Negara: Rusia

  • Gelombang Protes di Jerman Menentang Perang-Penguatan Militer

    Gelombang Protes di Jerman Menentang Perang-Penguatan Militer

    Jakarta

    Lebih dari 10.000 orang berkumpul di depan monumen bersejarah Brandenburger Tor Berlin menyerukan “Hentikan genosida di Gaza” juga tema lain seperti Perang Rusia terhadap Ukraina yang melanggar hukum internasional.

    Politisi Sahra Wagenknecht menjadi salah satu penggagas demonstrasi 13 September lalu. Pada Januari 2024 ia mendirikan partai seturut namanya, Bndnis Sahra Wagenknecht (BSW). Selain politisi, beberapa selebritis nampak di atas panggung, termasuk musisi Peter Maffay.

    Menyerukan negosiasi damai, menentang pengiriman senjata

    Kelompok yang beragam menuntut pemerintah federal untuk “secara aktif dan kredibel mendukung negosiasi perdamaian, baik di Timur Tengah maupun di Ukraina”. Selain itu, mereka juga menuntut penghentian pengiriman senjata ke daerah perang secara umum.

    “Kita semua ada di sini karena kita bersuara menentang perang yang tidak manusiawi di dunia ini,” kata Wagenknecht. “Kami juga mengutuk pembantaian mengerikan yang dilakukan Hamas dan penyanderaan.” Namun, tidak ada yang bisa membenarkan “pemboman, pembunuhan, kelaparan, dan pengusiran terhadap dua juta orang di Jalur Gaza, setengahnya adalah anak-anak”.

    Demonstrasi (13/09) adalah awal dari serangkaian demonstrasi yang terjadi di Berlin. Pada Sabtu (27/09) demonstrasi besar digelar di Berlin. Menurut pihak kepolisian diikuti sekitar 50.000 sebagai aksi solidaritas untuk Palestina dan Gaza, dengan tuntutan utama menghentikan perang di Gaza, mengakhiri ekspor senjata Jerman ke Israel, dan mendorong Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada Israel atas dugaan pelanggaran HAM.

    Demonstrasi ini diorganisir oleh aliansi luas kelompok pro-Palestina, organisasi hak asasi manusia seperti Amnesty International Jerman dan Medico International, partai kiri Die Linke, serta komunitas diaspora Palestina dan kelompok budaya. Aksi tersebut diklaim sebagai salah satu protes terbesar di Jerman di tahun 2025.

    Demo masih terfragmentasi

    Mungkinkah aksi demonstrasi di Jerman ini mampu memobilisasi massa dan mempengaruhi perubahan politik? Seperti yang terjadi pada 1980-an, ketika Jerman yang saat itu masih terpecah antara barat dan timur, sekitar setengah juta orang berdemonstrasi di Bonner Hofgarten mengkhawatirkan terjadinya perang nuklir atau seperti pada tahun 2003, setengah juta orang di Berlin orang turun ke jalan memprotes perang Irak.

    “Ini berbeda dengan, misalnya, mobilisasi melawan perang Irak atau gerakan perdamaian yang ada sebelumnya. Saat ini masih relatif terfragmentasi. Namun, itu tidak berarti bahwa hal ini tidak dapat berkembang,” kata Grimm.

    Berupaya menyatukan banyak orang dalam isu wajib militer

    Wagenknecht yang memimpin orasi 13 September lalu sempat menuai kontroversi. Presiden Dewan Pusat Yahudi di Jerman, Josef Schuster, menuduhnya memicu “kebencian terhadap Israel di Jerman” dengan “sikap politis yang cenderung populis”.

    Ketua Partai Kiri, Jan van Aken mengkritik demonstrasi yang digagas BSW, “Menurut saya, kerja politik harus melibatkan sebanyak mungkin orang. Dan bagi saya, hanya mengandalkan beberapa nama saja bukanlah kerja politik.”

    Van Aken dan partainya ingin melakukan hal yang berbeda dalam demonstrasi (27/09), “Kami telah membentuk aliansi khusus dengan organisasi non-pemerintah, dengan organisasi Palestina. Kita harus menyatukan semuanya: orang Israel yang kritis, orang Israel yang beragama Yahudi.”

    Besar dalam gerakan perdamaian di tahun 1980-an, van Aken merasa salah satu isu yang dapat memobilisasi banyak orang adalah pertanyaan tentang wajib militer, “Ini bisa menjadi isu besar karena secara langsung mempengaruhi banyak kaum muda, yang mungkin akan turun ke jalan untuk memprotesnya.”

    Van Aken berharap protes di internet dapat berlanjut ke jalanan. Di internet petisi telah dimulai seorang pemuda: “Tidak ada wajib militer tanpa hak suara bagi kaum muda!”. Hingga 26 September, lebih dari 70.000 orang telah menandatangani petisi tersebut.

    “Jerman adalah negara yang pasifis”

    Partai Kiri menganggap perdebatan wajib militer sebagai salah satu isu terpenting, “Ini akan turut menentukan masa depan militer Jerman,” jelas van Aken. Selama 40 tahun terakhir, kekuatan militer selalu berhasil ditahan. “Jerman adalah negara pasifisme (menolak perang dan kekerasan). Namun saat ini, situasinya berubah,” katanya dengan cemas.

    Peneliti perdamaian dan konflik Jannis Grimm juga berpendapat bahwa protes yang semakin meningkat terhadap gerakan militer, khususnya terhadap kembalinya wajib militer adalah hal yang mungkin terjadi.

    Awalnya, Partai Hijau yang berhaluan pasifislah yang bahkan mendukung pembubaran Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) namun kini Partai Kiri dan BSWlah yang mengambil posisi tersebut saat Partai Hijau mulai berubah arah. Banyak anggota Partai Hijau mengatakan, “Menolak segala bentuk kekerasan bersenjata dan militer juga bukan cara untuk melindungi hak asasi manusia dan hukum internasional di dunia.”

    Gerakan perdamaian yang dulunya homogen dan bersatu kini terpecah belah. Yang paling aktif adalah kelompok kiri dan aliansi yang memisahkan diri dari mereka, Bndnis Sahra Wagenknecht (BSW). “Hal ini menyebabkan situasi di mana tidak ada satu pun partai yang secara jelas memiliki keterkaitan dengan aksi di jalanan,” menurut Grimm.

    Protes diperkirakan semakin meningkat. Puncaknya mungkin akan tercapai pada 3 Oktober di Hari Unifikasi Jerman. Pada hari itu, demonstrasi besar-besaran akan berlangsung bersamaan di Berlin dan Stuttgart. Lebih dari 400 inisiatif, organisasi, dan partai menyerukan “Tidak ada lagi perang! Mari berjuang untuk perdamaian!”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Menlu Jerman Soroti Kondisi Gaza: Perang Ini Harus Diakhiri!” di sini:

    (ita/ita)

  • AS Siap Kirim Rudal Canggih Tomahawk ke Ukraina, Rusia: Percuma

    AS Siap Kirim Rudal Canggih Tomahawk ke Ukraina, Rusia: Percuma

    Jakarta

    Amerika Serikat sedang mempertimbangkan permintaan Ukraina atas rudal jarak jauh Tomahawk. Tomahawk adalah salah satu rudal canggih dan legendaris andalan militer aS.

    Wakil Presiden AS JD Vance menyebut bahwa Presiden Donald Trump akan membuat keputusan akhir terkait hal ini. Ukraina telah lama meminta mitra Baratnya untuk menyediakan senjata yang dapat menghantam kota-kota besar Rusia yang jauh. Hal itu akan membantu Ukraina melemahkan industri militer Rusia dan mengakhiri perang.

    “Jika biaya melanjutkan perang bagi Moskow terlalu tinggi, Moskow akan terpaksa memulai perundingan damai,” kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ivan Havryliuk yang dikutip detikINET dari BBC.

    Menanggapi kemungkinan hadirnya Tomahawk, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut bahwa tidak ada obat mujarab yang dapat mengubah situasi di garis depan bagi rezim Kyiv. “Baik itu Tomahawk atau rudal lainnya, mereka tidak akan mampu mengubah dinamika,” cetusnya.

    Rudal Tomahawk memiliki jangkauan sekitar 2.500 km, yang akan menempatkan Moskow dalam jangkauan Ukraina. Utusan khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, tampaknya mengisyaratkan bahwa Trump telah mengizinkan serangan jauh ke wilayah Rusia.

    Ketika ditanya di Fox News apakah Washington telah mengizinkan Kyiv untuk melakukan serangan jarak jauh di wilayah Rusia dalam kasus-kasus tertentu, Kellogg berkata: “Jawabannya adalah ya, gunakan kemampuan untuk menyerang jauh,” cetusnya.

    Komentar Vance dan Kellogg sejalan dengan perubahan nada pemerintah AS baru-baru ini terkait perang tersebut, di mana sekarang pemerintahan Trump tampaknya akan sepenuhnya membantu Ukraina. Terlebih, belakangan ini terjadi pemboman terus-menerus yang dilakukan Moskow terhadap kota-kota Ukraina.

    Spek Tomahawk

    Tomahawk, peluru kendali strategis terbang rendah buatan perusahaan Raytheon, dapat diluncurkan dari kapal angkatan laut atau kapal selam untuk menyerang sasaran di darat.

    Rudal ini terbang di ketinggian rendah untuk menyerang sasaran tetap, seperti lokasi komunikasi dan pertahanan udara, di lingkungan berisiko tinggi di mana pesawat berawak mungkin rentan terhadap rudal permukaan ke udara.

    Tomahawk adalah senjata jarak jauh tanpa awak sepanjang 5,6 meter dan memiliki jangkauan hingga sekitar 2.500 km. Ia dapat melaju secepat 885 km per jam.

    Tomahawk diluncurkan secara vertikal dari kapal, dapat pula diluncurkan secara horizontal dari tabung torpedo pada kapal selam penyerang atau dari peluncur eksternal yang terpasang pada lambung kapal selam.

    Rudal ini ditenagai oleh propelan padat selama fase peluncurannya. Setelah itu ditenagai oleh mesin turbofan yang tidak mengeluarkan banyak panas sehingga menyulitkan pendeteksian infra merah. Ia juga dapat menghindari deteksi radar karena beroperasi pada ketinggian rendah.

    Setelah mencapai daratan, Tomahawk menggunakan panduan radar inersia dan pencocokan kontur medan (TERCOM), di mana peta yang disimpan di komputer rudal terus dibandingkan dengan medan sebenarnya untuk menemukan target. Saat TERCOM memindai lanskap, rudal Tomahawk mampu berputar seperti pesawat tempur yang menghindari radar, melintasi lanskap pada ketinggian hanya 30-90 meter.

    Rudal Tomahawk pertama kali digunakan pada tahun 1991 selama Perang Teluk Persia sebagai bagian dari Operasi Badai Gurun. Saat itu, rudal ini menghancurkan sasaran seperti lokasi rudal permukaan ke udara, pusat komando dan kendali, istana kepresidenan Irak di Bagdad, dan pembangkit listrik.

    (fyk/fyk)

  • Bukan Pertempuran, Senjata Barat Ini Bisa “Bunuh” Iran Pelan-Pelan

    Bukan Pertempuran, Senjata Barat Ini Bisa “Bunuh” Iran Pelan-Pelan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran saat ini mendapatkan tekanan baru. Hal ini disebabkan putaran sanksi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang kembali berlaku sehubungan dengan proyek nuklir negara itu.

    Sanksi-sanksi tersebut secara otomatis diberlakukan kembali pada tengah malam hari Minggu setelah negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian nuklir Iran 2015. Mereka menggunakan mekanisme “snapback” dari perjanjian penting tersebut untuk mengaktifkannya kembali.

    Sanksi-sanksi tersebut mencakup embargo senjata, pembekuan aset, dan larangan perjalanan, serta sanksi nuklir, rudal, dan perbankan yang diperkirakan akan berdampak pada semua sektor ekonomi Iran yang terkepung, karena sebagian besar dari lebih dari 90 juta penduduknya akan menanggung akibatnya dalam beberapa bulan mendatang.

    Sanksi-sanksi tersebut mengikat semua negara anggota dan akan ditegakkan dengan menggunakan langkah-langkah nonmiliter.

    Situasi regional Iran yang bergejolak membuat beberapa pihak khawatir akan adanya serangan militer lebih lanjut oleh Israel dan Amerika Serikat. Tel Aviv dan Washington sendiri sempat melancarkan serangan selama 12 hari di sejumlah lokasi dan fasilitas pengayaan nuklir Iran pada bulan Juni yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyebabkan kerugian miliaran dolar.

    Beberapa warga Iran khawatir Israel akan menggunakan sanksi tersebut sebagai dalih untuk menyerang lagi, karena Israel menggunakan resolusi yang dikeluarkan oleh badan pengawas nuklir global pada bulan Juni sebagai dalih untuk perang yang disambut baik oleh para pejabat Israel dan publik.

    “Situasinya sama sekali tidak terlihat stabil,” kata Rouzbeh, pria berusia 35 tahun yang bekerja di Grand Bazaar Teheran, menjual motor listrik yang diimpor dari China dan negara-negara lain. “Seperti beberapa tahun terakhir, ketika dolar menguat, barang-barang impor akan menjadi lebih mahal dan langka,” ujarnya kepada Al Jazeera.

    “Beberapa orang di sini menutup semua penjualan selama beberapa hari hingga harga stabil. Yang lain memanfaatkan situasi ini dan menaikkan harga. Ketika harga naik, penjualan turun karena daya beli masyarakat tidak meningkat.”

    Kaum garis keras di Teheran tampak senang dengan sanksi PBB yang diperbarui, kemungkinan karena hal itu berarti berakhirnya perjanjian nuklir yang mereka tentang dengan keras selama satu dekade karena dianggap sebagai “kerugian belaka”.

    Saeed Jalili, anggota ultrakonservatif Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dan calon presiden yang telah lama gagal, mengunggah video pidatonya pekan lalu yang mengecam kesepakatan nuklir dan keterlibatannya dengan Barat.

    “Hari ini kita harus menetralisir tuntutan berlebihan musuh dan mencegah ancamannya lebih lanjut,” ujarnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut caranya.

    Kehakiman Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu bahwa mereka memantau aktivitas daring seputar berita snapback dan memperingatkan media bahwa mereka akan mengambil tindakan jika melakukan pelanggaran. Dikatakan bahwa sejumlah situs web dan kanal Telegram yang tidak disebutkan namanya telah dibuka kasusnya setelah mereka “mengganggu keamanan psikologis masyarakat” dengan menerbitkan “konten provokatif tentang kenaikan harga”.

    Mekanisme Snapback

    Proses snapback merupakan bagian dari kesepakatan nuklir, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang dibentuk untuk menghukum Iran jika mengingkari batasan ketat yang ditetapkan untuk menjamin kedamaian program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

    Iran, China, dan Rusia berpendapat bahwa Barat telah menyalahgunakan mekanisme tersebut, yang akan berakhir pada 18 Oktober. Hal ini karena Presiden AS Donald Trump-lah yang menarik diri dari JCPOA pada tahun 2018 dan memberlakukan sanksi sepihak sementara Iran tetap berkomitmen.

    Teheran mulai secara bertahap meninggalkan pembatasan hanya setahun setelah itu, tetapi tetap bersikeras bahwa mereka tidak akan pernah berusaha membuat bom.

    Setelah berbagai langkah saling balas selama bertahun-tahun, pengayaan uranium Iran mencapai 60%. Namun Negeri Persia itu tidak berusaha membuat bom, seperti yang diklaim oleh Israel dan AS sebagai dalih mereka atas serangan tersebut.

    Nasib uranium yang diperkaya tinggi dan kerusakan pasti pada fasilitas nuklir bawah tanahnya masih belum jelas sejak Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ditolak aksesnya ke sebagian besar lokasi setelah perang.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Palestina Daftar BRICS Setelah Diakui Mayoritas Negara di PBB

    Video: Palestina Daftar BRICS Setelah Diakui Mayoritas Negara di PBB

    Jakarta, CNBC Indonesia- Palestina resmi mendaftar ke BRICS, setelah mayoritas negara di PBB termasuk negara barat mengakui kemerdekaannya. Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel-Hafiz Nofal mengatakan, pendaftaran tersebut telah resmi diajukan Otoritas Palestina baru-baru ini, namun belum mendapatkan jawaban.

    Selengkapnyadalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Senin, 29/09/2025) berikut ini.

  • Eropa Siapkan Teknologi ‘Tembok Sakti’ Penangkal Drone Rusia

    Eropa Siapkan Teknologi ‘Tembok Sakti’ Penangkal Drone Rusia

    Jakarta

    Uni Eropa resmi meluncurkan inisiatif untuk membangun tembok drone di sepanjang sisi timur blok tersebut, di tengah pelanggaran wilayah udara yang mengkhawatirkan oleh Rusia.

    Pertemuan perdana proyek tersebut mempertemukan sepuluh negara anggota, yaitu Bulgaria, Denmark, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, Slowakia, dan Finlandia. Komisi Eropa memimpin perundingan.

    Ukraina juga diundang. Mereka mengembangkan teknologi di sektor ini dan diperkirakan bisa memproduksi empat juta drone tiap tahun. “Rusia sedang menguji Uni Eropa dan NATO dan respons kita harus tegas, bersatu, dan segera. Pertemuan hari ini, kita sepakat beralih dari, katakanlah, diskusi ke tindakan nyata,” ujar Andrius Kubilius, Komisaris Eropa untuk Pertahanan.

    Kubilius menegaskan tembok drone punya dua tujuan yaitu deteksi dan intervensi, dengan prioritas utama diberikan pada tujuan pertama. “Tentu kita perlu mencari cara efektif untuk menghancurkannya,” ujarnya, dikutip detikINET dari Euro News.

    Belum jelas berapa lama proyek ini akan terealisasi. Kubilius memperkirakan waktu setahun berdasarkan analisis ahli, meskipun ia mengingatkan tidak yakin dengan perkiraan tersebut.

    Inisiatif ini menyusul serangkaian pelanggaran wilayah udara yang membuat Eropa siaga. Insiden pertama terjadi di Polandia dua minggu lalu, ketika 19 drone Rusia terbang d wilayahnya. Kemudian terjadi juga di Rumania dengan satu drone Rusia dan di Estonia ada tiga jet tempur MiG-31 Rusia.

    Lalu, drone besar terlihat di Bandara Kopenhagen, menyebabkan penghentian total operasi selama hampir empat jam. Aktivitas drone juga memaksa penghentian operasional di Bandara Aalborg. Media Swedia kemudian melaporkan penampakan misterius serupa di wilayah selatan Karlskrona.

    Sejauh ini, Denmark belum mengidentifikasi pelakunya. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan dia tidak dapat mengesampingkan keterlibatan Rusia, tapi pihak berwenang belum menemukan buktinya.

    Teknologi Tembol Drone

    Inti dari proyek tembok drone ini adalah sistem pertahanan drone berlapis-lapis yang disebut Eirshield, platform anti drone yang dikembangkan melalui kemitraan bersama antara DefSecIntel dan perusahaan Latvia, Origin Robotics.

    Sistem ini menggunakan radar, kamera, detektor frekuensi radio, arah drone, dan tingkat ancamannya untuk menentukan apakah drone musuh harus diganggu atau diblokir sinyalnya, atau apakah harus diserang dengan drone lain.

    Agris Kipurs, salah satu pendiri dan CEO Origin Robots, mengatakan sistem ini sepenuhnya otomatis, yang memungkinkan serangan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI). Mulai dari deteksi drone hingga intersepsi dilakukan secara otomatis.

    Eirshield dirancang untuk bekerja pada target tanpa awak yang terbang cepat yang membawa hulu ledak yang dapat terbang hingga 200 kilometer per jam. Sistem ini juga akan memiliki beberapa komponen yang portabel.

    Sistem ini dapat dilengkapi dengan beberapa jenis drone, termasuk beberapa yang telah dikembangkan oleh DefSecIntel. Biaya per penggunaan sistem Eirshield mencapai puluhan ribu” euro, dibandingkan dengan beberapa juta oleh sistem serangan udara konvensional yang lebih tua.

    “Sistem yang ada saat ini dirancang untuk ancaman yang jauh lebih mahal seperti rudal penangkal dan pesawat berawak. Sistem ini tidak dirancang untuk mencegat drone, ancaman itu sangat baru, jadi kami baru saja merancangnya,” sebut Kipurs.

    Tamm mengatakan sistem ini telah dikerahkan di Ukraina dan dilengkapi sistem senjata pihak ketiga yang memungkinkan pasukan Ukraina menyerang drone yang terbang rendah seperti drone Shahed.

    Halaman 2 dari 2

    (fyk/fyk)

  • Donald Trump Minta Bos Microsoft Lisa Monaco Dipecat dari Jabatannya – Page 3

    Donald Trump Minta Bos Microsoft Lisa Monaco Dipecat dari Jabatannya – Page 3

    Hal ini menambah daftar panjang tindakan Trump yang menargetkan lawan-lawan politiknya. Sejak kembali menjabat pada Januari, Trump telah menggunakan kekuasaannya untuk menghambat firma hukum yang mewakili kasus-kasus yang tidak disukainya.

    Ia juga memanfaatkan dana federal untuk memaksa perubahan di universitas dan memecat jaksa yang terlibat dalam penyelidikan terhadap dirinya.

    Selain itu, ia telah melayangkan tuntutan terhadap mantan penasihat keamanan nasional John Bolton, Jaksa Agung New York Letitia James, dan Senator Demokrat Adam Schiff.

    Bukan itu saja, James Comey, yang memimpin FBI saat memulai penyelidikan mengenai hubungan antara kampanye Trump 2016 dengan pemerintah Rusia, juga didakwa.

    Menanggapi perkembangan ini, Trump mengatakan bakal ada lebih banyak dakwaan terhadap musuh-musuh politiknya, meskipun ia mengaku tidak memiliki daftar nama.

     

  • 3
                    
                        Pesan Terakhir Naufal Atlet Gimnastik dari Rusia untuk Sang Ibu: "Mamak yang Sabar"
                        Surabaya

    3 Pesan Terakhir Naufal Atlet Gimnastik dari Rusia untuk Sang Ibu: "Mamak yang Sabar" Surabaya

    Pesan Terakhir Naufal Atlet Gimnastik dari Rusia untuk Sang Ibu: “Mamak yang Sabar”
    Editor
    GRESIK, KOMPAS.com
    – Papan karangan bunga berjejer di Jalan KH Kholil, Gang 11, Nomor 07, RT 01/RW 02, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (27/9/2025).
    Nurul Khotimah (57), ibunda atlet gimnastik yang meninggal dunia di Rusia, Naufal Takdir Al Bari tampak berusaha tegar.
    Wanita berkerudung ini duduk di ruang depan rumah yang tampak sederhana di dalam gang, tempat di mana putranya yang masih berusia 19 tahun dan berprestasi di bidang olahraga itu dibesarkan.
    Lebih dari dua hari, dia harus menerima kenyataan pahit bahwa putra bungsunya meninggal dunia di Rusia, Kamis (25/9/2025).
    Naufal Takdir Al Bari meninggal dunia di Penza, Rusia setelah menjalani perawatan intensif selama 12 hari di Rumah Sakit GA Zakharyin.
    Atlet berusia 19 tahun tersebut meninggal dunia usai mengalami kecelakaan saat sesi latihan.
    Sebelum insiden itu terjadi, pada Sabtu (13/9/2025) sekitar pukul 01.00 WIB, ponsel Nurul berdering. Sambungan video telepon dari Naufal masuk.
    Nurul menceritakan, putranya saat itu mengatakan bahwa di Rusia masih hari Jumat (12/9/2025) pukul 21.00 WIB. 
    Dalam
    video call
    tersebut, Naufal menitip pesan kepada ibunya. Selama 15 menit, ibu dan anak ini bertukar kabar dan doa.
    “Pesan terakhir kemarin, Mamak yang sabar, doakan ya Mak, Mamak hati-hati, saya bilang kamu yang hati-hati, dia selalu ingatkan saya, jangan sampai tidak kontrol,” ujar Nurul menirukan ucapan anak keenamnya itu.
    Nurul yang memiliki riwayat sakit jantung ini membuat Naufal kepikiran. Kakaknya pun selalu diminta untuk menemani sang ibu kontrol ke dokter.
    Kepergian Naufal membuatnya tak kuasa menahan air mata. Sejak 1 September, Naufal selalu mengirimi foto kepadanya.
    Mulai dari foto saat di bandara, saat transit, foto
    selfie
    Naufal selalu masuk ke ponselnya.
    “Mamak mau lihat kamu main ke Jakarta, iya Mak tidak apa-apa, biasanya tidak boleh, tanggal 18 Mamak berangkat,” ungkap Nurul sambil mengusap air mata.
    Agenda padat sudah menunggu Naufal. Sepulang dari Rusia, Naufal akan berangkat ke Thailand pada November nanti. 
    Rencananya, bulan Januari ia mau pulang dulu ke Gresik.
    “Mau mengajak saya ke makam abahnya di Kalimantan,” kata Nurul. 
    Sebelum insiden tersebut, sejumlah kardus berisi barang pribadi Naufal dikirimkan ke Gresik.
    Barang tersebut dikirim dari mess di Bandung dan berisi mainan, jam tangan, parfum serta barang lainnya.
    “Nanti Mamak pajang ya,” kata Nurul menirukan ucapan putranya saat itu. 
    Andi Irawan, salah satu kakak korban mengungkapkan, info terakhir yang diterima keluarga, jenazah baru bisa keluar dari rumah sakit di Rusia pada Minggu.
    “Info terakhir yang saya dapat hari Minggu baru bisa keluar rumah sakit di Rusia. Masih proses urus dokumen, kartu, dan lainnya,” ucap Andi.
    Sejak Kamis tahlilan di rumah digelar, sang ibu menanti kepulangan anak bungsunya, demi melihat wajah putra kesayangannya itu.
    Naufal merupakan atlet gimnastik Indonesia yang dipersiapkan untuk ajang bergengsi, yakni di 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025, SEA Games 2025 Bangkok, dan diproyeksikan dapat lolos Olimpiade 2028 Los Angeles.
    Naufal Takdir Al Bari meninggal dunia saat sedang menjalani
    training camp
    (TC) di Rusia
    Naufal mengalami kecelakaan latihan pada 16 September. Ia pun menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit GA Zakharyin selama 12 hari sebelum meninggal dunia. 
    Saat ini, pihak federasi Gymnastic Indonesia dan KBRI di Rusia sudah turun tangan membantu segala proses administrasi maupun teknis pemulangan jenazah Naufal.
    Naufal bersama empat atlet nasional gimnastik artistik putra Indonesia dengan didampingi dua pelatih menjalani pelatihan di The Palace of Sport Training Center Burtasy dalam program
    training camp
    atas dukungan pembiayaan dari Pemusatan Pelatihan Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (PPON Kemenpora) sejak 1 September.
     
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul “Duka Ibunda Naufal, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia : Kirim Pesan Terakhir Ini.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Drone Misterius Bikin Eropa Kalang Kabut, Denmark: Pelaku Profesional

    Drone Misterius Bikin Eropa Kalang Kabut, Denmark: Pelaku Profesional

    Jakarta

    Penampakan drone misterius membuat beberapa negara di Eropa kalang kabut. Terbaru, bandara Aalborg di Denmark ditutup menyusul kedatangan drone yang belum jelas asal muasalnya ke wilayah udaranya. Drone tak berawak juga dilaporkan terlihat di bandara Esbjerg, Sonderborg, dan Skrydstrup.

    Awal pekan ini, penampakan drone menyebabkan penangguhan sementara penerbangan di bandara Kopenhagen. Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen mengatakan kejadian ini ulah aktor profesional. “Ini jelas bukan kebetulan. Ini terlihat sistematis. Inilah yang saya definisikan sebagai serangan hibrida,” cetusnya.

    Menteri Kehakiman Peter Hummelgaard mengatakan tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun terkait siapa dalang di balik ini. Meskipun tidak ada konfirmasi bahwa Rusia terlibat, selama sebulan terakhir drone Rusia telah melanggar wilayah udara Polandia, Rumania, dan mungkin juga Belanda, Finlandia, dan Denmark.

    Menanggapi pesawat drone Rusia yang memasuki wilayah udara Polandia awal September, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengumumkan pihaknya meluncurkan operasi untuk melindungi sisi timurnya.

    Adapun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding armada bayangan kapal tanker minyak Rusia digunakan untuk meluncurkan dan mengendalikan drone Rusia di atas kota-kota Eropa. “Ini adalah bukti lebih lanjut Laut Baltik dan laut lainnya harus ditutup untuk tanker Rusia, setidaknya untuk armada bayangan,” cetusnya.

    Armada bayangan tersebut mencakup ratusan tanker tua, seringkali tidak diasuransikan atau dirawat seadanya. Kapal-kapal ini biasanya beroperasi di bawah bendera negara lain sehingga menyulitkan regulator untuk menegakkan sanksi.

    Drone, atau beberapa jenis kendaraan udara tempur nirawak, telah digunakan oleh militer sejak tahun 1970-an, dan sekarang menjadi andalan peperangan modern, khususnya dalam perang Rusia di Ukraina. Teknologinya juga telah berkembang pesat di pasar komersial,

    “Drone lebih mudah didapat dan digunakan. Dan harganya pun turun drastis. Orang-orang kini dapat melakukan hal-hal di gudang kebun mereka yang hanya dapat dilakukan dengan kemampuan militer canggih 10 atau 15 tahun yang lalu,” sebut Richard Gill, pendiri dan CEO Drone Defence yang dikutip detikINET dari Duetsche Welle.

    Dalam peperangan, drone sering ditembak jatuh. Namun di perkotaan, seringkali mustahil untuk menentukan dari jauh apakah sebuah drone militer atau rekreasi dari warga sipil. Ancaman drone di area seperti bandara pun jadi sulit diantisipasi.

    “Tak mudah mengenai drone dengan proyektil kinetik, jadi Anda harus menembakkan banyak untuk mengenai sasaran. Bahkan jika berhasil mengenai, sebagian besar proyektil akan jatuh setelah ditembakkan. Jadi, saya tak menyarankan menembak di area padat penduduk, kecuali drone tersebut dianggap sebagai sumber ancaman langsung dan berbahaya,” kata Savolainen dari Hybrid CoE.

    (fyk/fyk)

  • 3
                    
                        Pesan Terakhir Naufal Atlet Gimnastik dari Rusia untuk Sang Ibu: "Mamak yang Sabar"
                        Surabaya

    Sosok Naufal, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia dan Cita-citanya untuk Sang Ibu Belum Tercapai Surabaya 29 September 2025

    Sosok Naufal, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia dan Cita-citanya untuk Sang Ibu Belum Tercapai
    Editor
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Indonesia setelah kehilangan salah satu talenta terbaik gimnastik asal Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim), Naufal Takdir Al Bari, yang meninggal di Rusia pada Kamis (25/9/2025).
    Naufal Takdir Al Bari meninggal dunia saat menjalani pemusatan latihan atau
    training camp
    (TC) di Rusia.
    Naufal Takdir, atlet berusia 19 tahun itu meninggal setelah menjalani perawatan selama 12 hari di RS G.A. Zakharyin.
    Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Senam Indonesia (Persani) Jatim menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Naufal Takdir Al Bari, atlet berbakat binaannya asal Gresik.
    Ketua II Persani Jatim, Indra Sibarani, mengenang sosok mendiang Naufal Takdir Al Bari.
    “Naufal ini adalah atlet binaan kami sejak kecil di Petro Kimia Gresik. Dia kelas 1 SD sudah ikut berlatih,” tutur Indra Sibarani kepada
    Surya.co
    , Sabtu (27/9/2025).
    “Dalam perjalanannya, anak ini memang berbakat. Dia atlet yang paling muda, kemarin sudah bisa ikut tampil di PON. Meraih medali perak di alat lantai dan beregu,” ujarnya. 
    Indra Sibarani, yang juga seorang pelatih, mengaku pernah bicara secara pribadi dengan Naufal.
    Ia menyampaikan potensi besar Naufal untuk masa depan Indonesia.
    Pesan khusus itu direspons positif Naufal dengan semakin giat berlatih.
    Naufal yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu diproyeksikan lolos Olimpiade 2028.
    “Memang semangatnya tinggi. Capaian, tangkapannya itu jelas. Terbukti, saat ini kan dia sudah lolos masuk ke tim SEA Games 2025,” kata Indra Sibarani.
    Untuk persiapan SEA Games 2025, Naufal mengikuti Pelatnas. Ia pun menjalani
    try out
    di Jepang.
    “Nah, ini dia
    training camp
    di Penza, Rusia. Dan ternyata Allah berkehendak lain,” tutur Indra Sibarani.
    Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kepramukaan di Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim itu mengaku sangat mengenal pribadi mendiang Naufal Takdir Al Bari karena ikut membina Naufal sejak kelas 1 SD.
    Menurut dia, Naufal merupakan anak yang tekun dan disiplin. 
    “Sama-sama di Mes Petro itu mengurus mereka semua, termasuk Naufal. Sampai saat ini Naufal itu kalau tidak ada Pelatnas, dia tinggal di Mes Petro,” tutur Indra Sibarani.
    “Anak ini sangat tekun, punya disiplin tinggi. Kan kelihatan kalau pagi itu kelihatan segar. Nah, dia bisa menjaga. Dan memang anak ini dari keluarga menengah ke bawah,” kata dia lagi.
    Indra Sibarani menyebutkan, ada dua cita-cita mendiang Naufal Takdir Al Bari yang belum tersampaikan untuk membahagiakan ibundanya.
    Meski tabungan sudah cukup, Naufal saat ini masih disibukkan menjalani program latihan ketat, dan belum sempat merealisasikan cita-cita mulia itu.
    “Anak ini mau belikan rumah, mau ajak umrah untuk ibunya. Jadi memang anak ini, Naufal Takdir Al Bari ini anak yang luar biasa,” kata Indra Sibarani.
     
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul “Sosok Naufal Atlet Gimnastik Gresik yang Meninggal di Rusia, Ada 2 Cita-cita Mulia untuk Sang Ibu.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rusia Luncurkan Ratusan Drone-Rudal ke Ibu Kota Ukraina, 4 Orang Tewas

    Rusia Luncurkan Ratusan Drone-Rudal ke Ibu Kota Ukraina, 4 Orang Tewas

    Kyiv

    Ukraina mengatakan ibu kotanya, Kyiv, digempur dengan ratusan drone dan rudal oleh Rusia. Sedikitnya, empat orang dilaporkan tewas akibat serangan itu.

    Dilansir AFP, Minggu (28/9/2025), serangan itu terjadi setelah Rusia memperingatkan NATO agar tidak mengambil tindakan lebih tegas dalam menanggapi dugaan penyusupan ke wilayah udara anggotanya.

    Serangan itu juga terjadi setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut negaranya telah menerima sistem pertahanan udara Patriot buatan AS dari Israel untuk digunakan melawan serangan Rusia.

    “Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran lainnya di kota-kota Ukraina saat orang-orang sedang tidur. Lagi-lagi, ratusan drone dan rudal, menghancurkan bangunan tempat tinggal dan menyebabkan korban sipil,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga, di X.

    Dia mengunggah rekaman api yang menyembur dari jendela salah satu blok apartemen bertingkat. Sybiga menyebut serangan itu memicu kebakaran tersebut.

    Kepala administrasi militer di ibu kota Kyiv, Timur Tkachenko, mengatakan laporan awal menyebutkan ada empat korban tewas termasuk seorang gadis berusia 12 tahun. Lebih banyak kematian dapat terungkap seiring tim penyelamat menjalankan tugas mereka.

    Serangan Rusia juga menyebabkan setidaknya 27 orang terluka di wilayah luar ibu kota. Gubernur wilayah Zaporizhzhia di tenggara Ukraina mengatakan serangan Rusia di sana telah melukai setidaknya empat orang.

    Kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, menuduh Moskow melancarkan perang melawan warga sipil. Dia mendesak tindakan yang lebih besar dari sekutu Barat Kyiv.

    “Akan ada respons terhadap tindakan ini. Namun, pukulan ekonomi Barat terhadap Rusia juga harus lebih kuat,” kata Yermak.

    Sementara itu, angkatan bersenjata Polandia mengerahkan jet tempur di wilayah udaranya dan menempatkan sistem pertahanan udara berbasis darat dalam siaga tinggi sebagai tanggapan atas serangan Rusia. Langkah-langkah tersebut bersifat preventif dan bertujuan untuk mengamankan wilayah udara Polandia serta melindungi warga negara, terutama di wilayah yang dekat dengan Ukraina, kata mereka.

    Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa negara Eropa menuduh Rusia melanggar wilayah udara mereka dengan drone dan jet tempur. Rusia telah membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut atau berencana menyerang negara NATO mana pun.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/imk)