Negara: Rusia

  • Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un sedang berkonspirasi melawan AS. Kremlin langsung memberikan respons dengan membantah tuduhan Trump itu.

    Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (4/9/2025), disampaikan Trump saat ketiga pemimpin itu bertemu di China dalam rangka menghadiri parade militer besar-besaran memperingati 80 tahun kemenangan Beijing atas Jepang dalam Perang Dunia II.

    Sekitar 26 kepala negara, termasuk Putin dan Kim Jong Un, diundang untuk menyaksikan langsung parade militer tersebut. China tidak menyampaikan undangan serupa kepada Trump, terutama setelah ketegangan antara Beijing dan Washington meningkat beberapa waktu terakhir terkait tarif.

    “Tolong (Presiden Xi) sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social pada Rabu (3/9).

    Trump, dalam pernyataannya, menekankan peran AS dalam mendukung China selama Perang Dunia II melawan invasi Jepang. Dia menyesalkan Xi tidak menyebut besarnya dukungan dan peran AS dalam membantu China meraih kemenangan.

    “Pernyataan besar yang harus dijawab adalah apakah Presiden Xi dari China akan menyebutkan besarnya dukungan dan ‘darah’ yang diberikan Amerika Serikat kepada China untuk membantu negara itu mengamankan KEBEBASAN dari penjajah asing yang sangat tidak bersahabat,” sebut Trump.

    “Banyak warga Amerika gugur dalam perjuangan China meraih Kemenangan dan Kejayaan. Saya berharap mereka dihormati dan dikenang atas keberanian dan pengorbanan mereka!” ucapnya.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat China yang luar biasa merayakan hari kemenangan yang agung dan abadi,” harap Trump dalam pernyataannya.

    Kremlin Bantah Tuduhan Trump Soal Konspirasi Melawan AS

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia merespons tuduhan Trump dengan bantahan. Ditegaskan oleh Kremlin bahwa Putin tidak berkonspirasi dengan Xi dan Kim Jong Un untuk melawan AS.

    Kremlin bahkan mengisyaratkan bahwa Trump mungkin hanya bermaksud menyindir.

    Korut telah berulang kali mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan mengirikan pasukan dan peralatan militer. Sedangkan China memasok peralatan militer dan membeli produk-produk Rusia saat negara itu terisolasi akibat invasinya ke Kyiv.

    Saat ditanya soal tuduhan Trump soal konspirasi melawan AS, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa Trump mungkin sedang menyindir dengan kritikan terhadap Rusia, China dan Korut.

    “Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada yang berkonspirasi, tidak ada yang merencanakan apa pun, tidak ada konspirasi,” tegas Ushakov dalam pernyataannya.

    “Tidak seorang pun memiliki pemikiran seperti itu — tidak satu pun dari ketiga pemimpin ini yang memiliki pemikiran seperti itu,” sebutnya.

    “Saya bisa mengatakan bahwa semua orang memahami peran yang dimainkan oleh Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Trump saat ini, dan Presiden Trump secara pribadi dalam situasi internasional saat ini,” kata Ushakov.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Xi Jinping dan Putin Kepergok Bahas Hidup Abadi

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin terdengar mendiskusikan transplantasi organ sebagai upaya untuk memperpanjang usia hingga ratusan tahun di sela-sela parade militer di Beijing. Putin bahkan mengisyaratkan kehidupan abadi dapat dicapai berkat inovasi bioteknologi, menurut terjemahan pernyataan yang tertangkap mikrofon.

    Momen itu tertangkap dalam livestream Victory Day Parade yang berlangsung di Beijing, China pekan ini, saat kedua pemimpin dunia tersebut dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjalan bersama melalui Lapangan Tiananmen.

    Audio percakapan tentang umur panjang tersebut berlangsung kurang dari satu menit, dan kadang-kadang terputus. Rekamannya terdengar lebih jelas saat penerjemah Xi menyampaikan komentarnya dalam bahasa Rusia.

    “Di masa lalu, jarang ada orang yang berusia lebih dari 70 tahun, tapi sekarang mereka mengatakan bahwa pada usia 70 tahun seseorang masih seperti anak-anak,” kata penerjemah Xi, seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/9/2025).

    Xi agak melebih-lebihkan, karena angka harapan hidup di China secara keseluruhan adalah 77,6 tahun, sedangkan di Rusia hanya 70 tahun yang justru di bawah rata-rata global sebesar 71,4 tahun.

    Putin merespons komentar Xi namun tidak terdengar jelas. Penerjemahnya kemudian menyampaikan ucapan Putin dalam bahasa Mandarin yang membicarakan bioteknologi dan transplantasi organ.

    “Dengan pengembangan bioteknologi, organ tubuh manusia dapat terus ditransplantasi dan orang-orang dapat hidup semakin muda, bahkan mencapai keabadian,” ujar penerjemah Putin.

    Penerjemah Xi kemudian menanggapi dengan klaim bahwa orang-orang mungkin dapat hidup hingga usia 150 tahun pada akhir abad ini.

    Xi dan Putin saat ini sudah berusia 72 tahun dan keduanya belum menyatakan niat untuk mundur sebagai presiden atau memikirkan penerusnya. Xi dan Putin sudah memimpin negaranya masing-masing selama 13 tahun dan 25 tahun.

    Putin mengonfirmasi pembicaraan tersebut dalam konferensi pers dengan media Rusia setelah kunjungannya di China berakhir. Ia mengatakan perkembangan medis modern, termasuk operasi transplantasi organ, diharapkan dapat meningkatkan usia harapan hidup secara signifikan.

    “Ini akan memiliki konsekuensi sosial, politik, dan ekonomi. Tentu saja kita harus berpikir tentang hal ini,” kata Putin.

    Prediksi tentang kemungkinan manusia dapat hidup abadi bukan sesuatu yang baru. Ilmuwan komputer dan futuris Ray Kurzweil mengatakan manusia hanya perlu bertahan hingga tahun 2030 untuk mendapatkan kesempatan hidup abadi.

    Namun visi Kurzweil sedikit berbeda dengan Putin yang mengandalkan transplantasi organ untuk dapat hidup abadi. Kurzweil mengatakan manusia masa depan dapat hidup lebih lama berkat nanobot yang mengalir di darah untuk melakukan perbaikan dan menghubungkan otak manusia ke cloud.

    (vmp/vmp)

  • Video: AS & Rusia Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Pasifik

    Video: AS & Rusia Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Pasifik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat dan Rusia kembali mempertontonkan kekuatan militernya di kawasan Pasifik. Kedua negara mengirim kapal selam bertenaga nuklir dalam misi strategis, di tengah memanasnya hubungan akibat perang Ukraina.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Kamis 04/09/2025) berikut ini.

  • Dibahas Xi Jinping, Seberapa Besar Kemungkinan Manusia Hidup Sampai 150 Tahun?

    Dibahas Xi Jinping, Seberapa Besar Kemungkinan Manusia Hidup Sampai 150 Tahun?

    Jakarta

    Pemimpin China Xi Jinping bicara mengenai kemungkinan manusia hidup hingga 150 tahun yang terekam dalam ‘hot-mic’ momen, ketika dia bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Prediksinya adalah pada abad ini manusia bisa hidup hingga 150 tahun,” kata Xi dalam percakapan tersebut dikutip dari CNN.

    Terkait batasan usia manusia hidup, salah satu penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications menunjukkan bahwa manusia dapat hidup antara 120 hingga 150 tahun, tetapi tidak lebih dari batasan ini.

    Dilansir dari laman Live Science, studi tersebut menggunakan pemodelan matematis untuk memprediksi bahwa setelah usia 120 hingga 150 tahun, tubuh manusia akan sepenuhnya kehilangan kemampuannya untuk pulih dari stres seperti penyakit dan cedera. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan kematian.

    Jika terapi yang dapat memperpanjang daya tahan tubuh dikembangkan, para peneliti berpendapat, manusia dapat hidup lebih lama dan lebih sehat.

    Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti menganalisis data tes darah anonim dari lebih dari 500.000 orang di AS, Inggris, dan Rusia. Dari data tersebut, mereka mengukur “usia biologis” setiap individu, yang disebut dynamic organism state indicator (DOSI). Mereka menemukan bahwa kemampuan tubuh untuk pulih dari stres akan hilang sepenuhnya setelah usia tertentu.

    Kualitas Hidup

    Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa manusia bisa hidup hingga 150 tahun, angka tersebut tidak mencerminkan kualitas hidup di usia tua.

    Judith Campisi, profesor di Buck Institute for Research on Aging di California, menekankan pentingnya “rentang kesehatan” (health span), jumlah tahun seseorang hidup sehat, yang memiliki implikasi sosial yang jauh lebih besar daripada sekadar rentang hidup maksimal.

    Dia berpendapat bahwa jika ada cara untuk meningkatkan ketahanan di usia tua, hal itu tidak hanya akan memperpanjang rentang hidup, tetapi juga rentang kesehatan, karena orang tua akan dapat pulih lebih mudah dari penyakit dan cedera.

    Kumpulan data yang digunakan dalam studi ini, meskipun ekstensif, hanya berasal dari beberapa negara. Angka yang dihasilkan para peneliti juga merupakan rata-rata dan berlaku untuk manusia sebagai suatu populasi; – masih banyak faktor, mulai dari pendapatan hingga pola makan, yang dapat memengaruhi lamanya hidup seseorang.

    “Pada dasarnya kita semua akan mati,” ucap dia.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Akhiri Perang via Dialog Atau Diakhiri dengan Kekerasan

    Akhiri Perang via Dialog Atau Diakhiri dengan Kekerasan

    Beijing

    Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan dua opsi untuk mengakhiri perang dengan Ukraina. Opsi pertama adalah mengakhiri perang melalui perundingan atau dialog, sedangkan opsi kedua adalah Moskow akan mengakhiri perang dengan kekerasan.

    Putin, seperti dilansir Reuters, Kamis (4/9/2025), mengatakan kepada Ukraina bahwa ada peluang untuk mengakhiri perang melalui negosiasi “jika akal sehat menang”. Namun jika negosiasi tidak terwujud, Putin menegaskan dirinya siap untuk mengakhiri perang dengan kekerasan, jika memang itu satu-satunya cara.

    Putin mengatakan dirinya lebih memiliki opsi pertama. Pernyataan terbaru itu disampaikan Putin pada Rabu (3/9) waktu setempat, di akhir kunjungannya ke China.

    Dikatakan Putin bahwa dirinya melihat “sedikit cahaya di ujung terowongan” merujuk pada apa yang disebutnya sebagai upaya tulus Amerika Serikat (AS) untuk mengupayakan penyelesaian bagi perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

    “Menurut saya, jika akal sehat menang, akan dimungkinkan untuk menyepakati solusi yang dapat diterima untuk mengakhiri konflik ini. Itulah asumsi saya.” kata Putin saat berbicara kepada wartawan di Beijing.

    “Terutama karena kita dapat melihat suasana hati pemerintahan AS saat ini di bawah Presiden (Donald) Trump, dan kita melihat bukan hanya pernyataan mereka, tetapi juga keinginan tulus mereka untuk mencari solusi,” sebutnya.

    “Dan saya pikir ada sedikit cahaya di ujung terowongan. Mari kita lihat bagaimana situasinya berkembang. Jika tidak, maka kita harus menyelesaikan semua tugas yang ada di hadapan kita dengan kekuatan senjata,” tegas Putin dalam pernyataannya.

    Tonton juga video “Putin Siap Bahas Perdamaian Jika Zelensky Bersedia ke Moskow” di sini:

    Putin, dalam pernyataannya, tidak menunjukkan kesediaan untuk melunakkan tuntutannya yang telah lama diajukan agar Ukraina meninggalkan gagasan untuk bergabung dengan aliansi NATO. Dia juga tidak mencabut pernyataan soal apa yang digambarkan Moskow sebagai diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia dan etnis Rusia di Ukraina.

    Putin juga tidak mundur dari gagasan soal Moskow memiliki kendali penuh setidaknya atas wilayah Donbas di Ukraina bagian timur.

    Dikatakan Putin bahwa dirinya siap berunding dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, jika Zelensky bersedia datang ke Moskow. Otoritas Kyiv mengatakan usulan Putin soal pertemuan di Moskow itu “tidak dapat diterima”, dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menyebut ada tujuh negara, termasuk Austria, Vatikan, Swiss, dan tiga negara Teluk, yang siap menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.

    Putin kembali menegaskan bahwa dirinya selalu terbuka untuk bertemu Zelensky. Namun dia juga menegaskan kembali sikap Kremlin bahwa pertemuan semacam itu harus dipersiapkan dengan baik sebelumnya dan memastikan ada hasil yang nyata.

    “Mengenai pertemuan dengan Zelensky, saya tidak pernah mengesampingkan kemungkinan pertemuan semacam itu. Tetapi apakah ada gunanya? Kita lihat saja nanti,” kata Putin.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin kedapatan bicara tentang transplantasi organ sebagai cara memperpanjang hidup. Obrolan itu tertangkap di sela-sela acara parade militer di Beijing, China.

    Dilansir BBC, Kamis (4/9/2025), Putin menyatakan bahwa transplantasi organ itu bisa memperpanjang usia seseorang. Putin mengatakan kehidupan abadi saat ini bisa dicapai berkat inovasi dalam bioteknologi.

    Momen tidak terduga ini terekam dalam siaran langsung yang disiarkan oleh TV pemerintah China saat Xi Jinping, Putin, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama di Lapangan Tiananmen yang bersejarah di China.

    Berikut percakapan yang terekam kamera:

    Xi: Sekarang, 70 tahun

    Penerjemah Mandarin: Organ manusia dapat ditransplantasikan berulang kali, agar seseorang bisa semakin muda meskipun usianya bertambah, dan bahkan mungkin bisa menunda usia tua tanpa batas.

    Xi: Diramalkan bahwa di abad ini, kita mungkin bisa hidup hingga usia 150 tahun.

    Lihat juga Video ‘Putin Disambut Hangat Xi Jinping dalam Pertemuan di China’:

    (zap/imk)

  • Prabowo Gelar Pertemuan Khusus dengan Putin Saat Kunjungan ke China

    Prabowo Gelar Pertemuan Khusus dengan Putin Saat Kunjungan ke China

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela kunjungan kerjanya menghadiri perayaan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China (RRC) di Beijing, pada Rabu (3/9/2025).

    Pertemuan ini menjadi salah satu agenda penting Presiden Ke-8 RI itu dalam rangka memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Rusia. 

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa selain menghadiri acara parade yang diikuti oleh 26 pemimpin dunia, Prabowo memanfaatkan momentum ini untuk bertemu langsung dengan Putin.

    “Selain menghadiri acara tersebut, Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden Xi Jinping dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin,” ujar Teddy lewat rilisnya, Kamis (4/9/2025).

    Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin negara menegaskan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama di berbagai sektor, khususnya bidang ekonomi dan investasi.

    “Masing-masing untuk menindaklanjuti & memastikan jalannya berbagai investasi ekonomi yang sudah terjalin di antara kedua negara,” pungkas Teddy.

  • Bertemu Prabowo, Xi Jinping Sebut Dukung Pemulihan Ketertiban dan Stabilitas Indonesia Secepatnya – Page 3

    Bertemu Prabowo, Xi Jinping Sebut Dukung Pemulihan Ketertiban dan Stabilitas Indonesia Secepatnya – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto tiba di Indonesia, usai melakukan kunjungan kerja ke Beijing, China, Rabu (3/9/2025). Pesawat yang membawa Prabowo tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, pukul 21.00 WIB.

    Selama di China, Prabowo didampingi Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya. Teddy menjelaskan bahwa kunjungan ke China kali ini hanya berlangsung singkat yakni, kurang dari 8 jam sejak Prabowo tiba di Beijing.

    “Hari ini, hanya dalam waktu kurang dari 8 jam, Presiden Prabowo Subianto berada di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok,” kata Teddy melalui akun Instagram Sekretariat Kabinet, Rabu (3/9/2025).

    Adapun kunjungan singkat Prabowo dalam rangka memenuhi undangan khusus dari Presiden China Xi Jinping, untuk menghadiri rangkaian acara parade militer Perayaan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China yang berlangsung di Tiananmen Square, Rabu.

    Teddy menyampaikan Prabowo sebetulnya juga diundang untuk menghadiri rangkaian acara yang dimulai sejak 31 Agustus lalu. Namun, Prabowo memutuskan menunda keberangkatannya ke China karena mempertimbangkan dinamika situasi di dalam negeri.

    Dalam acara parade yang digelar hari ini, hadir sebanyak 26 pemimpin setingkat kepala negara atau kepala pemerintahan dari berbagai penjuru dunia. Prabowo tampak duduk sejajar dengan Presiden Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Indonesia mendapatkan kehormatan khusus untuk berada di kursi utama bersama tuan rumah,” ujar Teddy.

  • Politik kemarin, tuntutan mahasiswa hingga Ahmad Sahroni belum mundur

    Politik kemarin, tuntutan mahasiswa hingga Ahmad Sahroni belum mundur

    Jakarta (ANTARA) – Beragam peristiwa politik telah terjadi pada Rabu (3/9), dan berikut lima berita pilihan yang dapat Anda baca kembali pada pagi ini, yakni mulai dari sejumlah elemen mahasiswa menyampaikan tuntutan kepada Pimpinan DPR RI hingga anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni belum mengundurkan diri sebagai legislator.

    1. Sejumlah elemen mahasiswa sampaikan tuntutan di hadapan Pimpinan DPR

    Sejumlah elemen organisasi mahasiswa, baik badan eksekutif mahasiswa (BEM) universitas maupun organisasi mahasiswa lainnya menyampaikan berbagai tuntutan di hadapan para Pimpinan DPR RI saat diterima untuk masuk di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (3/9).

    Selengkapnya baca di sini.

    2. Ahmad Sahroni belum ajukan pengunduran diri sebagai anggota DPR

    Wakil Ketua DPR Saan Mustopa mengatakan hingga saat ini Ahmad Sahroni belum mengajukan pengunduran diri sebagai anggota DPR.

    Selengkapnya baca di sini.

    3. Keluarga kenang sosok staf KBRI korban penembakan OTK di Peru

    Keluarga staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba (40), yang merupakan korban penembakan orang tak dikenal (OTK) di Lima pada Senin (1/9) malam mengenang sosok almarhum sebagai pribadi yang rendah hati.

    Selengkapnya baca di sini.

    4. Seskab: Prabowo tempuh diplomasi delapan jam di Beijing, temui Xi Jinping dan Putin

    Presiden RI Prabowo Subianto, dalam agenda lawatan kenegaraan di Beijing, China, Rabu (3/9), menjalani rangkaian diplomasi maraton bersama Presiden Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Selengkapnya baca di sini.

    5. PAN ajukan penghentian gaji bagi Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR

    Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI menyatakan sudah mengajukan penghentian pemberian gaji, tunjangan, dan fasilitas dari DPR RI bagi anggota DPR RI dari Fraksi PAN yang sudah dinonaktifkan, yakni Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Surya Utama (Uya Kuya).

    Selengkapnya baca di sini.

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kremlin Tepis Konspirasi Pemimpin Rusia-China-Korea Utara Melawan Amerika Serikat

    Kremlin Tepis Konspirasi Pemimpin Rusia-China-Korea Utara Melawan Amerika Serikat

    JAKARTA – Ajudan Kremlin Yury Ushakov menepis adanya konspirasi yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan Kim Jong-un dari Korea Utara untuk melawan Amerika Serikat.

    Itu disampaikan Ushakov mengomentari unggahan Presiden AS Donald Trump saat ketiga pemimpin tersebut hadir dalam parade militer menandai 80 tahun “Victory Day” di Beijing, China pada Hari Rabu.

    “Saya ingin mengatakan, tidak ada yang bermaksud berkonspirasi (melawan Amerika Serikat),” jelas Ushakov kepada reporter VGTRK Pavel Zarubin, melansir TASS 3 September.

    “Lebih lanjut, saya dapat mengatakan semua orang memahami peran Amerika Serikat, Pemerintahan Trump, dan Presiden Trump secara pribadi dalam narasi global saat ini,” jelas Ajudan Kremlin.

    Presiden Xi menggelar perayaan 80 tahun Victory Day yang diisi dengan parade militer di Tiananmen Square hingga gala resepsi di Great Hall of the People dengan dihadiri 26 kepala negara atau kepala pemerintahan, kepala badan internasional dan undang, termasuk Presiden Putin dan Pemimpin Kim.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat Tiongkok yang luar biasa merayakan hari yang luar biasa dan abadi. Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” ujar Presiden Trump dalam unggahan di Truth Social, seperti mengutip Reuters.