Negara: Rusia

  • Intip Gerak Harga Minyak Dunia Hari Ini – Page 3

    Intip Gerak Harga Minyak Dunia Hari Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak stabil pada perdagnagan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena investor mempertimbangkan peningkatan produksi OPEC+ yang lebih kecil dari perkiraan pada bulan November dibandingkan tanda-tanda potensi kelebihan pasokan.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (8/10/2025), harga minyak Brent ditutup turun 2 sen atau 0,03% menjadi USD 65,45 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik 4 sen atau 0,06% menjadi USD 61,73.

    Kedua patokan harga minyak dunia tersebut ditutup naik lebih dari 1% pada sesi perdagangan sebelumnya setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak ditambah Rusia dan beberapa produsen kecil atau dikenal sebagai OPEC+, memutuskan untuk meningkatkan produksi minyak kolektif sebesar 137.000 barel per hari, dimulai pada bulan November.

    Langkah tersebut bertentangan dengan ekspektasi pasar untuk peningkatan yang lebih agresif, suatu tanda bahwa grup tersebut tetap berhati-hati mengingat prediksi surplus pasokan global pada kuartal keempat dan tahun depan..

    Analis StoneX Alex Hodes menyatakan sentimen pasar masih lesu, khususnya setelah Arab Saudi memilih untuk mempertahankan harga jual resmi minyak mentah andalannya ke Asia tidak berubah, bertentangan dengan ekspektasi analis akan adanya kenaikan.

    Sementara itu, Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi telah menetapkan harga jual resmi November untuk minyak mentah acuan Murban sebesar USD 70,22 per barel, katanya pada hari Selasa, naik dari OSP bulan Oktober sebesar USD 70,10/bbl.

     

     

  • Memanas! Rusia Tembak Jatuh 209 Drone Ukraina

    Memanas! Rusia Tembak Jatuh 209 Drone Ukraina

    Moskow

    Ukraina melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap Rusia selama dua hari berturut-turut. Moskow melaporkan pasukannya telah menembak jatuh sedikitnya 209 drone yang diluncurkan Kyiv pada Selasa (7/10) dini hari hingga pagi hari waktu setempat.

    Serangan tersebut merupakan serangan kedua yang dilancarkan Kyiv terhadap Moskow dalam dua hari terakhir, saat Ukraina semakin meningkatkan serangan balasan terhadap target-target di wilayah Rusia.

    Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2025), mengatakan bahwa sebagian besar drone dalam serangan terbaru Ukraina telah ditembak jatuh di wilayah Kursk, Nizhny Novgorod, dan Belgorod, yang semuanya terletak di area perbatasan kedua negara.

    Gubernur Nizhny Novgorod, Gleb Nikitin, mengatakan bahwa serangan yang melanda wilayahnya menghantam sebuah perusahaan industri setempat.

    Otoritas Rusia tidak melaporkan adanya korban luka atau korban tewas akibat serangan drone Ukraina pada Selasa (7/10) tersebut.

    Pada Senin (6/10), Ukraina meluncurkan 251 drone dalam serangan udara ke wilayah Rusia. Sedikitnya dua orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut di kota Belgorod, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Ukraina.

    Serangan drone Kyiv itu juga memicu pemadaman listrik di wilayah perbatasan Rusia tersebut.

    “Seribu orang di empat area permukiman masih tanpa aliran listrik,” kata Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, dalam pernyataannya. Dia menambahkan bahwa upaya perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi masih berlangsung setelah rentetan serangan tersebut.

    Ukraina semakin meningkatkan serangan-serangan menargetkan infrastruktur energi dan minyak Rusia. Kyiv menyebut serangan itu sebagai respons yang sah terhadap serangan harian Moskow terhadap kota-kota Ukraina, yang terkadang menyebabkan jutaan orang harus hidup tanpa pemanas dan aliran listrik.

    Dalam pernyataan terpisah, otoritas Ukraina melaporkan Rusia telah meluncurkan 154 serangan drone dan rudal pada Senin (6/19) hingga Selasa (7/10) dini hari. Kyiv mengklaim separuh drone tersebut berhasil dicegat.

    Salah satu drone disebut menghantam infrastruktur kereta api dan energi di wilayah Poltava dan Summy di Ukraina, menyebabkan lebih dari 1.000 orang kehilangan akses listrik.

    Militer Rusia saat ini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Crimea yang dianeksasi pada tahun 2014, dan terus bergerak maju di medan pertempuran, dengan militer kedua negara sama-sama mengalami kerugian besar.

    Tonton juga video “Putin Bicara Hubungan AS-Rusia Rusak Buntut Pasok Tomahawk ke Ukraina” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Harga Emas dan Bitcoin Terus Naik, Apa Penyebabnya?

    Harga Emas dan Bitcoin Terus Naik, Apa Penyebabnya?

    Jakarta

    Beberapa minggu terakhir menjadi masa yang menggembirakan bagi yang memiliki saham emas dan bitcoin dalam portofolio perdagangan mereka. Kedua komoditas tersebut telah mencapai rekor niai tertinggi seiring dengan meningkatnya dukungan investor.

    Harga emas menembus $3.900 (sekitar Rp65 juta) per ons troy minggu ini, satu ons troy adalah satuan berat untuk logam mulia yang setara dengan 31,1 gram.

    Sementara itu, pada Minggu (5/10), mata uang kripto tertua dan paling terkenal di dunia, bitcoin, mencapai rekor baru ketika menembus nilai $125.000 (sekitar Rp2 miliar) untuk pertama kalinya, sebelum turun sedikit.

    Tahun 2025 sejauh ini menjadi masa keemasan bagi kedua komoditas tersebut. Emas mengalami reli terbesar sejak tahun 1970-an, dengan harga naik lebih dari 50% sejak 1 Januari lalu. Bitcoin sempat mengalami penurunan selama gejolak pada tahun 2025, tetapi nilainya meningkat sekitar sepertiga sejak awal tahun.

    Mengapa hal ini terjadi?

    Emas telah lama dianggap sebagai aset safe-haven atau aset aman yang dipilih investor selama masa ketidakpastian, dan nilainya telah meningkat tajam sejak akhir 2018, dengan kenaikan lebih dari 300% sejak saat itu.

    Ketidakpastian menjadi salah satu faktor dalam reli saat ini. Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memberlakukan tarif resiprokal pada bulan April lalu, memicu kekhawatiran terkait ekonomi global, keberlanjutan tingkat utang pemerintah AS, dan masa depan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

    Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan akibat perang Rusia di Ukraina dan perang di Gaza juga turut berperan.

    Emas juga diuntungkan dari menurunnya dukungan terhadap yen Jepang sebagai aset safe-haven. Saham Jepang melonjak nilainya di bursa pada hari Senin, setelah dikonfirmasi bahwa Sanae Takaichi terpilih sebagai pemimpin partai berkuasa LDP, yang membuka jalan baginya untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama di negara itu. Namun, secara keseluruhan yen tetap terus melemah.

    “Pelemahan yen akibat pemilihan LDP Jepang, membuat investor kehilangan satu lagi aset safe-haven, dan emas mampu memanfaatkannya,” kata Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer, kepada kantor berita Reuters.

    Situasi di AS juga menambah daya tarik emas. “Penutupan operasional pemerintahan AS yang berkelanjutan, berarti awan ketidakpastian masih menggantung di atas ekonomi AS, dan potensi besarnya dampak terhadap PDB,” tambahnya.

    Namun, para ahli mengatakan, ada lebih banyak faktor di balik lonjakan harga emas kali ini selain keraguan terhadap masa depan ekonomi AS atau ekonomi global. Beberapa analis menyebutkan, adanya peningkatan permintaan terhadap dana yang diperdagangkan di bursa berbasis emas (gold-backed exchange traded funds / ETF), dengan semakin banyak investor dari berbagai latar belakang tertarik untuk berinvestasi.

    “Fakta bahwa permintaan ETF kembali muncul dengan sangat kuat, berarti ada dua bentuk penawar ‘agresif’ untuk emas, dari bank sentral dan investor ETF,” tulis analis Deutsche Bank dalam catatan kepada klien.

    Emas telah lama diborong oleh bank-bank sentral di seluruh dunia, tetapi permintaan baru dari ETF telah memicu reli saat ini. Data terbaru dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) menunjukkan, dana lindung nilai (hedge funds) kini memegang rekor kepemilikan emas senilai $73 miliar (sekitar Rp1.215 triliun).

    Bagaimana dengan bitcoin?

    Reli rekor bitcoin sebagian besar didorong oleh terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, dengan dukungannya yang jelas dan sering terhadap mata uang kripto membantu meningkatkan permintaan dan kepercayaan di sektor tersebut.

    Namun, ada bukti semakin banyak investor institusional yang menanamkan modal pada bitcoin, mirip dengan tren yang terlihat pada emas. Komoditas ini kini semakin disukai sebagai alternatif terhadap aset lain seperti dolar AS. Prakiraan akan ada pemotongan suku bunga, tampaknya juga mendorong investor untuk mengambil risiko lebih besar terhadap aset ini.

    Bitcoin juga tampaknya menguat karena ketidakpastian terhadap ekonomi AS, dengan penutupan operasional pemerintahan yang berkelanjutan, yang meningkatkan permintaan.

    “Penutupan operasional pemerintahan menjadi penting kali ini,” tulis Geoffrey Kendrick, kepala riset aset digital di Standard Chartered Bank, dalam catatan kepada investor.

    “Tahun ini, bitcoin telah diperdagangkan dengan ‘risiko pemerintahan AS,’ yang paling terlihat dari hubungannya dengan US Treasury term premium,” tambahnya, merujuk pada metrik yang mengukur imbal hasil tambahan yang diminta investor untuk memegang obligasi pemerintah jangka panjang, yang mencerminkan tingkat kepercayaan mereka terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang.

    Faktor lain yang mungkin mempengaruhi kekuatan bitcoin saat ini, berkaitan dengan siklus tahunannya. Oktober secara historis merupakan salah satu bulan terkuat bagi bitcoin, dengan harga yang hanya turun dua kali selama bulan Oktober sejak 2013.

    Apakah reli ini akan berlanjut?

    Banyak pengamat memperkirakan, emas dan bitcoin akan terus naik nilainya, dengan pencapaian rekor baru di depan mata.

    “Saya menduga bitcoin akan terus naik selama penutupan operasional pemerintahan AS, dan akan segera mencapai $135.000 (sekitar Rp2,25 miliar),” prediksi Geoffrey Kendrick. Fakta bahwa pemerintahan Trump kemungkinan akan terus menerapkan kebijakan yang mendukung mata uang kripto, menambah rasa optimisme.

    Untuk emas, hanya sedikit yang memperkirakan nilainya akan turun dalam waktu dekat.

    “Reli bisa berlanjut hingga 2026 dengan bantuan pembelian dari sektor resmi; permintaan institusional terhadap emas sebagai diversifikasi dapat tetap kuat,” kata HSBC dalam catatan kepada investor pada hari Jumat.

    Bank yang berbasis di London, Inggris, itu menyebutkan, pihaknya memperkirakan bank-bank sentral akan terus membeli emas dalam jumlah besar, sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik yang sedang berlangsung.

    Hal ini sejalan dengan pernyataan terakhir Dewan Emas Dunia (World Gold Council) dalam laporan triwulanannya pada akhir Juli, yang menyatakan survei tahunan terhadap manajer cadangan menunjukkan bahwa “95% manajer cadangan meyakini bahwa cadangan emas bank sentral global akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.”

    Fakta tersebut, bersama dengan meningkatnya permintaan ETF dari dana lindung nilai dan investor institusional lainnya, menunjukkan bahwa komoditas ini kemungkinan akan segera menembus angka $4.000 (sekitar Rp66,6 juta) per ons troy.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga video “BPS: Harga Emas Perhiasan Naik Berturut-turut Sejak 2023” di sini:

    (ita/ita)

  • Keputusan OPEC+ Dongkrak Harga Minyak Mentah, Pasar Tetap Waspadai Permintaan Lemah – Page 3

    Keputusan OPEC+ Dongkrak Harga Minyak Mentah, Pasar Tetap Waspadai Permintaan Lemah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia menguat lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Senin (7/10/2025) setelah OPEC+ mengumumkan rencana peningkatan produksi yang ternyata lebih kecil dari perkiraan pasar.

    Keputusan dari organisasi negara produsen minyak ini meredakan kekhawatiran akan banjir pasokan baru, meskipun prospek permintaan global yang lemah diperkirakan akan membatasi kenaikan harga dalam jangka pendek.

    Mengutip CNBC, Selasa (7/10/2025), harga minyak mentah Brent naik 94 sen atau 1,46% menjadi USD 65,47 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) di AS naik 81 sen atau sekitar 1,33% ke posisi USD 61,69 per barel.

    “Pasar sebelumnya memperkirakan OPEC+ akan menambah produksi lebih besar dari ini,” kata analis Rystad Energy Janiv Shah.

    “Namun, kenaikan sebesar 137.000 barel per hari (bph) ini tetap akan memperluas kelebihan pasokan untuk kuartal IV 2025 dan 2026,” tambahnya.

    Dalam pertemuan yang digelar pada Minggu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan sekutunya memutuskan untuk meningkatkan produksi sebesar 137.000 bph mulai November, jumlah yang sama dengan kenaikan di bulan Oktober.

    Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran pasar atas potensi kelebihan pasokan global.

     

  • Kata Putin soal Hubungan Rusia-AS Rusak Perkara Tomahawk untuk Ukraina

    Kata Putin soal Hubungan Rusia-AS Rusak Perkara Tomahawk untuk Ukraina

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk mendapatkan rudal Tomahawk. Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan peringatan keras.

    Dirangkum detikcom, Senin (6/10/2025) seperti dilansir Reuters dan AFP, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta AS untuk menjual rudal Tomahawk kepada negara-negara Eropa, yang kemudian akan memasok persenjataan itu ke Ukraina.

    AS kemudian memberikan respons. Pertimbangan untuk mengirimkan rudal jarak jauh AS tersebut, disampaikan oleh Wakil Presiden AS JD Vance dalam wawancara dengan program “Fox News Sunday” pada Minggu (29/9) waktu setempat.

    Vance mengatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengambil “keputusan akhir” soal apakah akan mengizinkan kesepakatan tersebut.

    “Kami tentu saja sedang mempertimbangkan sejumlah permintaan dari negara-negara Eropa,” kata Vance dalam wawancara tersebut.

    Rudal Tomahawk buatan AS diketahui memiliki jangkauan 2.500 kilometer, dan akan menjadi aset berharga bagi Ukraina dalam melawan rentetan serangan rudal dan drone Rusia yang berlangsung terus-menerus.

    Pengiriman senjata semacam itu hampir pasti akan dianggap oleh Rusia sebagai eskalasi dalam perangnya di Ukraina.

    Respons Putin

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan jika AS memasok rudal Tomahawk ke Ukraina untuk serangan jarak jauh ke dalam wilayah Rusia, maka hal itu akan menyebabkan hancurnya hubungan antara Moskow dan Washington.

    Kurang dari dua bulan sejak Putin bertemu Presiden Donald Trump di Alaska, perdamaian tampak semakin jauh dengan pasukan militer Rusia bergerak maju di Ukraina, drone Rusia yang diduga mengudara di wilayah udara NATO, dan kini AS berbicara soal partisipasi langsung dalam serangan jarak jauh ke Rusia.

    Trump telah mengatakan dirinya kecewa dengan Putin karena tidak bersedia mewujudkan perdamaian, dan melabeli Rusia sebagai “macan kertas” karena gagal menaklukkan Ukraina. Putin, pekan lalu, membalas dengan mempertanyakan apakah bukan NATO yang “macan kertas” karena gagal menghentikan laju Rusia.

    “Ini akan menyebabkan hancurnya hubungan kita, atau setidaknya tren positif yang telah muncul dalam hubungan ini,” kata Putin dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir Reuters, Senin (6/10).

    Pernyataan itu disampaikan Putin dalam rekaman video yang dirilis pada Minggu (5/10) waktu setempat, oleh reporter televisi pemerintah Rusia Pavel Zarubin.

    Laporan media terkemuka Wall Street Journal (WSJ), pekan lalu, menyebut AS akan memberikan informasi intelijen kepada Ukraina mengenai target infrastruktur energi jarak jauh di dalam wilayah Rusia, sembari mempertimbangkan untuk mengirimkan rudal yang dapat digunakan dalam serangan semacam itu.

    Dua pejabat mengonfirmasi laporan WSJ itu kepada Reuters. Namun seorang pejabat AS dan tiga sumber lainnya mengatakan bahwa rencana AS mengirimkan rudal Tomahawk ke Ukraina mungkin tidak dapat diwujudkan karena persediaan rudal saat ini difokuskan untuk Angkatan Laut AS dan penggunaan lainnya.

    Rudal Tomahawk memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer, yang berarti jika Ukraina mendapatkan rudal tersebut, maka Kremlin dan seluruh wilayah Rusia yang ada di kawasan Eropa akan berada dalam jangkauan target serangan.

    Pada Kamis (2/10) lalu, Putin mengatakan bahwa mustahil menggunakan Tomahawk tanpa partisipasi langsung personel militer AS. Oleh karena itu, menurut Putin, setiap pasokan rudal semacam itu ke Ukraina akan memicu eskalasi baru.

    “Ini akan berarti tahap eskalasi yang benar-benar baru, secara kualitatif baru, termasuk dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat,” kata Putin pada saat itu.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Kanselir Jerman Telepon Trump Bahas Gunakan Aset Rusia untuk Ukraina

    Kanselir Jerman Telepon Trump Bahas Gunakan Aset Rusia untuk Ukraina

    JAKARTA – Kanselir Jerman Friedrich Merz menelepon Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas rencana penggunaan aset Rusia yang dibekukan guna membantu Kyiv, Ukraina.

    Dalam pemberitaaan di Financial Times, Merz mengusulkan pemberian pinjaman tanpa bunga kepada Ukraina senilai sekitar 140 miliar euro (Rp2,81 kuadriliun) menggunakan aset Rusia yang dibekukan di negara-negara Barat.

    “Kanselir Federal mengumumkan inisiatif untuk memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan guna mendukung angkatan bersenjata Ukraina,” ujar Juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius, dikutip ANTARA dari RIA Novosti, Senin, 6 Oktober.

    Trump dan Merz juga membahas perkembangan situasi di Ukraina serta sepakat melanjutkan upaya bersama untuk mengakhiri konflik tersebut, katanya.

    Kedua pemimpin itu turut membahas kondisi di Jalur Gaza dan sepakat perundingan di Mesir harus menghasilkan kesepakatan cepat terkait pembebasan sandera, penghentian permusuhan, dan perlucutan senjata Hamas.

    Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, Uni Eropa dan negara-negara G7 membekukan hampir separuh cadangan devisa Rusia senilai sekitar 300 miliar euro. Lebih dari 200 miliar euro di antaranya disimpan di Uni Eropa, terutama di lembaga kliring Euroclear Belgia.

    Pada awal Oktober, Komisi Eropa melaporkan telah menyalurkan 14 miliar euro kepada Ukraina sejak Januari hingga September 2025 dengan menggunakan keuntungan dari dana beku bank sentral Rusia.

    Sebagai balasan, Rusia memberlakukan pembatasan terhadap aset investor asing dari negara-negara yang dianggap tidak bersahabat, yang kini ditempatkan di rekening khusus “C”. Aset tersebut hanya dapat dicairkan dengan izin komisi pemerintah.

    Kementerian Luar Negeri Rusia berulang kali menyebut pembekuan aset itu sebagai bentuk pencurian, seraya menegaskan bahwa Uni Eropa menargetkan dana negara maupun swasta Rusia.

    Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan Moskow akan membalas setiap penyitaan aset Rusia dan mempertimbangkan langkah menahan dana negara Barat yang berada di Rusia.

     

  • Eropa Dihantui Kekurangan Minyak dan Gas, Rusia Bakal Jadi Solusinya

    Eropa Dihantui Kekurangan Minyak dan Gas, Rusia Bakal Jadi Solusinya

    JAKARTA – Eropa tidak akan dapat sepenuhnya meninggalkan sumber daya energi dari Rusia. Akan ada waktunya negara-negara, terutama di kawasan Eropa Barat, melanjutkan kerja sama untuk mendapatkan suplai sumber daya alam Rusia.

    Hal itu dikatakan pakar energi sekaligus Wakil ketua S&P GlobaCommodity Insights, Dave Ernsberger, di sela-sela konferensi Forum Pasar Energi internasional, yang diadakan di Fujairah, Uni Emirat Arab, belum lama ini.

    “Saya pikir akan selalu ada minat alami terhadap minyak dan gas Rusia di Eropa Barat, minat yang didorong oleh pasar. Saya membayangkan akan ada saatnya aliran akan kembali, tetapi mungkin tidak pada tingkat sebelumnya, karena sebenarnya telah terjadi substitusi yang mungkin lebih permanen,” kata kepada Tass.

    Ernsberger memandang negara-negara Eropa berpotensi mengalami pasokan energi tersendat di masa mendatang dan akan menjatuhkan penawaran membeli minyak dan gas alam cair dengan harga yang melambung.

    Kerugian itu dapat diminimalisir jika membeli pasokan energi dari negara yang lebih dekat, yakni Rusia.

    “Sumber pasokan alternatif—bukan minyak dan gas Rusia—berasal dari AS, Timur Tengah, dari tempat yang jauh lebih jauh, dan tidak dikirim melalui pipa, melainkan dikirim melalui kapal tanker, dan secara umum, pasokan ini lebih mahal dan lebih mudah terputus,” ujarnya.

    Ernsberger yakin bahwa transisi bertahap Eropa dari suplai energi Rusia, tidak hanya didorong oleh pecahnya permusuhan di Ukraina, tetapi juga oleh pengakuan akan perlunya diversifikasi sumber pasokan setelah peristiwa tahun 2021.

    Pada tahun 2021, negara-negara Eropa diketahui menghadapi krisis di tengah rendahnya cadangan di fasilitas penyimpanan gas bawah tanah menyusul penarikan bahan bakar musim dingin serta kekurangan energi akibat penurunan produksi ladang angin.

  • Awas Perang Baru Amerika, Trump Tiba-Tiba Serang Kapal Negara Ini

    Awas Perang Baru Amerika, Trump Tiba-Tiba Serang Kapal Negara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela kembali memanas. Ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan AS telah menghantam sebuah kapal di lepas pantai Venezuela pada hari Sabtu.

    Berbicara di Naval Station Norfolk, Virginia, pada hari Minggu, Trump menyatakan bahwa setelah operasi maritim yang gencar, AS kini juga akan memfokuskan perhatiannya pada upaya penyelundupan narkoba yang terjadi di darat. “Mereka tidak datang lewat laut lagi, jadi sekarang kita harus mulai melihat ke darat karena mereka akan dipaksa pergi lewat darat,” ujar Trump dalam pidatonya di samping kapal induk Harry S. Truman, dikutip Senin (6/10/2025).

    Serangan pada hari Sabtu tersebut merupakan yang keempat kalinya dalam beberapa minggu terakhir dan dilaporkan menewaskan empat orang. Ini juga merupakan rentetan serangan aktif Trump terhadap kapal Venezuela, yang ditudingnya sebagai salah satu penyuplai obat-obat terlarang ke Negeri Paman Sam.

    Menanggapi pengumuman Trump, pemerintah Venezuela mengecam tindakan tersebut sebagai agresi AS. Presiden Nicolas Maduro merilis sebuah pesan video di mana ia menyatakan bahwa negaranya mengandalkan dukungan diplomatik.

    “Rakyat kami tidak pernah dan tidak akan pernah takut untuk mempertahankan hak mereka untuk hidup dan bebas,” kata Maduro, tanpa secara langsung merujuk pada komentar terbaru Trump. “Kami akan siap menghadapi skenario apa pun.”

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil, mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, yang memberikan “ekspresi penuh dukungan dan solidaritas” kepada Caracas. Gil juga menambahkan bahwa ia telah mengirim surat kepada Paus Fransiskus XIV untuk meminta dukungannya dalam “mengonsolidasikan perdamaian di Venezuela.”

    Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam sebuah wawancara dengan Fox News mengonfirmasi bahwa ia memiliki “setiap otorisasi yang diperlukan” untuk melakukan serangan di Karibia.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Petaka Blokir Trump Menggila, Amerika Makin Mirip China

    Petaka Blokir Trump Menggila, Amerika Makin Mirip China

    Jakarta, CNBC Indonesia – China selama ini dikenal sebagai negara yang ketat dalam peredaran aplikasi di negaranya. Pemerintahan Xi Jinping tak segan menyensor konten atau memblokir aplikasi yang dinilai tak sesuai standar.

    Tak heran jika banyak aplikasi populer buatan AS yang tak bisa beroperasi di China. Para pembuat aplikasi lokal juga harus ‘terbuka’ dengan pemerintah China.

    Hal ini yang menjadi keresahan AS, hingga meminta ByteDance asal China melakukan divestasi terhadap TikTok yang digunakan 170 juta warga AS. AS khawatir data warga AS bisa jatuh ke tangan pemerintah China via ByteDance.

    Kendati menentang prinsip-prinsip yang dilakukan China, belakangan AS sudah mulai mengikuti jejak negara kekuasaan Xi Jinping.

    Baru-baru ini, pemerintahan Donald Trump memerintahkan Apple untuk menghapus aplikasi-aplikasi terkait pelacakan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) dari App Store, dikutip dari Reuters, Senin (6/10/2025).

    Salah satunya adalah ICEBlock. Aplikasi tersebut memberikan peringatakan kepada pengguna terkait agen ICE yang ada di area mereka. Departemen Kehakiman AS (DoJ) mengatakan hal ini bisa meningkatkan risiko kekerasan terhadap agen ICE.

    Atas perintah Trump, Apple mengumumkan penghapusan aplikasi ICEBlock dan aplikasi pelacakan ICE serupa dari App Store pada Kamis (2/10) pekan lalu.

    Ini adalah insiden langka, di mana pemerintah federal mengintervensi raksasa teknologi untuk melakukan pemblokiran aplikasi. Google juga menghapus aplikasi serupa, namun dengan alasan pelanggaran kebijakan perusahaan.

    Google mengatakan tak ada arahan dari DoJ untuk melakukan aksi penghapusan aplikasi.

    Diketahui, ICE berperan penting dalam mewujudkan agenda imigrasi Trump. Agen-agennya secara rutin menggeledah dan menangkap para migran. Advokat HAM mengatakan kebebasan berpendapat dalam proses tersebut kerap dihiraukan.

    Reuters menuliskan bahwa tindakan Apple dapat meningkatkan pengawasan terhadap hubungan perusahaan teknologi yang makin erat dengan pemerintahan Trump.

    Banyak perusahaan, termasuk produsen iPhone, telah berusaha menghindari konflik dengan Gedung Putih yang tidak segan-segan mengeluarkan ancaman, terutama terkait tarif, terhadap perusahaan tertentu.

    “Berdasarkan informasi yang kami terima dari penegak hukum tentang risiko keamanan terkait dengan ICEBlock, kami telah menghapusnya dan aplikasi serupa dari App Store,” kata Apple dalam sebuah pernyataan melalui email.

    Fox Business pertama kali melaporkan penghapusan aplikasi tersebut oleh Apple pada Kamis (2/10) lalu. DoJ kemudian mengonfirmasi bahwa mereka telah menghubungi Apple untuk menarik aplikasi tersebut dan perusahaan telah mematuhinya.

    Google mengatakan kebijakannya melarang aplikasi dengan risiko penyalahgunaan yang tinggi. ICEBlock tidak pernah tersedia di Google Play Store.

    “ICEBlock dirancang untuk menempatkan agen ICE dalam risiko hanya karena melakukan pekerjaan mereka, dan kekerasan terhadap penegak hukum adalah garis merah yang tidak dapat ditoleransi dan tidak boleh dilanggar,” kata Jaksa Agung AS Pam Bondi dalam sebuah pernyataan.

    Joshua Aaron, pencipta ICEBlock yang berbasis di Texas, membantah karakterisasi tersebut dan mengkritik keputusan Apple.

    “Saya sangat kecewa dengan tindakan Apple. Menyerah pada rezim otoriter bukanlah langkah yang tepat,” ujar Aaron kepada Reuters.

    Kini, bahkan meluncurkan situs web pun kemungkinan akan berujung pada penghapusan, ujarnya, seraya menambahkan bahwa tim hukumnya akan memutuskan langkah selanjutnya.

    Bondi sebelumnya berargumen bahwa Aaron tidak dilindungi oleh konstitusi. Ia mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menuntutnya, serta memperingatkan Aaron untuk berhati-hati.

    Pengawasan sipil terhadap agen imigrasi federal makin ketat sejak Trump kembali menjabat. Para aktivis mengatakan tujuan mereka melakukan inisiatif-inisiatif independen adalah melindungi komunitas mereka dari penegakan hukum ICE yang agresif.

    Di kota-kota seperti Washington, penduduk juga mengandalkan obrolan terenkripsi untuk berbagi informasi terbaru tentang penegakan hukum.

    Enam pakar hukum mengatakan kepada Reuters bahwa pengawasan terhadap ICE sebagian besar dilindungi oleh Konstitusi AS, selama para aktivis tidak mengganggu pekerjaan tersebut. Pengadilan telah lama menyatakan bahwa merekam aktivitas penegakan hukum di area publik adalah sah.

    Sejak Trump menjabat, ICE telah menggerebek beberapa fasilitas yang menampung imigran ilegal, dan meningkatkan penegakan hukum dengan pendanaan baru sebesar US$75 miliar hingga tahun 2029 untuk ICE.

    Badan tersebut juga telah menangkap pemegang visa dan penduduk tetap AS yang menjadi target pemerintahan Trump atas advokasi pro-Palestina.

    Apple menghapus lebih dari 1.700 aplikasi dari App Store pada tahun 2024 sebagai tanggapan atas tuntutan pemerintah. Sebagian besar, yakni lebih dari 1.300, berasal dari China. Selanjutnya diikuti oleh Rusia dengan 171 aplikasi dan Korea Selatan dengan 79 aplikasi.

    Selama tiga tahun terakhir, AS tidak muncul sebagai salah satu negara tempat aplikasi dihapus karena tuntutan pemerintah, menurut laporan transparansi aplikasi perusahaan. Namun, sejak Trump menjadi Presiden, praktik ini seakan dinormalisasi.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kunjungi Kapal Perang Korut, Kim Jong Un Akan Hukum Provokasi Musuh

    Kunjungi Kapal Perang Korut, Kim Jong Un Akan Hukum Provokasi Musuh

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengunjungi salah satu kapal perang negaranya baru-baru ini. Dalam kunjungan itu, Kim Jong Un mengatakan bahwa kapal penghancur seberat 5.000 ton itu seharusnya “menghukum provokasi musuh”.

    Kapal perang yang dikunjungi Kim Jong Un itu adalah kapal perang Choe Hyon, yang merupakan salah satu dari dua kapal penghancur berbobot 5.000 ton yang dimiliki Korut. Kedua kapal perang itu diluncurkan Pyongyang pada tahun ini seiring upaya Kim Jong Un untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Laut negaranya.

    Laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut kunjungan Kim Jong Un ke kapal perang Choe Hyon itu dilakukan pada Minggu (5/10) waktu setempat.

    Menurut KCNA, seperti dilansir AFP, Senin (6/10/2025), Kim Jong Un dalam kunjungannya mengatakan bahwa kapal perang tersebut “merupakan demonstrasi yang jelas untuk perkembangan … angkatan bersenjata (Korut)”.

    “Kemampuan angkatan laut kita yang luar biasa harus dikerahkan di lautan luas untuk sepenuhnya mencegah atau melawan dan menghukum provokasi musuh demi kedaulatan negara,” tegas Kim Jong Un dalam pernyataannya saat kunjungan tersebut.

    Kim Jong Un telah berjanji untuk membangun kapal penghancur ketiga dari kelas yang sama pada Oktober tahun depan.

    Militer Korea Selatan (Korsel) menyebut kapal perang Choe Hyon kemungkinan dikembangkan dengan bantuan Rusia, yang menjadi bagian dari imbalan pengerahan ribuan pasukan Korut untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina.

    Foto-foto yang dirilis KCNA menunjukkan Kim Jong Un tampak mengawasi ruang kendali di dalam kapal dengan monitor menampilkan lautan di sekitar Semenanjung Korea.

    Salah satu foto lainnya menunjukkan sang pemimpin Korut sedang menunjuk ke peta yang diburamkan di depan para jenderal militer.

    Kunjungan Kim Jong Un itu dilakukan sehari setelah dia mengumumkan pengerahan “aset-aset khusus ke target-target utama” sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai peningkatan pengerahan senjata Amerika Serikat (AS) di wilayah Korsel, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Dalam pernyataan pada Sabtu (4/10), Kim Jong Un menegaskan bahwa musuh-musuh Korut “harus memikirkan arah pergerakan lingkungan keamanan mereka”.

    AS menempatkan sekitar 28.500 tentaranya di Korsel untuk menangkal ancaman militer dari Korut yang bersenjata nuklir. Bulan lalu, militer AS dan Korsel baru saja menggelar latihan gabungan dengan Jepang.

    Pyongyang secara rutin mengecam latihan militer gabungan semacam itu sebagai latihan untuk menginvasi wilayahnya. Sementara AS dan Korsel bersikeras menyebut latihan tersebut bersifat defensif.

    Tonton juga video “Kim Jong Un Beri Penghargaan ke Tentara yang Bantu Rusia Lawan Ukraina” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)