Negara: Rusia

  • Tantang Dominasi China, Trump-PM Jepang Perkuat Rantai Pasok Logam Tanah Jarang

    Tantang Dominasi China, Trump-PM Jepang Perkuat Rantai Pasok Logam Tanah Jarang

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menandatangani kerangka kerja sama strategis untuk menjamin pasokan logam tanah jarang (rare earths).

    Penandatanganan kesepakatan tersebut dilakukan pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat dan merupakan langkah kedua negara memperkuat rantai pasok dan mengurangi dominasi China dalam sektor komponen elektronik penting.

    Melansir Reuters, penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung di Istana Akasaka, Tokyo, di bawah tiga lampu gantung bergaya neo-Baroque berlapis ornamen emas, dengan disaksikan para pejabat tinggi kedua negara. Dokumen itu mencakup kerja sama di bidang mineral strategis dan logam tanah jarang.

    Meskipun tidak secara eksplisit menyebut China, kedua negara sepakat memperkuat kemandirian pasokan bahan mentah penting. China diketahui memproses lebih dari 90% logam tanah jarang dunia, menjadikannya faktor utama kekhawatiran global terkait ketahanan rantai pasok. Beijing juga baru-baru ini memperluas pembatasan ekspor komoditas tersebut.

    Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping pada Kamis (30/10/2025) di sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan untuk membahas kesepakatan yang berpotensi menangguhkan kenaikan tarif AS dan kontrol ekspor logam tanah jarang oleh China.

    Menurut pernyataan Gedung Putih, AS dan Jepang akan menggunakan kebijakan ekonomi dan investasi terkoordinasi untuk mempercepat pengembangan pasar logam tanah jarang yang lebih beragam, transparan, dan adil. 

    Kedua negara juga berencana memberikan dukungan finansial terhadap sejumlah proyek prioritas dalam enam bulan ke depan.

    Selain itu, Washington dan Tokyo akan mempertimbangkan skema penyimpanan cadangan (stockpiling) bersama dan memperkuat kerja sama dengan mitra internasional guna memastikan keamanan rantai pasok global.

    Data Eurasia Group menunjukkan bahwa meski China mendominasi industri ini, AS dan Myanmar menguasai sekitar 12% dan 8% produksi global logam tanah jarang, sementara Malaysia dan Vietnam menyumbang masing-masing 4% dan 1% kapasitas pemrosesan dunia.

    Investasi Energi AS–Jepang

    Sebagai bagian dari kesepakatan dagang bilateral yang lebih luas, Jepang berkomitmen menanamkan investasi senilai US$550 miliar di AS, termasuk di sektor pembangkit listrik dan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

    Sebelum kunjungan Trump ke Asia, Washington mendesak pembeli energi Rusia — termasuk Jepang — untuk menghentikan impor, serta menjatuhkan sanksi terhadap dua eksportir minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, guna menekan Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang meningkatkan impor LNG dari AS untuk mengurangi ketergantungan pada Australia dan mengantisipasi berakhirnya kontrak pasokan dari proyek Sakhalin-2 di Rusia, yang diluncurkan bersama Mitsui dan Mitsubishi pada 2009.

    Pada Juni lalu, JERA — pembeli LNG terbesar Jepang — menandatangani kontrak 20 tahun untuk membeli hingga 5,5 juta ton LNG per tahun dari AS mulai sekitar 2030, setara dengan volume impor tahunan Jepang dari Sakhalin-2.

    Sebagian besar pasokan dari Sakhalin-2, yang mencakup sekitar 9% kebutuhan gas Jepang, akan berakhir antara 2028 dan 2033. Saat ini Jepang masih mengimpor kurang dari 1% minyaknya dari Rusia di bawah pengecualian sanksi, sementara sebagian besar kebutuhan energi dipasok dari Timur Tengah.

    Pekan lalu, Tokyo Gas — pemasok gas kota terbesar di Jepang — menandatangani perjanjian awal untuk membeli 1 juta ton LNG per tahun dari proyek Alaska LNG, menyusul langkah serupa dari JERA pada September.

    JERA juga mengalokasikan investasi senilai US$1,5 miliar untuk aset gas di Louisiana, AS, menandai ekspansi pertama perusahaan ke sektor hulu di Amerika, di mana Tokyo Gas dan Mitsui telah lebih dulu beroperasi.

    Seorang pejabat senior Jepang menyatakan bahwa pemerintah ingin mempertahankan impor LNG dari Sakhalin-2 demi menjaga stabilitas harga listrik, karena jarak pengiriman dari Rusia hanya memakan waktu beberapa hari — jauh lebih cepat dibandingkan dari Alaska atau pantai Teluk AS yang bisa mencapai satu bulan.

    “AS meminta Jepang menghentikan impor energi Rusia, tetapi pasokan dari Sakhalin-2 adalah yang paling dekat dan paling murah,” ujar Nobuo Tanaka, CEO Tanaka Global Inc.

    “Pertanyaannya adalah, apakah AS bisa menyediakan LNG dengan harga serendah pasokan dari Rusia? Apakah gas dari Alaska bisa sekompetitif itu?” tambahnya.

  • Harga Minyak Dunia Turun, OPEC Siapkan Rencana Tambah Produksi Global – Page 3

    Harga Minyak Dunia Turun, OPEC Siapkan Rencana Tambah Produksi Global – Page 3

    Kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan global juga turut membayangi pasar minyak. Brent sempat menyentuh level terendah sejak Mei, meski dukungan datang dari sanksi AS terhadap Rusia dan permintaan domestik AS yang lebih kuat dari perkiraan.

    “Harapan bagi pihak bullish adalah konsumsi minyak di AS terus pulih. Jika tidak, penurunan harga yang terlihat hari ini bisa berlanjut,” ujar Kepala Analis Pasar IG Bank Chris Beauchamp.

    Sepanjang tahun ini, OPEC dan sekutunya telah mengubah arah kebijakan dengan membalikkan pemangkasan produksi sebelumnya untuk merebut kembali pangsa pasar. Irak, sebagai negara dengan produksi tertinggi di OPEC, tengah bernegosiasi mengenai batas kuotanya dengan kapasitas produksi mencapai 5,5 juta barel per hari.

    Kebakaran di ladang minyak Zubair pada Minggu lalu dikonfirmasi tidak memengaruhi ekspor Irak. Dalam sepekan terakhir, harga Brent dan WTI masing-masing naik 8,9 persen dan 7,7 persen akibat sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Rusia.

  • Siaga PD 3, Rusia Mulai Arahkan Senjata Nuklir ke Eropa-Amerika

    Siaga PD 3, Rusia Mulai Arahkan Senjata Nuklir ke Eropa-Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia sedang memperkuat kehadirannya di sebuah pangkalan di Lingkaran Arktik, termasuk menempatkan senjata nuklir yang tertuju ke Amerika Serikat (AS), menurut Menteri Pertahanan Norwegia Tore Sandvik. Peringatan ini muncul di tengah ketegangan Timur-Barat yang memburuk, diperparah oleh pembatalan pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, The Daily Telegraph, yang juga dikutip Newsweek, Sandvik secara spesifik merujuk pada wilayah Rusia di dalam Lingkaran Arktik, dekat Finlandia.

    “Rusia sedang membangun di Semenanjung Kola… tempat salah satu gudang senjata nuklir terbesar di dunia berada,” kata Sandvik, Minggu (26/10/2025) . “Senjata [nuklir] tersebut tidak hanya ditujukan ke Norwegia, tetapi juga ke Inggris dan melintasi kutub menuju Kanada dan AS.”

    Menteri Pertahanan Norwegia tersebut juga menekankan peran negaranya dalam aliansi NATO. Menurutnya, Moskow sedang mencoba memperkuat kekuatan nuklirnya di pintu aliansi itu.

    “Kami adalah mata dan telinga NATO di area ini, dan kami melihat mereka sedang menguji senjata baru, misalnya rudal hipersonik, dan mereka menguji torpedo bertenaga nuklir dan hulu ledak nuklir,” ungkapnya.

    Sandvik berpendapat bahwa dalam skenario perang dengan NATO, Rusia kemungkinan akan menargetkan Bear Gap (yang memisahkan Pulau Svalbard dari Norwegia daratan) serta GIUK Gap (celah antara Inggris, Islandia, dan Greenland).

    “Putin perlu membangun apa yang disebut pertahanan Benteng (Bastion defence). Dia perlu mengontrol Bear Gap untuk memastikan bahwa dia dapat menggunakan kapal selamnya dan Armada Utara. Dan dia ingin menolak akses sekutu NATO ke GIUK Gap,” jelas Sandvik.

    Hubungan antara Moskow dan negara-negara Barat memburuk drastis pada Februari 2022 ketika Presiden Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina. Pekan lalu, ketegangan semakin meningkat setelah Presiden Trump mengumumkan tidak menginginkan “pertemuan yang sia-sia” dengan Putin di Budapest, menyusul penolakan pemimpin Rusia terhadap tuntutan gencatan senjata segera dari AS dan Eropa.

    Trump juga memperkenalkan paket sanksi baru yang menargetkan raksasa minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil. Hal ini bahkan memancing reaksi keras dari Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang menyebut aksi ini sebagai tindakan perang

    Di tengah situasi ini, kekerasan di Ukraina terus berlanjut. Serangan drone massal melanda Ukraina pada hari Rabu, menewaskan sedikitnya tujuh orang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan itu menghantam “kota-kota biasa” serta infrastruktur energi.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Update Harga Minyak 27 Oktober: Masih Tertekan Lemahnya Permintaan

    Update Harga Minyak 27 Oktober: Masih Tertekan Lemahnya Permintaan

    London, Beritasatu.com – Harga minyak dunia masih berada dalam tekanan pada perdagangan hari ini Senin (27/10/2025). Optimisme terhadap trade deal framework antara Amerika Serikat (AS) dan China membantu meredam kekhawatiran tentang lemahnya permintaan minyak global.

    Kontrak Brent tercatat turun 14 sen atau hampir 0,2% ke level US$ 65,70 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 9 sen atau 0,2% menjadi US$ 61,41 per barel. Kedua kontrak tersebut sempat anjlok sekitar 1% pada awal perdagangan.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada Minggu (26/10/2025), pejabat AS dan China berhasil menyepakati sebuah kerangka substansial dalam pembahasan dagang. Kesepakatan itu diharapkan dapat menghindari tarif 100% yang sebelumnya diancam AS terhadap barang-barang asal China, serta menunda penerapan pengendalian ekspor rare earth dari China.

    Kabar ini langsung mendorong penguatan harga saham global. Namun sebaliknya, aset lindung nilai seperti emas dan obligasi justru melemah seiring perbaikan selera risiko pelaku pasar.

    Menurut analis PVM Oil Associates, John Evans, pelaku pasar minyak masih cenderung skeptis terhadap perkembangan kesepakatan tersebut.

    “Pelaku pasar minyak jauh lebih berhati-hati terhadap kesepakatan dagang dibanding pelaku pasar saham. Suasana negosiasi yang cerah tidak serta-merta berarti peningkatan permintaan,” ujar Evans seperti dilansir dari Reuters, Senin (27/10/2025).

    Kekhawatiran terhadap permintaan yang lesu masih membayangi harga minyak. Harga Brent jatuh ke level terendah sejak Mei 2025 pada awal Oktober akibat tanda-tanda perlambatan ekonomi global. Meski begitu, sanksi baru yang diberlakukan AS terhadap Rusia serta konsumsi energi di AS yang lebih kuat dari perkiraan menjadi faktor penopang harga.

    “Kabar positif bagi pihak bull adalah konsumsi di AS terus menunjukkan pemulihan. Jika tidak, pelemahan harga seperti yang terlihat hari ini dapat semakin dalam,” kata Kepala Analis Pasar IG Bank, Chris Beauchamp.

  • Terungkap! Sains Pecahkan Misteri Kematian Massal Tentara Napoleon

    Terungkap! Sains Pecahkan Misteri Kematian Massal Tentara Napoleon

    Jakarta

    Studi terbaru mengungkap alasan di balik kematian massal pasukan Napoleon. Setidaknya setengah dari 600.000 pasukan meninggal dunia setelah ditarik mundur dari Rusia pada 1812.

    Sepulang dari Rusia, pasukan Napoleon dihadang masalah mulai musim dingin yang ekstrem, kelaparan, dan penyakit. Sebuah studi baru kini berhasil mengidentifikasi patogen mana yang turut menghancurkan pasukan tersebut.

    “Sangat menarik menggunakan teknologi yang kita miliki saat ini untuk mendeteksi dan mendiagnosis sesuatu yang terkubur selama 200 tahun,” kata peneliti metagenomik Nicolás Rascovan dari Institut Pasteur di Prancis.

    Para dokter pada saat itu mendokumentasikan tifus, dengan gejala-gejala yang meliputi demam, sakit kepala, dan ruam. Namun, para peneliti tidak menemukan jejak bakteri Rickettsia prowazekii, yang mungkin bertanggung jawab atas penyakit tersebut.

    Setelah mengekstraksi dan menganalisis DNA purba dari gigi 13 tentara, mereka justru menemukan bukti bahwa para prajurit tersebut menderita kombinasi paratifoid yang disebabkan oleh strain Salmonella enterica. Sementara itu, demam kambuhan mereka disebabkan oleh bakteri bernama Borrelia recurrentis, yang ditularkan oleh kutu badan.

    “Meskipun belum tentu fatal, demam kambuhan yang ditularkan kutu dapat secara signifikan melemahkan individu yang sudah kelelahan,” jelas tim peneliti dalam makalah mereka.

    Ilmuwan memperingatkan bahwa meskipun analisis mereka tidak mendeteksi tifus, bukan berarti tifus tidak berkontribusi pada kepergian banyak tentara. Sebab, mereka hanya mengambil sampel dari 13 orang. Lebih dari 3.000 jenazah ditemukan di kuburan massal yang ditemukan di Vilnius, Lituania, pada tahun 2001.

    Lebih lanjut, peneliti lain telah menunjukkan beberapa penyakit yang sesuai dengan catatan sejarah gejala, termasuk tifus.

    Banyak pria dimakamkan dengan seragam mereka dan juga dengan kuda. Ketiadaan senjata menunjukkan bahwa orang-orang ini tidak tewas dalam pertempuran, Barbieri dan timnya menjelaskan.

    “Analisis sampel yang lebih banyak akan diperlukan untuk memahami sepenuhnya spektrum penyakit epidemi yang berdampak pada tentara Napoleon selama mundurnya Rusia,” tulis mereka.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa skenario yang masuk akal untuk kematian para prajurit ini adalah kombinasi kelelahan, kedinginan, dan beberapa penyakit, termasuk demam paratifoid dan demam kambuhan yang ditularkan kutu.

    Temuan ini dilaporkan dalam Current Biology. Demikian melansir Science Alert.

    (ask/ask)

  • Kyrgyzstan Luncurkan Stablecoin Nasional Bersama Binance

    Kyrgyzstan Luncurkan Stablecoin Nasional Bersama Binance

    JAKARTA  – Pemerintah Kyrgyzstan resmi meluncurkan stablecoin nasional dan mata uang digital bank sentral (CBDC) bekerja sama dengan bursa kripto global Binance. Presiden Sadyr Japarov mengumumkan langkah tersebut pada Sabtu, menandai tonggak besar bagi negara Asia Tengah yang sedang naik daun dalam dunia aset digital.

    Kyrgyzstan, negara pegunungan bekas republik Soviet dengan populasi sekitar tujuh juta jiwa, selama ini bergantung pada tenaga kerja migran di Rusia. Namun dalam beberapa tahun terakhir, negara ini berupaya memposisikan diri sebagai pusat inovasi kripto di Asia Tengah.

    Stablecoin nasional Kyrgyzstan diluncurkan di jaringan BNB Chain milik Binance, dengan versi digital dari mata uang resmi negara, som, kini siap digunakan untuk transaksi pembayaran pemerintah. Selain itu, Presiden Japarov menyebutkan bahwa cadangan kripto nasional juga telah dibentuk, mencakup token BNB milik Binance.

    Pendiri Binance, Changpeng Zhao, yang pada Mei 2025 diangkat sebagai penasihat presiden Kyrgyzstan untuk aset digital, menegaskan di platform X bahwa peluncuran ini menjadi langkah nyata dalam digitalisasi ekonomi nasional.

    Langkah Kyrgyzstan ini terjadi di tengah tekanan geopolitik kawasan. Sebelumnya, stablecoin A5A7 yang berbasis di Kyrgyzstan dan didukung oleh rubel Rusia telah dikenai sanksi oleh negara-negara Barat karena diduga digunakan untuk menghindari sanksi terhadap Rusia terkait perang di Ukraina.

    Sementara itu, di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru saja memberikan pengampunan kepada Zhao, yang sebelumnya dijatuhi hukuman karena kasus pencucian uang.

    Meski dikenal sebagai negara paling demokratis di antara lima republik bekas Soviet di Asia Tengah, pemerintahan Japarov mendapat sorotan karena pengetatan terhadap kelompok oposisi sejak ia berkuasa melalui gelombang protes pada tahun 2020. Kyrgyzstan dijadwalkan menggelar pemilihan parlemen kilat pada 30 November, dengan para sekutu Japarov berupaya memperkuat dominasinya di lembaga legislatif.

    Peluncuran stablecoin ini dipandang sebagai bagian dari strategi besar Kyrgyzstan untuk memodernisasi sistem keuangan dan memperkuat kedaulatan digital di tengah arus globalisasi ekonomi berbasis blockchain.

  • Bandar Kripto Keluar Penjara, Kini Jadi Tulang Punggung Negara Asia

    Bandar Kripto Keluar Penjara, Kini Jadi Tulang Punggung Negara Asia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri bursa mata uang kripto Binance, Changpeng Zhao (CZ), sempat merasakan hidup di penjara selama 4 bulan. Ia kemudian diberikan ampunan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Dalam pengadilan, CZ mengaku bersalah atas tindakan kriminal pencucian uang. Jaksa federal AS sebelumnya meminta hakim menjatuhkan hukuman 3 tahun penjara, namun yang dijalani CZ akhirnya lebih ringan.

    CZ dituduh dengan sengaja UU anti-pencucian uang karena membiarkan Binance memproses transaksi keuangan terkait aktivitas kriminal, baik antara warga AS maupun dengan transaksi yang melibatkan orang dari wilayah yang dikenai sanksi oleh pemerintah AS.

    Binance dikenai denda US$ 4,3 miliar, sedangkan Zhao harus membayar denda US$ 50 juta.

    Pada Mei lalu, ketika proses hukumnya masih berjalan, CZ ditunjuk sebagai penasihat aset digital untuk Presiden Kirgistan, Sadyr Japarov. Kini, tak lama setelah pengumuman pengampunan dari Trump, Kirgistan meluncurkan stablecoin nasional dan bank sentral untuk mata uang digital di negaranya.

    Kirgizstan menggandeng Binance untuk mewujudkan langkahnya memajukan aset digital di negara di Asia Tengah tersebut. Hal ini diumumkan langsung oleh Japarov.

    Perlu diketahui, CZ sudah resmi keluar dari manajemen Binance. Namun, ia tetap berperan dalam industri kripto dengan menggelontorkan investasi di sebuah platform blockchain.

    Kendati tak secara resmi terlibat dalam urusan operasional Binance, namun peran CZ sebagai pendiri Binance masih kerap dikaitkan dengan platform tersebut.

    Saat pengumuman stablecoin nasional Kirgistan, CZ juga mengunggah pengumumannya di platform X. Ia mengatakan stablecoin tersebut resmi meluncur di BNB Chain. Ia juga mengatakan versi digital dari mata uang Kirgistan, som, sudah siap digunakan untuk pembayaran pemerintahan.

    Kirgistan sendiri merupakan negara pegunungan bekas republik Soviet dengan penduduk sekitar 7 juta orang. Negara ini secara tradisional bergantung pada tenaga kerja migran di Rusia. Dalam beberapa tahun terakhir, Kirgistan telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin mata uang kripto di Asia Tengah.

    A5A7, stablecoin yang didukung oleh rubel Rusia dan berbasis di Kirgistan, telah dikenai sanksi oleh pemerintah Barat yang mengatakan bahwa stablecoin ini digunakan untuk memfasilitasi penghindaran sanksi terhadap Rusia terkait perang di Ukraina.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengamat Ramal Harga Emas Lokal Tembus Rp 2,4 juta per Gram – Page 3

    Pengamat Ramal Harga Emas Lokal Tembus Rp 2,4 juta per Gram – Page 3

    Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan, salah satu faktor utama di balik kenaikan harga emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed).

    Beberapa pejabat The Fed, seperti Mr. Brown, Kerr, dan Barr, memberikan sinyal bahwa kebijakan pelonggaran moneter bisa segera diterapkan, seiring dengan inflasi AS yang turun menjadi 3%, lebih rendah dari perkiraan 3,1%.

    Selain faktor kebijakan moneter, ketegangan geopolitik dunia juga berperan besar. Konflik antara Rusia dan Ukraina yang kembali memanas, serta shutdown pemerintahan federal di Amerika Serikat yang belum berakhir, menambah kekhawatiran pasar.

    “Nah, ini yang membuat harga emas kemungkinan melonjak tinggi, kemudian harga minyak juga terus mengalami kenaikan,” pungkasnya.

  • Video: Rusia Klaim Sukses Coba Rudal Balistik ‘Burevestnik’

    Video: Rusia Klaim Sukses Coba Rudal Balistik ‘Burevestnik’

    Video

    Video: Rusia Klaim Sukses Coba Rudal Balistik ‘Burevestnik’

    News

    7 menit yang lalu

  • Gagal Negosiasi, Trump Sanksi 2 Produsen Minyak Rusia

    Gagal Negosiasi, Trump Sanksi 2 Produsen Minyak Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan memberi sanksi besar kepada dua produsen minyak terbesar Rusia.

    Dikutip dari CNN, kekecewaan Trump terhadap Rusia meningkat dalam beberapa bulan terakhir, karena pertemuan puncak AS-Rusia di Alaska gagal menghentikan eskalasi kekerasan di Ukraina. Ia bahkan mengubah posisi serangan Ukraina jauh di dalam wilayah Rusia.

    Trump juga meningkatkan penyebaran intelijen untuk membantu Ukraina menargetkan fasilitas militer dan energi milik Rusia. Namun, setelah beberapa kali ancaman Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia gagal.

    Namun, pengumuman sanksi Trump terhadap raksasa minyak Rusia dan anak perusahaannya pada Rabu lalu mengejutkan para ahli. Akan tetapi, para ahli masih mengukur dampak sanksi tersebut terhadap Rusia.

    “Hal itu sebenarnya mengejutkan karena selalu ada perbedaan antara retorika dan tindakan Trump,” kata peneliti senior di International Institute for Strategic Studies (IISS) London, Maria Shagina, dikutip dari CNN, Minggu (26/10/2025).

    “Tampaknya hari ini Rusia telah bertindak berlebihan, dan kesabaran Trump mulai menipis,” tulisnya.

    Menurut laporan CNN, sanksi ini menjadi yang pertama kali dilayangkan Trump kepada Rusia di luar pengenaan tarif sekunder terhadap India atas pembelian minyak. Namun, sanksi tersebut merupakan hal umum karena perusahaan-perusahaan yang terdaftar, seperti Rosneft dan Lukoil, beserta puluhan anak perusahaannya akan dibekukan di AS. Kemudian entitas-entitas AS akan dilarang berbisnis dengan perusahaan tersebut.

    Akan tetapi, sebagian besar pakar sepakat menilai penargetan Rosneft dan Lukoil merupakan perubahan yang signifikan. Menurut RBC Capital Markets, kedua perusahaan ini menguasai sekitar setengah dari total ekspor minyak Rusia.

    Sebelumnya, Joe Biden juga telah menindak perusahaan minyak terbesar ketiga dan keempat Rusia, yakni Gazpromneft dan Surgutneftegaz. Namun, para ahli mengatakan menilai sanksi tersebut tidak memengaruhi perusahaan tersebut karena dikhawatirkan memicu gangguan pasokan global.

    (kil/kil)