Negara: Selandia Baru

  • Apple Tunjuk Alibaba Hadirkan Apple Intelligence di iPhone China

    Apple Tunjuk Alibaba Hadirkan Apple Intelligence di iPhone China

    Jakarta

    Menurut sebuah laporan baru, Apple menjalin kerja sama dengan Alibaba untuk menghadirkan fitur AI pada iPhone di pasar China. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan di wilayah tersebut karena penjualan telah menurun akhir-akhir ini karena rendahnya permintaan dan meningkatnya persaingan dari pemain lokal lainnya seperti Xiaomi, Oppo, dan Huawei yang telah menawarkan fitur AI pada perangkat mereka.

    Apple juga telah mempertimbangkan pemain lain seperti Baidu dan Tencent, namun model AI mereka dilaporkan tidak memenuhi standar Apple untuk Apple Intelligence. Apple juga tidak mempertimbangkan DeepSeek karena tidak memiliki sumber daya dan pengalaman yang diperlukan untuk mendukung pelanggan sebesar itu.

    Alibaba Group adalah perusahaan teknologi asal China yang berspesialisasi dalam e-commerce, ritel, internet, dan teknologi lainnya. Perusahaan ini juga telah banyak berinvestasi dalam AI, dan banyak model AI-nya sendiri yang menjadi berita utama karena kinerjanya yang baik.

    Dengan jumlah data konsumen yang sangat besar dan keahlian AI, mungkin tidak sulit bagi Apple untuk bekerja sama dengan Alibaba di Tiongkok.

    CEO Apple Tim Cook sebelumnya mencatat penjualan yang lebih kuat di pasar di mana Apple Intelligence tersedia, selama panggilan pendapatan Q1 2025 perusahaan.

    “Di pasar di mana kami telah meluncurkan Apple Intelligence, kinerja dari tahun ke tahun pada keluarga iPhone 16 lebih kuat daripada pasar di mana Apple Intelligence tidak tersedia,” ujar Cook dikutip detikINET dari Neowin, Minggu (16/2/2025).

    Meskipun total pendapatan perusahaan tumbuh sebesar 4% tahun ke tahun pada Q1 2025, China mungkin merupakan rintangan utama di mana pendapatan turun 11,1% tahun ke tahun selama periode yang sama.

    Analis di Morgan Stanley juga percaya bahwa kolaborasi antara Apple dan Alibaba ini dapat menjadi katalisator penting yang berpotensi membalikkan kemerosotan penjualan di China.

    Saat ini, fitur-fitur AI tersebut telah diajukan ke otoritas regulasi China untuk mendapatkan persetujuan yang diperlukan, untuk memastikan kepatuhan karena Tiongkok memiliki beberapa peraturan internet dan data yang paling ketat.

    Apple Intelligence tersedia di sebagian besar wilayah di dunia kecuali Tiongkok dan Uni Eropa dalam bahasa Inggris (Australia), Inggris (Kanada), Inggris (Irlandia), Inggris (Selandia Baru), Inggris (Afrika Selatan), Inggris (Inggris), dan Inggris (Amerika Serikat).

    Apple mengatakan bahwa mereka akan menambahkan dukungan untuk lebih banyak bahasa seperti bahasa Mandarin, Inggris (India), Inggris (Singapura), Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Portugis, Spanyol, Vietnam, dan banyak lagi dengan pembaruan perangkat lunak pada bulan April tahun ini.

    (jsn/jsn)

  • Hari Kedua Tour of Kemala 2025 Meriah, 1.794 Pembalap Ramaikan Lintasan di Yogyakarta – Halaman all

    Hari Kedua Tour of Kemala 2025 Meriah, 1.794 Pembalap Ramaikan Lintasan di Yogyakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hari kedua pelaksanaan Tour of Kemala Yogyakarta 2025, Minggu (16/2), berlangsung semarak dengan diikuti 1.794 pembalap yang turun pada dua kategori utama, yakni 123 km dan 55 km.

    Perlombaan dimulai sejak pagi hari. Untuk kategori 123 km, start dilakukan pukul 05.00 WIB dan diikuti sekitar 500 pembalap Nasional dan Internasional yang diikuti tujuh negara yang ikut berpartisipasi, yaitu Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dalam kategori ini, flag off secara resmi oleh Ibu Juliati Sigit Prabowo, Ketua Umum Bhayangkari. 

    Sementara itu, kategori 55 km yang diikuti lebih dari 1.200 pembalap dimulai pada pukul 06.00 WIB, dilepas oleh Kapolri Jenderal, Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

    Dalam kategori Woman Master 55 km, Ibu Juliati Sigit turut serta berlaga. Keikutsertaan beliau mendapat apresiasi tinggi karena menunjukkan komitmen dalam mendukung atlet balap sepeda, khususnya para Bhayangkari.

    “Partisipasi Ibu Juliati Sigit di kategori Woman Master adalah simbol dukungan kuat untuk atlet-atlet sepeda, sekaligus memotivasi Bhayangkari di seluruh Indonesia. Kami sangat mengapresiasi langkah beliau yang turut memeriahkan ajang ini,” ujar Ernie Agung Setya, Koordinator Lapangan Tour of Kemala Yogyakarta 2025.

    Selain menjadi ajang pencarian bibit atlet berprestasi, Tour of Kemala 2025 juga menjadi sarana mempromosikan pariwisata lokal. Para peserta melintasi jalur yang melewati berbagai destinasi wisata di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, termasuk pasar-pasar tradisional. Sepanjang jalur, masyarakat lokal turut memeriahkan acara dengan berbagai aksi penyemangat seperti yel-yel dan penampilan seni.

    “Kami sengaja memilih rute yang tidak hanya menantang secara teknis bagi para pembalap, tetapi juga melewati titik-titik wisata strategis. Harapannya, event ini dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal melalui UMKM yang ikut meramaikan kegiatan,” tambah Ernie Agung Setya.

    Event yang diikuti oleh ribuan peserta ini menjadi bukti bahwa olahraga balap sepeda memiliki peran penting tidak hanya dalam mencetak atlet berprestasi tetapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah dan pariwisata.

    Tour of Kemala Yogyakarta 2025 diharapkan dapat terus menjadi agenda tahunan yang memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism yang berkelas nasional maupun internasional.

  • 1.794 Peserta Ramaikan Hari Kedua Tour of Kemala Yogyakarta 2025

    1.794 Peserta Ramaikan Hari Kedua Tour of Kemala Yogyakarta 2025

    Jakarta

    Hari kedua pelaksanaan Tour of Kemala Yogyakarta 2025, hari ini, berlangsung semarak. Gelaran hari kedua ini diikuti 1.794 pebalap yang turun pada dua kategori utama, yakni 123 km dan 55 km.

    Untuk kategori 123 km, start dilakukan pukul 05.00 WIB dan diikuti sekitar 500 pembalap Nasional dan Internasional yang diikuti tujuh negara yang ikut berpartisipasi, yaitu Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dalam kategori ini, flag off secara resmi oleh Ketua Umum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo.

    Sementara itu, kategori 55 km yang diikuti lebih dari 1.200 pembalap dimulai pada pukul 06.00 WIB, dilepas oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

    Dalam kategori Woman Master 55 km, Juliati Sigit turut serta berlaga. Keikutsertaan beliau mendapat apresiasi tinggi karena menunjukkan komitmen dalam mendukung atlet balap sepeda, khususnya para Bhayangkari.

    “Partisipasi Ibu Juliati Sigit di kategori Woman Master adalah simbol dukungan kuat untuk atlet-atlet sepeda, sekaligus memotivasi Bhayangkari di seluruh Indonesia. Kami sangat mengapresiasi langkah beliau yang turut memeriahkan ajang ini,” ujar Koordinator Lapangan Tour of Kemala Yogyakarta 2025 Ernie Agung Setya dalam keterangan tertulis, Minggu (16/2/2025).

    Selain menjadi ajang pencarian bibit atlet berprestasi, Tour of Kemala 2025 juga menjadi sarana mempromosikan pariwisata lokal. Para peserta melintasi jalur yang melewati berbagai destinasi wisata di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, termasuk pasar-pasar tradisional.

    Sepanjang jalur, masyarakat lokal turut memeriahkan acara dengan berbagai aksi penyemangat seperti yel-yel dan penampilan seni.

    “Kami sengaja memilih rute yang tidak hanya menantang secara teknis bagi para pembalap, tetapi juga melewati titik-titik wisata strategis. Harapannya, event ini dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal melalui UMKM yang ikut meramaikan kegiatan,” tambah Ernie Agung Setya.

    Event yang diikuti oleh ribuan peserta ini menjadi bukti olahraga balap sepeda memiliki peran penting tidak hanya dalam mencetak atlet berprestasi tetapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah dan pariwisata.

    Tour of Kemala Yogyakarta 2025 diharapkan dapat terus menjadi agenda tahunan yang memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism yang berkelas nasional maupun internasional.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Berlangsung Meriah, Hari Kedua Tour of Kemala 2025 Diramaikan 1.794 Peserta di Lintasan Yogyakarta – Page 3

    Berlangsung Meriah, Hari Kedua Tour of Kemala 2025 Diramaikan 1.794 Peserta di Lintasan Yogyakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Tour of Kemala Yogyakarta 2025 hari kedua sukses berlangsung pada Minggu (16/02). Kemeriahan kegiatan ini begitu terasa karena diikuti oleh 1.974 pebalap yang turun pada 2 kategori utama, yaitu 123 km dan 55 km.

    Adapun kegiatan perlombaan ini berjalan sejak pagi. Pada kategori 123 km, start berlangsung pada pukul 05:00 WIB yang diikuti 500 pebalap Nasional dan Internasional dari 7 negara yang berpartisipasi, yaitu Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dalam kategori ini, flag off secara resmi oleh Ibu Juliati Sigit Prabowo, Ketua Umum Bhayangkari.

    Sementara itu, kategori 55 km yang diikuti lebih dari 1.200 pembalap dimulai pada pukul 06.00 WIB, dilepas oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

    Ibu Juliati Sigit sendiri turut berlaga dalam kategori Woman Master 55 km. Partisipasi beliau mendapatkan apresiasi yang tinggi karena menunjukkan komitmen mendukung atlet balap sepeda, khususnya para Bhayangkari.

    “Partisipasi Ibu Juliati Sigit di kategori Woman Master adalah simbol dukungan kuat untuk atlet-atlet sepeda, sekaligus memotivasi Bhayangkari di seluruh Indonesia. Kami sangat mengapresiasi langkah beliau yang turut memeriahkan ajang ini,” ujar Ernie Agung Setya, Koordinator Lapangan Tour of Kemala Yogyakarta 2025.

  • Tren #KaburAjaDulu Didukung KP2MI: Asal Siap Bekerja!

    Tren #KaburAjaDulu Didukung KP2MI: Asal Siap Bekerja!

    PIKIRAN RAKYAT – Menanggapi tren #KaburAjaDulu yakni gerakan merantau ke luar negeri akibat sistem pemerintahan Indonesia yang dianggap gagal, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) membuka peluang penempatan pekerja migran asal Indonesia di luar negeri.

    Kamis, 13 Februari 2025, KM2PI menggelar rapat hasil serap aspirasi dan evaluasi bersama perusahaan penempatan. Rapat ini menghasilkan keputusan bahwa terdapat peluang bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk ditempatkan di Selandia Baru dan Hungaria.

    Adapun, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan bahwa terdapat tantangan terkait kuota PMI yang terbatas di Selandia Baru, sementara di Hungaria ada permasalahan politik yang menghambat.

    “Nanti kita akan coba diskusikan dengan otoritas di negara terkait dan teman-teman perwakilan di sana sejauh apa kondisinya dan apakah ada upaya lain yang bisa kita lakukan agar bisa menempatkan pekerja migran dari Indonesia.” ujarnya.

    Berkenaan dengan ini, KP2MI tidak tinggal diam, Wamen Christina menyampaikan bahwa pasar-pasar tradisional seperti Taiwan, Malaysia, serta negara-negara Timur Tengah juga membuka kesempatan bagi para calon PMI.

    Terkait upaya ini, Wamen Christina mengungkapkan bahwa Kementerian memiliki target penempatan 425 ribu PMI sepanjang tahun 2025 ini. Untuk mencapai target tersebut, kementerian tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan kerja sama dari perusahaan di mana para PMI akan ditempatkan.

    “Kita punya target penempatan 425 ribu pekerja migran di tahun ini. Nah, ini target yang besar dan bagaimana segala potensi bisa diupayakan agar target ini bisa tercapai. Jadi tadi kita dengerkan dan dapat masukkan juga selain kendala-kendala atau tantangan yang dihadapi.” tutur Christina.

    Sementara itu, berdasarkan rilis pers hasil rapat kerja KP2MI yang digelar Rabu, 12 Februari silam, saat ini KP2MI tengah berupaya meningkatkan kapasitas pekerja migran Indonesia (PMI). Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menganggap tren ini merupakan terobosan yang positif.

    Menteri Karding menegaskan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin #KaburAjaDulu harus memiliki keterampilan yang memadai terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar negeri. Ia meminta para calon PMI untuk ‘kabur’ demi bekerja dan tidak menyia-nyiakan kesempatan.

    “Kami melihat ada satu hal yang bisa kita isi di sana, yaitu Anda boleh kabur, tapi Anda bekerja saja di luar negeri, daripada kaburnya percuma sia-sia,” kata Menteri Karding usai Rapat Kerja Bersama KP2MI Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta.

    Menteri Karding juga turut memberikan dukungan dan peran pemerintah Indonesia dalam hal ini, “Kita tingkatkan kapasitas mereka, kita tempatkan mereka bekerja, dapat untung yaitu pekerjaan, dapat gaji, bisa bantu keluarga dan negara.”***(Talitha Azalia Nakhwah/UNPAD)

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tour of Kemala 2025 Resmi Dimulai, 326 Peserta Berlaga di Criterium Yogyakarta

    Tour of Kemala 2025 Resmi Dimulai, 326 Peserta Berlaga di Criterium Yogyakarta

    Yogyakarta: Ajang balap sepeda Tour of Kemala (ToK) 2025 resmi dimulai hari ini di Yogyakarta. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Yayasan Kemala Bhayangkari ini menjadi wadah bagi pembibitan calon atlet balap sepeda Tanah Air.

    Pada hari pertama, Sabtu, 15 Februari 2025, kategori Criterium digelar dengan total 326 peserta yang bertanding di lintasan cepat sepanjang 2,28 km. Para pembalap terbagi dalam sembilan kategori, dengan jumlah peserta terbanyak berasal dari Men Elite (62 peserta), sementara Women Open Amateur menjadi kategori dengan jumlah peserta paling sedikit, yakni 12 pembalap.

    Flag off kategori Criterium dilakukan oleh Ketua Umum Bhayangkari, Juliati Sigit Prabowo, yang secara resmi melepas para pembalap untuk berlaga dalam ajang bergengsi ini.

    Ketua Panitia Tour of Kemala 2025, Martha Dedi Prasetyo, menyampaikan bahwa event ini bukan sekadar kompetisi balap sepeda, tetapi juga memiliki manfaat luas bagi masyarakat.

    “Ajang ini tidak hanya dirancang sebagai kompetisi olahraga, tetapi juga sebagai ruang interaksi budaya dan ekonomi yang berdampak positif bagi masyarakat. Kami berharap event ini dapat menjadi sarana pengembangan atlet balap sepeda Indonesia serta menginspirasi generasi muda untuk lebih aktif berolahraga,” ujar Martha Dedi Prasetyo dalam keterangannya.
     

    Selain Criterium, ToK 2025 juga menghadirkan dua kategori lainnya, yakni Tour dan Race, yang akan dilaksanakan besok, Minggu, 16 Februari 2025, dengan rincian sebagai berikut:

    1. Race 123 km – Diperuntukkan bagi atlet profesional, yang akan menguji ketahanan dan stamina di jalur panjang.

    2. Tour 55 km – Dikhususkan bagi komunitas dan penggemar sepeda, sebagai ajang bersepeda santai dengan atmosfer kompetitif.

    Balapan Criterium 2,28 km yang digelar hari ini menantang para pembalap untuk berpacu dalam lintasan pendek dengan kecepatan tinggi. Atmosfer kompetisi yang ketat terlihat sejak pagi, dengan ratusan pembalap bersaing ketat untuk meraih podium juara.

    Event ini juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan komunitas pesepeda. Kehadiran ratusan peserta dari berbagai kategori turut memberikan dampak ekonomi bagi Yogyakarta, khususnya bagi sektor pariwisata, kuliner, dan UMKM lokal.

    Dalam kesempatan ini, Martha Dedi Prasetyo juga menjelaskan alasan pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan Tour of Kemala 2025

    “Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi Tour of Kemala tahun ini didasarkan pada beberapa faktor. Pertama, Yogyakarta adalah ibu kota pertama Indonesia. Kedua, akses transportasi yang mudah, baik melalui pesawat, bus travel, maupun jalur darat. Selain itu, kota ini menawarkan rute yang beragam, mulai dari yang cocok untuk pemula hingga yang menguras tenaga,” katanya.

    Lebih lanjut, Martha Dedi Prasetyo menjelaskan jumlah total peserta dalam ajang ini serta keikutsertaan peserta dari negara asing.

    “Total peserta dalam seluruh rangkaian Tour of Kemala 2025 mencapai 2.399 orang, dengan rincian yaitu 326 peserta Criterium, 525 peserta Tour, dan 1.548 peserta Race. Untuk peserta dari luar negeri, ada tujuh negara yang ikut berpartisipasi, yakni Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dan Vietnam,” ucapnya.

    Dengan semangat sportivitas yang tinggi, Tour of Kemala 2025 diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit unggul atlet balap sepeda Indonesia yang dapat bersaing di kancah internasional.

    Balapan akan berlanjut hingga Minggu, 16 Februari 2025, dengan Race 123 km sebagai puncak kompetisi. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang? Nantikan terus perkembangan Tour of Kemala 2025!

    Yogyakarta: Ajang balap sepeda Tour of Kemala (ToK) 2025 resmi dimulai hari ini di Yogyakarta. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Yayasan Kemala Bhayangkari ini menjadi wadah bagi pembibitan calon atlet balap sepeda Tanah Air.
     
    Pada hari pertama, Sabtu, 15 Februari 2025, kategori Criterium digelar dengan total 326 peserta yang bertanding di lintasan cepat sepanjang 2,28 km. Para pembalap terbagi dalam sembilan kategori, dengan jumlah peserta terbanyak berasal dari Men Elite (62 peserta), sementara Women Open Amateur menjadi kategori dengan jumlah peserta paling sedikit, yakni 12 pembalap.
     
    Flag off kategori Criterium dilakukan oleh Ketua Umum Bhayangkari, Juliati Sigit Prabowo, yang secara resmi melepas para pembalap untuk berlaga dalam ajang bergengsi ini.

     
    Ketua Panitia Tour of Kemala 2025, Martha Dedi Prasetyo, menyampaikan bahwa event ini bukan sekadar kompetisi balap sepeda, tetapi juga memiliki manfaat luas bagi masyarakat.
     
    “Ajang ini tidak hanya dirancang sebagai kompetisi olahraga, tetapi juga sebagai ruang interaksi budaya dan ekonomi yang berdampak positif bagi masyarakat. Kami berharap event ini dapat menjadi sarana pengembangan atlet balap sepeda Indonesia serta menginspirasi generasi muda untuk lebih aktif berolahraga,” ujar Martha Dedi Prasetyo dalam keterangannya.
     

    Selain Criterium, ToK 2025 juga menghadirkan dua kategori lainnya, yakni Tour dan Race, yang akan dilaksanakan besok, Minggu, 16 Februari 2025, dengan rincian sebagai berikut:
     
    1. Race 123 km – Diperuntukkan bagi atlet profesional, yang akan menguji ketahanan dan stamina di jalur panjang.
     
    2. Tour 55 km – Dikhususkan bagi komunitas dan penggemar sepeda, sebagai ajang bersepeda santai dengan atmosfer kompetitif.
     

     
    Balapan Criterium 2,28 km yang digelar hari ini menantang para pembalap untuk berpacu dalam lintasan pendek dengan kecepatan tinggi. Atmosfer kompetisi yang ketat terlihat sejak pagi, dengan ratusan pembalap bersaing ketat untuk meraih podium juara.
     
    Event ini juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan komunitas pesepeda. Kehadiran ratusan peserta dari berbagai kategori turut memberikan dampak ekonomi bagi Yogyakarta, khususnya bagi sektor pariwisata, kuliner, dan UMKM lokal.
     
    Dalam kesempatan ini, Martha Dedi Prasetyo juga menjelaskan alasan pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan Tour of Kemala 2025
     
    “Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi Tour of Kemala tahun ini didasarkan pada beberapa faktor. Pertama, Yogyakarta adalah ibu kota pertama Indonesia. Kedua, akses transportasi yang mudah, baik melalui pesawat, bus travel, maupun jalur darat. Selain itu, kota ini menawarkan rute yang beragam, mulai dari yang cocok untuk pemula hingga yang menguras tenaga,” katanya.
     

     
    Lebih lanjut, Martha Dedi Prasetyo menjelaskan jumlah total peserta dalam ajang ini serta keikutsertaan peserta dari negara asing.
     
    “Total peserta dalam seluruh rangkaian Tour of Kemala 2025 mencapai 2.399 orang, dengan rincian yaitu 326 peserta Criterium, 525 peserta Tour, dan 1.548 peserta Race. Untuk peserta dari luar negeri, ada tujuh negara yang ikut berpartisipasi, yakni Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dan Vietnam,” ucapnya.
     
    Dengan semangat sportivitas yang tinggi, Tour of Kemala 2025 diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit unggul atlet balap sepeda Indonesia yang dapat bersaing di kancah internasional.
     
    Balapan akan berlanjut hingga Minggu, 16 Februari 2025, dengan Race 123 km sebagai puncak kompetisi. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang? Nantikan terus perkembangan Tour of Kemala 2025!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Jangan Tertipu, Ini Cara Bedakan Video Hasil Editan AI di YouTube

    Jangan Tertipu, Ini Cara Bedakan Video Hasil Editan AI di YouTube

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menjamurnya konten deepfake membawa kekhawatiran akan penyebaran disinformasi yang masif di internet. Deepfake merupakan konten visual hasil modifikasi sistem kecerdasan buatan (AI).

    Raksasa teknologi berlomba-lomba mengembangkan sistem AI untuk tujuan positif, yakni membantu aktivitas manusia. Namun, tak bisa dipungkiri ada oknum-oknum jahat yang memanfaatkan AI untuk hal negatif.

    Misalnya, menyebarkan konten deepfake yang memicu polarisasi, konflik, dan ujaran kebencian. Padahal, deepfake bisa dimanfaatkan untuk mendemokratisasi ide dan kreativitas yang positif.

    Untuk membedakan video hasil editan AI atau ‘deepfake’, YouTube membuat label dan watermarks khusus pada platformnya. Dengan begitu, pengguna tak akan tertipu dengan mengira konten tersebut merupakan kejadian asli.

    YouTube menambahkan fitur video AI-generatif baru yang memudahkan kreator konten membuat video di Shorts. Platfrom tersebut mengumumkan model AI Google Veo 2 sudah diintegrasikan untuk pengguna YouTube melalui fitur eksperimental Dream Screen.

    Dream Screen sudah diperkenalkan sejak September 2023. Fitur ini bisa membuat gambar dan video untuk konten Shorts berbasis perintah deskripsi teks. Namun, sebelumnya fitur ini terbatas untuk pengaplikasian pada latar green screen virtual.

    Kini, pengguna bisa membuat klip video yang berdiri sendiri untuk diunggah ke Shorts, dikutip dari TheVerge, Jumat (14/2/2025).

    Untuk mengakses fitur itu, pengguna Dream Screen perlu membuka kamera Shorts, lalu bukan media picker, dan tekan opsi ‘Create’ di sisi atas. Selanjutnya, pengguna bisa memasukkan perintah teks dan memilih gaya, lensa, efek sinematik, serta durasi video.

    Sebagai langkah awal, fitur ini tersedia untuk pengguna di Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia, dan Selandia Baru. YouTube mengatakan rencananya fitur ini akan diperluas ke lebih banyak negara di masa depan. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Di Balik Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Penyelamat – Halaman all

    Di Balik Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Penyelamat – Halaman all

    Makna Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Guardian Angel

    TRIBUNNEWS.COM – Panggilan telepon antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Rabu (12/2/2025) dinilai punya makna mendalam terkait realias baru hubungan AS dengan para sekutu mereka di Eropa, khususnya terkait aliansi keamanan.

    Sebagai catatan, obrolan Trump-Putin berisi rencana mereka untuk mengakhiri perang di Ukraina dan sepakat untuk bertukar kunjungan.

    Reporter senior CNN, Stephen Collinson, menganalisis, panggilan telepon antar-presiden tersebut sebagi satu di antara dua kejutan geopolitik yang akan mengubah hubungan transatlantik, merujuk pada aliansi pertahanan negara-negara Eropa, NATO.

    Satu kejutan lainnya adalah, juga pada Rabu, kepergian Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth ke Brussels dan meminta sekutu Eropa untuk “mengambil alih kepemilikan keamanan konvensional di benua itu.”

    Collinson menggarisbawahi, dua kejutan ini menggambarkan kalau AS, di bawah kendali Trump, kini punya kebijakan luar negeri dan keamanan yang cenderung tidak lagi ramah bagi para sekutunya, khususnya mereka yang tidak menghasilkan keuntungan materialistis bagi negara Paman Sam.

    “Titik balik ini menyoroti jargon ‘America First’ Trump dan kecenderungannya untuk melihat setiap isu atau aliansi sebagai proposisi nilai dolar dan sen,” kata ulasan tersebut, dikutip Kamis.

    Artinya, meminjam istilah ‘matre’ untuk menunjukkan hal yang mengutamakan sisi matrialistis, AS kini akan lebih menimbang untung-rugi dalam jalinannya terhadap negara-negara sekutunya. 

    Selain berubah ‘matre’ demi AS, sikap Trump ini juga dinilai sebagai gambaran betapa sang presiden AS tak lagi mematuhi saran-saran yang berlandaskan pada pakem lama kebijakan luar negeri Barat.

    Kebijakan luar negeri yang lazimnya dijalankan AS lazimnya bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional, keamanan, dan kemakmuran ekonomi baik untuk AS maupun bagi negara-negara sekutunya. 

    Collinson menyebut pakem ini dengan istilah ‘mitologi’ yang sudah tidak dipakai lagi oleh Trump karena dianggap andil dalam kegagalan pada masa jabatan pertamanya di kursi presiden AS, empat tahun lalu.

    Dengan kata lain, Trump kini berfokus pada keuntungan materi dan strategis AS semata, dan untuk itu, kepentingan para sekutu tidak lagi menjadi hal utama. 

    Ilustrasi tank M1 Abram buatan AS yang disumbangkan ke Ukraina (Kementerian Pertahanan Ukraina)

    Bukan Lagi Guardian Angel

    Collinson juga menyoroti sikap AS terhadap aliansi pertahanan Eropa, NATO.
     
    “Meskipun Hegseth tetap berkomitmen membantu NATO, sesuatu yang mendasar telah berubah,” kata sang jurnalis.

    Ulasannya menyinggung soal peran besar Amerika memenangkan dua perang dunia yang dimulai di Eropa dan kemudian menjamin kebebasan benua itu dalam menghadapi ancaman Soviet.

    Namun, kata Collinson, makan siang tidak lagi gratis, dan AS meminta jatah lebih dalam porsi bagiannya.

    “Trump mengatakan di jalur kampanye bahwa ia mungkin tidak akan membela anggota aliansi yang belum cukup berinvestasi dalam pertahanan. Dengan demikian, ia menghidupkan kembali poin abadi yang dikemukakan dengan sangat fasih oleh Winston Churchill pada tahun 1940 tentang kapan “Dunia Baru, dengan segala kekuatan dan kekuasaannya” akan melangkah “untuk menyelamatkan dan membebaskan yang lama”,” kata ulasan Collinson menggambarkan paradigma baru AS terhadap hubungannya dengan negara-negara Eropa.

    Sebenarnya, tanda-tanda pemerintahan Trump ‘akan lebih matre’ dan lebih menuntut ke sekutu-sekutu AS di Eropa, sudah terlihat lebih mana.

    Namun, aksi dan pernyataan terang-terangan dari kubu Trump seperti membuat Eropa tersedak kenyataan kalau AS bukan lagi ‘Guardian Angel’ yang murah hati memberi perlindungan secara murah atau bahkan gratis.

    Terlebih, AS merasa dikerjai karena banyak negara-negara di Eropa banyak yang lebih mementingkan anggaran keperluan sosial ketimbang pertahanan.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan kepada Parlemen Eropa bulan lalu bahwa orang-orang Eropa harus menyediakan lebih banyak uang untuk militer mereka.

    “Jika Anda tidak melakukannya, ambil kursus bahasa Rusia atau pergilah ke Selandia Baru,” katanya.

    Wujud kegerahan AS atas sikap negara-negara Eropa soal anggaran pertahanan ditegaskan Hegseth.

    Ia memformalkan permintaan Trump agar anggota aliansi membelanjakan 5 persen dari PDB untuk pertahanan dan mengatakan AS akan memprioritaskan konfliknya yang semakin meningkat dengan Tiongkok dan keamanan perbatasannya daripada Eropa. 

    “Amerika Serikat tidak akan lagi menoleransi hubungan yang tidak seimbang yang mendorong ketergantungan,” kata kepala Pentagon yang baru tersebut.

    Collinson menyebut, pendekatan baru yang keras AS ini tidak seperti fantasi Trump untuk menggusur warga Palestina di Gaza untuk membangun “Riviera Timur Tengah.” 

    “Ini adalah respons rasional terhadap realitas politik yang berubah.  Generasi Terhebat yang berjuang dalam Perang Dunia II dan menghasilkan presiden yang memahami bahaya kekosongan kekuasaan di Eropa telah tiada. Setiap orang Amerika yang memiliki ingatan dewasa tentang Perang Dingin melawan Uni Soviet setidaknya berusia pertengahan 50-an,” kata dia dalam ulasannya untuk menjelaskan kalau perimbangan kekuatan dunia sudah berubah. 

    Realitasnya adalah, pesaing terkuat Amerika Serikat, China, ada di Asia, bukan Eropa. 

    “Jadi, wajar bagi Trump untuk bertanya mengapa benua itu masih belum mengambil alih pertahanan dirinya sendiri 80 tahun setelah kekalahan Nazi,” kata ulasan tersebut mencermati cara pandang Trump yang memandang NATO terlalu bergantung ke AS.

    “Presiden Amerika dan pemimpin Eropa (dalam beberapa dekade belakanan) berturut-turut telah gagal memikirkan kembali NATO untuk abad ke-21. Jika melihat ke belakang, aliansi transatlantik itu membuat dirinya sangat rentan terhadap presiden Amerika yang paling transaksional dan nasionalis (Trump) sejak abad ke-19,” sambung ulasan tersebut.

    Tulisan itu dimaksudkan untuk menohok NATO yang cenderung mengandalkan AS untuk maju bertempur, sedangkan mereka ‘asyik’ memikirkan negara masing-masing.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengusulkan dalam sebuah wawancara baru-baru ini di “The Megyn Kelly Show” di Sirius XM bahwa AS seharusnya tidak menjadi “ujung tombak” keamanan Eropa, tetapi justru sebagai “back stopper”, beking di belakang.

    Rubio menegur negara-negara besar Eropa. “Ketika Anda bertanya kepada mereka, mengapa Anda tidak bisa menghabiskan lebih banyak uang untuk keamanan nasional, argumen mereka adalah karena itu akan mengharuskan kita melakukan pemotongan pada program kesejahteraan, tunjangan pengangguran, agar bisa pensiun pada usia 59 tahun dan semua hal lainnya,” kata Rubio. 

    “Itu pilihan yang mereka buat. Tapi kita mensubsidi itu?”

    Perlakuan Trump terhadap sekutu seperti Kanada dan Meksiko, serta seruannya agar Denmark menyerahkan Greenland, menunjukkan rasa jijiknya terhadap kebijakan luar negeri multilateral AS di masa lalu. 

    Ia selalu memuji Putin dan Presiden China Xi Jinping atas kecerdasan dan kekuatan mereka. Jelas ia menganggap mereka satu-satunya lawan bicara yang layak bagi pemimpin tangguh dari negara adidaya lainnya, Amerika Serikat.

    “Agenda Trump bukan tentang keamanan Eropa: ia berpendapat bahwa AS tidak perlu membayar keamanan Eropa,” kata Nicholas Dungan, pendiri dan CEO CogitoPraxis, konsultan strategis di Den Haag.

    “Ini bukan era baru hubungan transatlantik, melainkan era baru hubungan negara-negara besar global yang menggantikan struktur kelembagaan tatanan internasional liberal yang disengaja.”

    PRESIDEN ZELENSKY – Foto yang diambil dari laman President.gov.ua tanggal 5 Februari 2025 menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Presiden Ukraina nyatakan kesiapannya untuk berunding dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (President.gov.ua)

    Kabar Buruk Bagi Ukraina

    Ujian pertama realitas baru AS-Eropa ini akan datang melalui Ukraina.

    Trump mengatakan kalau negosiasi untuk mengakhiri perang Ukraina akan dimulai “segera” setelah panggilan teleponnya dengan Putin.

    Perlu dicatat, Putin adalah sosok yang telah dikucilkan oleh Barat sejak invasi militer Rusia ke Ukraina, sebuah negara demokrasi berdaulat, tiga tahun lalu.

    Obrolan Trump-Putin ini tidak menyertakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sebuah tanda yang mengkhawatirkan bagi pemerintah di Kyiv. 

    Selama ini, Zelensky berada di pusat (prioritas) semua hal yang dilakukan pemerintahan Joe Biden dalam perang tersebut. 

    “Trump memang menelepon Zelensky pada hari Rabu, tetapi presiden Amerika tersebut sudah memicu kekhawatiran bahwa dia akan menyusun resolusi yang menguntungkan Rusia,” kata ulasan tersebut. 

    Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah Ukraina akan menjadi mitra yang setara dalam perundingan damai, Trump menjawab: “Itu pertanyaan yang menarik,” dan tampak berpikir dengan hati-hati, sebelum menjawab, “Saya katakan itu bukan perang yang baik untuk dilakukan,”.

    Ucapan Trump ini tampaknya menunjukkan kalau dia mempercayai pernyataan Putin kalau konflik tersebut adalah ‘kesalahan sebuah negara yang secara brutal diserbu oleh negara tetangga yang otoriter.’

    Pernyataan Hegseth juga terus terang menyudutkan posisi Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.

    “Ia memaparkan titik awal AS untuk negosiasi tersebut: Ukraina tidak dapat kembali ke perbatasannya sebelum tahun 2014 sebelum invasi Krimea, Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO, dan pasukan AS tidak akan berperan dalam pasukan keamanan apa pun untuk menjamin perdamaian pada akhirnya,” kata laporan tersebut. 

    Pasukan penjaga perdamaian apa pun harus terdiri dari pasukan Eropa dan non-Eropa dan tidak akan tercakup dalam klausul pertahanan bersama NATO — yang berarti AS tidak bisa campur tangan menyelamatkan aliansi ini jika terjadi bentrokan dengan pasukan Moskow.

    Sebagai catatan, mantan Presiden Joe Biden juga enggan membahas kemungkinan Ukraina mendapatkan keanggotaan NATO, karena khawatir akan terjadi bentrokan dengan Rusia yang memiliki senjata nuklir yang dapat berubah menjadi Perang Dunia III. 

    “Dan desakan Trump bahwa pasukan penjaga perdamaian Eropa tidak akan mengenakan seragam NATO akan dilihat sebagai langkah yang sama bijaksananya oleh banyak pengamat untuk menghindari menyeret AS ke dalam konflik dengan Rusia,” papar ulasan tersebut

    Namun, Rabu juga merupakan hari terbaik bagi Putin sejak invasi, karena hari itu menyapu bersih banyak ‘mimpi’ yang diperjuangkan Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. 

    Hegseth berpendapat bahwa ia hanya mengutarakan kenyataan yang ada di lapangan.

    “Dan ia ada benarnya. Tidak seorang pun di AS atau Eropa berpikir waktu dapat diputar kembali ke tahun 2014. Dan Ukraina tidak dapat merebut kembali wilayahnya di medan perang meskipun mendapat bantuan miliaran dolar dari Barat,” papar ulasan tersebut.

    “Namun, dengan menyingkirkan isu-isu tersebut dari meja perundingan, Trump, yang seharusnya menjadi pembuat kesepakatan tertinggi, telah merampas kesempatan Ukraina untuk mendapatkan konsesi dari teman lamanya, Putin,” kata ulasan tersebut. 

    “Seperti yang terjadi saat ini, Trump tampaknya tidak keberatan Rusia mempertahankan hasil rampasan invasi yang tidak beralasan itu,” lanjut tulisan tersebut.

    Sikap AS terhadap negosiasi yang cenderung menguntungkan Rusia ini dinilai bukan hal yang mengejutkan.

    “Sebab, seperti Rusia, Amerika sekarang memiliki presiden yang percaya bahwa negara-negara besar berhak melakukan ekspansionisme di wilayah pengaruh regional mereka. Namun, memberi Rusia penyelesaian yang menguntungkan akan menjadi preseden yang buruk,” kata ulasan tersebut.

    Kemesraan yang Mengerikan

    Panggilan telepon AS-Rusia dan pertemuan puncak mendatang dengan Putin di Arab Saudi, yang menurut Trump akan segera terjadi, bisa jadi kode kalu Trump tidak hanya mengeluarkan Zelensky dari kesepakatan – tetapi Eropa juga.

    Dalam sebuah pernyataan, Prancis, Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, Uni Eropa, Komisi Eropa, ditambah Inggris dan Ukraina, memperingatkan kalau “Ukraina dan Eropa harus menjadi bagian dari setiap negosiasi.”

    Dan mereka memperingatkan Trump, yang tampaknya menginginkan kesepakatan damai dengan cara apa pun, bahwa “perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina merupakan syarat yang diperlukan untuk keamanan transatlantik yang kuat.”

    Mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt merasa khawatir dengan panggilan telepon yang mesra antara Trump dan Putin. 

    “Yang mengganggu tentu saja adalah kita memiliki dua orang besar, dua ego besar… yang percaya bahwa mereka dapat mengatur semua masalah sendiri,” katanya kepada Richard Quest di CNN International.

    Bildt membangkitkan analogi sejarah yang paling memberatkan yang mungkin terjadi — peredaan Adolf Hitler oleh Inggris yang memungkinkan Nazi untuk mencaplok Sudetenland.

    “Bagi telinga orang Eropa, ini terdengar seperti Munich. Kedengarannya seperti dua pemimpin besar yang menginginkan perdamaian di zaman kita, (atas) negara yang jauh yang tidak mereka ketahui. Mereka sedang mempersiapkan untuk membuat kesepakatan di atas kepala negara tertentu. Banyak orang Eropa tahu bagaimana film itu berakhir.”

    Strategi Trump Masih belum Jelas

    Hancurnya banyak keinginan dan harapan Zelensky berarti bahwa persetujuan Kyiv terhadap kesepakatan Putin-Trump tidak dapat dianggap remeh. 

    Dan setelah kemenangannya yang stabil di medan perang, tidak ada kepastian bahwa pemimpin Rusia itu sangat menginginkan penyelesaian yang cepat seperti Trump, yang telah lama mendambakan Hadiah Nobel Perdamaian.

    Namun, kerangka penyelesaian yang memungkinkan telah menjadi topik pembicaraan pribadi di Washington dan ibu kota Eropa selama berbulan-bulan, bahkan selama pemerintahan Biden.

    Seperti yang dijelaskan Hegseth, harapan Ukraina untuk mendapatkan kembali semua tanahnya yang hilang tidaklah realistis.

    Yang mungkin muncul adalah solusi yang sejalan dengan pemisahan Jerman setelah Perang Dunia II, dengan wilayah yang diduduki Rusia dibekukan di bawah kendalinya sementara wilayah Ukraina lainnya — di sisi lain perbatasan yang keras — tetap menjadi negara demokrasi.

    Mungkin wilayah barat akan diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa, seperti Jerman Barat lama. Namun kali ini, pasukan AS tidak akan membuatnya aman untuk kebebasan.

    “Posisi AS terhadap Ukraina sebagaimana diutarakan hari ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun di Eropa: itu hanyalah apa yang telah dikatakan oleh orang dalam Eropa kepada saya secara rahasia, di saluran rahasia, di balik layar selama dua tahun: Ukraina Barat dan Ukraina Timur, seperti Jerman Barat dan Jerman Timur, tetapi dalam kasus ini – Uni Eropa Ya, NATO Tidak,” kata Dungan.

    “Solusi semacam itu akan memunculkan ironi sejarah yang kejam. Putin, yang menyaksikan dengan putus asa dari jabatannya sebagai perwira KGB di Dresden saat Uni Soviet bubar, mungkin akan segera menciptakan Jerman Timur baru di Eropa abad ke-21 dengan bantuan Amerika,” tulis kesimpulan Collinson dalam ulasannya.
     
     

  • Sebut AS Munafik, Penulis Israel: Mengapa Donald Trump Tak Tampung Penduduk Gaza di Amerika Saja? – Halaman all

    Sebut AS Munafik, Penulis Israel: Mengapa Donald Trump Tak Tampung Penduduk Gaza di Amerika Saja? – Halaman all

    Penulis Israel: Mengapa Donald Trump Tak Tampung Penduduk Gaza di Amerika Saja?

     

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang penulis Israel menilai, untuk membuktikan keseriusan niat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengusir penduduk Gaza ke luar negeri, ia harus memberikan contoh dengan mengeluarkan setengah juta visa imigrasi Amerika kepada warga Palestina di Jalur Gaza.

    Penulis dan pencatat jajak pendapat asal Israel tersebut, Sifer Plotzker menuangkan penilaian berbau sindiran itu di artikelnya di Yedioth Ahronoth dengan judul, “Beginilah cara Trump dapat melaksanakan rencananya untuk Jalur Gaza.”

    Seperti diketahui, Trump menyerukan pemindahan penduduk Jalur Gaza, dan meminta Yordania dan Mesir untuk menerima penduduk Gaza.

    Ia juga mengungkapkan – dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Selasa lalu di Washington, AS – niatnya untuk merebut Jalur Gaza setelah perang berakhir dan memindahkan penduduk Palestina dari sana, yang disambut dengan kritik internasional, khususnya dari dunia Arab.

    Trump juga tidak mengesampingkan kemungkinan pengerahan pasukan AS untuk mendukung pembangunan kembali Jalur Gaza.

    Atas itu, Trump mengharapkan Amerika Serikat memiliki “kepemilikan jangka panjang” di daerah kantong Palestina yang terkepung itu.

    USIR WARGA GAZA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pemerintah AS dilaporkan berniat mengambil alih Jalur Gaza. (Instagram)

    Trump Harus Buktikan Keseriusan Omongannya

    Meskipun Plotzker meragukan kelayakan rencana Trump, dalam usulan yang tampaknya kontroversial, ia mengatakan kalau untuk membuktikan keseriusan niatnya, presiden AS tersebut harus menandatangani perintah eksekutif yang memberikan setengah juta visa imigrasi ke Amerika Serikat bagi warga Palestina di Jalur Gaza.

    Setelah AS melakukan hal tersebut, Selandia Baru, Spanyol, Norwegia, Uni Emirat Arab, dan negara-negara lain diharapkan akan mengikuti langkah AS tersebut dengan menerbitkan 200.000 visa imigrasi bagi warga Gaza.

    Ia menilai keputusan Trump ini akan sangat logis, karena – menurut penulis – membuka pintu Amerika Serikat bagi setengah juta warga Palestina dari Gaza akan menjadi preseden, mekanisme dan tanda untuk melaksanakan seluruh rencana Trump.

    Si penulis Israel bertanya, “Mengapa presiden AS memohon kepada negara-negara miskin untuk menampung warga Palestina yang tinggal di tenda-tenda sementara di Jalur Gaza, jika kekuatan dan kekayaan negaranya memungkinkannya untuk dengan mudah menampung sepertiga dari mereka?”

    Untuk mendukung argumennya, Plotzker menambahkan, “Tahun lalu saja, 3,5 juta warga negara tetangga berimigrasi ke Amerika Serikat, sebagian besar dari mereka tanpa visa masuk, apalagi visa imigran.”

    GAZA UTARA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Senin (10/2/2025) menunjukkan keadaan kehancuran Gaza Utara setelah pasukan Israel mundur dari Koridor Netzarim pada hari Minggu (9/2/2025). (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Usulan AS Tanah Air Baru Warga Gaza, Bukti Trump Hipokrit 

    Selain itu, Plotsker percaya, jika rakyat Gaza menemukan rumah baru mereka di seberang Amerika, dan pada saat yang sama Amerika menguasai Gaza dalam waktu yang lama, mereka akan dapat kembali ke Gaza sebagai warga Amerika dari Gaza, berintegrasi dalam pembangunan kembali, dan menjadi tulang punggung “Jalur Gaza baru yang indah,” seperti yang dikatakan Trump.

    Plotsker juga mempromosikan idenya bahwa migrasi warga Palestina ke Amerika akan mengubah cara pandang warga Palestina yang menganggap meninggalkan Gaza sebagai pengungsian, karena menurutnya migrasi ke Amerika adalah hal yang diinginkan.

    Ia menambahkan, menggambarkan kepindahan keluarga Palestina dari tenda di reruntuhan Gaza utara ke lingkungan perumahan baru di Arizona sebagai “pengungsian” adalah hal yang menggelikan. 

    PENGUNGSI PALESTINA – Warga Palestina mengungsi dari kamp pengungsi Jenin pada 23 Januari 2025. Warga Palestina terpaksa mengungsi setelah pasukan Israel melancarkan serangan militer besar-besaran. (

    “Tidak ada pemimpin politik serius yang berani menyerukan warga Palestina untuk menolak kemungkinan masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri, anak-anak dan cucu-cucu mereka, demi tinggal di tenda-tenda reyot dan menerima bantuan dari organisasi-organisasi bantuan,” tulis dia mengolok-olok ide Trump.

    Namun, di akhir artikel, Plotsker mengemukakan kalau ide dan usulannya agar AS menampung warga Gaza hanya sebagai argumen dan meng-counter ketidaknyataan ide dan seruan Donald Trump mengusir warga Palestina di Gaza.

    Bukan cuma untuk menunjukkan kalau Trump tidak realistis, argumen Plotsker juga untuk membuktikan kemunafikan ide Trump tersebut.

    “Peluang untuk menerapkan gagasan tersebut di bawah pemerintahan Trump, yang telah membela penutupan Amerika terhadap imigran, sangat mendekati nol, tetapi tanpanya, peluang untuk menerapkan komponen lain dari rencana rekonstruksi dan pembangunan Gaza juga nol, dan ini menunjukkan kemunafikan gagasan tersebut,” katanya.

    Si penulis Israel menyimpulkan artikelnya dengan menekankan kalau tidak ada rencana praktis lain sama sekali, dan tidak ada badan internasional atau Arab yang siap menanggung beban mengendalikan Gaza dan mengelola rekonstruksinya.

     

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

  • Exoplanet Supersonik Ditemukan, Bisa Melesat dengan Kecepatan 540 Kilometer per Detik

    Exoplanet Supersonik Ditemukan, Bisa Melesat dengan Kecepatan 540 Kilometer per Detik

    Bisnis.com, JAKARTA – Para astronom telah menemukan sebuah bintang yang melintas di tengah galaksi kita dengan sebuah planet di belakangnya.

    Jika terkonfirmasi, bintang ini akan mencetak rekor baru untuk sistem planet ekstrasurya yang bergerak paling cepat, hampir dua kali lipat kecepatan tata surya kita melalui Bima Sakti.

    Sistem planet diperkirakan bergerak setidaknya 1,2 juta mil per jam, atau 540 kilometer per detik.

    “Kami pikir ini adalah apa yang disebut dunia super-Neptunus yang mengorbit bintang bermassa rendah pada jarak antara orbit Venus dan Bumi jika ia berada di tata surya kita,” kata Sean Terry, peneliti pascadoktoral di Universitas Maryland, College Park dan Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland dilansir dari NASA.

    Karena bintangnya sangat lemah, dia berada jauh di luar zona layak huni. Jika demikian, ini akan menjadi planet pertama yang ditemukan mengorbit bintang berkecepatan sangat tinggi.

    Sebuah makalah yang menjelaskan hasilnya, dipimpin oleh Terry, diterbitkan di The Astronomical Journal pada 10 Februari.

    Sepasang objek ini pertama kali terlihat secara tidak langsung pada tahun 2011 berkat kebetulan yang sejajar. Sebuah tim ilmuwan menyisir data yang diarsipkan dari MOA (Microlensing Observations in Astrophysics) sebuah proyek kolaboratif yang berfokus pada survei pelensaan mikro yang dilakukan menggunakan Observatorium Mount John Universitas Canterbury di Selandia Baru untuk mencari sinyal cahaya yang menunjukkan keberadaan exoplanet, atau planet di luar tata surya kita.

    Tim penemuan pada tahun 2011 menduga objek-objek berlensa mikro tersebut adalah sebuah bintang yang berukuran 20 persen lebih besar dari Matahari kita dan sebuah planet yang kira-kira 29 kali lebih berat dari Bumi, atau sebuah planet “nakal” yang lebih dekat dengan massa sekitar empat kali massa Jupiter dan bulan yang lebih kecil dari Bumi.

    Untuk mengetahui penjelasan mana yang lebih mungkin, para astronom menelusuri data dari Observatorium Keck di Hawaii dan satelit Gaia milik ESA (Badan Antariksa Eropa). Jika pasangan tersebut adalah planet dan bulan jahat, mereka tidak akan terlihat – benda-benda gelap hilang dalam kehampaan ruang angkasa. Namun para ilmuwan mungkin dapat mengidentifikasi bintang tersebut jika penjelasan alternatifnya benar (meskipun planet yang mengorbitnya terlalu redup untuk dilihat).

    Mereka menemukan tersangka kuat yang terletak sekitar 24.000 tahun cahaya jauhnya, menempatkannya di dalam tonjolan galaksi Bima Sakti pusat di mana bintang-bintang lebih padat. Dengan membandingkan lokasi bintang pada tahun 2011 dan 2021, tim menghitung kecepatan tingginya.

    Tapi itu hanya gerakan 2D; jika ia juga bergerak mendekati atau menjauhi kita, ia pasti bergerak lebih cepat lagi. Kecepatan sebenarnya bahkan mungkin cukup tinggi untuk melampaui kecepatan lepas galaksi yang hanya 1,3 juta mil per jam, atau sekitar 600 kilometer per detik. Jika demikian, sistem planet ditakdirkan untuk melintasi ruang antargalaksi jutaan tahun di masa depan.