Negara: Rusia

  • Risiko dan Peluang bagi Indonesia Jika Resmi Gabung BRICS

    Risiko dan Peluang bagi Indonesia Jika Resmi Gabung BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai beberapa dampak yang akan muncul jika resmi bergabung dengan kelompok negara BRICS, termasuk meningkatnya ketegangan dengan negara-negara Barat seperti AS.

    Managing Director Paramadina Public Policy Institute (PPPI) Ahmad Khoirul Umam menuturkan, minat Indonesia untuk bergabung ke BRICS merupakan salah satu bentuk diplomasi jalan tengah dan sikap yang lebih inklusif di dunia internasional setelah sebelumnya telah mengurus aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

    Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia juga harus bersiap menghadapi dampak yang akan muncul jika resmi bergabung dengan BRICS. Masuknya Indonesia ke BRICS dapat memicu ketegangan hubungan dengan negara barat, seperti AS dan sekutunya.

    “Keberpihakan pada aliansi internasional yang non-barat akan menghasilkan karakter pola relasi yang agak penuh dengan kecurigaan. Indonesia bisa menghadapi ketegangan dengan negara-negara seperti AS atau Australia yang bisa disebut sebagai security sheriff AS di wilayah Pasifik,” katanya dalam diskusi daring daring ‘BRICS vs OECD: Indonesia Pilih Mana?’ pada Rabu (30/10/2014).

    Serupa, Ekonom Senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menuturkan masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS dapat mengganggu hubungan dengan AS.

    Namun, dia mengingatkan Indonesia untuk tidak takut dan tetap berani melangkah untuk bergabung ke BRICS jika hal tersebut akan menguntungkan negara.

    “Memang akan membuat hubungan kita dengan AS bermasalah. Dampak pasti ada, tetapi seberapa besar harus ditakar oleh Indonesia. Jangan sampai ketakutan terhadap dampak itu membuat Indonesia tidak berani melangkah,” jelas Wijayanto.

    Wijayanto mengatakan potensi risiko tersebut akan bergantung pada diplomasi yang dilakukan Indonesia ke depannya. Dia mengatakan, Indonesia harus mampu memberikan anggapan bahwa keputusan bergabung ke BRICS bukan merupakan langkah memihak blok tertentu.

    Dia menuturkan, beberapa negara lain yang telah atau berminat menjadi anggota BRICS masih memiliki hubungan baik dengan AS, seperti dua negara pemrakarsanya, Brasil dan India.

    “India dan Brasil sebagai salah satu inisiator BRICS adalah sahabat terdekat AS di Asia Selatan dan Amerika Selatan. Kemudian, Vietnam yang mendekat ke BRICS sudah memiliki perjanjian dagang bilateral dengan AS sejak 2000,” tambahnya.

    Sementara itu, Umam juga mengingatkan Indonesia harus mampu memanfaatkan kesempatan bergabung dengan BRICS dan OECD untuk meningkatkan pembangunan negara. Dia mengatakan, kerja sama dengan kedua organisasi tersebut akan memiliki manfaat besar terutama dari sisi ekonomi.

    “Kalau kita lambat untuk memilih, itu akan memberikan dampak secara ekonomi terutama dari sisi timeline kalau kita telat merespons kesempatan-kesempatan ini,” kata Umam.

    Peluang dan Risiko Gabung BRICS

    Adapun, Umam mengatakan, bergabung dengan BRICS akan menambah akses Indonesia dalam pendanaan untuk infrastruktur. Pasalnya, BRICS memiliki lembaga pendanaan sendiri bernama New Development Bank (NDB) yang menyediakan alternatif pembiayaan infrastruktur.

    “BRICS bisa menjadi salah satu alternatif pendanaan infrastruktur untuk Indonesia yang persyaratannya tak seketat OECD. Ini bisa menggenjot agenda pembangunan infrastruktur Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.

    Selain itu, dengan masuk menjadi anggota BRICS, Indonesia akan memiliki posisi tawar di dunia internasional, terutama dari sisi ekonomi. Ahmad menuturkan, hal ini akan menjadi penting dalam diplomasi ekonomi mengingat negara-negara anggota BRICS memiliki pengaruh yang lebih besar terkait arus investasi dan perdagangan dunia.

    Namun, Umam mengingatkan Indonesia harus selalu menjalankan diplomasi jalan tengah dengan tidak terlalu condong ke barat maupun timur.

    Di sisi lain, dia juga mengingatkan Indonesia harus mengantisipasi potensi risiko ketergantungan ekonomi terhadap China. Hal ini mengingat posisi China sebagai negara anggota BRICS dengan kekuatan ekonomi terbesar.

    Sementara itu, Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Fajar Anandi, menambahkan Indonesia juga harus mampu menyeimbangkan hubungan antara negara-negara anggota BRICS, terutama Rusia dan China dan negara-negara Barat.

    Fajar juga menyoroti hubungan dagang antara Indonesia dan China yang signifikan seiring dengan tingginya ekspor dan impor yang dilakukan kedua negara.

    “Mau tidak mau kita akan lebih terikat dengan mereka (BRICS), terutama dengan China, karena ada kepentingan dalam konteks ekonomi dan lainnya. Tantangannya adalah bagaimana Indonesia melakukan balancing dengan negara-negara Barat,” katanya.

  • Utusan Kim Jong Un Tiba di Moskow, Korut Siap Berperang di Ukraina?

    Utusan Kim Jong Un Tiba di Moskow, Korut Siap Berperang di Ukraina?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Choe Son Hui tiba di Rusia pada Selasa (29/10/2024). Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) merilis laporan bahwa Pyongyang mengirimkan pasukan untuk membantu Moskow dalam perang Ukraina.

    Dalam laporan media resmi Rusia, TASS, Choe telah tiba di kota Vladivostok di Timur Jauh Rusia. Sumber diplomatik mengatakan bahwa ‘besok Choe akan berada di Moskow’.

    Kantor berita Rusia melaporkan Choe akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia. Namun, belum ada informasi terkait siapa pejabat yang akan ditemui Choe di Moskow, sementara Kremlin juga tidak mengkonfirmasi adanya rencana Choe bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

    Ketibaan Choe di Rusia sendiri terjadi saat Washington dan Seoul melaporkan bahwa Korut telah mengirimkan pasukan ke perang Rusia-Ukraina. Aliansi yang dipatroni AS, NATO, mengatakan pada hari Senin bahwa ribuan pasukan Korut bergerak menuju garis depan.

    Pentagon mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa beberapa tentara Korut berada di wilayah Kursk, wilayah perbatasan Rusia tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan besar pada bulan Agustus. Beberapa ribu lagi disebutkan sedang menuju ke wilayah itu.

    “Setiap pasukan Korut yang bertempur dalam perang akan menjadi ‘sasaran yang adil’ untuk serangan Ukraina. Kami tidak akan memberlakukan batasan baru pada penggunaan senjata AS oleh Ukraina jika Korut memasuki pertempuran,” ujar Pentagon dikutip Reuters.

    Di sisi lain, setelah pembicaraan dengan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada hari Selasa, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa langkah-langkah Korut membawa perang ke babak baru.

    “Perang ini menjadi internasional, meluas melampaui dua negara. Kami sepakat untuk memperkuat pertukaran intelijen dan keahlian, mengintensifkan kontak di semua tingkatan, terutama yang tertinggi, untuk mengembangkan strategi tindakan dan tindakan balasan guna mengatasi eskalasi ini,” tambah Zelensky di X.

    “Yoon memberi tahu Zelensky bahwa jika Korut menerima bantuan dari Rusia dan mampu memperoleh pengalaman dan pengetahuan militer dari keterlibatannya dalam perang, hal itu akan menimbulkan ‘ancaman besar’ bagi keamanan Korsel,” kata kantornya.

    Korsel mengatakan akan mulai memasok senjata ke Ukraina jika pasukan Korut bergabung dalam perang Rusia. Sejauh ini, Presiden Rusia Putin tidak membantah keberadaan pasukan Korut di negara itu.

    Dalam kesempatan yang berbeda, peran apa yang mungkin dimainkan oleh pasukan Korut masih belum jelas. Pentagon mengatakan indikasi awal adalah bahwa Rusia mungkin menempatkan mereka dalam peran infanteri.

    “Kami tetap khawatir bahwa Rusia bermaksud menggunakan tentara-tentara ini dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina di Kursk,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan.

    Lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan jumlah pasukan Korut yang terlibat ‘membuat ini lebih dari sekadar upaya simbolis’.

    “Namun, pasukan tersebut kemungkinan akan berperan sebagai pendukung dan jumlahnya kurang dari 1% dari pasukan Rusia,” katanya.

    “Rusia sangat membutuhkan tenaga kerja tambahan, dan ini adalah salah satu elemen upaya Rusia untuk mengisi jajaran tanpa mobilisasi kedua,” tambahnya, seraya mencatat kehadiran tersebut dapat bertambah.

    (luc/luc)

  • Diawasi Putin, Rusia Mulai Latihan Nuklir Strategis

    Diawasi Putin, Rusia Mulai Latihan Nuklir Strategis

    Dalam video yang dirilis oleh Kremlin, Putin menyebut penggunaan senjata nuklir akan menjadi “langkah yang sangat luar biasa” dan mengingatkan bahwa senjata itu harus tetap siap untuk digunakan.

    “Kita akan terus memperbaiki semua komponennya. Sumber daya untuk hal ini telah tersedia. Saya menekankan bahwa kita tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata baru, namun kita akan mempertahankan kekuatan nuklir pada tingkat kecukupan yang diperlukan,” cetusnya.

    Latihan nuklir strategis terbaru pada Selasa (29/10), menurut laporan Euro News, bertujuan untuk menguji kesiapan Rusia dalam merespons serangan nuklir besar-besaran dari musuh. Latihan ini melibatkan “triad” nuklir Rusia sepenuhnya, yang terdiri atas rudal yang diluncurkan dari darat, laut dan udara.

    Dalam simulasi ini, pasukan Rusia menguji tembak rudal-rudal dalam jarak ribuan kilometer untuk menyimulasikan respons serangan nuklir musuh — atau dalam posisi musuh menjadi yang pertama meluncurkan serangan nuklir dan Moskow membalas serangan itu.

    “Mengingat meningkatnya ketegangan geopolitik dan munculnya ancaman dan risiko eksternal baru, penting untuk memiliki kekuatan strategis yang modern dan selalu siap untuk digunakan,” cetus Putin dalam pernyataannya.

    Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pernyataan terpisah, mengumumkan bahwa latihan ini melibatkan peluncuran rudal balistik antarbenua Yars dari kosmodrom Plesetsk di barat laut Rusia ke arah Semenanjung Kamchatka di timur jauh Rusia.

    Kemudian rudal balistik Sineva dan Bulava ditembakkan dari kapal selam yang ada di Laut Barents dan Laut Okhotsk, serta rudal jelajah jarak jauh diluncurkan dari sejumlah pesawat pengebom strategis Tu-95 yang mengudara,

    Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, mengatakan kepada Putin bahwa tujuan dari latihan tersebut adalah untuk berlatih melancarkan “serangan nuklir besar-bearan oleh pasukan ofensif strategis sebagai respons atas serangan nuklir musuh”.

    (nvc/ita)

  • Harga Minyak Dunia Anjlok, Imbas Serangan Israel ke Iran? – Page 3

    Harga Minyak Dunia Anjlok, Imbas Serangan Israel ke Iran? – Page 3

    Amerika Serikat (AS) mengungkapkan akan menambah cadangan minyak, ketika harga minyak dunia semakin menurun.

    Mengutip Marketwatch, Selasa (29/10/2024) Departemen Energi AS (DOE) mengeluarkan seruan baru untuk membeli minyak untuk Cadangan Minyak Strategis karena harga semakin turun dari target harga akuisisi USD 79 per barel.

    DOE mengatakan mereka akan menerima tawaran pembelian hingga 3 juta barel minyak untuk pengiriman ke fasilitas Bryan Mound milik SPR di Texas mulai April hingga Mei 2025. Adapun tawaran untuk permintaan terbaru akan jatuh tempo pada 6 November mendatang.

    Departemen tersebut mengatakan mereka telah membeli lebih dari 55 juta barel minyak hingga saat ini untuk mengisi kembali SPR dengan harga rata-rata sekitar USD 76 per barel, dibandingkan dengan USD 95 per barel yang diterima untuk penjualan darurat dari cadangan minyak tersebut pada 2022, untuk menahan biaya minyak bagi konsumen setelah perang Rusia – Ukraina.

    DOE mengatakan bahwa mereka masih berencana membeli minyak pada harga USD 79 per barel atau kurang untuk mengisi kembali cadangan, dengan mempertimbangkan pengembalian kurs yang direncanakan dan perkembangan pasar.

    Harga minyak dunia turun pada Senin, 28 Oktober 2024 setelah serangan balasan Israel terhadap Iran akhir pekan lalu tidak mengenai fasilitas minyak atau nuklir, sehingga mengurangi kekhawatiran di pasar tentang eskalasi konflik yang dapat mengganggu pasokan minyak.

    Minyak mentah West Texas Intermediate, patokan AS, turun 6,1% menjadi USD 67,38 per barel di New York Mercantile Exchange.

    Minyak yang disimpan di SPR mencapai 384,6 juta barel per 18 Oktober, dibandingkan dengan 638,1 juta barel pada awal pemerintahan Biden.

  • Harga Emas Dunia Cetak Rekor Termahal Lagi, Dipatok Segini Sekarang – Page 3

    Harga Emas Dunia Cetak Rekor Termahal Lagi, Dipatok Segini Sekarang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga emas mencapai rekor tertinggi pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena ketidakpastian seputar pemilihan presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS dan konflik Timur Tengah, bersama dengan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) meningkatkan daya tarik terhadap emas batangan.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (30/10/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 0,9% menjadi USD 2.766,00 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi di level USD 2.771,61 pada awal sesi perdagangan.

    Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,9% menjadi USD 2.779,50.

    Harga emas batangan tumbuh subur dalam kondisi suku bunga rendah dan dianggap sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar. Harga emas telah melonjak lebih dari 34% sepanjang tahun ini.

    Harga emas didukung oleh taruhan safe-haven karena ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik terus berlanjut. Mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris juga terjebak dalam persaingan ketat menuju Gedung Putih.

    Di bidang geopolitik, sedikitnya 93 warga Palestina tewas dan hilang dalam serangan Israel di Gaza utara, kata Kementerian Kesehatan Gaza.

    Pasar saat ini memperkirakan peluang hampir 100% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Fed pada bulan November.

    “Emas akan mempertahankan kecenderungan naiknya dan bahkan mungkin mendekati USD 2.800 dalam beberapa hari ke depan, selama risiko pemilu AS terus membebani sentimen pasar, sementara ekspektasi penurunan suku bunga Fed tetap utuh,” kata Han Tan, Kepala Analis Pasar di Exinity Group.

    Namun, pembeli di India, konsumen emas terbesar kedua di dunia, menepis harga tertinggi yang pernah tercatat, dan melakukan pembelian untuk festival Dhanteras dan Diwali.

    Senada dengan harga emas, harga perak naik 2,2% menjadi USD 34,45 per ons. Harga platinum naik 1,8% menjadi USD 1.051,10. Sedangkan harga Paladium naik 0,5% menjadi USD 1.224,25, setelah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan karena kekhawatiran sanksi terhadap produsen utama Rusia. 

  • Antara Lawatan Prabowo ke G20, BRICS, hingga Gibran Jadi Plt Presiden

    Antara Lawatan Prabowo ke G20, BRICS, hingga Gibran Jadi Plt Presiden

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk sementara akan menggantikan tugas sebagai presiden saat Prabowo Subianto melawat ke luar negeri.

    Seperti diketahui, informasi yang berkembang, Presiden Prabowo Subianto akan melawat ke sejumlah Negara di luar negeri. Mulai dari kunjungan kenegaraan ke China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Lalu, menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC.

    Dari AS, Prabowo akan terbang ke Peru untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada 14—15 November 2024. Terakhir, Prabowo akan bertolak ke Rio de Janeiro, Brasil untuk menghadiri KTT Group of Twenty (G20) pada 18—19 November 2024 mendatang.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi telah memastikan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri dua konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut.

    “Kan ada undangan, ada G20, ada APEC, sebagai Kepala Negara ya pasti beliau kan harus hadir,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

    Nantinya, Prasetyo membenarkan bahwa selama kekosongan pemerintahan saat Prabowo melakukan lawatan ke Luar Negeri, maka Negara akan dipegang oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.

    Dia mengatakan bahwa saat ini Kementeriannya sedang menyiapkan surat untuk penunjukkan Gibran sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Presiden selama kepergian Prabowo ke luar Negeri. 

    “Ya pasti dong [pemerintahan dipegang Gibran], kan aturannya pasti begitu. Iyalah pasti [kami keluarkan surat],” pungkas Prasetyo.

    BRICS atau OECD?

    Kunjungan Prabowo ke G20 dan APEC akan berlangsung di tengah proses keanggotaan Indonesia sebagai negara BRICS yang diajukan pada KTT di Kazan, Rusia pekan lalu.

    BRICS sendiri merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Afrika (Afrika Selatan). Kelimanya merupakan negara-negara awal yang tergabung dalam blok ini.

    Adapun, BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China. Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010, sementara Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi anggota BRICS tahun ini. 

    Prabowo mengungkapkan alasan Indonesia ingin bergabung dalam blok ini. Menurutnya, negara-negara anggota BRICS merupakan negara-negara besar. Terlebih lagi, dia juga melihat bahwa banyak beberapa negara tetangga juga sudah menyatakan minat pada blok tersebut. 

    “Dan BRICS kita lihat ekonomi-ekonomi besar, India, Brazil, Tiongkok, Afrika Selatan sudah di situ dan negara-negara tetangga kita banyak yang sudah ke situ. Thailand, Malaysia nyatakan minat, Emirat Arab, Mesir,” terang Prabowo.

    Sementara itu, keinginan Prabowo membawa Indonesia ke BRICS bertolak belakang dengan kebijakan luar negeri pendahulunya yang ingin Indonesia menjadi negara OECD.

    Sebelumnya, pada akhir pemerintahan Jokowi, pemerintah mengungkapkan sedang mengerjakan sederet tugas sebagai syarat untuk aksesi menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

    Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Tim Nasional OECD menyampaikan tugas berupa perbaikan-perbaikan public service tersebut sebagai upaya agar standar pelayanan dapat setara dengan negara maju, sesuai dengan standar OECD. 

    “Kami berharap bahwa proses ini yang akan kita kerja sama antar-Kementerian/Lembaga, kita kerja sama juga dengan masyarakat, dengan institusi termasuk di sini dari KPK,” tuturnya dalam usai Rapat Koordinasi Tim Nasional OECD dan Peluncuran Portal Aksesi OECD, Kamis (3/10/2024). 

    Pemerintah pun terus melakukan benchmarking atau tolok ukur dengan negara-negara yang telah menjadi anggota OECD. 

    Menteri Keuangan yang menjadi Wakil Ketua Tim Nasional OECD, dalam hal ini Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan instansinya terus melakukan reformasi seperti pengelolaan APBN, fiskal, perpajakan, belanja, pembiayaan maupun reformasi yang tercantum dalam UU No.4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK). 

    “Jadi, banyak yang masuk di dalam OECD itu sebetulnya sudah masuk di dalam reform yang sudah kita kerjakan,” ujar Sri Mulyani. 

    Dikritik CSIS

    Sementara itu, Centre for Strategic and International Studies atau CSIS mengkritisi keputusan pemerintah untuk bergabung ke blok ekonomi BRICS, padahal Indonesia sudah menjadi anggota G20.

    Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri mengaku kaget dengan keputusan pemerintah yang mengikuti jejak tiga negara Asean lain yaitu Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang bergabung ke BRICS. Dia menekankan, level Indonesia sudah di atas Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

    “Indonesia itu sudah berada di atas dari tiga negara anggota Asean ini, Indonesia itu anggota G20 kok, kita enggak terlalu memerlukan satu platform baru untuk tampil ataupun mempunyai corong di tingkatan global,” ujar Yose dalam media briefing yang disiarkan di kanal YouTube CSIS Indonesia, Jumat (25/10/2024).

    Oleh sebab itu, dia menilai seharusnya pemerintah cukup fokus ke G20. Bahkan, sambungnya, Indonesia bisa pimpin negara-negara kawasan dengan membawa Asean sebagai organisasi bergabung ke G20.

    “Seperti African Union misalnya, dan itu yang kita bisa coba kembangkan ke depannya, bukan bagian dari satu kelompok yang mungkin sampai sekarang belum ketahuan juga tujuannya untuk apa,” kata Yose.

  • Video: Putin Ngamuk, Rusia Bom Pencakar Langit Uni Soviet di Ukraina

    Video: Putin Ngamuk, Rusia Bom Pencakar Langit Uni Soviet di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia menghancurkan pencakar langit Uni Soviet di Ukraina. Serangan dilakukan pasukan Presiden Vladimir Putin dengan bom berpemandu di wilayah Kharkiv, medan utama perang pada Senin waktu setempat.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell di CNBC Indonesia, Selasa (29/10/2024).

  • Kerja Sama Militer Rusia-Korut Ancam Keamanan Global

    Kerja Sama Militer Rusia-Korut Ancam Keamanan Global

    Seoul

    Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyebut peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara (Korut) menjadi ancaman keamanan global yang besar. Hal itu disampaikan setelah Amerika Serikat (AS), sekutu Korsel, menuduh Korut mengirimkan 10.000 tentaranya untuk berlatih di Rusia.

    “Seiring dengan berlanjutnya perang di Ukraina yang sudah memasuki tahun ketiga, Korea Utara telah melakukan lebih dari sekadar memasok senjata ke Rusia dan bahkan telah mengerahkan pasukan,” ucap Yoon dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Korsel, seperti dilansir AFP, Selasa (29/10/2024).

    Badan mata-mata Seoul sebelumnya melaporkan bahwa Pyongyang telah mengirimkan ribuan tentaranya, termasuk pasukan khusus elite, ke Rusia. Pada Senin (28/10), Washington melaporkan bahwa 10.000 tentara Korut saat ini sedang berlatih di wilayah Rusia.

    “Kerja sama militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara merupakan ancaman keamanan yang signifikan bagi komunitas internasional dan dapat menimbulkan risiko serius terhadap keamanan nasional kita,” sebut Yoon.

    “Kita harus benar-benar memeriksa semua kemungkinan dan mempersiapkan langkah-langkah penanggulangan,” cetusnya.

    Ditambahkan oleh Yoon bahwa “langkah-langkah akan diambil secara aktif selangkah demi selangkah” tergantung pada kemajuan kerja sama militer Rusia-Korut.

    Kerja sama kedua negara itu, menurut Yoon, “secara fundamental mengguncang tatanan internasional yang berdasarkan aturan dan mengancam perdamaian di Semenanjung Korea dan secara global”.

  • TNI AL-RBN bersiap latihan bersama di Laut Jawa 17–23 November

    TNI AL-RBN bersiap latihan bersama di Laut Jawa 17–23 November

    Jakarta (ANTARA) – TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Brunei Darussalam (RBN) bersiap untuk kembali mengikuti Latihan Bersama (Latma) Helang Laut Ke-21 Tahun 2024 di Surabaya, Jawa Timur, dan di Laut Jawa pada 17–23 November 2024.

    Kepala Dinas Penerangan Komando Armada (Kadispen Koarmada) II TNI AL Kolonel Laut (P) Widyo Sasongko saat dihubungi di Jakarta, Kamis, menjelaskan latihan itu bertujuan meningkatkan interoperabilitas terutama dalam menjaga keamanan dan menegakkan hukum di laut.

    “Latma Helang Laut 21B/24 merupakan latihan bilateral dua tahunan yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Laut dan Royal Brunei Navy dengan fokus meningkatkan interoperabilitas kedua negara, berisikan materi yang menunjang pelaksanaan keamanan laut,” kata Widyo.

    Baca juga: TNI AL-AL Rusia latihan perang perdana di Surabaya 4–8 November

    Dia menjelaskan latihan tersebut bakal terdiri atas dua tahap, yaitu fase pangkalan (harbour phase) di Markas Komando Koarmada II di Surabaya dan fase laut (sea phase) di Laut Jawa.

    Untuk latihan itu, kata Widyo, TNI AL menyiapkan dua kapal perang, yaitu KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI Tombak-629, sementara Angkatan Laut Brunei mengerahkan juga dua kapal perang, yaitu KDB-Darulaman-08 dan KDB Syafaat-19 serta satu tim dari pasukan khusus NAVSAG (Navy Surface Action Group).

    Dalam rangkaian persiapan Latma Helang, Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Rivo De Havilland memaparkan langsung rencana garis besar (RGB) latihan di hadapan Panglima Komando Armada II TNI AL Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo dalam rapat di Markas Komando Koarmada II, Surabaya, Selasa (22/10).

    Selepas menerima paparan itu, Pangkoarmada II mengingatkan para komandan kapal untuk rutin mengecek kesiapan personel dan alutsista.

    “Ingat keamanan dan keselamatan harus selalu menjadi prioritas dalam setiap penugasan,” kata Ariantyo kepada para komandan kapal saat rapat.

    Baca juga: KRI Bung Karno-KRI Kerambit rampungkan latihan bersama AL Singapura

    Latma Helang Laut terakhir kali digelar di perairan Brunei pada 2022. Latihan bersama itu digelar secara bergantian di Indonesia dan Brunei Darussalam setiap dua tahun sekali.

    KRI Frans Kaisiepo-368 yang pada latihan kali ini dipersiapkan untuk Latma Helang Laut 21B/24 juga pernah mengikuti latihan yang sama pada 2015.

    Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia berbagi wilayah darat di Pulau Kalimantan. Meskipun berdekatan, Indonesia dan Brunei tidak berbagi wilayah perbatasan di laut karena batas laut Brunei sebagian besar langsung menghadap ke Laut China Selatan.

    Baca juga: KRI Bung Tomo bersiap menjelang latihan bersama Angkatan Laut Vietnam
    Baca juga: TNI AL dan RAN rampung latihan bersama di perbatasan RI-Australia
    Baca juga: Marinir Indonesia dan AS latihan bersama di Situbondo

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pengamat nilai Kemenko Polkam konsolidasikan pertahanan nasional

    Pengamat nilai Kemenko Polkam konsolidasikan pertahanan nasional

    Presiden RI Prabowo Subianto memiliki analisis yang kuat terkait lingkungan strategis terkini.Jakarta (ANTARA) – Pengamat intelijen dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro menilai terbentuknya Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Polkam) merupakan upaya mengonsolidasikan agenda pertahanan dan keamanan nasional.

    “Ini memberi keuntungan untuk meningkatkan efektivitas dalam penangkalan, pencegahan, penindakan, dan penanganan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan atau ATHG yang muncul,” kata Simon, sapaan akrab Ngasiman, ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, Kemenko Polkam menjadi terobosan baru yang mengoordinasikan dua lembaga pada bidang tersebut, yaitu TNI dan Polri, dengan seluruh jajarannya, termasuk Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Digital, dan Kejaksaan Agung.

    Simon mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto memiliki analisis yang kuat terkait lingkungan strategis terkini.

    Dalam konteks geopolitik, Simon menyoroti bahwa Indonesia dapat menjadi sasaran empuk dari para pihak yang sedang berkonflik.

    Misalkan, lanjut dia, perang China dengan Amerika Serikat, China dengan Taiwan, perang Palestina dengan Israel, bahkan perang Ukraina dengan Rusia.

    “Mereka bakal memperkuat dukungan baik politik maupun ekonomi untuk kebutuhan konflik mereka,” ucap Simon.

    Baca juga: Budi Gunawan pastikan program Kemenko Polkam selaras dengan Astacita
    Baca juga: Kemenko Polkam fokus dukung program 100 hari Prabowo-Gibran

    Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia rentan untuk menjadi sasaran empuk adalah indikator strategis yang dimiliki oleh Indonesia seperti jumlah penduduk yang banyak dan negara yang besar.

    Oleh karena itu, apabila Indonesia tidak memperkuat diri dari sisi pertahanan dan keamanan, Simon khawatir Indonesia akan sulit melakukan perlawanan.

    Dengan demikian, untuk 100 hari ke depan, Simon mengatakan yang harus menjadi fokus bagi Kemenko Polkam adalah merumuskan ulang strategi pertahanan dan keamanan nasional selama 5 tahun masa pemerintahan Prabowo Subianto.

    “Mulai dari penguatan militernya, kepolisian, intelijen secara kelembagaan, hingga program-program penguatan kapasitas dan kapabilitas personel dan persenjataan,” kata Simon.

    Prioritas kedua, kata dia, adalah penguatan pasukan siber untuk pertahanan dan keamanan, entah matra tersendiri di TNI atau unit tersendiri di Polri.

    Ia menyoroti teknologi canggih yang dapat melakukan serangan tidak terlihat, tetapi dampaknya sangat nyata bagi masyarakat.

    “Kemampuan untuk menghalau dan menangani serangan siber ini diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada jajaran negara yang disegani dunia,” kata Simon.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024