Negara: Rusia

  • Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai Raih Nobel Sastra

    Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai Raih Nobel Sastra

    Jakarta

    Laszlo Krasznahorkai, penulis asal Hungaria, dianugerahi Penghargaan Nobel Sastra 2025. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Akademi Swedia pada Kamis (9/10).

    Krasznahorkai dianugerahi penghargaan ini “atas karya-karyanya yang menggugah dan visioner” yang “di tengah teror apokaliptik” mampu “menegaskan kembali kekuatan seni,” ujar Mats Malm, sekretaris tetap Akademi Swedia.

    Penulis dan penulis skenario berusia 71 tahun ini dikenal lewat gaya pascamodern dan kisah distopia yang menggambarkan kehidupan di kota-kota kecil Hungaria.

    Beberapa novelnya, seperti “Satantango” (1985) dan “The Melancholy of Resistance” (1989), diadaptasi menjadi film-film pemenang penghargaan oleh sutradara legendaris Bela Tarr, kolaborator lama Krasznahorkai.

    Menurut Malm, Krasznahorkai adalah “seorang penulis epik besar dalam tradisi Eropa Tengah yang mengalir dari Kafka hingga Thomas Bernhard, dan dicirikan oleh absurdisme serta kelebihan yang grotesk.”

    Hadiah Nobel Sastra dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi bagi seorang penulis. Krasznahorkai sendiri sudah lama diperkirakan akan menang, namanya kerap muncul sebagai kandidat utama selama satu dekade terakhir.

    “Hidup saya adalah koleksi yang abadi”

    Berbicara kepada Radio Swedia, Krasznahorkai (71) mengatakan bahwa ia awalnya hanya berencana menulis satu buku, tetapi setelah membaca novel debutnya, Satantango, ia ingin memperbaiki tulisannya dengan karya berikutnya.

    Ia menambahkan bahwa inspirasi terbesarnya sebagai novelis adalah “kepahitan.”

    “Saya sangat sedih ketika memikirkan keadaan dunia saat ini, dan itulah inspirasi terdalam saya,” katanya dalam wawancara yang diterbitkan di situs web Nobel pada hari Kamis. Ia berbicara dari Frankfurt, tempat ia sedang menjenguk seorang teman yang sakit.

    Karyanya dikenal memadukan suasana suram dengan humor absurd yang halus. Dalam wawancara setelah kemenangannya di Booker Prize, The Guardian pernah bertanya buku mana yang cocok untuk pembaca baru. Ia menjawab:

    “Jika ada pembaca yang belum membaca buku-buku saya, saya tidak dapat merekomendasikan apa pun untuk mereka baca; sebaliknya, saya akan menyarankan mereka untuk keluar, duduk di suatu tempat, mungkin di tepi sungai, tanpa melakukan apa pun, tanpa memikirkan apa pun, hanya diam seperti batu. Mereka akhirnya akan bertemu seseorang yang sudah membaca buku-buku saya.”

    Kritikus Amerika Susan Sontag menyebutnya sebagai “master of the apocalypse” dalam sastra kontemporer, menurut Akademi Swedia, “sebuah penilaian yang ia buat setelah membaca buku kedua sang penulis, Melancholy of Resistance.”

    Perjalanan hidup dan karya

    Lahir di Gyula pada tahun 1954, Krasznahorkai menempuh pendidikan sastra di Universitas Budapest. Ia pertama kali meninggalkan Hungaria pada 1987 dengan beasiswa DAAD ke Berlin Barat, lalu kembali ke Jerman beberapa tahun kemudian sebagai dosen tamu di Universitas Bebas Berlin.

    Setelah menerbitkan novel debutnya “Satantango” pada 1985, namanya langsung melambung di dunia sastra Hungaria.

    Pasca runtuhnya komunisme, ia banyak bepergian ke Cina. Pengalaman itu melahirkan buku perjalanan “Destruction and Sorrow Beneath the Heavens” (2004) yang mendapat banyak pujian.

    Novel “War & War” (2006) menceritakan seorang arsiparis yang meninggalkan pinggiran Budapest menuju New York City. Saat menulisnya, Krasznahorkai tinggal di apartemen penyair Beat terkenal Allen Ginsberg. Ia kemudian mengatakan bahwa percakapannya dengan Ginsberg sangat mempengaruhi cara menulisnya.

    Karya terbarunya, “Herscht 07769” (terbit pada 2021, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada 2024), disebut sebagai “novel Jerman kontemporer yang agung.” Buku ini menggambarkan keresahan sosial di Jerman melalui serangkaian surat panjang kepada Angela Merkel, ditulis oleh seorang pria bernama Florian Herscht yang tinggal di Thuringia, wilayah miskin di bekas Jerman Timur. Kota ini juga merupakan tempat kelahiran Johann Sebastian Bach, dan warisan sang komponis menjadi latar bagi kekacauan sosial di cerita tersebut. Menariknya, novel setebal 400 halaman ini hanya memiliki satu tanda titik penuh.

    Akademi Swedia mencatat bahwa gaya khas Krasznahorkai adalah “kalimat panjang berliku tanpa tanda titik,” yang menciptakan irama mengalir dan mendalam.

    Walau telah meraih banyak penghargaan, termasuk International Booker Prize (2015) dan US National Book Award for Translated Literature (2019), dalam beberapa tahun terakhir Krasznahorkai hidup tenang di pedesaan Hungaria.

    Krasznahorkai menjadi penulis kedua berbahasa Hungaria yang memenangkan Nobel Sastra, setelah Imre Kertesz pada 2002.

    Orban ucapkan selamat kepada kritikus tajamnya

    Sebagai kritikus keras Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Krasznahorkai pernah menyebut pemerintahnya sebagai “kasus psikiatrik” karena sikapnya terhadap perang Ukraina.

    Orban menolak bantuan militer untuk Kyiv dan mengatakan Hungaria harus tetap netral.

    “Bagaimana mungkin sebuah negara bersikap netral ketika Rusia menginvasi negara tetangga?” kata Krasznahorkai dalam wawancara dengan Yale Review pada Februari lalu.

    Menanggapi berita kemenangan itu, Orban menulis pesan singkat di platform X (Twitter):

    “Laszlo Krasznahorkai, peraih Hadiah Nobel Sastra asal Hungaria, membawa kebanggaan bagi bangsa kami. Selamat!”

    Upacara Nobel pada Desember mendatang

    Tidak seperti banyak penghargaan lain, Hadiah Nobel Sastra diberikan untuk keseluruhan karya seorang penulis, bukan hanya satu buku.

    Pemenang tahun lalu adalah Han Kang dari Korea Selatan, dikenal lewat novel-novelnya yang menggambarkan trauma dan kehidupan perempuan dalam masyarakat patriarkal. Ia adalah perempuan Asia pertama dan orang Korea pertama yang meraih penghargaan ini.

    Upacara penyerahan Nobel akan diadakan pada Desember, disertai hadiah uang sekitar 1,2 juta dolar AS. Penerima penghargaan juga wajib memberikan kuliah khusus pada acara tersebut. Beberapa pemenang sebelumnya sempat enggan melakukannya, seperti Bob Dylan pada 2016, namun uang hadiah baru diberikan setelah ceramah disampaikan.

    Komite Nobel sendiri kerap dikritik karena dianggap lebih banyak memilih penulis laki-laki Barat. Dari seluruh pemenang sejauh ini, hanya 18 orang perempuan, dan mayoritas menulis dalam bahasa Eropa.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Rusia Dukung Pencalonan Trump untuk Raih Nobel Perdamaian

    Rusia Dukung Pencalonan Trump untuk Raih Nobel Perdamaian

    Moskow

    Kremlin, atau kantor kepresidenan Rusia, mengatakan mendukung pencalonan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian.

    Trump sebelumnya mengatakan dirinya pantas mendapatkan Nobel Perdamaian yang telah diberikan kepada empat pendahulunya di Gedung Putih. Pemberian Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan di Norwegia pada Jumat (10/10) waktu setempat.

    Ajudan Kremlin atau ajudan kepresidenan Rusia, Yuri Ushakov, dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir kantor berita TASS dan Reuters, Jumat (10/10/2025), mengatakan Moskow akan menyambut baik jika memang komite penyelenggara memutuskan untuk memberikan Nobel Perdamaian kepada Trump.

    “Saya rasa, iya, kami akan mendukung keputusan itu, jika ditanya,” kata Ushakov saat berbicara kepada saluran Yunashev Live di Telegram.

    Rusia telah berulang kali menyampaikan rasa terima kasih atas upaya Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang berlangsung selama lebih dari tiga tahun terakhir yang dipicu oleh invasi militer Moskow.

    Peraih Nobel Perdamaian tahun 2025 akan diumumkan oleh Komite Nobel Norwegia pada Jumat (10/10), pukul 09.00 GMT.

    Para pengamat berpengalaman, seperti dilansir Reuters, mengatakan kemungkinan besar Trump tidak akan terpilih untuk menerima Nobel Perdamaian.

    Pernyataan Kremlin tersebut disampaikan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan pada Kamis (9/10), mengatakan Kyiv akan mencalonkan Trump untuk meraih Nobel Perdamaian jika sang Presiden AS itu berhasil mewujudkan gencatan senjata dalam perang Ukraina.

    Mengomentari Zelensky, Ushakov dalam penyataannya mengaku terkejut dengan apa yang disebutnya sebagai kebodohan Presiden Ukraina tersebut, yang disebutnya mengatakan “bisa melobi Hadiah Nobel untuk Trump jika Presiden AS itu memasok rudal Tomahawk untuk Kyiv.

    “Itu berarti hadiah perdamaian untuk pengiriman senjata. Gagasan itu sendiri menggelikan. Cara berpikir orang menunjukkan kepribadian mereka,” sebut Ushakov.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Harapan Reuni Keluarga Korea Terpisah Perang Kian Menipis

    Harapan Reuni Keluarga Korea Terpisah Perang Kian Menipis

    Jakarta

    Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung kembali menyerukan kepada Korea Utara agar mengizinkan pertemuan singkat bagi keluarga yang telah terpisah selama puluhan tahun.

    “Sayangnya, hubungan antar-Korea saat ini diliputi ketidakpercayaan yang dalam. Namun, isu keluarga terpisah tetap menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan bersama,” ujar Lee dalam pidato peringatan hari memorial keluarga terpisah pada Sabtu lalu.

    Lee mendorong adanya “dialog dan kerja sama” untuk menyelesaikan masalah ini.

    Perang besar antara Korea Utara dan Selatan berakhir dengan gencatan senjata tahun 1953 yang membagi Semenanjung Korea. Karena tidak ada perjanjian damai permanen, kedua negara secara teknis masih dalam keadaan perang.

    Dalam pidatonya, Lee berjanji bahwa pemerintahannya akan berupaya maksimal untuk menanamkan perdamaian di Semenanjung Korea dan memastikan “kesedihan keluarga terpisah tidak diwariskan ke generasi berikutnya.”

    Korea Utara “pegang semua kartu”

    Pernyataan Presiden Lee disampaikan menjelang perayaan Chuseok, festival panen tahunan saat keluarga biasanya berkumpul dan menghormati leluhur.

    Korea Utara belum memberikan tanggapan atas seruan Lee terkait reuni keluarga. Pertemuan semacam ini terakhir terjadi pada 2018, ketika 83 warga Korea Utara dipertemukan dengan 89 kerabat mereka dari Selatan setelah puluhan tahun terpisah. Saat itu, peserta tertua dari Korea Selatan berusia 101 tahun.

    “Saya rasa Korea Utara bahkan tidak berniat untuk membalas,” kata Kim Sang-woo, mantan politisi dan kini pengurus di Kim Dae-jung Peace Foundation, kepada DW.

    Menurutnya, Korea Utara kini “memegang semua kartu.” Dengan mempererat hubungan dengan Cina dan Rusia, Pyongyang merasa tidak perlu lagi menuruti keinginan Seoul, meskipun secara politik tetap bergantung pada Beijing. Bahkan, kerja sama dengan Moskow sudah sejauh mengirim pasukan Korea Utara untuk berperang di Ukraina.

    “Jelas Presiden Lee punya niat baik, tapi ini justru menyiksa keluarga yang diberi harapan palsu untuk bertemu kembali, hanya untuk akhirnya kecewa,” ujar Kim.

    Seumur hidup tanpa kabar keluarga

    Dan Pinkston, profesor hubungan internasional di Troy University di Seoul, telah bertemu banyak warga Korea yang terpisah dari keluarganya sejak perang 1950-an, bahkan tidak tahu apakah kerabat mereka masih hidup.

    “Ini situasi yang benar-benar tragis,” katanya. Pinkston menyinggung seorang pegawai Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang dulu membantu mengatur reuni keluarga. Ayah pegawai itu pernah punya saudara perempuan yang sedang belajar menjadi perawat ketika pasukan Korea Utara menyerbu Seoul pada 1950. Perempuan itu ditawan dan dibawa ke Utara, dan sejak saat itu tak pernah ada kabar.

    Setiap kali Korea Utara menyerahkan daftar nama calon peserta reuni, sang pegawai selalu mencari nama bibinya dengan harapan bisa bertemu kembali. Namun, nama itu tak pernah ada. “Itu sangat menyedihkan, dan hanya satu dari ribuan kisah serupa,” ujar Pinkston.

    Menurutnya, kecil kemungkinan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengindahkan permintaan Presiden Lee. “Kenapa Kim harus memberi keuntungan politik bagi Selatan? Seoul kini tak lagi punya pengaruh yang dulu berupa tawaran bantuan ekonomi atau lainnya,” ujarnya.

    Propaganda Korea Utara terancam runtuh oleh reuni keluarga

    Faktor lain yang mungkin dipertimbangkan Korea Utara adalah bahwa jika reuni keluarga benar-benar terjadi, hal itu bisa memicu perasaan nasionalisme dan keinginan emosional untuk bersatu kembali.

    “Ada risiko nyata reuni memicu sentimen nasionalis dan keinginan emosional untuk reunifikasi. Itu bertentangan dengan kebijakan Pyongyang dalam setahun terakhir yang menegaskan Utara dan Selatan adalah dua negara bermusuhan,” kata Dan Pinkston.

    Kim Sang-woo menambahkan, ada jebakan propaganda bagi rezim jika reuni terjadi. “Rezim selama ini mengendalikan rakyat dengan semacam mantra yang mereka ciptakan. Selama generasi mereka menanamkan keyakinan bahwa Selatan itu korup, budak Amerika Serikat, tidak merdeka, penuh kekacauan, dan di ambang kehancuran,” ujarnya.

    “Untuk menjaga citra itu, mereka tidak bisa membiarkan kontak antara rakyatnya dengan keluarga di Selatan,” tegas Kim. “Ini memang sangat menyedihkan, tetapi saya tidak melihat Utara akan mengubah sikapnya dalam waktu dekat.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

  • Ngeri Perang Saudara Tetangga RI: Jet Wara-wiri, Siswa Masuk Bunker

    Ngeri Perang Saudara Tetangga RI: Jet Wara-wiri, Siswa Masuk Bunker

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang saudara antara junta Myanmar dan penentangnya makin menggila. Dilaporkan bagaimana jet-jet tempur wara-wiri di negeri itu membuat para siswa ketakutan dan bersembunyi di bunker-bunker.

    Salah satunya adalah Phyo Phyo, 18 tahun. Sebelum masuk ke dalam bunker yang merupakan ruang kelas, ia berdoa memohon belas kasih dan keselamatan baginya, teman dan guru, meskipun realisasinya tidak akan dikabulkan.

    “Semoga jet tempur tidak datang. Semoga para pilot menunjukkan kebaikan kepada kami. Semoga bom tidak meledak,” katanya mengenang keinginannya yang tak terucapkan saat memandang kehancuran di hadapannya.

    Mengutip AFP, ia terdaftar di kelas yang beranggotakan sekitar 12 orang di “akademi bawah tanah”. Kelas itu memang merupakan bunker, yang didirikan pada bulan Juni setelah serangan junta militer meluluhlantakkan sekolah di dekatnya dan menewaskan sedikitnya 20 murid dan dua guru.

    “Masa-masa sekolah kami dulu bebas dan penuh kesenangan,” kata Phyo Phyo, lagi menggunakan nama samaran untuk alasan keamanan.

    “Sejak serangan udara dimulai, kami kehilangan kebahagiaan,” tambahnya.

    “Para siswa menjadi pendiam.”

    Wilayah yang Phyo Phyo tinggal memang dikuasai “pemberontak”. Wilayah ini sekitar 110 kilometer (70 mil) di utara kota Mandalay, tempat jet-jet junta militer menjelajahi langit.

    Phyo Phyo dan teman-teman sekelasnya belajar di ruang kelas bawah tanah mereka yang lembap dan gelap namun relatif aman. Ruang kelas itu dibangun di hutan dengan sumbangan dan menyerupai sel penjara bergaya Spartan.

    “Kami menginginkan pendidikan, apa pun rintangannya,” kata Phyo Phyo.

    Sejak kudeta tahun 2021 yang memicu perang saudara, junta militer Myanmar telah meningkatkan serangan udara setiap tahun. Ini dilakukan demi membasmi faksi-faksi gerilya yang menentang pemerintahan junta.

    Bencana seperti banjir dan angin kencang pada musim hujan Mei hingga September biasanya memberikan jeda. Namun, menurut organisasi Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), data parsial dari musim hujan tahun ini menunjukkan militer melakukan lebih dari 1.000 serangan udara dan pesawat tanpa awak (drone), menewaskan lebih dari 800 orang.

    Saat ini, junta melancarkan kampanye untuk merebut kembali wilayah menjelang pemilu yang katanya akan dimulai pada 28 Desember. Namun, para pemberontak telah berjanji untuk memblokir pemungutan suara di daerah kantong mereka, dan para analis menggambarkan pemungutan suara tersebut sebagai taktik untuk menyamarkan kelanjutan pemerintahan militer.
    Di sisi lain, ketakutan juga meliputi para petani, di wilayah Sagaing. Mereka mengatakan ancaman itu nyata.

    “Kami memindahkan sawah di malam hari agar kami bisa fokus bersembunyi di siang hari,” kata seorang petani yang tidak disebutkan namanya.

    Pada siang hari, di kota Thabeikkyin di wilayah Mandalay tengah, para pemberontak mengawasi langit dan menggunakan walkie-talkie yang berderak untuk menyampaikan lokasi terakhir jet junta yang diketahui. Ini menjadi sebuah sistem peringatan serangan udara darurat.

    Thwat Lat membunyikan sirene hingga 15 kali sehari, menyuarakan peringatan paling mendesak melalui mikrofon merah muda dan emas yang terhubung ke sistem pengeras suara yang dapat didengar dari jarak delapan kilometer. Hal ini membuat penduduk berlarian ke bunker.

    Serangan Udara

    Militer memang sering menggunakan jet-jet tempur yang dipasok China dan Rusia ke pemberontak yang tidak memiliki armada udara maupun pertahanan anti-udara sendiri. Alasannya karena serangan udara membuat milisi-milisi makin terjepit.

    “Karena mereka merasa kelompok bersenjata revolusioner kami memiliki kekuatan untuk menjatuhkan mereka,” kata anggota Pemerintah Persatuan Nasional yang dideklarasikan gerakan demokrasi di wilayah Sagaing utara yang dikuasai pemberontak, Zaw Tun.

    “Mereka tidak bisa memenangkan pertempuran darat, tetapi mereka punya kekuatan untuk menyerang kami dengan serangan udara,” ujarnya.

    Setiap minggu, selalu ada laporan warga sipil terbunuh dalam pengeboman yang menelan korban massal. Seringkali ini terjadi di sekolah atau biara yang ditempati anak-anak atau biksu, dan terkadang juga melindungi orang-orang yang telah mengungsi akibat pertempuran.

    “Militer sengaja menargetkan massa karena mereka ingin memicu ketakutan,” kata analis ACLED Asia-Pasifik, Su Mon Thant.

    “Ketika orang-orang merasa lebih tidak pasti dengan hidup mereka dan putus asa, mereka tidak ingin mendukung gerakan perlawanan,” ujarnya.

    Meskipun tidak ada angka kematian resmi akibat perang Myanmar dan perkiraannya sangat bervariasi, ACLED melaporkan lebih dari 85.000 orang telah tewas di semua pihak. Dari jumlah tersebut, hampir 3.400 adalah warga sipil yang tewas di tangan pasukan negara dalam serangan udara atau pesawat tak berawak yang ditargetkan.

    Meski demikian, media pemerintah junta selalu menggambarkan laporan korban sipil sebagai “informasi palsu”. Mereka mengatakan informasi disebarkan oleh “media jahat”.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mardani PKS: Keberadaan Israel Wajib Ditolak hingga Ada Perdamaian di Palestina – Page 3

    Mardani PKS: Keberadaan Israel Wajib Ditolak hingga Ada Perdamaian di Palestina – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Politikus PKS Mardani Ali Sera mengatakan, langkah pemerintah tidak memberi visa pada atlet Israel sangat tepat. Ia menyebut keberadaan Israel memang wajib ditolak.

    Diketahui, pemerintah Indonesia disebut tidak akan memberikan visa kepada atlet senam Israel yang direncanakan bertanding dalam kejuaraan dunia di Jakarta.

    “Selama Israel belum menghadirkan perdamaian di Palestina, keberadaan institusi Israel wajib ditolak. Sebagai bagian tekanan publik agar warga Israel juga menyadari betapa dunia menentang agresi dan sikap arogan Israel,” kata Mardani saat dihubungi, Jumat (10/10/2025).

    Tak hanya pada atlet senam, dia juga berharap federasi tertinggi sepak bola dunia, FIFA juga memberikan sanksi pada Israel, seperti pada Rusia.

    “Sama seperti FIFA memberi sanksi pada Rusia karena serangannya ke Ukraina,” ungkap Mardani.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet senam Israel yang direncanakan bertanding dalam kejuaraan dunia di Jakarta.

    “Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel yang berniat untuk hadir di Jakarta mengikuti kejuaraan senam artistik dunia yang akan diselenggarakan pada tanggal 19–25 Oktober yang akan datang,” kata Yusril, Kamis (9/10) seperti dilansir Antara.

  • Serangan Besar-besaran, Rudal Rusia Hantam Infrastruktur Energi Ukraina

    Serangan Besar-besaran, Rudal Rusia Hantam Infrastruktur Energi Ukraina

    Jakarta

    Rusia melancarkan serangan besar-besaran di ibu kota Kyiv, yang salah satunya menyasar ke infrastruktur energi. Ukraina mengatakan serangan ini menyerang jaringan energi nasional.

    “Ibu kota negara ini sedang diserang rudal balistik musuh dan serangan besar-besaran oleh pesawat nirawak musuh,” kata angkatan udara Ukraina, dilansir AFP, Jumat (10/10/2025).

    Warga Kyiv diminta untuk tetap berada di tempat perlindungan. Sementara itu, wartawan AFP di Kyiv melaporkan terdengar beberapa ledakan dahsyat di kota tersebut. Selain itu terjadi pemadaman listrik di pemukiman di berbagai distrik di ibu kota.

    Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan pasukan Rusia telah menargetkan “infrastruktur kritis”. Serangan tersebut juga melukai sedikitnya sembilan orang, lima di antaranya dibawa ke rumah sakit.

    “Tepi kiri ibu kota tanpa listrik. Ada juga masalah dengan pasokan air,” kata Klitschko di platform Telegram.

    Selain itu, Menteri Energi Ukraina, Svitlana Grynchuk, mengatakan pasukan Rusia “melakukan serangan besar-besaran” terhadap jaringan listrik.

    “Segera setelah kondisi keamanan memungkinkan, para pekerja energi akan mulai mengklarifikasi konsekuensi dari serangan dan melakukan restorasi,” katanya.

    Selain menyerang infrastrutur energi, Rusia juga menyerang wilayah tenggara Zaporizhzhia dengan setidaknya tujuh serangan pesawat tak berawak. Serangan itu menurut Ivan Fedorov, Kepala Administrasi Militer Regional, juga melukai setidaknya tiga orang.

    Diketahui, Rusia telah meningkatkan serangan udara terhadap fasilitas energi dan sistem kereta api Ukraina selama beberapa minggu terakhir.

    Pada Kamis, sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Moskow berusaha “menciptakan kekacauan” dengan menyerang fasilitas energi dan jalur kereta api.

    Ukraina telah meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudalnya sendiri ke wilayah Rusia sebagai tanggapan, sebuah taktik yang menurut Zelensky telah menunjukkan “hasil” dan mendorong kenaikan harga bahan bakar di Rusia.

    (yld/idn)

  • Gang Clop Bobol Oracle, Puluhan Data Eksekutif Korporasi Dunia Dicuri

    Gang Clop Bobol Oracle, Puluhan Data Eksekutif Korporasi Dunia Dicuri

    Bisnis.com, JAKARTA — Peneliti keamanan dari Google mengungkap pencurian data eksekutif bisnis melalui kampanye pemerasan yang melibatkan puluhan organisasi global.

    Geng ransomware Clop mengeksploitasi rangkaian kerentanan pada perangkat lunak Oracle E-Business Suite sehingga data penting, seperti identitas eksekutif, pelanggan, dan dokumen HR, berhasil diambil.

    Pelaku utama adalah geng Clop yang berafiliasi dengan kelompok ransomware Rusia, dikenal atas serangan besar menggunakan kerentanan zero-day pada perangkat lunak populer.

    Korban berasal dari perusahaan multinasional yang memakai Oracle E-Business Suite untuk mengelola operasi bisnis dan data SDM.

    Dalam memeras korban, kata Analis utama Google Threat Intelligence Group John Hultquist, Clop mengirimkan email pemerasan kepada para eksekutif korporasi, menyertakan bukti pencurian data dan menuntut pembayaran tinggi untuk mencegah publikasi atau penjualan data.

    Penyerang menggabungkan lima kerentanan pada E-Business Suite untuk mendapatkan akses remote, dan exploit script kini telah beredar luas di dunia maya.

    Clop memanfaatkan celah keamanan kritis (CVE-2025-61882), sebuah zero-day bug yang dapat dieksploitasi secara remote tanpa autentikasi.

    “Sayangnya kampanye zero-day skala besar seperti ini semakin jadi fenomena baru kejahatan siber,” kata John dilansir dari TechCrunh, Jumat (10/10/2025).

    Badan Keamanan Siber Singapura (CSA) dalam laman resminya menjelaskan kerentanan ini memungkinkan penyerang mengambil kendali penuh server korban dan mengakses data sensitif tanpa batas.

    Oracle dan peneliti WatchTowr mengonfirmasi rangkaian bug belum diketahui vendor ketika dieksploitasi dan patch baru tersedia Oktober lalu.

    Serangan diketahui aktif sejak 10 Juli 2025—lebih awal dari deteksi publik—dan mencapai puncaknya ketika email pemerasan dikirimkan ke para eksekutif mulai akhir September.

    Target utamanya adalah sistem Oracle E-Business Suite yang digunakan perusahaan-perusahaan di berbagai negara, dengan puluhan organisasi sudah teridentifikasi sebagai korban. Sebagian besar server rentan terdeteksi berada di Amerika Serikat.

  • Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata Gaza, Harga Minyak Mentah Mendingin

    Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata Gaza, Harga Minyak Mentah Mendingin

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia terpantau melemah setelah Israel dan kelompok Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata di Gaza.

    Melansir Reuters pada Jumat (10/10/2025), harga minyak berjangka Brent turun US$1,03 atau 1,6% menjadi US$65,22 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS terkoreksi US$1,04 atau 1,7% ke level US$61,51 per barel.

    Dalam kesepakatan yang dimediasi AS, Israel dan Hamas menyetujui penghentian pertempuran, penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza, serta pembebasan seluruh sandera Israel yang ditahan Hamas dengan imbalan ratusan tahanan Palestina di Israel. 

    Perjanjian ini menjadi fase awal dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

    “Kontrak berjangka minyak berada dalam fase koreksi seiring meredanya konflik Israel–Hamas,” ujar Dennis Kissler, Senior Vice President of Trading BOK Financial.

    Claudio Galimberti, Chief Economist Rystad Energy, menilai perjanjian damai ini sebagai terobosan besar dalam sejarah modern Timur Tengah dengan implikasi luas terhadap pasar energi. 

    “Mulai dari berkurangnya potensi serangan Houthi di Laut Merah hingga meningkatnya peluang tercapainya kesepakatan nuklir dengan Iran,” jelasnya dalam catatan riset.

    Sementara itu, OPEC+ pada Minggu lalu menyepakati kenaikan produksi minyak mulai November, meski lebih kecil dari ekspektasi pasar sehingga meredakan kekhawatiran kelebihan pasokan.

    Sebelumnya, harga minyak sempat naik sekitar 1% pada Rabu (8/10/2025) ke level tertinggi sepekan, dipicu kekhawatiran sanksi terhadap Rusia masih akan berlanjut akibat mandeknya perundingan damai Ukraina. Rusia saat ini merupakan eksportir minyak terbesar kedua di dunia.

    Dari sisi lain, dinamika politik AS juga menjadi sorotan. Rancangan undang-undang Partai Demokrat dan Republik untuk mendanai pemerintah federal serta mengakhiri penutupan sebagian layanan belum memperoleh cukup suara di Senat. 

    Shutdown berkepanjangan berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi AS sekaligus melemahkan permintaan minyak.

    Perdana Menteri India Narendra Modi juga menyampaikan bahwa ia berbicara dengan Presiden Trump pada Kamis untuk membahas kemajuan negosiasi dagang kedua negara. 

    Trump diketahui telah memberlakukan tarif tinggi terhadap sebagian besar ekspor India, termasuk barang-barang yang dikenakan bea masuk 25%, sebagai respons atas keputusan New Delhi yang tetap mengimpor minyak dari Rusia.

    Selain itu, pemerintahan Trump juga menjatuhkan sanksi kepada sekitar 100 individu, perusahaan, dan kapal—termasuk sebuah kilang independen serta terminal di China—yang dianggap membantu perdagangan minyak dan petrokimia Iran.

  • AS Sanksi Perusahaan Minyak Rusia, Pasokan ke Serbia Terhenti

    AS Sanksi Perusahaan Minyak Rusia, Pasokan ke Serbia Terhenti

    JAKARTA – Kroasia menghentikan pengiriman minyak ke Serbia pada Kamis setelah perusahaan minyak milik Rusia, NIS, terkena sanksi AS, yang membahayakan pasokan bahan bakar ke satu-satunya kilang minyak sekaligus importir terbesar negara Balkan tersebut.

    AS memberlakukan sanksi terhadap NIS, salah satu aset energi Rusia terakhir yang tersisa di Eropa, pada Januari sebagai bagian dari langkah yang lebih luas untuk mengisolasi aset-aset tersebut. Namun, serangkaian keringanan sanksi menunda langkah-langkah tersebut hingga Kamis, 9 Oktober, ketika NIS menyatakan tidak akan ada penundaan lebih lanjut.

    Operator pipa JANAF, yang mengirimkan minyak mentah ke Serbia dari Kroasia, mengatakan mereka telah menghentikan pengiriman minyak mentah ke Serbia dan berencana untuk berekspansi ke pasar lain.

    “Terhitung mulai 8 Oktober 2025, kemungkinan pelaksanaan lebih lanjut dari kegiatan yang dikontrakkan telah berakhir,” kata JANAF dalam pernyataan dilansir Reuters.

    Langkah ini mempersulit pembelian bahan bakar ke Serbia, dan pada hari Kamis telah memengaruhi warga Serbia yang mengisi bahan bakar di pompa bensin.

    NIS memberi tahu pelanggan setianya, mereka tidak dapat membeli bensin dari sekitar 350 SPBU-nya dengan American Express, Mastercard, atau Visa, dan reporter Reuters melihat seorang pria ditolak oleh kasir pada hari Kamis.

    Sementara itu, maskapai yang membeli bahan bakar jet dari NIS, termasuk maskapai nasional Air Serbia, kini menghadapi harga yang lebih tinggi, kata para ahli.

    “Lisensi khusus dari Departemen Keuangan AS, yang memungkinkan kelancaran operasional bisnis, belum diperpanjang,” kata NIS.

    Gazprom Neft memegang 44,9% saham di perusahaan tersebut, dan unit investasi Gazprom memiliki sekitar 11,3% saham. Pemerintah Serbia memiliki 29,9% saham. Kepemilikan saham mayoritas Rusia memicu sanksi.

    Meskipun demikian, direktur ritel NIS, Bojana Radojevic, mengatakan SPBU akan tetap beroperasi dan NIS menyatakan telah mengamankan cukup minyak untuk tetap mengoperasikan kilangnya di Pančevo, dekat Beograd, yang memiliki kapasitas tahunan 4,8 juta metrik ton.

    “Tidak ada batasan terkait jumlah yang dapat dikonsumsi, jadi mereka tidak perlu menimbun,” kata Radojevic.

  • Serangan Drone Rusia di Kota Kramatorsk, Ukraina Wajibkan Evakuasi Anak-anak

    Serangan Drone Rusia di Kota Kramatorsk, Ukraina Wajibkan Evakuasi Anak-anak

    Jakarta

    Rusia meluncurkan drone tempur ke Kota Kramatorsk, Ukraina. Pemerintah Ukraina mewajibkan warga setempat untuk melakukan evakuasi terutama anak-anak.

    Dilansir AFP Kamis (9/10/2025), Kramatorsk, wilayah yang berpenduduk sekitar 147.000 jiwa sebelum perang, terletak sekitar 20 kilometer (12 mil) dari garis depan di wilayah Donetsk, tempat Kremlin memusatkan kekuatan tempurnya sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Pada bulan September tahun yang sama, Kremlin mengklaim telah mencaplok kawasan industri tersebut bersama tiga kawasan lainnya meskipun tidak memiliki kendali militer penuh atas kawasan-kawasan tersebut.

    “Karena memburuknya situasi keamanan di beberapa wilayah di komunitas kota Kramatorsk, evakuasi wajib bagi keluarga dengan anak-anak telah diumumkan,” kata dewan kota di media sosial.

    “Warga permukiman ini, terutama keluarga dengan anak-anak yang sayangnya masih tinggal di sana, harus segera meninggalkan daerah tersebut didampingi oleh perwakilan layanan evakuasi,” tambahnya.

    Kramatorsk adalah pusat sipil dan kota garnisun terbesar di wilayah Donetsk yang masih berada di bawah kendali Ukraina. Kota ini sempat direbut oleh separatis yang didukung Kremlin pada tahun 2014.

    (eva/dek)