Negara: Rusia

  • Kapal Mencurigakan Masuk RI, Bendera Asing-Bawa 6 Kru Rusia

    Kapal Mencurigakan Masuk RI, Bendera Asing-Bawa 6 Kru Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia mengamankan satu kapal asing berbendera Vanuatu, Fianit NYDH3, bersama enam kru berkewarganegaraan Rusia di Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (31/12/2024). Kapal itu diamankan saat melalui Perairan Tanjung Berakit, Bintan.

    Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tanjung Uban mengatakan penangkapan ini dilakukan setelah kapal berlayar mengitari Perairan Tanjung Berakit tanpa arah yang jelas berdasarkan data Vessel Traffic Service (VTS) Batam.

    “PPLP Kelas II Tanjung Uban langsung menurunkan Kapal Patroli KN. Sarotama 112 untuk melakukan penyelidikan. Kapal ikan berbendera Vanuatu beserta enam kru warga negara Rusia berhasil diamankan,” ujar Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedi, dalam Konferensi Pers di Dermaga PPLP Tanjung Uban, Sabtu (4/1/2025).

    Saat ini, kapal beserta seluruh kru telah diamankan di Dermaga PPLP Tanjung Uban untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan penyelidikan awal, Kapten kapal mengaku bahwa kapal mengalami kerusakan mesin saat melintas.

    Namun, setelah didatangi petugas, pihak kru tidak dapat menunjukkan dokumen resmi kapal, termasuk surat izin berlayar.

    “Kapten kapal mengklaim berlayar dari India, tetapi tujuan perjalanan tidak jelas karena dokumen belum bisa ditunjukkan,” tambah Jon.

    Hingga kini, tim masih mendalami kasus tersebut untuk memastikan aktivitas kapal itu. Pasalnya, ada indikasi potensi kerugian negara berupa PNBP dan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran.

    Selain merugikan negara, kegiatan illegal di sekitar area labuh Tanjung Berakit seperti membuang limbah dan mengangkut limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) tanpa izin dapat mengganggu keamanan dan keselamatan pelayaran.

    “Oleh karena itu, Kapal Patroli KPLP melakukan penindakan secara tegas kepada pelaku tindak pidana pelayaran. Langkah ini menunjukkan komitmen kami dalam menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia dari aktivitas ilegal, terutama di kawasan strategis seperti Perairan Tanjung Berakit,” tandas Jon.

    (sef/sef)

  • Puluhan Lumba-lumba Mati Imbas Tumpahan Kapal Minyak di Rusia

    Puluhan Lumba-lumba Mati Imbas Tumpahan Kapal Minyak di Rusia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Puluhan lumba-lumba dan Cetacea ditemukan mati di Rusia imbas tumpahan kapal minyak.

    Tumpahan minyak ini diketahui terjadi sejak 15 Desember 2024, ketika dua kapal tanker Rusia yang sudah tua terjebak dalam badai di Selat Kerch yang menghubungkan Krimea dan Rusia selatan.

    Salah satunya tenggelam dan yang lainnya kandas, menumpahkan sekitar 2.400 ton bahan bakar minyak berat yang disebut mazut ke perairan di sekitarnya.

    Pusat Delfa Rusia, yang menyelamatkan dan merehabilitasi lumba-lumba, mengatakan bahwa mereka mencatat 61 ekor Cetacea yang mati sejak kejadian tersebut, 32 di antaranya “kemungkinan besar” mati karena tumpahan minyak.

    Cetacea sendiri adalah jenis mamalia air yang meliputi paus, lumba-lumba, dan lumba-lumba.

    “Dilihat dari kondisi mayatnya, kemungkinan besar sebagian besar cetacea ini mati dalam 10 hari pertama setelah bencana,” tulis Pusat Delfa Rusia, dikutip dari AFP.

    Mereka menyebut sebagian besar cetacea yang terbunuh adalah lumba-lumba Azov. Azov lumba-lumba adalah porpoise yang mirip lumba-lumba, namun lebih dekat kekerabatannya dengan beluga dan paus.

    Pada Minggu (5/1), Kementerian Darurat Rusia mengatakan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk membersihkan perairan tersebut setelah insiden terjadi, tetapi angin kencang dan ombak mendorong minyak ke beberapa pantai.

    “Lebih dari 68 kilometer (42 mil) garis pantai telah dibersihkan,” katanya.

    Dalam sebuah pernyataan lanjutan pada hari yang sama, kementerian tersebut mengatakan bahwa dua ceceran minyak baru telah ditemukan. Salah satunya berada di lepas pantai resor Anapa dan yang lainnya di teluk Kapsel.

    Kantor berita TASS mengatakan ceceran minyak yang kedua terbentang sepanjang dua kilometer. Ratusan sukarelawan telah dikerahkan untuk mengambil tanah yang terkontaminasi dari pantai-pantai di Krimea dan di sepanjang pantai selatan Rusia.

    Lebih lanjut, otoritas Rusia mengatakan jenis bahan bakar minyak yang terlibat dalam insiden ini sangat sulit untuk dibersihkan karena padat dan berat serta tidak mengapung di permukaan.

    (lom/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Inggris dalam Bahaya, Bisa Hancur dalam Hitungan Menit

    Inggris dalam Bahaya, Bisa Hancur dalam Hitungan Menit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem pertahanan Inggris memiliki celah yang besar dalam menangani serangan udara. Hal ini diketahui saat London dan pakta pertahanannya, NATO, sedang dalam ketegangan yang tinggi dengan Rusia akibat serangan Moskow ke Ukraina.

    Sebuah panel independen Inggris yang memimpin tinjauan pertahanan strategis Inggris menyebut keadaan perisai rudal negara itu dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Panel, yang terdiri dari sejumlah anggota militer itu, meminta agar adanya investasi tambahan untuk memperkuat perisai rudal.

    “Beberapa anggota blok militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) juga baru-baru ini menyatakan rasa frustasi bahwa Inggris tidak cukup berkontribusi pada perisai pertahanan untuk melindungi Eropa dari kemungkinan serangan jarak jauh,” tulis laporan panel itu yang dikutip New York Times dan dilansir Russia Today (RT), Senin (6/1/2025).

    “NATO akhir tahun ini akan meminta Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk secara signifikan meningkatkan pengeluaran untuk pertahanan udara berbasis permukaan (SBAD) untuk mempertahankan infrastruktur penting Inggris, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir dan pangkalan militer,” katanya.

    Panel tersebut juga menggarisbawahi ketegangan yang terjadi antara Inggris dan Rusia bersama sejumlah sekutunya seperti China dan Iran. Ketiga rival London itu disebutkan telah mengembangkan rudal balistik yang dapat melintasi benua dengan kecepatan berkali-kali kecepatan suara.

    “Inggris dalam bahaya sekarang. Tetapi dalam 15 tahun, rudal balistik akan dapat menghantam Inggris dari mana saja di dunia,” tambah laporan itu.

    Laporan itu juga menuturkan bahwa kapal perang Angkatan Laut Inggris, yang mengambil bagian dalam operasi yang dipimpin AS melawan milisi pro Iran, Houthi Yaman, berada dalam bahaya diserang oleh rudal balistik yang lebih canggih. Ini kemudian menggarisbawahi penggunaan rudal oleh aktor non negara.

    “Kelompok militan di negara-negara Timur Tengah seperti Libya berpotensi menargetkan London jika mereka mampu memperoleh rudal jarak jauh,” ujar laporan tersebut.

    Analisis panel ini muncul saat Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan peringatan keras kepada AS dan Inggris, yang terus membantu Ukraina dengan persenjataan. Orang nomor satu Rusia itu mengatakan manuver ini membuat Moskow berhak untuk menyerang fasilitas militer negara-negara itu.

    Putin juga mengatakan bahwa Moskow dapat memberikan respons asimetris terhadap tindakan tersebut dengan mempersenjatai kelompok atau negara yang memusuhi Barat, seperti Korea Utara, dengan persenjataan canggih.

    (sef/sef)

  • Korut Tes Perdana Rudal Balistik Tahun Ini, Jatuh Dekat Jepang

    Korut Tes Perdana Rudal Balistik Tahun Ini, Jatuh Dekat Jepang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korea Utara kembali melancarkan uji coba rudal balistik ke arah Laut Timur, sebagai tes perdana rudal tahun ini.

    Militer Korea Selatan menyebut rudal balistik yang jatuh di Laut Timur dekat Jepang.

    “Korea Utara meluncurkan rudal balistik yang belum teridentifikasi ke Laut Timur,” demikian pernyataan militer Korsel seperti dikutip dari AFP.

    Peluncuran rudal balistik oleh Korut dilakukan setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke Seoul, untuk bertemu sejumlah menteri Korsel.

    Rudal balistik yang diluncurkan Korut merupakan uji coba perdana tahun ini. Pada November tahun lalu, Korut melancarkan uji coba rudal balistik yang disebut-sebut merupakan jenis rudal antarbenua (Inter Continental Balistic Missile/ICBM) dengan bahan bakar oksigen padat.

    Uji coba itu merupakan yang perdana dilakukan pemimpin Korut Kim Jong Un sejak mengirimkan para tentaranya ke Rusia untuk memerangi pasukan Ukraina.

    Rudal itu dilaporkan jatuh dekat wilayah Korsel. Seoul kemudian merespons dengan melakukan uji coba rudal balistik ke laut.

    Belakangan, situasi politik di Korsel memanas setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan parlemen pada awal Desember tahun lalu.

    Media Korut pun menyebut bahwa situasi politik Korsel sedang kacau dan lumpuh setelah tim penyelidik Korsel berupaya menangkap Presiden Yoon setelah dimakzulkan.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1048: Zelensky Desak Jaminan Keamanan AS, Pertempuran di Kursk Memanas  – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1048: Zelensky Desak Jaminan Keamanan AS, Pertempuran di Kursk Memanas  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1048.

    Presiden Ukraina, Voldymyr Zelensky meminta AS untuk memberikan jaminan keamanan terhadap Ukraina.

    Terjadi 42 bentrokan tempur di wilayah Kursk, Rusia pada hari Minggu (5/1/2025).

    Ledakan keras terdengar di dekat PLTN Zaporizhzhya Ukraina pada hari Minggu.

    Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1048 dikutip dari TheGuardian:

    Zelensky berharap dapat bertemu dengan Donald Trump setelah ia resmi dilantik sebagai presiden AS.

    Dengan pertemuan tersebut, Zelensky ingin meminta jaminan kemanan bagi Kyiv dari AS.

    Ia juga berharap bahwa Trump dapat membantu mengakhiri serangan Rusia di Ukraina.

    Dalam wawancara dengan podcaster AS Lex Fridman yang diterbitkan pada hari Minggu, presiden Ukraina juga memperbarui seruannya agar Ukraina menjadi anggota NATO.

    Pertempuran Memanas di Kursk

    Pertempuran semakin memanas di Kursk pada hari Minggu (5/1/2025).

    Rusia mengklaim bahwa Ukraina telah melancarkan serangan baru di wilayah Kursk, yang terletak di Rusia barat. 

    Serangan ini terjadi setelah lima bulan pertempuran intens yang melibatkan pasukan Rusia berusaha mengusir pasukan Ukraina dari wilayah tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada hari Minggu bahwa pasukan mereka berhasil memukul mundur serangan Ukraina.

    Akan tetapi, para blogger militer Rusia melaporkan bahwa pertempuran sedang berlangsung sengit dan beberapa mengatakan bahwa pasukan Rusia berada di bawah tekanan berat.

    Menurut staf umum Ukraina, pada hari Minggu tercatat sebanyak 42 bentrokan tempur di wilayah Kursk.

    Dari jumlah tersebut, 12 bentrokan masih terjadi pada saat laporan tersebut dibuat.

    Kepala Kantor Presiden Ukraina Andriy Yermak, memposting di Telegram mengenai “kabar baik” dari Kursk.

    Ia mengatakan bahwa “Rusia mendapatkan apa yang pantas diterimanya.” 

    Meski begitu, kementerian pertahanan Rusia menyebutkan bahwa serangan tersebut telah berhasil dikalahkan.

    Ledakan di Dekat PLTN Zporizhzhya

    Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan sebuah ledakan keras terdengar di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhya, Ukraina pada hari Minggu (5/1/2025).

    Laporan ledakan ini bertepatan dengan laporan serangan pesawat drone yang menghancurkan pusat pelatihan PLTN tersebut. 

    Namun kepala pengawas nuklir, Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa ledakan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan hingga saat ini dampaknya belum bisa dipastikan.

    Penembakan di Kota Nikopol

    Kekerasan di Ukraina berlanjut dengan insiden penembakan di kota Nikopol, wilayah Dnipropetrovsk, di mana satu orang tewas dan satu lainnya terluka dalam serangan Rusia pada hari Minggu. 

    Di hilir Sungai Dnipro, serangan Rusia juga melanda kota Kherson, ibu kota wilayah Kherson, yang menyebabkan sedikitnya enam orang terluka. 

    Pejabat Ukraina mengklaim bahwa Moskow telah mengirimkan total 103 drone ke arah kota tersebut.

    Namun dari jumlah tersebut, angkatan udara Ukraina mengklaim telah menghancurkan 61 drone dan 42 lainnya hilang.

    Tumpahan Minyak di Laut Hitam, Puluhan Mamalia Laut Ditemukan Mati

    Perang ini juga membawa dampak lingkungan yang menakutkan.

    Puluhan mamalia laut ditemukan mati sejak terjadinya tumpahan minyak oleh dua kapal tanker Rusia di Laut Hitam pada 15 Desember lalu.

    Kapal-kapal tanker tersebut terjebak dalam badai di Selat Kerch, yang menghubungkan Krimea dengan Rusia selatan.

    Ini menyebabkan tumpahan sekitar 2.400 ton bahan bakar minyak berat ke perairan Laut Hitam. 

    Pusat Delfa, yang fokus pada penyelamatan dan rehabilitasi lumba-lumba, melaporkan bahwa 61 cetacea, sejenis mamalia laut yang meliputi paus, lumba-lumba, dan pesut, telah ditemukan mati akibat kejadian ini.

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

  • Korut Kembali Luncurkan Rudal Balistik, Jatuh ke Lautan

    Korut Kembali Luncurkan Rudal Balistik, Jatuh ke Lautan

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan rudal balistik dari wilayahnya pada Senin (6/1) waktu setempat. Rudal yang diluncurkan Pyongyang itu dilaporkan jatuh ke perairan Laut Timur, atau yang juga disebut sebagai Laut Jepang.

    Aktivitas peluncuran rudal Korut ini, seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2025), dilaporkan oleh militer Korea Selatan (Korsel) dan merupakan yang pertama dilakukan Pyongyang pada tahun ini.

    “Korea Utara mengirimkan rudal balistik tidak teridentifikasi ke Laut Timur,” sebut militer Korsel dalam pernyataannya.

    Peluncuran rudal terbaru Korut ini bertepatan ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken datang mengunjungi Seoul untuk melakukan pembicaraan dengan jajaran menteri utama Korsel.

    Selain merupakan peluncuran pertama pada tahun ini, aktivitas balistik ini terjadi setelah pada November lalu, Korut melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berbahan bakar solid dan diklaim sebagai rudal paling canggih dan kuat.

    Itu menjadi uji coba senjata pertama yang dilakukan rezim pemimpin Korut Kim Jong Un sejak dituduh mengirimkan tentara untuk membantu Rusia berperang melawan Ukraina.

  • Pasukan Ukraina Kembali Serang Wilayah Kursk Rusia

    Pasukan Ukraina Kembali Serang Wilayah Kursk Rusia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Ukraina dilaporkan kembali menyerbu sejumlah desa di wilayah Kursk, Rusia, melalui serangan balik menggunakan kekuatan angkatan darat.

    Militer Ukraina juga mengklaim telah menewaskan satu batalion atau ratusan tentara Korea Utara yang membantu Rusia memerangi pasukan Kyiv.

    Kepala Pusat Penangkal Informasi Palsu Ukraina, Andrii Kovalenko mengatakan pasukan Ukraina telah melancarkan serangan kejutan melawan pasukan Rusia di sejumlah lokasi di wilayah Kursk, Rusia, dekat perbatasan Ukraina.

    Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, pada Minggu (5/1) melalui unggahan Telegram mengatakan, “Kabar baik di wilayah Kursk, Rusia mendapatkan balasan setimpal.”

    Militer Ukraina pertama kali menyerbu Kursk pada Agustus tahun lalu dan menguasai sejumlah desa di wilayah itu meski Rusia dibantu oleh pasukan Korut untuk mengusir pasukan Kyiv, dikutip dari CNN.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga sebelumnya mengklaim bahwa pasukannya telah membunuh sekitar satu batalion tentara Korut dalam serbuan kedua di Kursk.

    “Rusia telah kehilangan hingga satu batalion infanteri tentara Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia kemarin dan hari ini,” kata Zelensky seperti dilaporkan media Ukraina RBC pada Sabtu (waktu setempat).

    Sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia untuk pengerahan tambahan pasukan dan peralatan militer.

    Zelensky sebelumnya menyebut bahwa Korea Utara telah menderita lebih dari 3.000 korban di wilayah Kursk.

    Ia lantas menuding Rusia memberikan perlindungan minimal terhadap tentara-tentara asal Korea Utara di medan perang.

    Meski demikian, Moskow mengklaim berhasil menghalau balik pasukan Ukraina di sejumlah wilayah Kursk.

    Kementerian Pertahanan Rusia telah menghancurkan dua tank dan 12 kendaraan lapis baja Ukraina yang berupaya melancarkan serangan balik di dekat Desa Berdin, 15 kilometer dari perbatasan.

    Kementerian mengumumkan telah menggunakan serangan udara untuk memukul balik pasukan Ukraina tersebut.

    Selanjutnya, sebuah blogg yang terkait dengan pasukan teritorium Utara Rusia mengungkapkan bahwa unit-unitnya telah bergerak dan menambahkan bahwa telah terjadi pertempuran di Distrik Sudzha.

    “Pasukan musuh bergerak dengan menggunakan kendaraan lapis baja, kekuatan udara dan artileri kami digunakan dan pertempuran masih berlangsung,” demikian keterangan dari blogg tersebut, dikutip CNN.

    CNN belum bisa memverifikasi secara independen mengenai laporan pertempuran tersebut.

    (bac/bac)

  • Ancang-ancang Pembalasan Rusia atas Rudal Buatan AS

    Ancang-ancang Pembalasan Rusia atas Rudal Buatan AS

    Moskow

    Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, bahkan memanas. Kini, Rusia bersumpah akan melakukan pembalasan setelah Ukraina menembakkan rudal buatan Amerika Serikat (AS) ke wilayahnya.

    Rusia mengklaim sistem pertahanan udaranya telah menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan AS yang ditembakkan oleh Ukraina. Rusia menganggap rudal yang punya jangkauan hingga 300 Km tersebut sebagai eskalasi besar dalam perang.

    Dilansir CNN, Minggu (5/1/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh delapan rudal balistik bersama 72 pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Ukraina. Rusia menganggap tindakan rezim Kyiv yang didukung oleh Barat akan dibalas.

    Rusia mengatakan beberapa drone dihancurkan di wilayah Leningrad di barat laut dan satu di Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak akhir musim panas lalu. Presiden AS Joe Biden yang akan lengser sebelumnya telah menyetujui penggunaan ATACMS oleh Ukraina.

    Biden saat itu mengatakan izin menembakkan rudal tersebut sebagian sebagai tanggapan terhadap Rusia yang memperluas konflik dengan mengerahkan pasukan Korea Utara (Korut). Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mengancam akan menanggapi serangan ATACMS oleh Ukraina dengan rudal balistik baru Rusia yang berkemampuan nuklir ‘Oreshnik’.

    Bulan lalu, Putin mengisyaratkan rudal itu dapat ditembakkan ke ibu kota Ukraina, Kyiv. Peluncuran senjata eksperimental itu pertama kali dan satu-satunya dilakukan dengan menargetkan wilayah Dnipro Ukraina pada 21 November 2024.

    Kantor berita pemerintah Rusia, TASS, menyebut serangan pesawat nirawak Ukraina telah membuat pembatasan sementara diberlakukan di bandara St Petersburg. Gubernur oblast Leningrad, Aleksandr Drozdenko, mengatakan lewat Telegram bahwa ‘malam dan pagi hari tanggal 4 Januari memecahkan rekor dalam hal jumlah UAV yang dihancurkan’ dengan empat UAV ditembak jatuh di wilayahnya.

    Seorang pejabat keamanan Ukraina, Andrii Kovalenko, mengatakan pelabuhan di Leningrad menjadi sasaran. Dia menyebutnya sebagai ‘instrumen kelangsungan hidup ekonomi dan militer Rusia secara terpisah’.

    Rusia sendiri meluncurkan total 81 pesawat nirawak ke Ukraina pada Jumat hingga Sabtu malam. Komando Angkatan Udara Ukraina drone itu termasuk pesawat nirawak Shahed buatan Iran dan ‘berbagai jenis pesawat nirawak tiruan’.

    Sekitar 34 pesawat nirawak serang Shahed dan jenis pesawat nirawak lainnya ditembak jatuh. Pesawat nirawak yang ditembak jatuh tersebut menyebabkan kerusakan di wilayah Chernihiv dan Sumy.

    Ukraina memasuki tahun 2025 dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam konflik yang dimulai pada Februari 2022. Rusia memperoleh keuntungan di garis depan timur.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai desa Nadiya di wilayah Luhansk timur Ukraina. Di Donetsk, pusat Pokrovsk berada di bawah tekanan Rusia yang semakin meningkat karena pasukan Ukraina kehilangan wilayah di selatan dan timur kota tersebut.

    Ukraina juga khawatir bahwa pemerintahan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang diprediksi memangkas bantuan militer. Trump sendiri telah berjanji untuk mengakhiri konflik tersebut.

    Ukraina Klaim Bikin Rusia dan Korut Rugi Besar di Perbatasan

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (REUTERS/Piroschka van de Wouw)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengklaim pasukannya telah membuat pasukan Rusia dan Korut menderita kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Kursk yang terletak di selatan Rusia. Dia menyebut Rusia telah kehilangan satu batalion.

    Dilansir Reuters, Minggu (5/1), Ukraina dan negara-negara Barat menyebut ada 11.000 tentara Korut yang dikerahkan di wilayah Kursk. Pasukan Ukraina telah menduduki sebagian besar wilayah itu setelah melancarkan serangan lintas perbatasan massal pada bulan Agustus 2024.

    Zelenskiy, yang mengutip laporan dari komandan tinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi, menyebut pertempuran terjadi di dekat desa Makhnovka. Lokasi itu tidak jauh dari perbatasan Ukraina.

    “Dalam pertempuran kemarin dan hari ini di dekat satu desa, Makhnovka, di wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalion tentara infanteri Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia. Ini signifikan,” ujar Zelenskiy.

    Namun, dia tidak memberikan berapa jumlah pasti pasukan Rusia yang tewas. Jumlah anggota satu batalion dapat bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari ratusan tentara. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Presiden Ukraina itu.

    Zelenskiy juga melaporkan kerugian besar Korut di wilayah Kursk pada pekan lalu. Dia menyebut pasukan Korut tidak dilindungi oleh pasukan Rusia yang bertempur bersama mereka.

    Dia juga mengatakan warga Korut mengambil tindakan ekstrem untuk menghindari penangkapan. Dalam beberapa kasus, katanya, tentara Korut dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri.

    Dalam pernyataan terakhirnya, Zelenskiy mengatakan ‘pertempuran sengit’ telah berkecamuk di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km dengan situasi tersulit di dekat kota Pokrovsk. Dia mengatakan pasukan Rusia terus mengerahkan sejumlah besar personel mereka sendiri dalam serangan.

    Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan Pokrovsk, yang merupakan wilayah Ukraina, tetap menjadi sektor garis depan ‘terpanas’. Pasukan Rusia terus melancarkan serangan baru di dekat kota itu dalam upaya untuk melewatinya dari selatan dan memutus rantai pasokan ke pasukan Ukraina.

    Kota tersebut merupakan rumah bagi tambang yang merupakan satu-satunya pemasok batu bara untuk industri baja Ukraina yang dulunya raksasa. Jumlah itu memiliki populasi sekitar 60.000 orang sebelum perang. Ukraina memperkirakan sekitar 11.000 dari mereka masih tinggal di kota itu.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/rfs)

  • Harga Emas Diprediksi Tak Seindah 2024

    Harga Emas Diprediksi Tak Seindah 2024

    Jakarta

    Analis komoditas keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dunia diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada perdagangan pekan depan. Bahkan ia memprediksi harga emas dunia pada 2025 tak seindah pada 2024.

    Di mana harga emas dunia akan diperdagangkan pada level support di $ 2.560 per troy ounce, sementara potensi penguatan akan terbatas di level $ 2.667 per troy ounce.

    Ibrahim mengatakan, salah satu penyebab terkoreksinya harga emas dunia adalah rilis data Amerika terus membaik yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Tiongkok pasca Trump akan dilantik pada 20 Januari 2025 terus mengalami penguatan.

    Terlebih lagi, Bank Sentra Amerika atau The Fed akan menurunkan suku bunga. Meskipun penurunan tidak sesuai dengan ekspektasi sebanyak 4 kali.

    “Kemungkinan hanya 2 kali penurunan suku bunga itu pun juga kalau melihat kondisi inflasi terus mengalami penurunan,” katanya, ditulis Senin (6/1/2025).

    Dalam kebijakan perang dagang, Trump akan melakukan proteksi dengan menerapkan tarif tinggi terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko.

    Selain itu, Trump juga akan menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional. Kebijakan ini diproyeksikan akan memperkuat indeks dolar AS.

    “Artinya apa? bahwa kebijakan-kebijakan Trump ini yang kemungkinan akan membuat indeks dolar terus mengalami penguatan dan obligasi pemerintah Amerika tenor 10 tahun kemungkinan akan terus melejit. Saya perkirakan harga emas dunia tahun 2025 tidak seindah harga emas di tahun 2024,” katanya.

    Disisi lain, Ibrahim meyakini bahwa ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina serta di Timut Tengah akan mereda usai Trump dilantik sebagai Presiden Amerika.

    “Sehingga, geopolitik tidak lagi dijadikan sebagai alasan bagi pelaku pasar untuk melakukan pembelian terhadap emas sebagai safe haven,” katanya.

    Saksikan juga Sosok: Karni, Pahlawan Kartu Identitas di Kampung Pemulung

    (rrd/rrd)

  • Makin Terdesak, Ukraina Berupaya Lakukan Serangan Balik di Kursk – Halaman all

    Makin Terdesak, Ukraina Berupaya Lakukan Serangan Balik di Kursk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Meski Rusia berusaha mengusir pasukan Ukraina yang menginvasi Kursk, namun terus mendapatkan perlawanan.

    Bahkan pasukan Kiev berusaha menyerang tentara Chechnya dan Korea Utara yang ditugaskan pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk mengawal wilayah perbatasan dengan Ukraina tersebut.

    Kepala pusat kontra-disinformasi Ukraina, mengklaim pada 5 Januari terjadi pertempuran di wilayah perbatasan tersebut.

    Laporan oleh saluran Telegram pro-perang Rusia menggemakan pernyataan tersebut, yang mengatakan bahwa serangan baru Kiev sedang berlangsung. 

    Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Rusia menangkis dua serangan yang dilakukan oleh kelompok penyerang Ukraina di Kursk Oblast pada 5 Januari.

    Laporan tersebut muncul saat Moskow telah meningkatkan upayanya untuk mendorong Ukraina keluar dari Kursk. 

    Sementara Kiev terus brusaha mempertahankan sebagian kecil wilayah Rusia dengan harapan mendapatkan pengaruh dalam kemungkinan negosiasi di masa mendatang.

    Roman Alyokhin, seorang blogger pro-perang Rusia dan mantan penasihat gubernur Kursk Oblast, mengklaim bahwa Kiev melancarkan serangan di timur laut Sudzha menuju desa Bolshoye Soldatskoye, menggunakan kendaraan lapis baja dan peralatan penjinak ranjau.

    Menurutnya, tentara Ukraina juga “meningkatkan aksinya” di wilayah lain di Kursk Oblast.

    Kovalenko mengatakan bahwa pasukan Ukraina menyerang pasukan Rusia di beberapa arah di Kursk Oblast, yang “mengejutkan mereka.”

    “Kursk Oblast, kabar baik! Rusia mendapatkan apa yang pantas diterimanya,” tulis Andrii Yermak, kepala Kantor Presiden, di Telegram.

    Militer Ukraina belum melaporkan secara terbuka operasi baru apa pun di Kursk Oblast.

    Penjabat Gubernur Kursk Oblast Alexander Khinshtein mengatakan pada 5 Januari bahwa Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yunus-bek Yevkurov telah tiba di Kursk.

    Tidak segera jelas apakah kunjungan ini terkait dengan aktivitas yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

    Pasukan Ukraina melancarkan serangan di Kursk Oblast Rusia pada awal Agustus, mencapai keberhasilan taktis awal.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina berada dalam posisi yang tidak menguntungkan karena Rusia dilaporkan merebut kembali setengah dari wilayah yang hilang dan mengerahkan bala bantuan, termasuk pasukan Korea Utara.

    Sementara kantor berita TASS mengabarkan, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutnya sebagai “serangan balik untuk menghentikan laju pasukan Rusia.”

    “Sekitar pukul 09:00 waktu Moskow, Angkatan Bersenjata Ukraina melancarkan serangan balik untuk menghentikan laju pasukan Rusia ke arah Kursk,” kata departemen Rusia.

    Diklaim bahwa tentara Rusia “memukul mundur dua serangan balik oleh kelompok penyerang Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk,” dan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia “mengalahkan kelompok penyerang Angkatan Bersenjata Ukraina yang terdiri dari 2 tank, 7 kendaraan lapis baja dengan pasukan ke arah desa Berdin di wilayah Kursk.”

    Dinyatakan bahwa operasi untuk menangkis serangan balik terus berlanjut.

    Saluran Telegram Ukraina menulis bahwa Rusia melancarkan serangan hari ini dari wilayah Kursk melintasi perbatasan Ukraina di wilayah Sumy.

    Dinyatakan bahwa belum ada kemajuan besar, tetapi ada “kecenderungan untuk meningkatkan upaya.” (Kyiv Independent/TASS)