Negara: Sudan

  • Setelah 2 Tahun, Militer Sudan Rebut Kembali Istana Kepresidenan

    Setelah 2 Tahun, Militer Sudan Rebut Kembali Istana Kepresidenan

    Khartoum

    Militer Sudan berhasil merebut kembali istana kepresidenan di Khartoum pada Jumat (21/3) waktu setempat, sekitar dua tahun setelah istana diduduki oleh kelompok paramiliter yang berperang melawan angkatan bersenjata negara tersebut.

    Direbutnya kembali istana kepresidenan ini menjadi salah satu kemajuan paling signifikan dalam perang yang berpotensi memecah-belah Sudan.

    Laporan televisi pemerintah Sudan dan sejumlah sumber militer setempat, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/3/2025), menyebut militer melancarkan operasi perburuan di area sekitar istana kepresidenan untuk mengejar para anggota paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

    RSF belum menyampaikan pernyataan menanggapi pencapaian terbaru militer Sudan tersebut.

    Sejumlah saksi mata menuturkan kepada Reuters bahwa tembakan senjata api sesekali terdengar di beberapa area pusat ibu kota Khartoum.

    Perang yang berkecamuk di Sudan telah menyebabkan apa yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan kelaparan dan penyakit menyelimuti berbagai wilayah di negara tersebut.

    Kelompok paramiliter RSF dengan cepat menduduki istana kepresidenan Sudan dan sebagian besar ibu kota Khartoum saat perang pecah pada April 2023. Namun Angkatan Bersenjata Sudan dalam beberapa bulan terakhir telah bangkit dan bergerak perlahan menuju ke istana kepresidenan di sepanjang Sungai Nil.

    Momen militer Sudan merebut kembali Istana Kepresidenan di Khartoum dari paramiliter RSF Foto: Social Media via REUTERS Purchase Licensing Rights

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    RSF yang awal tahun ini mulai membentuk pemerintahan paralel, masih mempertahankan kendali atas sebagian wilayah Khartoum dan Omdurman yang berdekatan, serta Sudan bagian barat, tempat mereka berjuang mengambil alih benteng terakhir militer di Dardur, al-Fashir.

    Merebut kembali ibu kota Khartoum dalam mempercepat pengambilalihan penuh wilayah Sudan bagian tengah oleh militer negara tersebut, dan mempersulit pembagian wilayah timur-barat negara itu antara kedua pasukan.

    Kedua belah pihak telah bersumpah untuk terus bertempur di sisa wilayah negara tersebut, dan tidak ada upaya perundingan damai yang terwujud.

    Perang ini meletus di tengah perebutan kekuasaan antara militer Sudan dan RSF menjelang transisi yang direncanakan ke pemerintahan sipil.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 8 Negara Terancam Kehabisan Stok Obat HIV Imbas USAID Ditutup

    8 Negara Terancam Kehabisan Stok Obat HIV Imbas USAID Ditutup

    Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan sedikitnya delapan negara terancam kehabisan stok obat dan perawatan HIV imbas penyetopan bantuan luar negeri Amerika Serikat (AS). Dibubarkannya US Agency for International Development (USAID) atas instruksi Presiden AS Donald Trump, mengancam jiwa banyak orang dengan HIV.

    Delapan negara tersebut di antaranya Haiti, Kenya, Lesotho, Sudan Selatan, Burkina Faso, Mali, Nigeria. Stok obat diperkirakan kosong dalam beberapa bulan ke depan.

    “Keberatan terhadap program HIV dapat membatalkan kemajuan yang sudah terjadi selama 20 tahun,” beber Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, Senin (17/2/2025).

    Tedros menilai hal ini bisa meningkatkan lebih dari 10 juta kasus baru HIV dan tiga juta kematian terkait HIV.

    Upaya untuk menekan kasus HIV, polio, malaria, dan tuberkulosis telah dipengaruhi oleh penghentian bantuan luar negeri AS, ribuan kontrak pendaan dibatalkan.

    Jaringan Laboratorium Global Campak dan Rubella yang dikoordinasi WHO, dengan lebih dari 700 lokasi di seluruh dunia, juga menghadapi penutupan diperkirakan terjadi dalam waktu dekat.

    “Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa jika negara-negara menarik dana langsung mereka, hal itu dilakukan dengan cara yang tertib dan manusiawi yang akan memungkinkan mereka untuk menemukan sumber pendanaan alternatif,” kata Tedros, dikutip dari Reuters, Senin (17/2).

    Kurangnya dana juga dapat membuat 80 persen layanan perawatan kesehatan penting yang didukung oleh WHO di Afghanistan ditutup.

    Hingga 4 Maret, 167 fasilitas kesehatan ditutup karena kekurangan dana. Tanpa intervensi yang mendesak, lebih dari 220 fasilitas lainnya dapat mengalami nasib yang sama pada bulan Juni.

    Rencana Amerika Serikat untuk meninggalkan WHO juga telah memaksa badan PBB tersebut, yang biasanya menerima sekitar seperlima dari keseluruhan dana tahunannya dari AS, membekukan perekrutan dan memulai efisiensi anggaran.

    WHO mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya berencana untuk memotong target pendanaan untuk operasi darurat menjadi USD 872 juta dari USD 1,2 miliar dalam periode 2026-2027.

    (naf/kna)

  • Polres Ponorogo Amankan Pelaku Pencurian 14 HP, Ini Modusnya

    Polres Ponorogo Amankan Pelaku Pencurian 14 HP, Ini Modusnya

    Ponorogo (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Ponorogo mengamankan pelaku pencurian handphone yang terjadi di sebuah konter di Kecamatan Balong. Tak tanggung-tanghung, pelaku bernama Suyanto (36),yang merupakan warga Kecamatan Ngebel itu mengembat 14 unit handphone. Akibat aksinya tersebut, korban atau pemilik konter mengalami kerugian sekitar Rp20 juta.

    “Kami tangkap pelaku pencurian HP saat berada di rumah orangtuanya di Kecamatan Ngrayun,” kata Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto, Selasa (18/3/2025).

    Selain mengambil 14 unit handphone, pelaku juga mengambil uang sebesar Rp500 ribu yang disimpan di laci dalam konter. Usai mengambil belasan handphone tersebut, pelaku akhirnya menjual 10 unit handphone curiannya di wilayah Solo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

    “Sisanya masih 4 unit handphone masih dikuasai pelaku,” kata mantan Kasar Reskrim Polres Magetan tersebut.

    Rudi menjelaskan ke awak media bahwa pelaku berhasil masuk ke konter handphone tersebut dengan merusak gembok menggunakan linggis yang sudan dibawanya sebelumnya. Usai berhasil merusak gembok, pelaku masuk mengambil handphone yang di simpan di etalase.

    “Pelaku sudah mengamati sebelumnya, baru malamnya dieksekusi. Pelaku sudah membawa linggis untuk mencongkel gembok dan pintu konter,” katanya.

    Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, yakni sepeda motor sebagai sarana pelaku untuk beraksi. Selain itu, juga ada handphone, dan gembok yang ada di lokasi kejadian. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman penjara 7 tahun.

    “Pasal yang diterapkan oleh penyidik yakni pasal 363 KUHP, dengan ancaman hukuman 7 tahun,” pungkasnya. [end/beq]

  • AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat dan Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan sejumlah negara yang bisa menjadi tujuan migrasi warga Palestina dari Jalur Gaza.

    Selain Somalia dan Sudan, baru-baru ini Suriah disebut menjadi salah satu kandidat tujuan warga Gaza.

    Seorang narasumber CBS News mengatakan AS di bawah Presiden Donald Trump sudah berusaha menghubungi pemerintahan baru di Suriah melalui pihak ketiga.

    Adapun narasumber lainnya menyatakan pemerintah Suriah memang sudah dihubungi. Namun, belum jelas apakah sudah ada tanggapan dari Suriah.

    Seorang pejabat senior Suriah berkata pihaknya belum mengetahui adanya upaya AS dan Israel untuk menghubungi pemerintah Suriah untuk keperluan pemindahan warga Gaza.

    Saat ini pemerintahan baru Suriah dapat dikatakan baru seumur jagung. Pemerintahan itu didirikan setelah rezim Presiden Bashar al-Assad ditumbangkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Suriah kini dipimpin oleh Presiden Ahmed Al-Sharaa yang juga dikenal sebagai Abu Muhammad al-Julani.

    AHMED AL-SHARAA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera pada Senin (10/3/2025) memperlihatkan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera)

    Pemindahan warga Gaza

    Ide pemindahan warga Gaza itu sudah disampaikan berulang kali oleh Trump sebagai bagian dari upaya membangun kembali Gaza dan mengakhiri perang Israel-Hamas.

    Trump juga sempat mengusulkan agar AS mengusai Gaza dengan cara membelinya.

    Ide Trump itu mendapat penolakan keras dari berbagai pihak, terutama Hamas dan negara-negara Arab.

    Sebaliknya, para pejabat sayap kanan Israel menyambut baik ide itu dan meminta warga Palestina untuk menyetujuinya.

    Namun, beberapa waktu lalu sikap Trump tampak melunak. Dia mengatakan tidak siapa pun yang akan mengusir warga Palestina di Gaza.

    Sudan dan Somalia dipertimbangkan

    Dua negara di Afrika, yakni Sudan dan Somalia, turut dipertimbangkan menjadi tujuan perpindahan warga Gaza.

    Dua narasumber diplomatik CBS mengatakan pejabat AS dan Israel disebut sudah berkomunikasi dengan kedua negara itu.

    Namun, Duta Besar Somalia untuk AS, Dahir Hassan, mengklaim baik AS maupun Israel belum menghubungi Somalia untuk membahas rencana pemindahan warga Gaza.

    “Penyebaran informasi yang tidak terverifikasi semacam itu berisiko memicu propaganda rekrutmen untuk kelompok ekstremis seperti ISIS dan Al-Shabaab, berpotensi memperbesar tantangan keamanan di kawasan ini,” kata Hassan.

    Saat ini Somalia tidak dalam situasi baik. Di negara itu terdapat kelompok Al Shabaab yang terus melakukan pemberontakan. 

    Sementara itu, Sudan masih dilanda perang saudara dan bencana kelaparan.

    Ada puluhan ribu pengungsi Sudan yang berusaha mencari suaka di Israel dalam dua dasawarsa terakhir. Namun, mereka ditahan di tempat penahanan atau dibiarkan saja tanpa status formal.

    Israel rampungkan persiapan pemindahan warga Gaza

    Israel dilaporkan sudah merampungkan persiapan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza.

    Menurut pemberitaan media Israel Hayom, sudah ada negara-negara yang bersedia menerima warga Gaza.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Menteri Pertahanan Israel Katz sudah menetapkan mekanisme yang memungkinkan 2.500 warga Gaza pergi dari Gaza setiap hari.

    Adapun saat ini ada lebih dari dua juta warga Palestina yang menetap di Gaza.

    Menurut narasumber yang didapatkan media Israel itu, ada satu negara yang sudah tertarik menerima pekerja bangunan dari Gaza. Meski demikian, adanya kontroversi membuat perkembangan hal itu mandek.

    Pemindahan warga Gaza bisa dilakukan melalui jalur laut, yakni melalui Pelabuhan Ashdod di Israel.

    Sementara itu, pemindahan lewat udara bisa dilakukan melalui Pelabuhan Ramon di Eilat.

    Rute udara ini disebut sudah dioperasikan selama beberapa bulan untuk mengangkut korban luka. Sudah ada sekitar 1.500 warga Palestina yang keluar dari Gaza untuk pergi ke negara lain.

    Adapun jalur lainnya ialah melalui perlintasan Rafah. Dilaporkan sudah ada sekitar 35.000 warga Gaza yang pergi ke Mesir pada awal perang Gaza. Beberapa di antara mereka pergi lagi dari Mesir ke negara lain.

    Media itu mengklaim Israel tertarik untuk mengizinkan sebanyak mungkin warga Palestina untuk meninggalkan Gaza.

    (*)

  • Perdana, Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus di Rumah Sakit

    Perdana, Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus di Rumah Sakit

    Jakarta

    Vatikan merilis foto pertama Paus Fransiskus sejak masuk rumah sakit pada Februari 2025. Dalam foto tersebut, ia terlihat duduk di kursi roda mengenakan jubah dan stola.

    Kantor pers Vatikan menyatakan bahwa Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, sedang “merayakan Misa Kudus di kapel apartemennya di lantai 10 Poliklinik Gemelli.”

    Paus Fransiskus telah dirawat di sana sejak 14 Februari 2025 karena komplikasi pneumonia di paru-parunya.

    “Saya sedang mengalami masa cobaan, dan saya senasib dengan saudara dan saudari yang sakit,” kata Paus dalam postingan yang diunggah di akun resmi Instagramnya, sambil menambahkan bahwa meskipun tubuhnya lemah, “tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk mencintai, berdoa, berusaha untuk diri sendiri, dan saling mendampingi satu sama lain dalam iman.”

    Paus juga ikut berdoa bagi para korban yang terluka akibat perang di Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan dan Republik Demokratik Kongo.

    Kondisi Paus Fransiskus disebut berangsur membaik

    Dalam laporan medis terbaru Paus Fransiskus yang dikeluarkan pada Sabtu (15/03), Takhta Suci mengatakan bahwa paus berangsur-angsur membaik dan menggunakan lebih sedikit ventilasi mekanis di malam hari untuk membantu pernapasan.

    Kantor Pers Takhta Suci menggambarkan kondisi Paus Fransiskus dalam keadaan stabil, tetapi belum diketahui kapan dia akan keluar dari rumah sakit.

    Paus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio ini dianggap rentan terhadap infeksi paru-paru karena menderita selaput dada saat muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.

    Sinyal kuat akan terus menjabat

    Paus Fransiskus telah menerima fisioterapi untuk membantu pernapasannya dan terapi fisik untuk mobilitasnya. Dia telah menggunakan kursi roda dalam beberapa tahun terakhir karena sakit lutut dan punggung.

    Pada Kamis (13/03), Bergoglio merayakan 12 tahun kepausannya, dari rumah sakit.

    Para dokter yang tidak dilibatkan dalam perawatan paus mengatakan kalau Paus kemungkinan akan menghadapi jalan panjang menuju pemulihan, mengingat usia dan kondisi medis lainnya.

    Namun pada Sabtu (16/03), Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah menyetujui perpanjangan tiga tahun yang baru untuk proses formasi Gereja Katolik dunia. Terlepas dari masalah kesehatannya, hal ini dapat dilihat sebagai niat Paus Fransiskus untuk terus memimpin Takhta Suci.

    Doa bersama besar-besaran di kampung halaman Paus Fransiskus

    Di negara asalnya, Argentina, ribuan orang berkumpul di sebuah gereja di pinggiran Buenos Aires untuk mendoakan paus. Hal itu dilaporkan oleh kantor berita Reuters.

    Mereka datang sambil membawa drum, simbal, bendera, dan kaleng-kaleng berisi air suci.

    “Hidup Paus Fransiskus,” kata seorang imam kepada para jemaat.

    Dilihat dari banyaknya para pengunjung yang datang dari lingkungan miskin, pastor menyebut hal itu menandakan kalau jemaat menyukai paus.

    “Beginilah seharusnya kita menghidupi gereja seperti yang diajarkan oleh Paus Fransiskus, gereja yang miskin untuk yang miskin,” ujarnya.

    Paus Fransiskus mendapat julukan “Paus Kumuh” saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Hal itu dikarenakan kedekatannya dengan orang miskin dan kurang mampu.

    mh/mel (dpa, Reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Profesor Tamer Qarmout Sebut Pemindahan Paksa Warga Palestina ke Afrika sebagai ‘Menjijikkan’ – Halaman all

    Profesor Tamer Qarmout Sebut Pemindahan Paksa Warga Palestina ke Afrika sebagai ‘Menjijikkan’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Profesor madya di Institut Studi Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout mengecam usulan pemindahan paksa warga Palestina ke Afrika sebagai “garis merah yang tidak boleh dilampaui.”

    Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Qarmout menyatakan pemerintah dunia memiliki tanggung jawab untuk menghentikanusulan yang “menjijikkan” dan tidak boleh terlibat dalam skenario tersebut, terutama jika melibatkan pemindahan warga Palestina ke negara-negara Afrika yang masih berjuang melawan warisan kolonial.

    “Sudan dan Somalia masih dilanda perang akibat warisan kolonial,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

    “Mereka (pemerintah Israel) harus diekspos dan dimasukkan ke dalam daftar orang-orang yang harus dipermalukan,” ujar Qarmout.

    Menurut laporan, Amerika Serikat dan Israel dilaporkan melakukan pembicaraan diam-diam dengan beberapa negara Afrika Timur, termasuk Somaliland, mengenai kemungkinan penerimaan warga Palestina yang dipindahkan.

    Sebagai imbalannya, berbagai insentif – finansial, diplomatik, dan keamanan – diperkirakan akan ditawarkan kepada pemerintah tersebut.

    Seorang pejabat AS yang terlibat dalam upaya ini mengonfirmasi kepada Associated Press AS telah melakukan pembicaraan dengan Somaliland mengenai bidang-bidang tertentu yang bisa mereka bantu, dengan imbalan pengakuan internasional untuk wilayah yang memisahkan diri tersebut.

    Namun, pejabat Somaliland, Abdirahman Dahir Adan, Menteri Luar Negeri Somaliland, membantah bahwa pihaknya telah menerima atau membahas usulan tersebut.

    “Saya belum menerima usulan seperti itu, dan tidak ada pembicaraan dengan siapa pun terkait Palestina,” katanya kepada Reuters.

    Qarmout menilai usulan pemindahan paksa ini sebagai tindakan yang “keterlaluan” dan mendesak masyarakat internasional untuk menentangnya.

    Ia menegaskan bahwa negara-negara seperti Sudan dan Somalia, yang masih menghadapi tantangan besar akibat warisan kolonial, seharusnya tidak dilibatkan dalam rencana ini.

    AS-Israel Lirik Afrika untuk Pindahkan Warga Gaza

    Amerika Serikat (AS) dan Israel telah menghubungi pejabat dari tiga negara di Afrika Timur untuk mendiskusikan kemungkinan penggunaan wilayah mereka sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina dari Gaza.

    Laporan ini muncul dari Associated Press pada Jumat (14/3/2025), yang mengutip sumber dari pejabat AS dan Israel.

    Namun, Sudan menolak tawaran tersebut, sementara Somalia dan Somaliland menyatakan ketidaktahuan mengenai usulan itu.

    Pejabat Sudan secara tegas menolak tawaran untuk menampung warga Gaza.

    Sementara itu, Somalia dan Somaliland mengaku tidak menerima informasi terkait tawaran tersebut.

    Hal ini menunjukkan ketidakpastian dan penolakan dari negara-negara yang diharapkan dapat menampung pengungsi.

    Langkah AS dan Israel ini berlawanan dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump sebelumnya.

    Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis (13/2/2025), Trump menegaskan, “Tidak ada yang akan diusir dari Gaza.”

    Pernyataan ini disampaikan ketika ia bertemu dengan Perdana Menteri Irlandia, Michel Martin.

    Rencana Kontroversial AS

    Pada Februari 2025, Trump mengusulkan rencana yang kontroversial untuk mengambil alih Gaza, merelokasi penduduk Palestina, dan mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah.”

    Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Yordania dan Mesir tidak akan menolak permintaannya untuk menyambut pengungsi Gaza.

    Baik Yordania maupun Mesir menolak usulan tersebut, dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah sepakat bahwa Gaza harus dibangun kembali tanpa mengusir warga Palestina.

    Mesir bahkan mengusulkan rencana rekonstruksi senilai $53 miliar untuk Gaza, yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan layanan penting, tanpa melibatkan Hamas dalam kepemimpinan masa depan.

    Israel dan AS menolak rencana Mesir karena dianggap tidak menawarkan solusi yang jelas untuk mengeluarkan Hamas dari kekuasaan dan tidak mengatasi masalah keamanan serta pemerintahan jangka panjang.

    Dengan situasi yang terus berkembang, langkah AS dan Israel untuk mencari tempat penampungan di Afrika menambah kompleksitas dalam upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel.

    Pasukan Israel Tangkap 8 Warga Palestina dalam Penggerebekan di Tepi Barat

    Pasukan Israel menangkap delapan warga Palestina dalam serangkaian penggerebekan yang terjadi di berbagai kota di Tepi Barat, menurut laporan terbaru dari kantor berita Wafa.

    Lima pemuda dari keluarga Al-Zalbani ditangkap selama penyerbuan di kota Anata, timur laut Yerusalem.

    Sebelumnya pada malam itu, seorang pemuda terluka setelah ditembak di perut dengan peluru tajam dalam bentrokan dengan tentara Israel di kota yang sama.

    Selain itu, pasukan Israel menangkap tiga warga Palestina dari kota Silwad, timur Ramallah, menurut sumber keamanan setempat.

    Pasukan Israel juga melakukan serangan di kota Anabta dan Bal’a, timur Tulkarem, serta kota Yerikho.

    Serangkaian penangkapan dan penggerebekan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Daftar 43 Negara yang Warganya Terancam Dilarang Berpergian ke Amerika Serikat, Indonesia Termasuk? – Halaman all

    Daftar 43 Negara yang Warganya Terancam Dilarang Berpergian ke Amerika Serikat, Indonesia Termasuk? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan pembatasan perjalanan bagi warga negara dari 43 negara.

    Menurut laporan The New York Times, pejabat keamanan AS telah menyusun daftar rekomendasi yang mengelompokkan negara-negara tersebut ke dalam tiga kategori, yakni merah, oranye, dan kuning.

    Daftar merah: Warga dari negara-negara ini akan menghadapi larangan total masuk ke AS.

    Daftar oranye: Warga negara akan menghadapi pembatasan tambahan, tetapi tidak sepenuhnya dilarang.

    Daftar kuning: Negara-negara ini memiliki waktu 60 hari untuk memperbaiki kekurangan dalam sistem keamanan mereka sebelum berisiko dipindahkan ke kategori pembatasan yang lebih ketat.

    Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The New York Times bahwa daftar ini masih bersifat rancangan dan belum mendapatkan persetujuan akhir dari pemerintahan Trump, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio.

    Kebijakan ini merupakan bagian dari perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada 20 Januari.

    Perintah ini memperketat pemeriksaan terhadap orang asing yang masuk ke AS guna mengidentifikasi potensi ancaman keamanan nasional.

    Berikut adalah daftar negara yang terancam menghadapi pembatasan perjalanan ke Amerika Serikat, sebagaimana dikutip dari Newsweek:

    Daftar Merah

    Rancangan memo ini mencantumkan 11 negara yang warganya akan sepenuhnya dilarang memasuki AS:

    1. Afghanistan
    2. Bhutan
    3. Kuba
    4. Iran
    5. Libya
    6. Korea Utara
    7. Somalia
    8. Sudan
    9. Suriah
    10. Venezuela
    11. Yaman

    Daftar Oranye

    Rancangan daftar ini mencakup 10 negara yang warganya akan menghadapi pembatasan tambahan.

    Pelancong bisnis kaya dapat diizinkan masuk.

    Individu yang mengajukan visa imigran atau turis kemungkinan besar akan ditolak.

    Warga negara dari negara-negara ini juga akan diwajibkan menjalani wawancara tatap muka sebelum diberi izin masuk.

    Negara-negara dalam daftar ini meliputi:

    12. Belarusia
    13. Eritrea
    14. Haiti
    15. Laos
    16. Myanmar
    17. Pakistan
    18. Rusia
    19. Sierra Leone
    20. Sudan Selatan
    21. Turkmenistan

    Daftar Kuning

    Daftar ini mencakup 22 negara yang diberi waktu 60 hari untuk memperbaiki sistem keamanan perjalanan mereka.

    Beberapa masalah yang harus diperbaiki termasuk:

    Tidak berbagi informasi tentang pelancong yang masuk ke AS.
    Praktik keamanan yang tidak memadai dalam penerbitan paspor.
    Penjualan kewarganegaraan kepada warga dari negara-negara yang dilarang.

    Negara-negara dalam daftar ini meliputi:

    22. Angola
    23. Antigua dan Barbuda
    24. Benin
    25. Burkina Faso
    26. Kamboja
    27. Kamerun
    28. Tanjung Verde
    29. Chad
    30. Republik Kongo
    31. Republik Demokratik Kongo
    32. Dominika
    33. Guinea Khatulistiwa
    34. Gambia
    35. Liberia
    36. Malawi
    37. Mali
    38. Mauritania
    39. Saint Kitts dan Nevis
    40. St.Lucia
    41. São Tomé dan Principe
    42. Vanuatu
    43. Zimbabwe

    Dari daftar di atas, dapat dilihat Indonesia tidak termasuk dalam ketiga kategori di atas.

    Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

    Menurut The New York Times, para pejabat kedutaan besar, biro regional Departemen Luar Negeri, dan spesialis keamanan sedang meninjau rancangan kebijakan ini.

    Daftar negara yang terkena dampak masih dapat berubah sebelum keputusan final diambil oleh pemerintahan Trump.

    Belum jelas apakah individu dari negara-negara yang terkena dampak yang sudah memiliki visa akan tetap diizinkan masuk atau visanya akan dibatalkan.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Trump Larang Warga dari 41 Negara Datang ke AS, Indonesia Termasuk?

    Trump Larang Warga dari 41 Negara Datang ke AS, Indonesia Termasuk?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan pembatasan perjalanan menyeluruh bagi warga negara dari puluhan negara sebagai bagian dari larangan baru, mengutip Reuters, Sabtu (15/3/2025).

    Memo tersebut mencantumkan total 41 negara yang dibagi menjadi tiga kelompok terpisah. Kelompok pertama yang terdiri dari 10 negara, termasuk Afghanistan, Iran, Suriah, Kuba, dan Korea Utara, akan ditetapkan untuk penangguhan visa penuh.

    Pada kelompok kedua, lima negara — Eritrea, Haiti, Laos, Myanmar, dan Sudan Selatan — akan menghadapi penangguhan sebagian yang akan memengaruhi visa turis dan pelajar serta visa imigran lainnya, dengan beberapa pengecualian.

    Pada kelompok ketiga, total 26 negara yang mencakup Belarus, Pakistan, dan Turkmenistan, akan dipertimbangkan untuk penangguhan sebagian penerbitan visa AS jika pemerintah mereka “tidak melakukan upaya untuk mengatasi kekurangan dalam waktu 60 hari”, kata memo tersebut.

    Seorang pejabat AS memperingatkan, mungkin ada perubahan pada daftar tersebut dan bahwa daftar tersebut belum disetujui oleh pemerintah, termasuk Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

    The New York Times pertama kali melaporkan daftar negara tersebut.

    Langkah tersebut mengingatkan kembali pada larangan masa jabatan pertama Presiden Donald Trump terhadap pelancong dari tujuh negara mayoritas Muslim, sebuah kebijakan yang mengalami beberapa iterasi sebelum ditegakkan oleh Mahkamah Agung pada tahun 2018.

    Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada tanggal 20 Januari yang mengharuskan pemeriksaan keamanan intensif terhadap setiap orang asing yang ingin masuk ke AS untuk mendeteksi ancaman keamanan nasional.

    Perintah tersebut mengarahkan beberapa anggota kabinet untuk menyerahkan daftar negara-negara yang perjalanannya harus ditangguhkan sebagian atau seluruhnya sebelum 21 Maret karena “informasi pemeriksaan dan penyaringan mereka sangat kurang.”

    Arahan Trump merupakan bagian dari tindakan keras imigrasi yang ia luncurkan pada awal masa jabatan keduanya.

    Ia memaparkan rencananya dalam pidatonya pada Oktober 2023, berjanji untuk membatasi orang-orang dari Jalur Gaza, Libya, Somalia, Suriah, Yaman, dan “tempat mana pun yang mengancam keamanan kita.”

    Daftar Negara yang bakal masuk dalam daftar pembatasan masuk AS, seperti dilansir Reuters:

    Afghanistan
    Kuba
    Iran
    Libya
    Korea Utara
    Somalia
    Sudan
    Syria
    Venezuela
    Yaman

    rencana pembatasan visa sebagian (turis, pelajar bisa terkena dampak)

    Eritrea
    Haiti
    Laos
    Myanmar
    Sudan Selatan

    rencana pembatasan sebagian jika tak mampu mengatasi kekurangannya:

    Angola
    Antigua and Barbuda
    Belarus
    Benin
    Bhutan
    Burkina Faso
    Cabo Verde
    Kamboja
    Kamerun
    Chad
    Republik Demokratik Kongo
    Dominika
    Guinea Ekuatorial
    Gambia
    Liberia.

    (dce)

  • Terungkap! AS & Israel Diam-Diam Mau Kirim Warga Gaza ke 3 Negara Ini

    Terungkap! AS & Israel Diam-Diam Mau Kirim Warga Gaza ke 3 Negara Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan Israel berencana memindahkan warga Palestina yang bermukim di Jalur Gaza ke beberapa negara di Afrika. Seorang pejabat dari kedua negara menyebut pihaknya telah menghubungi otoritas terkait dari tiga pemerintah Afrika Timur untuk membahas hal ini.

    Melansir The Associated Press pada Jumat (14/3/2025), AS dan Israel telah mengontak pejabat dari Sudan, Somalia, dan Somaliland, wilayah Somalia yang memisahkan diri, untuk penggunaan wilayah mereka sebagai tujuan potensial untuk memukimkan kembali warga Palestina yang terusir dari Jalur Gaza berdasarkan rencana pascaperang yang diusulkan Presiden Donald Trump.

    Berbicara dengan syarat anonim untuk membahas inisiatif diplomatik rahasia, pejabat AS dan Israel mengonfirmasi kontak dengan Somalia dan Somaliland, sementara AS mengonfirmasi Sudan juga. Mereka mengatakan tidak jelas seberapa besar kemajuan yang dicapai dalam upaya tersebut atau pada tingkat apa diskusi tersebut berlangsung.

    Namun, pejabat dari Sudan mengatakan mereka telah menolak tawaran dari AS, sementara pejabat dari Somalia dan Somaliland mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kontak apa pun.

    Berdasarkan rencana Trump, lebih dari 2 juta penduduk Gaza akan dikirim secara permanen ke tempat lain. Ia mengusulkan agar AS mengambil alih kepemilikan wilayah tersebut, mengawasi proses pembersihan yang panjang, dan mengembangkannya sebagai proyek real estat.

    Ide pemindahan massal warga Palestina pernah dianggap sebagai fantasi kelompok ultranasionalis Israel. Namun, sejak Trump menyampaikan ide tersebut dalam pertemuan di Gedung Putih bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memujinya sebagai “visi yang berani.”

    Berikut adalah tinjauan lebih dekat mengenai ketiga negara yang menurut para pejabat telah didekati untuk memindahkan warga Palestina:

    Sudan

    Negara Afrika Utara tersebut merupakan salah satu dari empat negara Abraham Accord yang sepakat untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2020.

    Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, AS menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme, sebuah langkah yang memberi negara tersebut akses ke pinjaman internasional dan legitimasi global. Namun, hubungan dengan Israel tidak pernah terjalin karena Sudan terjerumus ke dalam perang saudara antara pasukan pemerintah dan kelompok paramiliter RSF.

    Konflik tersebut telah ditandai oleh kekejaman, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan yang bermotif etnis, menurut PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia. Pengadilan Kriminal Internasional sedang menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pemerintahan Presiden Joe Biden saat itu pada bulan Januari mengatakan RSF dan proksinya melakukan genosida.

    AS dan Israel akan kesulitan untuk membujuk warga Palestina agar meninggalkan Gaza, khususnya ke negara yang sedang bermasalah tersebut. Namun, mereka dapat menawarkan insentif kepada pemerintah Khartoum, termasuk keringanan utang, persenjataan, teknologi, dan dukungan diplomatik.

    Dua pejabat Sudan, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah diplomatik yang sensitif, mengonfirmasi bahwa pemerintahan Trump telah mendekati pemerintah yang dipimpin militer untuk menerima warga Palestina.

    Salah satu dari mereka mengatakan kontak tersebut dimulai bahkan sebelum pelantikan Trump dengan tawaran bantuan militer terhadap RSF, bantuan rekonstruksi pascaperang, dan insentif lainnya.

    Kedua pejabat tersebut mengatakan pemerintah Sudan menolak gagasan tersebut. “Saran ini langsung ditolak. Tidak seorang pun membuka masalah ini lagi,” kata seorang pejabat.

    Kepala militer Jenderal Abdel-Fattah Burhan mengatakan pada pertemuan puncak para pemimpin Arab minggu lalu di Kairo bahwa negaranya “dengan tegas menolak” rencana apa pun yang bertujuan untuk memindahkan “warga Palestina yang bersaudara dari tanah mereka dengan alasan atau nama apa pun.”

    Somaliland

    Somaliland, wilayah berpenduduk lebih dari 3 juta orang di Tanduk Afrika, memisahkan diri dari Somalia lebih dari 30 tahun yang lalu, tetapi tidak diakui secara internasional sebagai negara merdeka. Somalia menganggap Somaliland sebagai bagian dari wilayahnya.

    Presiden baru Somaliland, Abdirahman Mohamed Abdullahi, telah menjadikan pengakuan internasional sebagai prioritas.

    Seorang pejabat Amerika yang terlibat dalam upaya tersebut mengonfirmasi bahwa AS “melakukan pembicaraan diam-diam dengan Somaliland tentang berbagai bidang di mana mereka dapat membantu AS sebagai imbalan atas pengakuan.”

    Kemungkinan pengakuan AS dapat memberikan insentif bagi Abdullahi untuk menarik diri dari solidaritas wilayah tersebut dengan Palestina.

    Uni Emirat Arab, negara lain yang menandatangani Perjanjian Abraham yang telah menjalin hubungan kuat dengan Israel, pernah memiliki pangkalan militer di Somaliland dan memiliki kepentingan komersial di sana, termasuk pelabuhan. Lokasi strategis wilayah tersebut, di perairan Teluk Aden dekat Yaman, tempat tinggal kelompok pemberontak Houthi, juga dapat menjadikannya sekutu yang berharga.

    Selama bertahun-tahun, Somaliland dipuji karena lingkungan politiknya yang relatif stabil, sangat kontras dengan perjuangan Somalia yang terus berlanjut di tengah serangan mematikan oleh kelompok militan al-Shabab yang terkait dengan al-Qaeda. Sejak 1991, Somaliland telah mempertahankan pemerintahan, mata uang, dan struktur keamanannya sendiri. Namun, negara ini memiliki salah satu tingkat pendapatan terendah di dunia.

    Seorang pejabat di Somaliland, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan bahwa pemerintahnya belum didekati dan tidak sedang dalam pembicaraan tentang penerimaan warga Palestina.

    Somalia

    Somalia telah menjadi pendukung vokal warga Palestina, yang sering menyelenggarakan protes damai di jalan-jalannya untuk mendukung mereka. Negara tersebut bergabung dengan pertemuan puncak Arab baru-baru ini yang menolak rencana Trump dan tampaknya menjadi tujuan yang tidak mungkin bagi warga Palestina, bahkan jika mereka setuju untuk pindah.

    Sambu Chepkorir, seorang pengacara dan peneliti konflik di Nairobi, Kenya, mengatakan sulit untuk memahami mengapa Somalia ingin menampung warga Palestina mengingat negara tersebut sangat mendukung pemerintahan sendiri Palestina.

    “Penataan ulang terus berubah, jadi mungkin ada agenda tersembunyi di balik alasan Somalia,” kata Chepkorir.

    Seorang pejabat Somalia, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan negara tersebut belum didekati untuk menerima warga Palestina dari Gaza dan tidak ada diskusi tentang hal itu.

    (luc/luc)

  • Pilu Wabah Kolera Renggut 31 Nyawa di Ethiopia

    Pilu Wabah Kolera Renggut 31 Nyawa di Ethiopia

    Jakarta

    Setidaknya 31 orang meninggal karena penyakit kolera yang mewabah di wilayah Gambella, Ethiopia selama bulan lalu. Kelompok Doctors Without Borders (MSF) mengatakan bahwa mereka yang meninggal termasuk di antara lebih dari 1.500 kasus kolera yang dilaporkan di wilayah tersebut.

    MSF mengatakan wabah kolera tersebut “menyebar dengan cepat”.

    LSM internasional tersebut mengatakan situasi semakin memburuk dengan datangnya orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan di negara tetangga Sudan Selatan.

    “Kolera menyebar dengan cepat di seluruh Ethiopia bagian barat dan secara paralel, wabah di Sudan Selatan masih berlangsung, membahayakan ribuan nyawa,” kata MSF dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/3/2025).

    Beberapa wilayah di Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika dengan sekitar 120 juta orang, tengah berjuang melawan wabah kolera, dengan Amhara — wilayah terbesar kedua — di antara yang paling parah dilanda.

    Kolera adalah infeksi usus akut yang menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi bakteri vibrio cholerae, yang sering kali berasal dari tinja.

    Di wilayah Akobo, Sudan Selatan, di Nil Hulu, sebanyak 1.300 kasus kolera telah dilaporkan dalam empat minggu terakhir, menurut MSF.

    Lihat juga Video ‘Wabah kolera Meningkat di Afrika Selatan, 10 Orang Tewas’:

    “Ribuan orang mengungsi, kehilangan akses ke layanan kesehatan, air bersih, dan sanitasi,” kata MSF.

    Sudan Selatan, negara termuda di dunia dan masih dilanda ketidakstabilan kronis dan kemiskinan, mengumumkan epidemi kolera pada bulan Oktober lalu.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekitar 4.000 orang meninggal karena “penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan mudah” tersebut pada tahun 2023, naik 71 persen dari tahun sebelumnya, sebagian besar di Afrika.

    Lihat juga Video ‘Wabah kolera Meningkat di Afrika Selatan, 10 Orang Tewas’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu