Negara: Rusia

  • Harga Minyak Dunia Hari Ini 29 Mei 2025 Naik, Imbas Pertemuan OPEC – Page 3

    Harga Minyak Dunia Hari Ini 29 Mei 2025 Naik, Imbas Pertemuan OPEC – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Negara-negara anggota OPEC+ pada Rabu sepakat untuk mempertahankan kuota produksi resmi mereka. Sementara perhatian pasar harga minyak kini tertuju pada potensi peningkatan produksi dari delapan negara anggota yang selama ini melakukan pemangkasan produksi secara sukarela.

    OPEC+ telah menjalankan kesepakatan produksi secara kolektif, disertai dua jenis pemangkasan tambahan yang dilakukan secara informal oleh delapan negara.

    Sesuai kebijakan formal, kelompok OPEC+ memangkas sekitar 2 juta barel per hari hingga akhir 2026. Dalam pertemuan terakhir, mereka sepakat untuk “menegaskan kembali tingkat produksi minyak mentah keseluruhan” seperti yang telah diputuskan dalam pertemuan Desember lalu.

    Harga Minyak Naik Setelah Pertemuan OPEC

    Dikutip dari CNBC, Kamis (29/5/2025), harga minyak naik sesaat setelah pertemuan OPEC+ berakhir. Kontrak Brent ICE untuk pengiriman Juli ditutup pada USD 64,90 per barel, naik 81 sen atau 1,26%.

    Sementara kontrak minyak mentah WTI Nymex untuk Juli ditutup pada USD 61,84 per barel, naik 95 sen atau 1,56%. Di luar kebijakan resmi, delapan negara OPEC+ — termasuk Rusia dan Arab Saudi — saat ini memangkas produksi sebesar 1,66 juta barel per hari hingga akhir 2025.

    Mereka juga sempat memangkas tambahan 2,2 juta barel per hari hingga Maret, dan kini mulai mengembalikan sekitar 1 juta barel per hari selama April hingga Juni.

     

  • Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia

    Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia

    JAKARTA – Jerman dan Ukraina bakal mengembangkan produksi industri rudal jarak jauh. Kanselir Jerman Friedrich Merz berjanji untuk terus memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

    Berbicara selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Berlin, Merz mengatakan pemerintahnya tidak akan memberlakukan batasan jangkauan apa pun pada rudal yang dapat diproduksi di Ukraina dan Jerman.

    “Kami ingin mengaktifkan senjata jarak jauh, kami juga ingin mengaktifkan produksi bersama, dan kami tidak akan berbicara tentang rinciannya secara terbuka tetapi akan mengintensifkan kerja sama,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Zelenskyy dilansir Reuters, Kamis, 28 Mei.

    Zelenskyy mengatakan keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam produksi senjata di Ukraina, termasuk pesawat nirawak. Pejabat pemerintah telah menandatangani perjanjian tentang pembangunan dan pengembangan fasilitas produksi.

    “Proyek-proyek baru ini sudah ada,” katanya.

    “Kami hanya ingin jumlahnya sesuai dengan yang kami butuhkan,” sambung Zelenskyy.

    Kunjungan Zelenskyy ke Jerman dilakukan setelah pejabat Ukraina dan Rusia bertemu bulan ini untuk negosiasi tatap muka, di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang.

    Namun, perundingan tersebut gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan Rusia melancarkan tiga malam serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina selama akhir pekan.

    Moskow juga telah mengumpulkan 50.000 tentara di dekat wilayah Sumy di utara Ukraina, kata Zelenskiy kepada wartawan.

    Langkah-langkah militer tersebut tidak “berbicara dalam bahasa perdamaian”, timpal Merz.

    “Ini adalah tamparan di wajah bagi semua orang yang berjuang untuk gencatan senjata, di Ukraina sendiri, tetapi juga di Eropa dan AS.” katanya.

    Rusia menuduh Ukraina secara signifikan meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal di wilayah Rusia selama seminggu terakhir dengan menggunakan amunisi yang dipasok Barat.

    TEKANAN TERHADAP RUSIA

    Merz mengatakan Eropa akan terus meningkatkan tekanan pada Rusia untuk terlibat dalam perundingan damai guna mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua – termasuk memastikan bahwa jaringan pipa Nord Stream 2 tidak dapat beroperasi.

    Persyaratan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina mencakup tuntutan agar para pemimpin Barat berjanji secara tertulis untuk menghentikan perluasan NATO ke arah timur, tiga sumber Rusia mengatakan kepada Reuters.

    Zelenskyy mengatakan beberapa mitra telah mengisyaratkan dukungan mereka agar Ukraina bergabung dalam KTT NATO mendatang.

    “Jika Ukraina tidak menghadiri KTT, itu akan menjadi kemenangan Putin bukan atas Ukraina, tetapi atas NATO,” ujar dia.

    Dengan Trump mengisyaratkan dukungan yang goyah untuk Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, Jerman dapat memainkan peran yang semakin penting sebagai pendukung militer dan keuangan terbesar Ukraina setelah Amerika Serikat.

    Merz, seorang konservatif yang menjabat bulan ini, berjanji untuk mengambil lebih banyak peran kepemimpinan dalam memastikan dukungan untuk Ukraina daripada pendahulunya dari Partai Sosial Demokrat Olaf Scholz.

    Merz mengunjungi Ukraina bersama para pemimpin Eropa lainnya dalam beberapa hari setelah menjadi kanselir dan dukungannya terhadap hak Ukraina untuk meluncurkan serangan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia telah kontras dengan retorika hati-hati Scholz tentang masalah tersebut.

    Namun, pemerintahnya mengatakan tidak akan lagi secara terbuka merinci senjata apa yang akan dikirim ke Ukraina, dan lebih memilih sikap “ambiguitas strategis”.

  • Harga Minyak Mentah Naik Seusai Pengadilan AS Blokir Tarif Trump

    Harga Minyak Mentah Naik Seusai Pengadilan AS Blokir Tarif Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia naik pada Kamis (29/5/2025) setelah pengadilan perdagangan Amerika Serikat (AS) memblokir penerapan tarif impor oleh Presiden Donald Trump. 

    Kenaikan harga ini juga dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi sanksi baru AS terhadap ekspor minyak mentah Rusia dan keputusan OPEC+ mengenai peningkatan produksi minyak pada Juli mendatang.

    Dilansir dari Reuters, kontrak berjangka Brent naik 81 sen atau 1,25% ke level US$ 65,71 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 83 sen atau 1,34% menjadi US$ 62,62 per barel.

    Putusan pengadilan perdagangan AS pada Rabu menyatakan bahwa Trump melampaui wewenangnya saat memberlakukan tarif menyeluruh terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS. Keputusan ini mendorong sentimen risiko di pasar global yang sebelumnya waspada terhadap dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi.

    “Untuk saat ini, investor mendapat jeda dari ketidakpastian ekonomi yang selama ini mereka benci,” ujar Matt Simpson, analis di City Index, Brisbane. Namun, analis memperingatkan kelegaan ini kemungkinan hanya sementara karena pemerintah AS telah menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

    Di sisi pasokan, pasar mencermati kemungkinan sanksi baru AS terhadap minyak Rusia. Meski demikian, menurut analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, ekspor minyak Rusia sejauh ini masih relatif kebal terhadap sanksi, sehingga dampak sanksi baru diperkirakan tidak akan signifikan.

    Risiko pasokan juga meningkat setelah Chevron menghentikan produksi minyak dan berbagai aktivitas lainnya di Venezuela. Penghentian ini terjadi seusai lisensi utama perusahaan dicabut oleh pemerintahan Trump. Venezuela pun membatalkan pengiriman minyak ke Chevron karena ketidakpastian pembayaran yang dipengaruhi oleh sanksi AS. Sebelum penghentian, Chevron mengekspor sekitar 290.000 barel per hari, atau lebih dari sepertiga total ekspor Venezuela.

    Sementara itu, investor juga menantikan laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA) yang akan dirilis Kamis waktu AS. 

  • Rusia Usulkan Perundingan Baru, Ukraina Tuntut Persyaratan Lebih Dulu

    Rusia Usulkan Perundingan Baru, Ukraina Tuntut Persyaratan Lebih Dulu

    Jakarta

    Rusia mengatakan bahwa mereka menginginkan perundingan baru dengan Ukraina di Istanbul pada pekan depan untuk penyelesaian damai perang. Tetapi Ukraina mengatakan bahwa mereka perlu melihat rencana tersebut terlebih dahulu agar pertemuan tersebut membuahkan hasil.

    Dilansir AFP, Kamis (29/5/2025), upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik 3 tahun tersebut telah dipercepat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Moskow telah berulang kali menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi tuntutan maksimalisnya.

    Kedua pihak sebelumnya bertemu di Istanbul pada tanggal 16 Mei, perundingan langsung pertama mereka dalam lebih dari tiga tahun. Pertemuan itu gagal menghasilkan terobosan.

    Presiden AS Donald Trump yang telah mendorong kesepakatan damai, menjadi semakin frustrasi dengan penundaan yang tampak dari Moskow dan memperingatkan pada Rabu (28/5) bahwa ia akan menentukan dalam “sekitar dua minggu” apakah Vladimir Putin serius untuk mengakhiri pertempuran.

    Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan persyaratan perdamaiannya kepada Rusia dan menuntut Moskow untuk melakukan hal yang sama.

    “Kami tidak menentang pertemuan lebih lanjut dengan Rusia dan sedang menunggu memorandum mereka,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang bernegosiasi untuk Kyiv pada pembicaraan terakhir, dalam sebuah posting di X.

    Rusia mengatakan akan menyampaikan “memorandum” yang menguraikan persyaratan perdamaiannya pada pembicaraan pada Senin (2/6) depan, dan bahwa menteri luar negerinya Sergei Lavrov telah memberi pengarahan kepada mitranya dari AS Marco Rubio tentang proposal tersebut.

    “Delegasi kami, yang dipimpin oleh Vladimir Medinsky, siap untuk menyampaikan memorandum kepada delegasi Ukraina dan memberikan penjelasan yang diperlukan selama putaran kedua perundingan langsung di Istanbul pada hari Senin, 2 Juni,” kata Lavrov dalam sebuah pernyataan video.

    Kedua pihak telah saling melancarkan serangan udara besar-besaran dalam beberapa minggu terakhir, dengan Ukraina melepaskan salah satu serangan pesawat nirawak terbesarnya ke Rusia pada malam hari dan Moskow menggempur Ukraina dengan serangan mematikan selama akhir pekan.

    Trump mengatakan kepada wartawan pada Rabu (28/5), bahwa ia “sangat kecewa” dengan pemboman mematikan Rusia selama proses negosiasi, tetapi menolak seruan untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Moskow.

    “Jika saya pikir saya hampir mendapatkan kesepakatan, saya tidak ingin mengacaukannya dengan melakukan itu,” katanya.

    Kremlin sebelumnya menolak seruan Presiden Ukraina Zelensky untuk pertemuan puncak tiga arah dengan Trump dan Putin.

    Moskow mengatakan setiap pertemuan yang melibatkan Presiden Rusia Putin dan Zelensky hanya akan terjadi setelah “kesepakatan konkret” dicapai antara negosiator dari masing-masing pihak.

    Sebagai imbalan atas perdamaian, Kremlin telah menuntut Ukraina untuk menghentikan ambisinya untuk bergabung dengan NATO serta menyerahkan wilayah yang telah dikuasainya–sebuah usulan yang oleh Ukraina disebut tidak dapat diterima.

    Pembicaraan antara kedua pihak di Istanbul awal bulan ini menghasilkan pertukaran tahanan 1.000 lawan 1.000 dan kedua pihak sepakat untuk mengerjakan proposal perdamaian masing-masing. Namun, Rusia terus melancarkan serangan mematikannya terhadap Ukraina sementara itu sambil menolak seruan untuk gencatan senjata.

    Zelensky pada hari Rabu menuduh Rusia menunda proses perdamaian dan tidak ingin menghentikan serangannya. “Mereka akan terus mencari alasan untuk tidak mengakhiri perang,” katanya pada konferensi pers di Berlin bersama Kanselir Jerman Friedrich Merz.

    Di medan perang, Zelensky mengatakan Rusia “mengumpulkan” lebih dari 50.000 tentara di garis depan di sekitar wilayah perbatasan Sumy di timur laut, tempat tentara Moskow telah merebut sejumlah permukiman saat berupaya membangun apa yang disebut Putin sebagai “zona penyangga” di dalam wilayah Ukraina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Reaksi Selow Rusia Usai Trump Bilang Putin ‘Benar-benar Gila’

    Reaksi Selow Rusia Usai Trump Bilang Putin ‘Benar-benar Gila’

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar menjadi gila setelah serangan besar-besaran Moskow terhadap Kyiv yang menewaskan belasan orang. Rusia bereaksi santai terhadap pernyataan Trump itu.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Bloomberg, Rabu (28/5/2025), kritikan terus dilontarkan oleh Donald Trump terhadap Putin. Kantor kepresidenan Rusia memberikan tanggapan santai, dengan menyebut rentetan kritikan Trump itu hanyalah reaksi emosional.

    Trump, pada akhir pekan, menyebut Putin “benar-benar menjadi gila” setelah serangan besar-besaran Moskow terhadap Kyiv menewaskan sedikitnya 13 orang. Serangan ini dilancarkan saat upaya perdamaian antara kedua negara terus digencarkan oleh Trump, yang pernah berjanji akan mengakhiri perang dengan segera.

    Trump juga menyinggung soal “kejatuhan Rusia” jika Putin terus berambisi untuk menguasai seluruh wilayah Ukraina. Sang Presiden AS itu bahkan mengatakan dirinya “benar-benar” mempertimbangkan untuk menambah sanksi untuk Moskow.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi kritikan-kritikan Trump untuk Putin dengan menyebutnya sebagai “reaksi emosional”. Peskov justru berterima kasih kepada Trump atas bantuannya dalam meluncurkan perundingan damai dengan Ukraina.

    “Awal dari proses negosiasi, yang telah diupayakan oleh pihak Amerika , merupakan pencapaian yang sangat penting, dan kami sangat berterima kasih kepada Amerika dan kepada Presiden Trump secara pribadi atas bantuan dalam mengorganisasi dan meluncurkan proses negosiasi ini,” kata Peskov.

    “Tentu saja, pada saat yang sama, ini merupakan momen yang sangat penting, yang tentu saja terkait dengan beban emosional yang sangat besar dari semua orang dan reaksi emosional,” ucap Peskov dalam pernyataan yang dikutip kantor berita TASS.

    Trump Sebut Putin ‘Benar-benar Gila’

    Presiden AS Donald Trump. (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI).

    Dalam pernyataan pada Minggu (25/5), Trump secara terang-terangan menyebut Putin “benar-benar menjadi gila” setelah rentetan serangan drone besar-besaran dan mematikan Moskow menghantam berbagai wilayah Ukraina hingga memakan sedikitnya 13 korban jiwa.

    “Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!” sebut Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

    “Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia melakukannya, itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!” ucapnya.

    Pernyataan Trump itu menjadi teguran langka terhadap Putin, yang seringkali dibahas oleh sang Presiden AS itu dengan penuh kekaguman. Namun, Trump mulai menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat dengan posisi Rusia dalam negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu dengan Kyiv baru-baru ini.

    Trump sebelumnya juga mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya “tidak senang” dengan serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina, dan menegaskan bahwa dirinya “benar-benar” mempertimbangkan untuk menambah sanksi terhadap Moskow.

    Dalam kritikan terbarunya pada Selasa (27/5), Trump menyebut Putin sedang “bermain api” saat upaya perdamaian Ukraina terhenti dan Rusia terus melancarkan rentetan serangan terhadap negara tetangganya itu. Trump juga memperingatkan bahwa Rusia berisiko mendapatkan rentetan sanksi baru.

    “Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal yang sangat buruk akan terjadi pada Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social.

    “Dia bermain api!” sebut Trump merujuk pada Putin.

    Selain mengkritik Putin, Trump juga melontarkan komentar keras terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyindir “bungkamnya Amerika” terhadap kebrutalan Rusia di negaranya.

    “Presiden Zelensky tidak membantu negaranya dengan berbicara seperti itu. Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah, saya tidak menyukainya, dan sebaiknya itu dihentikan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Balas Dendam! Luncurkan 300 Drone-Bandara Moskow Lumpuh

    Zelensky Balas Dendam! Luncurkan 300 Drone-Bandara Moskow Lumpuh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina meluncurkan sekitar 300 serangan drone ke sejumlah wilayah Rusia termasuk Ibu Kota Moskow, Rabu (28/5/2025). Serangan ini dilancarkan sesaat setelah Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak terbesar hari Senin lalu.

    Kementerian Pertahanan Rusia menyebut bahwa sistem pertahanan udara mereka telah menghancurkan atau mencegat total 296 drone udara Ukraina yang diluncurkan secara serentak ke berbagai wilayah di negara itu.

    Akibat serangan ke Moskow ini, Badan Transportasi Penerbangan Federal mengatakan pembatasan telah diberlakukan di tiga bandara kota yakni Sheremetyevo, Vnukovo, dan Zhukovsky.

    Militer Rusia mengumumkan serangan pesawat nirawak Ukraina hampir setiap hari, tetapi jarang dengan intensitas seperti ini dalam waktu sesingkat itu. Moskow, yang berjarak beberapa ratus kilometer dari perbatasan, tidak sering menjadi sasaran serangan sebesar itu.

    Di luar Moskow, 59 pesawat nirawak menargetkan wilayah barat daya Bryansk, kata Kementerian Pertahanan Rusia. Yang lainnya ditembakkan ke wilayah Kursk, Belgorod, Tula, Oryol, dan Kaluga.

    Serbuan pesawat nirawak semalam terjadi setelah Ukraina mengatakan bahwa mereka menghadapi tiga hari serangan pesawat nirawak Rusia yang paling intens sejak Moskow melancarkan serangan militernya pada tahun 2022. Negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensku mengatakan bahwa Rusia meluncurkan lebih dari 900 pesawat nirawak selama tiga hari hingga hari Senin. Tiga belas warga sipil tewas dalam serangan pada hari Minggu, termasuk tiga anak-anak.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa serangannya merupakan respons terhadap serangan pesawat nirawak dan rudal Ukraina yang menyebabkan korban sipil Rusia.

    (tps)

  • Macron dan Prabowo Bicarakan Kerja Sama Pertahanan

    Macron dan Prabowo Bicarakan Kerja Sama Pertahanan

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang berisi sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang telah kami rangkumkan untuk Anda.

    Kabar dari tanah air menjadi pembuka kita untuk edisi Rabu, 28 Mei 2025.

    Presiden Prancis kunjungi Indonesia, bicarakan hubungan pertahanan

    Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto, pada hari Rabu (28/05) dalam sebuah kunjungan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dan perdagangan sebagai bagian dari perjalanannya selama sekitar seminggu ke Asia Tenggara, dengan fokus penguatan hubungan regional di tengah lanskap global yang semakin tidak stabil.

    Macron tiba di Jakarta pada Selasa (27/05) malam bersama Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron untuk kunjungan tiga hari. Ini adalah pemberhentian kedua dalam lawatannya ke wilayah tersebut setelah Vietnam, tempat Macron menandatangani kesepakatan untuk menjual 20 pesawat Airbus ke Hanoi.

    “Kami sangat gembira dapat bertemu lagi dengan saudara saya, Presiden Prabowo,” kata Macron kepada wartawan sesaat setelah tiba di pangkalan angkatan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta pada Selasa malam, “Ia adalah teman baik saya dan hubungan dengan negara Anda sangat strategis dan bersahabat.”

    Pada hari Rabu (28/05) hari ini, Prabowo menjamu Macron dan Brigitte dalam sebuah upacara di Istana Merdeka di Jakarta sebelum kedua pemimpin tersebut memimpin pertemuan bilateral.

    Indonesia telah memulai upaya untuk meningkatkan dan memodernisasi persenjataannya serta memperkuat industri pertahanan dalam negerinya.

    Indonesia dikabarkan akan beli pesawat tempur China dan Rusia

    Situs web penerbangan Alert-5 melaporkan bahwa Indonesia kemungkinan mengumumkan rencana pembelian 42 pesawat tempur J-10 bekas dari China ini paling cepat bulan depan, serta melanjutkan negosiasi untuk mendapatkan pesawat tempur Su-35 Rusia.

    Mengutip sumber yang mengetahui rencana itu, media daring tersebut mengatakan bahwa J-10 yang akan dibeli kemungkinan akan dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan ekspor, tetapi belum ada konfirmasi resmi yang dikeluarkan oleh Indonesia, China, atau Rusia.

    “Baik pesawat China maupun Rusia berpotensi menawarkan jadwal pengiriman yang lebih cepat dibandingkan dengan alternatif dari Barat, yang sering kali harus melalui antrean produksi yang panjang dan proses persetujuan yang rumit,” kata laporan Alert-5.

    “Pesawat tempur J-10 bekas akan dikirimkan relatif cepat dengan mengambil dari inventaris Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, yang memberikan peningkatan kemampuan segera.”

    Menurut Alert-5, ada spekulasi bahwa pengumuman resmi dari Indonesia mungkin akan dilakukan pada Indo Defence Expo and Forum, yang dijadwalkan akan diadakan di Jakarta dari tanggal 11 hingga 14 Juni.

    Penabrak parade Liverpool diduga di bawah pengaruh narkoba

    Petugas menangkap seorang pria berusia 53 tahun di tempat kejadian, di Water Street di pusat kota setelah menabrak kerumunan ratusan ribu penggemar Liverpool Football Club untuk menyaksikan parade yang menandai kemenangan tim mereka dalam Liga Primer Inggris.

    Saat penyelidikan polisi masih berlangsung dan belum ada dakwaan yang diajukan, Kepala Detektif Inspektur Karen Jaundrill pada hari Selasa (27/05) mengatakan bahwa pria itu telah “ditangkap karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan, pelanggaran mengemudi yang membahayakan, dan mengemudi dalam kondisi tidak sehat karena narkoba”.

    Ia mengatakan para detektif membuat “kemajuan signifikan” dalam penyelidikan mereka dan menegaskan kembali bahwa polisi tidak yakin terorisme merupakan faktor dalam insiden tersebut.

    Israel lepaskan tembakan di pusat bantuan di Gaza

    Militer Israel mengatakan telah melepaskan tembakan peringatan di luar pusat bantuan yang baru dibuka di Gaza untuk mengendalikan warga Palestina yang berebut masuk untuk mengambil makanan.

    Video yang diverifikasi secara independen oleh Reuters menunjukkan kerumunan orang menyerbu masuk ke sebuah lokasi di kota Rafah, Gaza selatan, pada hari Selasa (27/05), tempat bantuan didistribusikan.

    Kekacauan meletus saat warga sipil yang putus asa, termasuk perempuan dan anak-anak, beberapa berjalan kaki atau naik kereta keledai, memadati salah satu lokasi distribusi untuk menerima paket makanan.

    Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan telah melepaskan tembakan peringatan di luar kompleks tersebut dan bahwa “kendali atas situasi telah berjalan.”

    Seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut gambar-gambar insiden tersebut “memilukan.”

    Raja Charles membuka masa sidang parlemen Kanada

    Raja Charles III telah menjadi raja Inggris pertama yang secara resmi membuka parlemen Kanada dalam hampir 70 tahun dengan mengatakan bahwa ia yakin negara itu akan tetap “kuat dan bebas” meskipun ada ancaman terhadap kedaulatannya dari sekutu yang “berubah.”

    Pidato simbolis tersebut, yang disampaikan sebagian dalam bahasa Prancis, secara luas dipandang sebagai bentuk dukungan bagi negara itu dalam menghadapi ancaman aneksasi dari Presiden AS Donald Trump.

    Selama pidato panjang tersebut, yang disampaikan di akhir kunjungan dua hari ke negara tersebut olehnya dan Ratu Camilla, Charles mengatakan Kanada menghadapi “momen kritis.”

    Justin Vovk, seorang sejarawan kerajaan Kanada, mengatakan kunjungan raja tersebut mengingatkannya pada saat Ratu Elizabeth II membuka Parlemen di Grenada, sesama anggota Persemakmuran, pada tahun 1985.

  • Zelensky Usulkan Pertemuan Trilateral dengan Trump-Putin

    Zelensky Usulkan Pertemuan Trilateral dengan Trump-Putin

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengusulkan digelarnya pertemuan trilateral atau tiga pihak dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Usulan ini menjadi bagian dari upaya memaksa Moskow menghentikan invasi militernya yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Putin menolak seruan untuk bertemu Zelensky di Turki awal bulan ini, dengan Kremlin menyebut pertemuan antara kedua pemimpin itu hanya akan terjadi setelah ada semacam “kesepakatan” yang tercapai.

    Sementara Trump telah menyatakan rasa frustrasinya kepada Putin dan Zelensky karena belum adanya kesepakatan yang tercapai untuk mengakhiri perang.

    “Jika Putin tidak merasa nyaman dengan pertemuan bilateral, atau jika semua orang menginginkannya menjadi pertemuan trilateral, saya tidak keberatan. Saya siap untuk format apa pun,” kata Zelensky saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

    Dikatakan Zelensky bahwa dirinya “siap” untuk pertemuan antara “Trump-Putin-saya”, dan mendesak Washington untuk menjatuhkan paket sanksi keras terhadap sektor perbankan dan energi Moskow.

    “Kami sedang menunggu sanksi dari Amerika Serikat (untuk Rusia)” ucapnya.

    “Trump menegaskan bahwa jika Rusia tidak berhenti, sanksi-sanksi akan dijatuhkan. Kami telah membahas dua aspek utama dengannya — energi dan sistem perbankan. Akankah AS mampu menjatuhkan sanksi terhadap kedua sektor ini? Saya sangat menyukainya,” ujar Zelensky dalam pernyataannya.

    Zelensky sebelumnya tampak meluapkan rasa frustrasinya kepada Washington karena tidak kunjung mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow setelah Rusia seruan terkoordinasi dari Barat untuk gencatan senjata segera.

    Beberapa jam usai Zelensky menyampaikan pernyataannya, Ukraina melancarkan salah satu serangan drone terbesarnya ke Rusia, dengan meluncurkan hampir 300 drone ke negara tetangganya itu. Otoritas Rusia melaporkan hanya terjadi kerusakan minimal akibat serangan drone tersebut.

    Di medan perang, Zelensky mengatakan bahwa Rusia “mengumpulkan” lebih dari 50.000 tentaranya di garis depan di sekitar wilayah perbatasan Sumy, yang menjadi tempat pasukan Moskow merebut sejumlah permukiman saat berupaya membangun apa yang disebut Putin sebagai “buffer zone” di wilayah Ukraina.

    Zelensky juga mengatakan bahwa Kyiv belum menerima “memorandum” yang dijanjikan Rusia terkait tuntutannya untuk kesepakatan damai.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Sebut Putin ‘Benar-benar Gila’, Kremlin Bilang Begini

    Trump Sebut Putin ‘Benar-benar Gila’, Kremlin Bilang Begini

    Moskow

    Kritikan terus dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia memberikan tanggapan santai, dengan menyebut rentetan kritikan Trump itu hanyalah “reaksi emosional”.

    Trump, pada akhir pekan, menyebut Putin “benar-benar menjadi GILA” setelah serangan besar-besaran Moskow terhadap Kyiv menewaskan sedikitnya 13 orang. Serangan ini dilancarkan saat upaya perdamaian antara kedua negara terus digencarkan oleh Trump, yang pernah berjanji akan mengakhiri perang dengan segera.

    Trump juga menyinggung soal “kejatuhan Rusia” jika Putin terus berambisi untuk menguasai seluruh wilayah Ukraina. Sang Presiden AS itu bahkan mengatakan dirinya “benar-benar” mempertimbangkan untuk menambah sanksi untuk Moskow.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters dan Bloomberg, Rabu (28/5/2025), menanggapi kritikan-kritikan Trump untuk Putin dengan menyebutnya sebagai “reaksi emosional”. Peskov justru berterima kasih kepada Trump atas bantuannya dalam meluncurkan perundingan damai dengan Ukraina.

    “Awal dari proses negosiasi, yang telah diupayakan oleh pihak Amerika , merupakan pencapaian yang sangat penting, dan kami sangat berterima kasih kepada Amerika dan kepada Presiden Trump secara pribadi atas bantuan dalam mengorganisasi dan meluncurkan proses negosiasi ini,” kata Peskov.

    “Tentu saja, pada saat yang sama, ini merupakan momen yang sangat penting, yang tentu saja terkait dengan beban emosional yang sangat besar dari semua orang dan reaksi emosional,” ucap Peskov dalam pernyataan yang dikutip kantor berita TASS.

    Dalam pernyataan pada Minggu (25/5), Trump secara terang-terangan menyebut Putin “benar-benar menjadi gila” setelah rentetan serangan drone besar-besaran dan mematikan Moskow menghantam berbagai wilayah Ukraina hingga memakan sedikitnya 13 korban jiwa.

    “Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia melakukannya, itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!” ucapnya.

    Pernyataan Trump itu menjadi teguran langka terhadap Putin, yang seringkali dibahas oleh sang Presiden AS itu dengan penuh kekaguman. Namun, Trump mulai menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat dengan posisi Rusia dalam negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu dengan Kyiv baru-baru ini.

    Trump sebelumnya juga mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya “tidak senang” dengan serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina, dan menegaskan bahwa dirinya “benar-benar” mempertimbangkan untuk menambah sanksi terhadap Moskow.

    Dalam kritikan terbarunya pada Selasa (27/5), Trump menyebut Putin sedang “bermain api” saat upaya perdamaian Ukraina terhenti dan Rusia terus melancarkan rentetan serangan terhadap negara tetangganya itu. Trump juga memperingatkan bahwa Rusia berisiko mendapatkan rentetan sanksi baru.

    “Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal yang sangat buruk akan terjadi pada Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social.

    “Dia bermain api!” sebut Trump merujuk pada Putin.

    Selain mengkritik Putin, Trump juga melontarkan komentar keras terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyindir “bungkamnya Amerika” terhadap kebrutalan Rusia di negaranya.

    “Presiden Zelensky tidak membantu negaranya dengan berbicara seperti itu. Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah, saya tidak menyukainya, dan sebaiknya itu dihentikan,” ujarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Putin Bermain Api, Rusia Berisiko Dapat Sanksi Baru

    Trump Bilang Putin Bermain Api, Rusia Berisiko Dapat Sanksi Baru

    Washington DC

    Kritikan kembali dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Yang terbaru, Trump memperingatkan bahwa Putin sedang “bermain api” saat upaya perdamaian Ukraina terhenti.

    Kritikan terbaru Trump ini dilontarkan setelah dia menyebut Putin “benar-benar menjadi GILA” setelah rentetan serangan udara besar-besaran Moskow menghantam Kyiv, ibu kota Ukraina.

    Trump juga memperingatkan bahwa Rusia berisiko mendapatkan rentetan sanksi baru.

    “Yang tidak disadari Vladimir Putin adalah jika bukan karena saya, banyak hal yang sangat buruk sudah terjadi pada Rusia, dan maksud saya SANGAT BURUK,” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

    “Dia bermain api!” sebut Trump merujuk pada Putin.

    Trump tidak menyebutkan hal-hal “sangat buruk” seperti apa yang dimaksudnya, atau membuat ancaman khusus apa pun. Gedung Putih belum memberikan penjelasan atas maksud pernyataan terbaru Trump tersebut.

    Namun, media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dan CNN melaporkan bahwa Trump sekarang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia paling cepat minggu ini, sambil menekankan bahwa dia masih dapat berubah pikiran.

    Pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, memberlakukan sanksi besar-besaran setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Tetapi sejauh ini, Trump masih menghindari apa yang menurutnya dapat menjadi sanksi yang “menghancurkan” terhadap bank-bank Rusia.

    Kritikan terbaru Trump ini menandai perubahan besar dari sikap sebelumnya terhadap Putin, yang sering dia kagumi dan sebelumnya dia menahan diri untuk mengkritik.

    Beberapa waktu terakhir, Trump semakin menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat terhadap posisi Rusia dalam perundingan gencatan senjata dengan Ukraina yang menemui jalan buntu. Rasa frustrasi itu memuncak pada akhir pekan ketika Moskow melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap Kyiv, yang menewaskan 13 orang.

    “Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!” kata Trump dalam postingan Truth Social pada Minggu (25/5) malam.

    Serangan Rusia terus berlanjut meskipun ada percakapan telepon antara Trump dan Putin sekitar delapan hari lalu, di mana sang Presiden AS mengatakan Presiden Rusia telah setuju untuk “segera” memulai perundingan gencatan senjata.

    Moskow, pada Selasa (27/5), menuduh Kyiv berupaya “mengganggu” upaya perdamaian dan mengklaim serangan udaranya terhadap Ukraina merupakan “respons” terhadap meningkatnya serangan drone terhadap warga sipil Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini