Negara: Rusia

  • Apa ‘Deal’ Baru Israel-Hamas sampai Gencatan Senjata Diperpanjang?

    Apa ‘Deal’ Baru Israel-Hamas sampai Gencatan Senjata Diperpanjang?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas Palestina sepakat memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina selama dua hari hingga Kamis (30/11). 

    Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata pada pekan lalu setelah sebulan lebih berperang sejak 7 Oktober lalu. Dalam kesepakatan awal, keduanya sepakat menerapkan empat hari gencatan senjata.

    Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut, Hamas dan Israel juga sepakat saling membebaskan sandera dan tahanan Palestina.

    Setelah berjalan hampir empat hari, Israel dan Hamas pun sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari hingga Kamis (30/11).

    Apakah ada kesepakatan baru antara Hamas-Israel hingga sepakat memperpanjang gencatan senjata?

    Sejauh ini, Israel belum mengumumkan secara resmi perpanjangan gencatan senjata. Namun, Qatar, sebagai mediator kesepakatan ini mengatakan perpanjangan gencatan senjata berlaku setelah mendapat tawaran baru dari Hamas. 

    Tawaran baru dari Hamas itu adalah pembebasan lebih banyak sandera. Dalam kesepakatan gencatan senjata awal, Israel dan Hamas memang sepakat mempertimbangkan gencatan senjata jika ada pembebasan sandera lebih banyak lagi.

    Israel dan Hamas sepakat akan ada tambahan satu hari gencatan senjata untuk setiap pembebasan 10 sandera tambahan.

    “Dan kami mendapat konfirmasi dari Hamas bahwa 20 sandera tambahan akan dibebaskan dalam dua hari,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari, dikutip Middle East Eye.

    Dia kemudian berujar, “Di sisi Palestina, itu berarti 60 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.”

    Israel dan Hamas sebelumnya sepakat gencatan senjata pada 24 hingga 27 November.

    Perjanjian itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan yang masuk, hingga pertukaran sandera atau tahanan.

    Menyoal pertukaran sandera, berdasarkan kesepakatan itu, Hamas membebaskan 50 sandera dan Israel 150 tahanan Palestina dari berbagai penjara di negara tersebut.

    Pertukaran itu berlangsung secara bertahap selama empat hari. Di tiga hari pertama, per hari Hamas membebaskan 13 warga Israel dan 11 orang di hari keempat, demikian dikutip Al Jazeera.

    Hamas juga membebaskan sandera asing yang terdiri dari 17 warga Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang berkewarganegaraan ganda Israel-Rusia.

    Pembebasan warga asing itu tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

    Israel sementara itu, membebaskan 39 tahanan per hari selama tiga hari saat gencatan senjata. Di hari keempat mereka melepas 33 tahanan Palestina.

    Dengan demikian, total sandera yang akan dibebaskan dari hari pertama gencatan senjata hingga besok, 28 November, adalah 70 sandera Israel dan 210 tahanan Palestina.

    Gencatan senjata ini berlangsung usai 48 hari Israel melancarkan agresi ke Palestina.

    Selama operasi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah hingga rumah sakit. Imbas serangan Israel, lebih dari 14.800 warga di Palestina meninggal.

    Selama gencatan senjata, Israel juga terpantau masih melakukan penyerangan di Gaza dan Tepi Barat.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Alasan Gencatan Senjata Israel Hamas di Jalur Gaza Diperpanjang

    Alasan Gencatan Senjata Israel Hamas di Jalur Gaza Diperpanjang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas Palestina resmi memperpanjang gencatan senjata selama dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu Gaza.

    Perpanjangan gencatan senjata ini disebut-sebut untuk membebaskan lebih banyak sandera atau tahanan dari Gaza dan Israel.

    Pentolan Hamas Ghazi Hamid mengatakan kesepakatan perpanjangan ini telah tertulis dalam perjanjian. Perpanjangan gencatan senjata disepakati lantaran kedua belah pihak setuju membebaskan lebih banyak tahanan dan sandera dari masing-masing pihak.

    “Itu [kemungkinan perpanjangan gencatan senjata] tertulis dalam perjanjian, jika Hamas membebaskan lebih banyak sandera, akan ada lebih banyak gencatan senjata,” kata Hamid kepada Al Jazeera.

    Hamid berharap gencatan senjata ini bisa terus diperpanjang hingga perang berakhir.

    Dia juga menyebut harapan itu mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Qatar, Mesir, dan sejumlah negara Barat.

    “Kami ingin mengakhiri perang. Kami sedang gencatan senjata sementara, tapi kami mencoba memperpanjang,” ujar dia.

    Sementara itu, Israel belum memberikan komentar resmi soal perpanjangan gencatan senjata.

    Namun sebelum resmi diperpanjang, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi sinyal persetujuan atas rencana ini.

    Di kesempatan terpisah, Israel juga menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan seluruh sandera. meski mereka juga berambisi memusnahkan hamas.

    “Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan Gaza tak seperti semula, dan tentu saja pembebasan semua sandera kami,” ujar Netanyahu.

    Pengumuman perpanjangan gencatan senjata ini muncul dari mediator Israel-Hamas yakni Qatar.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan kedua pihak sepakat menambah hari untuk jeda kemanusiaan.

    “Pemerintah Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari proses mediasi yang berlangsung, kesepakatan telah tercapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” ungkap Al Anshari.

    Gencatan senjata pertama Israel dan Hamas berlangsung pada 24-27 November.

    Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga pertukaran tahanan.

    Menyoal pertukaran tahanan, Hamas sepakat membebaskan 50 sandera Israel, dan pemerintahan Zionis sepakat melepas 150 tahanan Palestina.

    Selama gencatan senjata fase pertama, Hamas melepas 39 warga Israel dan ditukar 117 tahanan Palestina.

    Sebagai bagian dari negosiasi Qatar, Hamas juga membebaskan sandera warga asing yakni 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang kewarganegaraan ganda Rusia-Israel.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Rusia Singgung NATO sebagai Syarat Damai di Ukraina, Ditolak Kyiv

    Rusia Singgung NATO sebagai Syarat Damai di Ukraina, Ditolak Kyiv

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rusia menawarkan penghentian invasi di Ukraina dengan syarat Presiden Volodymyr Zelenskyy membatalkan niat bergabung ke NATO, namun Kyiv menolak.

    Pemimpin delegasi Ukraina David Arakhamia mengatakan Rsusia telah mengusulkan resolusi atas konflik tersebut sejak menjelang akhir 2022.

    Arakhamia mengatakan kepada jurnalis Ukraina Natalia Moseychuk bahwa Rusia memandang netralitas Ukraina sebagai syarat utama untuk potensi perdamaian, namun pihak Kyiv menaruh sangsi atas kata-kata tersebut.

    “Mereka benar-benar berharap bahwa mereka akan menekan kami untuk menandatangani perjanjian tersebut sehingga kami bersikap netral. Itu adalah hal besar bagi mereka,” ujar Arakhamia dikutip dari Business Insider. 

    “Tidak ada, tidak akan ada kepercayaan pada Rusia bahwa mereka akan melakukannya. Itu hanya bisa dilakukan jika ada jaminan keamanan,” terang Arakhamia mengutarakan ketidakpercayaan atas bujukan Moskow tersebut.

    Menurut Arakhamia menandatangani perjanjian tanpa jaminan seperti itu akan membuat Ukraina rentan akan potensi serangan karena hal itu akan memberi Rusia kesempatan untuk berkumpul dan bersiap menghadapi agresi militer berikutnya.

    Saran agar Ukraina tidak melakukan penandatanganan perjanjian apapun pertama kali datang dari mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ketika datang ke Kyiv pada April 2022.

    Ukraina dan Rusia sempat menyatakan kesiapan pertemuan Zelenskyy dan Vladimir Putin. Diskusi mendadak terhenti ketika pasukan Rusia mundur dari Kyiv. Penarikan pasukan tersebut mengungkap kejahatan perang yang besar, termasuk pembantaian Bucha yang merupakan tragedi pembantaian ratusan rakyat sipil Ukraina oleh pasukan Rusia pada Maret 2022.

    Putin sempat mengatakan keputusan menginvasi Ukraina merupakan langkah yang salah karena perang tersebut menjadi bumerang dan membuat negara-negara anggota NATO bersatu mendukung Ukraina.

    Kendati demikian Ukraina tampaknya tidak akan segera bergabung dengan NATO karena AS menentang perluasan keanggotaan demi menghindari peningkatan ketegangan pihak Barat dengan Rusia.

    (nva/bac)

  • Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Apabila tak ada kesepakatan untuk memperpanjang durasi penghentian perang sementara, maka gencatan senjata Israel dan Hamas bakal selesai hari ini, Senin (27/11).

    Pada Jumat (24/11), Israel dan Hamas sepakat memulai gencatan senjata pada pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB. Gencatan senjata itu kemudian disusul dengan pembebasan dan pertukaran sandera atau tahanan.

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas mesti melepaskan setidaknya 50 sandera Israel. Sebagai balasan, Israel akan membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina. Mereka yang dibebaskan utamanya anak-anak dan perempuan.

    Sejauh ini, hingga Senin (27/11) sore waktu Indonesia, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Angka total itu melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.

    Sementara itu, Israel baru membebaskan 117 tahanan Palestina.

    Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pemerintah Israel saat ini tengah menunggu respons Hamas mengenai perpanjangan kesepakatan gencatan senjata untuk satu hari tambahan.

    Belum ada respons dari Hamas serta detail kesepakatan apabila diperpanjang.

    Hamas pada Minggu (26/11) malam menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel.

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar selaku mediator perjanjian gencatan senjata juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Dukungan serupa juga disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengatakan pihaknya berupaya membantu mewujudkan perpanjangan gencatan senjata kedua pihak.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini menegaskan akan memberikan tambahan satu hari apabila Hamas mau membebaskan 10 sandera tambahan.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Terkait hal ini, apa yang akan terjadi besok jika gencatan senjata berakhir hari ini?

    Pengamat Palestina Amerika, Sami al-Arian, mengatakan yang terjadi berikutnya tergantung kepada tekanan dari pemerintahan Biden dan publik Israel.

    Arian berujar AS kemungkinan bakal mencoba menghentikan konflik militer untuk mencegah pengaruhnya semakin menurun di Timur Tengah.

    Sementara itu, masyarakat Israel tampaknya akan menekan pemerintah Israel untuk melakukan gencatan senjata lagi agar korban sandera benar-benar dibebaskan seluruhnya dengan selamat.

    “[Tapi] saya pikir Israel akan melanjutkan (serangannya) dan mencoba untuk membuat Hamas bertekuk lutut. Mereka mencoba mengalahkan Hamas. [Namun] saya pikir mereka (Israel) tidak bisa melakukan itu. Yang akan mereka capai hanyalah membunuh lebih banyak warga Palestina,” katanya kepada TRT World. 

    Agresi Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 14.800 orang sejak 7 Oktober lalu. Mayoritas korban anak-anak dan perempuan.

    Menurut Arian hal lain yang mungkin terjadi adalah Israel mengosongkan Gaza. Ini dilakukan dengan mengubah daerah kantong itu menjadi wilayah tak layak huni.

    “Mengosongkan Palestina dari rakyatnya adalah impian orang Israel sehingga mereka dapat mengambil alih Gaza untuk diri mereka sendiri,” ucap Arian yang juga direktur Pusat Islam dan Urusan Global (CIGA) di Universitas Zaim Istanbul.

    Kendati begitu, ‘cita-cita’ Israel itu hingga kini sulit dicapai lantaran negara-negara Arab dan kawasan ogah menerima pengungsi Palestina. Keputusan Arab menolak ini sendiri dilakukan sebagai bentuk solidaritas mereka atas perjuangan Palestina mempertahankan hak tanahnya.

    “Tidak ada kekuatan regional yang ingin menjadi bagian dari rencana pengosongan Palestina,” kata analis militer Turki, Abdullah Agar, kepada TRT World.

    Agar menilai bahkan jika Israel meningkatkan agresi usai gencatan senjata, bakal ada “pertempuran sengit dan kerugian mereka (Israel) [akan] semakin besar setiap hari.”

    Sebagai akhirnya, Israel mau tak mau harus angkat kaki dari Gaza.

    “Israel telah dikalahkan dan saya pikir ini adalah kekalahan strategis pada skala di mana Israel akan merasa sangat sulit untuk mengembalikan citra tentaranya yang tak terkalahkan atau dinas intelijen superior yang tak terkalahkan,” ucap Agar.

    “Semua itu telah hancur. Itu dengan sendirinya merupakan dorongan besar dalam perjuangan untuk pembebasan Palestina,” lanjut Agar.

    [Gambas:Infografis CNN]

    Perubahan strategi perang

    Agar juga mengantisipasi bahwa strategi perang Israel kemungkinan bakal berubah setelah gencatan senjata rampung.

    Pasalnya Hamas mengaku telah menghancurkan lebih dari 200 tank Israel. Apabila angka ini benar, Hamas artinya sudah menghancurkan dua pertiga dari divisi lapis baja Israel yang diboyong dalam agresi.

    Israel sendiri, menurut Agar, telah memasuki Gaza dengan membawa empat divisi. Ini menandakan Hamas telah melumpuhkan lima batalyon tank.

    “Ini merupakan dampak militer besar di segala hal. Di saat Israel telah menimbulkan korban sipil yang mengerikan di Gaza, tidak jelas berapa banyak kehancuran ini yang memengaruhi Hamas,” ucap Agar.

    Agar turut menyinggung banyaknya korban sipil Israel bisa menyebabkan gesekan di antara para prajurit dalam hal kebijaksanaan strategi militer.

    Dalam laporan pertama kepolisian Israel soal serangan Hamas 7 Oktober lalu di festival musik, ditemukan bahwa angkatan udara Israel terbukti menembak secara serampangan tanpa menetapkan target. Akibatnya, 1.200 warga Israel tewas dalam peristiwa itu.

    Serangan tanpa pandang bulu oleh pilot helikopter Israel saat itu disebut berperan penting terhadap banyaknya jumlah korban jiwa di antara warga Israel.

    Lebih jauh demonstrasi anti-Israel besar-besaran di seluruh dunia selama sebulan belakangan juga disebut bisa meningkatkan ketegangan di antara faksi-faksi Tel Aviv.

    Ditambah kekhawatiran rakyat Israel mengenai kerabat mereka yang masih disandera tentu akan mendesak pemerintah Israel melakukan gencatan senjata lain.

    Agar mengatakan psikologi politik Israel yang rapuh ini kemungkinan besar akan memaksa pemerintah Netanyahu untuk mengubah dan melunakkan metode pertempurannya.

    “Akibatnya, membutuhkan perubahan paradigma, Israel mungkin harus beralih ke operasi khusus,” katanya mengacu pada operasi rahasia potensial untuk menghilangkan target bernilai tinggi daripada menggunakan kekuatan militer langsung yang bisa menjatuhkan korban sipil.

    Selain itu beberapa analis Barat juga memperkirakan gencatan senjata empat hari kali ini berpotensi membawa perpanjangan periode perdamaian yang lebih lama antara Hamas dan Israel.

    Kemungkinan serangan di selatan

    Pandangan lain dari Agar adalah Israel kemungkinan bakal melancarkan serangan di Gaza selatan setelah gencatan senjata usai.

    “Israel juga dapat menggunakan jeda ini untuk menyerang selatan Gaza. Mereka dapat menciptakan zona penyangga dua kilometer di Gaza dan menggunakan area ini untuk memantau wilayah dari dalam,” kata Agar.

    Jika ini terjadi, kata dia, Israel mungkin bertujuan mendirikan pemerintahan boneka di sana.

  • Gencatan Senjata Hari ke-4 di Gaza, Berapa Tawanan Akan Dilepas Lagi?

    Gencatan Senjata Hari ke-4 di Gaza, Berapa Tawanan Akan Dilepas Lagi?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata IsraelHamas telah memasuki hari keempat alias terakhir hari ini, Senin (27/11).

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas harus melepaskan setidaknya 50 sandera yang terdiri dari anak-anak dan perempuan.

    Sebagai gantinya, Israel bakal membebaskan 150 tawanan perempuan dan anak-anak dari penjara-penjara negara itu.

    Sejak gencatan senjata dimulai pada Jumat (24/11) lalu, terdapat tiga pertukaran tahanan atau tawanan yang telah dilakukan. Jika ditotal, setidaknya 179 orang telah dibebaskan hingga kini.

    Dilansir dari berbagai sumber, ratusan orang itu di antaranya 40 warga Israel yang dibebaskan Hamas dalam tiga kelompok masing-masing 13 orang pada Jumat, 13 orang pada Sabtu, dan 14 orang pada Minggu.

    Kemudian, 117 tahanan Palestina yang dibebaskan Israel dalam tiga kelompok pula, masing-masing 39 orang.

    Lalu 17 orang Thailand yang juga dibebaskan Hamas. Diikuti seorang warga Filipina dan satu orang Israel-Rusia.

    Serta tiga warga negara asing yang dibebaskan Hamas pada Minggu, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Media Israel melaporkan bahwa Israel belum menerima daftar nama 11 sandera yang diperkirakan dibebaskan Hamas pada hari ini.

    Sementara itu, jika sesuai dengan kesepakatan awal, 33 tahanan Palestina harus dibebaskan hari ini.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menyatakan durasi gencatan senjata bisa diperpanjang jika Hamas mau membebaskan 10 orang tambahan setiap hari. Setiap 10 orang tambahan ini, akan diberikan waktu gencatan senjata tambahan selama satu hari.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Rangkuman Peristiwa 4 Hari Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Rangkuman Peristiwa 4 Hari Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sudah berlangsung sejak Jumat (24/11). Selama empat hari gencatan senjata tersebut terjadi sederet kejadian besar.

    Israel dan Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata selama empat hari setelah peperangan di Jalur Gaza. Kendati demikian tetap terjadi aksi serangan yang dilakukan Palestina.

    Israel pun menegaskan keinginan untuk tetap menyerang Palestina setelah gencatan senjata. Selain itu ada pula cerita dari tawanan Palestina yang mengungkap kebiadaban selama berada di penjara Israel.

    Berikut deretan kejadian-kejadian besar selama empat hari gencatan senjata di Gaza:

    Sandera Hamas dan tahanan Israel yang sudah dibebaskan

    Sejauh ini, hingga Senin (27/11) sore waktu Indonesia, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Angka total itu melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.

    Sementara itu, total 117 tahanan Palestina yang sudah dibebaskan Israel yang terbagi dalam tiga kelompok dengan masing-masing 39 orang.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Tawanan Palestina Ungkap Kengerian Penjara Israel

    Israel dan Hamas melepaskan beberapa tawanan selama gencatan senjata. Kisah-kisah mencekam keluar dari mulut tawanan Palestina yang mendekam di penjara Israel.

    Seorang tawanan bernama Fareed Najm menjelaskan para tahanan tidak diberi air bersih untuk minum atau makanan yang cukup sehingga menderita selama berada di penjara.

    “Kami sangat menderita di penjara. Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan ami dengan cara yang sangat buruk,” ujar Najm kepada Aljazeera.

    Gencatan senjata mau dimulai, Israel mau gempur Hamas selama dua bulan

    Saat gencatan senjata baru berlangsung, Israel menyatakan operasi militer bakal kembali dilanjutkan hingga dua bulan ke depan.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut gencatan senjata selama empat hari yang dimulai pada Jumat (24/11) hanya sekadar jeda singkat. Setelah itu mereka akan menggempur Hamas.

    “Ini hanya akan jadi jeda singkat. Saat gencatan senjata berakhir, pertempuran akan berlanjut dengan lebih hebat dan berpotensi lebih banyak sandera. Perang diperkirakan berlangsung setidaknya dua bulan lagi,” ucapnya seperti diberitakan CNN.

    Israel masih gempur Palestina meski sedang gencatan senjata di Gaza

    Militer Israel masih menggempur wilayah Palestina meski gencatan senjata dengan milisi Hamas sedang berlangsung selama empat hari sejak Jumat (24/11).

    Beberapa video yang diunggah di media sosial menunjukkan pasukan Israel melakukan lebih banyak serangan setiap malam di Tepi Barat Palestina bahkan ketika pertukaran tawanan Hamas dan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel terus berlanjut.

    Sejumlah video itu telah diverifikasi oleh tim investigasi independen Sanad Al Jazeera.

    “Kami menerima laporan bahwa ambulans dicegah oleh pasukan Israel untuk mencapai kamp pengungsi Aqbat Jabr di Jericho untuk membantu warga Palestina yang terluka,” bunyi laporan Al Jazeera pada Senin (27/11).

    Sampai saat ini, belum ada informasi detail terkait kemungkinan korban luka dan tewas kompleks kamp pengungsi tersebut.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Massa Kembali Kepung Rumah Netanyahu: Dia Bencana bagi Israel

    Sejumlah warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat.

    Melansir Al Jazeera, para warga menyerukan bahwa Netanyahu merupakan bencana bagi Israel. Mereka juga membawa sejumlah poster protes dengan tulisan bervariatif.

    Para demonstran juga membawa bendera Israel dihalau ketika mendekat kediaman Netanyahu oleh pasukan polisi.

    Kehidupan Gaza saat Gencatan Senjata

    Jalur Gaza menjadi lebih aman untuk dilalui orang-orang tanpa ada desingan peluru dan dentuman bom selama empat hari gencatan senjata.

    Staf pekerja kemanusiaan dari Dewan Pengungsian Norwegia Yousef Hammash mengatakan kepada CNN warga bisa berjalan keluar menengok kondisi keluarga mereka.

    “Ini untuk kali pertama sejak tujuh pekan (agresi Israel di Gaza), kami bisa berjalan dengan selamat, tidur aman, berada di jalanan tanpa cemas sewaktu-waktu Anda akan kena bom,” tutur Hammash.

    Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Tepi Barat Palestina saat gencatan senjata selama empat hari diterapkan.

    Bulan Sabit Merah Palestina (PRSC) melaporkan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan Rumah Sakit Ibnu Sina di Tepi Barat, demikian menurut laporan Al Jazeera, Minggu (26/10).

    Sebelumnya Israel juga sempat menyerang RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    IDF: Palang Merah Terima Sandera yang Ditawan di Gaza

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut Palang Merah telah menerima 14 sandera yang ditawan di Gaza, Palestina, Minggu (26/11).

    Sementara menurut Aljazeera hingga Senin (27/11) siang, terdapat 175 orang yang sudah dibebaskan dengan perincian 58 dilepas Hamas dan 117 dilepaskan Israel.

    Pelepasan sandera merupakan salah satu kesepakatan antara Israel dan Hamas selama gencatan senjata selain juga jeda pertempuran, dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    [Gambas:Infografis CNN]

    4 Komandan Top Brigade Al Qassam Hamas Tewas Dibunuh Tentara Israel

    Di tengah gencatan senjata, sayap militer Hamas Palestina Brigade Al Qassasm mengatakan ada empat pemimpinnnya yang terbunuh akibat agresi Israel ke Jalur Gaza.

    “Brigade Al Qassam berduka atas (kepergian) sekelompok pemimpin yakni Komandan Ahmed Al Ghandour yang dikenal sebagai Abu Anas, anggota Dewan Militer dan komandan Brigade Utara dan pemimpin lainnya; Wael Rajab, Raafat Salman, dan Ayman Siam,” bunyi pernyataan Brigade Al Qassam seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu, pada Minggu (26/11).

    Dikutip Anadolu, militer Israel sebelumnya telah mengumumkan telah membunuh para pemimpin Hamas dalam serangan udara di Gaza. Namun, sebagian besar serangan Israel itu turut menelan banyak korban warga sipil serta kerusakan infrastruktur besar-besaran di Gaza.

    Wacana Perpanjang Gencatan Senjata

    Milisi Hamas Palestina menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang semula berlaku empat hari sejak Jumat pekan lalu.

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar, sebagai mediator perjanjian gencatan senjata ini, juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Sementara itu, kabinet perang Israel pun memberi isyarat dukungan atas rencana perpanjangan gencatan senjata sementara ini.

  • Theodor Herzl, Pencetus Zionisme Israel yang Bikin Palestina Menderita

    Theodor Herzl, Pencetus Zionisme Israel yang Bikin Palestina Menderita

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dilabeli negara zionis karena mendirikan negara dengan mencaplok wilayah Palestina. Gerakan ini dicetuskan oleh aktivis politik Yahudi dan jurnalis berkewarganegaraan Austria-Hungaria bernama Theodor Herzl.

    Serbuan Israel di jalur Gaza yang sudah dianggap sebagai genosida membangkitkan amarah masyarakat dunia.

    Kecaman publik global kepada kaum Zionis merujuk pada Israel, sekutu, dan pendukungnya yang melakukan kebrutalan untuk memusnahkan warga Palestina.

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengatakan akan terus berusaha menghentikan tragedi kemanusiaan atas kejahatan yang dilakukan oleh entitas Zionis di Gaza, dikutip dari Associated Press News.

    Dilansir dari Britannica, Zionisme merupakan gerakan nasionalis Yahudi yang bertujuan untuk menciptakan dan mendukung negara nasional Yahudi di Palestina.

    Bagi sebagian orang, gerakan Zionisme menjadi kesempatan bagi bangsa Yahudi untuk mendapatkan pembebasan nasional dan bisa memimpin pemerintahan mereka sendiri. Namun bagi yang lain, Zionisme merupakan proyek kolonial yang rasis.

    Salah satu tokoh penting dibalik zionisme adalah Theodor Herzl. Berikut profil Theodor Herzl.

    Pria kelahiran Tahun 1860 ini disebut sebagai “Bapak Zionisme” politik modern. Setiap tahun pada tanggal 10 bulan Ibrani Iyar, Israel merayakan libur nasional dengan “Hari Herzl”.

    Herzl meninggal lebih dari 40 tahun sebelum negara Israel terbentuk. Namun, Herzl merupakan seorang organisator, propagandis, dan diplomat yang berperan besar membuat Zionisme menjadi gerakan politik berpengaruh di dunia.

    Seorang penulis bernama Gol Kalev menerbitkan buku “Yudaism 3.0: Judaism’s Transformation to Zionism” yang didedikasikan untuk Herzl.

    “Jika kita dapat mendalami pemikiran dan filosofi Herzl, kita dapat menerapkannya pada banyak isu strategis saat ini, [bahkan] dalam siklus berita dan dunia yang ramai.” ungkap Kalev, dikutip dari The Jerusalem Post.

    Keterlibatan Herzl dalam gerakan Zionisme dimulai saat terjadinya Kasus Mata-Mata pada 1894 dan 1895. Pada peristiwa tersebut, seorang perwira Yahudi Perancis, Alfred Dreyfus, dituduh sebagai mata-mata Jerman dan dipenjara seumur hidup. Hal ini menjadi pencetus gelombang luas anti-Semitisme di Perancis.

    Herzl, jurnalis Yahudi yang saat itu bekerja sebagai koresponden di Paris untuk surat kabar harian Austria, menulis buku berjudul ‘Der Judenstaat’ atau ‘Negara Yahudi’ yang diterbitkan Tahun 1896, dikutip dari Egypt Today.

    Salah satu sub judul yang tertulis dalam buku tersebut adalah ‘Upaya Menemukan Solusi Modern terhadap Pertanyaan Yahudi’.

    Herzl juga sadar akan terjadinya persaingan ekonomi antara Yahudi dan non-Yahudi yang akhirnya menimbulkan kebencian anti-Yahudi.

    Ketegangan rasial berkelanjutan di Perancis dan negara di sekitarnya membuat Herzl merasa bahwa Eropa tidak lagi bisa dijadikan tempat tinggal orang Yahudi.

    Herzl berkomitmen untuk membebaskan bangsa Yahudi dari tekanan Eropa. Herzl membentuk berbagai skema, seperti revolusi sosialis dan perpindahan agama secara masal menjadi Kristen, dilansir dari History Today.

    Satu-satunya solusi yang dipilih Herzl untuk memperjuangkan Yahudi adalah melalui pendekatan nasional. Herzl mengusulkan kepada orang-orang bangsa Yahudi untuk membentuk negara mereka sendiri.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Herzl pada mulanya mengusulkan dua lokasi geografis, yaitu Palestina dan Argentina. Herzl juga menargetkan Uganda sebagai tempat perlindungan sementara bagi bangsa Yahudi untuk menghindari anti-Semitisme.

    Ambisi Herzl untuk membentuk negara Yahudi di Palestina tidak lagi bisa dibendung. Herzl ingin negara Yahudi juga turut ambil bagian dari proyek kolonialisme Eropa di timur. Oleh karena itu, Herzl membentuk penghalang untuk memisahkan Eropa dan Asia.

    Herzl sempat ingin menyelenggarakan kongres Zionis pertamanya di Munich, Jerman, tetapi mendapat penolakan dari Majelis Yahudi dan para nabi.

    Kongres pertama Zionis tingkat dunia akhirnya berhasil diselenggarakan Tahun 1897 di Basel, Swiss yang dihadiri oleh 200 delegasi dari 24 negara.

    Di hadapan ratusan delegasi, Herzl mengumumkan pendirian Organisasi Zionis Dunia. Tujuan dari gerakan Zionisme ini adalah mendirikan tanah air nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina yang diakui oleh hukum internasional.

    Herzl mempresentasikan suatu proyek besar Yahudi yang disebut sebagai “Proyek Basel”.

    Kongres Zionis terus berlanjut dengan sidang yang diadakan setiap tahunnya. Pada sidang kedua Tahun 1898, dibentuk “Dana Penyelesaian” yang digunakan untuk menyokong keuangan Organisasi Zionis Dunia.

    Kampanye donasi menargetkan orang-orang Yahudi kaya yang ada di Barat. Dukungan dana juga ditarik dari keuntungan perusahaan dan lembaga-lembaga besar mereka.

    Konferensi-konferensi berikutnya mulai melibatkan negara-negara besar untuk terlibat.

    Dalam konferensi tersebut, dirumuskan tiga jalur agar tercapainya tujuan Zionisme, yaitu pengembangan pemukiman di Palestina melalui pertanian, penguatan budaya Yahudi, dan mendapatkan persetujuan internasional atas proyek Zionis.

    Herzl menggunakan strategi menghindari penyebutan “negara Yahudi” saat Kongres Pertama Zionis diadakan dan lebih memilih istilah “tanah air”. Hal ini bertujuan untuk menghindari kebencian terhadap orang Yahudi di Eropa dan di Kekaisaran Ottoman.

    Pada kongres keenam Tahun 1903 di Basel, untuk pertama kalinya dikenalkan proposal pendirian negara Yahudi di Uganda. Wacana ini mendapat pertentangan dari 178 delegasi.

    Perdebatan terjadi akibat wacana kelangsungan proyek Zionis selain di Palestina. Dikhawatirkan akan terjadi perpecahan dan konflik di tengah kemajuan yang sudah dicapai sejak 1897.

    Herzl berusaha meyakinkan para delegasi dengan janji mencari solusi dan mengirimkan komite pencari fakta untuk melihat kondisi di Gaza.

    Herzl meninggal sebelum kongres ketujuh dilaksanakan Tahun 1905. Kemudian David Wolffsohn, zionis Rusia dan rekan dekat Herzl, terpilih sebagai presiden baru Organisasi Zionis Dunia, .

    Proyek Uganda mulai ditinggalkan, tetapi tekad untuk menyukseskan Proyek Basel yang dicetuskan oleh Herzl terus berlanjut.

    Konsep “negara” yang dibawa oleh Herzl membuat pemukiman Yahudi di Palestina yang lebih pasti.

    Zionis kian mengintervensi pemerintahan Palestina dengan berusaha masuk dalam urusan politik. Didirikan “Kantor Tanah Israel” di Jaffa yang menarik pemodal Yahudi untuk mendanai ladang jeruk dan buah-buahan lainnya.

    Pengembangan lahan pertanian semakin meluas di Boria, Magdala di utara Danau Tiberias, dan di Rehovot dan Lod.

    Kantor Tanah Israel berperan penting dalam pembentukan lingkungan “Ahuzat Bayit”, yang kemudian menjadi pusat kota Ibrani pertama, Tel Aviv.

    Dukungan terhadap bangsa Yahudi dari negara besar, salah satunya Inggris semakin nyata dengan adanya Deklarasi Balfour pada 2 November 1917.

    Deklarasi Balfour dikeluarkan oleh pemerintah Inggris untuk mendukung pendirian rumah nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina.

  • Diserang 71 Drone, Listrik Terputus di Sebagian Wilayah Kyiv

    Diserang 71 Drone, Listrik Terputus di Sebagian Wilayah Kyiv

    Jakarta, CNN Indonesia

    Puluhan rumah dan lebih dari 100 fasilitas publik di kota Kyiv, Ukraina, terputus aliran listriknya setelah Rusia melancarkan serangan drone pada Sabtu (25/11). 

    Total 71 drone diluncurkan Rusia dan disebut sebagai serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Rusia sepanjang invasi. Ukraina berhasil menghancurkan ke-71 drone tersebut.

    Dilansir dari AFP, Pemerintah kota Kyiv menyatakan lima orang terluka imbas serangan tersebut, termasuk seorang anak berusia 11 tahun

    “Angkatan udara menghancurkan 71 UAV (kendaraan udara tak berawak) Shahed 131/136. Sebagian besar dari mereka dihancurkan di wilayah Kyiv,” kata angkatan udara di media sosial.

    Pemerintah kota kemudian mengeluarkan peringatan udara yang berlangsung selama enam jam. Jatuhnya puing-puing pesawat tak berawak memicu kebakaran dan merusak bangunan di seluruh ibu kota, kata Wali Kota Vitali Klitschko.

    “Musuh terus melakukan teror,” katanya.

    Serangan itu terjadi pada hari Ukraina memperingati Holodomor, atau insiden kelaparan jutaan orang di Ukraina pada tahun 1930-an di bawah pemimpin Soviet Joseph Stalin.

    Kepemimpinan Ukraina sebelumnya menyamakan Holodomor dengan invasi Rusia saat ini.

    Ukraina dan lebih dari 30 negara lainnya mengakui Holodomor sebagai genosida yang dilakukan Uni Soviet. Namun, Moskow membantah tuduhan tersebut.

    (yli/vws)

    [Gambas:Video CNN]

  • Serangan Drone Terbesar Rusia Hantam Ukraina, 5 Orang Terluka

    Serangan Drone Terbesar Rusia Hantam Ukraina, 5 Orang Terluka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rusia melancarkan serangan drone terbesar ke ibu kota Ukraina, Kiev pada Sabtu (25/11). Serangan tersebut diklaim sebagai serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Rusia sepanjang perang.

    Sebanyak lima orang terluka dalam peristiwa itu. Termasuk salah satu di antaranya seorang anak perempuan berusia 11 tahun. Serangan juga merusak bangunan di seluruh kota.

    Melansir Reuters, serangan itu mulai melanda berbagai distrik di Kiev pada Sabtu dini hari. Gelombang serangan yang lebih besar muncul saat matahari terbit. Peringatan serangan udara berlangsung selama enam jam.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, sekitar 71 drone kamikaze Shahed rancangan Iran telah diluncurkan ke Ukraina. Sebagian besar di antaranya ditembak jatuh.

    Pecahan-pecahan drone yang jatuh juga telah menyebabkan kebakaran di sebuah taman kanak-kanak.

    Namun demikian, tak diketahui dengan pasti apa yang menjadi sasaran serangan pada Sabtu ini. Hanya saja, selama beberapa waktu ke belakang, Ukraina berkali-kali mengingatkan bahwa Rusia bakal melancarkan serangan udara untuk menghancurkan sistem energi Ukraina.

    Zelensky menekankan bahwa serangan itu terjadi saat warga Ukraina memperingati tragedi Holodomor tahun 1932-1933. Tragedi itu menyebabkan jutaan orang meninggal dunia karena kelaparan.

    “Teror yang disengaja. Kepemimpinan Rusia bangga dengan fakta bahwa mereka bisa membunuh,” tulis Zelensky di Telegram.

    Kepemimpinan Ukraina sebelumnya menyamakan Holodomor dengan invasi Rusia saat ini.

    Ukraina dan lebih dari 30 negara lainnya mengakui Holodomor sebagai genosida yang dilakukan Uni Soviet. Namun, Moskow membantah tuduhan tersebut.

    (asr/asr)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ukraina Perkuat Pertahanan Udara Cegah Serangan Rusia di Musim Dingin

    Ukraina Perkuat Pertahanan Udara Cegah Serangan Rusia di Musim Dingin

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya kini memperkuat sistem pertahanan udara. Hal ini dilakukan untuk menghadapi serangan Rusia ke fasilitas energi pada musim dingin.

    Dilansir AFP, Rabu (8/11/2023) Kyiv mengatakan pihaknya memperkuat pertahanan untuk melindungi infrastruktur utama menjelang musim dingin. Kyiv mengaku khawatir akan terjadi serangan udara baru dari Rusia selama musim dingin.

    Serangan yang dilakukan pasukan Moskow tahun lalu menargetkan jaringan energi Ukraina. Hal ini menyebabkan ribuan orang tidak memiliki pemanas atau listrik dalam suhu beku untuk jangka waktu lama.

    Melalui media sosialnya, Zelensky mengatakan telah menerima laporan penerimaan amunisi. Ia menilai penguatan pertahanan udaranya telah dilakukan tepat waktu.

    “Saya menerima laporan penerimaan amunisi, perangkat keras, dan peralatan selama beberapa hari terakhir,” kata Zelensky di media sosial.

    “Sistem NASAMS tambahan dari mitra telah ditempatkan pada tugas tempur. Penguatan pertahanan udara kami tepat waktu sebelum musim dingin,” tambahnya.

    Zelensky diketahui telah menyerukan sekutu Barat untuk menyediakan senjata tambahan menjelang musim dingin untuk menangkis serangan Rusia. Dia juga mendesak sekutu Ukraina untuk memberikan rudal jarak jauh dan jet tempur untuk memecahkan kebuntuan di garis depan.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu