HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Waspadai Bibit Radikalisme di Indonesia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Padjadjaran
Dina Sulaeman
mengatakan, pemerintah perlu mewaspadai potensi munculnya bibit-bibit
radikalisme
usai pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (
HTS
) menduduki
Suriah
.
Ia menyebutkan, kemenangan pasukan pemberontak HTS di Suriah akan membangkitkan bibit radikalisme karena kelompok-kelompok yang tergabung dalam pemberontakan punya banyak simpatisan di Indonesia.
“Saya melihatnya kayak gitu (muncul bibit-bibit radikalisme). Makanya pemerintah saya pikir perlu cepat tanggap, jangan membiarkan berlarut-larut. Pemerintah harusnya waspada, ya,” kata Dina kepada
Kompas.com
, Sabtu (14/12/2024).
Beberapa kelompok yang dimaksud adalah ISIS, HTS yang sebelumnya bernama Al-Qaeda, dan Free Syrian Army yang memiliki afiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Dina menuturkan, kemenangan HTS di Suriah bisa saja memberikan inspirasi serupa untuk pendukungnya di Indonesia.
Pasalnya, para simpatisan bisa saja tetap menyetujui apa yang dilakukan oleh HTS, meski pemimpin tertingginya, Mohammed Al Julani, baru-baru ini menyatakan sudah berubah usai keluar dari keanggotaan ISIS di Irak.
Terlebih, tanpa diketahui, donasi kemanusiaan untuk korban perang yang disalurkan masyarakat Indonesia sempat terbukti dialirkan ke Idlib, Suriah, markas utama HTS.
“Contohnya ada lembaga yang waktu itu ditangkap oleh Densus. Itu ternyata mengirimkan donasi orang-orang Indonesia yang dikumpulkan dari rakyat Indonesia ke Idlib. Nah ini juga saya khawatir (suplai) ini juga akan berlanjut,” kata Dina.
Padahal, lanjut Dina, melakukan pemberontakan dengan menyebar teror karena alasan menggulingkan pemerintahan diktator, tetap tidak dapat dibenarkan.
Diketahui, kelompok itu melakukan pemberontakan ke pemerintah Suriah yang dinilai diktator.
Kelompok ekstrem ini melakukan aksi pembunuhan secara acak dengan pengeboman di pasar, masjid, hingga sekolah. Sebaliknya, mereka tidak mengetahui pasti afiliasi politik orang-orang yang menjadi korban.
Menurut Dina, ideologi-ideologi yang berisi kekerasan dan menyebar kebencian pada kelompok lain ini akan sangat berbahaya jika berkembang di dalam negeri.
“Tentu bahaya sekali ya, buat kita ya. Karena di kita pun banyak pertentangan politik juga. Padahal pertanyaannya, apakah untuk menggulingkan seorang diktator harus melakukan aksi teror? Harus membenarkan aksi teror? Enggak, ya. Nanti kalau kita nggak setuju sama pemerintah, apakah kita harus menyetujui aksi teror?” kata dia.
Harus sensitif
Lebih lanjut, ia merekomendasikan pemerintah perlu lebih sensitif ketika melihat perkembangan narasi yang mendukung gerakan “jihad” versi kelompok tersebut di Suriah.
Dina bilang, narasi-narasi itu sudah berkembang di media sosial sehingga perlu diawasi lebih ketat.
Kelompok-kelompok yang terafiliasi ini menyebarkan ulang narasi-narasi pemberontakan yang dahulu sempat disebarluaskan ketika awal perang Suriah pada tahun 2012-2017.
“Berarti kan kelihatan bahwa sel-sel ini masih ada, selama ini masih ada. Sekarang ada momentum untuk bangkit lagi menyebarluaskan narasi mereka. Itu pertama, (perlu) pengawasan. Dan kemudian edukasi publik itu penting banget,” kata Dina.
Sebelumnya diberitakan, peralihan kekuasaan di Suriah dari rezim Bashar Al-Assad kepada kelompok pemberontak Abu Mohammed Al Julani terjadi pada Minggu (8/12/2024).
Kelompok pemberontak berhasil menguasai dua kota besar Suriah, Aleppo dan Damaskus. Sedangkan Assad diketahui melarikan diri ke Rusia.
Transisi kepemimpinan kini di tangan Julani dengan pemerintahan sementara hingga 1 Maret 2025 sebelum dilakukan pemilihan kepala negara yang baru.
Konflik bersenjata di Suriah turut menyerap perhatian pemerintah. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui KBRI telah melakukan evakuasi warga negara Indonesia dari kota-kota yang bergejolak ke Indonesia.
Pemerintah telah mengevakuasi 37 WNI yang terdiri dari 35 WNI dan 2 staf pendamping KBRI Damaskus. Puluhan orang itu telah tiba di Indonesia yang terbagi dalam tiga penerbangan.
Pasca evakuasi 37 WNI, KBRI Damaskus kembali mencatat sebanyak 97 WNI lainnya turut bersedia dievakuasi. Namun, pola evakuasi selanjutnya akan memperhatikan situasi keamanan di lapangan yang sangat dinamis.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: Rusia
-
/data/photo/2024/12/10/6758468c24cf4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Waspadai Bibit Radikalisme di Indonesia
-

Kritik Tajam Trump atas Penggunaan Rudal AS oleh Ukraina: Tindakan Gila dan Berbahaya – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan kritik keras terhadap penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok Washington kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.
Kritikan ini menunjukkan kemungkinan perubahan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Trump terhadap Kyiv.
“Sungguh gila apa yang terjadi. Ini gila. Saya sangat tidak setuju dengan peluncuran rudal-rudal hingga ratusan mil ke dalam wilayah Rusia,” ujar Trump dalam wawancara dengan majalah TIME, yang dilansir Reuters, Jumat (13/12/2024).
“Mengapa kita melakukan itu? Kita hanya meningkatkan perang ini dan memperburuknya. Hal itu tidak seharusnya dibiarkan,” tegas Trump.
Wawancara dengan TIME ini dilakukan sebagai bagian dari penobatan Trump sebagai “Person of the Year” untuk tahun ini.
Presiden Joe Biden, bulan lalu, mencabut larangan AS terhadap Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Washington dalam serangan lebih dalam ke wilayah Rusia.
Langkah ini merupakan dukungan terbaru Biden untuk membantu Kyiv mengusir pasukan Rusia yang menginvasi negara tersebut.
Keputusan Biden diambil setelah permohonan berulang kali dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan setelah pengerahan 15.000 tentara Korea Utara (Korut) ke medan pertempuran oleh Rusia.
Pengerahan tentara Korut ini menjadi alasan utama Biden untuk mengubah kebijakannya.
Namun, Trump mengungkapkan bahwa ia ingin segera mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun tersebut, meskipun ia belum memberikan rincian rencananya.
Berbeda dengan Joe Biden, Trump marah ketika Ukraina menembakkan rudal AS ke wilayah Rusia.
“Apa yang terjadi sungguh gila. Gila. Saya sangat tidak setuju dengan pengiriman rudal ratusan mil ke Rusia,” kata Trump.
Ia menegaskan bahwa langkah ini hanya akan memperburuk situasi dan memperpanjang konflik.
Trump mengklaim ia bisa mengakhiri perang Ukraina dalam sehari, meskipun belum mengungkapkan secara rinci bagaimana cara melakukannya.
Trump diperkirakan akan mendorong perundingan damai cepat yang bisa menyebabkan Ukraina harus menyerahkan sebagian besar wilayah timur negaranya.
Keterlibatan Korea Utara Semakin Memperburuk Situasi
Dalam wawancara dengan TIME, Trump juga mengomentari keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina. Ia menyebut kehadiran pasukan Korut di Rusia semakin memperumit perang.
“Ketika Korea Utara terlibat, itu adalah faktor yang sangat rumit,” kata Trump.
Trump menambahkan bahwa di bawah pemerintahannya, Korea Utara akan lebih tenang karena ia memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin Korut, Kim Jong Un.
“Saya tahu Kim Jong Un, saya akrab dengan Kim Jong Un. Saya mungkin satu-satunya orang yang pernah berurusan dengannya,” ujar Trump.
Spekulasi Tentang Kebijakan Trump terhadap Ukraina dan Korut
Kendati demikian, masih belum jelas apakah Pyongyang akan sejalan dengan Washington, mengingat Korut saat ini menjalin hubungan erat dengan Rusia, yang merupakan rival bebuyutan AS.
Ada spekulasi bahwa di bawah kepemimpinan Trump, AS akan mendesak Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia guna mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022.
Trump juga diduga akan menghentikan pasokan militer Washington ke Kyiv.
Saat ditanya apakah AS akan meninggalkan Ukraina, Trump membantah.
“Saya ingin mencapai kesepakatan. Dan satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan adalah dengan tidak meninggalkan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Inggris mendesak Joe Biden untuk memberikan izin bagi penggunaan rudal jarak jauh, termasuk Storm Shadows yang menggunakan sistem data AS, untuk menyerang Rusia.
Biden menyetujui hal tersebut setelah ribuan tentara Korut dikerahkan ke Rusia untuk membantu Vladimir Putin merebut kembali wilayah Kursk.
Rusia kemudian mengancam balasan setelah Ukraina menargetkan lapangan udara militer di provinsi Rostov dengan rudal balistik ATACMS buatan AS.
Keith Kellogg, utusan khusus untuk Ukraina dan Rusia yang ditunjuk Trump, mengatakan pada Jumat (13/12/2024) bahwa konflik di Ukraina dapat diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan.
“Jika menyangkut Ukraina dan Rusia, saya yakin masalah ini akan terselesaikan dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan,” kata Kellogg kepada Fox News.
Ia juga menambahkan bahwa tidak mengherankan jika Trump mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke AS untuk melakukan pembicaraan perdamaian.
Sementara itu, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bantuan baru senilai 500 juta dolar AS (sekitar Rp8,01 triliun) untuk memenuhi kebutuhan keamanan Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
-

Pemimpin G7 Dukung Kemerdekaan Suriah, Pantau Ketat Keselamatan Rakyat
ERA.id – Para pemimpin G7 sepakat untuk menghormati integritas teritorial, kemerdekaan, dan kedaulatan Suriah selama proses transisi. Para pemimpin juga mengingatkan pentingnya keselamatan rakyat Suriah.
Selama pertemuan virtual, para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, dan UE membahas situasi terkini di Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar Assad.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa jatuhnya rezim brutal Assad harus disambut baik, seraya mengingatkan kehati-hatian tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Prioritasnya adalah keselamatan rakyat Suriah sambil mendukung transisi politik yang mengarah pada pemerintahan yang kredibel, inklusif, dan non-sektarian atas nama semua warga Suriah,” kata pernyataan dari kantor Starmer, dikutip Anadolu, Sabtu (14/12/2024).
Selama pertemuan itu, semua pemimpin sepakat bahwa integritas teritorial, kemerdekaan, dan kedaulatan Suriah harus dihormati selama proses transisi dan di masa mendatang.
Pernyataan ini muncul di tengah perebutan zona penyangga di wilayah Suriah oleh Israel.
Setelah jatuhnya rezim Assad pada 8 Desember, tentara Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah. Perebutan ini tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan yang dipantau PBB dengan Damaskus.
Tentara Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap pangkalan militer, stasiun pertahanan udara, dan markas intelijen, serta depot rudal jarak jauh dan pendek serta persediaan senjata nonkonvensional di seluruh Suriah.
Antonio Costa, presiden Dewan Eropa, mengatakan akan fokus pada dukungan transisi damai di Suriah dan memastikan kebebasan beragama serta perlindungan rakyat.
“Kami menyatakan komitmen kami kepada rakyat Suriah dan akan fokus pada dukungan transisi damai dan memastikan integritas teritorial, kebebasan beragama, dan perlindungan terhadap kaum minoritas,” katanya.
Bashar al-Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963.
-

Assad Tumbang, Rusia Kemasi Peralatan Militer di Pangkalan Udara Suriah
Jakarta –
Rusia tampaknya tengah mengemasi peralatan militer di pangkalan udara di Suriah. Hal ini terlihat dari citra satelit yang dirilis oleh Maxar menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh oposisi akhir pekan lalu.
Citra satelit yang diambil pada hari Jumat (13/12) waktu setempat itu, menunjukkan setidaknya dua Antonov AN-124, salah satu pesawat kargo terbesar di dunia, dengan kerucut hidung terbuka di pangkalan udara Hmeimim di provinsi pesisir Latakia, Suriah.
“Dua pesawat angkut berat An-124 berada di lapangan terbang, keduanya dengan kerucut hidung terangkat dan siap memuat peralatan/kargo,” kata Maxar, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (14/12/2024).
“Di dekatnya, helikopter serang Ka-52 sedang dibongkar dan kemungkinan dipersiapkan untuk transpor sementara elemen unit-unit pertahanan udara S-400 juga bersiap untuk berangkat dari lokasi penempatan sebelumnya di pangkalan udara tersebut,” imbuh Maxar.
Pangkalan angkatan laut Rusia di Tartous, satu-satunya pusat perbaikan dan pengisian ulang Rusia di Mediterania, “sebagian besar tetap tidak berubah sejak liputan citra kami pada 10 Desember dengan dua fregat terus terlihat di lepas pantai Tartous,” kata Maxar.
Media Inggris, Channel 4 melaporkan bahwa mereka telah melihat konvoi lebih dari 150 kendaraan militer Rusia bergerak di sepanjang jalan. Channel 4 mengatakan militer Rusia bergerak dengan tertib, dan tampaknya telah terjadi kesepakatan yang memungkinkan Rusia keluar dari Suriah dengan tertib.
-

Misterius! Drone-drone Seliweran di Pangkalan Udara AS di Jerman
Jakarta –
Drone-drone tak dikenal telah terlihat di atas sejumlah lokasi industri sensitif dan pangkalan udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini dilaporkan oleh majalah Spiegel pada hari Jumat (14/12), mengutip laporan rahasia oleh otoritas keamanan Jerman.
Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (14/12/2024), laporan tersebut mengungkap banyak penampakan drone yang terjadi pada sore hari tanggal 3 dan 4 Desember di atas pangkalan udara AS tersebut, menurut Spiegel.
Sumber keamanan Jerman mengatakan kepada Reuters, bahwa laporan tentang penampakan drone di atas Ramstein tersebut benar. Sementara Kementerian Pertahanan Jerman menolak mengomentari laporan tersebut.
Sebelumnya, para pemimpin intelijen Jerman telah memperingatkan bahwa dukungan negara tersebut terhadap Ukraina dalam perangnya dengan Rusia, menjadikannya target kemungkinan upaya sabotase. Terjadinya insiden-insiden keamanan baru-baru ini di barak-barak militer, semakin meningkatkan kewaspadaan Jerman.
Spiegel juga melaporkan adanya penampakan drone yang tidak dikenal di atas lokasi milik produsen senjata Jerman, Rheinmetall dan grup kimia BASF.
“Keselamatan lokasi BASF adalah prioritas utama kami,” kata juru bicara perusahaan dalam pernyataan melalui email. “Oleh karena itu, kami selalu mengawasi aktivitas mencurigakan dan bekerja sama erat dengan otoritas keamanan terkait.”
Adapun Rheinmetall tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(ita/ita)
-

2000 Tentara Ukraina Dilaporkan Terpapar Senjata Kimia Rusia Sejak Awal Konflik, 3 Meninggal Dunia – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 2.000 prajurit Ukraina dilaporkan dirawat di rumah sakit akibat keracunan senjata kimia yang disebabkan oleh zat-zat yang digunakan oleh pasukan Rusia sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas.
Artem Vlasiuk, Kepala Divisi Keselamatan Lingkungan dan Perlindungan Sipil dalam Komando Pertahanan Radiasi, Kimia, dan Biologi Angkatan Bersenjata Ukraina, mengumumkan penghitungan tersebut pada konferensi pers hari Jumat (13/12/2024), seperti dilaporkan oleh Ukrinform.
“Sejak dimulainya invasi besar-besaran, lebih dari 2.000 personel militer dengan berbagai tingkat keracunan akibat zat kimia yang tidak dikenal atau teridentifikasi telah dirawat di fasilitas medis militer dan sipil di seluruh Ukraina,” kata Vlasiuk.
“Zat-zat ini termasuk iritan seperti CS dan CN, yang digunakan dalam amunisi pengendalian kerusuhan.”
Ia juga mengonfirmasi adanya tiga kematian terkait kasus ini.
“Dalam tiga insiden, tenaga medis telah mengonfirmasi kematian akibat keracunan akut oleh agen kimia yang tidak dikenal,” tambah Vlasiuk.
Demi alasan keamanan, ia tidak mengungkapkan nama atau unit dari tentara yang tewas.
Tentara Rusia mengenakan pakaian pelindung kimia saat berdiri di samping tempat pengisian bahan bakar militer di pangkalan penggerak utama rudal balistik antarbenua Topol Rusia selama sesi pelatihan di lembaga penelitian pasukan rudal militer Serpukhov sekitar 100 km di luar Moskow pada tanggal 6 April 2010. (AFP)
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) melaporkan bulan lalu bahwa gas antihuru-hara CS telah ditemukan dalam sampel tanah dan selongsong peluru yang diambil oleh militer Ukraina dari area konflik dengan pasukan Rusia.
Konvensi OPCW yang berbasis di Den Haag melarang penggunaan gas CS dan senjata beracun lainnya di zona perang.
“Saya terkejut dengan skala dan frekuensi penggunaan zat pengendali kerusuhan oleh Rusia sebagai metode perang melawan pasukan Ukraina,” kata Bonnie Jenkins, Wakil Menteri AS untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional.
Vlasiuk menekankan bahwa Ukraina mematuhi sepenuhnya hukum internasional dan tidak menggunakan bahan kimia dalam operasinya.
“Sebagai penandatangan Konvensi Senjata Kimia, Ukraina dan angkatan bersenjatanya sepenuhnya mematuhi hukum internasional dan larangan penggunaan senjata kimia,” tegasnya.
Ukraina juga telah bergabung dengan deklarasi bersama yang didukung oleh 59 negara, yang menegaskan kembali larangan penggunaan bahan kimia dalam konflik, terutama yang digunakan untuk pengendalian kerusuhan.
Drone Ukraina Melancarkan Beberapa Serangan di Dalam Wilayah Rusia
Dalam perkembangan terbaru konflik antara Rusia dan Ukraina, drone Ukraina melancarkan beberapa serangan di dalam wilayah Rusia pada Sabtu (14/12/2024) dini hari.
Drone Ukraina menyerang fasilitas infrastruktur yang menyimpan bahan bakar di wilayah Oryol, Rusia tengah, menyebabkan kebakaran dan memecahkan jendela-jendela rumah di sekitarnya, lapor The Guardian.
Gubernur Oryol, Andrei Klychkov, menyatakan pada Sabtu pagi bahwa “serangan besar-besaran” di lokasi infrastruktur tersebut mengakibatkan kebakaran bahan bakar.
Sementara itu, Gubernur wilayah Krasnodar, Vladimir Kondratyev, mengungkapkan bahwa pertahanan udara Rusia berhasil menghancurkan beberapa drone Ukraina di wilayah selatan dan timur Rusia.
Satu drone dilaporkan memecahkan jendela-jendela rumah di sebuah desa, namun tidak ada korban luka.
Gubernur wilayah Bryansk, Alexander Bogomaz, mengatakan bahwa pertahanan udara Rusia menghancurkan tujuh drone di wilayah perbatasan utara Ukraina.
Di wilayah Belgorod, Gubernur Vyacheslav Gladkov menyatakan serangan Ukraina menghantam dua desa, menyebabkan satu warga terluka dan memicu kebakaran di salah satu rumah.
Serangan drone Ukraina ini terjadi satu malam setelah Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas energi Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa Rusia menggunakan 93 rudal dan lebih dari 200 pesawat nirawak dalam serangan pada hari Jumat.
Ia juga mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh 81 rudal, termasuk 11 yang ditembak jatuh oleh pesawat F-16.
Pejabat setempat melaporkan bahwa enam fasilitas energi rusak di wilayah barat Lviv, yang berbatasan dengan Polandia.
Menurut sumber industri yang berbicara kepada Reuters, serangan tersebut menargetkan gardu listrik, dan jumlah serangan terhadap infrastruktur gas lebih banyak dibandingkan dengan serangan sebelumnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
-

Rusia Luncurkan Serangan Besar-besaran ke Ukraina: 93 Rudal-200 Drone Sasar Fasilitas Energi ‘Lawan’ – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Rusia meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina.
Dalam serangan ini, Rusia menargetkan fasilitas utama dalam infrastruktur bahan bakar dan energi Ukraina.
Hal ini dikatakan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat (13/12/2024).
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa fasilitas bahan bakar dan energi Ukraina ini sangat penting untuk pengoperasian kompleks industri militer negara itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa penghancuran fasilitas energi Ukraina merupakan tanggapan terhadap serangan terhadap lapangan udara Taganrog oleh pasukan Ukraina.
Serangan itu juga sebagai tanggapan atas penggunaan enam rudal ATACMS Kiev terhadap sebuah lapangan terbang di Taganrog.
Ini menegaskan bahwa operasi itu secara khusus sebagai pembalasan atas serangan rudal 11 Desember di dekat Taganrog.
“Menanggapi penggunaan senjata jarak jauh Amerika Serikat (AS), angkatan bersenjata Rusia melakukan serangan besar-besaran menggunakan senjata udara dan laut jarak jauh presisi tinggi,” lanjut keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, mengutip Al Mayadeen.
Rusia juga menyerang kendaraan udara tak berawak dan peralatan penting dari infrastruktur bahan bakar dan energi Ukraina.
Sementara menurut pihak berwenang Ukraina, serangan Rusia ini adalah serangan berskala besar ke-12 terhadap fasilitas energi tahun ini.
93 rudal dan lebih dari 200 drone digunakan Rusia untuk serangan infrastruktur bahan bakar dan energi Ukraina, mengutip BBC.
Namun klaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, 81 rudal Rusia ditembak jatuh.
Serangan tersebut menargetkan sejumlah lokasi di Ukraina bagian barat, merusak fasilitas energi di beberapa wilayah, beberapa di antaranya serius.
Pihak berwenang di Ivano-Frankivsk mengatakan bahwa ini adalah serangan terburuk di wilayah tersebut sejauh ini.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
-

Populer Internasional: HTS Temukan Gudang Captagon di Damaskus – Di Balik Jatuhnya Pokrovsk – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal internasional dapat disimak di sini.
Gudang Captagon ditemukan di Damaskus setelah tumbangnya rezim Bashar al-Assad, HTS bersumpah untuk menghancurkannya.
Sementara itu, Israel dilaporkan menyiapkan serangan ke fasilitas nuklir Iran.
Di Ukraina, sirene terdengar meraung-raung, rudal Rusia datang dari utara dan selatan.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Rezim Assad Tumbang, HTS Temukan Gudang Captagon di Damaskus, Bersumpah Hancurkan
Ribuan Pil Captagon Ditemukan di Sebuah Pabrik Milik Maher Al-Assad. (X/Twitter)
Sejak Presiden Suriah, Bashar Al-Assad digulingkan, sisi gelap kekuasaannya satu per satu mulai terungkap.
Mulai dari penyiksaan, senjata kimia hingga ekspor obat terlarang.
Kelompok oposisi yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) setelah berhasil menggulingkan Assad, telah menemukan pusat distribusi stimulan jenis amfetamin yaitu pil captagon.
Selama ini, obat terlarang ini diketahui telah membanjiri pasar gelap di seluruh Timur Tengah.
Pil captagon dalam jumlah banyak ini ditemukan dalam gudang di sebuah tambang di pinggiran Damaskus.
Tempat pil captagon disembunyikan di dalam komponen listrik untuk diekspor.
Ribuan pil ini berwarna krem berdebu yang tertutup kemasan kumparan tembaga pentabil tegangan rumah tangga baru.
“Kami menemukan sejumlah besar perangkat yang berisi paket pil captagon yang dimaksudkan untuk diselundupkan ke luar negeri. Jumlahnya sangat besar. Tidak mungkin untuk memastikannya,” kata salah seorang anggota kelompok HTS, Abu Malek al-Shami, dikutip dari Al-Arabiya.
BACA SELENGKAPNYA >>>
2. Israel Siapkan Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran, IAEA Meradang: Dilarang Hukum Internasional
Angkatan Udara Israel sedang menyiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Informasi ini dibocorkan pejabat militer kepada Times of Israel.
Negara Yahudi tersebut percaya bahwa pengambilalihan Suriah secara tiba-tiba oleh pemberontak jihadis telah melemahkan posisi Teheran di wilayah tersebut, yang dapat mendorong Iran untuk mempercepat program atomnya, kata outlet tersebut.
Sementara itu, serangan udara Israel telah menghancurkan sebagian besar pertahanan udara Suriah, sehingga membuka jalan bagi operasi melawan Iran.
Teheran telah lama bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai dan bersifat sipil, bertolak belakang dengan tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Iran sedang mencari bom atom.
Di 2015, lima negara kekuatan nuklir terbesar di dunia membuat perjanjian dengan Iran untuk memantau aktivitas nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Namun AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.
BACA SELENGKAPNYA >>>
3. Sirine Meraung-raung di Ukraina, Pembalasan Rusia Dimulai, Rudal Datang dari Utara dan Selatan
Sirine serangan udara merang-rang di seluruh penjuru Ukraina, Jumat (13/12/2024) pagi atau siang waktu Indonesia.
Rusia diperkirakan melakukan aksi pembalasan terhadap serangan Ukraina.
Media Kiev, Ukrinform mengabarkan dalam breaking newsnya hari ini, Rusia meluncurkan sejumlah besar rudal ke Ukraina.
Rudal ini meluncur dari satu MiG-31K yang berpotensi membawa rudal Kinzhal.
Pesawat tersebut lepas landas dari lapangan udara Savasleyka, sebelah timur Moskow.
Angkatan Udara Ukraina mengingatkan kepada warga Ukraina agar semakin berhati-hati karena ancaman Rusia yang bakal kembali menyerang Ukraina.
BACA SELENGKAPNYA >>>
4. Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin
Benteng terkuat sekaligus pusat logistik militer Ukraina di oblast Donetsk, Ukraina timur, Pokrovsk, semakin terancam jatuh.
Pasukan Ukraina tak mampu membendung datangnya invader Rusia, hingga terus mengalami kemunduran yang signifikan.
Bahkan sebuah benteng penting yang baru dibangun oleh militer Kiev pun dikuasai oleh pasukan Vladimir Putin secara gratis.
Marinir Moskow langsung menempati lokasi tersebut tanpa menembakkan sebutir peluru pun, karena kosong tak sempat ditempati oleh pasukan Kiev.
Media-media Barat pun menyebutkan bahwa situasi Ukraina di kota perbatasan dengan oblast Dnipropetrovsk itu semakin memburuk.
Jika saat kota terdekat di sebelah tenggara yaitu Selydovo diambil alih dan serdadu Rusia mendekat hingga 10 kilometer pada Agustus. Pada Rabu (12/12/2024) pasukan Rusia telah masuk ke Pokrovsk menyusul takluknya desa besar Sevchenko di selatan kota.
BACA SELENGKAPNYA >>>
(Tribunnews.com)
-

Harga Minyak Naik Seiring Sanksi Baru terhadap Rusia dan Iran
Chicago, Beritasatu.com – Harga minyak naik 2% ke level tertinggi dalam 3 minggu pada perdagangan Jumat (13/12/2024) di tengah ekspektasi sanksi tambahan terhadap Rusia dan Iran sehingga dapat memperketat pasokan minyak.
Harga minyak mentah Brent naik US$ 1,08 atau 1,5% ditutup pada US$ 74,49 per barel dan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) acuan AS naik US$ 1,27 atau 1,8% ditutup pada US$ 71,29.
Itu adalah penutupan tertinggi harga minyak Brent sejak 22 November 2024 dan membuat kontrak naik 5% dalam seminggu. Sementara harga minyak WTI membukukan kenaikan 6% dalam seminggu dan ditutup pada level tertinggi sejak 7 November.
“Kenaikan harga minyak didorong ekspektasi sanksi lebih ketat terhadap Rusia dan Iran, ekonomi Tiongkok, kekacauan politik Timur Tengah, dan prospek penurunan suku bunga Fed (Federal Reserve AS) minggu depan,” kata analis di firma penasihat energi Ritterbusch and Associates dikutip CNBC International.
Para duta besar Uni Eropa sepakat mengenakan paket sanksi ke-15 terhadap Rusia minggu ini menyusul perang melawan Ukraina. Sementara AS sedang mempertimbangkan langkah serupa .
Adapun Inggris, Prancis, dan Jerman menyampaikan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa mereka siap jika diperlukan untuk menjadi apa yang disebut snap back dari semua sanksi internasional terhadap Iran. Langkah itu untuk mencegah negara tersebut memperoleh senjata nuklir.
Sementara data Tiongkok minggu ini menunjukkan impor minyak mentah tumbuh pada November untuk pertama kalinya dalam 7 bulan. Angka itu diperkirakan akan tetap tinggi hingga awal 2025 karena para penyuling menambah pasokan dari eksportir minyak terbesar Arab Saudi, yang tertarik dengan harga rendah.
Sedangkan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan, permintaan minyak global 2025 naik menjadi 1,1 juta barel per hari (bph) dari 990.000 bph bulan lalu, menyusul langkah-langkah stimulus China.
IEA memperkirakan surplus minyak pada tahun depan ketika negara-negara non-OPEC+ akan meningkatkan pasokan sekitar 1,5 juta barel per hari, didorong Argentina, Brasil, Kanada, Guyana, dan AS.
Para investor juga memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga AS minggu depan, setelah data menunjukkan klaim mingguan asuransi pengangguran meningkat.
Di sisi lain, empat pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa mendukung pemotongan suku bunga asalkan inflasi mencapai target bank sebesar 2% seperti yang diharapkan.
Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
-

Negara-negara Barat Membungkam Seruan untuk Diplomasi di Ukraina – Halaman all
Barat Membungkam Seruan untuk Diplomasi di Ukraina
TRIBUNNEWS.COM- Eldar Mamedov berpendapat bahwa narasi dominan di Barat telah menyebabkan terpinggirkannya para cendekiawan, analis, dan pembuat kebijakan yang telah memperingatkan tentang risiko konflik dan mendesak keterlibatan pragmatis.
Sebuah analisis yang diterbitkan oleh penulis Eldar Mamedov untuk Responsible Statecraft pada hari Jumat menyoroti tren yang meresahkan: terkikisnya perdebatan demokrasi di Barat di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Membingkai konflik tersebut sebagai perjuangan global antara negara demokrasi dan negara otokratis, politisi dan komentator di seluruh Eropa dan Amerika telah menekan perspektif kritis dan membungkam suara-suara yang mengadvokasi solusi diplomatik.
Mamedov berpendapat bahwa narasi dominan di Barat telah menyebabkan terpinggirkannya para akademisi, analis, dan pembuat kebijakan yang telah memperingatkan tentang risiko konflik dan mendesak keterlibatan pragmatis.
Sebaliknya, suara-suara ini telah dicemooh, dicap sebagai simpatisan Kremlin, dan didorong ke pinggiran wacana kebijakan luar negeri.
Wacana yang terkekang di Eropa
Eropa, kata Mamedov, khususnya menolak perspektif alternatif. Ia menyoroti keputusan cepat Swedia untuk bergabung dengan NATO tanpa debat publik yang kuat sebagai contoh kekurangan demokrasi.Sarjana hubungan internasional Swedia Frida Stranne, yang mempertanyakan perlunya meninggalkan kenetralan, menghadapi reaksi keras dan dicap sebagai “Putinis” karena pandangannya.
Jerman, yang dulu dikenal dengan Ostpolitiknya—keterlibatan pragmatis dengan Rusia—juga telah membungkam suara-suara yang tidak setuju. Johannes Varwick, seorang pakar kebijakan luar negeri terkemuka, memperingatkan tentang bahaya perluasan NATO dan menyerukan negosiasi untuk mengatasi masalah keamanan Rusia.
Meskipun mengutuk invasi Rusia sebagai tindakan ilegal, seruannya untuk diplomasi menyebabkan pemutusan hubungan dengan lembaga-lembaga politik dan tuduhan melayani kepentingan Rusia.
Hilangnya kesempatan untuk diplomasi
Mamedov menyoroti momen kritis di awal tahun 2022 ketika Ukraina dan Rusia dilaporkan hampir mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan.Kesepakatan yang diusulkan mencakup kenetralan Ukraina, jaminan keamanan, dan keringanan sanksi bersyarat bagi Rusia. Namun, upaya ini digagalkan oleh para pemimpin Barat, termasuk Perdana Menteri Inggris saat itu Boris Johnson, yang mendorong Ukraina untuk mengejar solusi militer.
Keputusan ini, menurut Mamedov, telah memperpanjang perang dan menempatkan Ukraina dalam posisi yang semakin genting.
Saat ini, dengan meningkatnya kerugian teritorial , Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengisyaratkan kesediaannya untuk meninjau kembali kompromi yang pernah ditolak.
Mengubah opini publik
Sementara suara-suara agresif terus mendominasi lingkaran kebijakan, sentimen publik di Barat sedang berubah. Survei menunjukkan mayoritas warga Eropa lebih menyukai negosiasi daripada eskalasi militer yang berkelanjutan.
Gerakan antiperang mulai mendapat perhatian, dengan tokoh-tokoh seperti Donald Trump dan partai-partai baru di Jerman dan Prancis yang menganjurkan diakhirinya konflik melalui diplomasi.
Mamedov menyimpulkan dengan pengingat yang serius: terlepas dari hasil perang, Barat dan Rusia perlu membangun modus vivendi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Ia mendesak para pembuat kebijakan untuk memulihkan perdebatan demokrasi yang terbuka dan mendengarkan para ahli yang memiliki pandangan ke depan untuk memprediksi rawa saat ini.
SUMBER: AL MAYADEEN