Negara: Rusia

  • Rusia Kecam Usulan AS Pasok Senjata Nuklir ke Ukraina: Gila!

    Rusia Kecam Usulan AS Pasok Senjata Nuklir ke Ukraina: Gila!

    Moskow

    Otoritas Rusia mengomentari usulan yang muncul di kalangan negara-negara Barat agar Amerika Serikat (AS) memasok senjata nuklir kepada Ukraina. Moskow menyebut gagasan semacam itu sebagai hal yang “gila”.

    Rusia juga mengatakan bahwa demi mencegah skenario semacam itu, merupakan salah satu alasan mengapa Moskow melancarkan invasi ke Ukraina.

    Laporan media terkemuka AS New York Times (NYT), seperti dilansir Reuters, Kamis (28/11/2024), menyebut beberapa pejabat negara Barat, yang tidak disebut namanya, telah menyarankan kepada Presiden Joe Biden untuk memasok senjata nuklir kepada Ukraina sebelum dia mengakhiri masa jabatannya.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya menegaskan bahwa menjadi kepentingan semua pemerintahan yang bertanggung jawab untuk memastikan skenario semacam itu tidak terjadi. Dia menyebut skenario seperti itu sama saja dengan “bunuh diri”.

    “Kami menganggap hal ini sebagai kegilaan,” ucap Zakharova ketika ditanya wartawan soal isu tersebut.

    “Ini benar-benar kegilaan yang disodorkan oleh pihak Barat kepada bagian tertentu dalam tatanan politik di Ukraina,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Zakharova menuduh Kyiv menggunakan isu tersebut, yang digambarkannya sebagai propaganda, untuk berupaya memeras lebih banyak bantuan dari negara-negara Barat.

    Lihat Video: Joe Biden Bakal Izinkan Ukraina Pakai Senjatanya AS

  • Kapal China Dituding Sabotase Kabel Bawah Laut di Eropa

    Kapal China Dituding Sabotase Kabel Bawah Laut di Eropa

    Jakarta

    Sebuah kapal komersial asal China dituding sengaja menyeret jangkarnya di laut untuk memotong kabel bawah laut yang menghubungkan Jerman dan Finlandia.

    Kapal yang dimaksud bernama Yi Peng 3, sebuah kapal bulk carrier yang mengangkut pupuk dari Rusia. Kru kapal ini dituding menyeret jangkarnya sejauh lebih dari 100 mil di Laut Baltik, dan merusak kabel bawah laut yang ada di dasar laut tersebut.

    Ada dua kabel bawah laut yang digelar di laut tersebut, yaitu kabel yang menghubungkan Pulau Gotland milik Swedia dengan Lithuania, dan kabel yang menghubungkan Finlandia dan Jerman.

    Kedua kabel itu putus dan tak bisa beroperasi pada awal November ini, yang memicu penyelidikan oleh pihak terkait dari negara-negara yang terdampak, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (28/11/2024).

    Hasil penyelidikan tersebut menemukan bahwa kru kapal Yi Peng dengan sengaja melepas jangkar dan menyeretnya di Laut Baltik. Penyelidikan tahap selanjutnya adalah mencari aktor di balik aksi tersebut, dan diduga badan intelijen Rusia-lah yang memerintahkan aksi tersebut.

    Rusia langsung menepis tudingan tersebut. Namun sumber yang dikutip Wall Street Journal menyebut pemilik kapal tersebut, Ningbo Yipeng Shipping, mau bekerja sama dengan penyelidik. Mereka juga menyebut penegak hukum serta badan intelijen Barat melihat tidak ada keterlibatan pemerintah China dalam aksi tersebut.

    Ini bukan pertama kalinya Rusia dituding menyabotase infrastruktur bawah laut sejak mereka menginvasi Ukraina. Namun sebelumnya mereka menahan diri untuk menuding Rusia secara langsung karena ditakutkan meningkatkan tensi antara Rusia dan Eropa.

    (asj/asj)

  • Rusia Sambut Baik Gencatan Senjata Israel-Hizbullah tapi Wanti-wanti Hal Ini

    Rusia Sambut Baik Gencatan Senjata Israel-Hizbullah tapi Wanti-wanti Hal Ini

    Moskow

    Rusia menyambut baik gencatan senjata yang disepakati Israel dan Hizbullah, yang berlaku di Lebanon sejak Rabu (27/11) waktu setempat. Moskow menekankan pentingnya kesepakatan itu ditegakkan secara efektif agar gencatan senjata bisa terus berlangsung.

    “Moskow melihatnya secara positif,” ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada kantor berita Rusia ketika ditanya soal kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2024).

    “Penting bahwa implementasi kesepakatan ini sesuai dengan perjanjian yang telah dicapai,” ujarnya mengingatkan.

    Gencatan senjata yang mulai berlaku pada Rabu (27/11) pagi waktu setempat ini, akhirnya disepakati setelah hampir 14 bulan pertempuran antara Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran, menewaskan ribuan orang di Lebanon dan memicu pengungsian massal di kedua sisi perbatasan.

    Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam tanggapan terpisah, mengharapkan gencatan senjata itu bisa benar-benar mengakhiri rentetan kekerasan dan pertumpahan darah di Lebanon.

    “Kami menyambut baik setiap perjanjian, baik yang masih kemungkinan atau sudah disepakati, yang akan menghentikan spiral kekerasan, menghentikan pertumpahan darah di Lebanon… namun perjanjian tersebut harus benar-benar efektif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

  •  Harga Minyak Turun Tipis di Tengah Gencatan Senjata Israel-Hezbollah – Page 3

     Harga Minyak Turun Tipis di Tengah Gencatan Senjata Israel-Hezbollah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak sedikit melemah pada Rabu seiring pasar mengevaluasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah, sambil menantikan pertemuan OPEC+ pada hari Minggu, yang mungkin membahas penundaan rencana peningkatan produksi minyak.

    Pergerakan Harga Minyak

    Dikutip dari CNBC, Kamis (28/11/2024), futures minyak mentah Brent naik 2 sen atau 0,03%, ditutup pada USD 72,83 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 5 sen atau 0,07%, menjadi USD 68,72 per barel.

    Kedua patokan harga minyak tersebut melemah pada Selasa setelah Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hezbollah di Lebanon.

    Gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah yang didukung Iran mulai berlaku pada Rabu setelah kedua pihak menerima kesepakatan yang dimediasi oleh AS dan Prancis.

    Faktor Penggerak Pasar

    “Para pelaku pasar sedang menilai apakah gencatan senjata ini akan dipatuhi,” ujar Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, bagian dari Nissan Securities.

    “Kami memperkirakan WTI akan diperdagangkan di kisaran $65-$70 per barel, dengan mempertimbangkan kondisi cuaca selama musim dingin di belahan bumi utara, potensi peningkatan produksi minyak dan gas serpih di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang di AS, serta tren permintaan dari China,” tambahnya.

    Kepala penelitian komoditas di Goldman Sachs dan Morgan Stanley menyebutkan bahwa harga minyak saat ini undervalued, mengutip defisit pasar dan risiko terhadap pasokan Iran akibat kemungkinan sanksi di bawah Presiden AS terpilih, Donald Trump.

    Sementara itu, kelompok OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin Rusia, tengah membahas kemungkinan penundaan peningkatan produksi minyak yang direncanakan untuk Januari.

    Kelompok ini, yang menghasilkan sekitar setengah dari produksi minyak dunia, sebelumnya berencana secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi hingga 2024 dan 2025. Namun, lemahnya permintaan global dan meningkatnya produksi di luar OPEC+ membuat rencana tersebut diragukan. Keputusan akhir akan diambil pada pertemuan 1 Desember mendatang.

     

  • Pakar Tepis Ide Elon Musk Ganti Jet Siluman F-35 dengan Drone

    Pakar Tepis Ide Elon Musk Ganti Jet Siluman F-35 dengan Drone

    Jakarta

    CEO Tesla Elon Musk mengkritik jet tempur siluman F-35 yang menurutnya mahal dan tidak efisien, serta lebih memilih drone tempur. Akan tetapi banyak yang tak sepakat dengannya.

    Dalam serangkaian unggahan media sosial di X, ia menyebut terus dibuatnya F-35 adalah bodoh dan mengkritik desainnya. Menurutnya, jet yang dipiloti manusia sudah ketinggalan zaman dan hanya akan membuat pilot terbunuh.

    Dalam perang antara Rusia dan Ukraina, drone memang makin penting fungsinya. Namun pakar menilai bahwa sejauh ini, drone bukanlah pengganti jet tempur yang sepadan.

    Drone kecil dan murah memang menyediakan opsi baru untuk pengintaian taktis, manuver dan serangan. Namun untuk situasi di mana pertempuran udara dan laut di wilayah yang luas, misalnya di wilayah Indo-Pasifik yang menjadi prioritas militer AS, drone ini terlalu lambat dengan muatan dan jangkauan tidak memadai.

    “Sebagian besar drone yang diinvestasikan Pentagon tidak sekuat pesawat berawak,” kata Stacie Pettyjohn, direktur Program Pertahanan di Center for a New American Security yang dikutip detikINET dari AOL.

    “Drone tidak memiliki jangkauan, kemampuan bertahan hidup, dan kapasitas muatan seperti jet berawak yang lebih besar dan lebih mahal. Drone ini, khususnya, tidak akan dapat menggantikan kemampuan yang disediakan oleh pesawat berawak seperti F-35 atau pembom B-2,” paparnya.

    Di wilayah seperti Indo-Pasifik, AS juga membutuhkan platform yang cepat dan lincah untuk membawa sensor canggih dan persenjataan jarak jauh melintasi jarak yang jauh dan melalui wilayah udara yang diperebutkan.

    “Itu bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh UAV kecil,” kata Justin Bronk, analis dari Royal United Services Institute.

    Jet siluman generasi kelima seperti F-35 bukan hanya pesawat militer AS tapi juga digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia. Itu karena F-35 bukan hanya jet tempur tetapi juga pesawat pembom, pesawat perang elektronik, alat pengintaian, platform manajemen pertempuran, dan sarana komunikasi utama.

    Pesawat nirawak belum dapat menandingi kemampuan itu. “Teknologi itu sama sekali tidak ada (di drone),” kata Mark Gunzinger, seorang pensiunan pilot Angkatan Udara AS dan direktur Future Concepts and Capability Assessments di Mitchell Institute for Aerospace Studies.

    (fyk/fyk)

  • Pemerintah Bakal Perkuat Hilirisasi dan Pertanian Demi jadi Negara Berpendapatan Tinggi

    Pemerintah Bakal Perkuat Hilirisasi dan Pertanian Demi jadi Negara Berpendapatan Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikann Indonesia memiliki keinginan kuat untuk menjadi negara berstatus pendapatan tinggi. 

    Sejalan dengan cita-cita tersebut, pemerintah tengah berusaha menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD. Di mana dalam prosesnya, Kementerian Keuangan bersama OECD secara resmi meluncurkan Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 pada Selasa (26/11/2024). 

    Laporan tersebut membahas seputar kebijakan makroekonomi—termasuk saran OECD untuk RI dapat meningkatkan pendapatan—serta konvergensi sosial-ekonomi, digitalisasi, dan transisi hijau.

    “Beberapa kebijakan yang diadopsi akan terus diperkuat termasuk memperkuat struktur ekonomi melalui hilirisasi industri, baik yang terkait dengan kekuatan mineral strategis seperti tembaga dan nikel, maupun di sektor lain seperti hasil pertanian yang menjadi prioritas presiden,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Rabu (27/11/2024).

    Secara umum, OECD melihat bahwa pertumbuhan Indonesia telah pulih kembali pasca pandemi walaupun masih harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas makroekonomi.

    Dalam laporan tersebut juga disampaikan bahwa OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 5,2% (year on year/YoY). Selain itu, Indonesia juga dinilai telah dapat menekan inflasi yang pada tahun 2022 mencapai 6% hingga mencapai 1,7% pada Oktober 2024.

    Sementara dengan peluncuran survei tersebut, Sri Mulyani berharap sisi positif yang tercantum dalam laporan dapat menarik investor ke Indonesia.

    Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 juga diharapkan dapat menunjukan berbagai upaya Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian, melindungi masyarakat rentan, dan mempertahankan keberlanjutan fiskal di tengah dinamika dan volatilitas perekonomian global serta tantangan perubahan iklim.

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann mengungkapkan progres terkini proses aksesi Indonesia menjadi anggotanya.

    Mengingat Indonesia juga tengah menjalani proses menjadi anggota aliansi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).

    Cormann memastikan proses aksesi Indonesia ke OECD tidak akan terpengaruh dengan rencananya untuk bergabung ke BRICS karena pihaknya memahami sepenuhnya postur kebijakan luar negeri Indonesia sebagai negara independen yang tidak memihak blok manapun.

    Cormann menuturkan pihaknya akan mengkaji aksesi Indonesia sesuai dengan standar yang ada. OECD juga akan mengkaji kinerja Indonesia pada seluruh spektrum kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta komitmennya untuk menyelaraskan regulasi dengan praktik terbaik kebijakan global dan sesuai dengan standar OECD.

    “Pada akhirnya, hal-hal itulah yang akan menjadi dasar penilaian permohonan Indonesia ketika tiba saatnya untuk membuat keputusan tentang undangan keanggotaan,” ujarnya, Selasa (26/11/2024). 

  • Negara Ini Teken Kontrak US$ 1 M dengan China, Garap ‘Emas Putih’

    Negara Ini Teken Kontrak US$ 1 M dengan China, Garap ‘Emas Putih’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bolivia menandatangani kesepakatan senilai US$1 miliar (sekitar Rp 15 triliun) dengan perusahaan China, CBC China, Selasa waktu setempat. Rencananya, negeri itu dan anak perusahaan produsen baterai litium terbesar di dunia CATL akan membangun dua pabrik produksi litium karbonat di barat daya negara tersebut.

    Perusahaan milik negara, Bolivia Lithium Deposits (YLB) mengatakan pabrik-pabrik tersebut akan berlokasi di dataran garam Uyuni yang luas. Satu pabrik akan memiliki kapasitas produksi tahunan 10.000 ton litium karbonat dan sementara yang lainnya 25.000.

    Bolivia sendiri telah mengklaim memiliki deposit litium terbesar di dunia. Litium, yang dijuluki “emas putih,” merupakan komponen utama dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik dan ponsel.

    Presiden Luis Arce mengatakan bahwa hal itu membuka jalan bagi Bolivia untuk menjadi “pemain yang sangat penting dalam menentukan harga litium internasional”. Kesepakatan tersebut mengikuti kesepakatan sebelumnya yang dicapai tahun lalu antara Uranium One Group Rusia dan YLB untuk membangun fasilitas ekstraksi litium senilai US$970 juta, juga di Uyuni.

    Namun, kedua kesepakatan tersebut belum disetujui oleh parlemen Bolivia. Arce mengumumkan bahwa negosiasi sedang berlangsung dengan Citic Guoan Group China untuk kontrak ketiga.

    “Kami berharap dapat menutup kesepakatan itu sesegera mungkin,” katanya.

    (sef/sef)

  • Gerbang PD 3 Makin Lebar, Rusia Siapkan Serangan Balas Dendam Rudal AS

    Gerbang PD 3 Makin Lebar, Rusia Siapkan Serangan Balas Dendam Rudal AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia sedang mempersiapkan respons terhadap serangan rudal buatan Amerika Serikat (AS), Army Tactical Missile System (ATACMS). Sebelumnya senjata yang mampu menembus target sejauh 300 kilometer (km) itu telah digunakan Ukraina menyerang target di dalam Rusia pekan lalu.

    Pernyataan resmi diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa. Kyiv menembakkan senjata mematikan itu setelah Presiden AS Joe Biden memberi izin akhir pekan sebelumnya.

    Dalam pernyataan di Telegram, militer Rusia melaporkan bahwa selama tiga hari terakhir, pasukan Ukraina telah melakukan dua serangan jarak jauh di Wilayah Kursk menggunakan persenjataan Barat. Pada tanggal 23 November, Ukraina dilaporkan menembakkan lima rudal ATACMS jarak jauh ke desa Lotaryovka, sekitar 37 km barat laut kota Kursk, yang menargetkan posisi divisi rudal antipesawat S-400.

    “Serangan itu mengakibatkan tiga korban jiwa dan merusak radar,” kata kementerian dikutip laman Rusia, Russia Today (RT), Rabu (27/11/2024).

    Selain itu, pada 25 November, Ukraina meluncurkan delapan ATACMS lainnya di lapangan terbang Kursk-Vostochny, yang terletak di dekat desa Khalino. Lalu tujuh rudal ditembak jatuh menggunakan sistem pertahanan rudal S-400 dan sistem rudal dan senjata pertahanan udara Pantsir.

    “Salah satu rudal berhasil mencapai sasarannya. Akibatnya, dua prajurit terluka sementara fasilitas rusak ringan,” tambahnya lagi.

    Kementerian meyakinkan bahwa dari inpeksi di area target, senjata yang digunakan adalah benar-benar ATACMS dari AS. Karenanya, tambahnya, kementerian berjanji akan ada tindakan yang dilakukan Rusia sebagai tanggapan.

    “Tanggapan sedang dipersiapkan,” tegasnya.

    Sebenarnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengerahan rudal balistik hipersonik Oreshnik terbaru negara itu sebagai tanggapan atas otorisasi Biden bagi Kyiv untuk menggunakan ATACMS pekan lalu. Senjata baru Rusia, yang mampu membawa hulu ledak nuklir, digunakan terhadap fasilitas industri militer Ukraina di kota Dnepropetrovsk.

    Putin juga menyebut serangan itu sebagai “uji coba tempur” senjata canggih tersebut dan memperingatkan bahwa “uji coba” semacam itu akan terus berlanjut. Ia juga mengatakan Rusia akan menanggapi “dengan tegas dan dengan cara yang sama” terhadap eskalasi lebih lanjut dari tindakan agresif oleh Kyiv dan para pendukung asingnya.

    Sementara itu, hal sama juga diberitakan AFP. Kementerian pertahanan juga mengunggah foto-foto yang dikatakannya sebagai pecahan rudal, yang memperlihatkan selongsong besar dengan tulisan berbahasa Inggris di sampingnya.

    “Moskow termasuk jarang memberikan rincian spesifik tentang serangan udara Ukraina dan hampir tidak pernah mengakui rudal telah mencapai target yang dituju,” tambah laman itu.

    Sejak diizinkannya penggunaan senjata Barat oleh Ukraina menyerang Rusia, dunia mengkhawatirkan eskalasi perang yang akan berujuk ke perang dunia ke-3 (PD3). Apalagi persis setelah izin Biden keluar, Putin mengumumkan resmi merevisi doktrin nuklirnya, yang bia menyerang negara mana saja yang dianggap “terlibat” dan membahayakan Rusia.

    (sef/sef)

  • Rusia Usir Diplomat Inggris yang Dituduh Lakukan Spionase

    Rusia Usir Diplomat Inggris yang Dituduh Lakukan Spionase

    Jakarta

    Rusia mengusir seorang diplomat Inggris yang dituding melakukan spionase. Ini bukan pertama kalinya Rusia mengusir perwakilan Inggris di Moskow.

    Dilansir AFP, Rabtu (27/11/2024), Rusia memanggil duta besar London untuk kementerian luar negeri di Moskow. Dinas keamanan federal Rusia, FSB mengindikasi adanya “pekerjaan intelijen dan subversif, yang mengancam keamanan Federasi Rusia”, demikian laporan kantor berita negara.

    Perkembangan itu terjadi beberapa jam setelah Rusia mengonfirmasi menangkap seorang pria Inggris. Pria itu ditangkap saat bertempur untuk Ukraina, di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Barat atas keadaan konflik, yang dimulai hampir tiga tahun lalu.

    FSB mengatakan diplomat itu “sengaja memberikan data palsu saat memperoleh izin untuk memasuki negara kami, sehingga melanggar hukum Rusia”.

    Rekaman yang disiarkan oleh media pemerintah menunjukkan duta besar Inggris tiba di kementerian luar negeri di pusat kota Moskow setelah dipanggil untuk berunding, beberapa menit setelah pengusiran diumumkan.

    Inggris dan Rusia saling mengusir beberapa diplomat satu sama lain atas tuduhan mata-mata dalam beberapa tahun terakhir.

    FSB mengatakan pria yang diusir pada hari Selasa adalah pengganti salah satu dari enam pejabat Inggris yang telah diusir Rusia awal tahun ini, juga atas tuduhan mata-mata.

    Gelombang saat ini dimulai dengan pembunuhan mantan agen Rusia dan kritikus Kremlin Alexander Litvinenko pada tahun 2006 dalam serangan peracunan di London.

    Kemudian pada tahun 2018, Inggris dan sekutunya mengusir puluhan pejabat kedutaan Rusia yang dituduh sebagai mata-mata atas upaya peracunan mantan agen ganda, Sergei Skripal, yang tinggal di pengasingan di Inggris.

    (taa/taa)

  • Terlibat Kasus Pencurian dan Prostitusi, 7 WNA di Bali Ditangkap
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        26 November 2024

    Terlibat Kasus Pencurian dan Prostitusi, 7 WNA di Bali Ditangkap Denpasar 26 November 2024

    Terlibat Kasus Pencurian dan Prostitusi, 7 WNA di Bali Ditangkap
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Sebanyak tujuh warga negara asing (WNA) ditangkap pihak Imigrasi karena menyalahgunakan izin tinggalnya di
    Bali
    .
    Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, Ridha Sah Putra, mengatakan para WNA ini ditangkap dalam
    operasi Jagratara
    yang digelar pada 13-14 November 2024.
    “Operasi ini menyasar sejumlah lokasi di Bali, mengungkap berbagai pelanggaran serius seperti penyalahgunaan izin tinggal, dugaan overstay, dan aktivitas ilegal,” kata dia pada Selasa (26/11/2024).
    Ia mengatakan para WNA yang ditangkap ini terlibat dalam berbagai kasus. Di antaranya dua WNA asal Tanzania, berinisial APY (33) dan MMS (22), tidak memiliki dokumen perjalanan atau izin tinggal yang sah.
    Keduanya ditangkap di sebuah rumah kos di Gang Bucu Telu II, Kota Denpasar, Bali, pada 14 November 2024.
    Pada hari yang sama, petugas juga menangkap WNA asal Filipina, berinisial CAI, karena diduga bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) di wilayah Sanur, Kota Denpasar.
    Selanjutnya, petugas juga menangkap seorang WNA asal Jerman, berinisial AUH (36), karena menjalankan bisnis ilegal pengurusan visa di Ubud, Gianyar.
    Di wilayah yang sama, dua orang WNA, berinisial LO, asal Rusia, dan PC, asal Belarus, juga kedapatan bekerja sebagai terapis tanpa izin.
    Ridha mengatakan pihaknya juga tengah memeriksa seorang WNA asal Amerika Serikat, berinisial DQS (32), yang ditangkap pihak Polsek Denpasar Barat atas dugaan kasus pencurian.
    “DQS ditangkap setelah mencuri dua toples selai kacang di sebuah mal. Ia hanya dapat menunjukkan foto paspor dan diketahui memiliki izin tinggal hingga Juli 2025,” kata dia.
    Ridha berharap adanya operasi Jagratara ini bisa menjadi peringatan bagi WNA lainnya agar tidak mencoba melanggar hukum di Indonesia.
    “Kami ingin memastikan Bali tetap menjadi tempat yang aman dan tertib. Seluruh WNA yang ditangkap kini menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Kantor Imigrasi Denpasar,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.