Negara: Rusia

  • Rezim Assad Jatuh, Pasukan Rusia Masih Bertahan di Suriah

    Rezim Assad Jatuh, Pasukan Rusia Masih Bertahan di Suriah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jatuhnya rezim Assad tak membuat Rusia menarik semua pasukan militernya dari Suriah. Mereka tidak meninggalkan dua pangkalan utamanya di negara tersebut.

    Reuters melaporkan penarikan militer Rusia terjadi di garis depan Suriah Utara serta pos-pos di Pegunungan Alawite. Sementara itu aktivitas masih terlihat di pangkalan udara Hmeimim Latakia dan fasilitas angkatan laut Tartous.

    Nasib pasukan Rusia di Suriah memang jadi pernyataan setelah rezim Assad tumbang beberapa waktu lalu. Presiden Bashar al-Assad dan ayahnya mendiang mantan presiden Hafez al-Assad diketahui menjalin aliansi dengan Rusia.

    Laporan dari rekaman satelit pada hari Jumat lalu menunjukkan dua Antonov AN-124 berada di Hmeimim dengan kerucut hidung terbuka. Reuters menuliskan nampaknya salah satu pesawat kargo terbesar dunia tersebut tengah bersiap untuk memuat, dikutip Minggu (15/12/2024).

    Reuters juga melaporkan di jalan raya yang menghubungkan Hmeimin dan Tartous terdapat konvoi kendaraan tempur infanteri dan kendaraan logistik Rusia. Kabarnya kendaraan tersebut menuju ke pangkalan udara.

    Laporan yang sama juga menyebutkan tentara Rusia berjalan di sekitar pangkalan. Jet-jet tempur terlihat terpangkir di hanggar.

    Pejabat keamanan Suriah yang berada di luar fasilitas mengatakan satu pesawat kargo terbang menuju Libya pada hari Sabtu.

    Sumber-sumber militer dan keamanan Suriah yang berhubungan dengan Rusia mengatakan Rusia tidak berniat menarik diri dari dua pangkalan tersebut.

    Perwira tentara senior Suriah yang berhubungan dengan militer Rusia juga menjelaskan beberapa peralatan dikirim kembali ke Moskow. Namun ini untuk menyusun kembali dan mengerahkan pasukan kembali sesuai perkembangan di lapangan.

    Pihak Kremlin mengatakan Rusia berdikusi dengan penguasa baru Suriah terkait pangkalan tersebut. Diskusi ini juga terungkap dari seorang sumber Rusia dan memastikan tidak ada penarikan pasukan dari pangkalan.

    Sementara itu, Reuters mengatakan tidak bisa memastikan bagaimana pemimpin pemberontak Suriah, Ahmad al-Sharaa melihat masa depan pangkalan Rusia dalam jangka panjang.

    (hsy/hsy)

  • Hizbullah Kehilangan Jalur Pasokan Militer pasca Jatuhnya Rezim Assad, Berharap Suriah Jauhi Israel – Halaman all

    Hizbullah Kehilangan Jalur Pasokan Militer pasca Jatuhnya Rezim Assad, Berharap Suriah Jauhi Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan partainya kehilangan jalur pasokan militer setelah jatuhnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Sebelumnya dikabarkan, Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mendapat pasokan senjata melalui Suriah, di mana rezim Assad memfasilitasinya sebagai timbal balik atas bantuan Iran untuk melawan oposisi Suriah.

    “Ya, Hizbullah kehilangan rute pasokan militer melalui Suriah pada tahap ini, tetapi kehilangan ini merupakan bagian kecil dari kerja perlawanan,” kata Naim Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (14/12/2024), tanpa menyebut nama Assad.

    “Rezim baru bisa datang, dan rute ini bisa kembali normal, dan kita bisa mencari cara lain,” tambahnya.

    Dalam pidato pertamanya sejak jatuhnya rezim Assad, ia menekankan rakyat Suriah mempunyai hak untuk memilih pemerintahan, konstitusi, dan pilihan mereka.

    “Kami berharap akan terjadi koordinasi antara masyarakat Suriah dan Lebanon serta pemerintah kedua negara,” katanya, dikutip dari Al Araby.

    Menurutnya, Hizbullah saat ini belum bisa mengambil posisi dan sikap terhadap oposisi Suriah yang berkuasa setelah menggulingkan rezim Assad.

    “Hizbullah tidak dapat menghakimi kekuatan baru ini sampai mereka stabil dan mengambil posisi yang jelas,” katanya.

    Ia berharap penguasa baru Suriah nantinya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Pemimpin Hizbullah itu menegaskan, hubungan Suriah dengan Israel nantinya akan mempengaruhi sikap Hizbullah terhadap Suriah.

    “Kami juga berharap partai penguasa baru ini akan menganggap Israel sebagai musuh dan tidak menormalisasi hubungan dengannya. Ini adalah berita utama yang akan memengaruhi sifat hubungan antara kami dan Suriah,” lanjutnya, seperti diberitakan Aawsat.

    Sebelum jatuhnya rezim Assad, Naim Qassem berpidato tentang dukungan Hizbullah untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    “Agresi terhadap Suriah dipimpin oleh Amerika dan Israel melalui kelompok takfiri sejak 2011,” katanya ketika berpidato pada Kamis (5/12/2024), tiga hari sebelum jatuhnya rezim Assad.

    Hizbullah mulai melakukan intervensi di Suriah pada 2013, untuk membantu rezim Assad melawan pasukan oposisi yang berusaha menggulingkannya saat itu.

    Jatuhnya Rezim Assad

    Rezim Assad dari Partai Ba’ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi bersenjata mengumumkan keberhasilannya merebut ibu kota Suriah, Damaskus.

    Sebelumnya, aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.

    Pemimpin HTS, Abu Muhammad Al-Julani, mendeklarasikan runtuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

    Assad dan keluarganya dikabarkan kabur ke luar negeri, namun keberadaannya belum diketahui.

    Runtuhnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.

    Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.

    Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Trump Tunjuk CEO Truth Social Pimpin Dewan Penasihat Intelijen

    Trump Tunjuk CEO Truth Social Pimpin Dewan Penasihat Intelijen

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden AS terpilih, Donald Trump menunjuk Devin Nunes loyalis yang juga CEO media sosial pebisnis tersebut, Truth Social, untuk menjabat sebagai ketua dewan penasihat intelijen Gedung Putih.

    Selain sebagai CEO Truth Social, Nunes adalah mantan anggota kongres Partai Republik dari California yang memimpin komite intelijen DPR AS selama awal masa jabatan pertama Trump.

    Trump mengatakan Nunes akan tetap menjadi kepala eksekutif Truth Social sambil memimpin dewan penasihat Gedung Putih.

    Pada 2018 saat menjadi ketua komite intelijen, Nunes merilis memo kontroversial yang mengatakan FBI berkonspirasi melawan Trump saat menyelidiki campur tangan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS 2016.

    “Devin akan memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan Ketua Komite Intelijen DPR, dan peran utamanya dalam mengungkap Hoax Rusia, Rusia, Rusia, untuk memberi saya penilaian independen tentang efektivitas dan kepatutan kegiatan Komunitas Intelijen AS,” kata Trump dalam pernyataan.

    The President’s Intelligence Advisory Board (PIAB) dibentuk pada pertengahan abad ke-20 untuk menyediakan sumber saran independen tentang efektivitas data komunitas intelijen dan perolehan datanya.

    Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2025 nanti menggambarkan dewan tersebut terdiri dari “warga negara terhormat dari luar Pemerintahan federal”.

    Penunjukan tersebut dilakukan dua minggu setelah Trump menunjuk loyalisnya yang lain, Kash Patel, sebagai Direktur FBI, menggantikan direktur saat ini, Christopher Wray.

    Patel yang sebelumnya disebut Nunes membantunya dalam memo 2018 lalu, adalah mantan penasihat dan pejabat Pentagon yang dikenal dengan pandangannya soal “negara dalam” pemerintahan.

    (AFP/end)

  • Perwakilan RI Cerita AS Pernah Komplain Indonesia Lebih Dekat ke China

    Perwakilan RI Cerita AS Pernah Komplain Indonesia Lebih Dekat ke China

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat pernah menyampaikan komplain ke Indonesia karena menganggap negara ini lebih dekat ke China, musuh bebuyutan Negeri Paman Sam.

    Keluhan AS disampaikan Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan saat hadir dalam diskusi yang digelar Korea Foundation dan Foreign Policy of Community Indonesia (FPCI) di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Senin (9/12).

    Diskusi tersebut bagian dari program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024.

    “Saya pernah mendapat pertanyaan dari anggota [pejabat] Gedung Putih, bilang ke saya dan komplain ke kita bahwa Indonesia terlihat sangat dekat dengan China,” kata Nurul.

    Dia lalu berujar, “Karena mereka menyebut bahwa bisnis antara Indonesia semakin berkembang, semakin banyak dan signifikan dibanding wilayah lain.”

    Nurul lalu menyebut Indonesia siap bekerja sama dengan negara mana pun dan menerapkan politik bebas aktif termasuk di bidang ekonomi.

    Ia juga menegaskan Indonesia tak punya kecenderungan untuk dekat dengan negara tertentu.

    “Kita terbuka untuk bekerja sama dengan negara mana pun ketika mereka ingin bekerja sama dengan Indonesia, ” ungkap Nurul.

    Pintu Indonesia terbuka untuk Amerika Serikat, China, Rusia, Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, dan negara apa saja.

    Dalam beberapa tahun terakhir, AS bermusuhan dengan China di berbagai bidang seperti ekonomi hingga masalah geopolitik. Mereka bersaing untuk meraih pengaruh kawasan dan perang dagang.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • AS Mau Angkut Ribuan Tank Soviet Milik Suriah Rezim Assad ke Ukraina Buat Lawan Rusia – Halaman all

    AS Mau Angkut Ribuan Tank Soviet Milik Suriah Rezim Assad ke Ukraina Buat Lawan Rusia – Halaman all

    AS Mau Angkut Ribuan Tank Soviet Milik Suriah Rezim Assad ke Ukraina Buat Lawan Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah runtuhnya pemerintahan Suriah pada 8 Desember, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dilaporkan melakukan kunjungan diplomatik mendadak ke Yordania dan Turki pada tanggal 11 Desember.

    Situs militer BM melansir, tujuan resmi perjalanan Blinken itu adalah mendiskusikan tentang masa depan Suriah yang kini terpecah-pecah dan mempengaruhi situasi geopolitik kawasan secara luas.

    Namun, rupanya ada tujuan lain Blinken, yaitu berkenaan dengan potensi akses Barat ke gudang senjata besar Suriah rezim Bashar al Assad yang kini menjadi ‘tak bertuan’.

    Sebelum direbut dan dikendalikan pihak oposisi yang kin berkuasa di Suriah, AS rupanya ingin menyita senjata-senjata Suriah itu untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.

    Menariknya, sebagian besar gudang senjata militer Suriah merupakan senjata era Soviet dan yang dipasok Rusia sendiri saat rezim Assad berkuasa.

    “Persenjataan ini mencakup segala hal mulai dari peluru artileri canggih hingga tank tempur utama (Main Battle Tank) dan kendaraan lapis baja yang canggih,” kata laporan BM, dikutip Sabtu (14/12/2024).

    Laporan itu menyatakan, persenjataan Suriah, yang telah lama dianggap sebagai aset strategis bagi kekuatan regional dan global, kini diposisikan sebagai pengubah permainan potensial dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

    Apa saja yang ada di gudang senjata Suriah?

    Persediaan senjata Suriah—mulai dari sejumlah besar peluru artileri 152 mm dan 122 mm hingga lebih dari 3.000 tank termasuk model T-54/55, T-62, T-72, dan T-90.

    Barisan persenjataan ini dapat secara signifikan mengubah keseimbangan kekuatan di garis depan, terutama karena sumber daya militer Ukraina sendiri terus menyusut.

    “Dengan Rusia yang telah meningkatkan pasokan dan produksi senjatanya melalui peningkatan internal dan dukungan eksternal dari Korea Utara, perbedaan kekuatan senjata antara kedua belah pihak terus tumbuh,” tambah laporan itu.

    Apa yang Terjadi Kalau Ukraina Pakai Senjata Eks-Militer Suriah?

    Dari sudut pandang teknis, peralatan militer Suriah menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi pasukan Ukraina. 

    Tank T-72 dan T-90, meski tidak canggih menurut standar modern, tetap memiliki kemampuan tangguh, termasuk lapis baja komposit, senjata laras halus 125 mm yang kuat, dan sistem penargetan canggih yang dapat memberi Ukraina peningkatan signifikan dalam brigade tank mereka.

    Kemungkinan mengintegrasikan tank Suriah ke dalam pasukan Ukraina yang ada sangat penting, karena persediaan tank modern milik Kiev sendiri masih terbatas.

    Adapun perlengkapan perang yang dipasok Barat masih lambat terwujud.

    Aspek artileri dari persediaan senjata Suriah juga memiliki nilai strategis yang signifikan.

    Diperkirakan 1 juta peluru artileri dalam persediaan senjata Suriah akan secara substansial meningkatkan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan pemboman berkelanjutan terhadap posisi Rusia.

    Peluru artileri 152 mm, khususnya, bisa jadi sangat menarik, karena kompatibel dengan sistem lama buatan Soviet dan artileri lebih modern yang digunakan oleh pasukan Ukraina.

    “Dampak pasokan semacam itu akan terasa bukan hanya dari besarnya volume amunisi tetapi juga dari fleksibilitas operasional yang diberikannya kepada unit artileri Ukraina, yang berpotensi memberi pengaruh besar dalam pertempuran berkepanjangan,” tulis ulasan BM, memperkirakan dampak bila ribuan persenjataan dan amunisi Suriah pindah ke tangan Ukraina.

    Di lapangan, transfer logistik sejumlah besar persenjataan dari Suriah ke Ukraina tetap menjadi tantangan utama. 

    Pengaruh Turki terhadap milisi Islamis Suriah, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Suriah, kemungkinan akan menjadi kunci dalam memfasilitasi transfer ini.

    Pengaruh Ankara terhadap milisi-milisi ini—yang banyak di antaranya memiliki hubungan dengan unit-unit militer Turki—menempatkannya pada peran sentral.

    “Sebagai imbalan atas kerja sama, AS dapat menawarkan berbagai insentif kepada Turki, seperti mengurangi dukungan bagi kelompok-kelompok Kurdi di Suriah, meningkatkan bantuan ekonomi, dan berpotensi memfasilitasi kembalinya Turki ke program F-35,” kata laporan itu

    Secara teknis, proses transfer akan memerlukan koordinasi antara intelijen AS, logistik Turki, dan pejabat militer Ukraina untuk memastikan pergerakan senjata-senjata ini secara efektif.

    Sementara transfer senjata Barat terhambat oleh tantangan logistik dan lingkungan keamanan yang kompleks di Suriah, skala dan urgensi transfer potensial ini menunjukkan bahwa operasi yang terkoordinasi dengan baik dapat dilakukan.

    “Lebih jauh lagi, potensi masuknya senjata-senjata ini dapat menjadi salah satu perubahan paling signifikan dalam keseimbangan kekuatan di Ukraina sejak perang dimulai,” kata ulasan itu.

    Tank Rusia menggempur posisi tentara Ukraina di garis depan Donetsk (Kementerian Pertahanan Rusia/TASS)

    Pemindahan artileri dan persenjataan Suriah akan memberi pasukan Ukraina tidak hanya lebih banyak daya tembak tetapi juga redundansi yang sangat dibutuhkan dalam sistem persenjataan mereka, meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan tekanan terhadap pasukan Rusia, khususnya di Donbas dan front selatan.

    Namun, implikasi yang lebih luas dari perkembangan ini tidak hanya terbatas pada perangkat keras militer. Pengalihan senjata Suriah ke Ukraina, yang difasilitasi oleh Turki, dapat menandakan perubahan signifikan dalam aliansi regional dan perhitungan strategis.

    Dengan memanfaatkan persediaan besar Suriah, Barat tidak hanya akan meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina tetapi juga semakin mengikis keunggulan strategis Rusia di kawasan tersebut.

    Saat Rusia terus menghadapi kesulitan dalam mempertahankan jalur pasokan dan produksi persenjataannya, persediaan Suriah merupakan sumber daya penting yang dapat memperpanjang durasi konflik dan semakin melemahkan upaya Rusia untuk menegaskan dominasinya di wilayah tersebut.

    Potensi pengalihan ini menggarisbawahi sifat peperangan modern yang semakin teknis dan beraneka ragam, di mana pengendalian dan pergerakan sumber daya militer yang besar sama pentingnya dengan pertempuran di medan perang.

    Saat perang di Ukraina terus berlanjut, kemampuan untuk memanfaatkan sumber pasokan militer yang tidak terduga—seperti Suriah—mungkin terbukti menjadi salah satu faktor paling menentukan dalam membentuk hasil konflik.

    Apa Langkah untuk Mencegah Senjata Suriah Pindah ke Ukraina?

    Dengan jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember, Rusia menemukan dirinya dalam ikatan strategis, dengan pertanyaan utama adalah bagaimana mencegah persenjataan Suriah jatuh ke tangan Ukraina.

    Persediaan besar Suriah, termasuk lebih dari 1 juta peluru artileri dan ribuan tank tempur utama seperti T-54/55, T-62, dan T-72, merupakan sumber daya yang signifikan bagi militer Ukraina, yang sedang bergulat dengan kekurangan peralatan yang semakin meningkat.

    Masalah utama bagi Rusia bukan hanya hilangnya kendali langsung atas angkatan bersenjata Suriah menyusul jatuhnya Assad tetapi juga ketidakstabilan yang disebabkan oleh fragmentasi wilayah Suriah.

    Beberapa faksi bersenjata, masing-masing dengan kepentingannya sendiri, kini bersaing untuk menguasai aset militer yang penting. Meskipun Rusia mungkin berupaya memengaruhi faksi-faksi ini, situasi politik yang terpecah-pecah membuat hal ini menjadi tugas yang sulit.

    Pasukan Rusia mungkin mencoba melakukan serangan terarah terhadap rute logistik yang dapat dilalui senjata untuk mengalir ke Ukraina, termasuk serangan udara atau serangan siber.

    Namun, mengingat semakin besarnya pengaruh Turki dan Israel di wilayah tersebut, tindakan tersebut mungkin terbukti tidak efektif.

    Secara teknis, Rusia dapat menggunakan pengaruh terbatas atas jaringan logistik, tetapi menghentikan transfer senjata ini akan menjadi tantangan jika Turki atau perantara lain memilih untuk berpartisipasi dalam pengaturan tersebut.

    Kemungkinan besar, Rusia akan fokus pada upaya diplomatik dengan Iran dan Turki untuk memblokir transfer ini. Upaya ini dapat mencakup tekanan kepada Turki untuk menutup rute transportasi melalui wilayahnya atau mencegah pergerakan senjata Suriah berdasarkan perjanjian perdagangan.

    “Namun, kemampuan Rusia untuk mengambil tindakan signifikan masih dibatasi oleh realitas geopolitik, yang tidak lagi menguntungkan Moskow,” kata ulasan tersebut.

  • Olok-olok Menghinakan, Lambaian Sepatu Iringi Pasukan Rusia Berkemas Angkat Kaki dari Suriah – Halaman all

    Olok-olok Menghinakan, Lambaian Sepatu Iringi Pasukan Rusia Berkemas Angkat Kaki dari Suriah – Halaman all

    Olok-olok Menghinakan, Lambaian Sepatu Iringi Pasukan Rusia Berkemas Angkat Kaki dari Suriah

    TRIBUNNEWS.COM – Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah sepertinya memang menohok kehormatan Rusia, negara yang menyokong rezim sebelum terguling oleh gerakan kilat oposisi bersenjata di negara tersebut.

    Laiknya pecundang kalah, Rusia yang selalu punya tempat istimewa di rezim Assad, kini dilaporkan harus berkemas, bahkan dengan olok-olok yang menghinakan.

    Hal itu ditunjukkan oleh sebuah video yang dilacak lokasinya oleh CNN, menunjukkan peralatan militer Rusia bergerak di Suriah barat, Sabtu (14/12/2024).

    Dalam video yang direkam di pinggiran Homs, truk militer, pengangkut personel lapis baja, dan SUV berbendera Rusia terlihat bergerak ke arah barat di jalan raya M1 yang mengarah ke pangkalan Rusia di dekat pantai Suriah.

    “Tidak jelas apakah peralatan itu menuju ke pangkalan, tetapi kami sebelumnya melaporkan kalau Rusia tampaknya sedang memuat dan mempersiapkan pesawat untuk meninggalkan instalasi militernya di Suriah,” tulis laporan CNN.

    Hal yang menjadi perhatian, video tersebut juga memperlihatkan seorang pria berpakaian seragam militer melambaikan sepatu ke arah kendaraan militer Rusia saat mereka melewatinya.

    Sebagai informasi, menyambut atau mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang dengan sepatu dianggap sebagai penghinaan terbesar dalam budaya Arab.

    Lebih dari 2.000 Tentara Suriah Kini Berlindung di Tenda-Tenda di Irak

    Nasib terhinakan juga dirasakan lebih dari 2.000 tentara Suriah.

    Mereka yang melarikan diri ke Irak selama akhir pekan kemarin setelah runtuhnya pemerintah Suriah pimpinan Assad, saat ini tinggal di kota tenda yang dibuat oleh pemerintah Irak untuk melindungi mereka.

    Kementerian Pertahanan Irak memerintahkan unit militer di provinsi Anbar barat untuk mendirikan kamp dengan ratusan tenda untuk 2.150 tentara Suriah, menurut Imad al-Dulaimi, wali kota kota terdekat Rutba.

    “Tentara Suriah “menyerahkan diri kepada otoritas Irak setelah jatuhnya rezim di Suriah” karena takut akan pembalasan di negara asal mereka setelah mengabdi pada rezim Assad,” kata al-Dulaimi dilansir CNN Jumat.

    Kantor berita pemerintah Irak, INA, melaporkan minggu lalu bahwa sedikitnya 2.000 tentara Suriah telah menyeberang ke Irak saat pemberontak maju.

    Sistem rudal pertahanan S-400 buatan Rusia. (AMERICAN MILITARY FORUM)

    Rusia Angkut Sistem Rudal S-400 hingga KA-52 Alligator

    Pasukan Rusia yang ditempatkan di pangkalan militer Suriah mulai mengemasi sejumlah alat tempurnya setelah pemerintahan Bashar al-Assad runtuh di sabotase kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Laporan ini mencuat lantaran citra satelit yang dirilis oleh Maxar menunjukkan pergerakan pasukan Rusia yang sedang mengemasi peralatan tempur mereka di pangkalan udaranya di Suriah.

    Salah satu aset yang dipersiapkan untuk diangkut dengan pesawat kargo besar adalah sistem pertahanan rudal S-400.

    Tak hanya itu pasukan Rusia juga terlihat tengah membongkar helikopter serang darat KA-52 Alligator yang kemungkinan dipersiapkan untuk diangkut balik ke Moskow.

    “Gambar dari citra satelit yang diambil pada hari Jumat menunjukkan dua Antonov AN-124, pesawat kargo terbesar milik Rusia sedang berada di pangkalan udara Hmeimim di provinsi pesisir Latakia, Suriah,”ujar  laporan Maxar, dikutip dari Middle East Monitor.

    “Keduanya bersiap memuat helikopter serang Ka-52 yang sedang dibongkar dan elemen unit pertahanan udara S-400 yang berada di pangkalan udara tersebut.” imbuhnya.

    Hal serupa juga dikonfirmasi oleh Jurnalis Channel 4, ia mengatakan bahwa mereka melihat 150 kendaraan militer Rusia tengah konvoi, bergerak di keluar dari Suriah.

    “Kendaraan Rusia terlihat bergerak dengan tertib dan tampaknya telah terjadi kesepakatan yang memungkinkan Rusia keluar dari Suriah dengan tertib,” jelas jurnalis Media Inggris itu.

    Kapal Militer Rusia Angkat Kaki

    Selain peralatan tempur udara, kapal-kapal Angkatan Laut Rusia kepergok telah meninggalkan pangkalan mereka di Tartous, Suriah.

    Menurut foto dari penyedia citra satelit Maxar, tiga fregat berpeluru kendali Angkatan Laut Rusia dan sedikitnya dua kapal pendukung awalnya di tempatkan di pelabuhan Tartus pada 5 Desember 2024.

    Namun pada hari Selasa, 9 Desember 2024, kapal-kapal tersebut telah meninggalkan pelabuhan.

    “Armada tersebut berangkat dari pangkalan angkatan laut antara tanggal 6 Desember dan 9 Desember,” menurut citra satelit, seperti dimuat Al Arabiya.

    Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan komentar atas laporan tersebut.

    Namun menurut informasi yang beredar, kaburnya Rusia dari pangkalan militer di Suriah lantaran mereka takut dengan pergerakan cepat Pasukan pemberontak Suriah yang berhasil merebut beberapa kota penting di negara tersebut dari pasukan rezim Assad.

    Rusia yang merupakan sekutu utama rezim Assad dalam beberapa dekade terakhir, diketahui sedang berupaya keras mencapai kesepakatan dengan koalisi oposisi Suriah untuk menjamin keamanan dua pangkalan militer mereka yang penting dan strategis di negara tersebut.

    Namun buntut runtuhnya rezim Assad, kini Rusia kehilangan pangkalan-pangkalan tersebut.

    Ini akan menjadi kemunduran besar bagi Rusia, terutama di tengah konflik yang masih berlangsung di Ukraina.

    Lantaran Tartus adalah pangkalan angkatan laut utama Rusia di luar negeri, sementara Khmeimim digunakan untuk memindahkan pasukan militer masuk dan keluar dari Afrika.a

    Rusia Kehilangan Kekuatan di Mediterania

    Setelah Assad lengser, analis militer Rusia Ruslan Pukhov mengakui bahwa Rusia tidak memiliki kemampuan untuk proyek kekuatan keras yang berarti di luar lingkup pengaruhnya sendiri di wilayah pasca-Soviet.

    Lebih lanjut kejatuhan Assad yang mengejutkan juga membuat status kekuatan besar Rusia di Mediterania hancur berantakan. 

    Ini karena penutupan Selat Bosphorus dan evakuasi aset angkatan laut dari Tartus, sehingga Rusia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan operasi maritim skala besar di Mediterania.

    Imbasnya Rusia kemungkinan akan menderita isolasi jangka panjang dari Mediterania dan mengalami gangguan logistik yang parah pada operasinya di Mali, Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, dan Sudan.

  • Warga Suriah Girang, Rusia Hengkang

    Warga Suriah Girang, Rusia Hengkang

    Jakarta

    Rezim Bashar al-Assad akhirnya telah tumbang. Ribuan warga Suriah yang bergembira pun berkumpul di ibu kota, Damaskus untuk merayakan kemerdekaan mereka atas tumbangnya pemerintahan klan al-Assad yang berkuasa selama setengah abad.

    Presiden yang digulingkan, Bashar al-Assad sendiri diketahui telah melarikan diri dari Suriah. Sementara Rusia diketahui tengah mengemasi peralatan militer mereka di pangkalan udara di Suriah.

    Ribuan Warga Suriah Rayakan Tumbangnya Rezim Assad

    Ribuan warga Suriah bergembira dan berkumpul di luar masjid bersejarah di ibu kota Suriah, Damaskus untuk merayakan salat Jumat pertama sejak penggulingan presiden Bashar al-Assad. Lebih dari setengah abad rezim klan al-Assad berakhir pada hari Minggu lalu, setelah serangan kilat oposisi melanda seluruh negeri dan berhasil merebut ibu kota.

    Seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Sabtu (14/12), Kepala Administrasi Operasi Militer Abu Mohammed al-Jolani yang mempelopori serangan tersebut, menyerukan kepada warga Suriah “untuk turun ke jalan untuk mengekspresikan kegembiraan mereka” pada Jumat (13/12) waktu setempat untuk menandai “kemenangan revolusi yang diberkahi.”

    Sementara itu, menurut laporan koresponden AFP, ratusan orang berkumpul dalam suasana yang meriah dan santai di alun-alun utama kota kedua Suriah, Aleppo. Kota ini merupakan medan pertempuran sengit selama perang saudara yang panjang di negara itu.

    Begitu pula di kota Suriah lainnya, Sweida, jantung minoritas Druze Suriah, tempat demonstrasi antipemerintah telah diadakan selama lebih dari setahun. Ratusan warga Suriah turun ke jalan, bernyanyi dan bertepuk tangan dengan gembira.

    Potret ribuan warga Suriah rayakan tumbangnya Assad di Damaskus. (Foto: REUTERS/Yosri Aljamal)

  • Eks Striker Manchester City Resmi Terpilih Jadi Presiden Georgia

    Eks Striker Manchester City Resmi Terpilih Jadi Presiden Georgia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan penyerang klub Liga Inggris Manchester City, Mikheil Kavelashvili, 53, memenangkan suara dewan elektoral pada Sabtu (14/12) untuk menjadi Presiden Georgia. Suara partai Georgian Dream (Mimpi Georgia) yang menaungi Kavelashvili, mendominasi dewan elektoral Georgia yang beranggotakan 300 orang.

    Sistem pemilihan presiden lewat dewan elektoral ini menggantikan pemilihan presiden langsung pada tahun 2017. Kavelashvili sendiri bermain untuk Manchester City dari tahun 1995-1997 sebelum bermain di beberapa klub di Liga Super Swiss.

    Seperti dilansir ITV News, Partai Mimpi Georgia mempertahankan kendali parlemen di negara Kaukasus Selatan itu dalam pemilihan umum pada tanggal 26 Oktober lalu, yang menurut pihak oposisi dicurangi dengan bantuan Rusia.

    Salome Zourabichvili, Presiden Georgia yang akan lengser dan partai-partai di Georgia yang pro-Barat, sejak itu memboikot sesi parlemen dan menuntut pemungutan suara ulang.

    Partai Mimpi Georgia telah berjanji untuk terus mendorong aksesi UE tetapi juga ingin “mengatur ulang” hubungan dengan Rusia.

    Pihak oposisi menyebut situasi itu sebagai pukulan bagi aspirasi Eropa negara itu dan kemenangan bagi mantan penguasa kekaisaran Rusia.

    Pada tahun 2008, Rusia terlibat perang singkat dengan Georgia, yang menyebabkan pengakuan Moskow atas dua wilayah yang memisahkan diri sebagai wilayah yang independen, dan peningkatan kehadiran militer Rusia di Ossetia Selatan dan Abkhazia.

    Para kritikus menuduh Partai Georgian Dream, yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili, seorang miliarder yang meraup kekayaannya di Rusia, menjadi semakin otoriter dan condong ke arah Moskow, tuduhan yang kemudian dibantah oleh partai yang berkuasa.

    Partai Georgian Dream baru-baru ini meloloskan undang-undang yang mirip dengan yang digunakan oleh Kremlin untuk menindak kebebasan berbicara dan hak-hak LGBTQ+.

    Salome Zourabichvili yang pro-Barat telah menjadi presiden sejak 2018 dan telah berjanji untuk tetap menjabat setelah masa jabatan enam tahunnya berakhir pada hari Senin (16/12), menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya pemimpin yang sah sampai pemilihan baru diadakan.

    Keputusan Partai Georgian Dream bulan lalu untuk menangguhkan pembicaraan tentang upaya negara mereka untuk bergabung dengan Uni Eropa menambah kemarahan oposisi dan memicu protes.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi “Jihad” Salah Kaprah di Medsos

    HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi “Jihad” Salah Kaprah di Medsos

    HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi “Jihad” Salah Kaprah di Medsos
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran 
    Dina Sulaeman
    mengingatkan pemerintah harus lebih sensitif dengan perkembangan narasi “jihad” yang salah kaprah usai pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menduduki Suriah.
    Ia menyebutkan, berkuasanya HTS di Suriah dapat memunculkan bibit-bibit radikalisme di dalam negeri karena kelompok-kelompok yang tergabung dalam pemberontakan memiliki banyak simpatisan di Indonesia, misalnya ISIS, HTS, maupun Free Syrian Army.
    “Rekomendasi saya ke pemerintah, yang pertama tentu pengawasan terhadap gerakan-gerakan ini semakin diperkuat. Pemerintah perlu sensitif ketika melihat berkembangnya narasi-narasi yang mendukung gerakan “jihad” di Suriah,” kata Dina kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (14/12/2024).
    Dina menuturkan, narasi-narasi itu sudah banyak berkembang di media sosial sehingga perlu diawasi lebih ketat.
    Kelompok-kelompok yang terafiliasi ini menyebarkan ulang narasi-narasi pemberontakan yang dahulu sempat disebarluaskan ketika awal perang Suriah pada tahun 2012-2017.
    Hal ini menandakan bahwa simpatisan tersebut masih tumbuh di Indonesia.
    “Berarti kan kelihatan bahwa sel-sel ini masih ada, selama ini masih ada. Sekarang ada momentum untuk bangkit lagi menyebarluaskan narasi mereka. Itu pertama, (perlu) pengawasan. Dan kemudian edukasi publik itu penting banget,” tutur Dina.
    Dina tidak memungkiri, kemenangan HTS di Suriah bisa saja memberikan inspirasi serupa untuk pendukungnya di Indonesia.
    Pasalnya, para pendukung di dalam negeri itu akan tetap menyetujui apa yang dilakukan oleh HTS, meski pemimpin tertingginya, Mohammed Al Julani, baru-baru ini menyatakan sudah berubah usai keluar dari keanggotaan ISIS di Irak.
    Terlebih, tanpa diketahui, donasi kemanusiaan untuk korban perang yang disalurkan masyarakat Indonesia sempat terbukti dialirkan ke Idlib, Suriah, markas utama HTS.
    “Contohnya ada lembaga yang waktu itu ditangkap oleh Densus. Itu ternyata mengirimkan donasi orang-orang Indonesia yang dikumpulkan dari rakyat Indonesia ke Idlib. Nah ini juga saya khawatir (suplai) ini juga akan berlanjut,” ujar Dina.
    Padahal, lanjut Dina, melakukan pemberontakan dengan menyebar teror karena alasan menggulingkan pemerintahan diktator tetap tidak dapat dibenarkan.
    Diketahui, kelompok itu melakukan pemberontakan ke pemerintah Suriah yang dinilai diktator.
    Kelompok ekstrem ini melakukan aksi pembunuhan secara acak dengan pengeboman di pasar, masjid, hingga sekolah. Sebaliknya, mereka tidak mengetahui pasti afiliasi politik orang-orang yang menjadi korban.
    Menurut Dina, ideologi-ideologi yang berisi kekerasan dan menyebar kebencian pada kelompok lain ini akan sangat berbahaya jika berkembang di dalam negeri.
    “Tentu bahaya sekali ya buat kita ya. Karena di kita pun banyak pertentangan politik juga. Padahal kan pertanyaannya, apakah untuk menggulingkan seorang diktator harus melakukan aksi teror? Harus membenarkan aksi teror? Enggak. Nanti kalau kita nggak setuju sama pemerintah, apakah kita harus menyetujui aksi teror?” kata dia.
    Sebelumnya diberitakan, peralihan kekuasaan di Suriah dari rezim Bashar Al-Assad kepada kelompok pemberontak Abu Mohammed Al Julani terjadi pada Minggu (8/12/2024).
    Kelompok pemberontak berhasil menguasai dua kota besar Suriah, Aleppo dan Damaskus. Sedangkan Assad diketahui melarikan diri ke Rusia.
    Transisi kepemimpinan kini di tangan Julani dengan pemerintahan sementara hingga 1 Maret 2025 sebelum dilakukan pemilihan kepala negara yang baru.
    Konflik bersenjata di Suriah turut menyerap perhatian pemerintah. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui KBRI telah melakukan evakuasi warga negara Indonesia dari kota-kota yang bergejolak ke Indonesia.
    Pemerintah telah mengevakuasi 37 WNI yang terdiri dari 35 WNI dan 2 staf pendamping KBRI Damaskus. Puluhan orang itu telah tiba di Indonesia yang terbagi dalam tiga penerbangan.
    Pasca evakuasi 37 WNI, KBRI Damaskus kembali mencatat sebanyak 97 WNI lainnya turut bersedia dievakuasi. Namun, pola evakuasi selanjutnya akan memperhatikan situasi keamanan di lapangan yang sangat dinamis.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WhatsApp Bakal Bisa Terjemahkan Isi Chat dan Channel

    WhatsApp Bakal Bisa Terjemahkan Isi Chat dan Channel

    Jakarta

    WhatsApp mulai mengembangkan fitur yang bisa menerjemahkan isi chat sejak pertengahan Juli 2024. Fitur itu saat ini belum diluncurkan, namun WhatsApp terus menyempurnakannya.

    WABetaInfo melaporkan fitur penerjemah ini tidak hanya bisa digunakan untuk isi chat biasa tapi juga untuk update yang dibagikan di Channel. Perubahan ini ditemukan di WhatsApp beta untuk Android versi 2.24.26.9.

    Berkat fitur ini, pengguna WhatsApp bisa menerjemahkan chat dan update channel dari satu bahasa ke bahasa yang lain dengan cepat tanpa harus berpindah ke aplikasi lain.

    Selain dukungan yang diperluas untuk channel, WABetaInfo juga menemuka sejumlah penekanan dari WhatsApp bahwa terjemahan yang dihasilkan secara lokal mungkin membantu namun tidak selalu akurat karena menggunakan paket bahasa yang sudah diunduh terlebih dulu.

    Fitur penerjemah baru di WhatsApp Foto: WABetaInfo

    Menurut laporan WABetaInfo sebelumnya, fitur ini awalnya akan mendukung bahasa Inggris, Arab, Spanyol, Portugis (Brasil), Rusia, dan Hindi. Namun ke depannya jumlah bahasa yang didukung akan terus ditambah.

    WABetaInfo mengatakan proses penerjemahan dilakukan sepenuhnya di perangkat pengguna, tanpa mengirimkan data apapun ke server pihak ketiga atau milik WhatsApp. Proses ini memastikan WhatsApp tetap mematuhi enkripsi end-to-end, dan menjamin pesan tetap rahasia dan aman.

    Pengguna yang ingin memanfaatkan fitur ini harus mengunduh paket bahasa yang diinginkan terlebih dulu. Setelah di-download, pengguna WhatsApp bisa mengakses fitur ini kapan saja, bahkan dalam keadaan offline tanpa internet, seperti dikutip dari WABetaInfo, Sabtu (14/12/2024).

    Fitur ini akan melengkapi fitur transkrip pesan suara yang belum lama ini dirilis oleh WhatsApp. Sesuai namanya, fitur tersebut memungkinkan pengguna mengubah pesan suara menjadi teks agar bisa diikuti dengan lebih mudah.

    Fitur untuk menerjemahkan isi chat dan update channel di WhatsApp masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia untuk beta tester. Belum diketahui kapan fitur ini akan dirilis untuk semua pengguna.

    (vmp/vmp)