Negara: Rusia

  • Jerman Imbau Warganya Tinggalkan Iran, Ada Apa?

    Jerman Imbau Warganya Tinggalkan Iran, Ada Apa?

    Berlin

    Otoritas Jerman merilis imbauan agar setiap warga negaranya meninggalkan wilayah Iran dan menahan diri untuk tidak bepergian ke negara tersebut. Imbauan tersebut dimaksudkan untuk menghindari balasan Teheran atas peran Berlin dalam memicu sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Jerman bersama Inggris dan Prancis, pada Kamis (28/8), meluncurkan proses 30 hari untuk menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran atas program nuklirnya yang dipermasalahkan. Langkah ini kemungkinan memicu ketegangan baru sekitar dua bulan setelah Israel dan Amerika Serikat (AS) mengebom Iran.

    “Karena perwakilan pemerintah Iran telah berulang kali mengancam dengan konsekuensi dalam kasus ini, tidak dapat dikesampingkan bahwa kepentingan dan warga negara Jerman akan berdampak oleh tindakan balasan di Iran,” sebut Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Jumat (29/8/2025).

    “Saat ini, Kedutaan Besar Jerman di Teheran hanya dapat memberikan bantuan konsuler terbatas di lokasi,” demikian peringatan Kementerian Luar Negeri Jerman, yang disampaikan via situs resminya pada Kamis (28/8) waktu setempat.

    Peluncuran proses itu dilakukan setelah ketiga negara Eropa tersebut menggelar beberapa putaran perundingan dengan Iran sejak instalasi nuklir Teheran dibom oleh Israel dan pada pertengahan Juni lalu. Perundingan itu bertujuan menyepakati penundaan apa yang disebut sebagai “mekanisme snapback”.

    Namun ketiga negara Eropa itu menilai perundingan terbaru di Jenewa, Swiss, pada Selasa (26/8) waktu setempat tidak menghasilkan sinyal kesiapan yang memadai untuk kesepakatan baru dari Iran.

    Pada Kamis (28/8) waktu setempat, Jerman, Inggris dan Prancis mengumumkan dimulainya “mekanisme snapback”, dengan menuduh Iran telah melanggar kesepakatan nuklir tahun 2015 yang bertujuan mencegah negara itu mengembangkan kemampuan senjata nuklir, dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

    Ketiga negara Eropa itu bersama Rusia, China dan AS merupakan pihak terkait dalam kesepakatan nuklir tersebut.

    Dalam tanggapannya, seorang pejabat senior Iran, yang enggan disebut namanya, menyebut keputusan tersebut sebagai keputusan yang “ilegal dan disesalkan”, namun tetap membuka peluang untuk keterlibatan. Pejabat Teheran itu juga menegaskan bahwa Iran tidak akan tunduk pada tekanan atas langkah ketiga negara tersebut.

    “Langkah ini merupakan tindakan yang bertentangan dengan diplomasi, bukan memberikan peluang untuk itu. Diplomasi dengan Eropa akan terus berlanjut,” kata pejabat senior Iran yang enggan disebut namanya tersebut.

    “Iran tidak akan menyerah di bawah tekanan,” tegasnya.

    Iran sebelumnya memperingatkan “respons keras” jika sanksi-sanksi kembali diberlakukan terhadapnya.

    Di sisi lain, ketiga negara Eropa tersebut khawatir jika mekanisme itu tidak diaktifkan, maka mereka akan kehilangan hak prerogatif pada pertengahan Oktober mendatang untuk memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran, yang telah dicabut berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia.

    Lihat juga Video ‘Jerman Setop Kirim Senjata ke Israel Buntut Serangan Tewaskan Jurnalis’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pemimpin Uni Eropa Ingin ‘Rangkul’ Moldova dari Cengkraman Rusia

    Pemimpin Uni Eropa Ingin ‘Rangkul’ Moldova dari Cengkraman Rusia

    Jakarta

    Warga Moldova lelah mendengar bagaimana negara mereka dideskripsikan sebagai “negara kecil bekas Uni-Soviet”, “negara termiskin di Eropa”, atau “negara yang terjepit antara Rusia dan Barat”.

    Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah Moldova mengerahkan ‘seluruh upaya’ untuk memperbarui citra tersebut.

    Pemerintah mengatakan bahwa, Moldova — yang terletak di antara Ukraina dan Rumania (negara anggota Uni Eropa dan NATO)— adalah calon anggota Uni Eropa, mengorientasikan negaranya ke barat.

    Proyeksi tersebut dikuatkan ketika pada Rabu (27/8) tiga pemimpin Uni Eropa (UE), Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, berjejak di ibu kota Chisinau, demi merayakan hari kemerdekaan bersama presiden Maia Sandu.

    “Alternatif selain Eropa tidak ada. Tanpa UE, Moldova tetap terjebak di masa lalu,” kata Sandu dalam pidatonya. “Kami merasakan hal ini setiap kali bom dijatuhkan di negara tetangga. Perang Rusia di Ukraina menunjukkan setiap hari bahwa Eropa berarti kebebasan dan perdamaian. Rusia-Putin berarti perang dan kematian.”

    Tantangan di luar prediksi, jelang pemilu

    Kanselir Merz mengatakan kepada warga Moldova, fakta bahwa negara tersebut telah memilih jalur menuju UE tidak dapat diremehkan. Namun masih banyak ketidakpastian jelang pemilu.

    Pemerintah pro-Barat Moldova menghadapi tantangan demokrasi fluktuatif – disebabkan frustrasi warga saat menghadapi dampak ekonomi perang di negara tetangga, Ukraina.

    Namun, ada pula faktor lain di luar diprediksi yang berupaya mempengaruhi para pemilih Moldova. Seperti konglomerat buron pro-Rusia, Ilan Shor, yang menjanjikan hingga $3.000 (Rp 49 juta) per bulan kepada orang-orang yang menghadiri protes anti-pemerintah, menurut kantor berita Reuters.

    Shor, yang melarikan diri dari Moldova saat mengajukan banding atas vonis kasus penipuan bank di tahun 2019, mempublikasikan tawarannya dalam sebuah video daring.

    Presiden Maia Sandu menyebutkan upaya tersebut sebagai bagian dari ancaman yang lebih besar terhadap demokrasi Moldova. Ia merinci bentuk-bentuk gangguan lain, termasuk campur tangan pemilu, pendanaan ilegal, kampanye disinformasi, serangan siber, sabotase di tempat pemungutan suara luar negeri, serta upaya memecah belah masyarakat melalui penyebaran kebencian antar komunitas.

    Minggu-minggu yang menegangkan

    Moskow membantah terlibat dalam campur tangan pemilu di Moldova, tetapi para pemimpin Uni Eropa yang berkumpul di Chisinau tetap menaruh curiga.

    “Rusia terus-menerus berusaha merusak kebebasan, kemakmuran, dan perdamaian di Moldova,” ujar Merz seraya memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menarik Moldova ke dalam “lingkup pengaruh” Moskow.

    Victoria Olari, yang memantau disinformasi dan tren daring untuk Lab Penelitian Atlantic Council Digital Forensic mengatakan kepada DW dalam sambungan telepon bahwa ia memperkirakan upaya campur tangan Rusia akan meningkat selama beberapa minggu ke depan.

    Olari, yang tinggal di Chisinau, menggambarkan suasana jelang pemilu “menegangkan” namun juga ada rasa “optimis dan waspada.”

    “Ada tekad nyata rakyat Moldova untuk menjaga kedaulatan mereka,” jelas Olari, menambahkan bahwa kunjungan para pemimpin tinggi Uni Eropa yang menegaskan dukungannya terhadap Moldova telah membangkitkan harapan.

    Mimpi Eropa yang ditangkis Hungaria

    Solidaritas Eropa pada Moldova terasa manis tapi juga pahit— karena jalan ‘berliku’ Moldova untuk bergabung dengan UE.

    Moldova dan Ukraina sama-sama mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2022, setelah invasi besar-besaran Rusia.

    Permohonan aksesi kedua negara disinkronkan dengan reformasi dalam negeri negara tersebut untuk memperkuat undang-undang dan lembaga pemberantasan korupsi. Macron, Merz, dan Tusk memuji kemajuan Moldova dalam hal ini.

    Namun Budapest memveto setiap kemajuan terkait permohonan masuk Ukraina ke UE. Kedekatan Moldova dengan Ukraina berimbas stagnannya posisi Moldova untuk masuk ke Uni Eropa.

    “Pintu menuju Uni Eropa terbuka,” ujar Merz dalam pesan yang meyakinkan pada hari Rabu. “Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa” untuk memajukan perundingan keanggotaan pada musim gugur, tegas Kanselir Jerman tersebut.

    Namun hal ini turut menghadirkan dilema politik bagi para pemimpin UE.

    Risiko ‘menunggu’ terlalu lama

    “Uni Eropa enggan menyerah pada tekanan Hungaria dengan memisahkan hubungan antara Moldova dan Ukraina. Hal ini bisa membuat Ukraina merasa ditinggalkan, terutama di tengah invasi besar-besaran Rusia,” jelas Amanda Paul, peneliti senior di European Policy Centre.

    Namun, jika Moldova “menunggu” terlalu lama di luar pintu Uni Eropa, risiko Moldova jatuh ke dalam pengaruh Rusia semakin besar, hal ini tidak hanya membahayakan keamanan dan stabilitas Moldova, tapi juga akan melemahkan keamanan dan stabilitas Eropa secara keseluruhan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Sorta Caroline
    Editor: Rizki Nugraha.

    Lihat juga Video ‘Trump: Zelensky Tak Sepenuhnya Polos’:

    (ita/ita)

  • Waspada! Rupiah Diprediksi Melemah Menuju Rp 16.400, Ini Faktor Pemicunya – Page 3

    Waspada! Rupiah Diprediksi Melemah Menuju Rp 16.400, Ini Faktor Pemicunya – Page 3

    Adapun kata Ibrahim, tekanan kuat terhadap rupiah salah satunya datang dari dinamika perdagangan global. Pasar mencermati langkah New Delhi yang mendapat tekanan dari Washington untuk mengurangi impor minyak Rusia, menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50%. Kebijakan ini dinilai bisa memperlebar ketidakpastian pada perdagangan Asia.

    Selain itu, meningkatnya pasokan energi global juga turut membebani harga komoditas. Produsen minyak utama memutuskan mengurangi sebagian pemotongan sukarela produksi, yang membuat pasokan melimpah dan berpotensi menekan harga. Kondisi ini bisa memengaruhi neraca perdagangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

    “Yang juga membebani pasar adalah meningkatnya pasokan yang masuk ke pasar karena produsen-produsen besar telah menghapus beberapa pemotongan sukarela, yang mengimbangi beberapa faktor pendukung, termasuk fakta bahwa Rusia dan Ukraina telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing,” ujarnya.

     

  • Harga Minyak Mentah Melonjak Usai Drone Rusia Kembali Serang Ukraina – Page 3

    Harga Minyak Mentah Melonjak Usai Drone Rusia Kembali Serang Ukraina – Page 3

    Selain konflik geopolitik, pelaku pasar juga mencermati respons India terhadap tekanan AS untuk menghentikan impor minyak Rusia. Ketegangan meningkat setelah Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50% pada Rabu lalu.

    Meski begitu, para pedagang memperkirakan ekspor minyak Rusia ke India justru akan naik pada September.

    Di sisi lain, harga minyak sempat tertekan akibat ekspektasi permintaan bahan bakar yang lebih rendah usai libur panjang Hari Buruh di AS.

    Pasokan global juga diperkirakan meningkat seiring rencana OPEC+ menambah produksi 547.000 barel per hari pada September.

    “Permintaan yang lebih lemah dan pasokan yang lebih tinggi akan mendorong kenaikan stok minyak, yang akan membebani kontrak berjangka energi di seluruh segmen. Hal ini sejalan dengan transisi musim panas ke musim gugur, ketika permintaan bensin menurun dan kilang beralih ke produksi bahan bakar musim dingin yang lebih murah,” tulis Ritterbusch and Associates dalam catatannya.

  • Adu Kekuatan 2 Raksasa Nuklir Asia, Awas China Jadi Sasaran

    Adu Kekuatan 2 Raksasa Nuklir Asia, Awas China Jadi Sasaran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua raksasa nuklir Asia, India dan Pakistan, masih berada dalam tensi yang panas soal konflik di Kashmir. Kekuatan keduanya yang melibatkan nuklir pun disebut mengancam raksasa regional lainnya, China.

    Pada 20 Agustus, India mengumumkan telah berhasil menguji coba Agni-V, rudal balistik jarak menengahnya, dari lokasi uji coba di Odisha, di pantai timur Teluk Benggala. Agni-V, yang berarti “api” dalam bahasa Sansekerta, memiliki panjang 17,5 meter, berat 50.000 kg, dan dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvensional seberat lebih dari 1.000 kg.

    Rudal ini juga mampu menempuh jarak lebih dari 5.000 km dengan kecepatan hipersonik hampir 30.000 km per jam. Hal ini membuatnya termasuk rudal balistik tercepat di dunia.

    Uji coba Agni dilakukan tepat seminggu setelah Pakistan mengumumkan pembentukan Komando Pasukan Roket Angkatan Darat (ARFC) baru, yang menurut para ahli, bertujuan untuk menambal kelemahan dalam postur pertahanannya yang terungkap oleh India selama konflik empat hari antara dua negara bertetangga yang memiliki senjata nuklir pada bulan Mei.

    Namun, para ahli mengatakan uji coba terbaru India ini mungkin merupakan pesan yang lebih ditujukan untuk tetangga lain yang kembali didekati New Delhi dengan hati-hati, China. Pasalnya, jangkauan Agni mencakup sebagian besar Asia, termasuk wilayah utara China, dan sebagian Eropa. 

    Uji coba ini dilakukan sesaat sebelum perjalanan Perdana Menteri India Narendra Modi ke China untuk KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), di tengah pencairan hubungan-setelah bertahun-tahun ketegangan akibat sengketa perbatasan-yang dipercepat oleh perang tarif Presiden AS Donald Trump terhadap India. Pada hari Rabu, tarif AS atas barang-barang India berlipat ganda menjadi 50% di tengah ketegangan atas pembelian minyak New Delhi dari Rusia.

    Namun terlepas dari perubahan hubungan dengan Beijing, para ahli mengatakan India terus memandang China sebagai ancaman utama di kawasan, yang menggarisbawahi rumitnya hubungan antara dua negara dengan populasi terpadat di dunia ini. Dan menurut mereka, pengembangan rudal jarak menengah dan jarak jauh India terutama ditujukan ke China.

    Keunggulan Rudal India atas Pakistan

    Sementara India mengakui kehilangan sejumlah jet tempur yang tidak disebutkan jumlahnya selama baku tembak dengan Pakistan pada bulan Mei, India juga menyebabkan kerusakan signifikan pada pangkalan militer Pakistan, terutama dengan rudal jelajah supersonik BrahMos.

    BrahMos, yang mampu membawa hulu ledak nuklir atau konvensional hingga 300 kg, memiliki jangkauan sekitar 500 km. Ketinggiannya yang rendah, lintasan yang mengikuti medan, dan kecepatannya yang luar biasa membuatnya sulit dicegat, sehingga memungkinkannya menembus wilayah Pakistan dengan relatif mudah.

    Banyak ahli berpendapat bahwa konteks ini menunjukkan uji coba Agni-V tidak secara langsung terkait dengan pengumuman ARFC oleh Pakistan. Sebaliknya, mereka mengatakan, uji coba tersebut kemungkinan merupakan sinyal untuk China.

    Diketahuia, pasukan India dan China berada dalam kebuntuan langsung di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan selama empat tahun setelah bentrokan mematikan pada tahun 2020, sebelum Modi bertemu Presiden China Xi Jinping di Rusia pada Oktober 2024 untuk memulai proses detente (peredaan ketegangan).

    Kunjungan Modi ke China untuk KTT SCO pada hari Minggu kemarin akan menjadi yang pertama kali baginya sejak tahun 2018. Di masa lalu, India sering merasa dikhianati oleh pendekatan-pendekatan ke China, yang diklaim India sering kali diikuti oleh agresi dari Beijing di sepanjang perbatasan mereka.

    “Kebutuhan India akan rudal jarak jauh, namun bukan rudal antarbenua, didikte oleh persepsi ancamannya terhadap China,” kata Manpreet Sethi, seorang peneliti tamu di Centre for Air Power Studies yang berbasis di New Delhi, kepada Al Jazeera.

    “Agni-V adalah rudal balistik berkemampuan nuklir dengan jangkauan 5.000 km, yang telah dikembangkan India sebagai bagian dari kemampuan deterrence (penangkal) nuklirnya terhadap China. Rudal ini tidak memiliki relevansi dengan Pakistan,” tambah Sethi.

    Christopher Clary, asisten profesor ilmu politik di University at Albany, setuju dengan pendapat tersebut.

    “Meskipun Agni-V mungkin dapat digunakan untuk menyerang Pakistan, misi utamanya adalah serangan terhadap China,” katanya kepada Al Jazeera. “Pantai timur China, tempat kota-kota terpenting secara ekonomi dan politik berada, sulit dijangkau dari India dan membutuhkan rudal jarak jauh.”

    Perlombaan Rudal di Seluruh Asia Selatan

    India dan Pakistan terus memperluas persenjataan rudal mereka dalam beberapa tahun terakhir, dengan meluncurkan sistem-sistem baru yang memiliki jangkauan yang semakin jauh.

    Sebelum mengumumkan ARFC, Pakistan memamerkan Fatah-4, rudal jelajah dengan jangkauan 750 km dan kemampuan untuk membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.

    Sementara itu, India sedang mengerjakan Agni-VI, yang diperkirakan memiliki jangkauan lebih dari 10.000 km dan membawa multiple independently targetable reentry vehicles (MIRV), sebuah kemampuan yang sudah ada pada Agni-V.

    Rudal yang dilengkapi MIRV dapat membawa beberapa hulu ledak nuklir, yang masing-masing mampu menyerang target terpisah, sehingga secara signifikan meningkatkan potensi daya hancurnya.

    Mansoor Ahmed, dosen kehormatan di Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University, mengatakan uji coba terbaru India menunjukkan kemampuan rudal antarbenua yang semakin maju.

    “Dengan India yang sedang mengerjakan varian-varian Agni yang berbeda dengan berbagai kemampuan, uji coba ini adalah demonstrasi teknologi untuk kemampuan rudal balistik luncur-kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM) India yang sedang berkembang,” kata Ahmed.

    “Tergantung pada konfigurasi hulu ledak untuk SLBM India, India akan mampu mengerahkan antara 200-300 hulu ledak pada armada SSBN-nya saja selama dekade berikutnya,” tambahnya. SSBN (ship, submersible, ballistic, nuclear) adalah kapal selam bertenaga nuklir yang dirancang untuk membawa SLBM yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. India saat ini memiliki dua SSBN yang beroperasi, dengan dua lagi dalam tahap pembangunan.

    Sebaliknya, Pakistan tidak memiliki rudal jarak jauh atau kapal selam nuklir. Rudal balistik operasional jarak terjauhnya, Shaheen-III, memiliki jangkauan 2.750 km.

    “Pakistan juga memiliki rudal balistik berkemampuan MIRV pertama di Asia Selatan yang disebut Ababeel, yang dapat menyerang hingga jangkauan 2.200 km, namun ini adalah sistem berkemampuan MIRV dengan jangkauan terpendek yang dikerahkan oleh negara bersenjata nuklir mana pun,” kata Ahmed.

    Tughral Yamin, mantan brigadir angkatan darat Pakistan dan sarjana kebijakan nuklir, mengatakan ambisi rudal kedua negara mencerminkan prioritas yang berbeda.

    “Program Pakistan sepenuhnya spesifik untuk India dan bersifat defensif, sementara ambisi India melampaui subkontinen. Sistem jarak jauhnya dirancang untuk proyeksi kekuatan global, terutama terhadap China, dan untuk menjadikan dirinya sebagai kekuatan besar dengan penangkal yang kredibel terhadap negara-negara besar,” kata Yamin, penulis buku The Evolution of Nuclear Deterrence in South Asia.

    Namun beberapa ahli mengatakan program pengembangan rudal Pakistan tidak hanya tentang India. Ashley J Tellis, peneliti kajian stratejik di Carnegie Endowment for International Peace (CEIP), mengatakan bahwa sementara India ingin dapat menyerang China dan Pakistan, Islamabad sedang membangun kemampuan untuk menjaga Israel, dan bahkan AS, dalam jangkauannya, selain India.

    “Pasukan rudal konvensional di kedua negara dirancang untuk menyerang target-target penting tanpa membahayakan pesawat serang berawak,” kata Tellis kepada Al Jazeera.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rusia Dihantam Krisis Energi, Warga bak Tikus Mati di Lumbung Padi

    Rusia Dihantam Krisis Energi, Warga bak Tikus Mati di Lumbung Padi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Rusia, negara eksportir energi terbesar dunia, kini menghadapi ironi. Mengisi penuh tangki bensin makin sulit.

    Krisis bahan bakar melanda berbagai wilayah setelah gelombang serangan drone Ukraina dalam beberapa pekan terakhir melumpuhkan sebagian besar kilang minyak, memicu lonjakan harga dan kelangkaan pasokan di dalam negeri.

    Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar di wilayah timur jauh, selatan Rusia, hingga Semenanjung Krimea dilaporkan kehabisan stok. Para pengendara terpaksa beralih ke bensin dengan kadar oktan lebih tinggi yang jauh lebih mahal karena bensin reguler A-95 semakin langka.

    “Kami sudah menunggu berjam-jam, dan tidak ada yang tahu apakah mobil kami benar-benar akan terisi,” kata seorang pengendara di Dalnegorsk, wilayah timur jauh Rusia, yang terekam dalam video viral di media sosial, sebagaimana dikutip The Guardian, Kamis (28/8/2025).

    Menurut analis energi, serangan udara Ukraina sejak awal Agustus telah menghancurkan sekitar 17% kapasitas kilang minyak Rusia atau setara dengan 1,1 juta barel per hari. Serangan paling anyar dilaporkan mengenai pipa minyak Ryazan-Moskow, salah satu jalur utama pemasok bahan bakar ke ibu kota.

    “Serangan ini masif, terkoordinasi, dan berulang. Kilang tidak punya waktu memperbaiki kerusakan sebelum serangan berikutnya datang,” ujar Boris Aronstein, analis independen minyak dan gas.

    Ia menegaskan bahwa kali ini merupakan krisis BBM paling parah yang dialami Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

    Harga grosir bensin A-95, bahan bakar yang paling banyak digunakan di Rusia, melonjak hingga 82.300 rubel per ton, hampir 54% lebih tinggi dibanding Januari lalu. Lonjakan ini menambah beban warga di tengah antrian panjang di SPBU.

    Sebuah kanal otomotif populer di Telegram, The Motorist’s Den, bahkan menyindir, “Rasanya sebentar lagi bensin akan dituang ke gelas sampanye, bukan ke tangki mobil.”

    Ironisnya, krisis ini terjadi di negara yang dikenal sebagai eksportir energi raksasa, dengan minyak mentah diekspor besar-besaran ke India dan China. Namun, sebagian besar kilang Rusia lebih difokuskan untuk produksi ekspor, sementara pasokan dalam negeri nyaris tidak memiliki cadangan penyangga.

    “Produksi domestik hanya cukup menutupi kebutuhan dalam negeri. Begitu ada gangguan, sistem langsung kewalahan,” jelas Aronstein.

    Kondisi makin sulit karena sanksi Barat memutus akses Rusia terhadap teknologi perbaikan kilang, membuat proses pemulihan infrastruktur energi berjalan lebih lambat. Bahkan sebelum serangan terakhir, pemerintah Rusia sudah memperketat larangan ekspor bensin untuk menahan lonjakan permintaan domestik.

    Di Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014, dampaknya lebih buruk. Musim panas yang biasanya penuh wisatawan Rusia kini berubah kacau akibat bandara ditutup karena ancaman drone, sehingga arus wisatawan beralih ke jalur darat dan meningkatkan tekanan terhadap pasokan BBM.

    Kepala administrasi Krimea yang ditunjuk Kremlin meminta warga bersabar. “Harap dimaklumi pembatasan pada bensin oktan 95. Semua langkah stabilisasi harga sedang dilakukan baik oleh pemerintah federal maupun kami. Situasi ini bisa berlangsung hingga sebulan ke depan,” ujarnya.

    Meski begitu, para analis menilai krisis bensin ini belum cukup untuk mengguncang upaya perang Rusia.

    Sergey Vakulenko, peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Center sekaligus mantan eksekutif Gazprom, mengatakan sebagian besar sektor industri dan militer Rusia masih mengandalkan solar, bukan bensin.

    “Masih jauh sebelum sektor transportasi, pertanian, industri-atau yang terpenting, militer-mengalami kekurangan signifikan,” jelasnya.

    Namun, ia memperingatkan, jika serangan drone berlanjut hingga musim dingin, pemerintah mungkin terpaksa menerapkan sistem penjatahan bensin. “Kalau situasi memburuk, otoritas bisa saja memberlakukan rasionalisasi,” kata Vakulenko.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perang Tinggal Sejengkal! NATO Buru Kapal Selam Rusia Dekat Armada AS

    Perang Tinggal Sejengkal! NATO Buru Kapal Selam Rusia Dekat Armada AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat-pesawat NATO telah menghabiskan hampir seminggu untuk mencari kapal selam Rusia yang dapat mendekati gugus tugas kapal induk AS yang beroperasi di lepas pantai Norwegia. Hal ini diketahui menurut data pelacakan penerbangan dan kapal yang ditinjau oleh Newsweek, Kamis (28/8/2025).

    Dalam pengamatan itu, nampak kehadiran pesawat patroli maritim P-8A Poseidon, atau “pemburu kapal selam” di Laut Norwegia. Operasi ini telah dipimpin oleh Amerika Serikat sejak Minggu dan didukung oleh Inggris dan Norwegia, yang juga mengoperasikan platform perang anti-kapal selam buatan Boeing.

    Operasi harian tersebut tampaknya terkait dengan keberadaan kapal induk USS Gerald R. Ford, kapal induk terbesar di dunia, yang terlibat dalam operasi bersama unit-unit Inggris dan Norwegia di perairan barat Norwegia.

    “Kami bekerja sama untuk memastikan kawasan Euro-Atlantik yang aman dan stabil,” kata gugus tugas kapal induk AS tersebut dalam sebuah unggahan di Facebook, tanpa menyebutkan operasi penyisiran anti-kapal selam untuk kapal-kapal tertentu.

    Penyisiran tersebut, yang terdeteksi pada siaran pesawat dan kapal yang direkam oleh MarineTraffic, Flightradar24, dan platform serupa, bisa jadi merupakan tindakan pencegahan, tetapi mungkin mengindikasikan kemungkinan kemunculan kapal selam Rusia. Surat kabar Express Inggris melaporkan bahwa setidaknya selusin pesawat tempur spesialis NATO telah mencari kapal selam Rusia yang diduga berlayar di dekat kapal induk Angkatan Laut AS sejak Minggu.

    Surat kabar tersebut menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan Inggris telah mengonfirmasi bahwa serangan mendadak Angkatan Udara Kerajaan bukanlah latihan. Selain itu, media The Barents Observer Norwegia mengatakan 3 kapal bertenaga nuklir kelas Yasen dari Armada Utara Rusia telah meninggalkan pangkalan mereka pada awal pekan ini.

    “Citra satelit yang dipelajari oleh Barents Observer menunjukkan bahwa per 25 Agustus, ketiga kapal selam serbaguna kelas Yasen dan Yasen-M milik Armada Utara Rusia berada di laut,” tulis surat kabar tersebut.

    “Severodvinsk (K-573), Kazan (K-561), dan Arkhangelsk (K-564) semuanya berpangkalan di Nerpicha. Pangkalan tersebut terletak di fjord Litsa, sekitar 60 kilometer (37 mil) dari perbatasan Rusia dengan Norwegia, dan tidak ada kapal selam yang terlihat di dermaga,” tulis surat kabar tersebut.

    Tutupan awan setelah 25 Agustus membuat studi citra satelit di wilayah tersebut menjadi mustahil. Tidak ada negara NATO di sekitar Laut Utara yang berkomentar mengenai dugaan perburuan kapal selam Rusia.

    Serangan patroli laut di sekitar perbatasan maritim NATO merupakan kegiatan sehari-hari, tetapi penerbangan Angkatan Laut AS dan Angkatan Udara Inggris baru-baru ini ke wilayah lingkar Utara telah mengalami peningkatan intensitas-lebih dari dua lusin penerbangan sejak akhir pekan.

    Dinamika ini terjadi saat NATO masih dalam ketegangan yang tinggi dengan Rusia. Ini disebabkan manuver Moskow menyerang Ukraina, yang notabenenya diserang saat ingin bergabung dalam aliansi militer Barat itu.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Putin Ngamuk Hujani Kyiv dengan Rudal-Drone, Korban Jiwa Berjatuhan

    Putin Ngamuk Hujani Kyiv dengan Rudal-Drone, Korban Jiwa Berjatuhan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia kembali melancarkan serangan drone dan rudal skala besar di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Rabu malam waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 14 orang, termasuk tiga anak-anak, serta melukai lebih dari 20 orang.

    “Empat orang tewas, termasuk dua anak-anak. Lebih dari 20 orang terluka,” kata Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko melalui Telegram, Kamis (28/8/2025), seperti dikutip AFP.

    Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan jumlah korban luka mencapai 22 orang, termasuk tiga anak. Sementara itu, pihak administrasi militer Kyiv menegaskan serangan dilakukan dengan pola gabungan menggunakan drone dan rudal yang ditembakkan dari berbagai arah.

    “Sayangnya, gaya Rusia dalam serangan mereka cukup khas. Serangan gabungan, dari berbagai arah. Dan sistematis, menargetkan bangunan tempat tinggal biasa,” tulis Kepala Administrasi Militer Kyiv Tymur Tkachenko di Telegram.

    Akibat serangan itu, sejumlah gedung apartemen bertingkat tinggi mengalami kerusakan parah. Dua di antaranya berada di seberang Sungai Dnipro. Di distrik Darnytskyi, pinggiran timur Kyiv, sebuah gedung berlantai lima bahkan sebagian hancur. Tim penyelamat masih berusaha mengevakuasi warga yang terjebak di reruntuhan.

    Tkachenko menambahkan, tim tanggap darurat kini menangani dampak serangan di lebih dari 20 lokasi berbeda di ibu kota.

    “Kebakaran terjadi di sejumlah titik di seluruh kota,” ujarnya.

    Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan apartemen terbakar di lantai atas gedung tinggi dan asap pekat mengepul ke udara.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tegang! Jerman Kerahkan Jet Tempur Cegat Pesawat Pengintai Rusia

    Tegang! Jerman Kerahkan Jet Tempur Cegat Pesawat Pengintai Rusia

    Jakarta

    Tegang! Jet-jet tempur Jerman dikerahkan untuk mencegat sebuah pesawat pengintai Rusia yang terbang di atas Laut Baltik.

    Media Jerman, Deutsche Welle melaporkan bahwa dua jet tempur Jerman, Eurofighter lepas landas dari pangkalan udara Rostock-Laage di Jerman setelah pesawat Rusia tersebut terlihat terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Baltik pada Selasa lalu.

    Dilansir media Independent, Kamis (28/8/2025), pesawat Il-20 milik Rusia tersebut terlihat dengan transponder dimatikan dan tanpa rencana penerbangan yang diajukan. Komando udara NATO memberi perintah untuk mencegat pesawat tersebut.

    Belum jelas berapa lama pesawat pengintai Rusia tersebut berada di wilayah udara tersebut.

    Ini adalah pengerahan kesepuluh pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Jerman di atas Laut Baltik tahun ini, menurut kantor berita dpa. Ini terjadi seiring wilayah Baltik semakin tegang karena pesawat-pesawat pengintai Rusia telah berulang kali terbang dari Kaliningrad untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas militer NATO di pesisir Baltik, khususnya di Polandia, Jerman, Denmark, dan Swedia.

    Surat kabar Jerman, Bild menyebut aksi pesawat pengintai Rusia itu sebagai bagian dari “intimidasi militer Rusia dan taktik pengumpulan intelijen.”

    Kejadian ini terjadi seminggu setelah pesawat-pesawat militer Polandia dan sekutu diaktifkan setelah Rusia melancarkan serangan udara yang menargetkan Ukraina barat, dekat perbatasan dengan Polandia.

    Pesawat-pesawat tersebut dikerahkan untuk menjaga keamanan wilayah udara Polandia, menurut Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia.

    Lihat Video ‘Jerman Setop Kirim Senjata ke Israel Buntut Serangan Tewaskan Jurnalis’:

    (ita/ita)

  • Prabowo ke Bupati: Saudara Paling Dekat dengan Rakyat, Harusnya Paling Peka
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Agustus 2025

    Prabowo ke Bupati: Saudara Paling Dekat dengan Rakyat, Harusnya Paling Peka Nasional 28 Agustus 2025

    Prabowo ke Bupati: Saudara Paling Dekat dengan Rakyat, Harusnya Paling Peka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Prabowo Subianto mengatakan, para bupati adalah yang paling dekat dengan masyarakat.
    Seharusnya, daerah di tingkat itu lebih peka terhadap kebutuhan rakyat.
    Hal ini dikatakannya kepada Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dalam peresmian pembukaan Apkasi Otonomi Expo di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (28/8/2025).
    “Saudara-saudara adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat, bersama camat, bersama kepala desa. Saudara-saudara adalah yang paling dekat dengan rakyat. Saudara yang seharusnya paling tahu denyut nadi rakyat, saudara yang seharusnya paling peka terhadap kesulitan rakyat,” kata Prabowo, Kamis.
    Ia meminta kepala daerah hadir dan melakukan tugasnya dengan baik.
    Terlebih, masyarakat sudah pintar menilai mana yang berkinerja baik dan buruk.
    Informasi pun bisa cepat tersampaikan di era digitalisasi.
    “Hati-hati lho, rakyat kita ini sekarang pintar semua, rakyat kita punya
    gadget
    semua. Anda paling dekat sama rakyat, Anda harus peka sama rakyat, sosialisasi, dengarkan rakyat,” ucapnya.
    Lebih lanjut, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) ini menjabarkan kunci pembangunan bangsa Indonesia.
    Kuncinya adalah pemerintahan yang baik hingga sebuah negara bisa bertahan sekitar ratusan hingga ribuan tahun.
    Pemerintahan yang baik ini sempat dikaji sekitar 27 tahun yang lalu oleh Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS).
    Setidaknya, kata Prabowo, ada tiga kunci, yaitu tentara yang unggul, polisi dan keamanan yang unggul, dan pemerintahan yang unggul atau biasa disebut
    excellent civil service.
    “Peradaban Tiongkok, ribuan tahun. India ribuan tahun, Persia yang sekarang Iran itu ribuan tahun, di Amerika Serikat (AS), (suku) Maya dan Inka, kemudian ada kekaisaran Romawi, kemudian ada peradaban kekaisaran Islam kalau tidak salah 900 tahun lebih,” ucap dia.
    “Peradaban Rusia juga mendekati 900 tahun. Kekaisaran Inggris kalau tidak salah 400 tahun. Amerika Serikat mungkin baru 100 tahun. Intinya adalah bahwa suatu negara yang berhasil sebetulnya sangat sederhana, pelajarannya sangat sederhana,” tutur dia.
    Prabowo memerinci maksud tiga kunci itu.
    Kunci pertama, tidak ada negara tanpa tentaranya yang kuat.
    Kemudian, tidak ada tentara yang kuat tanpa uang, tidak ada uang tanpa kemakmuran, dan tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia dan sejahtera.
    Lalu, tidak ada rakyat yang bahagia dan sejahtera tanpa pemerintah yang bersih dan adil.
    “Ini pelajaran sejarah. Kalau saudara mau menjadi bupati yang benar dan baik, kalau saudara mau menjadi bupati yang dicintai rakyat, kalau saudara mau menjadi bupati yang setia kepada Tanah Air, yang setia kepada para pendiri bangsa, yang setia kepada merah putih, saudara harus belajar ini, saudara harus menjalankan pemerintah yang bersih dan adil,” tandas Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.