Negara: Somalia

  • Klaim Terbesar di Jawa Tengah, UMKU Bangun Gedung Kampus Ikonik Berbahan Kontainer Bekas

    Klaim Terbesar di Jawa Tengah, UMKU Bangun Gedung Kampus Ikonik Berbahan Kontainer Bekas

    Tak ketinggalan, pihak kampus juga menyediakan area rooftop bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Seperti untuk bersantai, berdiskusi, dan aktifitas postif lainnya.

    Dengan kehadiran kampus yang ikonik dan fasilitas lengkap, Edy Soesanto berharap kampus yang dipimpinnya terus melangkah menuju kampus masa depan.

    Edy juga berharap lulusan UMKU bisa menjadi generasi dengan kompetensi tinggi, profesional, berkarakter baik serta berjiwa wirausaha.

    “Kalau diimplementasikan pada slogan Kabupaten Kudus, ya Gusjigang. Bagus, pinter Ngaji, dan Berdagang, harapannya lulusan kita seperti itu,” terang Edy.

    Saat ini, UMKU telah memiliki ribuan mahasiswa dari berbagai daerah. Bahkan kampus yang berada di bawah naungan Ormas Muhammadiyah ini, memiliki mahasiswa dari Timor Leste dan Somalia.

    “Dengan hadirnya mahasiswa dari dua negara itu, kami pun sangat berharap UMKU semakin dikenal banyak orang dan makin mendunia,” tukasnya.

    (Arief Pramono)

  • Bukti Bumi sedang Sakit, Wilayah Konflik di Dunia Melonjak 65%

    Bukti Bumi sedang Sakit, Wilayah Konflik di Dunia Melonjak 65%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Proporsi wilayah dunia yang terjebak dalam konflik telah meningkat hingga 65% dalam 3 tahun terakhir, setara dengan hampir dua kali luas India.

    Berdasarkan Conflict Intensity Index (CII) terbaru yang diterbitkan oleh analis risiko Verisk Maplecroft, wilayah konflik kini mencakup 6,15 juta km² atau 4,6% dari total daratan dunia, naik dari 2,8% pada 2021.

    Jumlah korban tewas dalam konflik juga meningkat 29% selama periode tersebut.

    Laporan tersebut mengidentifikasi sejumlah wilayah yang mengalami eskalasi konflik, termasuk, koridor konflik di Afrika, yang meliputi Sahel dan Tanduk Afrika, dari Mali hingga Somalia. Di Burkina Faso, 86% wilayahnya kini terlibat dalam konflik. Sudan dan Ethiopia juga mengalami kekerasan berskala besar.

    Di Eropa Timur ada Ukraina sebagai pusat perhatian akibat invasi Rusia. Konflik ini tidak hanya mengganggu rantai pasok global tetapi juga membahayakan keamanan pangan di Timur Tengah dan Afrika.

    Sementara itu, konflik juga terjadi di Asia Tenggara, di mana negara-negara seperti Myanmar mengalami kekerasan yang meluas, terutama terkait pemberontakan bersenjata.

    Menurut Angela Rosales, CEO SOS Children’s Villages International, sebanyak 470 juta anak di seluruh dunia terdampak konflik, termasuk di Ukraina, Sudan, Gaza, dan Lebanon.

    “Anak-anak di wilayah konflik berisiko kehilangan keluarga jika rumah mereka hancur, orang tua terbunuh, atau mereka terpisah saat melarikan diri dari kekerasan,” ujar Rosales, dikutip dari AFP, Kamis (21/11/2024).

    Selain risiko kehilangan keluarga, anak-anak di wilayah konflik juga rentan terhadap eksploitasi, perdagangan manusia, dan kekerasan.

    Clionadh Raleigh, Presiden Acled (Armed Conflict Location and Event Data), menyoroti bahwa konflik baru terus muncul, dengan peningkatan 27% dalam peristiwa kekerasan sejak perang Ukraina dimulai. Di sisi lain, konflik lama sulit diselesaikan, terutama di negara-negara seperti Myanmar yang melibatkan banyak kelompok bersenjata kecil.

    “Konflik-konflik kecil ini cenderung fleksibel terhadap sistem politik tempat mereka berada, sehingga sangat sulit untuk diakhiri,” katanya.

    Dampak Kekerasan Global

    Sementara itu, Iain Overton, Direktur Eksekutif Action on Armed Violence, menyebut bahwa dekade 2020-an kemungkinan akan dikenal sebagai “dekade serangan udara, terutama menggunakan drone.” Kekerasan antara negara, berbeda dengan konflik melibatkan kelompok non-negara di pertengahan 2010-an, kini menjadi lebih dominan.

    Hugo Brennan dari Verisk Maplecroft memperingatkan dampak luas dari konflik ini pada bisnis global, pertumbuhan ekonomi, dan keamanan pangan.

    “Risiko konflik terus meningkat selama beberapa tahun terakhir, dan bisnis global perlu mempertimbangkan hal ini,” ujar Brennan.

    Menurutnya, ketegangan global yang terus meningkat menuntut perhatian internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mengurangi dampak konflik pada masyarakat sipil.

    (luc/luc)

  • 8
                    
                        Swedia dan Finlandia Desak Warganya Bersiap Hadapi Kemungkinan Perang, Ada Apa?
                        Internasional

    8 Swedia dan Finlandia Desak Warganya Bersiap Hadapi Kemungkinan Perang, Ada Apa? Internasional

    Swedia dan Finlandia Desak Warganya Bersiap Hadapi Kemungkinan Perang, Ada Apa?
    Penulis
    STOCKHOLM, KOMPAS.com –
    Swedia dan Finlandia mendesak warga negaranya untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang.
    Swedia pada Senin (18/11/2024) ini mulai mengirimkan sekitar 5 juta pamflet kepada penduduk yang mendesak mereka untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang.
    Sementara negara tetangganya, Finlandia, meluncurkan situs web kesiapsiagaan baru.
    Baik Swedia maupun Finlandia diketahui telah meninggalkan ketidakberpihakan militer mereka untuk bergabung dengan NATO yang dipimpin AS, setelah
    invasi Rusia ke Ukraina
    pada 2022.
    Sejak dimulainya perang, Swedia telah berulang kali mendesak warga Swedia untuk mempersiapkan diri baik secara mental maupun logistik untuk menghadapi kemungkinan perang, dengan alasan situasi keamanan yang serius di sekitarnya.
    Buklet “Jika Krisis atau Perang Datang”, yang dikirim oleh Badan Kontinjensi Sipil Swedia (MSB), berisi informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk keadaan darurat seperti perang, bencana alam, atau serangan siber.
    Ini adalah versi terbaru dari pamflet yang telah diterbitkan Swedia sebanyak lima kali sejak Perang Dunia II.
    Versi sebelumnya yang dikirim pada 2018 menjadi berita utama, karena ini adalah pertama kalinya pamflet tersebut dikirim ke warga Swedia sejak tahun 1961 pada puncak
    Perang Dingin
    .
    “Situasi keamanan sangat serius dan kita semua perlu memperkuat ketahanan kita untuk menghadapi berbagai krisis dan pada akhirnya perang,” kata Direktur MSB, Mikael Frisell, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari
    AFP.
    Dokumen setebal 32 halaman ini menguraikan dengan ilustrasi sederhana ancaman yang dihadapi negara Nordik, termasuk konflik militer, bencana alam, serta serangan siber dan teror.
    Dokumen itu juga berisi tips untuk kesiapsiagaan, seperti menyimpan makanan yang tidak mudah rusak dan menyimpan air.
    MSB mengatakan, versi 2024 yang diperbarui memiliki fokus yang lebih kuat pada persiapan untuk perang.
    Selama dua minggu ke depan, sebanyak 5,2 juta eksemplar akan dikirim ke rumah-rumah di Swedia.
    Brosur ini tersedia dalam bentuk cetak dalam bahasa Swedia dan Inggris dan versi digital tersedia dalam beberapa bahasa lain, termasuk bahasa Arab, Farsi, Ukraina, Polandia, Somalia, dan Finlandia.
    Mantan Kepala Militer Swedia, Micael Byden, pada bulan Januari lalu memperingatkan rekan-rekan senegaranya ketika ia mendesak mereka untuk mempertimbangkan kesiapan mereka sendiri.
    “Orang Swedia harus mempersiapkan mental untuk perang,” katanya.
    Juga pada Senin, Pemerintah di Finlandia, yang berbatasan dengan Rusia sepanjang 1.340 kilometer, meluncurkan sebuah situs web yang mengumpulkan informasi tentang kesiapsiagaan untuk berbagai krisis.
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kota di Dunia Makin Gerah, Bisakah Kota Beradaptasi dengan Cuaca Ekstrem?

    Kota di Dunia Makin Gerah, Bisakah Kota Beradaptasi dengan Cuaca Ekstrem?

    Jakarta

    Apakah anda sering kepanasan sampai terasa hampir pingsan jika sedang berjalan kaki di perkotaan? Kawasan urban yang kini jadi habitat bagi lebih dari separuh populasi global, memanas lebih cepat dibanding kawasan pedesaan.

    Kota-kota harus menemukan cara untuk menghadapi gelombang panas, kekeringan, curah hujan tinggi, badai, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi dan makin intens, yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia untuk menghasilkan energi, serta menggerakkan transportasi dan industri.

    Cara kota dibangun kerap memperbesar risiko dari cuaca ekstrem. Volume beton yang digunakan untuk membangun jalan dan gedung, membuat kota jadi lebih panas dan juga curahan hujan tinggi tak bisa lagi merembes ke tanah, yang akhirnya menyebabkan banjir.

    Kesadaran akan masalah ini semakin meningkat. Dalam survei tahun 2023 tentang bahaya iklim di antara 169 administrasi kota yang bertanggung jawab atas satu juta penduduk atau lebih, 122 di antaranya melaporkan bahwa banjir berdampak sedang atau tinggi di kota mereka.

    Beton juga memerangkap panas, sehingga memperparah gelombang panas. Menurut William Nichols, pimpinan tim iklim dan ketahanan di firma intelijen risiko global “Verisk Maplecroft”, beton memiliki dampak besar pada kesehatan manusia, infrastruktur kota, dan masyarakat.

    “Ada sejumlah cara di mana panas ekstrem dapat memberi tekanan pada sistem energi pasokan air, misalnya. Dan ada literatur yang meneliti bagaimana panas yang berkepanjangan dapat memengaruhi hal-hal seperti kerusuhan politik dan pembangkangan sipil,” tambahnya.

    Meningkatnya suhu panas di kota-kota

    Menanam pohon, merupakan salah satu cara kota-kota mengatasi meningkatnya suhu panas. Penelitian terbaru yang meneliti dampak pohon di jalanan terhadap suhu perkotaan menemukan, peningkatan dari tidak ada tutupan pohon menjadi 50% di lokasi tertentu menyebabkan penurunan suhu sebesar 0,5 derajat.

    “Panas ekstrem dan banjir, salah satu hal penting yang dapat kita lakukan untuk mengatasi keduanya adalah, menaturalisasi kembali tempat-tempat itu,” kata David Miller, direktur pelaksana sekelompok kota yang dikenal sebagai Pusat Kebijakan Iklim dan Ekonomi Perkotaan C40 dan mantan wali kota Toronto.

    “Manfaat terbesar berkorelasi dengan pencegahan kerusakan infrastruktur akibat bencana alam, seperti erosi pantai, banjir, kenaikan permukaan laut, dan tanah longsor,” kata Michail Kapetanakis, seorang analis riset di lembaga pemikir International Institute for Sustainable Development.

    Pohon dan hutan dapat membantu menanggulangi dampak banjir ekstrem dengan memperlambat aliran air, menstabilkan tanah, dan mencegah tanah longsor. Pohon dan hutan juga menyerap karbon dioksida yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi polusi udara.

    Ada potensi untuk memperluas proyek di Freetown hingga setidaknya 3,8 juta pohon pada tahun 2050, kata Kapetanakis, yang menganalisis biaya proyek versus manfaatnya. “Ini adalah solusi yang sangat mudah, murah, dan berkelanjutan yang mengatasi banyak masalah pada saat yang bersamaan,” katanya kepada DW.

    Kota-kota dengan risiko iklim tertinggi

    Kota-kota di Afrika dan Asia termasuk di antara kota-kota yang diperkirakan memiliki risiko tertinggi terkait dengan iklim. Khartoum di Sudan, Mogadishu di Somalia, Ahmedabad di India, Hyderabad di Pakistan, dan Lagos terhitung sebagai lima kota teratas dalam Indeks Bahaya dan Kerentanan Iklim Verisk Maplecroft 2050.

    “Bahaya dan kerentanan iklim sebenarnya merupakan gabungan dari ancaman fisik yang dihadapi dan juga kemampuan kota untuk menghadapi ancaman tersebut,” kata Nichols, dari Verisk Maplecroft.

    Negara seperti Nigeria di belahan bumi selatan, dan negara di belahan bumi utara, seperti Jerman, mungkin mengalami hujan lebat yang sama derasnya, misalnya, namun orang-orang di Nigeria akan lebih terdampak karena lebih sedikit mekanisme yang tersedia untuk membantu mereka mengatasinya.

    “Sementara wilayah perkotaan di Amerika Utara dan Eropa juga menghadapi tantangan yang semakin meningkat akibat cuaca ekstrem,namun infrastruktur yang lebih baik, respons bencana yang lebih baik, akses yang lebih baik ke layanan kesehatan membuat penduduk tidak terlalu rentan,” kata Nichols.

    “Akan tetapi, bahkan di negara-negara maju di belahan bumi utara, ada orang-orang yang lebih rentan daripada yang lain,” papar Thandile Chinyavanhu, juru kampanye Stop Drilling Start Paying dari LSM Greenpeace International.

    Hal ini juga didukung oleh survei bahaya iklim kota: Pemerintah dari kota-kota kaya dan miskin sama-sama melaporkan bahwa rumah tangga berpenghasilan rendah, orang lanjut usia dan penyandang disabilitas, anak-anak dan kelompok rentan lainnya, adalah yang paling terdampak oleh peristiwa cuaca ekstrem.

    “Ada dampak yang nyata di komunitas yang paling miskin dan paling rentan karena infrastrukturnya tidak berkembang seperti di daerah yang kaya,” kata Chinyavanhu kepada DW. Misalnya, di Johannesburg, Afrika Selatan, komunitas yang lebih miskin cenderung tinggal di daerah yang lebih rentan terhadap banjir bandang, karena mereka tidak mampu tinggal di tempat dengan drainase yang lebih baik, katanya.

    Membuat perubahan di komunitas yang rentan

    Beberapa kota mencoba membuat perubahan di lingkungan berpendapatan rendah sambil berjuang mengatasi berbagai masalah sosial dan lingkungan. Di Kota Boston, AS, berbagai organisasi dan warga telah bersatu untuk mengembangkan taman di daerah miskin, yang sekaligus juga akan membantu melindungi kota dari pemanasan iklim.

    Perubahan yang direncanakan di kawasan pantai Moakley Park, mencakup integrasi bendungan ke dalam lanskap taman, penggunaan vegetasi tahan air asin, dan padang rumput sebagai tandon air hujan.

    “Idenya adalah ketika terjadi badai 50 tahunan atau 100 tahunan, taman-taman tersebut akan menjadi tempat yang akan menyerap air. Namun, pada tahun-tahun lainnya, taman-taman tersebut akan melayani kebutuhan rekreasi lokal untuk tempat yang sangat membutuhkan fasilitas semacam itu,” ujar Miller.

    Memperbaiki kondisi di daerah miskin dapat memberikan dampak positif yang luas. Namun, tantangan yang dihadapi banyak kota adalah meningkatnya areal permukiman informal dan kumuh, yang muncul untuk menampung semakin banyaknya orang yang berurbanisasi ke daerah perkotaan.

    “Kita melihat kota-kota seperti Lagos, misalnya, yang memiliki banyak sekali pembangunan yang tidak direncanakan, yang menjadi sebagian besar kawasan hunian penduduk. Jelas sangat sulit untuk mengatasi perubahan iklim. Di sana tidak ada struktur yang mendukungnya,” tandas Nichols.

    Bekerja dengan orang-orang termiskin untuk memenuhi kebutuhan mereka dapat membantu, kata Miller. Misalnya, karena tidak ada listrik untuk memasak, orang-orang di daerah miskin di Freetown, Sierra Leone, menebang pohon untuk dijadikan kayu. Pihak berwenang di sana bekerja dengan masyarakat di permukiman informal untuk menyediakan alternatif memasak yang lebih efisien dan lebih bersih.

    “Saya rasa praktik terbaik dalam skala global berasal dari filosofi, jika Anda akan mengatasi perubahan iklim, baik dampaknya maupun penyebabnya, Anda harus berbicara langsung dan melibatkan orang-orang yang paling terdampak dalam semua dialog,” kata Miller.

    Pendanaan perubahan di kota-kota global

    “Namun, satu masalah utama dalam penerapan solusi di kota-kota adalah pendanaan, khususnya di belahan bumi selatan,” imbuh Miller.

    Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis pada tahun 2023 menyebutkan, meskipun ada kebutuhan untuk meningkatkan pendanaan bagi negara-negara berkembang guna membantu mereka mengatasi dampak perubahan iklim, aliran dana justru telah menurun.

    Menurut laporan penilaian keenam dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, langkah-langkah adaptasi yang saat ini direncanakan sudah dapat mengurangi dampak pemanasan global pada masyarakat kaya dan miskin. Menerapkan semua adaptasi yang memungkinkan –yang akan membutuhkan lebih banyak pendanaan– dapat memperkecil kesenjangan iklim lebih jauh lagi.

    Pada tahun 2022, pendanaan yang disiapkan oleh negara-negara industri untuk membiayai perubahan yang akan membantu masyarakat di negara-negara berkembang mengatasi dampak kenaikan suhu mencapai $32,4 miliar, dan hampir mencapai setengah dari target untuk menggandakan pendanaan adaptasi pada tahun 2025.

    “Jika Anda memikirkan proyek adaptasi, terutama yang canggih, diperlukan investasi besar-besaran. Jadi, kita perlu memobilisasi modal dalam jumlah besar, dan kita perlu memobilisasinya dengan sangat cepat,” pungkas Miller.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    (haf/haf)

  • Samudra ke-6 Perlahan Muncul, Ini yang Bakal Terjadi pada Bumi

    Samudra ke-6 Perlahan Muncul, Ini yang Bakal Terjadi pada Bumi

    Jakarta

    Berkat geologi, bola dunia, peta, dan berbagai pengetahuan di buku, kita cukup familiar seperti apa rupa Bumi sekarang. Planet yang kita huni ini memiliki lima samudra, tujuh benua, dan bentuk daratan yang dapat dikenali.

    Namun, Bumi tidak selalu terlihat seperti ini. Kemunculan perlahan samudra keenam membuktikan bahwa samudra tersebut tidak akan tetap seperti ini. Proses ini mungkin memakan waktu jutaan tahun, namun tidak ada yang dapat menghentikannya.

    Para ilmuwan telah mengonfirmasi bahwa perairan baru itu muncul di tengah benua Afrika, yang mulai terbelah dua. Negara-negara seperti Uganda dan Zambia saat ini terkurung daratan, namun di masa mendatang mereka berpotensi memiliki garis pantai sendiri.

    Perubahan ini terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik, lempengan batu padat raksasa yang membentuk kerak Bumi dan mantel atas, yang juga dikenal sebagai litosfer. Lempeng tektonik terus bergerak, meskipun pergerakannya tidak terlihat oleh mata telanjang.

    Lempeng tektonik Afrika, Arab, dan Somalia saling berbatasan, tetapi selama 30 juta tahun terakhir, baik lempeng Arab maupun lempeng Somalia perlahan-lahan menjauh dari lempeng Afrika, sehingga mengakibatkan apa yang dikenal sebagai Rift Afrika Timur.

    “Ini adalah satu-satunya tempat di Bumi, tempat Anda dapat mempelajari bagaimana retakan benua berubah menjadi retakan samudra,” kata Christopher Moore, seorang mahasiswa doktoral di University of Leeds di Inggris, dikutip dari Unilad.

    Mengingat diperlukan waktu 30 juta tahun agar retakan nyata terbuka, cukup aman untuk mengatakan bahwa penduduk Uganda atau Zambia belum akan memiliki garis pantai mereka sendiri dalam waktu dekat.

    Namun perubahan ini tidak akan berhenti. Hal tersebut ditunjukkan oleh Ken Macdonald, seorang ahli geofisika kelautan dan profesor di University of California.

    “Dengan pengukuran GPS, Anda dapat mengukur laju pergerakan hingga beberapa milimeter per tahun. Seiring dengan semakin banyaknya pengukuran dari GPS, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang apa yang sedang terjadi,” ujarnya.

    Melihat ke masa depan, Macdonald juga mampu memperkirakan seperti apa wujud dunia ketika jutaan tahun berlalu, dan lautan akhirnya terbuka.

    “Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar dan Lembah Rift Afrika Timur lalu menjadi samudra baru, dan bagian Afrika Timur itu akan menjadi benua kecil yang terpisah,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • Rusia Rekrut Warga Asing Jadi Tentara, Kehabisan Orang?

    Rusia Rekrut Warga Asing Jadi Tentara, Kehabisan Orang?

    Jakarta

    Lelaki berusia 21 tahun asal Sri Lanka itu tak menyangka akan dikirim ke garis depan di Ukraina saat menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Dia memang mendengar ada kemungkinan bergabung dengan tentara Rusia dari sesama warga Sri Lanka. Dia mengatakan, setelah bertugas di militer selama setahun, dia dan orang tuanya akan menerima kewarganegaraan Rusia.

    “Dia memberitahu bahwa saya tidak akan dikirim ke garis depan, dan hanya akan dipekerjakan sebagai pendukung,” kata pemuda itu. Dia segera menandatangani kontrak pada bulan Februari dan menerima uang setara dengan US$2.000 atau sekitar Rp31 juta. Selain itu, dijanjikan gaji bulanan sebesar $2.300 (sekitar Rp35 juta) ditambah tunjangan lain.

    Warga Sri Lanka dari kota Walasmulla ini mengaku dipaksa menandatangani kontrak dengan tentara untuk mendapatkan status hukum di Rusia. Pada musim semi, dia terbaring di rumah sakit Ukraina dekat garis depan karena terluka dan ditangkap, dia setuju untuk menceritakan kisahnya tanpa menyebut nama.

    Dari tukang daging, jadi tentara

    “Karena situasi ekonomi yang buruk di Sri Lanka,” kata pemuda tersebut, dia memutuskan untuk mendapatkan visa kerja ke Rusia lewat agen tenaga kerja. Krisis di negara asalnya semakin parah, antara lain karena perang Rusia, harga pangan dan bahan bakar naik akibat blokade ekspor Ukraina lewat Laut Hitam.

    Awalnya, pemuda itu bekerja di toko daging di Rusia selama satu tahun. Ketika masa berlaku visanya habis, dia tinggal secara ilegal di Moskow selama satu tahun lagi, di mana dia bekerja di sebuah restoran cepat saji. Akhirnya dia bergabung dengan tentara Rusia.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pria itu bekerja di toko daging Rusia selama satu tahun dan ketika visanya habis masa berlakunya, dia tinggal secara ilegal di Moskow selama satu tahun lagi, di mana dia bekerja di sebuah restoran cepat saji. Akhirnya dia bergabung dengan tentara Rusia.

    “Saya mengatakan kepada komandan bahwa saya ingin kembali ke Sri Lanka. Namun dia mengatakan bahwa itu tidak mungkin, dan berdasarkan kontrak, saya terancam hukuman 15 tahun penjara di Rusia jika melarikan diri.”

    Ia menambahkan bahwa di unitnya ada juga warga negara Nepal, India, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Dia hanya sekali berada di garis depan, yakni selama lima hari. Di sana dia terluka dan ditangkap.

    Pada Juni 2024, kantor berita Bloomberg melaporkan dengan mengutip pejabat Eropa, Rusia memaksa ribuan pekerja migran dan pelajar asing untuk bergabung dengan tentara Rusia dalam perang melawan Ukraina. Jika menolak, orang asing tersebut diancam tidak akan diperpanjang lagi visanya.

    Uang banyak, iming-iming jadi tentara Rusia

    “Kami sangat, sangat miskin,” kata seorang pria Nepal berusia 35 tahun yang berada di kamp tawanan perang di Ukraina bagian barat. Dia menceritakan kisahnya kepada DW pada bulan Juli dan tidak ingin disebutkan namanya. Seorang penjaga juga menunggui percakapan ini, namun dia tetap diam dan sepertinya tidak mengerti bahasa Inggris.

    Di Nepal, pria tersebut bekerja sebagai sopir taksi dengan upah sekitar US$400 atau sekitar Rp6,2 juta per bulan. Jumlah ini tidak cukup untuk menghidupi istri, dua anak dan orang tuanya. Dia mendengar dari teman-temannya di India bahwa seseorang bisa mendapatkan “banyak uang” di ketentaraan Rusia.

    Jadi, datanglah ia ke Moskow pada Oktober 2023. Di sana, dia dikumpulkan dan dibawa bersama 60 orang asing lainnya ke pusat pelatihan “Avantgarde” di pinggiran ibu kota Rusia.

    Menurut CNN, stasiun itu dimaksudkan khusus untuk melatih tentara bayaran asing. Di sana orang Nepal menandatangani kontrak tahunan dengan tentara Rusia dengan gaji $2.000 per bulan.

    Rusia rekrut warga negara miskin jadi tentara bayaran

    Saat ini, ada sekitar sepuluh tentara bayaran yang ditahan di Ukraina, kata Petro Yatsenko, juru bicara staf koordinasi tawanan perang di dinas intelijen militer Ukraina (HUR).

    “Sudah ada beberapa lagi yang ditangkap, namun belum dimasukkan dalam statistik,” kata Jatsenko kepada DW. Menurutnya, para tahanan ini termasuk warga negara Afrika, termasuk Sierra Leone dan Somalia, serta Sri Lanka, Nepal, dan Kuba.

    “Kebanyakan mereka berasal dari negara-negara selatan, dari negara-negara miskin,” kata Jatsenko. Ia mendengar cerita dari warga Kuba bahwa penghasilan di negaranya hanya sebesar 7 dolar per bulan.

    HUR tidak mengetahui berapa banyak orang asing yang berperang di pihak Rusia. Namun, Rusia menarik orang asing dengan beriklan di jejaring sosial dan langsung ke luar negeri melalui agitator, kata Yatsenko.

    “Pekerjaan di perusahaan sering kali dijanjikan, dan jika menyangkut tentara, mereka mengatakan Anda hanya akan ditempatkan di daerah pedalaman,” ujarnya.

    Ketika tentara bayaran asing jadi tawanan perang

    “Selama tidak ada proses gugatan, mereka akan ditahan seperti tentara Rusia yang ditangkap,” kata Yatsenko tentang status orang asing tersebut. Belum ada satu pun dari mereka yang dibebaskan melalui pertukaran atau prosedur lainnya.

    “Beberapa negara, terutama Sri Lanka dan Nepal, berniat memulangkan warganya. Ini memungkinkan kami bernegosiasi,” kata juru bicara HUR.

    Awal tahun ini, CNN melaporkan, dengan mengutip sumbernya sendiri, bahwa Rusia merekrut sekitar 15.000 warga Nepal. Di ibu kota Kathmandu, para jurnalis menghadiri pertemuan keluarga tentara bayaran Nepal yang menuntut pihak berwenang mengembalikan kerabat mereka. Pemerintah Nepal menyebutkan 200 warga negaranya yang menjadi tentara Rusia, 13 di antaranya dikatakan tewas.

    Ada juga kasus di mana orang asing itu menjadi desertir Rusia. Pada bulan Mei, HUR melaporkan, tanpa memberikan angka apa pun, tentang eksodus massal tentara bayaran dari Nepal yang ditempatkan di wilayah pendudukan Luhansk. Dan pada bulan Juni, France 24 melaporkan bahwa 22 warga Sri Lanka telah melarikan diri dari posisi mereka di tentara Rusia.

    Aktivis dari organisasi hak asasi manusia Rusia, Idite lesom, membantu orang-orang melarikan diri dari dinas tentara Rusia, utamanya orang Rusia dan Ukraina yang secara paksa direkrut menjadi militer di wilayah yang diduduki Rusia.

    Namun Idite lesom juga mengurusi warga negara lain. Ivan Chuvilyaev, perwakilan organisasi tersebut, dalam sebuah wawancara dengan DW mengatakan para aktivis telah membantu warga negara-negara Afrika dan Afganistan untuk melarikan diri.

    Menurutnya, cara Rusia merekrut orang asing ke dalam tentaranya tidak berbeda dengan pendekatannya dalam merekrut warga negaranya sendiri.

    “Ini memanfaatkan fakta bahwa masyarakat awam hukum dan sangat butuh uang,” kata aktivis hak asasi manusia tersebut.

    (ae/hp)

    (ita/ita)

  • Rekor 120 Juta Orang Terpaksa Mengungsi Secara Global

    Rekor 120 Juta Orang Terpaksa Mengungsi Secara Global

    Jakarta

    PBB mengatakan pada Kamis (13/06) bahwa 120 juta orang hidup dalam status pengungsi paksa secara global antara awal tahun 2023 hingga Mei 2024.

    Data baru ini terungkap dalam laporan Tren Global oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) yang menguraikan statistik yang melacak jumlah pengungsi, pencari suaka, pengungsi internal, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia.

    Konflik mendorong migrasi besar-besaran

    “Diperkirakan 117,3 juta orang masih terpaksa mengungsi pada akhir 2023, terpaksa melarikan diri dari penganiayaan, konflik, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan peristiwa yang sangat mengganggu ketertiban umum,” kata laporan itu.

    Pada Mei, 120 juta orang menjadi pengungsi secara global, hampir 10% lebih banyak dibandingkan angka pada 2022, yang mewakili sekitar 1,5% dari populasi dunia, kata UNHCR.

    “Konflik masih menjadi pendorong terbesar terjadinya pengungsian massal,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi kepada wartawan.

    “Kecuali terjadi pergeseran geopolitik internasional, sayangnya saya melihat angkanya terus meningkat,” tambahnya.

    “Tahun ini, selama 12 tahun berturut-turut, jumlah pengungsi dan orang terlantar meningkat: dari 114 menjadi 120 juta. Di balik angka-angka ini terdapat banyak tragedi kemanusiaan, yang hanya dapat diatasi dan diselesaikan dengan solidaritas dan tindakan bersama,” kata Grandi dalam sebuah postingan di X, sebelumnya Twitter.

    Dari Gaza, Sudan, hingga Myanmar

    Pertempuran di Sudan yang pecah pada April 2023, disebut-sebut menyebabkan salah satu “krisis kemanusiaan dan pengungsian terbesar di dunia” dengan lebih dari 6 juta orang terpaksa mengungsi pada Desember 2023.

    Sementara itu, UNHCR mengatakan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza “telah menimbulkan dampak buruk terhadap warga sipil Palestina” dan hingga 1,7 juta orang atau lebih dari 75% penduduk telah mengungsi di wilayah Palestina.

    Menurut badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA), terdapat sekitar 6 juta pengungsi Palestina yang saat ini berada di bawah mandat mereka, dengan 1,6 juta di antaranya berada di Jalur Gaza.

    Myanmar, Afganistan, Ukraina, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Haiti, Suriah dan Armenia termasuk di antara negara-negara yang disebutkan di mana konflik dan kekerasan telah memaksa orang mencari keselamatan di tempat lain.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Negara mana yang diincar para pengungsi?

    Laporan tersebut menunjukkan bahwa 75% pengungsi dan migran menuju ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, berlawanan dengan persepsi bahwa sebagian besar pengungsi dan migran menuju ke negara-negara kaya.

    Namun laporan tersebut menyatakan bahwa setengah dari seluruh permohonan suaka baru, hanya diterima di lima negara dan sebagian besar diajukan di AS dengan jumlah 1,2 juta jiwa.

    Diikuti oleh Jerman dengan 329.100, disusul oleh Mesir, Spanyol dan Kanada.

    rs/gtp (AFP, DPA)

    (ita/ita)

  • 155 Orang Tewas di Tanzania Usai Hujan Lebat Picu Banjir dan Longsor

    155 Orang Tewas di Tanzania Usai Hujan Lebat Picu Banjir dan Longsor

    Jakarta

    Sedikitnya 155 orang tewas di Tanzania usai hujan lebat yang terkait dengan El Nino memicu banjir dan tanah longsor. Ratusan ribu warga di Tanzania terdampak banjir dan tanah longsor hebat ini.

    Dilansir AFP, Jumat (26/4/2024), Tanzania dan negara-negara lain di Afrika Timur–wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim–dilanda curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya selama musim hujan saat ini, dengan puluhan kematian juga dilaporkan di Kenya.

    Perdana Menteri Tanzania, Kassim Majaliwa, mengatakan lebih dari 51.000 rumah tangga dan 200.000 orang terkena dampak hujan, dengan 155 korban jiwa dan 236 orang luka-luka.

    “Hujan lebat El Nino, disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor di berbagai wilayah negara, telah menyebabkan kerusakan besar,” kata Majaliwa kepada parlemen di ibu kota Tanzania, Dodoma.

    “Ini termasuk korban jiwa, hancurnya tanaman, rumah, harta benda warga, dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan kereta api,” tambahnya.

    El Nino adalah pola iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan peningkatan suhu panas di seluruh dunia, kekeringan di beberapa bagian dunia, dan hujan lebat di tempat lain, serta dapat berdampak buruk di Afrika Timur.

    Sementara itu, di Burundi, salah satu negara termiskin di dunia, sekitar 96.000 orang terpaksa mengungsi akibat hujan yang tiada henti selama berbulan-bulan.

    Selain itu, sekitar 45 orang telah tewas di Kenya sejak awal musim hujan pada bulan Maret, termasuk 13 orang yang kehilangan nyawa akibat banjir bandang di ibu kota Nairobi minggu ini.

    Presiden Kenya, William Ruto, mengadakan pertemuan darurat multi-lembaga pada Kamis (25/4) untuk menanggapi krisis ini setelah hujan lebat memicu banjir yang menyebabkan kekacauan di seluruh kota, memblokir jalan dan jembatan serta melanda rumah-rumah di daerah kumuh.

    Warga Kenya telah diperingatkan untuk tetap waspada, karena diperkirakan akan terjadi hujan lebat lebih banyak di seluruh negeri, sementara para pejabat mengatakan orang-orang yang tinggal di daerah paling rentan akan direlokasi.

    “Pemerintah…akan melakukan apa pun yang diperlukan, menggunakan semua sumber daya yang diperlukan dalam bentuk uang dan personel untuk memastikan tidak ada korban jiwa dan masyarakat Kenya terlindungi dari bencana ini,” kata Wakil Presiden, Rigathi Gachagua.

    Badan tanggap kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan dalam minggu ini bahwa di Somalia, hujan Gu (April hingga Juni) semakin meningkat dengan banjir bandang dilaporkan sejak 19 April.

    Empat orang dilaporkan tewas, sedikitnya 134 keluarga atau lebih dari 800 orang terkena dampak atau mengungsi di seluruh negeri.

    Akhir tahun lalu, lebih dari 300 orang tewas akibat hujan lebat dan banjir di Kenya, Somalia dan Ethiopia, ketika wilayah tersebut sedang berusaha pulih dari kekeringan terburuk dalam empat dekade yang menyebabkan jutaan orang kelaparan.

    Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan pada bulan Maret bahwa El Nino, yang mencapai puncaknya pada bulan Desember, adalah salah satu dari lima El Nino terkuat yang pernah tercatat.

    Meskipun pola cuaca saat ini secara bertahap melemah, dampaknya akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang dengan meningkatkan panas yang terperangkap di atmosfer melalui gas rumah kaca.

    Oleh karena itu, “suhu di atas normal diperkirakan terjadi di hampir seluruh wilayah daratan antara bulan Maret dan Mei”, kata WMO dalam laporan triwulanan.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Personel Angkatan Laut AS Hilang di Lepas Pantai Somalia

    2 Personel Angkatan Laut AS Hilang di Lepas Pantai Somalia

    Jakarta

    Dua personel Angkatan Laut Amerika Serikat dilaporkan hilang di laut saat melakukan operasi di lepas pantai Somalia.

    Dalam sebuah pernyataan singkat, Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan bahwa kedua personel Angkatan Laut itu hilang pada Kamis (11/1) malam waktu setempat.

    “Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang berlangsung untuk menemukan kedua pelaut tersebut. Untuk tujuan keamanan operasional, kami tidak akan merilis informasi tambahan sampai operasi pemulihan personel selesai,” katanya, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).

    Militer AS mengatakan kedua personel Angkatan Laut itu dikerahkan ke wilayah operasi Armada ke-5 AS “untuk mendukung berbagai misi”.

    Wilayah operasi Armada ke-5 mencakup sekitar 2,5 juta mil persegi perairan dan mencakup Teluk, Laut Merah, Teluk Oman, dan sebagian Samudera Hindia, menurut situs web militer AS.

    Pasukan AS telah lama beroperasi di Somalia melalui koordinasi dengan dan atas nama pemerintah, sebagian besar melakukan serangan udara rutin untuk mendukung pasukan resmi memerangi kelompok ekstremis Al-Shabaab.

    Washington telah menetapkan Al-Shabaab sebagai organisasi teroris.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Helikopter PBB Bawa WN Asing Ditahan Militan Al Shabaab di Somalia

    Helikopter PBB Bawa WN Asing Ditahan Militan Al Shabaab di Somalia

    Mogadishu

    Sebuah helikopter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawa sejumlah warga negara asing ditahan oleh militan Al Shabaab di Somalia. Helikopter yang membawa pasokan medis itu ditahan setelah mendarat darurat di area yang dikuasai Al Shabaab.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (11/1/2024), helikopter itu dilaporkan mengangkut dua pria Somalia dan beberapa warga negara asing saat insiden terjadi. Tidak diketahui secara jelas asal kewarganegaraan para warga negara asing tersebut.

    Seorang pejabat militer Somalia, Mayor Hassan Ali, menuturkan kepada Reuters bahwa helikopter itu mengalami kerusakan tak lama setelah lepas landas dari kota Beledweyne di Somalia bagian tengah pada Rabu (10/1) waktu setempat.

    Helikopter itu akhirnya mendarat darurat di dekat desa Hindhere, yang berbatasan dengan wilayah Galguduud.

    “Dua pria Somalia dan beberapa warga asing ada di dalamnya. Kapal itu juga membawa pasokan medis dan seharusnya mengangkut tentara yang terluka dari wilayah Galguduud,” sebut Ali dalam pernyataannya.

    Misi Bantuan PBB di Somalia (UNSOM) telah mengonfirmasi insiden yang melibatkan sebuah helikopter yang disewa oleh PBB yang sedang menjalankan evaluasi medis udara. Disebutkan UNSOM bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi seputar insiden terjadi dan upaya respons sedang dipertimbangkan.

    Seorang pekerja PBB, yang enggan menyebut namanya, menuturkan bahwa awak helikopter itu mencakup lima warga negara asing.

    Saksikan juga ‘DK PBB Sahkan Resolusi Tuntut Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah’:

    Dua sumber PBB yang mengetahui insiden itu mengatakan kepada Reuters bahwa helikopter itu mengangkut sembilan penumpang. Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen soal identitas para awak dan penumpang helikopter itu, maupun kewarganegaraan mereka.

    Al Shabaab, yang masih terkait Al-Qaeda, mengobarkan pemberontakan terhadap pemerintah Somalia sejak tahun 2006 lalu. Kelompok itu berupaya membentuk pemerintahan sendiri berdasarkan interpretasi ketat mereka terhadap hukum syariat Islam.

    Meskipun pemerintah Somalia berhasil mengusir militan itu dari beberapa wilayahnya sejak pertengahan tahun 2010-an, namun Al Shabaab masih menguasai sebagian besar wilayah Somalia bagian selatan dan tengah. Kelompok itu terus menargetkan warga sipil dan melancarkan serangan terhadap institusi militer.

    Belum ada pernyataan dari pemerintahan Somalia soal laporan helikopter PBB ditahan Al Shabaab tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini