Negara: Sri Lanka

  • Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?

    Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?

    GELORA.CO –  Konklaf Vatikan 2025 menjadi sorotan dunia, seiring munculnya daftar kandidat pengganti Paus Fransiskus.

    Siapa saja nama-nama kardinal yang disebut-sebut paling berpeluang memimpin Gereja Katolik selanjutnya?

    Kini, setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, perhatian global pun tertuju ke Kapel Sistina, Vatikan.

    Pada 7 Mei 2025 mendatang, konklaf ritual dilakukan secara tertutup untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik akan dimulai.

    Meski prosesnya berlangsung sangat rahasia dan tanpa sistem pencalonan resmi, publik dan media tetap aktif meramalkan sosok yang berpeluang menggantikan Paus Fransiskus, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

    Dalam pusaran spekulasi ini, muncul daftar kandidat pengganti Paus Fransiskus atau yang disebut juga sebagai papabili, istilah dalam bahasa Latin yang merujuk pada kardinal yang dipandang layak menjadi paus.

    Proses Pemilihan yang Misterius namun Terstruktur

    Konklaf, dari kata Latin cum clave (terkunci), memang selalu menarik perhatian karena sifatnya yang sepenuhnya tertutup dari dunia luar.

    Para kardinal elektor sebanyak 135 orang dari total 252 kardinal yang akan dikunci di Kapel Sistina tanpa akses komunikasi eksternal.

    Mereka akan memberikan suara sebanyak empat kali sehari, dua kali pagi dan dua kali siang, sampai satu kandidat memperoleh minimal dua pertiga suara.

    “Lama berlangsungnya konklaf tidak bisa ditentukan, bisa cepat selesai dan juga bisa berlangsung lama. Ini tergantung apakah akan segera ada yang memperoleh dukungan 2/3 jumlah kardinal elektor atau tidak,” tulis keterangan KBRI Takhta Suci, dikutip Selasa (29/4/2025).

    Dari 135 kardinal elektor tersebut, 110 adalah orang-orang yang diangkat oleh Paus Fransiskus sendiri, yang artinya mereka cenderung memiliki pandangan teologis dan pastoral yang sejalan dengan sang paus sebelumnya.

    12 Nama Daftar Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus

    Meski tidak ada jaminan, media internasional dan pengamat Vatikan telah menyusun nama-nama yang paling mungkin muncul sebagai paus baru. Berikut adalah daftar 12 kandidat paus yang disebut-sebut paling kuat atau papabili:

    Kardinal Matteo Zuppi (Italia) – Uskup Agung Bologna, dikenal progresif dan dekat dengan gerakan Sant’Egidio yang fokus pada perdamaian dan dialog antaragama.Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina) – Pro-Prefect untuk Evangelisasi, populer di Asia dan sering disebut sebagai “Fransiskus dari Timur.”Kardinal Pietro Parolin (Italia) – Sekretaris Negara Vatikan, diplomat ulung dengan pengalaman internasional luas.Kardinal Robert Sarah (Guinea) – Konservatif tegas dari Afrika Barat, dikenal atas pandangannya yang tradisional.Kardinal Malcolm Ranjith (Sri Lanka) – Uskup Agung Kolombo, vokal dalam isu-isu keadilan sosial dan perdamaian di Asia Selatan.Kardinal Angelo Bagnasco (Italia) – Uskup Agung Emeritus Genoa, seorang teolog berpengaruh di Eropa.Kardinal Pierbattista Pizzaballa (Yerusalem) – Patriark Latin Jerusalem, berpengalaman dalam dialog antaragama di Timur Tengah.Kardinal Peter Erdo (Hongaria) – Uskup Agung Esztergom-Budapest, figur penting dari Eropa Tengah.Kardinal Willem Eijk (Belanda) – Uskup Agung Utrecht, dikenal sebagai intelektual Katolik dengan pandangan konservatif.Kardinal Anders Arborelius (Swedia) – Uskup Stockholm, paus potensial pertama dari Skandinavia.Kardinal Charles Bo (Myanmar) – Uskup Agung Yangon, dikenal karena advokasinya terhadap hak asasi manusia.Kardinal Jean-Marc Aveline (Perancis) – Uskup Agung Marseille, dengan fokus pada integrasi dan imigrasi.

    Sejarah menunjukkan bahwa paus terpilih sering kali bukan dari deretan nama teratas.

    Jorge Mario Bergoglio, misalnya, tidak termasuk kandidat utama saat konklaf 2013, namun justru menjadi Paus Fransiskus yang revolusioner.

    Artinya, peluang tetap terbuka bagi nama-nama lain di luar daftar di atas, termasuk Ignatius Kardinal Suharyo dari Indonesia yang turut serta sebagai kardinal elektor.

  • Produksi Beras Global Diramal Sentuh Rekor Tertinggi, Disumbang oleh India-Indonesia

    Produksi Beras Global Diramal Sentuh Rekor Tertinggi, Disumbang oleh India-Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Produksi beras global pada periode 2024/2025 diperkirakan menyentuh rekor tertinggi yakni sebesar 535,8 juta ton, dengan India menyumbang hampir dua pertiga dari revisi ke atas, diikuti oleh Indonesia, Kamboja, Brasil, Taiwan, dan Venezuela.

    Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) dalam laporan Rice Outlook April 2025 menyebutkan bahwa proyeksi tersebut meningkat 3,1 juta ton dari perkiraan sebelumnya, dan naik 13,7 juta ton bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Secara tahunan, USDA menyebut bahwa Brasil, Kamboja, China, Uni Eropa, India, Indonesia, Irak, Peru, Sri Lanka, dan Vietnam menyumbang sebagian besar peningkatan produksi pada  2024/2025. Saat ini, India menjadi negara penghasil beras terbesar di dunia.

    “India menyumbang hampir dua pertiga dari revisi ke atas, diikuti oleh Indonesia, Kamboja, Brasil, Taiwan, dan Venezuela yang lebih dari sekadar mengimbangi sedikit penurunan untuk Uni Eropa (UE), Jepang, dan Maroko,” tulis USDA dalam laporannya, dikutip Sabtu (26/4/2025).

    Pasokan beras pada 2024/2025 diperkirakan mencapai level 715,3 juta ton. Perkiraan tersebut meningkat 3,1 juta ton dari proyeksi sebelumnya, akibat perkiraan produksi yang lebih besar, dan 12,3 juta ton lebih besar dari tahun sebelumnya.

    USDA juga memperkirakan adanya peningkatan penggunaan domestik dan residual global di tahun ini yakni mencapai 532,1 juta ton atau 1,4 juta ton lebih besar dari proyeksi sebelumnya, dan 8,6 juta ton lebih besar dari tahun sebelumnya.

    Meningkatnya konsumsi global pada bulan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan di beberapa negara Sub-Sahara, terutama Angola, Kamerun, Pantai Gading, Madagaskar, Nigeria, dan Senegal, karena pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, pertumbuhan populasi, dan peralihan pola makan ke beras sebagai makanan pokok.

    Selain beberapa pertumbuhan dalam produksi domestik di kawasan tersebut, peningkatan permintaan diharapkan dapat dipenuhi oleh peningkatan impor, terutama dari India, mengingat pasokannya yang besar dengan harga yang kompetitif.

    Adapun USDA memperkirakan stok akhir global pada 2024/2025 mengalami peningkatan dibanding proyeksi sebelumnya. 

    “Stok akhir global pada tahun 2024/25 meningkat 1,7 juta ton dari perkiraan sebelumnya menjadi 183,2 juta, yang terbesar sejak 2021/22,” demikian bunyi laporan tersebut. 

    STOK RI DIREVISI

    USDA mengungkap, revisi bulanan dalam stok akhir pada 2024/2025 sebagian besar terkonsentrasi di Asia Tenggara. Dalam hal ini, USDA merevisi ke atas untuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

    Dalam laporannya, USDA mencatat stok akhir Indonesia naik paling tinggi yakni 0,6 juta ton menjadi hampir 5 juta ton lantaran panen yang lebih besar.

    USDA mencatat, dengan luas panen 11,4 juta hektare, luas panen naik 200.000 hektare dari estimasi sebelumnya, dan hampir 4 persen lebih besar dari tahun sebelumnya.

    “Panen tanaman musim utama, sekitar 45% dari total produksi, sedang berlangsung sekarang. Panen tambahan diharapkan terjadi pada bulan Juli-Agustus dan November-Desember,” jelas USDA.

    Sebaliknya, stok akhir India diturunkan 0,5 juta ton menjadi 43,5 juta, masih merupakan rekor, karena perkiraan ekspor pasar-tahun yang lebih besar lebih dari sekadar mengimbangi panen yang lebih besar.

    “Meskipun terjadi pengurangan 0,5 juta ton ini, stok India menyumbang sebagian besar peningkatan stok akhir global tahun ke tahun, dengan stoknya naik 1,5 juta ton dari tahun sebelumnya,” tuturnya. 

  • KAA Ubah Geopolitik Dunia dan Pancarkan Cahaya dari Bandung ke Penjuru Asia-Afrika

    KAA Ubah Geopolitik Dunia dan Pancarkan Cahaya dari Bandung ke Penjuru Asia-Afrika

    PIKIRAN RAKYAT – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah, menegaskan, Konferensi Asia-Afrika (KAA) adalah tonggak sejarah geopolitik dunia yang terus relevan hingga hari ini. Dalam peringatan 70 tahun KAA, Basarah menyampaikan bahwa konferensi tersebut merupakan warisan monumental Presiden Soekarno yang telah mengubah wajah Asia dan Afrika, serta menjadi inspirasi perjuangan anti-kolonialisme global.

    “Konferensi Asia-Afrika adalah sebuah peristiwa monumental yang tidak hanya mengubah wajah geopolitik dunia, tetapi juga memancarkan cahaya harapan dari Bandung ke seluruh penjuru Asia dan Afrika,” kata Basarah di acara bertajuk Dari Bandung untuk Dunia, Diskusi Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global, yang digelar di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 April 2025.

    Konferensi yang berlangsung pada 18–24 April 1955 di Bandung itu, menurut Basarah, membuktikan kepemimpinan Indonesia di mata dunia. Soekarno melalui pidato terkenalnya, ‘Lahirkanlah Asia Baru dan Afrika Baru’, menekankan bahwa perdamaian dan kemerdekaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

    “Perdamaian adalah prasyarat penting bagi kemerdekaan, sebab tanpa perdamaian, kemerdekaan akan kehilangan makna dan nilai,” tutur Basarah, mengutip pesan Bung Karno.

    Soekarno pernah mengingatkan, kolonialisme belum sepenuhnya sirna, melainkan telah bermetamorfosis menjadi neokolonialisme dalam bentuk dominasi ekonomi, budaya, dan informasi. Karena itu, kata Basarah, pesan Soekarno agar bangsa-bangsa Asia-Afrika tetap waspada terhadap bentuk-bentuk baru penjajahan, tetap sangat relevan hari ini.

    “Konferensi Asia-Afrika bukan hanya mencetak sejarah, tapi juga membangkitkan kesadaran kolektif bangsa-bangsa Asia-Afrika,” ujarnya.

    Dalam satu dekade setelah KAA, sebanyak 41 negara memproklamasikan kemerdekaan, sebuah gelombang dekolonisasi yang disebut Basarah tak lepas dari inspirasi Bandung.

    “Dari Bandung, suara-suara yang dulunya dibungkam oleh imperialisme kini menggema lantang di forum-forum internasional,” ucap Basarah.

    Dari konferensi KAA pula, lahir semangat solidaritas lintas elemen dari kaum intelektual, mahasiswa, hingga tokoh agama, dan perempuan yang bersatu melawan kolonialisme dan imperialisme. KAA juga menjadi fondasi lahirnya Gerakan Non-Blok, sebagai alternatif dari dominasi blok Barat dan Timur pada masa Perang Dingin.

    “Konferensi Asia-Afrika juga memberi jalan lahirnya Gerakan Non-Blok, yang menegaskan posisi independen negara-negara dunia ketiga dalam percaturan Perang Dingin,” tutur Basarah.

    Basarah menyebut, Soekarno bersama para tokoh dunia seperti Jawaharlal Nehru dari India, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Josip Broz Tito dari Yugoslavia, membentuk barisan negara-negara yang menolak tunduk pada hegemoni Blok Barat atau Blok Timur.

    “Mereka memperjuangkan kemerdekaan sejati, kemerdekaan dalam mengambil sikap, dalam membela kedaulatan, dan dalam menentukan arah pembangunanbangsanya sendiri,” tutur Basarah.

    Sebagai partai ideologis yang mengusung ajaran Bung Karno, lanjut Basarah, PDIP berkomitmen untuk terus melestarikan dan melanjutkan semangat Konferensi Asia-Afrika. Seperti yang diajarkan Bung Karno, bangsa Indonesia tidak boleh puas hanya dengan kemerdekaan formal.

    “Kita harus terus memperjuangkan kemerdekaan sejati, yaitu merdeka dari ketergantungan, merdeka dari dominasi asing, dan merdeka dalam berpikir maupun bertindak,” ujar Basarah.

    Konferensi Asia-Afrika, kata Basarah, bukanlah hasil kebetulan melainkan buah dari visi geopolitik, strategi diplomasi, dan komitmen ideologis mendalam yang dirancang dengan kesadaran penuh oleh Bung Karno.

    “Dalam konteks inilah, PDI Perjuangan sebagai partai politik yang embrionya berasal dari Partai Nasional Indonesia (PNI), kita perlu kembali menegaskan peran sentral PNI yang diberikan Bung Karno pada tanggal 4 Juli 1927 beserta para tokoh-tokohnya,” ujarnya.

    Kobarkan Kembali Semangat Dasasila Bandung

    Basarah menuturkan, lima bulan sebelum KAA atau tepatnya 15 – 22 Desember 1954 di kota Bandung, digelar Kongres PNI yang ke-VII dan menghasilan enam keputusan penting. Dua Keputusan di antaranya yakni menyetujui sepenuhnya Konferensi Lima Perdana Menteri: Burma (Myanmar), India, Pakistan, Indonesia, dan Sailan (sekarang Sri Lanka) yang diadakan di Bogor pada Desember 1954 sebagai lanjutan dari Konferensi Kolombo 1954.

    Kedua, Kongres PNI ke-VII juga menyetujui keputusan dari Kabinet Ali Sastroamijoyo-Zainul Arifin untuk mengadakan KAA seperti yang diusulkan oleh Ali Sastroamijoyo pada saat Konferensi Kolombo 1954

    “Konferensi Asia-Afrika yang dimotori oleh tokoh-tokoh PNI menjadi panggung megah Indonesia di dunia internasional, dan PNI keluar sebagai pemenang moral dan politik,” ucap Basarah.

    Lebih dari itu, Dasasila Bandung yang lahir dari konferensi tersebut menjadi warisan abadi, yang tidak hanya menginspirasi lahirnya Gerakan Non-Blok, tetapi juga menjadi fondasi bagi arsitektur politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

    Akan tetapi, setelah 70 tahun KAA tantangan dunia saat ini tidak kalah kompleks. Menurut Basarah, kini terjadi ketimpangan global, krisis iklim, perang proksi, penindasan ekonomi oleh kekuatan kapital global, dan krisis kemanusiaan terus menggerus nilai-nilai solidaritas antarbangsa.

    “Oleh karena itu, semangat Dasasila Bandung yang lahir dari gagasan Bung Karno dan para tokoh-tokoh PNI bersama tokoh-tokoh bangsa yang lainnya pada masa itu, harus kita kobarkan kembali,” ujar Basarah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini 6 Kardinal yang Masuk Kandidat

    Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini 6 Kardinal yang Masuk Kandidat

    Jakarta: Setelah wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun, mata dunia kini tertuju ke Vatikan. Pertanyaan besar pun muncul, siapa yang akan menjadi pemimpin Gereja Katolik selanjutnya? 
     
    Sebanyak 120 kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul dalam konklaf untuk memilih pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik.
     
    Konklaf ini akan digelar maksimal 20 hari setelah wafatnya paus. Para kardinal akan melakukan hingga empat pemungutan suara setiap hari. 

    Jika belum juga terpilih, setelah 30 putaran, hanya dua kandidat teratas yang boleh dilanjutkan. Pemenangnya adalah yang mendapat suara dua pertiga.
     

    Paus selanjutnya bisa dari Afrika, Asia, atau Italia
    Gereja Katolik bisa saja dipimpin oleh paus dari Afrika, Asia, bahkan Amerika. Namun banyak analis memperkirakan, paus baru nanti akan punya pendekatan yang lebih “konservatif” dan berhati-hati setelah gaya progresif Paus Fransiskus.
     
    Paus Fransiskus dikenal mendukung inklusivitas terhadap LGBTQ dan mengurangi penggunaan Misa Latin tradisional, yang membuat sebagian konservatif gereja gusar. Karena itu, para pengamat menduga kardinal akan memilih sosok yang lebih moderat dan menenangkan situasi.
    6 Kardinal yang diprediksi paling berpeluang jadi Paus
    Melansir New York Post, Selasa, 22 April 205, berikut enam nama yang masuk radar para pengamat Vatikan sebagai calon kuat Paus berikutnya:

    Kardinal Luis Antonio Tagle (67 tahun)

    Kardinal asal Filipina ini adalah salah satu “anak didik” Paus Fransiskus. Namun ia sempat kehilangan dukungan karena isu dalam kepemimpinannya di Caritas International. Ia dikenal berpandangan terbuka soal Komuni bagi pasangan yang tak menikah secara sakramental dan homoseksualitas.

    Kardinal Pietro Parolin (70 tahun)

    Sekretaris Negara Vatikan ini berasal dari Italia dan punya pengalaman diplomatik luas. Ia dinilai punya peluang besar, meski sikapnya terhadap kerja sama dengan Tiongkok sempat jadi sorotan.

    Kardinal Jean-Marc Aveline (66 tahun)

    Asal Prancis, ia disebut-sebut sebagai favorit Paus Fransiskus. Ia ramah, terpelajar, dan mendukung desentralisasi gereja. Cocok dengan arah gereja yang lebih progresif.

    Kardinal Willem Eijk (71 tahun)

    Uskup asal Belanda yang dikenal sangat konservatif. Ia menolak penahbisan perempuan, pemberkatan pasangan sesama jenis, dan terapi gender. Cocok untuk kelompok yang ingin gereja kembali ke doktrin klasik.

    Kardinal Malcolm Ranjith (77 tahun)

    Uskup Agung Kolombo, Sri Lanka ini dekat dengan pemikiran Paus Benediktus XVI. Ia dikenal peduli terhadap lingkungan dan kaum miskin. Plus, ia datang dari Asia Selatan, kawasan dengan pertumbuhan Katolik pesat.

    Kardinal Robert Sarah (79 tahun)

    Mantan pejabat Vatikan dari Guinea ini merupakan pilihan kaum tradisionalis. Ia menentang keras pemberkatan sesama jenis dan pembatasan Misa Latin. Bisa menjadi paus Afrika pertama sejak abad ke-5.
     

    Apakah arah gereja akan berubah lagi?
    Paus Fransiskus telah mengangkat banyak kardinal dalam konklaf ini, jadi banyak yang memperkirakan paus baru tak akan berbeda terlalu jauh. Namun bukan tidak mungkin akan ada perubahan arah, tergantung siapa yang terpilih.
     
    Menurut para ahli, paus berikutnya bisa jadi bukan sosok revolusioner, melainkan seorang “pengurus” yang lebih tenang. Tapi, dalam sejarah gereja, segala kemungkinan tetap terbuka.
     
    Siapa saja yang bisa jadi Paus?
     
    Secara hukum gereja, setiap pria Katolik yang sudah dibaptis bisa dipilih menjadi paus. Namun jika dia belum ditahbiskan sebagai uskup, maka ia harus ditahbiskan terlebih dahulu sebelum resmi menjabat.
     
    Pemilihan paus bukan hanya soal teologi, tapi juga geopolitik dan arah gereja ke depan. Siapa pun yang terpilih, dunia menanti babak baru dari sejarah panjang Takhta Suci Vatikan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • GITEX Asia 2025: Fase Baru Startup Asean

    GITEX Asia 2025: Fase Baru Startup Asean

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) yang berbasis di kawasan Asean diperkirakan siap untuk memasuki fase baru yang lebih dinamis menyusul adanya akses baru untuk permodalan, talenta, dan perhatian komunitas global guna memperluas solusi di berbagai industri.

    Kondisi ini tak terlepas dari proyeksi dari Statistics Research yang menunjukkan bahwa pendanaan dari perusahaan modal ventura (venture capital/VC) di kawasan ini akan mencapai US$13,7 miliar pada 2025. Di tahun yang sama Citigroup juga memperkirakan bahwa pendanaan teknologi di Asia akan meningkat sebesar 10% secara tahunan.

    Hal tersebut terungkap dalam keterangan resmi GITEX Asia x Ai Everything Singapore yang dipublikasikan, Senin (21/4/2025). Ajang teknologi, startup, dan investasi digital perdana terbesar di Asia ini diselenggarakan oleh Dubai World Trade Centre (DWTC) dan KAOUN Internasional yang bekerja sama dengan GITEX Global.

    Pada gelaran acara yang diselenggarakan di Marina Bay Sands, Singapura pada 23-25 April 2025, terdapat sesi yang amat ditunggu-tunggu oleh pemangku kepentingan di kawasan regional dan internasional, yakni North Star Asia.

    Lewat sesi ini, pemangku kepentingan diundang untuk menjajaki peluang kolaborasi, mengkaji terobosan lintas sektor teranyar, memasuki pasar baru, hingga mengakses permodalan. North Star Asia akan debut dengan menghadirkan lebih dari 350 perusahaan teknologi tahap awal yang inovatif dari lebih dari 60 negara -termasuk startup Seri A+ dari lebih dari 20 sektor industri– bersama dengan lebih dari 250 investor global dengan dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar US$200 miliar.

    Sebagai acara penghubung startup, akselerator, dan investor terbesar, maka para pendiri, pemodal ventura, enabler ekosistem, dan pemimpin teknologi bergabung dalam platform dinamis yang secara khusus dikurasi untuk memfasilitasi investasi, memamerkan proyek, mencapai skala, dan menjalin kemitraan baru.

    Di antara program inti yang mengumpulkan lebih dari 400 pembicara global, terdapat rangkaian panel ahli investor yang wajib dihadiri di mana para ahli mengungkapkan strategi untuk menarik visibilitas, mengidentifikasi juara inovasi, dan memastikan investasi teknologi memenuhi potensinya dan mendorong pertumbuhan regional.

    Diskusi tersebut akan berfokus pada tren dan topik terhangat pada ekosistem startup dan investor global, termasuk merger dan akuisisi (merger and aquisition/M&A), penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO, kondisi untuk mencapai status unikorn, dan menyeimbangkan antara keuntungan cepat dan pertumbuhan jangka panjang.

    Managing Director di Techstars Tokyo Accelerator Yuki Shirato mengatakan bahwa Singapura memiliki lokasi yang sangat strategis di mana perusahaan Barat dan Timur dapat bertemu, terhubung, dan berkolaborasi di tempat netral.

    “Ini sangat menarik karena jarang sekali begitu banyak perusahaan teknologi canggih dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat. Asean tumbuh dengan persaingan yang meningkat dan populasi muda. Ada begitu banyak potensi bagi startup untuk mencapai status unikorn dan dekakorn,” katanya dalam keterangan resmi tersebut.

    Adapun, North Star Asia juga menampilkan pilihan startup Vietnam yang paling inovatif, termasuk Enfarm, sebuah startup agritech dari Vietnam yang telah menjadi pemenang dalam berbagai penghargaan.

    Startup ini telah merevolusi pertanian berkelanjutan dengan diagnostik tanah secara real-time lewat pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan alat pertanian presisi berbasis Internet of Things (IoT).

    Selain Enfarm, ada juga ADT Global VN, sebuah agensi inovasi digital yang memberikan transformasi interaktivitas, media imersif, dan branding virtual berbasis AI di Vietnam. Tak hanya itu, ada juga MedCAT yang mentransformasi layanan kesehatan dan asuransi lewat pemahaman dokumen cerdas dan otomatisasi data medis di Vietnam.

    Tak ketinggalan, sejumlah negara lain juga turut berpartisipasi seperti Australia, Kanada, China, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Pakistan, Serbia, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Belanda, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UEA). Salah satu peserta terkemuka dari UEA adalah XPANCEO.

    Perusahaan spesialis deep tech ini telah mengumpulkan lebih dari US$40 juta dalam pendanaan dan saat ini tengah mengembangkan generasi komputasi berikutnya melalui lensa kontak pintar yang tidak terlihat dan tanpa bobot dengan transmisi data nirkabel dan kemampuan augmented reality.

    Founder and Managing Director XPANCEO Roman Axelrod mengungkapkan bahwa pihaknya amat ingin tahu mengenai edisi perdana di Singapura ini. Dia mengatakan bahwa setelah berpartisipasi dalam GITEX Global di Dubai, UEA sebanyak dua kali, pihaknya telah melihat betapa kuatnya platform ini dalam menyatukan inovasi paling ambisius dan para pelopor industri.

    “Kedua kalinya, pengalamannya sangat berharga, jadi tentu saja, kami sangat ingin melihat bagaimana acara ini akan berkembang di Asia. Kami menantikan energi dari acara pertama di kawasan yang membentuk masa depan inovasi global,” jelasnya.

    Di sisi lain, jajaran investor internasional terkemuka juga turut bergabung pada GITEX ASIA x Ai Everything Singapura menyusul potensi pemanfaatan AI yang diproyeksi dapat menambah 1 triliun dolar Singapura untuk produk domestik bruto (PDB) Asean pada 2030 oleh Kearney. 

    Investor-investor tersebut termasuk Vietnamese GenAI Fund, dana ventura GenAI pertama yang didedikasikan untuk Asean; 500 Global, perusahaan VC Amerika Serikat dengan AUM sebesar US$2,3 miliar; dan Vertex Holdings Singapura, yang mengelola aset lebih dari US$6 miliar.

    CEO Vertex Holdings Chua Kee Lock mengatakan bahwa Asean unggul dalam menerapkan teknologi AI untuk memecahkan tantangan regional. Dia memandang bahwa pendekatan pragmatis ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dampak langsung dengan mengimplementasikan solusi AI, mengatasi kebutuhan pasar spesifik di berbagai sektor seperti teknologi finansial, kesehatan, pertanian, dan logistik.

    “Dengan mempertemukan startup dan investor dari seluruh kawasan dan sekitarnya, GITEX Asia dapat memungkinkan pertukaran ide di berbagai pasar dengan lingkungan regulasi yang berbeda, membuka kemungkinan baru bagi semua. Sangat menggembirakan melihat ekspansi merek GITEX ke Asia,” katanya.

  • Pria Bersenjata Tembaki Gereja di Sri Lanka Jelang Paskah

    Pria Bersenjata Tembaki Gereja di Sri Lanka Jelang Paskah

    Kolombo

    Seorang pria bersenjata menembaki sebuah gereja di Sri Lanka pada Jumat (18/4) waktu setempat, menjelang perayaan Paskah. Penembakan ini terjadi saat Sri Lanka sedang dalam keadaan siaga tinggi menjelang peringatan enam tahun pengeboman Minggu Paskah yang menewaskan ratusan orang.

    Kepolisian Sri Lanka dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), menyebut seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah gereja yang ada di area Manampitiya, yang berjarak 160 kilometer sebelah timur laut ibu kota Kolombo pada Jumat (18/4) waktu setempat.

    Penembakan itu, sebut Kepolisian Sri Lanka, memicu kerusakan pada jendela gedung gereja. Namun dilaporkan tidak ada korban luka akibat tembakan tersebut.

    Kepolisian mengatakan bahwa seorang tersangka telah ditangkap terkait penembakan itu. Namun identitas tersangka itu tidak diungkapkan ke publik.

    “Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tersangka telah menargetkan gereja karena permusuhan pribadi dengan sang pendeta,” kata Kepolisian Sri Lanka dalam pernyataannya.

    Penembakan ini terjadi ketika otoritas Sri Lanka meningkatkan dan memperketat keamanan di wilayahnya menjelang peringatan enam tahun pengeboman mematikan tahun 2019 lalu. Para polisi dan pasukan bersenjata dikerahkan ke hampir semua gereja di berbagai wilayah Sri Lanka selama perayaan Paskah tahun ini.

    Tahun 2019 lalu, sejumlah pengebom bunuh diri beraksi di tiga gereja dan tiga hotel di negara tersebut hingga menewaskan sedikitnya 279 orang, termasuk 45 warga negara asing (WNA).

    Lebih dari 500 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang menggemparkan dunia pada saat itu. Otoritas Sri Lanka mengatakan kelompok Islamis lokal sebagai dalang serangan bom tersebut.

    Pada Senin (21/4) mendatang, Gereja Katolik Sri Lanka akan mengenang para korban tewas dengan menyatakan mereka sebagai “Pahlawan Iman”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui Secara Medis, Ini Ciri-ciri Pengidapnya

    Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui Secara Medis, Ini Ciri-ciri Pengidapnya

    Jakarta

    Diabetes tipe 5 akhirnya secara resmi diakui sebagai bentuk penyakit yang berbeda oleh Federasi Diabetes Internasional atau International Diabetes Federation (IDF).

    Diabaikan selama puluhan tahun dalam penelitian, dan sering salah didiagnosis, butuh waktu lama bagi diabetes tipe 5, yang disebabkan oleh penurunan produksi insulin akibat kekurangan gizi, untuk mendapatkan pengakuan resmi.

    Diabetes tipe 5 adalah bentuk diabetes yang menyerang remaja dan dewasa muda yang kurus dan kurang gizi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

    Dr Nihal Thomas, profesor endokrinologi di Christian Medical College, Vellore, merupakan salah satu anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5. Ia mengatakan kepada The Indian Express bahwa penyakit tersebut menyebabkan sel-sel beta pankreas berfungsi secara tidak normal, sehingga menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    Hal ini berbeda dengan diabetes tipe 2, yang terjadi akibat resistensi insulin. Sementara pankreas terus memproduksi insulin, tubuh tidak merespons hormon tersebut dengan benar.

    Istilah diabetes ‘Tipe 5’ diperkenalkan dan didukung oleh Prof Peter Schwarz, presiden IDF, pada bulan Januari tahun ini. Pada tanggal 7 April, istilah ini secara resmi diakui pada Kongres Diabetes Dunia ke-75 di Bangkok, Thailand.

    Meski demikian, ini bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Jamaika pada awal tahun 1955 dengan sebutan diabetes tipe J. Pada tahun 1985, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan kondisi ini sebagai diabetes melitus yang berhubungan dengan kekurangan gizi.

    Namun klasifikasi ini dihapus pada tahun 1999 karena kurangnya bukti hubungan sebab akibat dengan kekurangan gizi, yang merupakan salah satu ciri pasti dari apa yang sekarang dikenal sebagai diabetes tipe 5.

    Penyakit ini kemudian dilaporkan di banyak negara, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Uganda, Ethiopia, Rwanda, dan Korea, sebagian besar di belahan bumi selatan. Saat ini, penyakit ini diperkirakan menyerang 25 juta orang di seluruh dunia.

    Pengakuan resminya muncul berdasarkan penelitian terkini, yang telah membawa perhatian baru terhadap dampak kekurangan gizi pada perkembangan pankreas dan fungsi insulin, khususnya pada individu dengan gizi buruk di masa kanak-kanak dan awal dewasa.

    Ciri-ciri Diabetes Tipe 5

    Menurut Dr Thomas, bentuk diabetes unik yang ditemukan pada orang India Asia ini tidak memiliki bukti penyebab autoimun atau genetik. Individu yang terkena diabetes tipe 5 biasanya memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah, bahkan kurang dari 18,5 kg/m2.

    “Dibandingkan dengan yang dilaporkan dalam penelitian India sebelumnya. Sekresi insulin sangat berkurang, jauh lebih rendah dibandingkan diabetes Tipe 2 pada umumnya dan sedikit di atas kadar yang terlihat pada Diabetes Tipe 1,” katanya.

    “Pemindaian tubuh juga menunjukkan persentase lemak tubuh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus diabetes tipe 2. Selain itu, asupan protein, serat, dan zat gizi mikro esensial dari makanan juga sangat rendah,” imbuh Dr Thomas.

    (suc/up)

  • Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global – Halaman all

    Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global – Halaman all

    Amon Kipruto Mely, 20, berpikir bahwa dengan menjual ginjalnya, ia akan memulai hidup baru yang lebih baik. Kehidupannya di sebuah desa di Kenya bagian barat sangat sulit, apalagi setelah pandemi COVID. Ia kesulitan mendapatkan penghasilan tetap, bergonta-ganti pekerjaan, dari dealer mobil, lokasi konstruksi, dan tempat lainnya.

    Lalu suatu hari, seorang teman memberi tahu tentang cara cepat dan mudah untuk mendapatkan 6.000 dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp100 juta.

    “Katanya, kalau jual ginjal, saya akan untung,” ujar Amon. Kedengarannya menggiurkan, tetapi semua itu berujung eksploitasi, keputusasaan, dan penyesalan.

    Laporan ini adalah hasil investigasi kolaboratif selama berbulan-bulan oleh media Jerman Der Spiegel, ZDF, dan DW, yang menelusuri jejak penjual dan pembeli organ.

    Media tersebut menganalisis sejumlah dokumen, berbicara dengan para whistleblower dari dunia medis, dan mengungkap bagaimana jaringan internasional, mulai dari rumah sakit di Kenya hingga lembaga bayangan, mencari calon penerima organ dari Jerman.

    Jaringan ini diduga mengeksploitasi orang-orang yang rentan: Yang muda, sangat membutuhkan uang, dan yang tua, sangat membutuhkan organ untuk tetap hidup.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Setelah percakapan tersebut, Amon Kipruto Mely diperkenalkan kepada seorang perantara yang mengatur transportasi ke Rumah Sakit Mediheal di Kota Eldoret, Kenya bagian barat. Di sana, ia mengatakan, diterima oleh dokter yang kemudian menyerahkan dokumen dalam bahasa Inggris, bahasa yang tidak ia pahami.

    Sindikat penjual ginjal incar kaum muda miskin

    Amon mengaku tidak diberi tahu tentang risiko kesehatan apa pun dari tindakan itu. “Mereka tidak menjelaskan apa pun kepada saya. Orang yang membawa saya menunjuk orang-orang di sekitar kami dan berkata: Lihat, mereka semua pendonor, dan mereka bahkan langsung kembali bekerja.”

    Setelah operasi, dia hanya diberi uang $4.000, bukannya $6.000 seperti yang dijanjikan. Dari uang itu, dia membeli telepon seluler dan sebuah mobil yang dengan cepat rusak. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk. Dia menjadi sering pusing dan lemah, lalu pingsan.

    Ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya, Leah Metto, terkejut dan baru mengetahui putranya telah menjual ginjal. “Mereka mengambil keuntungan lewat anak-anak muda seperti Amon,” katanya.

    Amon ternyata bukan korban satu-satunya. Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi yang berbasis di Nairobi di Institute of Security Studies in Africa, berbicara dengan beberapa pemuda yang juga mengatakan telah menjual ginjal mereka di Kota Oyugis, 180 kilometer di barat daya Eldoret. “Faktanya, ini adalah kejahatan terorganisasi,” ujar Willis Okumu.

    Ia memperkirakan di Oyugis saja sekitar 100 orang pemuda telah menjual ginjal mereka. Banyak di antaranya kemudian menderita masalah kesehatan, serta depresi dan trauma psikologis.

    Rantai eksploitasi: donor ginjal jadi perekrut

    DW berbicara kepada empat pemuda di Oyugis yang mengatakan telah menjual ginjal dengan harga hanya $2.000 atau sekitar Rp33,6 juta. Mereka menceritakan bahwa, setelah operasi di Rumah Sakit Mediheal di Eldoret, mereka diminta merekrut donor baru dengan komisi masing-masing sebesar $400 (Rp6,7 juta).

    “Ada area abu-abu dalam hukum yang dieksploitasi oleh sindikat ini,” jelas Okumu. “Tidak ada hukum yang melarang Anda untuk menyumbangkan ginjal demi uang dan Anda tidak dapat dituntut atas hal itu,” katanya, mengacu pada informasi yang ia terima dari unit kejahatan terorganisasi transnasional di kepolisian Kenya.

    Namun yang diizinkan menurut hukum Kenya adalah donasi organ kepada kerabat atau untuk alasan altruistik.

    Berbicara kepada DW secara anonim, mantan karyawan Rumah Sakit Mediheal mengungkapkan, jual beli organ transplantasi sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Awalnya, penerima berasal dari Somalia dan donor dari Kenya. Namun kemudian, pada tahun 2022, penerima mulai datang dari Israel dan, sejak tahun 2024, dari Jerman. Untuk mereka, para donor pun diterbangkan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Kazakhstan, atau Pakistan.

    Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para donor diminta menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka adalah kerabat dari penerima yang tidak pernah mereka temui, dan menyetujui pengangkatan ginjal tanpa diberi tahu tentang potensi risiko kesehatan, sementara beberapa dari mereka bahkan belum cukup umur. “Karena kendala bahasa, mereka hanya menandatangani,” kata mantan karyawan tersebut.

    Sindikat mencari pasien dari Jerman, Israel

    Sejak meningkatnya jumlah penerima organ dari Jerman dan Israel, bisnis pun berkembang pesat. Setiap penerima organ diberitakan berani membayar hingga $200.000 untuk sebuah ginjal.

    Mantan karyawan rumah sakit tersebut mengatakan kepada DW, sebuah badan bernama MedLead bertugas untuk mendapatkan donor dan penerima dari berbagai negara.

    Di situs webnya, MedLead mengklaim menyediakan donasi ginjal dalam waktu 30 hari yang “sesuai dengan undang-undang donasi organ” dan bahwa para donor dijanjikan akan “100% altruistik.”

    Di laman Facebook-nya, terdapat video testimoni orang-orang yang berterima kasih kepada MedLead atas bantuannya dalam mendapatkan ginjal baru di Eldoret, Kenya.

    Video terbaru di situs tersebut memperlihatkan Sabine Fischer-Kugler, perempuan berusia 57 tahun dari Gunzenhausen, Jerman, yang telah menderita penyakit ginjal selama 40 tahun.

    Setelah ginjal pengganti pertama berhenti berfungsi, ia sangat ingin mencari ginjal kedua. Namun, daftar tunggu untuk mendapatkan ginjal baru di Jerman panjang; bisa memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.

    Sabine Fischer-Kugler mengatakan hanya bertemu sebentar dengan pendonornya, seorang pria berusia 24 tahun dari Azerbaijan. Kontraknya menyatakan bahwa pendonor tersebut tidak dibayar, meskipun Fischer-Kugler mengatakan bahwa dia membayar antara $100.000 dan $200.000 kepada MedLead.

    “Mungkin saya agak egois karena saya menginginkan ginjal ini, dan yang terpenting, kontraknya tampak baik-baik saja. Namun, jelas. Operasinya tidak sebersih yang terlihat.”

    Berdasarkan hukum Jerman, membayar untuk memperoleh organ adalah ilegal, dan pelanggarnya dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.

    Pria di balik MedLead adalah warga negara Israel bernama Robert Shpolanski. Menurut dakwaan tahun 2016 oleh Pengadilan Magistrat Tel Aviv, ia dituduh melakukan “sejumlah besar transplantasi ginjal ilegal” di Sri Lanka, Turki, Filipina, dan Thailand, bersama seorang pria bernama Boris Wolfman yang diduga memimpin jaringan kriminal. Wolfman juga dituduh terlibat dalam kegiatan transplantasi ilegal di tempat lain.

    “Agak mencurigakan, seharusnya tidak bayar”

    Shpolanski membantah adanya hubungan dengan Wolfman. Dalam email kepada Der Spiegel, ZDF, dan DW, MedLead menyatakan tidak terlibat dalam mencari donor, bahwa semua donor bersifat 100% altruistik, dan bahwa MedLead beroperasi secara transparan dan sepenuhnya mematuhi hukum sejak didirikan.

    Tim investigasi menyamar di Eka Hotel di Eldoret, hanya satu kilometer dari Rumah Sakit Mediheal, untuk berbicara dengan pasien asing yang tengah menunggu transplantasi. Beberapa tampak lemah, dan ditemani anggota keluarga mereka.

    Seorang perempuan dari Rusia, yang sedang menunggu operasi ginjal untuk suaminya, berkata, “Tidak ada yang mau memberikan ginjal secara cuma-cuma.”

    Sementara seorang pria dari Israel berusia 72 tahun yang menjalani dialisis di rumah sakit Mediheal mengatakan: “Ini agak mencurigakan. Anda tidak seharusnya membayar tetapi harus membayar,” katanya.

    Kembali di Nairobi, Dr. Jonathan Wala, kepala Asosiasi Ginjal Kenya, telah merawat beberapa pasien yang kembali dengan komplikasi pascaoperasi. “Kami mendapat laporan dari pasien Israel yang kembali dengan infeksi parah, beberapa dengan ginjal yang pada dasarnya sudah mati.”

    Sementara itu, Amon dan para pendonor lainnya masih terus bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Kesehatan mereka terganggu dan harapan mereka hancur. “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya.”

  • Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

    Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

    Jakarta

    Amon Kipruto Mely, 20, berpikir bahwa dengan menjual ginjalnya, ia akan memulai hidup baru yang lebih baik. Kehidupannya di sebuah desa di Kenya bagian barat sangat sulit, apalagi setelah pandemi COVID. Ia kesulitan mendapatkan penghasilan tetap, bergonta-ganti pekerjaan, dari dealer mobil, lokasi konstruksi, dan tempat lainnya.

    Lalu suatu hari, seorang teman memberi tahu tentang cara cepat dan mudah untuk mendapatkan 6.000 dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp100 juta.

    “Katanya, kalau jual ginjal, saya akan untung,” ujar Amon. Kedengarannya menggiurkan, tetapi semua itu berujung eksploitasi, keputusasaan, dan penyesalan.

    Laporan ini adalah hasil investigasi kolaboratif selama berbulan-bulan oleh media Jerman Der Spiegel, ZDF, dan DW, yang menelusuri jejak penjual dan pembeli organ.

    Media tersebut menganalisis sejumlah dokumen, berbicara dengan para whistleblower dari dunia medis, dan mengungkap bagaimana jaringan internasional, mulai dari rumah sakit di Kenya hingga lembaga bayangan, mencari calon penerima organ dari Jerman.

    Jaringan ini diduga mengeksploitasi orang-orang yang rentan: Yang muda, sangat membutuhkan uang, dan yang tua, sangat membutuhkan organ untuk tetap hidup.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Sindikat penjual ginjal incar kaum muda miskin

    Amon mengaku tidak diberi tahu tentang risiko kesehatan apa pun dari tindakan itu. “Mereka tidak menjelaskan apa pun kepada saya. Orang yang membawa saya menunjuk orang-orang di sekitar kami dan berkata: Lihat, mereka semua pendonor, dan mereka bahkan langsung kembali bekerja.”

    Setelah operasi, dia hanya diberi uang $4.000, bukannya $6.000 seperti yang dijanjikan. Dari uang itu, dia membeli telepon seluler dan sebuah mobil yang dengan cepat rusak. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk. Dia menjadi sering pusing dan lemah, lalu pingsan.

    Ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya, Leah Metto, terkejut dan baru mengetahui putranya telah menjual ginjal. “Mereka mengambil keuntungan lewat anak-anak muda seperti Amon,” katanya.

    Amon ternyata bukan korban satu-satunya. Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi yang berbasis di Nairobi di Institute of Security Studies in Africa, berbicara dengan beberapa pemuda yang juga mengatakan telah menjual ginjal mereka di Kota Oyugis, 180 kilometer di barat daya Eldoret. “Faktanya, ini adalah kejahatan terorganisasi,” ujar Willis Okumu.

    Ia memperkirakan di Oyugis saja sekitar 100 orang pemuda telah menjual ginjal mereka. Banyak di antaranya kemudian menderita masalah kesehatan, serta depresi dan trauma psikologis.

    Rantai eksploitasi: donor ginjal jadi perekrut

    DW berbicara kepada empat pemuda di Oyugis yang mengatakan telah menjual ginjal dengan harga hanya $2.000 atau sekitar Rp33,6 juta. Mereka menceritakan bahwa, setelah operasi di Rumah Sakit Mediheal di Eldoret, mereka diminta merekrut donor baru dengan komisi masing-masing sebesar $400 (Rp6,7 juta).

    “Ada area abu-abu dalam hukum yang dieksploitasi oleh sindikat ini,” jelas Okumu. “Tidak ada hukum yang melarang Anda untuk menyumbangkan ginjal demi uang dan Anda tidak dapat dituntut atas hal itu,” katanya, mengacu pada informasi yang ia terima dari unit kejahatan terorganisasi transnasional di kepolisian Kenya.

    Namun yang diizinkan menurut hukum Kenya adalah donasi organ kepada kerabat atau untuk alasan altruistik.

    Berbicara kepada DW secara anonim, mantan karyawan Rumah Sakit Mediheal mengungkapkan, jual beli organ transplantasi sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Awalnya, penerima berasal dari Somalia dan donor dari Kenya. Namun kemudian, pada tahun 2022, penerima mulai datang dari Israel dan, sejak tahun 2024, dari Jerman. Untuk mereka, para donor pun diterbangkan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Kazakhstan, atau Pakistan.

    Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para donor diminta menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka adalah kerabat dari penerima yang tidak pernah mereka temui, dan menyetujui pengangkatan ginjal tanpa diberi tahu tentang potensi risiko kesehatan, sementara beberapa dari mereka bahkan belum cukup umur. “Karena kendala bahasa, mereka hanya menandatangani,” kata mantan karyawan tersebut.

    Sindikat mencari pasien dari Jerman, Israel

    Sejak meningkatnya jumlah penerima organ dari Jerman dan Israel, bisnis pun berkembang pesat. Setiap penerima organ diberitakan berani membayar hingga $200.000 untuk sebuah ginjal.

    Mantan karyawan rumah sakit tersebut mengatakan kepada DW, sebuah badan bernama MedLead bertugas untuk mendapatkan donor dan penerima dari berbagai negara.

    Di situs webnya, MedLead mengklaim menyediakan donasi ginjal dalam waktu 30 hari yang “sesuai dengan undang-undang donasi organ” dan bahwa para donor dijanjikan akan “100% altruistik.”

    Di laman Facebook-nya, terdapat video testimoni orang-orang yang berterima kasih kepada MedLead atas bantuannya dalam mendapatkan ginjal baru di Eldoret, Kenya.

    Video terbaru di situs tersebut memperlihatkan Sabine Fischer-Kugler, perempuan berusia 57 tahun dari Gunzenhausen, Jerman, yang telah menderita penyakit ginjal selama 40 tahun.

    Setelah ginjal pengganti pertama berhenti berfungsi, ia sangat ingin mencari ginjal kedua. Namun, daftar tunggu untuk mendapatkan ginjal baru di Jerman panjang; bisa memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.

    Sabine Fischer-Kugler mengatakan hanya bertemu sebentar dengan pendonornya, seorang pria berusia 24 tahun dari Azerbaijan. Kontraknya menyatakan bahwa pendonor tersebut tidak dibayar, meskipun Fischer-Kugler mengatakan bahwa dia membayar antara $100.000 dan $200.000 kepada MedLead.

    “Mungkin saya agak egois karena saya menginginkan ginjal ini, dan yang terpenting, kontraknya tampak baik-baik saja. Namun, jelas. Operasinya tidak sebersih yang terlihat.”

    Berdasarkan hukum Jerman, membayar untuk memperoleh organ adalah ilegal, dan pelanggarnya dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.

    Pria di balik MedLead adalah warga negara Israel bernama Robert Shpolanski. Menurut dakwaan tahun 2016 oleh Pengadilan Magistrat Tel Aviv, ia dituduh melakukan “sejumlah besar transplantasi ginjal ilegal” di Sri Lanka, Turki, Filipina, dan Thailand, bersama seorang pria bernama Boris Wolfman yang diduga memimpin jaringan kriminal. Wolfman juga dituduh terlibat dalam kegiatan transplantasi ilegal di tempat lain.

    “Agak mencurigakan, seharusnya tidak bayar”

    Shpolanski membantah adanya hubungan dengan Wolfman. Dalam email kepada Der Spiegel, ZDF, dan DW, MedLead menyatakan tidak terlibat dalam mencari donor, bahwa semua donor bersifat 100% altruistik, dan bahwa MedLead beroperasi secara transparan dan sepenuhnya mematuhi hukum sejak didirikan.

    Tim investigasi menyamar di Eka Hotel di Eldoret, hanya satu kilometer dari Rumah Sakit Mediheal, untuk berbicara dengan pasien asing yang tengah menunggu transplantasi. Beberapa tampak lemah, dan ditemani anggota keluarga mereka.

    Seorang perempuan dari Rusia, yang sedang menunggu operasi ginjal untuk suaminya, berkata, “Tidak ada yang mau memberikan ginjal secara cuma-cuma.”

    Sementara seorang pria dari Israel berusia 72 tahun yang menjalani dialisis di rumah sakit Mediheal mengatakan: “Ini agak mencurigakan. Anda tidak seharusnya membayar tetapi harus membayar,” katanya.

    Kembali di Nairobi, Dr. Jonathan Wala, kepala Asosiasi Ginjal Kenya, telah merawat beberapa pasien yang kembali dengan komplikasi pascaoperasi. “Kami mendapat laporan dari pasien Israel yang kembali dengan infeksi parah, beberapa dengan ginjal yang pada dasarnya sudah mati.”

    Sementara itu, Amon dan para pendonor lainnya masih terus bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Kesehatan mereka terganggu dan harapan mereka hancur. “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Arti Ekawati
    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Jakarta: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengambil langkah tegas soal perdagangan internasional. Kali ini, ia mengumumkan jeda tarif selama 90 hari bagi sebagian besar negara kecuali kepada Tiongkok, yang justru mengalami kenaikan tarif signifikan.
     
    Melansir The Guardian, Kamis, 10 April 2025, kemarin Trump menaikkan tarif impor untuk produk dari Tiongkok dari 34 persen menjadi 125 persen.
     
    Sementara untuk negara lain yang belum menerapkan balasan terhadap tarif dari AS, akan diberikan penangguhan dan hanya dikenakan tarif sebesar 10 persen hingga bulan Juli.

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa kenaikan tarif terhadap Tiongkok diambil karena “Saat Amerika Serikat diserang, Presiden Trump akan membalas dengan lebih keras,”
     

    Tarif awal vs tarif baru sementara
    Berikut daftar lengkap tarif yang awalnya diancamkan Trump dan tarif terbaru yang diperbarui per negara:

    Tiongkok: dari 34% menjadi 125%
    Uni Eropa: dari 20% menjadi 10%
    Vietnam: dari 46% menjadi 10%
    Taiwan: dari 32% menjadi 10%
    Jepang: dari 24% menjadi 10%
    India: dari 26% menjadi 10%
    Korea Selatan: dari 25% menjadi 10%
    Thailand: dari 36% menjadi 10%
    Swiss: dari 31% menjadi 10%
    Indonesia: dari 32% menjadi 10%
    Malaysia: dari 24% menjadi 10%
    Kamboja: dari 49% menjadi 10%
    Inggris Raya: tetap 10%
    Afrika Selatan: dari 30% menjadi 10%
    Brasil: tetap 10%
    Bangladesh: dari 37% menjadi 10%
    Singapura: tetap 10%
    Israel: dari 17% menjadi 10%
    Filipina: dari 17% menjadi 10%
    Chile: tetap 10%
    Australia: tetap 10%
    Pakistan: dari 29% menjadi 10%
    Turki: tetap 10%
    Sri Lanka: dari 44% menjadi 10%
    Kolombia: tetap 10%
    Peru: tetap 10%
    Nicaragua: dari 18% menjadi 10%
    Norwegia: dari 15% menjadi 10%
    Kosta Rika: tetap 10%
    Yordania: dari 20% menjadi 10%
    Republik Dominika: tetap 10%
    Uni Emirat Arab: tetap 10%
    Selandia Baru: tetap 10%
    Argentina: tetap 10%
    Ekuador: tetap 10%
    Guatemala: tetap 10%
    Honduras: tetap 10%
    Madagaskar: dari 47% menjadi 10%
    Myanmar: dari 44% menjadi 10%
    Tunisia: dari 28% menjadi 10%
    Kazakhstan: dari 27% menjadi 10%
    Serbia: dari 37% menjadi 10%
    Mesir: tetap 10%
    Arab Saudi: tetap 10%
    El Salvador: tetap 10%
    Pantai Gading: dari 21% menjadi 10%
    Laos: dari 48% menjadi 10%
    Botswana: dari 37% menjadi 10%
    Trinidad dan Tobago: tetap 10%
    Maroko: tetap 10%
    Aljazair: dari 30% menjadi 10%
    Oman: tetap 10%
    Uruguay: tetap 10%
    Bahamas: tetap 10%
    Lesotho: dari 50% menjadi 10%
    Ukraina: tetap 10%
    Bahrain: tetap 10%
    Qatar: tetap 10%
    Mauritius: dari 40% menjadi 10%
    Fiji: dari 32% menjadi 10%
    Islandia: tetap 10%
    Kenya: tetap 10%
    Liechtenstein: dari 37% menjadi 10%
    Guyana: dari 38% menjadi 10%
    Haiti: tetap 10%
    Bosnia dan Herzegovina: dari 35% menjadi 10%
    Nigeria: dari 14% menjadi 10%
    Namibia: dari 21% menjadi 10%
    Brunei: dari 24% menjadi 10%
    Bolivia: tetap 10%
    Panama: tetap 10%
    Venezuela: dari 15% menjadi 10%
    Makedonia Utara: dari 33% menjadi 10%
    Ethiopia: tetap 10%
    Ghana: tetap 10%
    Moldova: dari 31% menjadi 10%
    Angola: dari 32% menjadi 10%
    Republik Demokratik Kongo: dari 11% menjadi 10%
    Jamaika: tetap 10%
    Mozambik: dari 16% menjadi 10%
    Paraguay: tetap 10%
    Zambia: dari 17% menjadi 10%
    Libanon: tetap 10%
    Tanzania: tetap 10%
    Irak: dari 39% menjadi 10%
    Georgia: tetap 10%
    Senegal: tetap 10%
    Azerbaijan: tetap 10%
    Kamerun: dari 11% menjadi 10%
    Uganda: tetap 10%
    Albania: tetap 10%
    Armenia: tetap 10%
    Nepal: tetap 10%
    Sint Maarten: tetap 10%
    Pulau Falkland: dari 41% menjadi 10%
    Gabon: tetap 10%
    Kuwait: tetap 10%
    Togo: tetap 10%
    Suriname: tetap 10%
    Belize: tetap 10%
    Papua Nugini: tetap 10%
    Malawi: dari 17% menjadi 10%
    Liberia: tetap 10%
    British Virgin Islands: tetap 10%
    Afghanistan: tetap 10%
    Zimbabwe: dari 18% menjadi 10%
    Benin: tetap 10%
    Barbados: tetap 10%
    Monako: tetap 10%
    Suriah: dari 41% menjadi 10%
    Uzbekistan: tetap 10%
    Republik Kongo: tetap 10%
    Jibouti: tetap 10%
    French Polynesia: tetap 10%
    Cayman Islands: tetap 10%
    Kosovo: tetap 10%
    Curaçao: tetap 10%
    Vanuatu: dari 22% menjadi 10%
    Rwanda: tetap 10%
    Sierra Leone: tetap 10%
    Mongolia: tetap 10%
    San Marino: tetap 10%
    Antigua and Barbuda: tetap 10%
    Bermuda: tetap 10%
    Eswatini: tetap 10%
    Marshall Islands: tetap 10%
    Saint Pierre and Miquelon: tetap 10%
    Saint Kitts and Nevis: tetap 10%
    Turkmenistan: tetap 10%
    Grenada: tetap 10%
    Sudan: tetap 10%
    Turks and Caicos Islands: tetap 10%
    Aruba: tetap 10%
    Montenegro: tetap 10%
    Saint Helena: tetap 10%
    Kirgistan: tetap 10%
    Yaman: tetap 10%
    Saint Vincent and the Grenadines: tetap 10%
    Niger: tetap 10%
    Saint Lucia: tetap 10%
    Nauru: dari 30% menjadi 10%
    Equatorial Guinea: dari 13% menjadi 10%
    Iran: tetap 10%
    Libya: dari 31% menjadi 10%
    Samoa: tetap 10%
    Guinea: tetap 10%
    Timor Leste: tetap 10%
    Montserrat: tetap 10%
    Chad: dari 13% menjadi 10%
    Mali: tetap 10%
    Maladewa: tetap 10%
    Tajikistan: tetap 10%
    Cabo Verde: tetap 10%
    Burundi: tetap 10%
    Guadalaraja: tetap 10%
    Bhutan: tetap 10%
    Martinique: tetap 10%
    Tonga: tetap 10%
    Mauritania: tetap 10%
    Dominica: tetap 10%
    Micronesia: tetap 10%
    Gambia: tetap 10%
    Guyana Prancis: tetap 10%
    Christmas Island: tetap 10%
    Andora: tetap 10%
    Republik Afrika Tengah: tetap 10%
    Kepulauan Solomon: tetap 10%
    Mayotte: tetap 10%
    Anguilla: tetap 10%
    Cocos (Keeling) Islands: tetap 10%
    Eritrea: tetap 10%
    Cook Islands: tetap 10%
    Sudan Selatan: tetap 10%
    Comoros: tetap 10%
    Kiribati: tetap 10%
    São Tomé and Príncipe: tetap 10%
    Norfolk Island: tetap 10%
    Gibraltar: tetap 10%
    Tuvalu: tetap 10%
    British Indian Ocean Territory: tetap 10%
    Tokelau: tetap 10%
    Guinea-Bissau: tetap 10%
    Svalbard and Jan Mayen: tetap 10%
    Heard and McDonald Islands: tetap 10%
    Réunion: tetap 10%

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)