suriah, dalam foto selebaran yang dikeluarkan oleh militer pada 9 Desember 2024. (IDF/Timesof Israel)

    Kutuk Agresi Israel ke Suriah

    Pelanggaran Israel, termasuk pendudukan zona penyangga di Golan, telah memicu kecaman dari beberapa negara dan pihak.

    Arab Saudi dan Iran merilis pernyataan terpisah yang mengutuk agresi Israel yang sedang berlangsung di Suriah pada hari Senin. 

    Sementara itu, faksi perlawanan, termasuk Hizbullah dan Hamas, mengutuk serangan yang menargetkan negara dan rakyatnya.

    Kementerian Luar Negeri Saudi mengecam serangan Israel, termasuk perebutan zona penyangga di Golan yang diduduki dan serangan yang sedang berlangsung terhadap wilayah Suriah. 

    “Kedua perkembangan ini mengonfirmasi pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional dan tekadnya untuk menyabotase peluang Suriah dalam mendapatkan kembali keamanan, stabilitas, dan integritas teritorialnya,” tegas Riyadh. 

     

     

     

     

    Arab Saudi mendesak masyarakat internasional untuk mengecam pelanggaran tersebut dan menegaskan kembali rasa hormatnya terhadap kedaulatan Suriah dan persatuan wilayahnya, seraya menambahkan bahwa Golan adalah “tanah Arab Suriah yang diduduki.”

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaee, mengatakan bahwa Teheran mengecam agresi Israel dan perluasan pendudukannya di Golan. 

    Ia menggarisbawahi bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. 

    Juru bicara tersebut juga mengkritik “diamnya negara-negara Barat dan pendukung entitas Zionis terkait serangan ini.”

    Teheran juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil “tindakan tegas dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap Suriah dan meminta pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hukum internasional.”

    Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam – Hamas mengecam agresi yang terus berlanjut, dan menegaskan bahwa pihaknya menolak sepenuhnya setiap rencana untuk menargetkan Suriah, wilayahnya, dan rakyatnya. 

    Perlawanan Islam di Lebanon – Hizbullah juga mengecam pelanggaran tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah agresi terang-terangan terhadap negara tersebut dan pelanggaran tumpul terhadap kedaulatan dan rakyat Suriah. 

    Hizbullah menegaskan bahwa agresi di Suriah sejalan dengan pelanggaran kedaulatan Lebanon dan serangan terhadap Jalur Gaza. 

    Dikatakan, hal ini merupakan bukti yang mendukung persatuan yang tak terelakkan dari jalan rakyat di wilayah ini dan perlunya menghadapi agresi Israel. 

    Lebih jauh lagi, Perlawanan Islam memperingatkan terhadap kelanjutan agresi dan mengajak masyarakat internasional, khususnya negara-negara Arab dan Islam, untuk mengambil sikap tegas terhadap kejahatan Israel. 

    Hizbullah menekankan perlunya menjaga persatuan Suriah, wilayahnya, dan rakyatnya sambil menegaskan kembali dukungannya terhadap Suriah dan rakyatnya di akhir pernyataannya.

    Bersamaan dengan pendudukannya atas Gunung Hermon dan kelanjutan penyelesaian kendali atas zona penyangga di Suriah dan titik-titik terdekat lainnya, pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan terhadap Suriah. 

    Media Israel melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel menyerang lebih dari 150 target militer di Suriah, sebagai bagian dari upaya untuk menghancurkan kemampuan militer Suriah. 

    Serangan hari Senin menandai serangan paling brutal di Suriah sejak perang Oktober 1973, menurut media Israel.

     

    (oln/mba/anews/almydn/*)

     

  • Negara-negara Eropa Menilai Kembali Status Migran Suriah dan Rencana Deportasi – Halaman all

    Negara-negara Eropa Menilai Kembali Status Migran Suriah dan Rencana Deportasi – Halaman all

    Negara-negara Eropa Menilai Kembali Status Migran Suriah dan Rencana Deportasi

    TRIBUNNEWS.COM- Setelah penggulingan Bashar al-Assad di Suriah, negara-negara Eropa, termasuk Jerman dan Austria, sedang mengevaluasi kembali status migran Suriah, dengan beberapa negara membekukan permohonan suaka dan merencanakan deportasi.

    Setelah kelompok bersenjata Suriah menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad di Damaskus, Suriah, negara-negara Eropa sedang mengevaluasi kembali status migran Suriah dan POLITICO telah menerbitkan laporan yang menguraikan pembaruan tentang topik ini. 

    Menurut laporan tersebut, lebih dari 4,5 juta warga Suriah telah melarikan diri ke, dan saat ini tinggal di Eropa, sejak pecahnya perang di Suriah.

    POLITICO menggarisbawahi bahwa Kantor Federal Jerman untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) mengumumkan akan membekukan permohonan suaka untuk lebih dari 47.000 warga negara Suriah.

    Suriah merupakan negara asal utama para pencari suaka di Jerman tahun ini, menurut BAMF. 

    Beberapa politisi dari partai CDU Jerman yang berhaluan tengah-kanan telah menyatakan dukungan untuk memulangkan sebagian besar dari 800.000 warga Suriah yang saat ini berada di negara tersebut.

    Selain itu, laporan itu mengungkap bahwa Austria juga bergerak untuk mendeportasi migran Suriah menyusul tergulingnya al-Assad.

    Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner menyatakan, “Saya telah menginstruksikan kementerian untuk menyiapkan program pemulangan dan deportasi yang tertib ke Suriah,” tanpa menyebutkan status migrasi mana yang akan terpengaruh. Sekitar 100.000 warga Suriah tinggal di Austria, menurut badan statistik negara tersebut.

    Belgia, Prancis, Yunani, dan Jerman termasuk negara-negara Eropa yang menghentikan sementara permohonan suaka Suriah karena perubahan situasi politik di Suriah.

    Turki akan buka kembali pos perbatasan Suriah untuk pengungsi yang kembali
    Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji pada hari Senin untuk memulihkan pos perbatasan di perbatasan selatan Turki dengan Suriah untuk membantu pemulangan para pengungsi setelah lengsernya Presiden Bashar al-Assad.

    “Untuk memperlancar lalu lintas di perbatasan, kami akan membuka gerbang perbatasan Yayladagi,” Erdogan mengumumkan, merujuk pada penyeberangan di bagian barat perbatasan yang ditutup pada tahun 2013.

    Turki, yang berbagi perbatasan panjang dengan Suriah, adalah rumah bagi sekitar tiga juta pengungsi yang meninggalkan negara mereka setelah pecahnya perang pada tahun 2011, dengan ratusan lainnya ingin menyeberangi perbatasan setelah al-Assad digulingkan.

    Menurut Erdogan, “Angin kencang perubahan di Suriah akan menguntungkan semua warga Suriah, terutama para pengungsi. Seiring dengan stabilitas Suriah, kepulangan sukarela akan meningkat dan kerinduan warga Suriah selama 13 tahun akan tanah air mereka akan berakhir.”

     

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Utusan PBB Menyerukan Penghentian Pengeboman oleh Angkatan Udara Israel di Suriah – Halaman all

    Utusan PBB Menyerukan Penghentian Pengeboman oleh Angkatan Udara Israel di Suriah – Halaman all

    Utusan PBB Menyerukan Penghentian Pemboman Israel di Suriah

    TRIBUNNEWS.COM- Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, telah mendesak penghentian segera pemboman dan pergerakan pasukan Israel di Suriah.

    Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen menyerukan penghentian segera pemboman Israel dan pergerakan pasukan di Suriah.

    Ia juga memperingatkan “risiko” konflik lebih lanjut di Suriah jika semua kelompok etnis tidak diikutsertakan dalam transisi pasca-Assad.

    Pedersen mencatat bahwa Suriah berpotensi mengakhiri sanksi, memulangkan para pengungsi, dan menegakkan keadilan, asalkan “pengaturan yang baik” dilakukan selama transisi kekuasaan.

    Hal ini terjadi tak lama setelah Utusan PBB menekankan tuntutan luas dari jutaan warga Suriah akan pembentukan pengaturan transisi yang stabil dan inklusif, sebagaimana dinyatakan dalam deklarasi yang dirilis pada hari Minggu.

    Pedersen menghimbau seluruh warga Suriah untuk fokus pada dialog, persatuan, dan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional serta hak asasi manusia saat mereka berupaya untuk “membangun kembali negara mereka.”

    Ia menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung rakyat Suriah dalam upaya mereka mencapai masa depan yang stabil dan inklusif.

    Suriah menuntut DK PBB menghentikan agresi Israel terhadap negaranya

    Perwakilan tetap Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Qusay al-Dahhak , meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan sekretaris jenderal untuk mencegah “Israel” mengeksploitasi masa pergantian yang sedang dialami negara tersebut. 

    “Bertindak atas instruksi pemerintah saat ini, Suriah telah mengajukan banding ke Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menuntut agar mereka menghentikan agresi Israel,” katanya kepada wartawan. 

    Perlu dicatat bahwa pendudukan Israel telah memperluas pendudukannya atas wilayah Suriah, mengambil alih seluruh wilayah Golan dan sembilan kota di pedesaan selatan Damaskus , menempatkan pasukannya hanya 20 km dari ibu kota. Entitas Israel juga telah melancarkan hampir 300 serangan terhadap aset militer Suriah, menghancurkan sebagian besar Angkatan Udara Suriah dan pertahanan udara, yang tetap tidak aktif dan tidak mampu bertahan melawan agresi.  

    Al-Dahhak, yang ditunjuk menduduki jabatannya di bawah pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Presiden terguling Bashar al-Assad, terus melaksanakan pekerjaannya di PBB. 

    “Misi Tetap Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa melanjutkan tugasnya sebagai bagian dari lembaga-lembaga negara di negara ini, dan kami mewakili kepentingan rakyat Suriah dan akan terus melakukannya,” jelasnya. 

    “Kami bekerja dengan perdana menteri dan menteri luar negeri saat ini dan sedang menunggu pemerintahan baru,” tambahnya. 

    Khususnya, Bassam al-Sabbagh, menteri luar negeri, dan Perdana Menteri Mohammad Ghazi al-Jalali masih beroperasi dari Damaskus, bekerja sama dengan pemerintah transisi Suriah untuk menyelesaikan penyerahan.

    Sebelumnya, pemimpin organisasi teror internasional Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Jolani, juga dikenal sebagai Ahmaad al-Sharaa, menunjuk Mohammad al-Bashir untuk membentuk dan memimpin pemerintahan transisi.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Israel Bantah Serbu Dataran Golan Suriah usai Rezim Assad Tumbang

    Israel Bantah Serbu Dataran Golan Suriah usai Rezim Assad Tumbang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah mereka melewati zona penyangga Dataran Tinggi Golan Suriah usai pemerintahan Bashar Al Assad tumbang.

    IDF mengklaim pasukan hanya beroperasi di zona penyangga yang dikuasai Israel.

    “Laporan di sejumlah media yang mengklaim pasukan bergerak atau mendekati Damaskus sepenuhnya salah,” kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee pada Selasa (10/12), dikutip Times of Israel.

    Dia lalu berujar, “Pasukan IDF hadir di dalam zona penyangga dan di posisi pertahanan yang dekat perbatasan untuk melindungi perbatasan Israel.”

    Sebelumnya, dua sumber keamanan mengatakan pasukan Israel sudah mencapai Qatana.

    Namun, mereka tak menjelaskan lebih rinci apakah wilayah itu merujuk Distrik Qatana, yang Sebagian wilayah menjorok ke zona penyangga.

    Qatana berjarak sekitar 25 km dari Damaskus dan di sebelah timur zona penyangga.

    Sebelum ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Dataran Tinggi Golan, menjadi milik Israel usai pemerintahan Bashar Al Assad runtuh gegara perlawanan milisi.

    Dataran Tinggi Golan terbagi menjadi dua zona penyangga bagian yang dikuasai Israel dan wilayah lain yang dikuasai Suriah sesuai Perjanjian 1974.

    Netanyahu memerintah pasukan Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan. Dia memperkuat pertahanan udara dan mengerahkan Angkatan Darat untuk pertama kali dalam 50 tahun.

    Netanyahu juga menyebut perjanjian Negeri Zionis dengan Israel pada 1974 runtuh seiring dengan kejatuhan Assad.

    “Kami tak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan,” ungkap Netanyahu, dikutip Al Jazeera.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pendarahan Otak, Presiden Brasil Jalani Operasi

    Pendarahan Otak, Presiden Brasil Jalani Operasi

    Brasilia

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menjalani operasi untuk pendarahan otak yang dideritanya, setelah mengalami insiden terjatuh baru-baru ini. Operasi terhadap Lula itu berjalan lancar dan kini dia sedang dalam pengawasan medis.

    Operasi terhadap Lula ini, seperti dilansir AFP, Selasa (10/12/2024), dilakukan di Rumah Sakit Suriah-Lebanon yang ada di Sao Paulo pada Senin (9/12) malam waktu setempat.

    “Operasi berlangsung tanpa adanya komplikasi,” sebut pihak rumah sakit dalam pernyataan yang diposting akun Instagram resmi Presiden Brasil.

    Disebutkan bahwa Lula saat ini dalam kondisi “baik-baik saja, dalam pengawasan” di unit perawatan intensif pada rumah sakit tersebut.

    Dalam pernyataannya, pihak Rumah Sakit Suriah-Lebanon menjelaskan bahwa pendarahan otak yang diderita Lula itu berkait dengan insiden dia terjatuh pada 19 Oktober lalu. Bagian kepala Lula terbentur setelah dia terjatuh di kediaman kepresidenan di ibu kota Brasilia dan mendapat beberapa jahitan.

    Atas saran medis, Lula yang berusia 79 tahun ini membatalkan rencana perjalanannya ke Rusia pada bulan itu untuk menghadiri pertemuan puncak BRICS.

  • Bagaimana Ekonomi Suriah yang Hancur Setelah Perang Saudara?

    Bagaimana Ekonomi Suriah yang Hancur Setelah Perang Saudara?

    Jakarta

    Ekonomi Suriah bernilai $67,5 miliar pada tahun 2011 ketika protes besar-besaran meletus menentang rezim Presiden Bashar al Assad, yang memicu pemberontakan yang kemudian meningkat menjadi perang saudara besar-besaran. Negara itu berada di peringkat ke-68 dari 196 negara dalam peringkat Produk Domestik Brutoo (PDB) global, setara dengan Paraguay dan Slovenia.

    Tahun lalu, ekonomi Suriah tercatat anjlok ke peringkat 129, setelah menyusut sekitar 85% menjadi hanya $9 miliar, demikian menurut perkiraan Bank Dunia. Situasi tersebut membuat negara itu secara ekonomi setara dengan negara-negara seperti Chad dan Palestina.

    Hampir 14 tahun konflik, sanksi internasional, dan eksodus 4,82 juta orang — lebih dari seperlima populasi negara itu — telah berdampak buruk pada Suriah, yang sudah menjadi salah satu negara termiskin di Timur Tengah.

    Sebanyak tujuh juta warga Suriah lainnya, lebih dari 30% dari populasi, masih mengungsi di dalam negeri hingga Desember ini, demikian menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA).

    Konflik telah menghancurkan infrastruktur negara tersebut, menyebabkan kerusakan permanen pada sistem pasokan listrik, transportasi, dan kesehatan. Beberapa kota, termasuk Aleppo, Raqqa, dan Homs, telah mengalami kerusakan yang meluas.

    Konflik tersebut menyebabkan devaluasi yang signifikan pada mata uang Pound Suriah, yang mengakibatkan penurunan daya beli yang sangat besar.

    Tahun lalu, negara tersebut mengalami hiperinflasi — inflasi yang sangat tinggi dan terus meningkat, menurut Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (SCPR) dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Juni. Indeks harga konsumen (CPI) meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Dua pilar utama ekonomi Suriah — minyak dan pertanian — hancur akibat perang. Pada tahun 2010, ekspor minyak menyumbang sekitar seperempat dari pendapatan pemerintah. Produksi pangan memberikan kontribusi yang sama terhadap PDB.

    Rezim Assad kehilangan kendali atas sebagian besar ladang minyaknya, yang direbut oleh kelompok pemberontak, termasuk ke tangan Islamic State (ISIS) dan kemudian juga ke pasukan yang dipimpin Kurdi.

    Sementara itu, sanksi internasional sangat membatasi kemampuan pemerintah untuk mengekspor minyak. Dengan produksi minyak yang menyusut drastis, hingga kurang dari sekitar 20.000 barel per hari di wilayah yang dikuasai rezim, negara tersebut menjadi sangat bergantung pada impor dari Iran.

    Seberapa cepat perekonomian Suriah dapat dibangun kembali?

    Sebelum tugas berat membangun kembali kota-kota, infrastruktur, minyak, dan sektor pertanian yang rusak dapat dimulai, diperlukan kejelasan lebih lanjut mengenai pemerintahan Suriah yang akan datang.

    Beberapa pengamat Suriah telah memperingatkan,dibutuhkan waktu hampir 10 tahun bagi negara itu untuk kembali ke tingkat PDB seperti di tahun 2011, dan dua dekade untuk sepenuhnya dibangun kembali. Mereka juga khawatir prospek Suriah dapat memburuk jika terjadi ketidakstabilan politik lebih lanjut

    Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bekas kelompok yang terkait dengan Al-Qaida yang memimpin perebutan ibu kota Suriah, Damaskus, pada akhir pekan, mengatakan bahwa mereka kini tengah berupaya membentuk pemerintahan baru.

    Namun, sanksi internasional yang ketat terhadap Suriah masih berlaku. HTS juga dikenai sanksi internasional sebagai bagian dari penetapan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara-negara Barat dan Arab khawatir, kelompok tersebut kini mungkin berupaya mengganti rezim Assad dengan pemerintahan Islam garis keras.

    Ada seruan langsung agar sanksi terhadap HTS dicabut atau dilonggarkan, tetapi hal itu bisa memakan waktu beberapa minggu atau bulan.

    Delaney Simon, yang merupakan analis senior di International Crisis Group, menulis pada hari Senin di media sosial X, bahwa Suriah adalah “salah satu negara yang paling banyak dikenai sanksi di dunia,” seraya menambahkan, membiarkan pembatasan itu tetap berlaku sama saja dengan “menarik karpet dari Suriah saat negara itu mencoba berdiri.”

    Tanpa langkah untuk melonggarkan pembatasan tersebut, investor akan terus menghindari negara yang dilanda perang itu dan lembaga-lembaga bantuan mungkin akan berhati-hati untuk turun tangan guna memberikan bantuan kemanusiaan yang vital bagi penduduk Suriah.

    Pada Minggu (08/12) malam, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Suriah menghadapi periode “risiko dan ketidakpastian” dan Amerika Serikat akan membantu semampunya.

    “Kami akan terlibat dengan semua kelompok Suriah, termasuk dalam proses yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk membangun transisi dari rezim Assad menuju “Suriah” yang independen dan berdaulat dengan konstitusi baru,” katanya.

    Sementara itu, Presiden terpilih AS Donald Trump di jaringan Truth Social pada hari Minggu (08/12) mengatakan, Washington seharusnya “tidak terlibat.”

    Kantor berita Associated Press melaporkan pada hari Senin (09/12), pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan apakah akan menghapus HTS sebagai kelompok teroris, dengan mengutip dua pejabat senior Gedung Putih. Salah satu pejabat mengatakan, HTS akan menjadi “komponen penting” dalam masa depan Suriah dalam waktu dekat.

    Juru bicara Uni Eropa Anouar El Anouni hari Senin (09/12) mengatakan , “Brussels saat ini tidak terlibat dengan HTS atau para pemimpinnya sama sekali” dan bahwa blok tersebut akan “menilai tidak hanya kata-kata mereka tetapi juga tindakan mereka.” Prioritas lain dalam rekonstruksi Suriah adalah wilayah timur Deir el-Zour, yang memiliki sekitar 40% cadangan minyak Suriah dan beberapa ladang gas. Provinsi ini saat ini berada di bawah kendali Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.

    Apa yang akan segera terjadi?

    Pimpinan HTS Mohammed al-Jolani dari Minggu malam hingga Senin dinihari berunding dengan mantan perdana menteri dan wakil presiden Assad untuk membahas pengaturan “pengalihan kekuasaan.”

    Setelah jam malam nasional diberlakukan, sebagian besar toko di seluruh Suriah tetap tutup pada hari Senin (09/12). Kantor berita Reuters mengutip sumber bank sentral Suriah dan dua bankir komersial melaporkan, bank dibuka kembali pada Selasa (10/12) dan staf telah diminta untuk kembali ke kantor. Mata uang Pound Suriah akan terus digunakan, demikian kata sumber tersebut.

    Kementerian perminyakan meminta semua karyawan di sektor tersebut untuk kembali ke tempat kerja mereka mulai Selasa, dan menambahkan perlindungan akan diberikan untuk memastikan keselamatan mereka.

    Kepala bantuan PBB Tom Fletcher menulis pada hari Minggu di X bahwa lembaganya akan “merespons di mana pun, kapan pun, [dan] apa pun yang kami bisa, untuk mendukung orang yang membutuhkan, termasuk pusat penerimaan — makanan, air, bahan bakar, tenda, selimut.”

    Ketika beberapa negara Eropa mengatakan mereka akan menghentikan sementara klaim suaka bagi warga negara Suriah, badan pengungsi PBB, UNHCR, menyerukan “kesabaran dan kewaspadaan” terkait masalah pemulangan pengungsi.

    Austria melangkah lebih jauh daripada kebanyakan negara Uni Eropa dengan menyatakan, pemerintah di Wina tengah mempersiapkan “program pemulangan dan deportasi yang tertib” bagi warga Suriah.

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris.

    Tonton juga video: PM Suriah Setuju Serahkan Kekuasaan ke Organisasi Pemberontak

    (ita/ita)

  • Rusia Tegaskan Perang Ukraina Berlanjut Sampai Tujuan Putin Tercapai

    Rusia Tegaskan Perang Ukraina Berlanjut Sampai Tujuan Putin Tercapai

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menegaskan perang Ukraina akan terus berlanjut hingga tujuan-tujuan yang ditetapkan Presiden Vladimir Putin tercapai, baik melalui aksi militer atau pun melalui negosiasi.

    Putin, seperti dilansir Reuters, Selasa (10/12/2024), telah menuntut agar Kyiv meninggalkan ambisinya bergabung dengan aliansi militer Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan sepenuhnya menarik pasukan dari empat wilayah Ukraina yang diklaim Moskow sebagai bagian wilayah kedaulatannya.

    Persyaratan semacam itu telah ditolak mentah-mentah oleh Ukraina, dan dianggap sebagai sama saja dengan menyerah pada Rusia.

    Dalam pernyataan terbaru, Kremlin menegaskan perang Ukraina hanya akan diakhiri saat semua tujuan Rusia tercapai.

    “Operasi militer khusus akan berakhir ketika semua tujuan yang ditetapkan oleh presiden dan panglima tertinggi telah tercapai,” tegas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat berbicara kepada wartawan, menggunakan istilah Moskow untuk menyebut invasinya ke Ukraina.

    “Tujuan-tujuan ini dapat dicapai melalui operasi militer khusus atau hasil negosiasi yang relevan,” sebutnya.

    Peskov menambahkan bahwa tidak ada pembicaraan yang sedang dilakukan oleh Moskow dan Kyiv saat ini, karena “pihak Ukraina menolak negosiasi apa pun”.

    Lihat juga Video ‘Ekspresi Warga Suriah Merayakan Runtuhnya Rezim Assad’: