Negara: Rusia

  • AS Balik Tuding Rusia Picu Eskalasi Perang Ukraina

    AS Balik Tuding Rusia Picu Eskalasi Perang Ukraina

    Dia menambahkan bahwa AS tidak melihat “alasan apa pun” untuk mengubah postur nuklirnya menyusul pembaruan doktrin nuklir Rusia yang disetujui Presiden Vladimir Putin. Washington mengecam langkah Moskow itu sebagai “retorika yang tidak bertanggung jawab”.

    “Kami belum melihat adanya alasan untuk menyesuaikan postur atau doktrin nuklir kami sebagai tanggapan terhadap pernyataan Rusia,” ucap Jean-Pierre saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih.

    Badan intelijen Barat dan Ukraina meyakini setidaknya 10.000 tentara Korut telah dikerahkan oleh Rusia, dan beberapa di antaranya ditempatkan di wilayah Kursk, untuk memperkuat pasukan Moskow.

    Jean-Pierre menyebut langkah itu sebagai bukti “keputusasaan” dari Rusia.

    “Mereka kini melihat banyak korban jiwa, dan sekarang yang mereka lakukan adalah meminta DPRK untuk memasok tentara kepada mereka,” ujarnya, menggunakan nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

    Putin sebelumnya menuding AS mendorong perang yang berkecamuk di Ukraina menjadi konflik global, setelah negara itu mengizinkan Kyiv menyerang Moskow dengan rudal jarak jauh pasokan Barat. Putin memperingatkan Rusia bisa melancarkan serangan balasan.

    Dalam pidato terbaru pada Kamis (21/11) malam yang disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia, Putin menyebut Moskow telah merespons penggunaan rudal pasokan AS dan Inggris dengan menembakkan rudal balistik hipersonik jarak menengah jenis terbaru terhadap fasilitas militer Ukraina.

    Dia menyebut Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan enam rudal jarak jauh ATACMS buatan AS pada 19 November dan dengan rudal Storm Shadow buatan Inggris serta rudal HIMARS buatan AS pada 21 November, setelah mendapat persetujuan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

    “Sejak saat itu, seperti yang telah berulang kali kami tekankan, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat, telah memiliki unsur-unsur yang bersifat global,” cetus Putin.

    Lihat Video ‘Uji Peluncuran Rudal Hipersonik, Putin Serius Ancam Negara Barat’:

    (nvc/idh)

  • Putin Tuding AS Dorong Perang Ukraina Jadi Konflik Global

    Putin Tuding AS Dorong Perang Ukraina Jadi Konflik Global

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut perang yang berkecamuk di Ukraina meningkat menjadi konflik global, setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengizinkan Kyiv menyerang Moskow dengan rudal jarak jauh pasokan Barat. Putin memperingatkan Rusia bisa melancarkan serangan balasan.

    Peringatan itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (22/11/2024), disampaikan Putin saat menyampaikan pidato terbaru pada Kamis (21/11) malam yang disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia.

    Dalam pidatonya, Putin menyebut Rusia telah merespons penggunaan rudal pasokan AS dan Inggris dengan menembakkan rudal balistik hipersonik jarak menengah jenis terbaru terhadap fasilitas militer Ukraina.

    Lebih banyak lagi serangan rudal hipersonik, sebut Putin dalam peringatannya, akan menyusul. Dia mengatakan warga sipil akan mendapatkan peringatan dini sebelum serangan lebih lanjut dilancarkan dengan senjata jenis tersebut.

    Putin menyebut Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan enam rudal jarak jauh ATACMS buatan AS pada 19 November, dan dengan rudal Storm Shadow buatan Inggris serta rudal HIMARS buatan AS pada 21 November, setelah mendapat persetujuan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

    “Sejak saat itu, seperti yang telah berulang kali kami tekankan, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat, telah memiliki unsur-unsur yang bersifat global,” cetus Putin.

    AS, sebut Putin, telah mendorong dunia menuju ke konflik global. “Dan jika terjadi eskalasi tindakan agresif, kami juga akan merespons dengan tegas dan dengan cara yang sama,” tegasnya.

  • Presiden RI & PM Inggris Sepakati Peningkatan Kerja Sama Pertahanan – Espos.id

    Presiden RI & PM Inggris Sepakati Peningkatan Kerja Sama Pertahanan – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandar Udara Stansted, London, Inggris, Rabu (20/11/2024).

    Esposin, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyepakati sejumlah peningkatan komitmen kerja sama antara Indonesia dan Inggris dalam bidang pertahanan serta kebijakan luar negeri dalam pertemuan bilateral yang dilangsungkan Kamis.

    “Berlandaskan komitmen kami untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan internasional. Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan,” demikian bunyi pernyataan bersama RI-Inggris dalam situs web gov.uk dikutip di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

    Promosi
    BRI Peduli Salurkan Beasiswa dan Sarana Prasarana kepada YPAC Jakarta

    Beberapa kesepakatan yang ditingkatkan untuk sektor pertahanan di antaranya mencakup kemitraan erat untuk keamanan siber hingga kerja sama penanggulangan terorisme.

    Selain itu, Inggris juga berkomitmen mendukung Indonesia dalam hal kemitraan industri pertahanan salah satunya terlibat dalam pengembangan Program Kapal Fregat Serbaguna Merah Putih Indonesia.

    Dalam hal kebijakan luar negeri, Prabowo dan Starmer juga menyepakati beberapa hal untuk Indonesia dan Inggris seperti penguatan misi mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di forum multilateral seperti di PBB, G20, maupun ASEAN.

    Untuk konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, baik Indonesia maupun Inggris sama-sama menggarisbawahi komitmen mendukung penegakan hukum internasional sejalan dengan prinsip-prinsip Piagam PBB untuk mendukung perdamaian yang adil serta berkelanjutan.

    Selain itu, turut disepakati untuk konflik di Timur Tengah, Indonesia dan Inggris satu suara mendukung penuh gencatan senjata terkhusus untuk di Gaza. Tidak hanya itu, desakan pengiriman bantuan kemanusiaan yang tanpa hambatan harus diprioritaskan bersama dengan pembebasan para sandera.

    Untuk kebijakan luar negeri yang disepakati bersama baik Indonesia maupun Inggris, ialah seruan terhadap de-eskalasi konflik di Lebanon yang diharapkan diselesaikan secara damai dan diplomatis.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen di Tengah Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina

    Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen di Tengah Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia melonjak hampir 2% pada Kamis (21/11/2024) akibat meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Kedua negara saling meluncurkan rudal, memicu kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan minyak apabila konflik semakin meluas.

    Dilansir dari Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa negaranya telah melancarkan serangan rudal balistik hipersonik jarak menengah ke fasilitas militer Ukraina. Putin juga memperingatkan negara-negara Barat bahwa Rusia bisa menargetkan instalasi militer di negara mana pun yang senjatanya digunakan melawan Rusia.

    Putin menuding Barat meningkatkan eskalasi perang dengan mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang Rusia. Konflik ini kini mulai menyeret dunia ke perang global. Ukraina sendiri telah meluncurkan rudal buatan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke wilayah Rusia pekan ini.

    Di pasar minyak, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,42 (1,95%) menjadi US$ 74,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,35 (2%) menjadi US$ 70,10 per barel.

    “Fokus pasar kini beralih pada meningkatnya kekhawatiran akan eskalasi perang Rusia-Ukraina,” kata Ole Hvalbye, analis komoditas di SEB.

    Rusia merupakan eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Gangguan signifikan dalam pasokan Rusia dapat berdampak besar pada pasokan minyak global.

    “Risiko bagi pasar minyak adalah apabila Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia. Risiko lainnya adalah ketidakpastian mengenai respons Rusia terhadap serangan ini,” ujar analis ING dalam risetnya.

    Namun, sentimen pasar juga terbebani oleh peningkatan cadangan minyak mentah AS sebanyak 545.000 barel menjadi 430,3 juta barel pada pekan yang berakhir 15 November 2024, melampaui ekspektasi analis.

    Di sisi lain, Tiongkok pada Kamis mengumumkan kebijakan untuk mendorong perdagangan, termasuk mendukung impor produk energi, di tengah kekhawatiran akan ancaman tarif dari presiden AS terpilih Donald Trump.

    Sementara itu, OPEC+ diperkirakan akan kembali menunda peningkatan produksi dalam pertemuan pada 1 Desember 2024 akibat lemahnya permintaan global yang kian membuat harga minyak mentah tertekan.

  • Rusia Klaim Kabari AS 30 Menit Sebelum Luncurkan Rudal Hipersonik ke Ukraina

    Rusia Klaim Kabari AS 30 Menit Sebelum Luncurkan Rudal Hipersonik ke Ukraina

    Jakarta

    Rusia meluncurkan rudal hipersonik ke Ukraina. Juru Bicara Kremlin mengklaim Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat 30 menit sebelum menembakkannya ke Ukraina.

    “Pihak Rusia memperingatkan Amerika tentang peluncuran ‘Oreshnik’,” melalui hotline de-eskalasi nuklir otomatis, demikian pernyataan yang disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita TASS, dilansir AFP, Jumat (21/11/2024).

    Putin sebelumnya mengatakan Rusia telah menguji coba jenis baru rudal jarak menengah hipersonik di kota Dnipro, Ukraina yang dilengkapi dengan hulu ledak non-nuklir.

    Kyiv menuduh Rusia menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM). Namun, pihaknya menyebut pengujian sedang dilakukan pada puing-puing untuk memastikan jenis senjata dan hulu ledak yang digunakan.

    Peskov mengatakan Pusat Nasional Rusia untuk Pengurangan Bahaya Nuklir mengirim pesan ke layanan serupa di Amerika Serikat “secara otomatis” 30 menit sebelum peluncuran yang direncanakan, TASS melaporkan.

    Saksikan Juga Blak-blakan: Ony Anwar Harsono Bicara Kunci Sukses Ngawi Sebagai Lumbung Padi Nasional

    (taa/taa)

  • Rusia Berhak Serang Negara yang Izinkan Senjatanya Dipakai Ukraina

    Rusia Berhak Serang Negara yang Izinkan Senjatanya Dipakai Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan negaranya berhak menyerang negara-negara yang senjatanya digunakan oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia. Hal tersebut disampaikan putin melalui pidato agresifnya yang menantang Barat.

    Dilansir AFP, Jumat (22/11/2024), Pemimpin Kremlin tersebut juga memperingatkan bahwa konflik tersebut telah mengambil “unsur-unsur karakter global” dan menekankan bahwa Moskow siap untuk “skenario apa pun” dalam konfrontasinya dengan Kyiv dan Barat.

    Putin menyampaikan pidato kejutan kepada negara tersebut di TV pemerintah setelah berhari-hari terjadi eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung nyaris tiga tahun. Konflik itu menyebabkan Ukraina menembakkan rudal yang dipasok AS dan Inggris ke wilayah Rusia untuk pertama kalinya.

    “Kami menganggap diri kami berhak untuk menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan terhadap fasilitas kami,” kata Putin.

    “Jika terjadi peningkatan tindakan agresif, kami akan merespons dengan tegas,” katanya.

    Mantan mata-mata KGB itu telah berulang kali mengancam Barat selama konflik berlangsung, menyerangnya karena mempersenjatai Ukraina, mencoba menggagalkan serangan militernya, dan menghantam Moskow dengan rentetan sanksi.

    Namun, peringatan yang dikeluarkan pada Kamis malam adalah salah satu peringatannya yang paling keras dan langsung, yang muncul pada saat yang sangat penting dalam pertempuran tersebut.

    “Kami selalu lebih suka, dan sekarang siap untuk menyelesaikan semua pertanyaan yang disengketakan dengan cara damai, tetapi kami juga siap untuk skenario apa pun,” kata Putin.

    “Jika ada yang meragukan itu, mereka salah. Akan selalu ada respons,” tambahnya.

    Putin juga mengklaim serangan Ukraina di wilayah perbatasan Rusia menggunakan rudal ATACMS dan Storm Shadow telah gagal.

    Presiden AS yang akan lengser, Joe Biden, memberi Ukraina izin untuk menggunakan rudal tersebut guna menghantam wilayah Rusia awal minggu ini, setelah berbulan-bulan tuntutan dari Kyiv.

    Pemerintahan Biden telah meningkatkan bantuan militer ke Kyiv sejak Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS awal bulan ini.

    Trump bersikap skeptis terhadap bantuan Amerika ke Ukraina dan membanggakan diri di masa kampanye bahwa ia mampu mengamankan kesepakatan damai dalam beberapa jam setelah menjabat.

    (taa/taa)

  • Putin Sebut Rudal Balistik Rusia Targetkan Industri Pertahanan Ukraina

    Putin Sebut Rudal Balistik Rusia Targetkan Industri Pertahanan Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin angkat bicara mengenai serangan rudal militernya yang menghantam Ukraina. Putin menyebut militernya menembakkan rudal jarak menengah baru bernama Oreshnik.

    Dalam pidatonya, seperti dilansir AFP, Jumat (21/11/2024), Putin menyatakan Rusia melakukan “pengujian dalam kondisi pertempuran terhadap salah satu sistem rudal jarak menengah terbaru Rusia… Teknisi kami menamakannya Oreshnik,” yang berarti pohon hazel dalam bahasa Rusia.

    Rusia menyerang kota Dnipro di Ukraina tengah dalam rentetan rudal pada hari Kamis (21/11) dini hari.

    Angkatan udara Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelensky menuding Rusia menggunakan rudal balistik antarbenua, sementara para ahli Ukraina masih memeriksa bukti untuk memastikan jenis rudal yang digunakan.

    Putin mengatakan dalam pidatonya bahwa Rusia meluncurkan serangan gabungan terhadap target industri pertahanan di Ukraina.

    Ia menggambarkan Oreshnik sebagai “rudal balistik” yang dalam kasus ini dikerahkan “dalam konfigurasi hipersonik non-nuklir”, dengan mengatakan bahwa “uji coba” tersebut telah berhasil dan telah mengenai sasarannya.

    Pertahanan udara tidak dapat mencegat Oreshnik, yang menyerang dengan kecepatan Mach 10, atau 2,5-3 kilometer per detik, kata Putin.

    “Sampai hari ini tidak ada cara untuk menangkal senjata semacam itu,” presiden itu membanggakan.

    Ia mengatakan Rusia sedang menguji Oreshnik dalam kondisi pertempuran “sebagai respons terhadap tindakan agresif negara-negara NATO terhadap Rusia.”

    (taa/taa)

  • Bukti Bumi sedang Sakit, Wilayah Konflik di Dunia Melonjak 65%

    Bukti Bumi sedang Sakit, Wilayah Konflik di Dunia Melonjak 65%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Proporsi wilayah dunia yang terjebak dalam konflik telah meningkat hingga 65% dalam 3 tahun terakhir, setara dengan hampir dua kali luas India.

    Berdasarkan Conflict Intensity Index (CII) terbaru yang diterbitkan oleh analis risiko Verisk Maplecroft, wilayah konflik kini mencakup 6,15 juta km² atau 4,6% dari total daratan dunia, naik dari 2,8% pada 2021.

    Jumlah korban tewas dalam konflik juga meningkat 29% selama periode tersebut.

    Laporan tersebut mengidentifikasi sejumlah wilayah yang mengalami eskalasi konflik, termasuk, koridor konflik di Afrika, yang meliputi Sahel dan Tanduk Afrika, dari Mali hingga Somalia. Di Burkina Faso, 86% wilayahnya kini terlibat dalam konflik. Sudan dan Ethiopia juga mengalami kekerasan berskala besar.

    Di Eropa Timur ada Ukraina sebagai pusat perhatian akibat invasi Rusia. Konflik ini tidak hanya mengganggu rantai pasok global tetapi juga membahayakan keamanan pangan di Timur Tengah dan Afrika.

    Sementara itu, konflik juga terjadi di Asia Tenggara, di mana negara-negara seperti Myanmar mengalami kekerasan yang meluas, terutama terkait pemberontakan bersenjata.

    Menurut Angela Rosales, CEO SOS Children’s Villages International, sebanyak 470 juta anak di seluruh dunia terdampak konflik, termasuk di Ukraina, Sudan, Gaza, dan Lebanon.

    “Anak-anak di wilayah konflik berisiko kehilangan keluarga jika rumah mereka hancur, orang tua terbunuh, atau mereka terpisah saat melarikan diri dari kekerasan,” ujar Rosales, dikutip dari AFP, Kamis (21/11/2024).

    Selain risiko kehilangan keluarga, anak-anak di wilayah konflik juga rentan terhadap eksploitasi, perdagangan manusia, dan kekerasan.

    Clionadh Raleigh, Presiden Acled (Armed Conflict Location and Event Data), menyoroti bahwa konflik baru terus muncul, dengan peningkatan 27% dalam peristiwa kekerasan sejak perang Ukraina dimulai. Di sisi lain, konflik lama sulit diselesaikan, terutama di negara-negara seperti Myanmar yang melibatkan banyak kelompok bersenjata kecil.

    “Konflik-konflik kecil ini cenderung fleksibel terhadap sistem politik tempat mereka berada, sehingga sangat sulit untuk diakhiri,” katanya.

    Dampak Kekerasan Global

    Sementara itu, Iain Overton, Direktur Eksekutif Action on Armed Violence, menyebut bahwa dekade 2020-an kemungkinan akan dikenal sebagai “dekade serangan udara, terutama menggunakan drone.” Kekerasan antara negara, berbeda dengan konflik melibatkan kelompok non-negara di pertengahan 2010-an, kini menjadi lebih dominan.

    Hugo Brennan dari Verisk Maplecroft memperingatkan dampak luas dari konflik ini pada bisnis global, pertumbuhan ekonomi, dan keamanan pangan.

    “Risiko konflik terus meningkat selama beberapa tahun terakhir, dan bisnis global perlu mempertimbangkan hal ini,” ujar Brennan.

    Menurutnya, ketegangan global yang terus meningkat menuntut perhatian internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mengurangi dampak konflik pada masyarakat sipil.

    (luc/luc)

  • Rudal AS-Inggris Serbu Rusia, Putin Serang Balik dengan ICBM

    Rudal AS-Inggris Serbu Rusia, Putin Serang Balik dengan ICBM

    Jakarta, CNBC Indonesia – Eskalasi terus memanas antara negara-negara NATO dan Rusia. Hal ini terjadi setelah Ukraina menembakkan sejumlah rudal dari dua anggota NATO, Amerika Serikat (AS) dan Inggris, ke negara Negeri Beruang Merah.

    Pada Rabu, Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh AS, Army Tactical Missile System (ATACMS), untuk menyerang beberapa kota milik Moskow. Rusia menyatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal jenis itu yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk.

    Lalu, tak lama kemudian, Kyiv menembakkan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke Rusia untuk pertama kalinya. Gambar, yang belum dikonfirmasi, tersebar melalui aplikasi perpesanan Telegram yang menampakan pecahan rudal di suatu lokasi di wilayah Kursk.

    Penggunaan rudal ini oleh Ukraina terjadi setelah London dan Washington memberikan lampu hijau untuk penggunaannya menyerang Rusia. Kyiv berdalih hal ini untuk membatasi gerak dan suplai militer Moskow yang terus menyerang Ukraina.

    Langkah ini juga diambil setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa penggunaan rudal buatan AS dan Inggris di dalam perbatasan Rusia sama saja dengan keterlibatan langsung NATO dalam konflik itu.

    Bahkan Putin telah merevisi doktrin nuklirnya yang juga menyebut bahwa negara yang membantu musuh Moskow untuk menyerang Rusia juga dapat menjadi target sah senjata nuklir.

    Meski begitu, peneliti senior di lembaga pemikir pertahanan dan keamanan Royal United Services Institute di Inggris, Jack Watling, mengatakan penggunaan rudal jarak jauh Barat ke wilayah Rusia ‘tentu saja tidak akan’ memicu respons nuklir Moskow seperti yang ditakutkan sebagian pihak di Barat.

    “Namun Rusia dapat meningkatkan berbagai cara untuk mengenakan biaya kepada Barat, mulai dari sabotase bawah laut hingga penggunaan proksi untuk mengganggu perdagangan di Bab Al Mandab selat di lepas Laut Merah tempat serangan terhadap pengiriman barang dikaitkan dengan pemberontak Houthi Yaman,” ujarnya kepada Associated Press.

    Serupa, seorang peneliti senior di Institut Penelitian Perlucutan Senjata PBB, Pavel Povdig, mengatakan bahwa ia tidak yakin bahwa menjatuhkan bom di Ukraina ada dalam daftar pilihan Moskow. Ia menyebut hal ini tidak akan menguntungkan Rusia di medan perang.

    “Saya tidak yakin bahwa menjatuhkan bom di Ukraina ada dalam daftar pilihan Moskow terutama karena hal itu tidak akan membantu mencapai tujuan militer apa pun, dan Rusia sedang maju saat ini,” tuturnya kepada The Guardian.

    “Lebih jauh, penggunaan senjata nuklir dalam konflik untuk pertama kalinya sejak 1945 akan menyatukan sebagian besar dunia melawan Rusia dengan cara yang tidak dapat diprediksi dengan mudah oleh Moskow.”

    Opsi di Luar Nuklir

    Rusia juga memiliki opsi pembalasan dengan tidak melibatkan senjata nuklir. Moskow telah mempersenjatai arus orang yang bermigrasi ke barat dan mengarahkan mereka ke perbatasan Polandia, Lithuania, dan Finlandia dengan tujuan menyebabkan kesulitan politik bagi negara-negara tersebut.

    Intelijen militer Rusia juga telah melakukan pembunuhan di Inggris, Jerman, Spanyol, Austria, Turki, dan tempat lain. Rusia telah merencanakan serangan sabotase, yang diduga termasuk penggunaan alat pembakar yang ditemukan di pusat kargo DHL di Jerman dan Inggris pada bulan Juli.

    Di AS dan Eropa, bot internet Rusia telah memperkuat isu-isu polarisasi, dengan tujuan melonggarkan kohesi sosial, dan memperkuat sayap kanan. Rusia juga dituduh mengganggu sinyal GPS, khususnya di atas Laut Baltik, yang mengganggu navigasi ribuan pesawat penumpang.

    Pada Rabu, otoritas Denmark menyebut sebuah kapal kargo China sebagai yang paling dekat dengan wilayah Laut Baltik tempat dua kabel komunikasi bawah laut terputus awal minggu ini. Namun, Elisabeth Braw, seorang pakar konflik zona abu-abu di Atlantic Council, mengatakan hal itu tidak mengesampingkan keterlibatan Rusia.

    “Kapal dagang biasanya tidak pergi dan memotong kabel bawah laut untuk bersenang-senang,” kata Braw. “Apa yang kami lihat adalah bahwa Rusia sangat pandai menggunakan proksi.”

    Sementara itu, Rusia juga dapat menggunakan basis proksinya untuk melakukan operasi gangguan di Barat. Menurut sebuah laporan di Wall Street Journal bulan lalu, Rusia telah memberikan data penargetan kepada pemberontak Houthi Yaman untuk digunakan dalam menargetkan pengiriman barat di Laut Merah.

    Di Inggris, kepala MI5, badan intelijen dalam negeri Inggris, mengatakan pada bulan Oktober bahwa intelijen Rusia secara drastis meningkatkan kolaborasinya dengan geng-geng kriminal sebagai bagian dari ‘misi berkelanjutan untuk menimbulkan kekacauan di jalan-jalan Inggris dan Eropa’.

    Serangan Balasan Rusia

    Sementara itu, Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dari wilayah Astrakhan di selatan negara tersebut dalam serangan terhadap Ukraina pada Kamis (21/11/2024). Ini merupakan pertama kalinya Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang sangat kuat ini dalam perang yang telah berlangsung selama 33 bulan.

    Dilansir Reuters, serangan ini menyasar infrastruktur penting dan sejumlah perusahaan di kota Dnipro, bagian tengah-timur Ukraina. Meski begitu, tidak ada kejelasan dari pernyataan Angkatan Udara Ukraina mengenai target spesifik rudal balistik antarbenua tersebut atau apakah serangan itu menimbulkan kerusakan.

    Rudal balistik antarbenua biasanya dirancang dengan jangkauan ribuan kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional.

    Ukraina berhasil menembak jatuh enam rudal jelajah Kh-101 yang juga diluncurkan dalam serangan tersebut.

    “Secara khusus, rudal balistik antarbenua diluncurkan dari wilayah Astrakhan di Federasi Rusia,” kata Angkatan Udara Ukraina dalam pernyataannya, tanpa memerinci jenis rudal balistik yang digunakan.

    (luc/luc)

  • UMKM mendunia, pertumbuhan ekonomi perkasa

    UMKM mendunia, pertumbuhan ekonomi perkasa

    Perajin membuat shuttlecock untuk memenuhi permintaan di sentra industri shuttlecock di Makam Bergolo, Serengan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Guna memenuhi percepatan target pertumbuhan ekonomi Pemerintah Indonesia sebesar delapan persen pada 2029, Kemendag menargetkan ekspor nasional dapat tumbuh 7,1 persen pada 2025 hingga 9,6 persen pada 2029. ANTARAFOTO/Maulana Surya/YU (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

    UMKM mendunia, pertumbuhan ekonomi perkasa
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 21 November 2024 – 15:57 WIB

    Elshinta.com – Berawal dari semangat berwirausaha, membuat produk rumahan ala kadarnya, hingga akhirnya meraup omzet jutaan rupiah. Itulah ikhtiar yang jalani oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kini, sudah saatnya para pengusaha lokal ini mendapat tempat di pasar global.

    Upaya mendorong UMKM melakukan ekspor sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, baik oleh pemerintah ataupun pihak swasta. Berbagai pendampingan, pelatihan hingga bantuan terhadap akses finansial juga telah dihadirkan guna membantu para pengusaha “kecil” ini naik kelas.

    Mendorong peningkatan UMKM bisa ekspor menjadi isu yang sedangkan digencarkan oleh pemerintah. Betapa tidak, sektor ini telah menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi lantaran menyumbang lebih dari 60,5 persen produk domestik bruto (PDB) nasional, serta memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar internasional.

    Namun, kontribusi ekspor UMKM periode Januari-Agustus 2024, berdasarkan instrumen Surat Keterangan Asal (SKA), baru mencapai 6,8 persen dengan nilai 11,6 miliar dolar AS (sekitar Rp184,8 triliun). Angka ini terbilang kecil, sehingga banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk membuat UMKM siap dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas lagi.

    Jadi isu prioritas

    Pemerintah memandang pengembangan ekosistem UMKM ekspor menjadi hal yang sangat penting. Tak heran, bahwa isu ini menjadi topik utama dalam berbagai diskusi. Bahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memasukkannya ke dalam program prioritas yang harus dikejar.

    Tiga program prioritas Kemendag di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, adalah pertama, pengamanan pasar dalam negeri sehingga produk lokal dapat berdaya saing menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kedua, perluasan pasar ekspor dengan meningkatkan pangsa pasar produk ekspor di kancah global, dan ketiga, peningkatan UMKM “Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM terhadap kinerja perdagangan luar negeri Indonesia.

    Isu seputar UMKM go international sudah mulai sering digaungkan. Bahkan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso juga menyerukan masalah ini dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup serta Menteri Hubungan Perdagangan Singapura Grace Fu.

    Tak hanya itu, Indonesia juga menyampaikan soal pentingnya pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam perdagangan global, pada pertemuan Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Ministerial Meeting/AMM) ke-35 di Lima, Peru, Kamis (14/11).

    Bukan hanya Indonesia yang peduli dengan pengembangan produk dalam negeri, memberikan peran dan porsi bagi UMKM maupun kelas kecil dan menengah (UKM) atau small medium enterprise (SME), masih menjadi isu penting di negara-negara maju seperti Korea Selatan.

    Oleh karena itu, poin penguatan UKM, juga masuk dalam kesepakatan-kesepakatan perjanjian dagang dan kerja sama ekonomi tingkat internasional.

    “Kesepakatan-kesepakatan kerja sama ekonomi tingkat internasional itu sudah banyak yang masuk ke isu-isu seperti SME atau UMKM. Kebanyakan di negara-negara lain, masih mengutamakan perkembangan SME-nya,” kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal.

    Strategi pendorong

    Masih rendahnya sumbangan UMKM terhadap ekspor nasional tidak terlepas dari masalah rendahnya produktivitas dan daya saing, ketidaklengkapan administrasi dan legalitas usaha serta perencanaan finansial. Pelaku UMKM ini, tentunya tidak bisa berdikari tanpa ada bantuan, pendampingan dan pelatihan dari pemerintah maupun non-pemerintah.

    Mereka juga tidak serta-merta langsung bisa mengenalkan produk kepada calon pembeli di pasar global. Maka, pemerintah juga harus melakukan berbagai langkah untuk mendorong naiknya kontribusi ekspor dari sektor tersebut. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan ekosistem UKM ekspornya sendiri. Jika ekosistemnya tidak ada atau tidak berjalan, bagaimana mungkin calon-calon eksportir ini mampu menjual produknya keluar negeri.

    Ekosistem tersebut meliputi banyak hal mulai dari permodalan, akses pasar ke luar negeri, pembina untuk pengembangan produk, hingga agregator yang akan membawa dan mempromosikan produk UKM. Selain itu, perlu juga adanya pembentukan dua pusat ekspor baru di luar Pulau Jawa. Saat ini pusat ekspor hanya berada di Surabaya dan Makassar. Penambahan pusat ekspor, diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekspor UKM.

    “Pusat ekspor juga akan sangat berperan penting bagi para pelaku ekspor agar dapat menemukan pasar yang lebih luas,” ucap Menteri Perdagangan Budi Santoso.

    Kemendag sendiri memiliki target mampu mencetak 100 UKM ekspor melalui hasil program UKM Bisa Ekspor yang sedang dijalankan. Selain itu, Kemendag juga menargetkan tercapainya 600 UKM yang mendapatkan pelatihan ekspor sepanjang periode 21 Oktober-31 Desember 2024.

    Jika ekosistem sudah terbentuk dan pusat ekspor telah ditambah, maka strategi selanjutnya adalah mengoptimalkan peran perwakilan perdagangan dalam promosi ekspor UKM dengan target transaksi mencapai 55 juta dolar AS (sekitar Rp876,3 miliar). Langkah lainnya berupa menyusun kalender kegiatan ekspor yang berisi jadwal-jadwal promosi maupun penjajakan kesepakatan dagang (business matching).

    Upaya-upaya promosi di luar negeri bisa dimaksimalkan dengan melibatkan perwakilan perdagangan di luar negeri. Namun, produk-produk yang dipamerkan harus lolos kurasi sehingga produk Indonesia memiliki standar yang konsisten. Membuat forum dialog antara pelaku usaha dan pihak-pihak yang terlibat untuk peningkatan ekspor, juga perlu untuk dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar tercipta jembatan yang efektif antara UMKM Indonesia dan pasar global.

    Kolaborasi adalah kunci

    UMKM/UKM tidak bisa berjalan sendirian, target pemerintah untuk meningkatkan ekspor juga tidak akan berwujud tanpa ada pelakunya. Keduanya pun tak bisa memperluas pasar bila tidak ada bantuan dari pihak ketiga, keempat dan seterusnya. Kolaborasi dan sinergi sudah menjadi barang wajib yang tidak bisa ditolak lagi. Di sini, UMKM sebagai pelaku usaha, membutuhkan fasilitas dan pembinaan, baik yang dilakukan oleh kementerian, lembaga maupun swasta.

    Diperlukan juga adanya agregator sebagai pembina ekspor. Kehadiran agregator ini bertugas untuk menjadi jembatan bagi UMKM yang ingin memperluas pasarnya keluar negeri. Selain itu, Indonesia memiliki perwakilan perdagangan di luar negeri dan para diaspora. Keduanya dapat berperan untuk mempertemukan UMKM dengan pembeli internasional.

    Terkait dengan agregator, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) pernah menyebut telah menjalin hubungan atau kerja sama dengan beberapa mitra di luar negeri, seperti dengan Korea, Rusia, Dubai dan China untuk memasarkan produk-produk UMKM dalam negeri.

    Dengan kolaborasi yang saling menguntungkan dan terciptanya ekosistem, diharapkan peningkatan UMKM bisa ekspor, mampu tercapai. Kontribusi perdagangan luar negeri dari sektor tersebut semakin besar. Pasar ekspor Indonesia juga semakin luas dengan beragam produk yang ditawarkan.
     
    Niscaya, dengan diberikan tempat di pasar global, UMKM dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

    Sumber : Antara