Negara: Rusia

  • Serangan Membabi Buta di Moskow hingga Jatuh Puluhan Korban Jiwa

    Serangan Membabi Buta di Moskow hingga Jatuh Puluhan Korban Jiwa

    Jakarta

    Aksi serangan teror bersenjata secara massal terjadi di sebuah gedung konser di pinggiran kota Moskow, Rusia. Aksi teror yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS tersebut mengakibatkan hingga seratusan orang tewas dan luka-luka.

    Penyerangan yang menargetkan pertemuan besar di pinggiran ibu kota Rusia tersebut terjadi pada Jumat (22/3/2024) waktu setempat. Pelaku merupakan sekelompok orang berseragam kamuflase dan bersenjata. Berikut sederet fakta yang diketahui:

    Kronologi Penembakan Massal

    Dilansir BBC, lebih dari 6.000 orang Rusia berbondong-bondong ke kompleks ritel dan konser di Balai Kota Crocus untuk menonton konser grup rock Picnic. Kemudian orang-orang bersenjata menyerbu masuk ke lobi dan kemudian ke teater itu.

    Seorang saksi mata mengatakan penyerangan terjadi beberapa menit sebelum band tersebut dijadwalkan tampil di panggung. Seorang penjaga keamanan menuturkan para penyerang bersenjata lengkap menyerbu ke dalam serambi sambil menembakkan peluru ketika dia dan rekan-rekannya sedang bekerja di pintu masuk pusat.

    Kemudian terjadi kebakaran tampaknya yang bermula ketika para penyerang melemparkan bom molotov. Api dan kepulan asap membumbung ke langit kemudian fasad aula terbakar. Kaca di dua lantai teratas gedung itu juga pecah.

    Aksi Diklaim Dilakukan oleh ISIS

    Kelompok ISIS mengaku sebagai dalang dari serangan tersebut. “Para petempur ISIS menyerang sebuah pertemuan besar di pinggiran ibu kota Rusia,” kata ISIS dalam sebuah pernyataan di Telegram dilansir AFP, Sabtu (23/3/2024).

    ISIS mengklaim serangan tersebut dijalankan secara sukses. ISIS mengatakan para pelaku penyerangan kini telah mundur ke markas mereka dengan selamat. Pihak berwenang mengatakan penyelidikan “teroris” telah dimulai.

    Belasan orang ditangkap terkait serangan horor di Moskow (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)

    Otoritas Rusia menyebutnya sebagai “serangan teroris”, namun belum mengomentari klaim ISIS tersebut. Otoritas Rusia telah menangkap 11 orang, termasuk empat penyerang, yang terlibat dalam serangan tersebut. Serangan ini merupakan serangan paling mematikan di Moskow selama setidaknya satu dekade.

    Puluhan jiwa tewas akibat serangan teroris.

    Seratusan Korban Tewas dan Luka

    Menurut laporan terkini yang dilansir kantor berita AFP, korban jiwa dalam serangan ke sebuah gedung konser di Krasnogorsk, utara Moskow, Rusia telah bertambah menjadi 93 orang. Bahkan jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah.

    “Saat ini, diketahui 93 orang tewas. Jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah,” kata Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan-kejahatan besar, dalam pernyataan yang dipublikasikan di Telegram, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu (23/3/2024).

    Dikatakan bahwa banyak orang meninggal karena luka tembak dan menghirup asap setelah kebakaran melalap gedung berkapasitas 6.000 tempat duduk itu.

    Komentar Pemerintah Rusia-Ukraina

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan serangan tersebut merupakan “serangan teroris berdarah”. “Seluruh komunitas internasional harus mengutuk kejahatan keji ini,” katanya melalui Telegram.

    Pihak Gedung Putih juga telah buka suara terkait penembakan massal yang terjadi di Moskow, Rusia. Amerika Serikat menilai tidak ada tanda-tanda jika peristiwa tersebut berkaitan dengan konflik di Ukraina.

    “Saat ini tidak ada indikasi bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat dalam penembakan tersebut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan di Washington.

    Pemerintah Ukraina dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu. “Terlepas dari segalanya, bagi Ukraina segalanya akan diputuskan di medan perang,” kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak melalui Telegram.

    Juru bicara intelijen militer Ukraina, Andriy Yusov, menyatakan serangan itu adalah “tindakan provokasi yang disengaja oleh dinas khusus Putin”, tanpa memberikan bukti apa pun.

    AS Telah Ingatkan Rusia soal Aksi Teror

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengingatkan otoritas Rusia pada awal Maret lalu mengenai kemungkinan serangan teroris yang menargetkan “pertemuan besar” di Moskow, Rusia. Hal ini disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson.

    “Awal bulan ini, pemerintah AS mendapat informasi tentang rencana serangan teroris di Moskow – yang berpotensi menargetkan pertemuan besar, termasuk konser” dan Washington “membagikan informasi ini kepada otoritas Rusia,” kata Watson, dilansir AFP, Sabtu (23/3).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Giliran Veto Rusia-China Sebab AS yang Usul Gencatan di Gaza

    Giliran Veto Rusia-China Sebab AS yang Usul Gencatan di Gaza

    Jakarta

    Rusia dan China menggunakan hak veto terkait rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang disponsori Amerika Serikat (AS) mengenai gencatan senjata di Gaza, Palestina. Alasannya, karena AS dinilai memberikan ‘tontonan munafik’ terkait gencatan senjata.

    DK PBB menggelar rapat pada Jumat (22/3) lalu membahas resolusi gencatan senjata di Gaza yang diusulkan Amerika Serikat (AS). 11 dari 15 anggota DK PBB menyetujui resolusi.

    Namun, veto dari Rusia dan China menghentikan pengesahan resolusi tersebut.

    “Mayoritas anggota dewan mendukung resolusi ini, namun sayangnya Rusia dan Tiongkok memutuskan untuk menggunakan hak vetonya,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield kepada Dewan Keamanan dilansir Reuters, Sabtu (23/3/2024).

    Amerika Sebut Rusia-China Sinis

    Terkait penggunaan hak veto itu, Amerika menilai Rusia dan China menggunakan hak vetonya karena alasan sinis. Linda mengatakan Rusia dan China menentang resolusi tersebut karena itu diajukan oleh Amerika Serikat.

    Amerika juga menyindir sikap pasif Rusia dan China selama perang berkecamuk di Gaza.

    “Terlepas dari semua retorika yang berapi-api, kita semua tahu bahwa Rusia dan Tiongkok tidak melakukan apa pun secara diplomatis untuk memajukan perdamaian abadi atau memberikan kontribusi yang berarti terhadap upaya tanggap kemanusiaan,” kata Linda Thomas kepada dewan setelah pemungutan suara.

    Alasan Rusia Veto

    Rusia pun buka suara melalui Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia. Nebenzia mengatakan keputusan itu diambil usai Rusia menilai resolusi yang diajukan Amerika berbau politis.

    Menurut Nebenzia, AS tidak melakukan apa pun untuk mengendalikan Israel. Dia mengejek Washington karena berbicara tentang gencatan senjata setelah “Gaza hampir terhapus dari muka bumi.”

    “Kita telah menyaksikan tontonan munafik yang khas,” cetusnya.

    “Produk Amerika ini sangat dipolitisasi, dengan satu-satunya tujuan untuk mempermainkan para pemilih dan memberikan mereka umpan dalam bentuk semacam penyebutan gencatan senjata di Gaza,” imbuh Nebenzia.

    Resolusi tersebut, katanya, akan “menjamin impunitas Israel, yang kejahatannya bahkan tidak dibahas dalam rancangan tersebut.”

    Rusia menilai resolusi gencatan senjata di Gaza yang diajukan Amerika hanya akan membuka jalan bagi Israel untuk melakukan serangan ke daerah Rafah. Dia mengatakan resolusi usulan AS ini hanya membuat penduduk Gaza hancur.

    “Ini akan membebaskan tangan Israel dan mengakibatkan seluruh Gaza dan seluruh penduduknya harus menghadapi kehancuran, kehancuran, atau pengusiran,” kata Nebenzia dalam pertemuan tersebut.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan bekerja sama dengan Yordania dan Uni Emirat Arab dalam mengajukan resolusi gencatan senjata. Macron mengatakan pihaknya juga berusaha untuk membujuk Rusia dan Tiongkok agar mendukung resolusi alternatif lain di PBB untuk gencatan senjata di Gaza.

    Lantas, apa alasan China?

    Lebih lanjut, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan usulan AS tersebut jauh dari harapan anggota dewan dan komunitas internasional. Menurutnya, AS tidak serius dalam melakukan gencatan senjata di Gaza.

    “Jika AS serius mengenai gencatan senjata, AS tidak akan berulang kali memveto beberapa resolusi dewan,” katanya. “Mereka tidak akan mengambil jalan memutar seperti itu dan memainkan permainan kata-kata sambil bersikap ambigu dan mengelak pada isu-isu kritis,” imbuhnya.

    Diketahui, AS telah memveto tiga resolusi yang menuntut gencatan senjata, yang terbaru adalah resolusi yang didukung Arab dan didukung oleh 13 anggota dewan dengan satu abstain pada 20 Februari.

    Dalam voting DK PBB ini, dilansir Al Arabiya dan AFP, Rusia dan China selaku anggota tetap, menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan rancangan resolusi usulan AS tersebut. Aljazair juga memberikan suara menolak dan Guyana abstain. Sebelas anggota Dewan Keamanan lainnya memberikan suara mendukung, termasuk anggota tetap Prancis dan Inggris.

    Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel yang telah memveto seruan gencatan senjata sebelumnya, mengajukan resolusi yang untuk pertama kalinya akan mendukung “pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan” dan mengutuk serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Angin Kencang, 5 Rumah Warga Jember Rusak

    Angin Kencang, 5 Rumah Warga Jember Rusak

    Jember (beritajatim.com) – Tidak ada gempa bumi di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Namun angin kencang yang bertiup mengiringi hujan berintensitas sedang merusak sejumlah rumah warga di Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono, Jumat (22/3/2024).

    “Beberapa pohon tumbang yang tumbang mengenai rumah warga serta menutup akses jalan desa,” kata Camat Sukowono Sujono dalam laporannya.

    Lima rumah tercatat mengalami kerusakan di Jalan Imam Sukarto RT/02 RW/10. Rumah milik Pak Qoit (42) yang dihuni empat orang mengalami kerusakan berat. Rumah milik Bu Rusia rusak ringan tertimpa pohon manting berdiameter kurang lebih 75 centimeter.

    Kerusakan juga terjadi di rumah Pak Mulyadi yang kosong karena hendak dijual. Kerusakan ringan lainnya menimpa rumah milik Snima Binti Dul (71), Noviyanto (36), dan Saadah (65).

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember telah turun tangan memberikan bantuan. “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhati – hati terhadap hujan yang di sertai angin kencang,” kata Sujono.

    Sujono juga mengimbau kepada desa untuk melakukan perempesan pohon milik warga yang dianggap membahayakan dan berpotensi roboh bila ada angin kencang. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan menggerakkan organisasi Desa Tanggap Bencana (Destana). [wir]

  • Raja Salman-MBS Beri Ucapan Selamat ke Putin yang Menangi Pilpres Rusia

    Raja Salman-MBS Beri Ucapan Selamat ke Putin yang Menangi Pilpres Rusia

    Riyadh

    Kerajaan Arab Saudi mengucapkan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemenangan telak dalam pilpres yang digelar selama tiga hari pada akhir pekan lalu. Ucapan selamat itu disampaikan oleh Raja Salman bin Abdulaziz al Saud dan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

    Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (21/3/2024), MBS bahkan membahas “hubungan kuat” antara Riyadh dan Moskow dalam percakapan telepon dengan Putin.

    Laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) pada Senin (18/3) waktu setempat menyebut Raja Salman dan MBS mengirimkan pesan via kabel diplomatik untuk mengucapkan selamat kepada Putin.

    MBS juga mengucapkan selamat kepada Putin melalui panggilan telepon.

    Percakapan telepon antara MBS dan Putin itu, menurut laporan SPA, “menyoroti hubungan kuat antara kedua negara dan menjajaki jalan untuk kerja sama lebih lanjut”.

    Data resmi pilpres Rusia, seperti dilaporkan kantor berita RIA, menunjukkan Putin berhasil memperoleh 87,33 persen suara dalam pilpres yang berlangsung selama tiga hari, yakni antara 15 Maret hingga 17 Maret, di berbagai wilayah Rusia.

    Angka itu mencetak rekor untuk kemenangan dengan perolehan suara tertinggi dalam pilpres di negara tersebut, dengan tidak adanya persaingan yang nyata.

    Kemenangan itu juga menandai masa jabatan atau periode kelima Putin sebagai Presiden Rusia.

    Rusia merupakan mitra strategis jangka panjang bagi Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya, dan merupakan anggota kelompok negara-negara penghasil minyak OPEC+, di mana beberapa negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menjadi bagiannya.

    Pada Desember tahun lalu, Putin mengunjungi Saudi dan bertemu dengan MBS.

    Selain dari Saudi, ucapan selamat dan harapan terbaik untuk Putin juga disampaikan oleh negara-negara Teluk seperti Qatar, Kuwait, Uni Emirat Eropa, Bahrain, Oman, Iran dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia

    Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang telah merangkum laporan utama dari sejumlah negara dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 18 Maret 2023 kami awali dari perkembangan terkini pemilu di Rusia.

    Vladimir Putin jadi presiden Rusia lagi

    Vladimir Putin memenangkan pemilihan presiden Rusia dengan merebut 87,97 persen suara, menurut hasil awal dari komisi pemilihan umum di Rusia.

    Putin, yang sudah menjabat sebagai perdana menteri atau presiden sejak tahun 1999, merupakan salah satu dari empat kandidat yang tercantum dalam surat suara.

    Meninggalnya Alexei Navalny di penjara menjadi salah satu pukulan Putin menjelang pemilu, karena salah satu tokoh oposisi yang sering mengkritik Putin.

    Banyak pengamat internasional menggambarkan pemilu di Rusia sebagai pemilu palsu, dengan alasan hasilnya sudah dimanipulasi, sementara media pemerintah hanya menyebarkan propaganda mendukung Putin, dan tokoh-tokoh oposisi yang paling terkenal dilarang mencalonkan diri.

    Israel akan serang kota Rafah

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk terus melancarkan serangan terhadap kota Rafah.

    Ia menentang kritik yang semakin banyak disampaikan sekutu utamanya, termasuk Amerika Serikat, soal sikap kepemimpinannya di tengah perang di Gaza.

    Dalam beberapa hari terakhir, Chuck Schumer, pejabat tertinggi Yahudi di Amerika Serikat, meminta Israel mengadakan pemilu baru meski ia mendukung Israel.

    Tapi PM Netanyahu mengatakan kepada Fox News kalau Israel tidak pernah menyerukan pemilihan umum baru di Amerika setelah serangan 11 September 2001, dan mengatakan komentar Chuck adalah hal yang tidak pantas.

    Uber akan bayar AU$272 juta karena gugatan ‘class action’

    Uber sudah setuju untuk membayar kompensasi sebesar AU$272 juta kepada para pengemudi taksi dan mobil sewaan di Australia atas hilangnya pendapatan mereka dan nilai lisensi.

    Kompensasi ini yang yang terbesar kelima dalam sejarah Australia dan salah satu gugatan kelompok atau ‘class action’ paling sukses terhadap perusahaan Uber, menurut pernyataan pengacara di balik kasus tersebut, Senin pagi.

    Michael Donelly, pengacara dari Maurice Blackburn, mengatakan sebelum penyelesaian tercapai ada pertarungan hukum selama lima tahun saat Uber “berjuang mati-matian di setiap titik sepanjang prosesnya”.

    Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada ABC, Uber mengatakan peraturan ridesharing “belum ada di mana pun di dunia, apalagi di Australia”, ketika perusahaan tersebut pertama kali berdiri.

    “Hari ini berbeda, dan Uber kini diatur di setiap negara bagian di seluruh Australia, dan pemerintah mengakui kami sebagai bagian penting dari sebaran transportasi negara ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

    Foto sampah laut meraih penghargaan bergengsi

    Penyelenggara British Wildlife Photography Awards mengumumkan pemenang kompetisi foto tahun ini.

    Pemenang utamanya adalah foto dengan judul Ocean Drifter, gambar bola sepak yang mengapung di air dengan puluhan hewan Gooseneck barnacle di bawahnya.

    Foto ini diambil oleh Ryan Stalker, yang mengatakan di atas permukaan air yang terlihatnya hanya bola.

    “Tetapi di bawah permukaan air ada koloni makhluk hidup.”

    Anda bisa melihat foto-foto lainnya dalam liputan berikut ini.

  • Menang Telak di Pilpres Rusia, Putin Ejek Sistem Politik AS

    Menang Telak di Pilpres Rusia, Putin Ejek Sistem Politik AS

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menang telak dalam pilpres yang berlangsung selama tiga hari hingga Minggu (17/3) kemarin. Kemenangan Putin dalam mengalahkan tiga kandidat lainnya ini, akan memperkuat cengkeraman atas kekuasaan yang dipegangnya selama beberapa dekade terakhir.

    Ketika ditanya oleh media Amerika Serikat (AS) mengenai kemenangannya tersebut, Putin melontarkan kritikan terhadap sistem politik AS.

    Dalam pidato kemenangannya, seperti dilansir Reuters, Senin (18/3/2024), Putin menyebut kemenangannya dalam pilpres menunjukkan bahwa Rusia sudah benar dalam menentang Barat dan mengirimkan pasukan ke Ukraina.

    Putin juga mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dirinya akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang dia sebut sebagai “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina dan akan memperkuat militer Rusia.

    “Kita mempunyai banyak tugas ke depan. Namun ketika kita melakukan konsolidasi — tidak peduli siapa yang ingin mengintimidasi kita, menindas kita — tidak ada seorang pun yang pernah berhasil dalam sejarah, mereka belum berhasil saat ini, dan mereka tidak akan pernah berhasil di masa depan,” tegas Putin.

    Para pendukung kemudian meneriakkan “Putin, Putin, Putin” ketika dia muncul di panggung, dan berteriak “Rusia, Rusia, Rusia” setelah dia menyelesaikan pidato kemenangannya pada Minggu (17/3) waktu setempat.

    Menurut exit poll yang dilakukan lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM), Putin meraup 87, 8 persen suara dalam pilpres tahun ini. Angka tersebut mencetak rekor sebagai hasil tertinggi dalam pilpres Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet.

    Tingkat partisipasi pemilih secara nasional, menurut para pejabat otoritas pemilu Rusia, mencapai 74,22 persen ketika pemungutan suara diakhiri pada Minggu (17/3) waktu setempat. Angka itu melampaui angka tahun 2018 ketika tingkat partisipasi mencapai 67,5 persen.

    Lihat juga Video: Putin Jawab Macron soal Permintaan Gencatan Senjata Selama Olimpiade Paris

    Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris, dan beberapa negara lainnya menuduh pemungutan suara dalam pilpres Rusia tidak bebas dan tidak adil karena adanya pemenjaraan terhadap lawan politik dan pemberlakuan sensor yang ketat.

    Kandidat capres dari Partai Komunis Federasi Rusia (CPRF) Nikolai Kharitonov menempati peringkat kedua dengan perolehan suara di bawah 4 persen. Sedangkan capres Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru menempati peringkat ketiga, dan capres Leonid Slutsky dai Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR) ada di peringkat empat.

    Dengan hasil itu berarti Putin, yang kini berusia 71 tahun, akan kembali menjabat selama enam tahun ke depan sebagai Presiden Rusia. Hal tersebut akan membuatnya menggeser Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun terakhir, jika dia menyelesaikan masa jabatannya.

    Sementara itu, saat ditanya oleh jaringan televisi AS, NBC, soal apakah terpilihnya kembali dirinya sebagai presiden Rusia sudah demokratis, Putin melontarkan kritikan terhadap sistem politik dan peradilan AS.

    “Seluruh dunia menertawakan apa yang terjadi (di Amerika Serikat). Ini sebuah bencana, bukan demokrasi,” sebutnya.

    “… Apakah demokratis jika menggunakan sumber daya administratif untuk menyerang salah satu calon Presiden Amerika Serikat, antara lain dengan menggunakan sistem peradilan?” tanya Putin, merujuk pada empat kasus kriminal yang menjerat capres Partai Republik Donald Trump yang menjadi rival Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat dalam pilpres AS pada November mendatang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hasil Penghitungan Suara Sementara Pemilu Rusia: Putin Menang Telak 87,8%

    Hasil Penghitungan Suara Sementara Pemilu Rusia: Putin Menang Telak 87,8%

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menang telak dalam hasil penghitungan suara sementara kontestasi pemilu Rusia. Putin meraih 87,8% suara, hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet.

    Dilansir Reuters, Senin (18/3/2024), Putin meraih rekor kemenangan telak pasca-Soviet dalam pemilu Rusia pada Minggu (17/3) waktu setempat. Itu memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan dalam kemenangan yang menunjukkan bahwa Moskow benar dalam melawan Barat.

    Putin, mantan letnan kolonel KGB yang pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1999, menegaskan hasil pemilu tersebut harus memberikan pesan kepada Barat bahwa para pemimpinnya harus memperhitungkan keberanian Rusia. Hal itu baik dalam perang atau damai.

    Putin berarti akan memulai masa jabatan enam tahun baru yang akan membuatnya menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun. Putin meraih 87,8% suara, hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM).

    Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) menempatkan Putin pada 87%. Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa jajak pendapat tersebut akurat. Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara-negara lain mengatakan pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil karena pemenjaraan lawan politik dan sensor.

    Kandidat komunis Nikolai Kharitonov menempati posisi kedua dengan hanya di bawah 4%, pendatang baru Vladislav Davankov di posisi ketiga, dan ultra-nasionalis Leonid Slutsky di posisi keempat.

    Putin mengatakan kepada para pendukungnya dalam pidato kemenangan di Moskow bahwa ia akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang ia sebut sebagai ‘operasi militer khusus’ Rusia di Ukraina. Putin mengatakan akan memperkuat militer Rusia.

    Pendukungnya meneriakkan ‘Putin, Putin, Putin’ ketika dia muncul di panggung dan ‘Rusia, Rusia, Rusia’ setelah dia menyampaikan pidato penerimaannya.

    Putin menganggap pemilu Rusia berlangsung demokratis. Putin mengatakan protes yang yang dilancarkan oposisi Navalny terhadap dirinya tidak berdampak pada hasil pemilu.

    Dalam komentar pertamanya mengenai kematian Navalny, Putin mengatakan meninggalnya Navalny merupakan ‘peristiwa menyedihkan’ dan menegaskan bahwa dia siap melakukan pertukaran tahanan yang melibatkan politisi oposisi tersebut.

    Lihat juga Video: Putin Jawab Macron soal Permintaan Gencatan Senjata Selama Olimpiade Paris

    (whn/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas Saling Serang Jelang Pilpres Biden Vs Trump Jilid II

    Panas Saling Serang Jelang Pilpres Biden Vs Trump Jilid II

    Washington DC

    Suasana menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) antara Joe Biden versus Donald Trump jilid II mulai memanas. Biden dan Trump saling melontarkan pernyataan yang menyindir bahkan mengolok-olok lawan mereka.

    Joe Biden merupakan Presiden AS petahana. Pria berusia 81 tahun itu bakal menjadi capres dari Partai Demokrat untuk Pilpres AS yang digelar November 2024 mendatang.

    Sementara, Donald Trump merupakan Presiden ke-45 AS. Trump bakal menjadi capres AS dari Partai Republik.

    Jika tak ada perubahan, maka Pilpres AS 2024 akan menjadi pertarungan kedua Biden versus Trump. Pada Pilpres AS 2020, Biden menang melawan Trump yang kala itu berstatus petahana.

    Kini jelang Pilpres AS 2024, kedua tokoh tersebut mulai saling serang. Berikut saling serang Trump dan Biden jelang Pilpres AS:

    Trump Sebut Demokrasi AS Bisa Berakhir Kalau Dirinya Kalah

    Donald Trump mengatakan jika dia tidak memenangkan pemilihan presiden bulan November ini berarti demokrasi AS bisa berakhir. Dia menyebut mungkin tak ada lagi Pemilu di AS jika dirinya kalah.

    Dilansir Reuters, Minggu (17/3/2024), kandidat presiden dari Partai Republik ini menyampaikan hal itu saat berbicara kepada para pendukungnya di Ohio. Dia melontarkan klaim tersebut setelah mengulangi pernyataannya yang tidak berdasar bahwa kekalahannya dalam pemilu tahun 2020 dari Biden adalah akibat kecurangan.

    “Jika kita tidak memenangkan pemilu kali ini, saya rasa tidak akan ada pemilu lagi di negara ini,” kata Trump.

    Jajak pendapat Reuters/Ipsos pekan lalu menunjukkan Biden dan Trump memiliki statistik yang sama dengan pemilih terdaftar. Trump membuka pidatonya di Dayton dengan penghormatan kepada para pendukungnya yang saat ini dipenjara karena melakukan kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.

    Trump memberi hormat dan menyebut mereka ‘patriot’ dan ‘sandera’. Trump belakangan semakin sering menggunakan retorika distopia atau khayalan tentang hal sangat buruk dalam pidato kampanyenya.

    “Jika saya tidak terpilih, ini akan menjadi pertumpahan darah bagi seluruh negeri,” kata Trump di tengah tengah-tengah pidatonya tentang penerapan tarif pada mobil impor dan persaingan asing dalam industri otomotif AS.

    Ketika ditanya apa yang dimaksud Trump, tim kampanyenya merujuk pada sebuah postingan di platform media sosial X yang ditulis oleh seorang jurnalis New York Times, yang mengatakan bahwa komentar ‘pertumpahan darah’ Trump muncul di tengah diskusi mengenai industri otomotif dan perekonomian AS.

    Trump juga mengajak warga kulit hitam dan Hispanik untuk mendukungnya. Trump telah mempersempit kesenjangan dengan Biden dalam jajak pendapat dengan pemilih non-kulit putih. Sebagai informasi, pemilih non-kulit putih merupakan bagian inti dari koalisi kemenangan Biden ketika mengalahkan Trump pada 2020.

    Trump mengutip tema utama kampanyenya, yaitu terlalu banyak imigran ilegal yang melintasi perbatasan AS-Meksiko sejak Biden menjabat.

    “Tidak ada yang lebih dirugikan oleh invasi migran Joe Biden selain komunitas besar Afrika-Amerika dan Hispanik,” kata Trump yang tak mengutip bukti apa pun bahwa imigran gelap telah mengambil pekerjaan warga kulit hitam dan Hispanik di Amerika.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Biden Olok-olok Trump

    Sementara itu, Biden mengolok-olok Trump dengan menyebut Trump sebagai orang yang tak sehat mental. Dilansir AFP, Minggu (17/3), hal itu disampaikan Biden dalam jamuan makan malam media tahunan pada Sabtu (16/3) waktu setempat.

    Biden awalnya menyebut Pilpres AS akan diikuti dua kandidat. Satu kandidat adalah dirinya dan satu kandidat lain adalah orang yang terlalu tua serta tak sehat mental.

    “Seorang kandidat terlalu tua dan tidak sehat secara mental untuk menjadi presiden,” kata politisi Partai Demokrat berusia 81 tahun itu di Gridiron Club di Washington.

    “Orang yang satu lagi adalah aku,” sambungnya.

    Biden saat ini tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat dan menghadapi kekhawatiran para pemilih mengenai usianya, yang telah dia coba atasi dengan menyoroti kesalahan verbal Trump yang berusia 77 tahun. Dalam sambutannya, Biden mengecam anggota Partai Republik di Kongres yang telah meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap urusan bisnis putranya.

    Dia mengatakan mereka ‘lebih memilih gagal dalam pemakzulan daripada berhasil dalam hal lain’. Dia juga mengatakan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, yang duduk di meja utama bersama Biden pada malam Hari St Patrick, ‘melihat ke Kongres dan dia meminta Guinness yang lain’.

    Varadkar dan Biden sama-sama mendorong dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat agar Partai Republik di Kongres berhenti memblokir bantuan militer bagi Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Biden kemudian kembali mengolok-olok Trump.

    Dia mengatakan kampanye pemilu Partai Demokrat akan menunjukkan bagaimana mereka membangun kembali perekonomian AS setelah pandemi COVID-19 ‘tanpa mendorong masyarakat Amerika untuk menyuntikkan pemutih’. Ejekannya itu merujuk pada insiden ketika Trump, sebagai Presiden AS saat itu, bertanya kepada penasihat medis terkemuka apakah korban virus Corona dapat disuntik dengan disinfektan untuk menyembuhkan mereka.

    “Begini, saya berharap ini hanya lelucon, tapi sebenarnya tidak,” ujar Biden.

    “Demokrasi dan kebebasan benar-benar sedang diserang. Putin sedang melakukan gerakan di Eropa. Pendahulu saya tunduk padanya dan berkata, ‘Lakukan apa pun yang Anda inginkan’,” ujarnya.

    “Kami tidak akan sujud, mereka tidak akan sujud, dan saya tidak akan sujud,” sambungnya.

    Biden menambahkan bahwa klaim palsu Trump bahwa dia memenangkan pemilu tahun 2020 dan penyerangan Capitol pada 6 Januari 2021 oleh perusuh pro-Trump menunjukkan adanya ‘racun yang mengalir melalui pembuluh darah demokrasi kita’. Dia mendukung jurnalis yang berulang kali diserang Trump.

    “Anda bukan musuh rakyat. Anda adalah pilar masyarakat bebas mana pun,” ujar Biden.

    Dalam penampilannya sendiri di Gridiron Club enam tahun lalu, Trump bertukar komentar lucu dengan korps pers Washington dan juga bercanda tentang Korea Utara dan gaya kepemimpinannya sendiri. Makan malam di Gridiron diadakan secara tertutup dan tidak boleh berfoto. Para elit Washington hadir untuk bersantai di malam penuh humor yang mencela diri sendiri termasuk para anggota yang berkostum membawakan sebuah lagu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina Minta Warga di Wilayah Dicaplok Rusia Abaikan ‘Pemilu Semu’ Putin

    Ukraina Minta Warga di Wilayah Dicaplok Rusia Abaikan ‘Pemilu Semu’ Putin

    Kyiv

    Pemerintah Ukraina meminta warganya yang tinggal di wilayah-wilayah yang dicaplok Rusia untuk mengabaikan apa yang mereka sebut ‘Pemilu semu’. Ukraina menyebut Pemilu itu hanya jalan untuk Vladimir Putin kembali menjabat sebagai Presiden Rusia selama 6 tahun lagi.

    Dilansir CNN, Minggu (17/3/2024), Kyiv dan sekutunya menuding pemungutan suara tersebut merupakan upaya lebih lanjut oleh Rusia untuk memberikan kesan legitimasi atas kendalinya di wilayah Ukraina yang dicaplok selama invasi.

    “Warga Ukraina harus menghindari partisipasi dalam lelucon ini dengan segala cara,” kata Menteri Pemerintahan Ukraina Iryna Vereshchuk.

    Dia mengatakan warga Ukraina tidak boleh membantu mengatur pemungutan suara, berkampanye, memberikan suara atau bertindak sebagai pemantau pemilu. Dia memperingatkan bahwa mereka yang melakukan hal tersebut dengan sukarela melanggar hukum Ukraina meskipun partisipasi paksa tidak melanggar hukum.

    “Jangan terlibat dalam kolaborasi, jangan membantu penjajah untuk mengadakan pemilu palsu,” tambah Vereshchuk.

    Anggota Komisi Pemilihan Lokal yang didampingi tentara mendatangi pemilih saat Pemilu Rusia digelar di Donetsk pada 14 Maret 2024 (Photo by STRINGER / AFP)

    Pemungutan suara tatap muka telah berlangsung sejak Jumat (15/3). Pada hari Minggu, diperkirakan akan ada jumlah TPS terbesar yang dibuka di Krimea serta wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk yang juga berada di bawah pendudukan Rusia.

    Kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti telah memuat laporan di saluran Telegram-nya yang menunjukkan tim pemilu keliling di Avdiivka, sebuah kota yang direbut oleh pasukan Rusia bulan lalu.

    Saat beberapa orang terlihat memberikan suara mereka, seorang wanita, yang mengatakan bahwa dia adalah seorang Kristen Ortodoks dari Gereja Rusia mengungkapkan rasa terima kasihnya.

    “Kami sudah menunggu ini. Saya sangat senang. Terima kasih banyak telah datang kepada kami,” katanya.

    Saluran Telegram Rusia telah menunjukkan tim Pemilu keliling lainnya di seluruh wilayah pendudukan, termasuk beberapa yang tampak jelas menunjukkan tentara Rusia menemani petugas pemilu saat mereka pergi dari rumah ke rumah.

    Sebuah video dari Luhansk memperlihatkan seorang wanita tua di dalam apartemennya mengisi surat pemilu dan memasukkannya ke dalam kotak suara, sementara seorang pria berseragam tentara berdiri di dekatnya dengan senapan tersandang di dadanya. Para pejabat Ukraina mengatakan taktik intimidasi seperti itu adalah hal biasa dan bertujuan untuk memaksa masyarakat memberikan suara mereka kepada Putin.

    Anggota Komisi Pemilihan Lokal yang didampingi tentara mendatangi pemilih saat Pemilu Rusia digelar di Donetsk pada 14 Maret 2024 (Photo by STRINGER / AFP)

    Sementara itu, para pejabat yang dilantik oleh Rusia di wilayah-wilayah pendudukan melaporkan beberapa ledakan di dekat tempat pemungutan suara pada hari Sabtu (16/3). Vladimir Rogov, seorang anggota pemerintahan sipil-militer di Zaporizhzhia, mengatakan sebuah alat peledak rakitan telah diledakkan di luar sebuah gedung yang akan digunakan untuk pemungutan suara di kota pelabuhan Berdiansk. Sebuah tembok rusak tetapi tidak ada korban jiwa.

    Seorang pejabat Ukraina menulis dengan ironis di media sosial ‘Suaranya berisik di Berdiansk…sepertinya ada insiden yang tidak menyenangkan’. Belakangan, pejabat Ukraina yang sama melaporkan penduduk setempat mendengar ledakan kedua di kota tersebut, juga di luar gedung yang dijadwalkan dijadikan sebagai tempat pemungutan suara.

    Di tempat lain, Vladimir Saldo, pemimpin Rusia di Kherson, melaporkan seorang wanita berusia 50 tahun tewas akibat serangan pesawat tak berawak di kota Kakhovka. Saldo menuding serangan itu sebagai ‘upaya untuk mengacaukan situasi di kota selama pemungutan suara’.

    Dia menuduh Ukraina menembaki sebuah bangunan di tempat lain di Kakhovka tempat pemungutan suara berlangsung. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu, katanya.

    Pejabat pemilu Rusia telah mengunggah informasi terbaru tentang apa yang mereka katakan sebagai jumlah pemilih di berbagai wilayah. Di Kherson yang diduduki, angka partisipasi pada hari Sabtu mencapai 77,7%, sedangkan di Donetsk yang diduduki angkanya mencapai 86,5%.

    Ukraina menuding Moskow akan mengarang hasil akhir Pemilu dan menegaskan bahwa mayoritas warga yang hidup di bawah pendudukan Rusia memilih untuk tidak ambil bagian dalam pemilu tersebut.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Joe Biden Olok-olok Trump, Sindir Tak Sehat Mental hingga Suntik Pemutih

    Joe Biden Olok-olok Trump, Sindir Tak Sehat Mental hingga Suntik Pemutih

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengolok-olok calon lawannya di Pilpres 2024, Donald Trump. Dia menyindir Trump sebagai orang yang tak sehat mental.

    Dilansir AFP, Minggu (17/3/2024), hal itu disampaikan Biden dalam jamuan makan malam media tahunan pada Sabtu (16/3) waktu setempat. Dia awalnya menyebut Pilpres AS akan diikuti dua kandidat, satu adalah dirinya dan satu lagi adalah orang yang terlalu tua serta tak sehat mental.

    “Seorang kandidat terlalu tua dan tidak sehat secara mental untuk menjadi presiden,” kata politisi Partai Demokrat berusia 81 tahun itu di Gridiron Club di Washington.

    “Orang yang satu lagi adalah aku,” sambungnya.

    Biden dari Partai Demokrat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden di pesta dasi putih tahunan yang dihadiri media dan elit politik AS. Biden saat ini tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat dan menghadapi kekhawatiran para pemilih mengenai usianya, yang telah ia coba atasi dengan menyoroti kesalahan verbal Trump yang berusia 77 tahun.

    Dalam sambutannya, Biden mengecam anggota Partai Republik di Kongres yang telah meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap urusan bisnis putranya, dengan mengatakan bahwa mereka ‘lebih memilih gagal dalam pemakzulan daripada berhasil dalam hal lain’.

    Dia mengatakan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, yang duduk di meja utama bersama Biden, pada malam Hari St Patrick ‘melihat ke Kongres dan dia meminta Guinness yang lain’. Varadkar dan Biden sama-sama mendorong dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat agar Partai Republik di Kongres berhenti memblokir bantuan militer bagi Ukraina untuk melawan invasi Rusia.

    Ucapannya itu merujuk pada insiden ketika Trump, sebagai Presiden AS saat itu, bertanya kepada penasihat medis terkemuka apakah korban virus Corona dapat disuntik dengan disinfektan untuk menyembuhkan mereka.

    “Begini, saya berharap ini hanya lelucon, tapi sebenarnya tidak,” ujar Biden.

    “Demokrasi dan kebebasan benar-benar sedang diserang. Putin sedang melakukan gerakan di Eropa. Pendahulu saya tunduk padanya dan berkata, ‘Lakukan apa pun yang Anda inginkan’,” ujarnya.

    Memperhatikan bahwa Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, seorang kritikus keras terhadap Rusia, juga hadir di mejanya, dia menambahkan, ‘Kami tidak akan sujud, mereka tidak akan sujud, dan saya tidak akan sujud’.

    Biden menambahkan bahwa klaim palsu Trump bahwa dia telah memenangkan pemilu tahun 2020 dan penyerangan Capitol pada 6 Januari 2021 oleh perusuh pro-Trump, menunjukkan adanya ‘racun yang mengalir melalui pembuluh darah demokrasi kita’. Dia juga mendukung jurnalis yang berulang kali diserang Trump.

    “Anda bukan musuh rakyat. Anda adalah pilar masyarakat bebas mana pun,” ujar Biden.

    Dalam penampilannya sendiri di Gridiron Club enam tahun lalu, Trump bertukar komentar lucu dengan korps pers Washington dan juga bercanda tentang Korea Utara dan gaya kepemimpinannya sendiri.

    Makan malam di Gridiron – diadakan secara tertutup dan tidak boleh berfoto – menampilkan para elit Washington bersantai di malam penuh humor yang mencela diri sendiri termasuk para anggota yang berkostum membawakan sebuah lagu.

    Lihat juga Video: Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Biden Lewat Surat Resmi

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini