Negara: Rusia

  • Harga Minyak Dunia Naik Tipis Usai Anjlok, Ini Penyebabnya

    Harga Minyak Dunia Naik Tipis Usai Anjlok, Ini Penyebabnya

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak sedikit menguat pada perdagangan Kamis, 13 November 2025. Kenaikan harga minyak dunia terjadi setelah turun tajam pada sesi sebelumnya karena investor menimbang kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global akibat ancaman sanksi terhadap Lukoil Rusia.

    Mengutip CNBC, Jumat (14/11/2025), harga minyak mentah Brent naik 55 sen menjadi USD 63,24 per barel. Harga minyak Brent sempat turun 3,8%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat terbatas 50 sen menjadi USD 59,01 per barel, dan memulihkan sebagian penurunan 4,2% pada Kamis pekan ini.

    “Harga minyak di kisaran USD 60 per barel akan mendapatkan dukungan yang cukup besar, terutama mengingat kemungkinan gangguan jangka pendek terhadap arus ekspor Rusia setelah sanksi lebih ketat diberlakukan,” ujar DBS Bank’s Energy Sector Team Lead, Suvro Sarkar.

    AS telah menjatuhkan sanksi kepada Lukoil sebagai bagian dari upayanya untuk mengajak Kremlin berunding damai terkait Ukraina. Sanksi tersebut melarang transaksi dengan perusahaan Rusia tersebut setelah 21 November. Namun, investor tetap mencermati kekhawatiran akan kelebihan pasokan.

    Stok Minyak Mentah AS Meningkat

    Stok minyak mentah AS naik 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 November, menurut sumber pasar pada Rabu, mengutip data dari American Petroleum Institute (API).

    Badan Informasi Energi AS (EIA) diperkirakan merilis data inventaris pada Kamis nanti.

    “Kami telah melihat peningkatan inventaris minyak di lokasi-lokasi utama di darat di Eropa, Singapura, Fujairah, dan Amerika Serikat berdasarkan data awal pekan lalu,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

     

  • Prediksi Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini 14 November 2025, Ada Potensi Menguat?

    Prediksi Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini 14 November 2025, Ada Potensi Menguat?

    Liputan6.com, Jakarta – Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah akan kembali mengalami melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat, 14 November 2025 direntang 16.730-16.770.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok (hari ini) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.730 – Rp 16.770,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (14/11/2025).

    Adapun pada penutupan perdagangan sebelumya Kamis, 13 November 2025, Ibrahim mencatat mata uang rupiah ditutup melemah 11 poin di level Rp 16.728

    “Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 11 poin sebelumnya sempat melemah 30 point di level Rp 16.728 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.724,” ujarnya.

    Ibrahim menyoroti, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Untuk faktor eksternal di antaranya, Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Rabu malam mengesahkan RUU yang bertujuan untuk membuka pendanaan dan mengakhiri penutupan pemerintah terlama yang pernah ada, dengan Presiden Donald Trump kini siap untuk menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang.

    RUU tersebut yang akan menjaga pendanaan pemerintah hingga setidaknya 30 Januari, disahkan dengan suara 222 banding 209, dengan 216 anggota Partai Republik dan enam anggota Partai Demokrat mendukung RUU tersebut.

    “Pengesahan RUU ini membantu menjernihkan ketidakpastian atas permintaan bahan bakar AS, mengingat penutupan tersebut menyebabkan ribuan pembatalan penerbangan di seluruh negeri,” ujarnya.

    Penentuan Suku Bunga

    Adapun faktor selanjutnya yang mempengaruhi pelemahan rupiah, yakni para pembuat kebijakan Fed terbagi pendapat mengenai penurunan suku bunga di tengah kekhawatiran inflasi.

    Gubernur Fed Stephen Miran menggambarkan kebijakan moneter AS terlalu ketat, terutama karena ia yakin meredanya inflasi perumahan akan meredakan tekanan harga. Sementara itu, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, pada hari Rabu mengatakan bahwa ia lebih suka mempertahankan suku bunga tetap seperti saat ini sampai ada “bukti jelas” bahwa inflasi kembali ke target 2% Fed.

    Di Eropa, Moskow menyadari bahwa negara-negara Barat anggota NATO sedang mempersiapkan persenjataan untuk kemungkinan konfrontasi langsung dengan Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow juga sepenuhnya siap menghadapi kemungkinan konflik semacam itu.

  • Pertempuran Ukraina Belum Seberapa, Putin Siapkan Perang Lebih Besar

    Pertempuran Ukraina Belum Seberapa, Putin Siapkan Perang Lebih Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin tengah bersiap menggelar “perang besar” di Eropa, yang bisa dimulai paling cepat pada 2029.

    “Kita perlu lebih banyak tekanan pada Rusia. Berdasarkan situasi di medan perang, kita tidak melihat Rusia ingin berhenti,” kata Zelensky dalam unggahan di X pada Kamis (13/11/2025).

    Menurutnya, industri pertahanan Rusia terus meningkatkan kapasitas produksi, sebuah indikasi bahwa Moskow berencana memperpanjang perang.

    “Kami pikir jika kita memberikan tekanan besar, Rusia akan membutuhkan jeda. Tetapi kita harus menyadari bahwa mereka menginginkan perang besar dan bersiap untuk siap pada tahun 2029 atau 2030 untuk memulai perang sebesar itu di benua Eropa,” ujarnya.

    Zelensky menegaskan bahwa komunitas internasional perlu bertindak lebih tegas dengan memperkuat sanksi terhadap Rusia, khususnya di sektor energi.

    “Kita tidak boleh memberi mereka uang, yang masih bisa mereka dapatkan dari energi. Dan bukan memberi mereka senjata,” tegasnya.

    Pernyataan itu memperkuat seruan Kyiv agar negara-negara Barat segera memperketat embargo terhadap ekspor energi Rusia yang selama ini menjadi sumber utama pendanaan perang Moskow. Parlemen Eropa bahkan telah mengusulkan percepatan larangan penuh impor bahan bakar fosil Rusia mulai 1 Januari 2027.

    Komentar Zelensky senada dengan kekhawatiran sejumlah pemimpin Eropa dan NATO yang menilai Moskow tengah membangun kekuatan untuk kemungkinan perang skala besar di akhir dekade ini.

    Ancaman tersebut juga menjadi dasar penyusunan “Peta Jalan Kesiapan Pertahanan 2030” oleh Komisi Eropa yang menyerukan peningkatan postur militer di seluruh benua.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • SBY Sebut Negara dengan Nasionalisme Ekstrim, Bisa Sebabkan Perang Dunia ke-3

    SBY Sebut Negara dengan Nasionalisme Ekstrim, Bisa Sebabkan Perang Dunia ke-3

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkhawatirkan adanya perang dunia ketiga, karena adanya negara-negara yang memiliki nasionalisme ekstrim.

    SBY mengatakan pada saat perang dunia ke-2 hanya ada 2 bom besar yang mengejutkan dunia yakni Hiroshima dan Nagasaki. Namun, pada saat ini, banyak negara-negara yang dengan mudah menggunakan bom.

    “Geopolitic memanas. Bersaing Amerika, Tiongkok, Rusia, dan negara-negara lain. Akibatnya perang terjadi, makin sering terjadi. Perlombaan persenjataan. Ini harus dihentikan,” ungkapnya dikutip dari Youtube ITS, Rabu (12/11/2025).

    Dia mengkhawatirkan negara-negara yang memiliki nasionalisme yang ekstrim, dengan tindakan sepihak, terutama negara-negara besar. Negara yang punya veto power.

    Menurutnya, dunia sedang mengalami kemunduran kerja sama global. SBY mengatakan hal-hal ini harus dihentikan, baik melalui kerja sama multilateral ataupun regional.

    Pria yang akrab disapa SBY ini memprediksikan, bila kondisi ini tidak dihentikan, maka sangat mungkin terjadi peperangan yang lebih besar.

    “World War 3 sangat mungkin terjadi. Saya general. Saya mengerti geopolitik. Saya mengerti hubungan internasional. Saya mengerti peace and security. Anytime could happen, tetapi ini bisa dicegah,” katanya.

  • Macron Sebut Perang Masa Depan Akan Dimulai di Luar Angkasa, Singgung Rusia

    Macron Sebut Perang Masa Depan Akan Dimulai di Luar Angkasa, Singgung Rusia

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan konflik-konflik modern telah terjadi di luar angkasa dan di masa depan akan dimulai di sana. Macron menyinggung perang luar angkasa sudah mulai dilakukan oleh Rusia.

    “Perang hari ini telah terjadi di luar angkasa, dan perang masa depan akan dimulai di luar angkasa,” kata Macron di Toulouse, pusat antariksa dan penerbangan Prancis, yang merupakan lokasi pusat komando militer luar angkasa barunya, dilansir AFP, Kamis (13/11/2025).

    “Luar angkasa bukan lagi tempat perlindungan, melainkan telah menjadi medan perang,” lanjutnya.

    Ia menuding Rusia, setelah invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, sedang melakukan kegiatan “spionase” di luar angkasa.

    “Kendaraan antariksa Rusia memantau satelit-satelit Prancis, terjadi pengacakan massal sinyal GPS, dan serangan siber terhadap infrastruktur luar angkasa,” imbuhnya.

    Tanpa memberikan rincian spesifik, Macron mengumumkan tambahan dana sebesar 4,2 miliar euro (US$4,9 miliar) untuk kegiatan luar angkasa militer hingga tahun 2030.

    Di sektor luar angkasa Eropa yang “rapuh”, ia juga menekankan perlunya “mendorong para juara Eropa kita agar kompetitif di pasar global”.

    Prioritas yang digariskan untuk strategi luar angkasa Prancis mencakup “pengembangan peluncur masa depan” yang dapat digunakan kembali, memiliki propulsi berbiaya rendah, dan mesin berdaya dorong tinggi.

    (maa/maa)

  • 2 Menteri Ukraina Mengundurkan Diri Akibat Skandal Korupsi Besar

    2 Menteri Ukraina Mengundurkan Diri Akibat Skandal Korupsi Besar

    Kiev

    Menteri Energi dan Menteri Kehakiman Ukraina mengundurkan diri. Mereka mundur karena adanya dugaan keterlibatan dalam skandal korupsi besar-besaran di sektor energi negara tersebut.

    Dilansir AFP, Kamis (13/11/2025), penyelidik menduga sekutu utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendalangi skema suap senilai $100 juta untuk menggelapkan dana, yang memicu kemarahan publik di tengah pemadaman listrik yang meluas akibat serangan Rusia.

    Ukraina telah lama dilanda korupsi dan pemberantasan korupsi dipandang sebagai syarat utama upayanya untuk bergabung dengan Uni Eropa.

    Zelensky sebelumnya menyerukan pengunduran diri Menteri Kehakimannya, German Galushchenko, yang menurut penyelidik menerima “keuntungan pribadi” dalam skema tersebut. Seruan itu juga disampaikan kepada Menteri Energinya, Svitlana Grynchuk.

    Keduanya belum didakwa dan Grynchuk belum disebutkan telah mengambil keuntungan dari skema tersebut.

    Tak lama kemudian, kedua menteri tersebut merespons pernyataan Zelensky. Keduanya mengundurkan diri.

    (maa/maa)

  • Ura! Rusia Terus Maju di Medan Perang, Ukraina Tarik Pasukan

    Ura! Rusia Terus Maju di Medan Perang, Ukraina Tarik Pasukan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Ukraina dilaporkan terpaksa mundur dari beberapa posisi garis depan di wilayah Zaporizhia, selatan Ukraina, di bawah tekanan serangan Rusia yang intens dan terus-menerus.

    Kemunduran ini terjadi setelah berminggu-minggu pertempuran sengit dan di tengah fokus baru Rusia untuk mendapatkan keuntungan teritorial di wilayah tersebut.

    Militer Ukraina mengonfirmasi pada hari Rabu (12/11/2025), bahwa unit-unitnya telah dipaksa melakukan “penarikan taktis” dari beberapa desa kecil di sekitar garis kontak.

    “Dengan menggunakan keunggulan jumlah personel dan material, musuh maju dalam pertempuran sengit dan merebut tiga permukiman,” kata Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskii, tentang pertempuran di Zaporizhia pada hari Selasa.

    “Situasinya memburuk secara signifikan di arah Oleksandrivka dan Huliapole,” kata Syrskii dalam sebuah pernyataan.

    Menurut laporan dari garis depan, Rusia telah meningkatkan penggunaan artileri berat, drone penyerang, dan gelombang serangan infanteri dalam upaya untuk menembus pertahanan Ukraina.

    Wilayah Zaporizhia, yang merupakan salah satu dari empat wilayah yang secara ilegal dicaplok oleh Rusia, memiliki kepentingan strategis bagi Moskwa karena menjadi koridor darat menuju Krimea.

    “Setiap meter tanah kami menyebabkan Rusia kehilangan ratusan nyawa militer,” ujar Syrskii.

    Analis militer Ukraina mengakui bahwa pasukannya menghadapi tekanan yang meningkat, sebagian besar disebabkan oleh keunggulan Rusia dalam hal amunisi dan personel.

    Meskipun demikian, Kyiv menegaskan bahwa penarikan yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan integritas unit tempur dan meminimalkan kerugian personel, bukan menandakan keruntuhan garis pertahanan.

    Pemerintah Ukraina di Kyiv telah meminta sekutu Barat untuk mempercepat pengiriman amunisi artileri dan sistem pertahanan udara. Presiden Volodymyr Zelenskyy berulang kali menyatakan bahwa kurangnya pasokan yang memadai memungkinkan Rusia untuk mengambil inisiatif dan memanfaatkan keunggulan numeriknya.

    Meskipun kota utama Zaporizhzhia tetap berada di bawah kendali Kyiv, kehilangan posisi di garis depan menyoroti kesulitan yang dihadapi pasukan Ukraina dalam mempertahankan wilayah di sepanjang garis kontak sepanjang 1.000 km.

    Laporan menunjukkan bahwa kondisi musim dingin yang mendekat juga mempersulit pergerakan dan logistik bagi kedua belah pihak.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lagi Perang, 7 Pejabat Ukraina Terseret Skandal Korupsi Energi Rp1,6 T

    Lagi Perang, 7 Pejabat Ukraina Terseret Skandal Korupsi Energi Rp1,6 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 7 pejabat Ukraina didakwa dalam kasus dugaan korupsi besar di sektor energi senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun. Skandal ini menjadi sorotan di tengah tekanan internasional bagi Kyiv untuk memperkuat tata kelola dan mempercepat langkah menuju keanggotaan Uni Eropa.

    Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU) menyatakan lima tersangka telah ditahan, sementara dua lainnya masih buron. Mereka dituduh terlibat dalam skema suap untuk mengendalikan pengadaan di perusahaan negara, termasuk badan energi nuklir Energoatom.

    “Skema ini dijalankan melalui manipulasi proyek dan pengadaan publik, yang menimbulkan kerugian besar bagi negara,” kata NABU dalam pernyataan resminya, Selasa, seperti dikutip Reuters.

    NABU menyebut penyelidikan kasus ini telah berlangsung selama 15 bulan dan melibatkan lebih dari 70 penggeledahan di seluruh negeri. “Kami berkomitmen penuh memberantas praktik korupsi yang merugikan rakyat Ukraina,” tegas NABU.

    Sumber yang mengetahui penyelidikan menyebut salah satu dalang utama adalah Timur Mindich, mantan rekan bisnis Presiden Volodymyr Zelensky. Mindich diketahui memiliki studio produksi Kvartal 95, tempat Zelensky memulai karier komedinya sebelum menjadi presiden. Namun, Mindich belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut.

    Selain Mindich, tersangka lain termasuk mantan penasihat menteri energi, kepala keamanan Energoatom, empat staf administrasi, serta seorang mantan wakil perdana menteri.

    Menanggapi kasus ini, Perdana Menteri Yulia Svyrydenko mengumumkan pembubaran dewan pengawas Energoatom dan memerintahkan audit mendesak terhadap lembaga tersebut.

    “Kami mengharapkan hasil audit sesegera mungkin. Data itu akan diserahkan kepada penegak hukum dan lembaga antikorupsi,” tulis Svyrydenko di Telegram.

    Sementara itu, Menteri Kehakiman German Galushchenko atau Herman Halushchenko, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri energi, disebut turut menjadi subjek penyelidikan. Suaranya dilaporkan terekam dalam percakapan dengan beberapa tersangka dalam rekaman yang dirilis NABU. Kementerian Kehakiman belum mengkonfirmasi apakah Galushchenko resmi menjadi tersangka.

    Kasus ini menjadi ujian berat bagi pemerintahan Zelensky yang tengah berupaya menegakkan integritas publik di tengah perang dan krisis energi akibat serangan Rusia. Skandal di sektor energi memicu kemarahan publik karena warga Ukraina kembali menghadapi ancaman pemadaman listrik harian menjelang musim dingin.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menteri Kehakiman Ukraina Dinonaktifkan karena Skandal Korupsi

    Menteri Kehakiman Ukraina Dinonaktifkan karena Skandal Korupsi

    Kyiv

    Menteri Kehakiman Ukraina, German Galushchenko, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Energi, telah dinonaktifkan dari jabatannya di tengah skandal korupsi yang menyelimuti sektor energi negara tersebut, saat invasi militer Rusia terus berlanjut.

    Pengumuman soal penonaktifan Galushchenko itu, seperti dilansir AFP, Rabu (12/11/2025), disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Ukraina Yulia Svyrydenko.

    Keputusan ini diumumkan sehari setelah jaksa antikorupsi Ukraina menuduh Galushchenko terlibat dalam skandal korupsi tersebut, yang memicu kemarahan luas di negara tersebut.

    “Keputusan telah dibuat untuk menonaktifkan German Galushchenko dari tugasnya sebagai Menteri Kehakiman,” kata Svyrydenko dalam pernyataannya.

    Svyrydenko menambahkan bahwa tugas jabatan Galushchenko untuk sementara diambil alih oleh Wakil Menteri untuk Integrasi Eropa, Lyudmyla Sugak.

    Dalam pernyataan terpisah, Galushchenko mengatakan dirinya telah berbicara dengan PM Svyrydenko dan menyetujui keputusannya.

    “Keputusan politik harus dibuat, dan baru setelah itu semua detailnya dapat diselesaikan,” ujarnya.

    “Saya meyakini bahwa penonaktifan selama penyelidikan adalah skenario yang beradab dan tepat. Saya akan membela diri saya di pengadilan dan membuktikan posisi saya,” ucap Galushchenko dalam pernyataannya.

    Dalam skandal korupsi ini, Kantor Kejaksaan Khusus Anti-Korupsi (SAPO) menuduh Timur Mindich, sekutu dekat Presiden Volodymyr Zelensky, mendalangi skandal korupsi yang melibatkan penggelapan dana sebesar US$ 100 juta di sektor energi.

    SAPO menyebut Galushchenko, yang sebelumnya menjabat Menteri Energi selama empat tahun, telah menerima “keuntungan pribadi” dari Mindich sebagai imbalan atas kendali terhadap aliran uang di sektor energi.

    Penyelidikan kasus ini terungkap ketika banyak infrastruktur Ukraina rusak akibat serangan-serangan Rusia.

    Lihat juga Video: Dosen UMGO Dinonaktifkan Buntut Podcast Mahasiswi Pura-pura Kesurupan

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Siap Hadapi Invasi AS, Negara Ini Susun Taktik Gerilya dan Anarkisasi

    Siap Hadapi Invasi AS, Negara Ini Susun Taktik Gerilya dan Anarkisasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Venezuela menyiapkan rencana perlawanan dua lapis, berupa taktik gerilya yang melibatkan ratusan titik aksi dan langkah “anarkisasi” untuk menciptakan kekacauan dalam negeri, jika terjadi serangan udara atau darat dari Amerika Serikat.

    Menurut sumber yang mengetahui upaya dan dokumen perencanaan yang dilihat Reuters, strategi itu merupakan pengakuan terselubung bahwa angkatan bersenjata Venezuela kekurangan personel dan peralatan untuk menghadapi konfrontasi konvensional.

    Rencana tersebut muncul di tengah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang beberapa kali menyiratkan kemungkinan operasi darat di Venezuela, menyusul serangkaian serangan terhadap kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba di Karibia dan peningkatan kehadiran militer AS di kawasan.

    Trump sempat mengatakan “daratan akan menjadi yang berikutnya”, meski kemudian membantah sedang mempertimbangkan serangan di dalam wilayah Venezuela.

    Sumber-sumber yang diwawancarai Reuters dan dokumen perencanaan bertahun-tahun menunjukkan Caracas menyiapkan dua strategi utama.

    Pertama, perlawanan bergaya gerilya, melibatkan unit-unit kecil yang disebar di lebih dari 280 lokasi untuk melakukan sabotase. Dokumen pelatihan yang terlihat bertanggal antara 2012-2022, termasuk rencana operasi dari September 2019, merinci penempatan senapan mesin, pelontar granat, serta cara bertahan dan orientasi medan.

    Kedua, anarkisasi, langkah yang belum diakui resmi tetapi menurut sumber melibatkan dinas intelijen dan pendukung bersenjata partai penguasa untuk menciptakan kerusuhan di jalan-jalan Caracas dan membuat negara tak terkendali bagi pasukan asing. Satu sumber menaksir hanya 5.000-7.000 orang yang mungkin terlibat dalam skenario anarkisasi itu, termasuk personel intelijen, pendukung partai bersenjata, dan milisi.

    Kedua taktik ini dirancang saling melengkapi, namun sumber yang dekat dengan pemerintah mengakui peluang keberhasilan mereka rendah. “Kita tidak akan bertahan hingga 2 jam dalam perang konvensional,” kata seorang sumber dekat pemerintahan, merujuk pada ketidakmampuan Venezuela menghadapi konflik konvensional melawan kekuatan besar.

    Seorang sumber lain juga menilai, “Kita belum siap berhadapan langsung dengan tentara paling kuat dan terlatih di dunia.”

    Realita di lapangan memperlihatkan kelemahan struktural: pasukan yang menua, peralatan yang usang, dan kemampuan logistik yang rapuh. Beberapa komandan disebut terpaksa bernegosiasi dengan produsen lokal untuk memberi makan pasukan karena suplai pemerintah tidak mencukupi.

    Pangkat-bawah menerima upah sekitar US$100 per bulan, jauh di bawah estimasi US$500 sebagai biaya dasar kebutuhan pangan bulanan, menurut data April dari Center for Documentation and Social Analysis milik Federasi Guru Venezuela. Kondisi ini membuka kemungkinan desersi jika terjadi konfrontasi.

    Meskipun Presiden Nicolas Maduro menyatakan jutaan warga terlatih sebagai milisi, ia mengeklaim 8 juta warga berlatih di milisi, sumber pertahanan memperkirakan jumlah peserta efektif dalam skenario “anarkisasi” jauh lebih kecil. Di sisi lain, sekitar 60.000 anggota tentara dan Garda Nasional disiapkan untuk operasi perlawanan gerilya.

    Peralatan militer Venezuela mayoritas buatan Rusia dan berumur puluhan tahun. Caracas membeli sekitar 20 jet Sukhoi pada 2000-an, namun seorang sumber berkata dibandingkan dengan bomber B-2 milik AS, itu tidak ada apa-apanya. Selain Sukhoi, helikopter, tank, dan rudal portabel buatan Rusia dinilai sudah kedaluwarsa.

    Meski demikian, pemerintah mengklaim telah menempatkan sekitar 5.000 rudal Igla portabel-senjata antipesawat bahu-membahu-di berbagai posisi negara.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]