Negara: Spanyol

  • Israel Tegur Spanyol-Norwegia-Irlandia yang Akan Akui Palestina

    Israel Tegur Spanyol-Norwegia-Irlandia yang Akan Akui Palestina

    Tel Aviv

    Israel pada Kamis (23/05) memanggil duta besar Spanyol, Norwegia, dan Irlandia. Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Yaakov Blitshtein mengatakan para duta besar itu “ditegur” atas “keputusan buruk” mereka untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

    “Akan ada konsekuensi tambahan yang serius terhadap hubungan dengan negara mereka menyusul keputusan yang mereka ambil,” katanya.

    Para duta besar tersebut pertama kali diperlihatkan klip berdurasi tiga menit yang menampilkan penculikan lima prajurit perempuan Pasukan Pertahanan Israel. Rekaman itu diambil oleh Hamas, sebuah kelompok yang dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Jerman, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya, saat menyerang Israel pada 7 Oktober.

    Blitshtein mengatakan pengumuman pengakuan itu membuat situasi “lebih sulit untuk mempromosikan kesepakatan pembebasan sandera.”

    “Keputusan memutarbalikkan yang dilakukan pemerintah Anda merupakan hadiah bagi Hamas,” kata Blitshtein kepada para duta besar pada Kamis, sambil menambahkan bahwa “Hamas mengucapkan selamat kepada Anda.”

    Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez sebelumnya mengatakan keputusan pemerintahnya akan membantu memfasilitasi penerapan solusi dua negara antara pemimpin Israel dan Palestina.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menolak gagasan tersebut, menyebut keputusan tersebut sebagai “hadiah atas teror.”

    Israel tak akan goyah terkait putusan ICJ mengenai serangan di Rafah

    Afrika Selatan mengajukan banding ke pengadilan tinggi PBB di Den Haag, Belanda, pada 10 Mei, dan meminta agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diperintahkan untuk mundur dari Gaza.

    ICJ sebelumnya telah menginstruksikan Israel, yang memasuki Gaza sebagai respons atas serangan yang dilancarkan dari daerah tersebut oleh milisi Hamas pada 7 Oktober 2023, untuk mengambil tindakan guna mencegah genosida dan memfasilitasi pengiriman bantuan.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Israel menuduh Afrika Selatan bertindak sebagai perpanjangan tangan Hamas, dan mengatakan Israel tidak akan tergoyahkan untuk membela diri.

    Pada Kamis (23/05), juru bicara pemerintah Israel Avi Hyman mengatakan, “Tidak ada kekuatan di dunia ini yang dapat menghentikan Israel melindungi warganya dan mengejar Hamas di Gaza.”

    Meskipun putusan ICJ bersifat mengikat, tetapi tidak ada mekanisme yang dapat digunakan untuk menegakkan putusan tersebut.

    Namun pengadilan dapat meminta agar Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan atas nama pengadilan.

    Netanyahu akan berpidato di Kongres AS

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan segera berpidato di Kongres Amerika Serikat, kata Ketua DPR Mike Johnson.

    “Kami akan segera menjamu Perdana Menteri Netanyahu di Capitol untuk sidang gabungan Kongres,” kata Johnson, seraya menambahkan bahwa kunjungan tersebut akan menandai “dukungan yang sangat kuat kepada pemerintah Israel.”

    Johnson adalah anggota Kongres terkemuka dari Partai Republik dan pengkritik kebijakan Presiden Demokrat Joe Biden mengenai Israel.

    Amerika Serikat sangat mendukung Israel dalam perang melawan Hamas yang dipicu oleh serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh militan Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

    Namun, di tengah meningkatnya jumlah korban warga sipil, Biden semakin mendorong Netanyahu untuk menghentikan operasi militernya di Gaza. Gedung Putih merasa kecewa, khususnya atas operasi militer Israel di Rafah, sebuah kota di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta orang berlindung.

    Biden juga mengancam akan menghentikan pasokan senjata, sebuah sikap yang ditentang oleh Partai Republik dan banyak anggota Partai Demokrat.

    Namun, pidato Netanyahu di Kongres AS semakin membuat marah kaum progresif Demokrat yang kritis terhadap kampanye militer Israel di Gaza dan dukungan Biden terhadapnya.

    rs/pkp (AFP, AP, Reuters)

    (nvc/nvc)

  • Negara Mana Saja yang Tegas Menentang Israel, Apa Dampaknya?

    Negara Mana Saja yang Tegas Menentang Israel, Apa Dampaknya?

    Jakarta

    Tentara Israel pada Senin (06/05) memerintahkan warga Palestina meninggalkan wilayah bagian timur Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza sebelum menggelar operasi militer.

    Melalui pesan teks, selebaran, dan unggahan di media sosial, militer Israel memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk bermigrasi ke kamp-kamp di kota-kota tetangga, yaitu Khan Younis dan al-Mawasi.

    Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, telah memperingatkan Israel untuk menghindari serangan terhadap Rafah tempat perlindungan terakhir bagi satu juta lebih warga Palestina.

    ReutersPengungsi Palestina yang melarikan diri dari Rafah ke Khan Younis pada 6 Mei 2024.

    Sementara itu, semakin banyak suara dari komunitas internasional menyerukan agar Israel menghentikan serangan di seluruh wilayah tersebut.

    Beberapa negara bahkan telah mengambil langkah-langkah konkret menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, baik dengan memutus hubungan diplomatik, menangguhkan penjualan senjata, hingga menempuh jalur hukum internasional.

    Pekan lalu, Kolombia mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    ReutersAsap mengepul setelah serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza pada 6 Mei 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok milisi Palestina Hamas.

    Dampak dari tindakan-tindakan ini bisa jadi “hanya bersifat simbolis”, ujar Yossi Mekelberg, seorang pengamat Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, sebuah lembaga konsultasi dan penelitian di London, kepada BBC News Mundo.

    “Namun, efek kumulatifnya terhadap isolasi diplomatik atau apa yang mereka sampaikan tentang Israel, dan bagaimana Israel melakukan perang adalah penting.”

    Ini bukan pertama kalinya Israel menghadapi kecaman dari negara-negara lain atas tindakannya di Gaza atau Tepi Barat.

    Namun, tekanan internasional tidak pernah sekuat sekarang, terutama mengingat skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan ini merupakan aksi balasan Israel atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Saat itu Israel mendapat serangan terburuk selama 75 tahun terakhir yang menewaskan 1.200 orang, dan juga 253 orang disandera.

    Israel merespons dengan sangat keras: lebih dari 34.000 orang tewas di Gaza sejak saat itu akibat serangan bom tentara Israel; 85% penduduk telah mengungsi dari rumah mereka; dan sekitar setengahnya atau sekitar 1,1 juta orang berada di ambang kelaparan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dengan latar belakang ini, kami akan menjelaskan negara mana saja yang telah memutuskan untuk mengambil tindakan nyata terhadap Israel.

    Memutus hubungan diplomatik

    Setelah perang pecah, dan seiring meningkatnya kehancuran di Gaza, sejumlah negara menarik duta besar mereka atau menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel.

    Negara-negara di wilayah Timur Tengah seperti Yordania, Bahrain dan Turki, memulangkan duta besar mereka. Aksi ini disusul oleh Chad dan beberapa negara di Amerika Latin, seperti Cile, Honduras, dan Kolombia.

    Mereka kini memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh dengan menangguhkan hubungan diplomatik. Langkah ini juga diikuti Bolivia dan Belize.

    Baca juga:

    Getty ImagesPresiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan pada tanggal 1 Mei bahwa ia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    “Hari ini umat manusia, di semua jalan, setuju dengan kami. Era genosida, pemusnahan seluruh bangsa di depan mata kita, di depan kemanusiaan kita, tidak dapat kembali,” kata Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam pidatonya saat mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel beberapa waktu lalu.

    Enam bulan sebelumnya, pada 31 Oktober, juru bicara pemerintah Bolivia mengumumkan keputusan yang sama, dengan menggunakan kata-kata serupa.

    “(Bolivia) mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Negara Israel sebagai bentuk penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri, Freddy Mamani pada saat itu.

    Getty ImagesDi jantung Universitas California, Los Angeles (UCLA) salah satu kampus paling bergengsi di Amerika Serikat tengah berlangsung unjuk rasa menentang kondisi di Gaza saat ini.

    Dua minggu kemudian, Belize mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel karena “pengeboman tanpa pandang bulu yang tak henti-hentinya” di Gaza, karena Israel “terus-menerus” melanggar hukum internasional sejak 7 Oktober.

    Namun, apa arti pemutusan hubungan ini?

    Faktanya, tidak jelas. Tak satu pun dari ketiga negara ini yang memiliki pengaruh politik yang besar di Timur Tengah. Hubungan perdagangan dan diplomatik mereka dengan Israel sebelum krisis ini juga tidak banyak.

    Namun, Kolombia adalah mitra dagang terbesar kedua Israel di Amerika Latin, setelah Brasil.

    Kolombia dan Israel menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2020. Angkatan Darat Kolombia menggunakan pesawat serta senjata Israel untuk memerangi kartel narkoba dan kelompok pemberontak.

    Namun untuk saat ini, perjanjian ini tampaknya tidak berpengaruh, dan Kementerian Luar Negeri Kolombia telah mengumumkan niatnya untuk “mempertahankan aktivitas masing-masing bagian konsuler di Tel Aviv dan Bogota”.

    ReutersPengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan putusan sela atas gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

    Efek dari pemutusan hubungan diplomatik ini, bersifat “simbolis, dan menunjukkan rasa terisolasi dan perubahan sikap terhadap Israel,” demikian analisis Mekelberg.

    Namun, pakar dari Chatham House ini juga menunjukkan bahwa keputusan semacam ini biasanya memiliki muatan ideologis dan pengaruh politik dalam negeri.

    “Ini seperti yang terjadi di Brasil; dengan [mantan presiden Jair] Bolsonaro, yang dulu mendukung penuh Israel, tapi ketika sayap kiri kembali [berkuasa], kritik itu kembali muncul.”

    Memutus hubungan perdagangan

    Pekan lalu, Turki mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan semua perdagangan dengan Israel sampai pemerintah pimpinan Benjamin Netanyahu itu menerima “aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan cukup” ke Gaza.

    Menurut menteri perdagangan Turki, “transaksi ekspor dan impor yang terkait dengan Israel, yang mencakup semua produk, telah dihentikan”.

    Perdagangan antara kedua negara mencapai Rp111,7 triliun tahun lalu.

    ReutersBenjamin Netanyahu menjawab dengan mengatakan Turki di bawah “kediktatoran kelam”.

    Turki adalah negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada tahun 1949. Namun hubungan bilateralnya memburuk dalam beberapa dekade terakhir.

    Episode paling menegangkan terjadi pada tahun 2010, ketika Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    Saat itu, Israel menyerang enam armada kapal Turki di perairan internasional yang mencoba mencapai Gaza. Mereka menerobos blokade maritim yang diberlakukan Israel di wilayah tersebut.

    Serangan oleh militer Israel tersebut mengakibatkan tewasnya 10 aktivis pro-Palestina asal Turki.

    Hubungan kedua negara kembali membaik pada tahun 2016, namun kedua negara kembali mengusir duta besar masing-masing dua tahun kemudian karena konflik baru terkait pembunuhan warga Palestina di perbatasan Gaza.

    Getty ImagesPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengeraskan sikapnya terhadap Israel.

    Situasinya makin memburuk sejak 7 Oktober. Netanyahu dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan makin sering saling baku tuduh.

    Erdogan membandingkan pemimpin Israel seperti Hitler, Mussolini dan Stalin – dan menyebut Netanyahu “penjagal Gaza”.

    Sebaliknya, Netanyahu mengeklaim bahwa presiden Turki “mendukung pembunuhan masal dan pemerkosaan oleh Hamas, menyangkal genosida Armenia (dan) membantai orang-orang Kurdi di negaranya sendiri”.

    Penangguhan penjualan senjata

    Beberapa negara seperti Kanada, Italia, Jepang, Belgia dan Spanyol telah mengumumkan dalam beberapa bulan terakhir ini bahwa mereka akan menghentikan penjualan senjata ke Israel.

    Tetapi jika kita menganalisa keputusan-keputusan ini secara lebih rinci, kenyataan yang ada agak berbeda.

    Di Belgia, hanya wilayah Walloon yang memutuskan untuk menangguhkan penjualan mesiu ke Israel.

    ReutersSistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon, pada 7 Mei 2024.

    Italia juga mengumumkan penangguhan ekspor senjata mulai 7 Oktober. Namun, menteri pertahanannya mengatakan tetap mengirim senjata ke Israel yang sudah dipesan sebelum tanggal tersebut, dengan jaminan senjata-senjata itu tidak akan digunakan di Gaza.

    Hal serupa juga terjadi di Spanyol, yang juga mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan pengiriman senjata dan kemudian diketahui bahwa mereka tetap mengirimkan amunisi. Namun, Madrid mengatakan bahwa senjata-senjata itu dimaksudkan untuk latihan militer.

    Situasi di Kanada juga serupa. Perdana Menteri negara itu, Justin Trudeau, mengumumkan bahwa kemungkinan perjanjian penjualan senjata baru dengan Israel ditangguhkan, tetapi tidak untuk perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya.

    Di Jepang, sebuah perusahaan, Itochu Corporation yang menangguhkan kolaborasinya dengan produsen senjata Israel. Dan di Belanda, sebuah pengadilan memaksa negara itu untuk menghentikan penjualan pesawat militer ke Israel.

    Getty ImagesSebagian besar senjata yang diimpor Israel berasal dari Amerika Serikat dan Jerman.

    Namun, keputusan-keputusan ini sepertinya tidak akan berdampak pada serangan di Gaza.

    Lebih dari 95% impor senjata Israel berasal dari Amerika Serikat dan Jerman, yang tidak jelas memberikan tanda-tanda bahwa mereka akan menghentikannya.

    Dampak langkah penangguhan ini penjualan senjata “terbatas, karena Amerika Serikat dan Jerman-lah yang memasok sebagian besar senjata, sementara yang lain terutama mengirim komponen atau peralatan yang sangat spesifik yang mungkin bisa digantikan oleh yang lain, sehingga tidak akan mengubah apa pun,” kata Yossi Mekelberg.

    Pengadilan internasional

    Menghadapi serangan Israel di Gaza dan meningkatnya jumlah korban jiwa di wilayah tersebut, pada bulan Desember lalu, Afrika Selatan memilih strategi yang berbeda untuk mencoba menghentikan Israel: Afrika Selatan beralih ke peradilan internasional.

    Para pengacaranya mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, di mana mereka menuduh Israel melakukan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza, yang dibantah oleh negara Israel.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Indonesia “secara moral dan politis” mendukung sepenuhnya upaya hukum Afrika Selatan atas dugaan genosida Israel di Gaza.

    “Namun secara hukum Indonesia tidak bisa ikut menggugat karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida dimana Indonesia bukan Negara Pihak,” ujar juru bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan teks yang diterima BBC Indonesia.

    Baca juga:

    Getty ImagesMenteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola menjelaskan kasus yang diajukan negaranya terhadap Israel di Mahkamah Internasional.

    Pada bulan Januari, pengadilan, yang mengadili sengketa antarnegara, mengeluarkan keputusan sementara: memerintahkan Israel mengambil langkah-langkah mencegah tindakan genosida di Gaza. Tapi pengadilan tidak sampai menuntut Israel menghentikan serangan militer.

    “Israel muncul relatif tanpa cedera dari proses ini, tetapi fakta bahwa proses [pengadilan] ini terbuka, berarti Israel telah kalah dalam pertarungan,” kata Michael Oren, duta besar Israel untuk Amerika Serikat periode 2009-2013, kepada BBC.

    Namun, saat ini, ada kekhawatiran yang kuat di antara para petinggi Israel, terutama karena langkah-langkah yang mungkin diambil oleh pengadilan internasional lainnya.

    Kemungkinan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin politik dan militer Israel, termasuk Netanyahu sendiri, merupakan sumber ketegangan.

    EPA-EFE/REX/SHUTTERSTOCKPutusan pengadilan dibacakan oleh Hakim Joan E. Donoghue (kedua dari kiri) pada Jumat (26/01).

    ICC, yang memiliki wewenang untuk mendakwa dan mengadili individu atas kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan, telah menyelidiki tindakan Israel di wilayah pendudukan selama tiga tahun – dan, baru-baru ini, tindakan Hamas.

    Di masa lalu, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin negara seperti Vladimir Putin dari Rusia, Muammar Gaddafi dari Libya, dan gerilyawan Uganda, Joseph Kony.

    Meskipun ICC belum mengkonfirmasi apa pun, ketika kepala jaksa penuntut mahkamah, Karim Khan, mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki pada bulan Desember tahun lalu, ia menegaskan bahwa “semua protagonis harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional”.

    “Jika Anda tidak melakukan hal ini, jangan mengeluh ketika kantor saya dipaksa untuk bertindak,” tambahnya pada saat itu.

    Mekelberg mengatakan: “Ke mana arahnya (keputusannya), saya tidak tahu, tetapi ini seharusnya mengirimkan pesan kepada Israel bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye

    Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye

    Jakarta

    Selama 450 tahun Biara Khora berfungsi sebagai rumah ibadah bagi umat Kristen di era Konstantinopel. Fungsi tersebut mulai berubah di bawah kekuasaan Sultan Mehmet dari Uthmaniyyah yang menamai kota di dua benua itu sebagai Istanbul pada 1453 dan mengalihkan banyak bangunan gereja menjadi masjid, termasuk Hagia Sophia.

    Biara Khora akhirnya menjadi Masjid Kariye. Mosaik dan karya seni fresko dari tradisi Kekristenan, yang memenuhi dinding dalam bangunan, ditutup oleh lapisan untuk menjamin ibadah solat.

    “Direbut” sebagai masjid

    Seiring berdirinya Republik Turki pada 1923 oleh Mustafa Kemal Atatrk, kedua bangunan bersejarah dialihfungsikan sebagai museum. Status tersebut kembali diubah pada tahun 2018 oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan ketika mengumumkan Hagia Sophia sebagai rumah ibadah umat muslim, dan Masjid Kariye pada tahun 2020.

    Bagi pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan, AKP, perubahan status kedua warisan budaya UNESCO itu menyimpan klaim abadi sebagai pewaris kekuasaan Uthmaniyyah dengan mengedepankan corak keislaman.

    Dalam publikasi teranyar, pemerintah Turki menggunakan istilah “penaklukan” ketika mengumumkan perubahan fungsi bangunan. Pun kantor urusan agama di Turki, Diyanet, menyebut kembalinya Haga Sophia dan Biara Khora sebagai “pampasan perang,”

    “Hagia Sophia adalah bukti bahwa kita sekarang menduduki kawasan ini. Hagia Sophia ibaratnya adalah pedang penaklukan, hak berkuasa atas Turki,” kata orang kepercayaan Erdoan, Numan Kurtulmu, tahun 2020 silam.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Sejarah Kekristenan

    Arsitek dan restorator Turki Zeynep Ahunbay menekankan bahwa Khora sangat penting bagi sejarah seni. “Ada banyak bekas bangunan Bizantium di Turki yang rusak akibat gempa bumi dan kemudian dipugar. Namun Anda dapat melihat mosaik di bangunan-bangunan ini tidak terpelihara dengan baik, seperti yang ada di Khora” kata dia.

    Ahunbay yakin bahwa corak bangunan tersebut harus dipulihkan sesuai dengan masa lalunya. Namun karya seni kekristenan tidak diharapkan dalam fungsinya sebagai masjid.

    Langkah mundur?

    Yunani bersikap berang merespons keputusan Turki. Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, misalnya, akan terbang ke Ankara pada hari Senin (20/5). Dia mengaku “terganggu” oleh perubahan status tersebut dan ingin menyampaikan ketidakpuasannya kepada Erdoan.

    Banyak warga Turki yang juga khawatir dengan perubahan status Biara Khora karena dampaknya terhadap perdamaian antaragama. Uzunolu, contohnya, merujuk pada “Aliansi Peradaban”, yang didirikan pada tahun 2006 atas inisiatif Turki dan Spanyol dalam kerangka PBB. “Mengingat inisiatif ini, kepekaan antaragama harus berada pada tingkat tertinggi untuk saling meningkatkan dialog dan toleransi,” kata Uzunolu.

    Ahunbay melihat keputusan tersebut sebagai bukti betapa pemerintahan AKP telah menyimpang dari gagasan negara sekuler yang digariskan Atatrk. Jika dulu masjid-masjid bekas gereja dialihkan sebagai museum di era sekularisme, sekarang fungsi agama lebih dikedepankan. Ini adalah sebuah langkah mundur. Saya tidak berpikir itu tepat untuk warisan budaya.”

    “Sudah ada banyak masjid di sekitar”

    Menurut teolog Islam hsan Eliak, perubahan status Biara Khora menjadi Masjid Kariye tidak diperlukan untuk alasan praktis, karena banyaknya rumah ibadah umat Islam di sekitar Khora dan Hagia Sophia. “Tidak ada yang membutuhkan bangunan ini sebagai masjid,” kata dia.

    Menurutnya, keputusan mengenai kedua bangunan tersebut saling terkait: “Pemerintah menyimpan niatan politik dengan mengubah gereja dan museum menjadi masjid,” kata Eliak. “Karya seni di Gereja Khora menceritakan kisah agama Kristen. Itu adalah bangunan bersejarah milik umat manusia. Oleh karena itu, ia harus tetap menjadi museum.” rzn/yf

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • DANA Bagi-bagi Tiket Gratis Nonton Final EURO 2024 & Trip ke Jerman, Mau?

    DANA Bagi-bagi Tiket Gratis Nonton Final EURO 2024 & Trip ke Jerman, Mau?

    Jakarta

    Turnamen sepak bola paling akbar di Eropa akan segera digelar. Setidaknya ada 24 kontestan yang akan memperebutkan Piala EURO 2024 yang dihelat di Jerman mulai Juni mendatang. Tim-tim besar dengan sejumlah pemain bintang pun diprediksi akan tampil dengan kekuatan penuh.

    Sejumlah tim besar bakal meramaikan EURO 2024 seperti Jerman, Inggris, Prancis, Belgia, Portugal, Spanyol, Denmark, Italia, dan lain sebagainya.

    Untuk bisa melihat langsung para pemain top dunia bertarung di EURO 2024, kamu harus mempersiapkan banyak hal, mulai dari tiket pesawat, penginapan, tiket pertandingan, jersey tim favorit, dan lainnya.

    Sayangnya, untuk menyaksikan pertandingan tersebut tergolong butuh dana yang cukup besar. Apalagi untuk akomodasi seperti tiket pesawat, hotel, dan biaya selama di sana tergolong bisa menguras isi dompet.

    Jika dilihat, untuk tiket penerbangan Indonesia ke Jerman berkisar Rp 6 juta hingga Rp 10 juta sekali perjalanan. Belum lagi untuk hotel di angka Rp 1,3 juta hingga Rp 9 juta per malam.

    Simulasi tersebut belum terhitung dengan biaya lain-lain selama menyaksikan pertandingan EURO 2024, seperti makan, minum, atau membeli merchandise tim kesayangan.

    Untungnya DANA, dompet digital di Indonesia, dan juga A+ Rewards bisa memberikan semuanya secara gratis!

    Yup, untuk para pengguna DANA, kamu bisa mendapatkan tiket gratis untuk nonton final EURO 2024 plus akomodasi ke Jerman secara cuma-cuma loh!

    Foto: DANA

    Caranya juga gampang! Kamu harus sering melakukan transaksi di DANA dan memainkan Flip Card di A+ Rewards. Supaya kesempatan main & menang Flip Card makin banyak, kamu tinggal beli voucher yang ada di A+ Rewards.

    Nggak cuma tiket & akomodasi GRATIS ke Jerman, kamu juga bisa memenangkan cashback Saldo DANA Rp1 juta setiap harinya! Menarik banget kan? Cuma dengan main Flip Card kamu bisa berkesempatan menang banyak hadiah!

    Jadi tunggu apalagi, yuk download dan gunakan dompet digital DANA sekarang!

    (ads/ads)

  • Intelijen Korsel Beberkan Rencana Korut Serang Kedutaannya

    Intelijen Korsel Beberkan Rencana Korut Serang Kedutaannya

    Seoul

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) membeberkan rencana Korea Utara (Korut) untuk melancarkan serangan “teroris” menargetkan para pejabat diplomatik dan warga negara Korsel di luar negeri. Rencana serangan ini mendorong Seoul menaikkan level kewaspadaan pada misi diplomatiknya di sebanyak lima negara.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2024), Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengungkapkan bahwa pihaknya baru-baru ini “mendeteksi banyak tanda bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan serangan teroris terhadap staf kedutaan atau warga negara kami di berbagai negara”.

    “Seperti China, Asia Tenggara, dan Timur Tengah,” sebut NIS dalam pernyataannya pada Jumat (3/5) waktu setempat.

    “Korea Utara telah mengirimkan agen-agennya ke negara-negara ini untuk memperluas pengintaian terhadap Kedutaan Besar Korea Selatan dan juga terlibat dalam aktivitas spesifik seperti mencari warga Korea Selatan yang berpotensi menjadi target teroris,” ungkap pernyataan NIS tersebut.

    Badan intelijen Korsel, dalam pernyataannya, menyebut hal itu tampaknya terkait dengan gelombang pembelotan warga elite Korut yang terjebak di luar negeri selama pandemi virus Corona (COVID-19), dan kini berusaha menghindari pulang ke negaranya setelah Pyongyang melonggarkan kontrol perbatasan yang ketat.

    Korut menganggap pembelotan sebagai tindak kejahatan serius dan diyakini telah memberikan hukuman berat kepada para pelanggar, keluarga mereka, dan bahkan orang-orang yang terkait insiden tersebut.

    Para pejabat Kedutaan Besar Korut, menurut laporan NIS, mungkin mengirimkan laporan palsu yang menyalahkan “faktor eksternal” atas pembelotan sukarela dari rekan-rekan mereka, dalam upaya menghindari hukuman.

    Akibatnya, sebut NIS, Pyongyang mungkin “merencanakan pembalasan” terhadap staf Kedutaan Besar Korsel dengan alasan seperti itu.

    Lihat juga Video ‘Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang’:

    Dengan adanya informasi itu, maka Kementerian Luar Negeri Korsel mengumumkan pihaknya telah menaikkan status peringatan antiterorisme di sebanyak lima misi diplomatiknya di luar negeri, yakni Kedutaan Besar di Kamboja, Laos dan Vietnam, juga konsulat di Vladivostok, Rusia dan di Shenyang, China.

    Baik Seoul maupun Pyongyang sama-sama memiliki kedutaan besar atau konsulat di kelima lokasi tersebut.

    Menurut Kementerian Unifikasi di Seoul, Korut memiliki hubungan diplomatik dengan lebih dari 150 negara, namun jumlah misi diplomatik yang dijalankan di luar negeri telah menyusut sejak tahun 1990-an karena kendala keuangan.

    Akhir tahun lalu, Korut menutup beberapa kedutaannya termasuk di negara sekutu utamanya di Afrika, seperti Angola dan Uganda, serta di sejumlah negara mulai dari Spanyol hingga Hong Kong.

    Langkah itu dinilai oleh Seoul sebagai pertanda memburuknya kondisi perekonomian negara tersebut. Namun Pyongyang membela diri dengan menyebutnya sebagai perampingan birokrasi.

    Sementara itu, laporan Kementerian Unifikasi Seoul menyebut sebanyak 196 pembelot Korut tiba di wilayah Korsel sepanjang tahun lalu, dengan sekitar 10 pembelot di antaranya berasal dari kalangan elite Pyongyang seperti diplomat dan anak-anak mereka.

    Angka itu, menurut Seoul, merupakan yang tertinggi untuk jumlah pembelotan elite Korut ke Korsel sejak tahun 2017 lalu.

    Lihat juga Video ‘Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meski Istri Dituduh Korupsi, PM Spanyol Umumkan Tetap Akan Menjabat

    Meski Istri Dituduh Korupsi, PM Spanyol Umumkan Tetap Akan Menjabat

    Jakarta

    Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Senin (29/04) akhirnya mengumumkan bahwa ia akan tetap menjabat meski ada beberapa tuduhan yang dilayangkan terhadap istrinya, Begona Gomez.

    Sanchez sebelumnya telah mengambil cuti selama lima hari untuk mempertimbangkan hal tersebut setelah pengadilan mengungkapkan bahwa istrinya tengah diselidiki atas tuduhan korupsi dan beberapa tuduhan lainnya.

    Secara mengejutkan, pemimpin partai sosialis PSOE Spanyol itu pada Rabu (24/04) lalu, membatalkan semua agenda dan mengatakan akan mengumumkan keputusannya pada Senin (29/04), yang pada akhirnya mengakhiri spekulasi bahwa ia akan mengundurkan diri.

    Apa kata sang perdana menteri?

    “Saya telah memutuskan untuk lanjut dengan kekuatan yang lebih besar, jika memungkinkan, memimpin pemerintahan Spanyol,” kata Sanchez dalam pidatonya yang disiarkan lewat televisi.

    Sanchez mengatakan bahwa dukungan dari publik dan partainya telah membantunya dalam pengambilan keputusan terkait nasib kepemimpinannya.

    Selama akhir pekan, ribuan orang dilaporkan turun ke jalan di beberapa kota di Spanyol untuk menyuarakan dukungan agar Sanchez tetap menjabat. Mereka membawa plakat bertuliskan pesan seperti “Sanchez, ya teruskan” atau “jangan menyerah.”

    Menurut sang perdana menteri, kampanye negatif terhadapnya dan istri adalah hal yang serius.

    “Apakah kita mau mengatakan ‘sudah cukup’ atau kita membiarkan degradasi kehidupan publik semacam ini yang menentukan masa depan kita dan mengutuk kita sebagai sebuah negara,” tambahnya.

    Apa tuduhan terhadap istri Sanchez?

    Tuduhan terhadap Begona Gomez, yang tidak memegang jabatan publik, muncul dari organisasi sayap kanan Manos Limpias. Mereka menuduh Gomez telah menjajakan pengaruhnya dan melakukan korupsi dalam bisnis.

    Sanchez sebelumnya menyalahkan situs-situs berita online yang selaras secara politis dengan partai oposisi terkemuka, Partai Populer (PP), yang berhaluan kanan, dan partai sayap kanan Vox, atas penyelidikan terhadap istrinya tersebut.

    Sanchez menuduh pemimpin PP, Alberto Nunez Feijoo, dan pemimpin Vox, Santiago Abascal, “mencoba mendehumanisasi dan mendelegitimasi musuh politik melalui tindakan yang memalukan sekaligus salah.”

    Sanchez, 52 tahun, telah menjabat sebagai perdana menteri sejak 2018. Ia sebelumnya telah diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya pada bulan November lalu.

    gtp/rs (dpa, Reuters, AFP, AP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sejumlah Negara Eropa Akan Akui Palestina Akhir Mei

    Sejumlah Negara Eropa Akan Akui Palestina Akhir Mei

    Riyadh

    Sejumlah negara Eropa diperkirakan akan memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina pada akhir bulan Mei mendatang. Rencana negara-negara Eropa untuk mengakui negara Palestina itu telah memicu reaksi keras dari Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (30/4/2024), hal tersebut diungkapkan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, saat berbicara kepada wartawan di sela-sela menghadiri pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia (WEC) yang digelar di Riyadh, Arab Saudi.

    Borrell tidak menyebut lebih lanjut soal negara mana saja yang akan mengakui negara Palestina secara resmi.

    Namun pada Maret lalu, sejumlah negara Eropa seperti Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia mengumumkan bahwa mereka akan melakukan upaya bersama untuk mewujudkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina.

    Dalam pernyataan pada 22 Maret lalu, Spanyol mengungkapkan bahwa atas nama perdamaian Timur Tengah, pihaknya sepakat dengan Irlandia, Malta dan Slovenia untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan terhadap negara yang dideklarasikan Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

    Jalur Gaza yang sejak lama dikuasai kelompok Hamas, yang menolak perdamaian dengan Israel dan menyerang negara Yahudi itu pada 7 Oktober tahun lalu, sedang dilanda perang yang juga memicu peningkatan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Wilayah Tepi Barat juga diketahui menjadi lokasi permukiman Yahudi yang luas.

    Rencana negara-negara Eropa mengakui negara Palestina itu memicu kecaman Israel. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Israel memberikan reaksi keras dengan mengecam rencana empat negara Eropa itu dalam mengupayakan pengakuan bagi negara Palestina. Tel Aviv menyebut rencana itu sama saja memberikan “hadiah bagi terorisme” yang akan mengurangi peluang dalam perundingan penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

    “Pengakuan atas negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober mengirimkan pesan kepada Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya bahwa serangan teror mematikan terhadap warga Israel akan dibalas dengan gesture politik terhadap Palestina,” sebut Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dalam pernyataannya pada Maret lalu.

    “Penyelesaian konflik hanya bisa dilakukan melalui perundingan langsung antara para pihak. Keterlibatan apa pun dalam pengakuan negara Palestina hanya akan menjauhkan pencapaian resolusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional,” ucapnya pada saat itu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 18 Negara Desak Hamas Bebaskan Sandera-Akhiri Krisis Gaza

    18 Negara Desak Hamas Bebaskan Sandera-Akhiri Krisis Gaza

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) bersama 17 negara lainnya merilis pernyataan bersama yang isinya menyerukan Hamas untuk membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, sebagai jalan untuk mengakhiri krisis di daerah kantong Palestina tersebut.

    Namun Hamas telah bersumpah tidak akan menyerah pada tekanan internasional.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4/2024), pernyataan bersama dari 18 negara itu dirilis pada Kamis (25/4) waktu setempat. Seorang pejabat senior AS menyebut pernyataan bersama itu sebagai bentuk kebulatan suara yang luar biasa.

    “Kami menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza selama lebih dari 200 hari,” demikian bunyi penggalan pernyataan bersama dari 18 negara tersebut.

    Seluruh 18 negara yang merilis pernyataan bersama itu semuanya memiliki warga negara yang disandera oleh Hamas sejak Oktober tahun lalu, setelah serangan mematikan terhadap Israel bagian selatan yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang.

    Hamas diyakini saat ini masih menyandera sekitar 129 orang, dari total 253 orang, di wilayah Jalur Gaza. Tidak hanya warga negara Israel, terdapat juga warga negara asing di antara para sandera itu.

    Negara-negara yang merilis pernyataan bersama itu terdiri atas, AS, Inggris, Argentina, Australia, Brasil, Bulgaria, Kanada, Kolombia, Denmark, Prancis, Jerman, Hungaria, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol, dan Thailand.

    “Kami menekankan bahwa kesepakatan untuk membebaskan para sandera akan menghasilkan gencatan senjata yang segera dan berkepanjangan di Gaza, yang akan memfasilitasi gelombang bantuan kemanusiaan tambahan yang diperlukan untuk dikirimkan ke seluruh wilayah Gaza, dan mengarah pada berakhirnya permusuhan,” sebut pernyataan bersama itu.

    “Warga Gaza akan bisa kembali ke rumah dan tanah mereka dengan persiapan sebelumnya untuk memastikan tempat berlindung dan bantuan kemanusiaan,” imbuh pernyataan tersebut.

    Salah satu pemimpin senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam pernyataan kepada Reuters menegaskan bahwa Hamas tidak akan terpengaruh oleh pernyataan bersama 18 negara tersebut. Zuhri juga mengatakan bahwa AS perlu memaksa Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Jalur Gaza.

    “Sekarang bola ada di tangan Amerika,” ucapnya.

    Sementara itu, seorang pejabat senior AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada wartawan bahwa ada beberapa indikasi untuk potensi tercapainya kesepakatan mengenai krisis penyanderaan, namun dia tidak sepenuhnya meyakini itu.

    Pejabat senior AS itu tidak menjelaskan lebih lanjut, namun menyebut kesepakatan itu tergantung pada “satu orang”, yakni pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.

    Proposal pembebasan sandera yang diajukan awal tahun ini menyerukan pembebasan para sandera yang sakit, berusia lanjut (lansia) dan terluka di Jalur Gaza, sebagai imbalan untuk gencatan senjata selama enam minggu yang bisa diperpanjang demi memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan.

    Proposal itu, menurut pejabat senior AS tersebut, juga memungkinkan kembalinya warga Palestina tanpa pembatasan apa pun ke wilayah Jalur Gaza bagian utara.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Uni Eropa Ultimatum TikTok Soal Fitur yang Bisa Bikin Ketagihan

    Uni Eropa Ultimatum TikTok Soal Fitur yang Bisa Bikin Ketagihan

    Jakarta

    Komisi Eropa hari Senin (22/4) memberi TikTok tenggat waktu 24 jam untuk menyerahkan penilaian potensi risiko kesehatan terkait aplikasi barunya TikTok Lite. Jika tidak, TikTok akan menghadapi denda harian.

    Ultimatum itu ditetapkan setelah TikTok “gagal” memberikan penilaian risiko yang diminta pada awal bulan ini.

    TikTok Lite adalah versi TikTok yang lebih sederhana dan diluncurkan di Prancis dan Spanyol pada bulan Maret. TikTok Lite dioptimalkan untuk koneksi internet yang lebih lambat dan menggunakan lebih sedikit memori.

    TikTok Lite juga memungkinkan pengguna untuk mendapatkan poin yang dapat ditukarkan dengan voucher atau kartu hadiah.

    Komisi Eropa mengatakan, mereka ingin TikTok memberi penjelasan bagaimana mereka menilai “risiko kecanduan dan kesehatan mental dari aplikasi versi baru ini.”

    Jika TikTok gagal menjawab dalam batas waktu 24 jam, perusahaan akan dijatuhi denda sebesar satu persen dari pendapatan tahunannya.

    Penyelidikan kemungkinan pelanggaran DSA

    Komisi Eropa hari Senin juga mengumumkan, mereka meluncurkan penyelidikan kedua untuk menentukan apakah TikTok melanggar Undang-Undang Layanan Digital UE, Digital Service Act (DSA), atau tidak.

    Komisi Eropa khawatir TikTok meluncurkan aplikasi tersebut tanpa menilai bagaimana memitigasi “potensi risiko sistemik.”

    Risiko kecanduan bagi remaja

    “Dengan aliran video pendek dan cepat yang tiada habisnya, TikTok menawarkan kesenangan dan rasa terhubung di luar lingkaran terdekat Anda,” kata Komisaris Eropa Thierry Breton. “Tetapi hal ini juga mempunyai risiko yang cukup besar, terutama bagi anak-anak kita: kecanduan, kecemasan, depresi, gangguan makan, dan rendahnya rentang perhatian.”

    Komisi Eropa juga mengancam akan memblokir fitur “adiktif” yang memberi penghargaan kepada pengguna karena menonton dan menyukai video.

    “Kami kecewa dengan keputusan ini,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan. “Hadiah di TikTok Lite tidak tersedia untuk anak di bawah 18 tahun, dan ada batasan harian untuk menonton video. Kami akan melanjutkan diskusi dengan Komisi.”

    hp/as (afp, ap, dpa)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Keanggotaan Penuh Palestina di PBB Tinggal Tunggu Waktu

    Keanggotaan Penuh Palestina di PBB Tinggal Tunggu Waktu

    Jakarta

    Keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tinggal menunggu waktu saja. Voting segera dilakukan untuk menentukan status keanggotaan Palestina.

    Sebagaimana diketahui, sampai saat ini perang di Gaza masih berkecamuk. Namun, sudah ada sejumlah negara yang siap untuk mengakui Palestina. Beberapa di antaranya seperti Irlandia, Spanyol, Malta dan Slovenia.

    Bahkan, Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengatakan bahwa negaranya akan mengakui negara Palestina secara resmi pada Juli mendatang. Pengakuan dari otoritas Madrid itu akan disampaikan ketika Sanchez melakukan tur kunjungan ke kawasan Timur Tengah.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/4/2024), rencana Spanyol mengakui negara Palestina itu diungkapkan oleh PM Sanchez saat menyampaikan pernyataan informal tersebut kepada rombongan wartawan yang mendampingi dirinya dalam kunjungan ke Amman, ibu kota Yordania, pada Senin (1/4) malam waktu setempat.

    Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian kunjungan PM Sanchez ke Yordania, Qatar dan Arab Saudi.

    Irlandia Juga Siap Akui Palestina

    Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Irlandia Simon Harris mengecam PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza, Palestina. Simon menegaskan bahwa negaranya siap mengakui Palestina sebagai negara.

    Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Simon saat menyampaikan pidato di Dublin, Senin (8/4/2024) lalu. Video pidato ini diunggah melalui akun Instagram resminya.

    “Biar saya perjelas–rakyat Irlandia merasa muak dengan tindakan Netanyahu,” kata Simon seperti dilihat detikcom, Rabu (10/4).

    Simon mendorong agar gencatan senjata bisa segera dilakukan. Selain itu, ia ingin bantuan ke Palestina bisa disalurkan secara bebas.

    “Gencatan senjata sekarang. Biarkan bantuan mengalir dengan bebas,” ungkapnya.

    Dia secara tegas menyatakan siap mengakui Palestina sebagai negara. “Irlandia siap mengakui negara Palestina,” tegasnya.

    Voting DK PBB

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan melakukan voting pada Kamis (18/4) waktu setempat mengenai permohonan Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB.

    Di tengah serangan militer Israel di Gaza, Palestina pada awal April lalu kembali mengajukan permohonan keanggotaan yang pertama kali diajukan ke badan dunia tersebut pada tahun 2011, meskipun Amerika Serikat yang memegang hak veto, telah berulang kali menyatakan penolakannya terhadap usulan tersebut.

    Majelis Umum PBB dapat menerima negara anggota baru dengan dua pertiga suara mayoritas, namun hanya setelah Dewan Keamanan memberikan rekomendasinya.

    Blok regional Kelompok Arab (Arab Group) mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa yang menegaskan “dukungannya yang teguh” terhadap permohonan Palestina tersebut.

    “Keanggotaan di PBB merupakan langkah penting ke arah yang benar menuju resolusi yang adil dan abadi atas permasalahan Palestina sejalan dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan,” demikian pernyataan Arab Group, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Rabu (17/4/2024).

    Aljazair, yang merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, telah merancang resolusi yang “merekomendasikan” kepada Majelis Umum agar “Negara Palestina diterima menjadi anggota PBB.”

    Pemungutan suara pada hari Kamis ini akan bertepatan dengan pertemuan Dewan Keamanan yang dijadwalkan beberapa minggu lalu untuk membahas situasi di Gaza, yang diperkirakan akan dihadiri oleh para menteri dari beberapa negara Arab.

    Palestina – yang berstatus pengamat di PBB sejak 2012 – telah melakukan lobi selama bertahun-tahun untuk mendapatkan keanggotaan penuh di PBB.

    “Kami sedang mencari izin masuk. Itu adalah hak alami dan hukum kami,” kata Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini