Negara: Rusia

  • Gerhana Bulan 7-8 September Jadi yang Terlama, Ada Lagi Maret 2026

    Gerhana Bulan 7-8 September Jadi yang Terlama, Ada Lagi Maret 2026

    Jakarta

    Pada malam 7-8 September, wilayah Australia, Asia, Afrika, dan sebagian Eropa menyaksikan pemandangan spektakuler semua fase Gerhana Bulan Total ‘Blood Moon’.

    Selama fenomena yang berlangsung sekitar lima jam ini, Bulan purnama akan bergerak menembus bayangan Bumi. Bulan secara bertahap akan ditelan oleh bayangan tersebut, berubah warna menjadi merah tembaga (itu sebabnya dijuluki ‘Blood Moon’ atau ‘Bulan Berdarah’) selama 82 menit.

    Durasi yang panjang menjadikannya Gerhana Bulan Total terlama sejak 2022. Mengutip Time and Date, Gerhana Bulan Total berikutnya akan berlangsung selama 58 menit pada 2-3 Maret 2026.

    Tidak seperti Gerhana Matahari Total, yang hanya dapat disaksikan dari jalur totalitas yang sempit, Gerhana Bulan Total dapat disaksikan dari mana pun di sisi malam Bumi. Sayangnya bagi wilayah Amerika Utara, gerhana ini terjadi di sisi siang.

    Meskipun demikian, gerhana ini sangat terlihat. Fase total dan parsialnya diamati oleh 5,8 miliar orang atau sekitar 71% populasi dunia. Di antara kota-kota pertama yang mengalami totalitas adalah Sydney, Melbourne, dan Perth di Australia, Tokyo di Jepang, serta Seoul di Korea Selatan.

    Sedangkan fase yang terakhir mencakup Moskow di Rusia, Ankara di Turki, dan Bukares, Rumania, dengan Bulan yang mengalami gerhana terlihat saat Bulan terbit dari Eropa Barat.

    Gerhana Bulan dapat dilihat dengan mata telanjang, dan tidak memerlukan peralatan khusus. Namun, untuk memperbesar detail permukaan Bulan dan benar-benar mengamati bayangan Bumi yang merayap, teleskop yang bagus atau teropong bintang akan sangat membantu.

    Di Indonesia, fenomena ini diamati mulai pukul 22.28 WIB pada 7 September hingga 03.55 WIB keesokan harinya. Sebagian besar wilayah Indonesia cerah saat fenomena ini terjadi, sehingga para pengamat langit dapat menikmati momen gerhana dengan mata telanjang dari seluruh Indonesia.

    (rns/rns)

  • Ternyata Ini Alasan Kim Jong Un Hapus Jejak dan Bawa Toilet Sendiri saat di Beijing

    Ternyata Ini Alasan Kim Jong Un Hapus Jejak dan Bawa Toilet Sendiri saat di Beijing

    Jakarta

    Setelah Kim Jong Un bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing, staf Korea Utara tampak hati-hati membersihkan barang-barang yang disentuh pemimpin tertinggi itu. Menurut analis, langkah tersebut merupakan bagian dari protokol keamanan untuk mencegah upaya mata-mata asing.

    Meski hubungan Kim dan Putin terlihat makin akrab, rekaman pada Rabu (3/8/2025) memperlihatkan betapa seriusnya Korea Utara berusaha menyembunyikan segala petunjuk terkait kondisi kesehatan Kim.

    Dalam sebuah unggahan di Telegram, reporter Kremlin Alexander Yunashev membagikan video yang memperlihatkan dua staf Kim dengan cermat membersihkan ruangan di Beijing, tempat Kim dan Putin berbincang selama lebih dari dua jam.

    Mereka terlihat mengelap sandaran punggung dan sandaran lengan kursi, membersihkan meja kopi di samping kursi Kim, serta menyingkirkan gelas minumnya.

    “Setelah negosiasi selesai, staf yang mendampingi kepala DPRK dengan hati-hati menghancurkan semua jejak keberadaan Kim,” kata reporter tersebut, merujuk pada Korea Utara, dikutip dari CNA.

    Setelah berbincang di ruangan itu, Kim dan Putin kemudian minum teh bersama sebelum berpisah dengan salam perpisahan yang hangat.

    Seperti dalam kunjungan luar negeri sebelumnya, Kim membawa toilet pribadinya di kereta hijau khas yang membawanya ke Beijing. Menurut laporan surat kabar Jepang Nikkei, langkah ini dilakukan untuk menyembunyikan informasi apa pun terkait kondisi kesehatannya, dengan mengutip sumber intelijen Korea Selatan dan Jepang.

    Michael Madden, pakar kepemimpinan Korea Utara dari Stimson Center, AS, menjelaskan bahwa praktik semacam ini telah menjadi protokol standar sejak era pendahulu Kim, yaitu ayahnya, Kim Jong Il.

    “Toilet khusus dan kantong sampah khusus berisi sampah, limbah, dan puntung rokok disediakan agar badan intelijen asing, bahkan yang bersahabat sekalipun, tidak mengambil sampel dan mengujinya,” kata Madden.

    “Ini akan memberikan wawasan tentang kondisi medis apa pun yang memengaruhi Kim Jong Un. Ini bisa termasuk rambut dan kutil kulit,” ujarnya.

    Pada 2019, setelah pertemuan puncak di Hanoi dengan Presiden AS Donald Trump, pengawal Kim terlihat menutup akses ke lantai kamar hotelnya selama berjam-jam untuk membersihkan ruangan, bahkan sampai mengambil barang-barang termasuk kasur.

    Tim Kim juga kerap terlihat dengan teliti membersihkan barang-barang sebelum ia gunakan. Saat bertemu Presiden Korea Selatan saat itu, Moon Jae-in, petugas keamanan Korea Utara menyemprot kursi dan meja dengan cairan pembersih lalu mengelapnya sebelum Kim duduk.

    Hal serupa terjadi menjelang pertemuan puncaknya dengan Putin pada 2023. Rekaman video menunjukkan tim keamanan Kim membersihkan kursinya dengan disinfektan dan memeriksanya secara ketat. Salah satu penjaga bahkan menggunakan detektor logam untuk memindai kursi, memastikan tidak ada ancaman yang tersembunyi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Di Depan Presiden Korsel, Trump Bilang Mau Bertemu Kim Jong Un”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)

  • OPEC+ Percepat Penambahan Pasokan Minyak, Prioritaskan Pangsa Pasar

    OPEC+ Percepat Penambahan Pasokan Minyak, Prioritaskan Pangsa Pasar

    Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau disebut OPEC+ sepakat mempercepat penambahan pasokan minyak yang selama ini ditahan dari pasar. Langkah tersebut sejalan dengan strategi OPEC+ yang kini lebih mengutamakan pangsa pasar ketimbang harga.

    Melansir Bloomberg pada Senin (8/9/2025), dalam pertemuan virtual bulanan yang hanya berlangsung 11 menit, anggota kunci OPEC+ menyetujui pengembalian produksi sebesar 137.000 barel per hari mulai Oktober. 

    Volume ini merupakan bagian awal dari total 1,65 juta barel per hari yang semula dijadwalkan kembali ke pasar pada akhir tahun depan, mencerminkan optimisme hati-hati terhadap prospek pasar.

    Langkah ini mengikuti keputusan mengejutkan OPEC+ beberapa bulan terakhir yang mengembalikan 2,2 juta barel per hari setahun lebih cepat dari jadwal, demi merebut kembali pangsa pasar meski ada kekhawatiran kelebihan pasokan. Pemulihan itu telah selesai tanpa menyebabkan harga jatuh ataupun lonjakan stok minyak di pasar Barat, pusat patokan harga global.

    Dalam pernyataannya, OPEC+ menegaskan bahwa pengembalian pasokan 1,65 juta barel akan dilakukan bertahap sesuai kondisi pasar, bahkan bisa dihentikan atau dibalik jika diperlukan. Sejumlah delegasi menyebut tambahan pasokan akan berlangsung bulanan hingga September 2026. 

    Adapun, pertemuan OPEC+ berikutnya dijadwalkan pada 5 Oktober mendatang.

    Harga minyak mentah telah turun 12% sepanjang tahun ini akibat peningkatan produksi dari negara-negara OPEC+ dan lainnya, serta dampak perang dagang Presiden AS Donald Trump yang menekan permintaan. 

    Namun, pasar relatif tahan dengan perubahan strategi ini, memberi keyakinan tambahan bagi Arab Saudi dan sekutunya untuk menambah pasokan.

    Menurut seorang delegasi, kelompok ini berharap peningkatan volume penjualan dapat mengimbangi penurunan harga, menandai pergeseran dari strategi menjaga harga yang dianut sejak OPEC+ terbentuk hampir satu dekade lalu.

    Tambahan produksi ini diperkirakan akan disambut baik Trump, yang berulang kali menekan agar harga minyak lebih rendah guna meredam inflasi, sekaligus sebagai tekanan terhadap Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. 

    Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dijadwalkan mengunjungi Washington pada November untuk bertemu Presiden AS.

    Meski demikian, realisasi volume tambahan kemungkinan lebih rendah dari yang diumumkan. Sejumlah anggota OPEC+ harus mengompensasi kelebihan pasokan sebelumnya atau tidak memiliki kapasitas cadangan yang cukup. 

    Hal tersebut berpotensi menyoroti kesenjangan kapasitas produksi antarnegara anggota, di mana sebagian tidak mampu meningkatkan produksi meski kuota ditambah, sekaligus menghadapi tekanan harga lebih rendah.

    Keputusan OPEC+ ini muncul di tengah peringatan meningkatnya risiko kelebihan pasokan global setelah berakhirnya musim berkendara musim panas di belahan bumi utara

    Badan Energi Internasional (IEA) di Paris memperkirakan surplus pasokan mencapai rekor tahun depan seiring konsumsi China yang melemah serta lonjakan produksi di Amerika Serikat, Kanada, Brasil, dan Guyana. Goldman Sachs bahkan memproyeksikan harga Brent bisa anjlok ke level US$50-an pada 2026.

    Sebelumnya, OPEC+ telah menyetujui pemulihan 2,2 juta barel per hari antara April–September, setahun lebih cepat dari jadwal awal

    Para pejabat memberi berbagai alasan untuk membuka keran produksi, mulai dari menindak anggota yang kelebihan pasokan seperti Kazakhstan, hingga memenuhi permintaan Trump agar harga lebih rendah dan merebut kembali volume penjualan dari pesaing seperti produsen shale oil AS.

    Bagi pasar global, langkah terbaru OPEC+ sekaligus mengikis jaring pengaman pasokan cadangan yang selama ini berfungsi meredam guncangan tak terduga

    Keputusan hari Minggu juga menjadi kejutan lain dari Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, yang dikenal kerap membuat langkah tak terduga untuk mengecoh spekulan.

  • Pulang dari China, Putin Desak Rusia Genjot Mesin Roket & Pesawat

    Pulang dari China, Putin Desak Rusia Genjot Mesin Roket & Pesawat

    Berbicara di kota Samara usai kunjungan ke China dan Vladivostok, Putin menekankan pentingnya memperbarui kapasitas produksi mesin, tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga agar Rusia mampu bersaing di pasar global. (Sputnik/Kristina Kormilitsyna/Pool via REUTERS)

  • Rusia Serang Ukraina, Gedung Pemerintah Terbakar-Bayi Tewas

    Rusia Serang Ukraina, Gedung Pemerintah Terbakar-Bayi Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya sejak awal invasi ke Ukraina. Serangan itu membakar gedung utama pemerintah Ukraina di Kyiv dan menewaskan tiga orang, termasuk seorang bayi. Jasad bayi tersebut ditemukan tim penyelamat dari reruntuhan bangunan, Minggu (7/9/2025).

    “Untuk pertama kalinya, gedung Pemerintah rusak akibat serangan musuh. Atap dan lantai atasnya (rusak),” kata Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko melalui Telegram, melansir Reuters.

    Ia menambahkan, “Tim penyelamat sedang memadamkan api.”

    Seorang saksi mata Reuters melihat lantai atas gedung pemerintah di distrik bersejarah Pecherskyi terbakar hebat, dengan asap tebal membubung ke langit biru cerah tepat setelah matahari terbit.

    Angkatan Udara Ukraina melaporkan, Rusia telah meluncurkan 805 drone dan 13 rudal semalam. Dari jumlah itu, pertahanan Ukraina berhasil menembak jatuh 751 drone dan empat rudal. Ini disebut sebagai serangan drone terbesar sejak invasi penuh Rusia pada Februari 2022 lalu.

    Di distrik Darnytskyi, jasad seorang bayi dan seorang wanita muda ditemukan di antara puing-puing gedung apartemen empat lantai yang hancur akibat serangan.

    Pejabat darurat negara mengatakan, 18 orang terluka dalam serangan semalam yang menimbulkan kebakaran di seluruh kota.

     

    Moskow tidak segera mengomentari serangan tersebut. Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil dalam serangan, tetapi ribuan orang telah tewas dalam perang yang dilancarkan Rusia dengan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

    Sebelumnya, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan seorang wanita tua tewas di tempat perlindungan bom di Darnytskyi dan seorang wanita hamil termasuk di antara mereka yang terluka.

    Puing-puing Drone

    Sementara di distrik barat Sviatoshynskyi, puing drone memicu kebakaran di sebuah apartemen 16 lantai dan dua gedung lainnya yang berlantai sembilan. Beberapa lantai bangunan runtuh sebagian, sementara fasad hancur, sebagaimana terlihat dari foto-foto yang diunggah petugas darurat.

    Svyrydenko menegaskan serangan ini menunjukkan kebutuhan Ukraina akan lebih banyak dukungan militer. “Kami akan membangun kembali gedung-gedung itu. Namun nyawa yang hilang tidak dapat dikembalikan. Musuh meneror dan membunuh rakyat kami di seluruh negeri setiap hari,” ujarnya.

    Kepala Administrator Militer Kyiv, Tkachenko menuduh Rusia dengan sengaja menyasar warga sipil. “Rusia dengan sengaja dan sadar menyerang target sipil,” tulisnya di Telegram.

    Serangan besar ini juga menghantam sejumlah kota lain. Di Kremenchuk, puluhan ledakan memutus aliran listrik dan merusak jembatan di atas Sungai Dnipro. Di Kryvyi Rih, infrastruktur perkotaan ikut menjadi sasaran, meski tak ada laporan korban jiwa. Sementara di Odesa, gedung-gedung perumahan dan infrastruktur sipil rusak parah, dengan kebakaran melanda beberapa blok apartemen.

    Ancaman serangan udara yang meluas hingga ke Ukraina barat membuat Polandia mengaktifkan pesawat tempur bersama sekutu NATO untuk menjaga wilayah udaranya. Hal ini sebagaimana dikonfirmasi oleh Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jepang Sukses Tekan Korban Jiwa saat Tsunami, Ternyata Ini Rahasianya

    Jepang Sukses Tekan Korban Jiwa saat Tsunami, Ternyata Ini Rahasianya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang berhasil menekan jumlah korban jiwa saat tsunami. Kunci keberhasilan itu ternyata bukan semata pada kecanggihan teknologi peringatan dini, melainkan literasi masyarakat dalam melakukan evakuasi cepat.

    Makoto Takahashi dari Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Nagoya menegaskan, masalah utama bukan pada kurangnya informasi. Tapi, ketidakmauan masyarakat untuk segera bertindak saat peringatan diumumkan.

    “Japan Meteorological Agency (JMA) dapat mengeluarkan peringatan hanya tiga menit setelah gempa, tetapi banyak warga yang masih terlambat bereaksi. Pencegahan tsunami bukan melawan gelombang, melainkan kemampuan evakuasi cepat,” jelas Makoto dalam kuliah umum bertajuk “Menghubungkan Prediksi, Aksi Lokal, dan Literasi Bencana” yang digelar Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Nagoya di Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo belum lama ini, dikutip laman resmi BRIS, Minggu (7/9/2025).

    Ia mencontohkan praktik Desa Nishiki di Jepang Tengah yang sukses membangun literasi bencana melalui tiga pilar utama, yaitu pembangunan jalur dan fasilitas evakuasi, pembentukan budaya sadar bencana lewat peringatan dan simulasi rutin, serta sistem peringatan berbasis komunitas. Strategi ini terbukti efektif menekan risiko korban jiwa.

    Selain itu, sejak 2003 pemerintah Nishiki sudah merelokasi penduduk ke wilayah lebih tinggi, khususnya karena jumlah lansia yang meningkat. Pendekatan kolaboratif pun ditempuh dengan melibatkan organisasi nelayan agar warga pesisir lebih siap menghadapi bencana.

    Foto: Gelombang besar terlihat mencapai garis pantai Hokkaido di Jepang pada hari Rabu (30 Juli) setelah gempa berkekuatan 8,8 melanda Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia. (Tangkapan Layar Video Reuters/NNN/JAPAN)
    Gelombang besar terlihat mencapai garis pantai Hokkaido di Jepang pada hari Rabu (30 Juli) setelah gempa berkekuatan 8,8 melanda Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia. (Tangkapan Layar Video Reuters/NNN/JAPAN)

    Sementara itu, Kenji Muroi dari Universitas Nagoya menyoroti pelajaran dari gempa dan tsunami Jepang Timur 2011. Pemerintah Jepang kemudian menaikkan asumsi risiko gempa Nankai Trough ke kategori “kelas maksimum”.

    Meski probabilitasnya rendah, kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat strategi pengurangan risiko. Namun Muroi mengingatkan, komunikasi risiko harus disampaikan secara bijak.

    “Prediksi ilmiah yang disampaikan tanpa hati-hati bisa memicu kekhawatiran, bahkan merugikan ekonomi seperti turunnya nilai properti. Karena itu, komunikasi pengetahuan harus sederhana, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan ketakutan berlebih,” ujarnya.

    Sementara itu, Plt Kepala PRK BRIN, Ali Yansyah Abdurrahim, mengatakan kegiatan ini menjadi upaya memperkuat literasi kebencanaan di Indonesia sekaligus membuka peluang kerja sama lebih luas dengan Jepang.

    “Harapannya, wawasan ini tidak hanya memperkaya pemahaman akademik, tetapi juga membangun kolaborasi internasional yang lebih konkret,” kata Ali.

    Dari pengalaman Jepang yang terbukti efektif menekan korban jiwa saat tsunami, Indonesia diharapkan bisa mengadopsi praktik literasi bencana, simulasi, hingga sistem evakuasi yang lebih adaptif terhadap kondisi lokal.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Disinggung Putin, Mungkinkah Manusia Hidup Abadi dengan Transplantasi Organ?

    Disinggung Putin, Mungkinkah Manusia Hidup Abadi dengan Transplantasi Organ?

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping dalam sebuah kesempatan membicarakan soal ‘kehidupan abadi’ melalui transplantasi organ. Pertemuan ini terjadi ketika mereka sedang berjalan di Lapangan Tiananmen dalam parade militer Hari Kemenangan China.

    “Organ manusia bisa terus ditransplantasi. Semakin lama kamu hidup, semakin muda kamu jadinya, dan bahkan bisa mencapai keabadian,” kata Putin pada Xi melalui penerjemah.

    Meski keduanya bukan ahli di bidang riset anti-penuaan, Xi menanggapi dengan senang hati ucapan Putin. Menurutnya, manusia sebenarnya bisa hidup lebih dari 100 tahun.

    “Beberapa orang memprediksi abad ini manusia mungkin bisa hidup hingga 150 tahun,” kata Xi pada Putin.

    Pernyataan tersebut sebenarnya tak sepenuhnya salah. Memang ada spekulasi manusia secara teoritis punya kapasitas untuk hidup hingga 150 tahun. Namun, dalam praktiknya sangat kecil kemungkinan ada yang bisa mencapai usia tersebut sebelum ditemukan obat untuk kanker dan beragam penyakit mematikan lainnya.

    Dikutip dari IFL Science, menurut data hingga saat ini belum ada manusia yang hidupnya melampaui Jeanne Calment di Prancis, yang meninggal pada 1997 di usia 122 tahun. Beberapa peneliti meragukan ada yang bisa melakukannya, karena secara teori organ manusia hanya memiliki batas usia maksimal 120 tahun.

    Dari sinilah ‘obsesi’ Putin dengan organ yang lebih muda muncul. Sulit dipastikan apakah seseorang bisa bertahan hidup tanpa batas dengan cara terus menerus mengganti organ layaknya onderdil motor atau mobil, karena belum ada yang pernah mencobanya.

    Alasan lain mengapa cara ini juga sulit dilakukan adalah persediaan organ manusia tidak muncul dengan mudah. Pada saat ini, masih ada banyak kekurangan organ bagi pasien-pasien yang membutuhkan.

    Hal ini yang membuat tak sedikit ahli yang meneliti prosedur xenotransplantasi, donor dari organ hewan. Beberapa waktu terakhir, segelintir pasien telah menerima jantung hingga ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik.

    Ini tidak mudah, karena sistem imun penerima donor biasanya menolak organ tersebut.

    Sebenarnya seberapa lama manusia bisa hidup jika tidak mengalami sakit apapun? Peneliti menemukan meski penyebab umum kematian diabaikan, kemampuan tubuh untuk memulihkan keseimbangan struktural dan metaboliknya akan menurun seiring waktu.

    Penurunan tersebut menetapkan usia maksimum di kisaran 120-150 tahun. Sebuah penelitian menyebutkan, seiring bertambahnya usia, ada faktor di luar penyakit yang menyebabkan penurunan bertahap dan bisa diprediksi dalam parameter kemampuan tubuh mengembalikan sel darah dan pola gerak anggota tubuh.

    Peneliti berpendapat hidup abadi seharusnya tidak menjadi sebuah fokus utama. Namun, adalah bagaimana hidup bisa dijalani dengan sehat. Hidup abadi tidak berarti hidup dengan sehat.

    “Kematian bukan satu-satunya hal penting. Hal lain seperti kualitas hidup, semakin berarti ketika orang mulai kehilangan itu,” kata Direktur Duke University Center for Study of Aging and Human Development Heather Whitson dikutip dari Scientific American, Minggu (7/9/2025).

    “Pertanyaannya, bisakah kita memperpanjang umur tanpa juga memperpanjang proporsi waktu ketika orang berada dalam kondisi rapuh?,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Kapal LNG Rusia Satu Persatu Bersandar di China Meski Ditentang AS

    Kapal LNG Rusia Satu Persatu Bersandar di China Meski Ditentang AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Sebuah kapal tanker kedua yang mengangkut gas alam cair (LNG) dari pabrik ekspor Rusia yang dikenai sanksi AS tiba di China pada Sabtu, sementara Beijing terus memperluas hubungannya dengan Moskow meskipun ditentang oleh Washington.

    Melansir dari Bloomberg, Sabtu (6/9/2025) kapal tanker Voskhod, yang mengangkut muatan dari pabrik Arctic LNG 2, bersandar di terminal impor Beihai di selatan China, menurut data pelacakan kapal yang dikompilasi oleh Bloomberg.

    Pengiriman pertama dari Arctic LNG 2 tiba di China pada akhir Agustus. Pengiriman tersebut terjadi menjelang kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana kedua negara memperkuat hubungan energi mereka melalui serangkaian perjanjian pipa gas. 

    Sementara Arctic LNG 2 menghadapi kesulitan dalam mencari pembeli setelah masuk daftar hitam oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada 2023.

    Setidaknya tiga kapal lagi dari Arctic LNG 2 tampaknya sedang dalam perjalanan ke China, menurut data pelacakan kapal Bloomberg. Adapun pengiriman lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk tiba karena es telah menumpuk di Rute Laut Utara, sehingga menyulitkan kapal tradisional untuk menempuh rute yang lebih pendek ke Asia.

    Sejak pertengahan Agustus lalu, beberapa kapal tanker LNG memang terpantau tengah menuju Asia dari fasilitas ekspor Rusia—yang dikenai sanksi Amerika Serikat (AS)—untuk mencari pembeli. 

    Untuk diketahui, Arctic LNG 2 memproduksi delapan kargo LNG pada musim panas lalu, tetapi terpaksa ditutup pada Oktober 2024 karena gagal mendapatkan pembeli. Penutupan juga disebabkan adanya penumpukan es musiman di sekitar fasilitas.

    Fasilitas LNG tersebut, yang awalnya dikenai sanksi oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden, kembali melakukan pemuatan pada Juni lalu. Namun, kala itu belum ada kargo yang berhasil bersandar di fasilitas impor mana pun. Masih belum jelas apakah empat kapal yang saat ini menuju Asia akan benar-benar menemukan pembeli. Sekitar selusin kapal, termasuk yang mampu berlayar di perairan es, telah disiapkan untuk melayani Arctic LNG 2.

  • Ternyata Bukan hanya Foto Prabowo yang Lenyap di Koran Jepang

    Ternyata Bukan hanya Foto Prabowo yang Lenyap di Koran Jepang

    GELORA.CO -Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing baru-baru ini menarik perhatian.  

    Kunjungan untuk menghadiri peringatan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok ini malah menimbulkan beragam spekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. 

    Banyak pengamat yang menyebut kunjungan ini sebagai momen penting yang penuh makna untuk memperkuat posisi diplomasi Indonesia di panggung global. 

    Perayaan ini banyak diliput oleh media global. Dalam momen bersejarah itu, sekitar 25 pemimpin dunia hadir. 

    Namun yang banyak diliput oleh berbagai media adalah para pemimpin yang berdiri berdampingan di atas mimbar, antara lain Presiden Indonesia Prabowo Subianto., Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tiongkok Xi Jinping,  Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, serta Presiden Kazakstan Jomart Tokayev. 

    Media China banyak yang menampilkan gambar empat pemimpin; Prabowo Subianto., Vladimir Putin, Xi Jinping, Kim Jong Un. Sementara, media Jepang justru hanya menampilkan tiga pemimpin.

    Yomiuri Shimbun, salah satu surat kabar terbesar di Jepang, hanya menampilkan foto “Trio Blok Timur”, yaitu Xi Jinping, Putin, dan Kim Jong Un. Sosok Prabowo sama sekali tidak ditampilkan. 

    Media sosial pun ramai membahas hal ini. Banyak netizen berspekulasi bahwa foto Prabowo sengaja dipotong karena Indonesia dianggap bukan negara besar. 

    Yomiuri Shimbun nampaknya  lebih memilih fokus pada Xi, Putin, dan Kim, karena acara tersebut adalah;  “peringatan 80 tahun kemenangan dari fasis Jepang”. Bagi publik Jepang, trio itulah yang relevan sebagai musuh tradisional dalam memori sejarah Perang Dunia II.

    Beberapa pendapat yang berseliweran di media sosial menggambarkan bahwa tidak disertakannya foto Prabowo karena Indonesia bukan dari bagian Blok Timur. 

    Beberapa analis justru menegaskan tidak tampilnya gambar Prabowo dalam framing media Jepang juga bukan diartikan berarti Indonesia tidak penting, melainkan karena editorial mereka sedang menegaskan narasi historis yang spesifik.

    Artikel editorial tersebut dimuat dalam versi bahasa Inggris berjudul “China-Russia-N. Korea Cooperation: 3 Regimes Cannot Become a Pillar of World Order. Japan and Europe Must Keep Emerging Nations Close”.

    Atau jika diterjemahkan: “Kerja sama China, Rusia, dan Korea Utara: Tiga rezim ini tidak boleh menjadi pilar utama dunia. Jepang dan Eropa harus merangkul negara-negara berkembang.”

    Isi artikel membahas pertemuan para pemimpin Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara di Beijing untuk menunjukkan sikap menantang Amerika Serikat. Media itu menilai langkah ini sebagai upaya mengubah tatanan dunia yang sudah menopang stabilitas global sejak Perang Dunia II.

    The Yomiuri Shimbun menekankan bahwa negara-negara demokratis, termasuk Jepang, kini berada di persimpangan jalan: apakah mereka mampu membendung pengaruh Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara atau tidak.

    Menurut artikel tersebut, sambutan hangat Beijing terhadap Putin dan Kim Jong Un menunjukkan Tiongkok melawan sentrisme PBB dan diplomasi damai yang selama ini mereka klaim.

    Karena itu, wajar jika Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa memilih tidak mengirimkan perwakilan pemerintah mereka ke Beijing. 

    Media itu juga menyebut bahwa konfrontasi antara kubu negara otoriter (Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara) dengan kubu negara demokratis (Jepang, AS, dan Eropa) bisa menjadi tak terhindarkan.

  • AS Resmi Beri Tarif 50% ke India, Trump: Tak Perlu Khawatir

    AS Resmi Beri Tarif 50% ke India, Trump: Tak Perlu Khawatir

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungannya dengan India, meskipun AS telah memberlakukan tarif 50% untuk banyak barang dari negara tersebut sebagai hukuman atas pembelian energi Rusia oleh New Delhi.

    Trump mengatakan dia akan selalu menjadi teman dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, tetapi dia tidak suka dengan apa yang India lakukan saat ini soal pembelian minyak dari Rusia. 

    “India dan AS memiliki hubungan khusus. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita hanya kadang-kadang mengalami momen-momen tertentu,” kata Trump, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Sabtu (6/9/2025). 

    Komentar relatif positif Trump tentang India datang meskipun negosiasi formal antara Washington dan New Delhi mengenai perjanjian perdagangan untuk menurunkan tingkat tarif telah mandek, dan Presiden AS pekan ini mengekspresikan kemarahan terhadap Modi karena menghadiri KTT di China bersama Vladimir Putin dari Rusia dan Xi Jinping dari China. 

    Trump pekan ini mengatakan India telah menawarkan untuk menurunkan tarifnya atas barang-barang AS menjadi nol, tetapi dia menyiratkan bahwa konsesinya mungkin datang terlalu terlambat dalam pembicaraan. 

    Pada Jumat pagi, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan kepada Bloomberg Television bahwa “konyol” jika India terus membeli minyak dari Rusia meskipun ada konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina, dan bahwa negara tersebut perlu memilih pihak.

    “Baiklah, dukung dolar, dukung Amerika Serikat, dukung klien terbesar Anda, yaitu konsumen Amerika, atau, saya kira Anda akan dikenakan tarif 50%,” kata Lutnick.

    Sebelumnya, Trump menilai hubungan dagang kedua negara selama ini tidak seimbang akibat tingginya tarif impor yang diberlakukan New Delhi.

    “India selama bertahun-tahun menerapkan tarif yang sangat tinggi, mungkin yang tertinggi di dunia,” katanya.

    Kebijakan tarif AS tersebut mengejutkan pejabat India, meski kedua negara telah menjalani negosiasi berbulan-bulan. Menurut pejabat perdagangan, tarif tinggi dan kebijakan proteksionis India kerap membuat frustrasi tim negosiator Washington.

    Trump awalnya menetapkan bea masuk 25% untuk produk ekspor India, sebelum menggandakannya menjadi 50% pekan lalu. Langkah ini berdampak pada lebih dari 55% barang yang dikirim ke AS, pasar ekspor terbesar bagi India.

    AS keberatan atas keputusan India melanjutkan pembelian energi dari Rusia, yang menurut New Delhi diperlukan untuk menjaga harga minyak domestik tetap rendah.

    Para pengkritik menilai pembelian energi oleh India dan China justru membantu menopang ekonomi Rusia dan melemahkan efektivitas sanksi Barat yang ditujukan untuk menghentikan perang di Ukraina.