Negara: Rusia

  • Jenderal Rusia Tewas Dibom Ukraina, Putin Akui Kegagalan Keamanan

    Jenderal Rusia Tewas Dibom Ukraina, Putin Akui Kegagalan Keamanan

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kegagalan badan keamanan negaranya terkait pembunuhan seorang jenderal senior dalam ledakan bom yang mengguncang Moskow pekan ini. Ini menjadi pengakuan langka yang disampaikan Putin menyusul serangan mematikan yang diklaim oleh Ukraina.

    Letnan Jenderal Igor Kirillov, yang menjabat sebagai Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi dan Kimia Rusia, dikonfirmasi tewas dalam ledakan bom yang dipasang pada sebuah skuter di luar sebuah gedung apartemen di area Ryazansky Prospekt, Moskow, pada Selasa (17/12) aktu setempat.

    Kirillov tewas bersama asistennya yang bernama Ilya Polikarpov. Kematian dua personel militer Rusia itu menjadi pembunuhan paling berani yang diklaim oleh Kyiv sejak awal konflik.

    Dalam konferensi pers akhir tahun, seperti dilansir AFP, Jumat (20/12/2024), Putin untuk pertama kalinya memberikan komentarnya atas kematian Kirillov. Dia bahkan mengakui adanya kegagalan dari sektor keamanan Rusia yang memungkinkan terjadinya serangan mematikan tersebut.

    “Dinas khusus kita melewatkan serangan ini. Mereka melewatkan serangan ini. Artinya kita perlu meningkatkan kinerja. Kita tidak boleh membiarkan kesalahan serius seperti ini terjadi,” tegas Putin dalam pernyataannya.

    Putin menyebut serangan yang menewaskan Kirillov dan asistennya itu sebagai serangan “terorisme”.

    Komentar Putin ini disampaikan lebih dari 48 jam setelah ledakan mengguncang area Ryazansky Prospekt di Moskow. Kirillov dan asistennya tewas saat berjalan keluar dari gedung apartemen di area tersebut pada dini hari, setelah bom yang dipasang pada sebuah skuter yang diparkir di lokasi itu tiba-tiba meledak.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Ledakan Bom yang Menewaskan Jenderal Rusia di Moskow’:

  • Tiba di Damaskus, Diplomat Tinggi AS Bersiap Bertemu Perwakilan HTS – Halaman all

    Tiba di Damaskus, Diplomat Tinggi AS Bersiap Bertemu Perwakilan HTS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para diplomat tinggi AS tiba di Ibu Kota Suriah, Damaskus pada hari ini (20/12/2024).

    Tujuan kunjungan para diplomat tinggi AS ini adalah untuk bertemu dengan perwakilan Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Para diplomat AS yang menjadi delegasi ke Damaskus di antaranya, Diplomat Timur Tengah tertinggi Departemen Luar Negeri Barbara Leaf, Utusan Presiden untuk Urusan Sandera Roger Carstens dan Penasihat Senior yang baru diangkat Daniel Rubinstei.

    Ini menjadi pertama kalinya mereka menjadi delegasi AS ke Suriah setelah Presiden Bashar Al-Assad digulingkan.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, para delegasi akan membicarakan terkait pemerintahan Suriah pasca Assad dilengserkan.

    Para delegasi ini nantinya akan langsung mencoba menemui warga Suriah untuk membicarakan ini.

    “Mereka akan terlibat langsung dengan rakyat Suriah, termasuk anggota masyarakat sipil, aktivis, anggota berbagai komunitas, dan suara-suara Suriah lainnya tentang visi mereka untuk masa depan negara mereka dan bagaimana Amerika Serikat dapat membantu mendukung mereka,” kata jubir Departemen luar negeri AS, dikutip dari Al-Arabiya.

    Selain bertemu langsung dengan warga Suriah, para diplomat ini juga akan bertemu dengan perwakilan HTS.

    Pertemuan ini akan membahas pemerintahan transisi Suriah.

    “Mereka juga berencana untuk bertemu dengan perwakilan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) untuk membahas prinsip-prinsip transisi yang didukung oleh AS dan mitra regional di Aqaba, Yordania,” jelasnya.

    Mereka juga akan membahas pencarian wartawan AS yang hilang selama 12 tahun, Austin Tice.

    “Kami berharap untuk mengungkap informasi tentang nasib Austin Tice, Majd Kamalmaz, dan warga negara Amerika lainnya yang hilang di bawah rezim Assad,” katanya.

    Kunjungan ini menjadi pertama kalinya setelah Assad digulingkan dan menjadi kontak resmi pertama pertemuan antara AS dan pemimpin HTS.

    Sebelum ini, menlu AS, Antony Blinken mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak langsung dan menerima tanda-tanda positif dari HTS.

    Awal pekan ini, ia mengatakan bahwa delegasi AS sedang bersiap mengunjungi negara itu.

    “Kami telah melakukan kontak langsung, dan kami juga berupaya untuk mengerahkan orang-orang ke lapangan di Suriah,” kata Blinken pada Kamis dalam sebuah wawancara.

    Sebagai informasi, AS telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah pada tahun 2012.

    Setelah itu, AS menutup kedutaan besarnya di Damaskus.

    Jatuhnya Assad 

    Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok antirezim kembali bentrok pada 27 November 2024.

    Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

    Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.

    Kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.

    Puncaknya terjadi pada Minggu (8/12/2024) ketika oposisi yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 14 tahun.

    Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.

    Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Minggu (8/12/2024).

    Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.

    “Presiden al-Assad dari Suriah telah tiba di Moskow. Rusia telah memberi mereka (dia dan keluarganya) suaka atas dasar kemanusiaan,” tulis Interfax, dikutip dari Al-Arabiya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

  • Putin Akui Belum Bertemu Assad, Tegaskan Rusia Belum Kalah di Suriah

    Putin Akui Belum Bertemu Assad, Tegaskan Rusia Belum Kalah di Suriah

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui belum bertemu dengan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang berlindung di Moskow, ibu kota Rusia, setelah rezimnya ditumbangkan pasukan pemberontak awal bulan ini.

    Dalam komentar publik pertamanya soal situasi di Suriah, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), Putin menegaskan Rusia belum kalah di Suriah meskipun rezim Assad, sekutu dekatnya, digulingkan oleh pasukan pemberontak.

    Moskow melakukan intervensi militer di Suriah sejak tahun 2015 lalu dan mengubah gelombang perang sipil di negara itu demi kepentingan Assad.

    “Anda ingin menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di Suriah sebagai sebuah kegagalan, kekalahan bagi Rusia. Saya pastikan kepada Anda, tidak demikian,” tegas Putin saat berbicara dalam konferensi pers akhir tahun di Moskow.

    “Dan saya akan memberitahu Anda alasannya. Kami datang ke Suriah 10 tahun lalu untuk mencegah terbentuknya kantong teroris di sana. Secara keseluruhan, kami telah mencapai tujuan kami,” ujarnya.

    “Tidak heran jika saat ini banyak negara Eropa dan Amerika Serikat ingin menjalin hubungan dengan mereka (penguasa baru Suriah). Jika mereka adalah organisasi teroris, mengapa Anda (Barat) pergi ke sana? Itu berarti mereka telah berubah,” sebut Putin dalam pernyataannya.

    Dalam konferensi pers pada Kamis (19/12), Putin mengatakan dirinya belum bertemu dengan Assad yang melarikan diri ke Moskow usai digulingkan awal bulan lalu.

  • Siap Bereksperimen, Putin Tantang Barat Uji Sistem Pertahanan, Hadapi Rudal Oreshnik di Kyiv – Halaman all

    Siap Bereksperimen, Putin Tantang Barat Uji Sistem Pertahanan, Hadapi Rudal Oreshnik di Kyiv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menantang negara-negara Barat untuk membuktikan kapasitas sistem pertahanan mereka.

    Tantangan ini khususnya berkaitan dengan kemampuan menghadapi serangan rudal balistik Rusia, terutama rudal Oreshnik.

    Dalam komentarnya, Putin mengajak negara-negara Barat untuk menguji sistem pertahanan udara mereka dengan cara yang langsung.

    “Biarkan mereka, para pakar Barat yang meragukan kapasitas sistem rudal Oreshnik Rusia, melakukan semacam eksperimen teknologi,” kata Putin, dikutip dari TASS.

    Ia bahkan mengusulkan agar negara-negara Barat memilih target di ibu kota Ukraina, Kyiv, dan mengerahkan sistem pertahanan mereka di sana.

    Putin menginginkan agar Barat melakukan “duel teknologi” yang modern, dengan mengatakan, “Kita lihat apa yang terjadi. Kami siap untuk eksperimen semacam itu.”

    Pernyataan ini menunjukkan bahwa Putin percaya pada efisiensi dan keunggulan teknis dari rudal Oreshnik yang dimiliki Rusia.

    Oreshnik, yang merupakan rudal balistik jarak menengah, dikenal memiliki kemampuan untuk menghindari deteksi dan dapat meluncur dengan kecepatan tinggi, membuatnya sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara konvensional.

    Tantangan ini tidak hanya bersifat provokatif tetapi juga bertujuan untuk membuktikan kekuatan militer Rusia di hadapan skeptisisme Barat mengenai sistem senjata Rusia.

    Sebelumnya, Putin mengklaim bahwa rudal Oreshnik yang baru-baru ini digunakan untuk menyerang kota Dnipro di Ukraina tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara Barat.

    Ia menegaskan bahwa “teknologi Barat tidak memiliki peluang” untuk menghadapi rudal ini, ABC News melaporkan.

    Putin bahkan mengusulkan pengaturan “eksperimen atau duel” di mana Rusia akan memilih target untuk serangan rudal Oreshnik di Kyiv.

    Sementara itu, Ukraina akan menyiapkan pertahanan udara yang dipasok oleh negara-negara Barat untuk mencegat rudal tersebut.

    “Ini akan menarik bagi kami,” kata Putin.

    Ia menekankan bahwa eksperimen semacam itu akan memberikan kesempatan bagi dunia untuk melihat apakah sistem pertahanan Barat benar-benar mampu menghadapi ancaman dari Rusia.

    Target Prioritas Moskow 

    Selain tantangan terhadap Barat, Putin juga mengulang ancamannya untuk menargetkan “pusat-pusat pengambilan keputusan” di Ukraina.

    “Daftar target prioritas Moskow mencakup fasilitas militer dan fasilitas kompleks industri militer,” kata Putin.

    Ia mengindikasikan bahwa serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur Ukraina masih menjadi bagian dari strategi militer Rusia.

    Presiden Rusia juga mengatakan bahwa pasukan Rusia terus membuat kemajuan di medan perang.

    Ia menyatakan bahwa pasukan Ukraina akan diusir dari posisi di wilayah Kursk barat Rusia, meskipun tidak memberikan perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.

    Reaksi Barat

    Tantangan Putin ini kemungkinan besar akan memicu berbagai reaksi dari negara-negara Barat.

    Banyak pihak mungkin menganalisis potensi risiko yang dapat muncul dari eksperimen semacam ini.

    Beberapa negara mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk menguji teknologi pertahanan mereka.

    Sementara itu, yang lain mungkin menganggapnya sebagai provokasi yang dapat memperburuk ketegangan yang sudah ada.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Terungkap! Momen Terakhir Assad di Suriah Sebelum Tumbang

    Terungkap! Momen Terakhir Assad di Suriah Sebelum Tumbang

    Damaskus

    Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, sempat bertekad untuk bertahan di Damaskus ketika pasukan pemberontak bergerak mendekati ibu kota pada awal Desember. Namun potensi adanya pertumpahan darah memaksa Assad segera meninggalkan negaranya tersebut dan terbang ke Rusia.

    Momen-momen terakhir Assad di Suriah dilaporkan media Al Majalla, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (20/12/2024), yang menyebut bahwa Assad sedang berada di Moskow pada 27 November, saat pemberontak Suriah melancarkan serangan mendadak.

    Dia berniat menghadiri seremoni pemberian gelar PhD untuk putranya, Hafez, namun akhirnya batal dan memantau situasi Suriah dari kamar hotelnya di Moskow. Ketika pasukan pemberontak berhasil merebut Aleppo pada 29 November, Assad sedang dalam penerbangan ke Suriah.

    Setelah Aleppo jatuh ke tangan pasukan pemberontak, Assad dilaporkan menolak saran dari Rusia, sekutu dekatnya, untuk bersiap mengundurkan diri guna menghindari pertumpahan darah.

    Rencana Assad kabur ke Rusia, menurut laporan Al Majalla, belum dipastikan hingga malam hari pada 7-8 Desember lalu. Dari Damaskus, Assad sempat menghubungi Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayedh.

    Pada saat itu, dia disebut meminta dukungan dari milisi Irak yang didukung Iran dan meminta bantuan keuangan dari UEA.

    Kantor media Assad pada saat itu telah menyiapkan pidato untuk dibaca olehnya di istana kepresidenan. Pada 7 Desember, atau sehari sebelum rezimnya tumbang, Assad masih berupaya meyakinkan jajaran pejabatnya, termasuk diplomat utamanya, bahwa situasi masih terkendali dan bahwa “dukungan Rusia akan diberikan”.

    Lihat Video Trump: Assad Kabur karena Rusia Enggan Melindunginya

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Daftar 5 Negara Eropa Makin Blak-blakan Dukung Palestina Kecam Israel

    Daftar 5 Negara Eropa Makin Blak-blakan Dukung Palestina Kecam Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah negara Eropa semakin menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina yang saat ini masih digempur habis-habisan oleh agresi brutal Israel.

    Dukungan ini terus meluas terutama setelah Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza, Palestina, pada 7 Oktober 2023 lalu dengan dalih memerangi milisi Hamas.

    Alih-alih memberangus milisi, pasukan Israel menggempur Jalur Gaza, dan tak jarang Tepi Barat Palestina, secara membabi-buta. Rumah sakit, sekolah, hingga kamp pengungsi warga Palestina tak luput dari bombardir Israel selama kurang lebih satu tahun terakhir.

    Hingga kini tercatat lebih dari 45.000 warga Palestina meninggal imbas agresi Israel yang dianggap banyak pihak di dunia, termasuk mahkamah internasional menjurus kepada kejahatan perang hingga genosida.

    Semula, negara Barat terutama Amerika Serikat dan sekutu lantang mendukung agresi Israel ke Gaza. Negara-negara itu beralasan Israel memiliki hak untuk membela diri imbas serangan milisi Hamas ke wilayahnya.

    Namun, belakangan sejumlah negara Barat mulai menjaga jarak dengan Israel bahkan mendesak menghentikan agresi karena korban sipil yang terus berjatuhan. Beberapa negara Eropa bahkan mulai mengaku kedaulatan negara Palestina tahun ini, sebuah langkah yang membuat Israel geram.

    Berikut daftar negara-negara Eropa yang semakin menunjukkan dukungan terhadap Palestina:

    1. Spanyol

    Spanyol baru-baru ini kian menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina yang saat ini masih diserang Israel.

    Sejumlah partai politik di Spanyol mendesak pemerintahan Perdana Menteri Pedro Sanchez mendesak agar menjatuhkan sanksi dan tindak tegas ke Israel.

    Partai tersebut terdiri dari mitra koalisi Sumar dan empat partai lain mencakup Podemos, Esquerra Republicana de Catalunya (ERC), EH Bildu dari Basque, dan Blok Nasionalis Galicia (BNG).

    Dikutip Al Jazeera, dalam surat yang dikirim ke parlemen pada Kamis (19/12), mereka menuntut “embargo militer penuh serta sanksi ekonomi dan politik ke Israel.”

    Para partai politik juga meminta PM Sanchez untuk meminimalisir hubungan bilateral Spanyol dengan Israel. Selain itu, Spanyol pada Mei lalu juga resmi mengakui kedaulatan negara Palestina.

    2. Norwegia

    Norwegia juga menunjukkan sikap tegas dukungan mereka ke Palestina dengan menolak bertanding dengan Israel di kualifikasi Piala Dunia 2026.

    Mereka berada dalam grup yang sama dengan Israel. Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia Liz Klaveness menyatakan mereka bakal berusaha keras untuk menekan pihak-pihak berwenang menjatuhkan sanksi ke Negeri Zionis.

    “Asosiasi Sepak Bola mendukung sikap Pemerintah Norwegia dan menuntut penghentian segera serangan Israel terhadap warga sipil yang tak berdosa di Gaza,” kata Klaveness, dikutip Safanews.

    Sama seperti Spanyol, Norwegia juga secara resmi mengakui negara Palestina pada Mei 2024.

    Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan langkah itu sebagai tonggak sejarah bagi kedua negara.

    “Selama lebih dari 30 tahun, Norwegia telah menjadi pendukung kuat negara Palestina,” kata Eide, dikutip Time.

    Dia lalu berujar, “Hari ini, saat Norwegia secara resmi mengakui Palestina sebagai negara, ini adalah tonggak sejarah hubungan Norwegia dan Palestina.”

    Eide meyakini pemerintah Palestina akan melanjutkan kerja keras reformasi dan meletakkan dasar bagi pemerintahan Tepi Barat dan Gaza setelah gencatan senjata.

    Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

    3. Irlandia

    Irlandia ikut secara resmi mengakui negara Palestina pada Mei lalu.

    “Pemerintah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dan merdeka dan setuju untuk membangun hubungan diplomatik penuh antara Dublin dan Ramallah,” demikian pernyataan Irlandia.

    Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia Simon Harris mengatakan pengakuan tersebut sama dengan menjaga harapan perdamaian tetap hidup.

    “Keputusan Irlandia ini adalah soal menjaga harapan tetap hidup,” kata Harris, dikutip Al Jazeera.

    Dia juga mengatakan satu-satunya cara Israel dan Palestina hidup berdampingan adalah solusi dua negara.

    Solusi dua negara merupakan kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina yang disepakati komunitas internasional. Kerangka ini berisi pendirian dua negara yang saling berdampingan, hidup damai, mengakui kedaulatan, dan saling menghormati.

    Mulanya, Irlandia ingin mengakui Palestina jika solusi dua negara terwujud.

    “Namun kami telah melakukan langkah ini bersama Spanyol dan Norwegia untuk menjaga keajaiban perdamaian tetap hidup,” ungkap Harris.

    Dalam rapat Uni Eropa di Brussels pada Kamis (19/12), PM Harris bahkan menyindir blok tersebut karena bersikap standar ganda dalam menyikapi agresi brutal Israel ke Gaza dengan invasi Rusia ke Ukraina.

    Harris juga menegaskan negaranya sedang menggodok undang-undang yang akan mengembargo seluruh transaksi perdagangan dengan pihak Israel yang berasal dari daerah pendudukan di Tepi Barat Palestina.

    “Apa yang tidak akan terjadi adalah kami terhalang, saya secara pribadi tidak akan terhalang, begitu pula pemerintahan Irlandia saat ini atau berikutnya, untuk terus berbicara dan menyuarakan dukungan terhadap hukum internasional,” kata Harris seperti dikutip The Irish Times seperti dikutip Al Jazeera.

    “Saya sangat peduli dengan Eropa, tetapi kami belum melakukan cukup banyak. Kami jauh dari cukup dalam mengakhiri konflik (Palestina-Israel ini,” tambahnya.

    4. Armenia

    Armenia turut mengakui kemerdekaan Palestina pada Juni lalu.

    Mereka juga menentang kekerasan terhadap warga sipil di Gaza.

    “[Armenia] menegaskan komitmen terhadap hukum internasional, kesetaraan bangsa, kedaulatan dan hidup berdampingan secara damai, Republik Armenia mengakui Negara Palestina,” demikian rilis resmi Kementerian Luar Negeri Armenia, dikutip AFP.

    5. Slovenia

    Slovenia mengakui kemerdekaan Palestina usai debat panas di parlemen selama berjam-jam pada Juni lalu.

    Namun akhirnya 52 dari 92 anggota parlemen mendukung dekrit untuk mengakui negara Palestina.

    Perdana Menteri Robert Golob mengatakan pengakuan Slovenia terhadap kemerdekaan Palestina menjadi harapan bagi warga Gaza.

    “Pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan negara Palestina hari ini mengirim harapan ke warga Palestina di Tepi Barat dan di Gaza,” kata Golob dikutip Al Jazeera.

  • Pakistan Kembangkan Rudal yang Mampu Mencapai AS

    Pakistan Kembangkan Rudal yang Mampu Mencapai AS

    Islamabad

    Pakistan sedang mengembangkan kemampuan rudal balistik jarak jauh yang pada akhirnya akan memungkinkan negara itu menyerang target-target di luar kawasan Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat (AS). Gedung Putih menyebut program rudal Islamabad sebagai ancaman terbaru bagi Washington.

    Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jon Finer, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), mengungkapkan informasi mengejutkan soal negara bekas mitra dekat AS itu saat berbicara dalam forum Carnegie Endowment for International Peace pada Kamis (19/12) waktu setempat.

    Hubungan Washington dan Islamabad yang sebelumnya erat, telah memburuk sejak penarikan pasukan AS dari Afghanistan tahun 2021 lalu.

    Dalam pernyataannya, Finer menyebut langkah Pakistan itu menimbulkan “pertanyaan nyata” soal tujuan program rudal balistik negara tersebut.

    “Pakistan telah mengembangkan teknologi rudal yang semakin canggih, mulai dari sistem rudal balistik jarak jauh hingga peralatan yang memungkinkan pengujian motor roket yang berukuran jauh lebih besar,” sebutnya.

    Jika tren tersebut terus berlanjut, Finer menyatakan bahwa: “Pakistan akan memiliki kemampuan untuk menyerang target-target di luar kawasan Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat.”

    Finer menyebut bahwa jumlah negara bersenjata nuklir yang memiliki rudal yang mampu menjangkau wilayah AS “sangatlah sedikit dan cenderung bermusuhan”. Dia menyebut Rusia, Korea Utara dan China di antara negara-negara yang dimaksudnya tersebut.

    Lihat juga Video Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal AS, Warga: Sudah Telat

  • Putin Siap Dialog dengan Trump Bahas Upaya Akhiri Perang Ukraina

    Putin Siap Dialog dengan Trump Bahas Upaya Akhiri Perang Ukraina

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap berkompromi dalam kemungkinan pembicaraan dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas upaya mengakhiri perang Ukraina. Putin menyebut pasukan Moskow terus bergerak maju untuk mencapai tujuan utama di medan perang.

    Trump yang mengklaim dirinya pakar dalam mediasi perjanjian dan pernah menulis buku berjudul “Trump: the Art of the Deal” tahun 1987 silam, telah berjanji untuk segera mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina. Namun dia belum memberikan rincian apa pun tentang bagaimana dia akan mewujudkan hal tersebut.

    Putin dalam sesi tanya-jawab akhir tahun dengan media di Rusia, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), menuturkan kepada reporter saluran berita AS bahwa dirinya siap bertemu dengan Trump, yang menurutnya sudah bertahun-tahun tidak pernah berbicara dengannya.

    Saat ditanya soal apa yang bisa ditawarkan dirinya kepada Trump, Putin menepis asumsi bahwa Rusia berada dalam posisi yang lemah dan menegaskan bahwa Moskow menjadi lebih kuat sejak dia memerintahkan pasukan militer untuk menginvasi Ukraina tahun 2022 lalu.

    “Kami selalu mengatakan bahwa kami siap untuk melakukan negosiasi dan kompromi,” tegas Putin dalam jawabannya.

    “Sebentar lagi, orang-orang Ukraina yang ingin berperang akan semakin berkurang, menurut saya, sebentar lagi tidak akan ada lagi yang mau berperang. Kami siap, namun pihak lainnya harus siap untuk negosiasi dan kompromi,” cetusnya.

    Putin menambahkan bahwa pasukan Rusia kini terus bergerak maju di seluruh lini dan berupaya mencapai tujuan utama mereka di Ukraina.

    Lihat Video: Putin Sebut Trump Saat Ini dalam Keadaan Tidak Aman

  • FPV Rusia Beterbangan, Desa Terakhir Pokrovsk Segera Diambil Alih – Halaman all

    FPV Rusia Beterbangan, Desa Terakhir Pokrovsk Segera Diambil Alih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM — Pertempuran di kota Pokrovsk dan Kurakhovo di wilayah Donetsk, Ukraina timur menjadi pertempuran paling sengit seantero Ukraina, pada 24 jam belakangan.

    Sayangnya pasukan Ukraina terus terdesak dan mengalami kemunduran. Di Pokrovsk, prajurit Vladimir Putin terus mendesak hingga serdadu Ukraina mengalami kemunduran.

    Peta dari publik militer Deep State ada Kamis (19/12/2024) mengungkapkan, pasukan Kiev mundur ke arah utara kota.

    Pokrovsk saat ini menjadi salah satu kota yang belum dikendalikan oleh Rusia. Akan tetapi di perkirakan kota itu bakal jatuh.

    Peperangan tak seimbang menyebabkan kota pusat logistik militer untuk oblast Donetsk itu dierkirakan bakal jatuh ke tangan Rusia.

    Rusia yang selama empat bulan ini bernafsu menguasai Pokrovsk agar bisa mengendalikan Donetsk, mengerahkan pasukan berkali lipat dari Ukraina. Demikian pula dengan jumlah persenjataannya yang cukup lengkap.

    Sementara pasukan Kremlin bergerak mendesak dari arah barat dan selatan kota.

    Seorang pejuang Ukraina dengan tanda panggilan “Muchnoy” menulis bahwa Rusia mencoba melewati Peschanoye dari barat, maju ke Volkovo.

    Usai memasuki Novovasilyevka, kata Muchnoy, pasukan Moskow dengan cepat mengerahkan pasukan mereka ke utara, melewati benteng pertahanan Ukraina di sebelah barat Sungai Solenaya, dan datang ke sisi dan belakang. 

    Menurutnya, mereka mendekati pinggiran pemukiman Volkovo. Sekarang situasinya memburuk, pasukan Cossack (pejuang sukarelawan) tidak dapat mengatur posisi untuk diri mereka sendiri.

    Ia mengungkapkan bahwa banyak sekali pesawat nirawak atau FPV beterbangan terbang dan mambawa mortir untuk mencegah pasukan Ukraina mengambil posisi bertahan. 

    “Pertempuran untuk Peschanoye dan Novy Trud juga terus berlanjut. Desa yang terakhir akan segera berada di bawah kendali musuh. Musuh juga melewati pemukiman Zelenoye dari timur dan situasi di Dachenskoye memburuk,” katanya.

    Sementara Ukrinform menyebutkan bahwa aktivitas musuh yang tinggi masih berlangsung di sektor Pokrovsk. Bentrokan dengan intensitas yang bervariasi telah dilancarkan 10 kali hari ini. 

    Unit Ukraina menangkis sembilan serangan di dekat pemukiman Sukha Balka, Myroliubivka, Promin, Lysivka, Dachenske, Solone, dan Novovasylivka, sementara satu pertempuran masih berlangsung. Musuh melancarkan serangan udara menggunakan bom berpemandu di Vodiane.

    Ilustrasi: Pasukan Ukraina di benteng pertahanan di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

    Situasi Kurakhovo

    Di sebelah selatan Kurakhovo, Rusia merebut Uspenovka, yang dilaporkan kemarin di halaman publik Rusia.

    Pejabat militer Ukraina melaporkan bahwa di kota itu sendiri, garis depan secara bertahap bergeser ke barat menuju zona industri, tempat penerbangan Rusia beroperasi secara massal.

    Rusia juga melakukan pengendalian tembakan di jalan raya menuju Zaporozhye, mendekatinya dalam jarak satu kilometer di wilayah desa Ulakli, “Muchnoy” melaporkan. Ini adalah arah dari Zelenovka.

    “Situasi di kantong Kurakhovsky di wilayah Zelenovka telah memburuk,” karena Rusia telah maju hingga satu kilometer di beberapa wilayah selama 24 jam terakhir. “Sisi ini sangat penting bagi kami sekarang,” lapor seorang perwira Ukraina dengan tanda panggilan “Alex.”

    Kemarin, di sektor Kurakhove, tiga serangan berhasil ditangkis di dekat Sontsivka, Stari Terny, Andriivka, Kurakhove, dan Dachne, sementara lima pertempuran langka masih berlangsung.

     

     

  • ‘Hadiah Perang’ Untuk Putin Hanya Sebuah Peta Rusia Terbaru, Tapi Bikin Barat Merasa Sangat Terancam – Halaman all

    ‘Hadiah Perang’ Untuk Putin Hanya Sebuah Peta Rusia Terbaru, Tapi Bikin Barat Merasa Sangat Terancam – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar konferensi pers akhir tahunnya belu lama ini.

    Ia membahas berbagai topik, terkait ekonomi, Ukraina, perangan dingin dengan AS dan sejumlah masalah lainnya.

    Semua topik tersebut sangatlah penting mengingat Rusia masih dalam sorotan dunia dalam peperangannya dengan Ukraina serta melibatkan negara-negara NATO dan Uni Eropa.

    Meski demikian ada hal yang menarik di luar dari penjelasannya tersebut. Sebuah layar yang membentang di belakang Putin muncul video sebuah peta baru Rusia.

    Selain itu, Putin menerima hadiah khusus dari unit Brigade Marinir Rusia selama acara tersebut. 

    Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengungkapkan peta “Rusia Baru”. Peta ini menunjukkan perubahan teritorial di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. 

    Video tersebut memperlihatkan Putin sedang memperlihatkan peta tersebut, yang menyoroti klaim keuntungan strategis Rusia. 

    Peta baru tersebut menyebutkan bahwa wilayah Donbass yaitu oblast Luhansk dan Donetsk, serta Zaporozhye dan Kherson menjadi wilayah Rusia.

    Menurutnya peta itu akan terus berubah sesuai dengan hasil peperangan, Rusia terus mencaplok wilayah-wilayah di Ukraina.

    Ia juga memberikan hadiah dari para prajurit, yang melambangkan kepemimpinannya dan upaya militer yang sedang berlangsung. Putin menekankan bahwa situasi berubah dengan cepat. 

    Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia merebut kembali wilayah setiap hari, tidak hanya dalam jarak yang dekat tetapi juga dalam kilometer persegi. 

    Hal ini, katanya, mengikuti pola di mana musuh maju, menderita kerugian, dan kemudian Rusia maju terus. Menurut Putin, pasukan Rusia akan terus mendorong musuh keluar. 

    Setelah ini, mereka akan menilai dan memulihkan daerah yang rusak. Ia memastikan bahwa infrastruktur seperti jalan, sekolah, dan perumahan akan dibangun kembali. Sertifikat perumahan akan diberikan kepada mereka yang membutuhkan rumah baru. 

    Putin menyebutkan bahwa 108 miliar rubel telah dialokasikan untuk upaya pemulihan. Pemerintah daerah akan bekerja selama liburan untuk mengatasi masalah perumahan. 

    Ia mengakui penderitaan masyarakat, terutama keluarga dengan anak-anak, akibat konflik. Meskipun mengalami kesulitan ini, Putin berjanji bahwa semuanya akan dipulihkan. 

    Peperangan di Donetsk yang masih berlangsung (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

    Ia menjamin dukungan bagi mereka yang membutuhkan pembangunan kembali rumah mereka. 

    Video tersebut berfungsi sebagai pesan kekuatan dan tekad dari para pemimpin Rusia selama konflik yang sedang berlangsung ini.

    Sementara para pemimpin Eropa semakin membunyikan peringatan tentang kemungkinan agresi Rusia meluas ke luar Ukraina, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa Presiden Vladimir Putin mungkin akan menargetkan negara-negara NATO berikutnya. 

    Seiring meningkatnya perang Rusia dengan Ukraina, ada peringatan bahwa ambisi Moskow dapat meluas ke bagian lain Eropa. 

    Pejabat penting Eropa, termasuk Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, telah secara terbuka membahas risiko konflik yang menyebar lebih jauh, dengan saran bahwa Rusia dapat menyerang negara-negara anggota NATO.

    “Kita harus siap berperang pada tahun 2029,” kata Pistorius dikutip dari Economist Time. 

    Kekhawatiran yang meningkat tidak terbatas pada Jerman, tetapi bergema di seluruh benua, terutama di Eropa Timur dan Negara-negara Baltik.

    NATO dalam Kewaspadaan Tinggi: Mempersiapkan yang Terburuk

    Prospek serangan Rusia terhadap NATO tetap menjadi ketakutan utama bagi banyak orang di Eropa. Pembingkaian Rusia atas perangnya dengan Ukraina sebagai perang proksi dengan NATO telah menambah kecemasan ini, terutama karena sayap timur NATO menghadapi ancaman langsung. 

    Seperti yang diceritakan kepada Newsweek, Profesor William Muck, pakar ilmu politik di North Central College, mengemukakan, “Tidak diragukan lagi bahwa Putin akan terus mengejar kepentingannya secara agresif di Eropa, dan khususnya Eropa Timur.” 

    Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor pendorong utama bagi Putin adalah perluasan NATO selama 25 tahun terakhir, seraya menambahkan, “Ia akan berupaya memanfaatkan celah apa pun untuk memajukan pengaruh Rusia di seluruh wilayah.”

    Kekhawatiran tentang invasi Rusia yang lebih luas diperkuat oleh pernyataan dari Swedia, anggota NATO baru-baru ini, yang telah bergabung dengan sekutu timurnya dalam meningkatkan kewaspadaan tentang potensi konflik. 

    Menteri Pertahanan Sipil Swedia Carl-Oskar Bohlin baru-baru ini menyatakan bahwa “perang dapat terjadi di Swedia,” sementara panglima tertinggi Swedia, Micael Bydén, mendesak rakyat Swedia untuk “mempersiapkan diri secara mental” untuk kemungkinan konflik. (Times of India/Economic Time)