Negara: Sudan

  • Paus Fransiskus Tulis Surat dari Rumah Sakit, Sampaikan Pesan Perdamaian Dunia – Halaman all

    Paus Fransiskus Tulis Surat dari Rumah Sakit, Sampaikan Pesan Perdamaian Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus masih berjuang melawan pneumonia yang dideritanya.

    Meski dalam kondisi sakit, pemimpin Gereja Katolik Dunia itu tetap menyampaikan pesan kepada umat yang telah mendoakannya.

    Vatikan menyampaikan surat yang ditulis oleh Paus dari rumah sakit.

    Dalam surat tersebut, Paus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada umat beriman yang selalu mendukungnya dalam kondisinya saat ini.

    “Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda, dan pada saat ini, saya merasa seolah-olah saya ‘didukung’ dan didukung oleh semua umat Tuhan. Terima kasih semuanya!” tulis Paus, dikutip dari Vatican News.

    Tidak hanya melalui surat yang ia tulis, melalui akun X, ia juga menuliskan pesan terima kasih kepada seluruh umat yang mendoakannya.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dari hati banyak umat beriman di berbagai belahan dunia: Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda dan, pada saat ini, saya merasa ‘didukung’ dan dikuatkan oleh semua Umat Tuhan. Terima kasih kepada semua!” tulisnya.

    Tak hanya itu, Paus Fransiskus juga menyerukan umatnya untuk terus berdoa demi perdamaian dunia. 

    Ia menyebutkan bahwa dari tempatnya saat ini, perang tampak semakin tidak masuk akal. 

    “Saya berdoa terutama untuk perdamaian. Dari sini, perang tampak semakin tidak masuk akal,” katanya, dikutip dari The Guardian.

    Ia meminta umat Katolik di seluruh dunia untuk mendoakan negara-negara yang tengah dilanda konflik, seperti Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Kivu.

    “Mari kita berdoa untuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Kivu yang menjadi martir,” tambahnya.

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari lalu.

    Ia dirawat setelah didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan dan pneumonia di kedua paru-parunya.

    Vatikan mengumumkan bahwa pada Minggu (2/3/2025) pagi, Paus beristirahat dengan baik sepanjang malam.

    Kondisi Paus juga telah stabil karena saat ini tidak memerlukan ventilasi mekanis non-invasif, hanya terapi oksigen aliran tinggi dan tidak mengalami demam.

    Sebelumnya, pada hari Jumat (28/2/2025), Paus mengalami kejadian yang menyerupai serangan asma yang menyebabkan beliau mengalami kesulitan bernapas.

    Paus lebih rentan terhadap infeksi paru-paru karena saat muda ia pernah mengalami radang selaput dada.

    Ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di Argentina ketika masih menjalani pelatihan untuk menjadi pendeta.

    Doa untuk kesembuhan Paus terus dilakukan di Basilika Santo Petrus serta di berbagai kota di Italia dan seluruh dunia. 

    Sebelum dirawat di rumah sakit, Paus memiliki jadwal yang padat.

    Terutama dalam rangka menyambut Tahun Yubileum Katolik yang menjadi agenda penting bagi umat Katolik di seluruh dunia.

    Meskipun tengah berjuang melawan penyakitnya, Paus Fransiskus tetap menunjukkan keteguhan hati dan kepeduliannya terhadap perdamaian dunia.

    Umat Katolik di seluruh dunia pun terus memberikan dukungan dan doa bagi kesembuhannya.

    Semua berharap agar ia segera pulih dan dapat kembali menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

    Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

    Jakarta

    Paus Fransiskus masih berjuang dalam menghadapi sakit pneumonia yang dideritanya. Di tengah kondisi sakit, pemimpin gereja Katolik dunia itu mengirimkan pesan kepada tiap orang yang telah mendoakannya.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), Paus Fransiskus telah dirawat selama dua pekan di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari silam. Selama terbaring sakit, Paus Fransiskus melewatkan doa mingguan tradisional yang biasa dilakukan Vatikan tiap pekannya.

    Vatikan lalu merilis surat yang ditulis Paus Fransiskus hari ini. Dalam surat tersebut, Paus mengucapkan terima kasih atas dukungan doa masyarakat kepadanya.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dari hati umat beriman dari berbagai belahan dunia. Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda dan, pada saat ini, saya merasa seolah-olah saya ‘dibawa’ dan didukung oleh seluruh umat Tuhan. Terima kasih semuanya,” tulis Paus asal Argentina itu.

    Paus Fransiskus juga konsisten menyerukan perdamaian di tengah sakit yang dideritanya. Ia menitipkan pesan damai kepada negara yang saat ini masih terlibat konflik.

    “Saya terutama berdoa untuk perdamaian. Dari sini, perang tampak semakin tidak masuk akal. Mari kita berdoa untuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan dan Kivu yang tersiksa,” tulis Paus.

    Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus telah dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena pneumonia ganda. Vatikan mengungkapkan Paus berada dalam kondisi stabil sambil kembali menolak memberikan prognosis.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap stabil,” tulis Vatikan.

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sekjen PBB Sambut Bulan Ramadan: Saya Berdiri Bersama Mereka yang Berpuasa di Gaza, Sudan dan Sahel – Halaman all

    Sekjen PBB Sambut Bulan Ramadan: Saya Berdiri Bersama Mereka yang Berpuasa di Gaza, Sudan dan Sahel – Halaman all

    Antonio kerap lakukan kunjungan solidaritas dan berpuasa dengan umat Muslim di seluruh dunia. Misi-misi ini mengingatkan dunia wajah Islam sebenarnya.

    Tayang: Jumat, 28 Februari 2025 18:35 WIB

    HO/UN

    UCAPAN RAMADAN SEKJEN PBB – Presiden Prabowo Subianto dengan Sekjen PBB Antonio Guterrez. Menyambut bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengirimkan salam dan harapan terhangat kepada seluruh umat Muslim di seluruh dunia. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menyambut bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) Antonio Guterres mengirimkan salam dan harapan terhangat kepada seluruh umat Muslim di seluruh dunia.

    “Saya mengirimkan harapan terhangat saya seiring umat Muslim di seluruh dunia mulai memperingati bulan suci Ramadan,” kata Antonio dikutip dari situs Indonesia.un.org, Jumat(28/2/2025).

    Menurutnya, bulan Ramadan adalah kesempatan mewujudkan nilai-nilai belas kasih, empati dan kemurahan hati.

    “Ini adalah kesempatan untuk terhubung kembali dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Kesempatan untuk mengingat mereka yang kurang beruntung,” kata Antonio.

    Lebih jauh Antonio mengatakan bagi semua orang yang akan menghabiskan waktu sakral seperti bulan Ramadan ini di tengah pengusiran dan kekerasan, ia ingin menyatakan pesan dukungan khusus.

    “Saya berdiri bersama semua orang yang dilingkupi penderitaan. Dari Gaza dan wilayah yang lebih luas, ke Sudan, gurun Sahel dan wilayah yang lebih luas lagi. Dan saya bersama dengan mereka yang memperingati Ramadan untuk menyerukan kedamaian dan saling menghormati,” kata dia.

    Setiap Ramadan, lanjut Antonio dirinya kerap melakukan kunjungan solidaritas dan berpuasa dengan komunitas Muslim di seluruh dunia. Misi-misi ini mengingatkan dunia wajah Islam yang sebenarnya.

    “Dan saya selalu semakin terinspirasi oleh rasa damai yang luar biasa yang mengiringi masa-masa Ramadan ini.  Di bulan suci ini, mari kita semua membangkitkan diri dengan nilai-nilai ini dan merangkul rasa kemanusiaan kita untuk membangun dunia yang lebih adil dan damai untuk semua.,” ujarnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Badan PBB Setop Bantuan di Kamp Pengungsi Sudan yang Dilanda Kelaparan

    Badan PBB Setop Bantuan di Kamp Pengungsi Sudan yang Dilanda Kelaparan

    Jakarta

    Badan Pangan Dunia (WFP) pada hari Rabu (26/02) menyatakan, “terpaksa” menghentikan sementara penyaluran bantuan di kamp pengungsi Zamzam yang dilanda kelaparan di Darfur Utara, Sudan.

    “Tanpa bantuan segera, ribuan keluarga yang putus asa di Zamzam terancam mati kelaparan dalam beberapa minggu mendatang,” ujar Direktur Regional Program Pangan Dunia (WFP), Laurent Bukera.

    Langkah penghentian bantuan pangn ini diambil, setelah lembaga medis nirlaba Dokter Lintas Batas memutuskan untuk menghentikan operasinya di kamp tersebut awal minggu ini.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    WFP hentikan bantuan akibat eskalasi pertempuran

    WFP menyebutkan, eskalasi pertempuran dalam perang saudara antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces, atau RSF, sebagai alasan penangguhan tersebut.

    Kamp Zamzam terletak 12 kilometer di selatan El Fasher di Darfur Utara, yang telah dikepung RSF selama berbulan-bulan.

    Kamp ini dihuni oleh setengah juta orang dan merupakan kamp pengungsian terbesar di wilayah Darfur.

    Bantuan WFP telah menjangkau sekitar 300.000 penghuni kamp pengungsi itu. Tetapi bulan ini WFP dan mitranya hanya berhasil memberi makan 60.000 orang, karena pertempuran di El Fasher makin gencar.

    Fasilitas kesehatan menjadi sasaran gempuran kedua belah pihak dalam perang saudara di Sudan.

    Konflik semakin intensif di area kamp pengungsi di Sudan

    Direktur Operasi Kemanusiaan PBB, Edem Wosornu melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu (26/02), citra satelit mengonfirmasi penggunaan senjata berat di dalam dan di sekitar Kamp Zamzam dalam beberapa minggu terakhir.

    “Warga sipil yang ketakutan, termasuk pekerja kemanusiaan, tidak dapat meninggalkan daerah tersebut ketika pertempuran paling intens berkecamuk,” katanya.

    Bencana kelaparan diumumkan di Kamp Zamzam Agustus lalu, dan kemudian menyebar ke dua kamp pengungsian lainnya.

    Sejak saat itu, WFP mengatakan hanya satu konvoi pasokan bantuan kemanusiaan yang telah mencapai kamp tersebut. Badan tersebut juga menyebutkan sejumlah faktor penghambat, terutama kondisi jalan selama musim hujan, pertempuran, dan “barikade yang sengaja dipasang” oleh RSF.

    RSF dan militer Sudan telah berperang sejak April 2023. “Hampir dua tahun konflik tanpa henti di Sudan telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa dan mengubah sebagian negara tersebut menjadi neraka,” ujar Wosornu kepada Dewan Keamanan PBB.

    Artikel diadaptasi dari DW bahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Analisis – di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus – Halaman all

    Analisis – di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Langkah terbaru Presiden AS Donald Trump mungkin menunjukkan siapa saja sekutu barunya dalam masa jabatan keduanya, menurut analisis dari The New York Times.

    Dalam sebuah keputusan yang tak biasa, Trump meminta Amerika Serikat untuk memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina pada peringatan tiga tahun perang tersebut.

    Beberapa negara yang berpihak kepada Rusia dalam hal ini antara lain Korea Utara, Belarus, dan Sudan.

    Sebaliknya, negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, Jepang, dan mayoritas dunia, mendukung resolusi tersebut.

    Hanya sebulan setelah menjabat, Trump mulai menggeser posisi Amerika di panggung internasional.

    AS kini berada di kubu negara-negara yang dianggap terisolasi oleh dunia, dan menjauh dari negara-negara sahabat tradisionalnya sejak Perang Dunia II.

    Pegeseran hubungan dengan sekutu lama ini memiliki dampak besar bagi kebijakan luar negeri Amerika di masa depan. 

    Meski para pemimpin Eropa seperti dari Polandia, Prancis, dan Inggris berusaha mendekati Trump, mereka kini menghadapi kenyataan bahwa nilai-nilai Trump berbeda dengan mereka, atau bahwa prioritas AS kini tidak sejalan dengan kepentingan mereka.

    Jika Amerika Serikat terus merangkul negara-negara yang terisolasi secara internasional seperti Rusia, maka Eropa, Kanada, dan sekutu Asia seperti Jepang dan Korea Selatan mungkin terpaksa mencari aliansi baru.

    Sementara itu, kedekatan Trump dengan Rusia memberikan kesempatan bagi Moskow untuk keluar dari isolasi diplomatik yang berusaha dibangun oleh Barat sejak invasinya ke Ukraina.

    Susan E. Rice, mantan duta besar PBB di bawah Barack Obama, menuduh Trump terang-terangan menuruti kehendak Rusia.

    “Trump menyelaraskan Amerika dengan musuh-musuh kita dan melawan sekutu-sekutu perjanjian kita,” kata Rice.

    “Kita semua harus bertanya mengapa?”

    Langkah Amerika untuk menentang resolusi PBB pada hari Senin (24/2/2025) mengejutkan para pemimpin Eropa.

    AS, bersama China dan Rusia, memberikan suara mentang resolusi, sementara Inggris, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa lainnya abstain.

    Bahkan di dalam Partai Republik, beberapa anggota terpaksa menyuarakan ketidakpuasan mereka secara terbuka.

    Senator John Curtis dari Utah mengungkapkan kekhawatirannya.

    “Saya sangat prihatin dengan hasil pemungutan suara di PBB hari ini yang menempatkan kita di pihak yang sama dengan Rusia dan Korea Utara,” katanya di media sosial.

    Penasihat Trump berargumen bahwa sang presiden sedang melakukan negosiasi rumit untuk mengakhiri perang.

    Mereka mengklaim bahwa pendekatan Trump, yang berbeda dari presiden sebelumnya, pasti akan menghasilkan kesepakatan yang lebih baik.

    “Presiden Trump tahu cara membuat kesepakatan lebih baik dari siapa pun yang pernah memimpin negara ini,” kata Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih.

    Namun, Trump tampaknya lebih memilih untuk mendekati Putin, bahkan menyalahkan Ukraina atas perang tersebut, dan menyebut Presiden Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilihan umum.”

    Sikap Trump yang lebih ramah terhadap otokrat seperti Putin dan Kim Jong Un semakin jelas ketika ia mengabaikan kritik terhadap Rusia.

    Sementara Trump dengan ramah menjamu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, harapan Eropa untuk meyakinkan Trump tetap rendah.

    Pada akhirnya, Trump terlihat lebih tertarik pada aliansi dengan Rusia dan Korea Utara, daripada mempertahankan hubungan dengan sekutu tradisional Amerika.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Elon Musk Akui DOGE ‘Grasak-grusuk’, Tak Sengaja Pangkas Bantuan Penanganan Ebola di Uganda – Halaman all

    Elon Musk Akui DOGE ‘Grasak-grusuk’, Tak Sengaja Pangkas Bantuan Penanganan Ebola di Uganda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk menegaskan pandangannya, pribahasa “tiada gading yang tak retak” juga terjadi pada kinerja Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE) yang  dipimpinnya.

    Dikutip dari Washington Post, pada Rabu (26/2/2025), Musk menyampaikan ketidaksempurnaaan kantor DOGE yang dipimpinnya tersebut.

    Hal ini diutarakan Musk setelah Trump meminta dirinya untuk berbicara tentang upaya DOGE selama pertemuan kabinet pertama masa jabatan keduanya.

    Di dalam konferensi pers di Gedung Putih tersebut, Elon Musk mengakui DOGE yang dipimpinnya berbuat salah dengan melakukan pemangkasan pada beberapa sektor penting secara tidak sengaja,

    “Saya juga harus mengatakan bahwa kami akan membuat kesalahan. Kami tidak akan sempurna,” kata Musk kepada kabinet Presiden Donald Trump.

    Musk menyatakan stafnya sempat “tidak sengaja” ikut memotong pendanaan pencegahan Ebola.

    “Ketika kami membuat kesalahan, kami akan segera memperbaikinya. Sebagai contoh, dengan USAID, salah satu hal yang secara tidak sengaja kami batalkan untuk sementara waktu adalah pencegahan Ebola.” terang Musk.

    Parahnya lagi, hal itu terjadi saat wabah Ebola tersebut sedang berkecamuk di Uganda.

    “Saya pikir kita semua menginginkan pencegahan Ebola,” ujarnya.

    Namun demikian, Musk menyatakan “tidak ada gangguan” dalam upaya pencegahan Ebola meskipun kesalahpahaman tersebut sempat terjadi.

    Ia menjelaskan, DOGE perlu bergerak “sangat cepat” untuk tetap sesuai jalur guna mencapai tujuan utamanya yakni memotong anggaran pengeluaran setidaknya hingga $1 triliun.

    Ini bukan pertama kalinya Musk menyatakan DOGE mungkin melakukan kesalahan.

    Selama penampilannya sebagai anggota pemerintahan bersama Trump di Ruang Oval, Musk mengatakan ia “tidak akan mencapai akurasi 100 persen” dalam menjalankan program pemangkasan DOGE.

    Satu kasus di antaranya yang menjadi sorotan adalah klaim DOGE yang mengaku telah melakukan efisiensi dengan membatalkan kontrak senilai $8 miliar, sedangkan data di lapangan menunjukkan kontrak tersebut sebenarnya bernilai $8 juta.

    Ebola Mewabah di Uganda

    Penyakit Ebola menjadi perhatian utama setelah terungkap, Kantor DOGE memangkas anggaran Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), yang sebelumnya menjalankan berbagai program kesehatan global, termasuk penanganan wabah tersebut di Uganda.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan perjalanan pada awal bulan ini, dengan menegaskan tidak ada kasus Ebola yang dilaporkan di Amerika Serikat.

    Namun demikian, penyakit tersebut sedang mewabah di Uganda, salah satu negara yang sebelumnya mendapat bantuan dari USAID.

    Pada 29 Januari, pejabat Kementerian Kesehatan Uganda menyatakan wabah Ebola yang terjadi di negara tersebut disebabkan oleh virus Sudan.
     
    Penyebaran virus di Uganda semakin meluas karena pemerintah setempat mengalami kesulitan dalam menanganinya.

    Hal ini disebabkan oleh terhentinya bantuan tenaga medis dan prasarana dari USAID, yang membuat upaya pengendalian wabah semakin terhambat.

    Penyebarannya di Uganda pun kian menjadi-jadi setelah pemerintah Uganda merasa kewalahan lantaran mandeknya bantuan tenaga dan prasarana dari USAID.

    Anggota Kongres Don Beyer dari Virginia, seorang anggota fraksi Demokrat pun mengkritik pengakuan Musk atas kelalaian terhadap pemangkasan bantuan USAID di Uganda tersebut.

    “Orang biasa yang melakukan sesuatu yang sekonyol ‘secara tidak sengaja membatalkan pencegahan Ebola’ tidak akan dipuji, melainkan akan dipecat,” tulis Beyer di platform X.

    “Musk terus naik dalam pemerintahan ini bukan karena ia mendapatkan pekerjaannya, tetapi karena ia membelinya. Ini adalah bentuk korupsi, dan membahayakan kesehatan serta keselamatan rakyat Amerika.” lanjut Beyer.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Irlandia Mendesak Negara-negara di Dunia untuk Fokus pada Situasi Tepi Barat yang Memburuk – Halaman all

    Irlandia Mendesak Negara-negara di Dunia untuk Fokus pada Situasi Tepi Barat yang Memburuk – Halaman all

    Irlandia Mendesak Negara-negara di Dunia untuk Fokus pada Situasi Tepi Barat yang Memburuk

    TRIBUNNEWS.COM- Irlandia meminta negara-negara untuk tetap fokus pada eskalasi terkini di Tepi Barat, Anadolu Agency melaporkan.

    Berbicara di segmen tingkat tinggi sesi ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Neale Richmond, menteri negara untuk pembangunan internasional dan diaspora, mengatakan: “Kita harus tetap fokus pada situasi yang memburuk di Tepi Barat.”

    Pernyataan Richmond disampaikan saat Israel mengusir penduduk dari tiga kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki – Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams – sebagai bagian dari operasi militer selama sebulan. 

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan bahwa kamp-kamp tersebut kini “kosong” dan akan diduduki oleh pasukan Israel selama tahun mendatang.

    Terkait konflik Israel-Gaza yang lebih luas, ia berkata: “Kita perlu melihat perjanjian gencatan senjata dilaksanakan sepenuhnya dalam semua tahapannya, termasuk pembebasan semua sandera. Bantuan kemanusiaan dalam skala besar juga harus terus disalurkan, penyediaan layanan dasar, dan kerangka kerja untuk pemulangan mereka yang mengungsi dari rumah mereka di Gaza.”

    Ia menekankan bahwa hanya solusi dua negara yang dapat membawa perdamaian abadi bagi Israel dan Palestina.

    Terkait Ukraina, Richmond mengecam “perang agresi yang brutal dan ilegal” yang dilakukan Rusia dan menegaskan kembali dukungan Irlandia terhadap kedaulatan Ukraina. Ia menyerukan akuntabilitas atas pelanggaran hak asasi manusia.

    Menteri juga menyoroti masalah hak asasi manusia di Sudan, Yaman, dan Afghanistan.

    Richmond mengakhiri dengan mengumumkan tawaran Irlandia untuk mendapatkan kursi di Dewan Hak Asasi Manusia untuk periode 2027-2029, berjanji untuk memperjuangkan akuntabilitas, multilateralisme, dan hak asasi manusia untuk semua.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Pesawat Militer Sudan Jatuh di Permukiman, Korban Tewas Jadi 46 Orang

    Pesawat Militer Sudan Jatuh di Permukiman, Korban Tewas Jadi 46 Orang

    Khartoum

    Korban tewas dalam kecelakaan pesawat militer Sudan yang jatuh di area permukiman di pinggiran Khartoum, ibu kota negara itu, bertambah menjadi sedikitnya 46 orang. Sekitar 10 orang lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan tersebut.

    “Setelah penghitungan akhir, jumlah korban tewas mencapai 46 orang, dengan 10 orang terluka,” demikian pernyataan terbaru kantor media pemerintah Khartoum, seperti dilansir AFP, Rabu (26/2/2025).

    Kecelakaan pesawat militer jenis Antonov itu terjadi pada Selasa (25/2) malam di dekat pangkalan udara Wadi Seidna, yang merupakan salah satu pusat militer terbesar di Omdurman, bagian dari wilayah Khartoum, ibu kota Sudan.

    Militer Sudan, dalam pernyataan yang dirilis Selasa (25/2) malam, menyebut pesawat militer itu terjatuh saat lepas landas dari sebuah pangkalan udara.

    Sejumlah penduduk Omdurman melaporkan terdengarnya ledakan keras akibat kecelakaan pesawat militer itu, yang juga memicu pemadaman listrik di area tersebut. Disebutkan juga oleh para saksi mata bahwa kerusakan terjadi pada sejumlah rumah di area permukiman yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat.

    Para korban tewas dilaporkan terdiri atas personel militer dan warga sipil. Laporan Reuters yang mengutip sumber militer dan medis Sudan menyebut seorang komandan senior di Khartoum, Mayor Jenderal Bahr Ahmed, di antara korban tewas dalam kecelakaan tersebut.

    Lihat juga Video: Sebuah Pesawat di Kanada Terbalik Saat Mendarat, 8 Orang Terluka

    Belum ada pernyataan resmi dari militer Sudan soal komandan yang tewas dalam kecelakaan itu.

    Insiden ini terjadi saat militer Sudan sedang berperang dengan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejak April 2023.

    Sumber-sumber militer Sudan menyebut malfungsi teknis sebagai kemungkinan besar penyebab jatuhnya pesawat militer tersebut.

    Lihat juga Video: Sebuah Pesawat di Kanada Terbalik Saat Mendarat, 8 Orang Terluka

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesawat Militer Jatuh di Sudan, 20 Orang Tewas Termasuk Mayor Jenderal

    Pesawat Militer Jatuh di Sudan, 20 Orang Tewas Termasuk Mayor Jenderal

    Khartoum

    Lebih dari 20 orang tewas setelah sebuah pesawat militer Sudan terjatuh di area permukiman dekat pangkalan udara Wadi Seidna, Omdurman, pinggiran Khartoum. Korban tewas terdiri atas personel militer dan warga sipil, dengan salah satunya disebut sebagai komandan senior berpangkat Mayor Jenderal.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (26/2/2025), kecelakaan pesawat militer jenis Antonov itu terjadi di dekat pangkalan udara Wadi Seidna, yang merupakan salah satu pusat militer terbesar di Omdurman, bagian dari wilayah Khartoum, ibu kota Sudan.

    “Upaya pencarian masih berlangsung untuk menemukan para martir yang tersisa di bawah reruntuhan,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Sudan.

    Militer Sudan, dalam pernyataan yang dirilis Selasa (25/2) malam, menyebut pesawat militer itu terjatuh saat lepas landas dari sebuah pangkalan udara. Disebutkan militer Sudan bahwa beberapa personel militer dan warga sipil tewas dalam kecelakaan tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    “Para korban luka telah dibawa ke rumah sakit, dan tim pemadam kebakaran berhasil memadamkan api di lokasi kecelakaan,” demikian pernyataan militer Sudan.

    Insiden ini terjadi saat militer Sudan sedang berperang dengan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejak April 2023.

    Sumber-sumber militer Sudan menyebut malfungsi teknis sebagai kemungkinan besar penyebab jatuhnya pesawat militer tersebut.

    Lihat juga Video: Sebuah Pesawat di Kanada Terbalik Saat Mendarat, 8 Orang Terluka

    Laporan sejumlah saksi mata menyebut pesawat militer itu mengudara ke arah selatan dari Sudan bagian utara, ketika terjatuh di dekat pangkalan udara tersebut. Beberapa penduduk Omdurman melaporkan terdengarnya ledakan keras akibat kecelakaan itu, yang juga memicu pemadaman listrik di area tersebut.

    Disebutkan juga oleh para saksi mata bahwa kerusakan terjadi pada sejumlah rumah di area permukiman yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat.

    Dari 20 korban tewas, menurut laporan Reuters, terdapat seorang komandan senior di Khartoum, Mayor Jenderal Bahr Ahmed. Disebutkan bahwa Ahmed sebelumnya menjabat sebagai komandan pasukan militer Sudah di seluruh area ibu kota Sudan.

    Belum ada pernyataan resmi dari militer Sudan soal komandan yang tewas dalam kecelakaan itu.

    Lihat juga Video: Sebuah Pesawat di Kanada Terbalik Saat Mendarat, 8 Orang Terluka

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesawat Militer Jatuh di Sudan, Sejumlah Tentara Tewas

    Pesawat Militer Jatuh di Sudan, Sejumlah Tentara Tewas

    Jakarta

    Sebuah pesawat militer Sudan jatuh di pinggiran ibu kota Khartoum, karena kerusakan teknis. Sumber militer menyebut awak pesawat dilaporkan tewas.

    “Sebuah pesawat Antonov jatuh, menewaskan sejumlah perwira yang berada di dalamnya,” kata sumber tersebut kepada AFP dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, seperti dilansir AFP, Rabu (26/2/2025).

    Kecelakaan itu terjadi di dekat pangkalan udara Wadi Seidna, salah satu pusat militer terbesar tentara di Omdurman, bagian dari Khartoum Raya.

    Warga di Omdurman utara melaporkan ledakan keras dari kecelakaan itu. Kecelakaan ini juga menyebabkan pemadaman listrik di beberapa lingkungan sekitar.

    Seorang saksi mata mengatakan pesawat itu terbang ke arah selatan dari Sudan utara ketika jatuh di dekat pangkalan, yang merupakan lokasi bandara militer.

    Insiden itu terjadi sehari setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya jet tempur di Nyala, ibu kota Darfur Selatan.

    Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media, RSF mengatakan telah menembak jatuh pesawat Ilyushin buatan Rusia pada Senin pagi, dengan tuduhan bahwa pesawat itu hancur bersama awaknya.

    Eskalasi baru-baru ini menyusul kemajuan signifikan oleh tentara di Sudan tengah dan ibu kota Khartoum dalam serangan multi-front terhadap RSF.

    Sejak April 2023, panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya sekaligus komandan RSF Mohamed Hamadan Daglo, yang dulunya sekutu, telah terlibat dalam perebutan kekuasaan yang brutal.

    Konflik, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa, meletus setelah keretakan muncul antara Burhan dan Daglo mengenai struktur pemerintahan di masa mendatang.

    Konflik tersebut telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia dalam sejarah, menurut PBB.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu