Negara: Rusia

  • Rusia-China Veto Draf AS Soal Gaza, Dewan Keamanan PBB Gagal Lagi!

    Rusia-China Veto Draf AS Soal Gaza, Dewan Keamanan PBB Gagal Lagi!

    Jakarta

    Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengambil tindakan terkait perang Israel-Hamas. Rusia dan China memveto draf resolusi yang dipimpin Amerika Serikat, sementara draf resolusi yang dipimpin oleh Rusia tidak mendapat cukup dukungan.

    Amerika Serikat, pendukung setia Israel yang menggunakan hak vetonya pekan lalu, mengajukan sebuah resolusi yang akan mendukung “jeda kemanusiaan” untuk membiarkan bantuan masuk ke Jalur Gaza dan mendukung hak “semua negara” untuk membela diri dalam batas-batas hukum internasional.

    Rancangan resolusi yang diajukan AS itu tidak menyerukan gencatan senjata penuh. Rusia mengajukan proposalnya sendiri yang mengupayakan “gencatan senjata kemanusiaan yang segera, berlangsung lama, dan dihormati sepenuhnya, dan mengutuk semua kekerasan dan permusuhan terhadap warga sipil.”

    Sepuluh negara mendukung draf resolusi AS, tetapi Rusia dan China menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan resolusi tersebut. Uni Emirat Arab, yang hubungannya dengan Israel telah menghangat sejak normalisasi pada tahun 2020, juga menolaknya, sementara dua negara lainnya, Brasil dan Mozambik, abstain.

    “Sudah jelas bahwa AS tidak ingin keputusan Dewan Keamanan PBB mempunyai pengaruh apa pun terhadap kemungkinan serangan darat Israel di Gaza,” kata Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, dikutip kantor berita AFP, Kamis (26/10/2023).

    “Dokumen yang sangat dipolitisasi ini jelas mempunyai satu tujuan – bukan untuk menyelamatkan warga sipil namun untuk menopang posisi politik AS di kawasan,” ujarnya mengenai draf resolusi AS yang diveto Rusia.

    Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, bersikeras bahwa Amerika Serikat telah menerima masukan dari negara-negara lain sejak vetonya pekan lalu.

  • Rusia Rekrut 385.000 Tentara Sepanjang 2023 Untuk Terus Serang Ukraina

    Rusia Rekrut 385.000 Tentara Sepanjang 2023 Untuk Terus Serang Ukraina

    Jakarta

    Tentara Rusia telah merekrut 385.000 orang sepanjang tahun ini. Banyaknya jumlah ini lantaran Moskow membutuhkan banyak tentara untuk melakukan serangan di Ukraina.

    Dilansir AFP, Rabu (25/10/2023) Rusia tidak mengatakan berapa banyak tentara yang hilang selama serangan 20 bulan itu. Namun perkiraan independen menyebutkan jumlah tentara hilang mencapai puluhan ribu.

    Moskow sendiri telah meluncurkan kampanye perekrutan secara agresif. Tidak hanya itu, mereka menawarkan gaji besar dan program kesejahteraan dalam upaya merekrut tentara.

    “Tingkat rekrutmen untuk dinas militer kontrak telah meningkat secara signifikan. Lebih dari 1.600 orang menandatangani kontrak dengan angkatan bersenjata setiap hari,” kata Wakil Ketua Dewan Keamanan negara Rusia, Dmitry Medvedev, dalam sebuah video yang dipublikasikan di media sosial.

    Di tengah kekurangan tenaga kerja, Rusia mengerahkan lebih dari 300.000 tentara cadangan, Para tentara ini dikerahkan dalam gerakan mobilisiasi parsial yang sempat kontroversial tahun lalu.

    (dwia/aud)

  • Misteri Hilangnya Menhan China Berujung Dipecat dari Jabatan

    Misteri Hilangnya Menhan China Berujung Dipecat dari Jabatan

    Ironisnya, pemecatan Li menghilangkan hambatan besar bagi dimulainya kembali perundingan militer tingkat tinggi antara China dan Amerika Serikat (AS). Li dijatuhi sanksi AS tahun 2018 atas pembelian senjata Rusia oleh China, dengan Beijing menegaskan Menhan AS tidak akan bertemu Li sebelum sanksi dicabut.

    Di China, jabatan Menhan sebagian besar bersifat seremonial, dan berfungsi sebagai wajah publik dalam diplomasi militer dengan negara-negara lainnya. Menhan China juga tidak memiliki kekuasaan komando, yang berada di tangan Komisi Militer Pusat.

    Li dan Qin, yang sudah dipecat, masih mempertahankan posisi mereka dalam Partai Komunis. Namun menurut para analis, kemungkinan besar keduanya akan dicopot dari Partai Komunis dalam rapat besar pada akhir tahun ini.

    Pemerintah China berulang kali menolak untuk mengomentari soal keberadaan Li dan alasan di balik absennya dia dari pandangan publik.

    (dwia/dek)

  • Produk Selai Australia Vegemite Berulang Tahun ke-100

    Produk Selai Australia Vegemite Berulang Tahun ke-100

    Dunia Hari Ini edisi Rabu, 25 Oktober 2023 kembali hadir dengan rangkuman berita-berita dari sejumlah negara dalam 24 jam terakhir.

    Kita awali dengan berita dari Australia.

    Seratus tahun Vegemite

    Vegemite, produk selai paling terkenal di Australia, berulang tahun yang ke-100.

    Produk tersebut diracik oleh Cyril P. Callister, seorang ahli teknologi pangan dan ahli kimia.

    Pada tahun 1923, ia ditugaskan seorang pebisnis bernama Fred Walker untuk membuat pengganti Marmite, produk selai asal Inggris yang berhenti beredar di Australia setelah Perang Dunia I.

    Setelah satu tahun melalui ‘trial and error’, Cyril akhirnya berhasil membuat Vegemite.

    Vegemite pada dasarnya adalah produk dengan bahan dasar ‘yeast’ yang dikembangkan melalui penggunaan sisa ragi pembuat bir dari Carlton United Brewer di Australia.

    ‘Rasanya seperti di neraka’

    Warga Israel tawanan sipil yang baru dibebaskan Hamas mengatakan ia sempat dipukuli oleh militan ketika diculik dan dibawa ke Gaza pada tanggal 7 Oktober, meski kemudian “diperlakukan dengan baik”.

    “Rasanya seperti di neraka,” ujar Yocheved Lifshitz, perempuan yang berusia 85 tahun.

    “Mereka masuk rumah-rumah kami. Memukul orang. Menculik siapapun, mau tua atau muda, tanpa terkecuali.”

    Hingga saat ini masih ada 220 tawanan di tangan Hamas, termasuk suami Yocheved.

    Lembaga penyiaran publik Kan mengatakan sepertiga dari warga Nir Oz, yaitu sebanyak 400 orang, dipercaya telah diculik atau dibunuh pada tanggal 7 Oktober. Total warga yang sudah dibunuh oleh kelompok Hamas adalah 1.400 orang.

    Menteri Pertahanan China dicopot lagi

    China mencopot Menteri Pertahanannya untuk kedua kalinya dalam tiga bulan.

    Jenderal Li Shangfu, yang selama dua bulan terakhir hilang dari peredaran, diberhentikan sebagai Menteri Pertahanan dan anggota dewan negara.

    Dilaporkan bulan lalu ia sedang diperiksa atas dakwaan korupsi terkait dengan pengadaan barang.

    China juga mengumumkan kalau Qin Gang, yang diberhentikan sebagai Menteri Luar Negeri Juli lalu, juga dicopot dari posisinya sebagai anggota dewan negara.

    Pengganti untuk Li belum ditetapkan, sehingga China belum memiliki Menteri Pertahanan meski akan menyambut para menteri pertahanan dalam acara Forum Beijing Xiangshan pada 29-31 Oktober.

    Anjing tertua di dunia mati

    Bobi, anjing Portugis yang menyandang gelar anjing tertua menurut Rekor Dunia mati di usia 31 tahun.

    Lahir pada 11 Mei 1992, kematiannya pertama kali diumumkan di Facebook oleh seorang dokter hewan bernama Karen Becker.

    Leonel Costa, yang usianya baru delapan tahun ketika Bobi lahir, mengatakan orangtuanya merasa mereka memiliki terlalu banyak binatang, sehingga hendak mematikan para bayi anjing tapi memutuskan untuk membiarkan Bobi tetap hidup.

    Kremlin membantah ‘rumor body double’ Putin

    Pemerintah Rusia membantah laporan kalau Presiden Vladimir Putin sakit, dan menertawakan rumor yang menyebutkan Presiden Putin memiliki orang yang mirip dengannya untuk berpura-pura menjadi dirinya untuk tampil di depan publik.

    “Semuanya baik-baik saja dengan Putin, semua pernyataan ini tentunya hanyalah rumor,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    Sebelumnya, muncul spekulasi di media Barat bahwa sang presiden sedang sakit parah.

    Dalam sebuah wawancara di tahun 2020, Presiden Putin membantah rumor yang sudah beredar lama tentang apakah dirinya memiliki ‘body double’, meski mengatakan ia sempat ditawari untuk alasan keamanan.

  • Temui Kim Jong Un, Menlu Rusia Apresiasi Dukungan Korut di Perang Ukraina

    Temui Kim Jong Un, Menlu Rusia Apresiasi Dukungan Korut di Perang Ukraina

    Pyongyang

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Korea Utara (Korut) untuk bertemu Kim Jong Un. Pertemuan ini digelar saat kedua negara semakin mempererat hubungan dalam menghadapi apa yang mereka sebut sebagai kubu Barat yang bermusuhan dan agresif.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (19/10/2023), Lavrov tiba di Pyongyang pada Rabu (18/10) dan bertemu Kim Jong Un pada Kamis (19/10) waktu setempat. Kantor berita TASS menyebut pertemuan Lavrov dan Kim Jong Un berlangsung selama satu jam, namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal topik pembahasan keduanya.

    Dalam kunjungan ini, Lavrov mengucapkan terima kasih kepada Korut karena mendukung operasi militer Rusia di Ukraina. Lavrov juga menjanjikan ‘dukungan penuh dan solidaritas’ Rusia untuk Kim Jong Un.

    Kunjungan Lavrov ke Pyongyang ini dipandang sebagai persiapan bagi kunjungan resmi oleh Presiden Vladimir Putin, yang meningkatkan kerja sama dengan Korut yang terisolasi secara politik.

    Berbicara dalam acara jamuan Korut pada Rabu (18/10) waktu setempat, Lavrov mengatakan bahwa Rusia sangat menghargai dukungan dari Pyongyang untuk Moskow dalam perang Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai ‘operasi militer khusus’.

    “Kami sangat menghargai dukungan berprinsip dan teguh dari Anda terhadap tindakan Rusia sehubungan dengan operasi militer khusus di Ukraina,” ucap Lavrov seperti dikutip kantor berita RIA dan dilansir AFP.

    “Federasi Rusia juga memberikan dukungan penuh dan solidaritas terhadap aspirasi DPRK,” imbuhnya, menggunakan nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

    Kunjungan Lavrov selama dua hari ke Pyongyang ini dilakukan sebulan setelah Kim Jong Un melakukan kunjungan langka ke Rusia, di mana dia mengundang Putin ke Korut dan membahas kerja sama militer.

    (nvc/idh)

  • Rusia Kirim 27 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Sipil Gaza

    Rusia Kirim 27 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Sipil Gaza

    Moskow

    Otoritas Rusia mengumumkan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan seberat 27 ton untuk warga sipil di Jalur Gaza, yang digempur dan diblokade oleh Israel. Moskow menyatakan bantuan kemanusiaan itu akan dikirimkan melalui Mesir untuk disalurkan ke wilayah Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya News, Kamis (19/10/2023), Kementerian Situasi Darurat Rusia dalam pernyataannya menyebut bantuan kemanusiaan itu telah diterbangkan menuju ke Mesir pada Kamis (19/10) waktu setempat.

    “Sebuah pesawat khusus sudah lepas landas dari bandara di Ramenskoe dekat Moskow menuju ke El-Arish di Mesir,” sebut Wakil Menteri Situasi Darurat Rusia Ilya Denisov dalam pernyataannya.

    “Bantuan kemanusiaan dari Rusia akan diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir untuk dikirimkan ke Jalur Gaza,” imbuh Denisov.

    El-Arish yang merupakan sebuah kota di wilayah Sinai bagian utara diketahui berjarak sekitar 50 kilometer dari perlintasan perbatasan Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir.

    Bantuan kemanusiaan dari Rusia untuk warga Gaza itu disebut sebagian besar merupakan pasokan makanan. Denisov secara detail mengatakan bahwa bantuan itu mencakup ‘gandum, gula, beras dan pasta’.

  • Hamas Vs Israel Berlanjut, Ketegangan-Polarisasi Meningkat di Eropa

    Hamas Vs Israel Berlanjut, Ketegangan-Polarisasi Meningkat di Eropa

    Brussels

    Setelah malam dan pagi yang luar biasa, ternyata segalanya terasa normal di Schaerbeek. Orang-orang di lingkungan Brussel, yang sebagian besar merupakan kelas pekerja, tampaknya menjalani hari mereka seperti biasa, mengunjungi toko daging dan toko roti.

    Kecuali di Rue Van Oost, jalan tempat pria yang dicurigai membunuh dua penggemar sepak bola Swedia pada Senin malam (16/10), ditembak mati oleh polisi keesokan paginya.

    Hari Selasa (17/10), banyak toko di Rue van Oost yang tutup. Polisi mulai menyingkirkan penghalang yang menutupi pandangan ke Al Khaima. Di sinilah polisi menembak Abdesalam L., warga Tunisia berusia 45 tahun, setelah penggeledahan semalaman. Schaerbeek, tempat ia tinggal, berada dalam kondisi siaga lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Brussel. Abdesalam L. dilarikan ke rumah sakit setelah tertembak dan dipastikan meninggal.

    Seorang perempuan, yang menolak nama atau usianya diungkap, kepada DW mengatakan, kejadian tersebut mengingatkannya pada serangan teror tahun 2016 yang menewaskan 32 orang. Petugas polisi menyuruh saya pulang karena berbahaya, katanya dan menambahkan: “Saya mengalami serangan panik.”

    Hassan, seorang warga Schaerbeek berusia 50 tahun yang menolak nama belakangnya disebutkan, mengatakan kepada DW bahwa dia biasanya melihat Abdesalam L. di sekitar lingkungan atau ketika salat di masjid.

    Schaerbeek adalah rumah bagi banyak migran, jelasnya: “Kondisinya sangat beragam. Anda tidak akan menduga.. Bahwa dia mampu melakukan hal seperti itu. Anda tidak akan pernah tahu apa yang (bisa) dilakukan orang lain.”

    Penembakan di Belgia, penikaman di Prancis

    Menurut kantor berita Reuters,ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu pada Selasa malam di media sosial Telegram.

    Penembakan di Belgia terjadi setelah kasus penikaman di sekolah di Prancis pekan lalu. Seorang guru di kota Arras ditikam oleh seorang warga negara Rusia berusia 20 tahun dari Chechnya, yang tumbuh besar di Prancis.

    Hari Selasa (17/10), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengeluarkan peringatan keras pada konferensi pers di Tirana: “Semua negara Eropa rentan…terorisme Islam memang kembali terjadi.”

    Serangan teror terbaru di Belgia dan Perancis memang tidak sebesar serangan-serangan yang dilakukan atau diilhami oleh ISIS di Eropa sejak 2014 dan seterusnya pada puncak kejayaan kelompok teror tersebut. Namun hal ini terjadi pada saat ketegangan meningkat di Timur Tengah.

    Israel telah menyatakan perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas, menyusul serangan teroris besar-besaran di wilayah Israel, yang kemudian memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza.

    Kemungkinan terjadi polarisasi lebih lanjut

    “Tidak mengherankan, serangan teroris memiliki dampak yang kuat terhadap opini publik di negara-negara tempat serangan tersebut dilancarkan,” kata Amelie Godefroidt dari Leuven University di Belgia kepada DW.

    “Berhari-hari dan berminggu-minggu setelah penyerangan, tentu saja masyarakat masih ketakutan, dan marah. Serangan seperti itu menimbulkan banyak emosi. Dan emosi itu sangat penting bagi sikap politik dan sosial.”

    “Jadi kami melihat… ada dorongan politik ke kanan,” katanya. Kelompok ultra kanan akan meminta lebih banyak kehadiran polisi atau militer di jalan, meminta kebijakan imigrasi yang lebih ketat.”

    “Namun, dampak jangka panjangnya kurang jelas,” katanya menambahkan, karena lonjakan sentimen cenderung bersifat sementara. Godefroidt mengatakan dia khawatir keadaan akan menjadi lebih panas dan kekerasan akan terjadi di kedua belah pihak.

    “Di satu sisi, Anda akan mendapatkan tanggapan Islamofobia, pengerasan hati masyarakat Prancis dan Belgia,” katanya kepada DW.

    “Di sisi lain, memang benar bahwa ada peningkatan ketegangan di pihak politik Islamis. Saya khawatir di tahun-tahun mendatang, kita mungkin melihat polarisasi ini semakin meningkat dan memupuk aksi kekerasan.”

    Di Schaerbeek, warga setempat bernama Fatih bersikeras bahwa tindakan Abdesalam L. tidak mencerminkan keyakinan mereka. “Saya seorang muslim. Melakukan ini atas nama Islam tidak benar, karena menurut agama membunuh itu salah,” ujarnya. “Jadi menggeneralisasi hal itu kepada seluruh umat Islam adalah hal yang buruk.”

    “Pesan yang ingin saya sampaikan: Ini perbuatan yang sangat buruk,” lanjut Fatih. “Membunuh seseorang itu buruk, mengambil nyawa seseorang itu buruk, itulah yang ingin kukatakan.”

    (hp/as)

    (nvc/nvc)

  • Guru Prancis Tewas Ditikam, Pelaku Ngaku Bertindak untuk ISIS

    Guru Prancis Tewas Ditikam, Pelaku Ngaku Bertindak untuk ISIS

    Paris

    Seorang pria yang menikam seorang guru Prancis hingga tewas pekan lalu mengatakan dirinya bertindak untuk kelompok radikal Islamic State (ISIS). Penyerangan brutal itu membuat pemerintah Prancis menaikkan level keamanan negara dan memicu pengerahan 7.000 tentara untuk menjaga keamanan.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (17/10/2023), Mohammed Moguchkov yang berusia 20 tahun menyebut dirinya bertindak untuk ISIS dalam dalam sebuah video yang direkam sebelum serangan terjadi pada Jumat (13/10) lalu.

    Seorang sumber yang memahami kasus ini mengatakan, Moguchkov juga menyampaikan referensi yang ‘sangat marginal’ soal serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu dalam video yang sama, sebelum dia menikam seorang guru hingga tewas di sebuah sekolah di Arras, Prancis bagian utara.

    Moguchkov yang merupakan warga Rusia dari wilayah Kaukasus utara yang mayoritas penduduknya Muslim, dijadwalkan akan dihadirkan di hadapan hakim setempat pada Selasa (17/10) untuk didakwa.

    Aksi penyerangan brutal itu terjadi nyaris tiga tahun setelah pembunuhan mengerikan lainnya terjadi pada seorang guru di dekat Paris, yang membuat geger publik Prancis dan memicu respons keamanan besar-besaran.

    Menyusul penikaman yang terjadi di Arras, otoritas Prancis kembali menaikkan level keamanannya dan mengerahkan 7.000 tentara untuk menjaga keamanan.

    Semakin menambah ketegangan, sekolah yang sama harus dievakuasi pada Senin (16/10) waktu setempat karena ada ancaman bom, yang kemudian terungkap sebagai ancaman palsu.

  • Putin Tiba di China untuk Bertemu Xi Jinping

    Putin Tiba di China untuk Bertemu Xi Jinping

    Beijing

    Presiden Rusia Vladimir Putin telah tiba di Beijing, China, untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping pekan ini. Kunjungan Putin yang dipantau secara luas ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa saling percaya dan kemitraan ‘tanpa batas’ antara Moskow dan Beijing saat perang masih berkecamuk di Ukraina.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (17/10/2023), Putin disambut oleh Menteri Perdagangan China Wang Wentao setelah pesawat yang ditumpanginya mendarat di Bandara Internasional Beijing pada Selasa (17/10) pagi waktu setempat.

    Ini menjadi kunjungan kedua Putin ke luar negeri sejak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang berkantor di Den Haag, Belanda, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dirinya pada Maret lalu.

    Kunjungan ini juga menjadi perjalanan resmi pertama Putin ke luar negara bekas Uni Soviet sepanjang tahun ini, setelah dia mengunjungi Kyrgyzstan awal bulan ini.

    ICC yang menuduh Putin telah secara ilegal mendeportasi anak-anak dari Ukraina, mewajibkan 123 negara anggotanya untuk menangkap Putin dan memindahkannya ke Den Haag untuk diadili jika dia menginjakkan kaki di wilayah mereka. Baik Kyrgyzstan maupun China bukan anggota ICC.

    Putin terakhir kali bertemu Xi, yang menyebutnya sebagai ‘sahabat’, di Moskow beberapa hari setelah perintah penangkapan diterbitkan. Dalam pertemuan pada saat itu, Xi mengundang Putin untuk menghadiri forum kerja sama internasional Belt and Road ketiga yang digelar di Beijing.

    Dalam kunjungannya ke Beijing, Putin dijadwalkan bertemu dengan Xi pada Rabu (18/10) waktu setempat.

    Saksikan juga ‘Putin: Rusia Dapat Berkontribusi Terhadap Perdamaian Palestina-Israel’:

  • Rusia Serukan Gencatan Senjata Kemanusiaan Antara Hamas-Israel

    Rusia Serukan Gencatan Senjata Kemanusiaan Antara Hamas-Israel

    New York

    Rusia menyerukan ‘gencatan senjata kemanusiaan’ di Jalur Gaza dan Israel saat perang terus berkecamuk antara Hamas dan Israel. Moskow menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas konflik yang sedang berlangsung.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/10/2023), rancangan resolusi yang diajukan Rusia kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan dilihat oleh AFP, menyerukan gencatan senjata ‘segera’ dan pembebasan semua sandera.

    Rancangan resolusi itu juga ‘mengutuk keras semua kekerasan dan permusuhan yang ditargetkan terhadap warga sipil dan semua tindakan terorisme’.

    Dokumen rancangan resolusi yang diajukan Moskow itu tidak secara spesifik menyebut nama Hamas, kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza yang pada Sabtu (7/10) lalu menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan dalam serangan yang menewaskan lebih dari 1.300 orang.

    Hamas yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa dan AS, juga dilaporkan menculik sekitar 150 warga Israel, warga negara asing dan warga berkewarganegaraan ganda lalu membawa mereka ke Jalur Gaza.

    Israel merespons dengan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza yang padat penduduk, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 2.200 orang sejauh ini. Sebagian besar korban jiwa di Jalur Gaza merupakan warga sipil, yang mencakup lebih dari 700 anak.

    “Kami meyakini bahwa Dewan Keamanan harus bertindak untuk mengakhiri pertumpahan darah dan memulai kembali perundingan damai dengan tujuan untuk mendirikan negara Palestina seperti yang seharusnya dilakukan sejak lama,” cetus Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia dalam rapat tertutup Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/10) waktu setempat.