Negara: Rusia

  • Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang ‘Mustahil’ Dihentikan

    Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang ‘Mustahil’ Dihentikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia memiliki rudal konvensional jarak menengah dengan kode “Oreshnik” yang diklaim mampu melaju dengan kecepatan Mach 10, atau sekitar 2,5-3 kilometer per detik. Rusia mengklaim bahwa  tidak ada sistem pertahanan yang mampu menandinginya.

    Meski begitu, identitas pasti rudal ini masih diperdebatkan. Intelijen militer Ukraina menyebut rudal tersebut sebagai jenis ICBM (intercontinental ballistic missile) baru bernama Kedr (cedar), yang diklaim melaju hingga Mach 11 dan menempuh jarak lebih dari 1.000 km dari wilayah Astrakhan, Rusia, ke Dnipro, Ukraina dalam 15 menit. 

    Rudal ini juga diduga membawa enam hulu ledak, masing-masing berisi enam sub-munisi.

    Namun, sejumlah pakar Barat meragukan bahwa rudal yang ditembakkan adalah ICBM, karena peluncuran ICBM biasanya akan memicu peringatan nuklir di Amerika Serikat. Sebaliknya, analis militer Rusia, Ilya Kramnik, memperkirakan Oreshnik adalah rudal jarak menengah generasi baru dengan jangkauan 2.500-3.000 km, bahkan mungkin hingga 5.000 km—cukup untuk menjangkau hampir seluruh Eropa, namun tidak sampai Amerika Serikat.

    Dilansir dari Aljazeera, Senin (2/5/2025), Rudal balistik jarak menengah baru, Oreshnik, yang berarti pohon hazel dalam bahasa Rusia, adalah senjata yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan sebelumnya belum pernah disebutkan secara publik.

    Pentagon menyatakan bahwa rudal ini berbasis pada rudal balistik antarbenua (ICBM) “RS-26 Rubezh”. Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan minimal Mach 5 — lima kali kecepatan suara — dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

    Rudal ini dapat membawa tiga hingga enam hulu ledak, tulis pakar militer Viktor Baranets di tabloid Komsomolskaya Pravda.

    Igor Korotchenko, editor jurnal National Defence yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada kantor berita negara TASS bahwa berdasarkan rekaman video serangan tersebut, Oreshnik memiliki beberapa hulu ledak yang dapat diarahkan secara independen.

    Sementar itu BBC melaporkan kecepatan tinggi menjadi kunci keunggulan rudal ini. Semakin cepat rudal melaju, semakin singkat waktu reaksi pertahanan lawan. Rudal balistik biasanya menempuh lintasan parabola, dan saat turun menuju sasaran, kecepatannya bertambah sehingga sulit diintersepsi oleh sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan AS.

    Dengan kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem, Oreshnik diyakini mampu menembus pertahanan rudal modern dan menghancurkan target yang sangat terlindungi tanpa perlu hulu ledak nuklir. Analis militer Rusia, Vladislav Shurygin, menyatakan rudal ini dapat menghancurkan bunker bawah tanah sekalipun.

    Pada Desember 2024, Rusia menggunakan Oreshnik untuk menyerang Dnipro dan menjadi tantangan baru bagi sistem pertahanan udara Ukraina. Justin Crump, CEO Sibylline, mengatakan bahwa rudal balistik jarak pendek Rusia sudah menjadi ancaman signifikan selama perang, dan sistem baru yang lebih cepat akan meningkatkan ancaman itu secara drastis.

    Dengan jangkauan ribuan kilometer dan kemampuan membawa banyak hulu ledak, Oreshnik berpotensi mengubah peta ancaman militer di Eropa. Para analis memperingatkan, jika rudal ini diproduksi massal, hampir seluruh wilayah Eropa bisa berada dalam jangkauan serangan Rusia.

  • 41 Jet Putin Meledak, Ini Cara Ukraina Tembak 117 Drone Tembus Rusia

    41 Jet Putin Meledak, Ini Cara Ukraina Tembak 117 Drone Tembus Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinas keamanan Ukraina (SBU) berhasil menyerang empat pangkalan udara militer Rusia menggunakan ratusan drone. Laporan Reuters Senin (2/6/2025) menyebut serangan pada Minggu itu menghantam setidaknya 41 pesawat tempur, termasuk pembom strategis jarak jauh.

    Total ada 117 drone yang diluncurkan. Serangan ini disebut sebagai salah satu operasi paling merusak sejak perang dimulai 2022, terbesar yang dilakukan Ukraina.

    Namun bagaimana Ukraina bisa menyerang Rusia sedahsyat itu?

    Operasi ini sesungguhnya adalah operasi rahasia. Ukraina memberinya nama “Jaring Laba-Laba”. 

    Ini menandai penggunaan taktik baru. Di mana drone bermuatan bahan peledak disembunyikan dalam gudang kayu yang dimuat ke atas truk lalu dibawa ke dekat pangkalan udara Rusia.

    Saat serangan dilakukan, panel atap gudang kemudian dibuka secara otomatis. Hal itu lalu memungkinkan drone terbang langsung ke target.

    “Serangan ini merupakan aksi kekerasan yang ditargetkan dan sedang kami selidiki sebagai tindak terorisme,” kata Mark Michalek, agen khusus FBI yang mengepalai Kantor Lapangan Denver, seperti dikutip oleh media Ukraina.

    Menurut SBU, kerugian Rusia akibat serangan itu ditaksir mencapai US$7 miliar (sekitar Rp 114 triliun). Sebanyak 34% armada pembom strategis Rusia di salah satu pangkalan utama terkena dampaknya.

    Presiden Volodymyr Zelensky mengonfirmasi keterlibatan Ukraina. Ia menyebut serangan ini sebagai hasil operasi yang direncanakan selama lebih dari 18 bulan.

    “Ini adalah hasil cemerlang, dan sepenuhnya dilakukan oleh Ukraina. Operasi ini disiapkan lama dan merupakan hasil kerja SBU,” ujar Zelensky lewat Telegram, menambahkan seluruh anggota tim operasi berhasil keluar dari wilayah Rusia sebelum serangan dimulai.

    Serangan Jauh ke Dalam Wilayah Rusia

    Salah satu target utama serangan ini adalah Pangkalan Udara Belaya di wilayah Irkutsk, Siberia yang berjarak lebih dari 4.300 km dari garis depan Ukraina. Ini merupakan serangan drone Ukraina paling jauh dalam catatan peperangan beberapa tahun terakhir.

    Video dan gambar yang beredar di media sosial Rusia menunjukkan pembom Tu-95 terbakar di landasan pacu. Belum ada verifikasi independen atas video tersebut namun sejumlah gambar menunjukkan drone quadcopter muncul dari atap gudang yang telah dibuka.

    Gubernur Irkutsk, Igor Kobzev, mengakui adanya serangan drone terhadap unit militer di dekat desa Sredny. Sayangnya, ia tak merinci dampaknya.

    Menurut sumber keamanan Ukraina, operasi ini diawasi langsung oleh Zelensky dan Kepala SBU Vasyl Maliuk. Mereka juga membagikan foto gudang dan drone yang digunakan dalam serangan, serta rekaman drone yang menunjukkan pesawat-pesawat Rusia terbakar di landasan.

    Jika laporan ini dikonfirmasi, serangan tersebut menjadi pukulan besar bagi kekuatan udara Rusia. Khususnya armada pembom strategis yang digunakan untuk meluncurkan rudal ke Ukraina.

    (tfa/sef)

  • Gila! Ukraina Bombardir 40 Jet Tempur Rusia Sampai Hancur, Endingnya Zelensky Malah Minta Gencatan Senjata

    Gila! Ukraina Bombardir 40 Jet Tempur Rusia Sampai Hancur, Endingnya Zelensky Malah Minta Gencatan Senjata

    GELORA.CO – Konflik Rusia-Ukraina kembali memanas!

    Dalam laporan terbaru dari intelijen Barat dan media Ukraina, serangan drone Ukraina berhasil menghancurkan sekitar 40 jet tempur milik Rusia.

    Angka ini mengejutkan banyak pihak dan disebut sebagai salah satu pukulan terbesar terhadap kekuatan udara Moskow sejak invasi dimulai pada 2022.

    Serangan itu terjadi di sejumlah pangkalan udara Rusia, termasuk di wilayah Krasnodar dilansir dari CBS. 

    Drone-drone Ukraina menyasar landasan pacu, hanggar, dan pesawat yang tengah parkir.

    Dalam video yang beredar di media sosial, ledakan besar dan kobaran api terlihat jelas menghantam kompleks militer tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia sendiri belum mengonfirmasi jumlah kerugian, namun analis Barat menyebutkan bahwa sekitar dua skuadron jet tempur, termasuk Sukhoi Su-34 dan Su-35, ikut hancur dalam serangan itu.

    Bila dikalkulasi, kerugian Rusia bisa mencapai lebih dari US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 24 triliun!

    Tak hanya itu, sejumlah sistem radar dan amunisi juga ikut terdampak.

    Para pengamat militer menyebut serangan ini sebagai “game changer”, karena Rusia mulai terlihat kewalahan mempertahankan wilayah-wilayah yang jauh dari garis depan.

    Zelensky Malah Ajukan Gencatan Senjata?

    Namun yang bikin publik bingung — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky justru membuka wacana gencatan senjata di tengah keberhasilan besar militer negaranya.

    Dalam wawancara dengan media Jerman, Zelensky menyatakan bahwa “Ukraina terbuka pada solusi damai” asalkan wilayah kedaulatan tetap dihormati.

    “Perang ini tak bisa berlangsung selamanya. Kami tak ingin hanya menang di medan tempur, tapi juga di meja perundingan,” ujar Zelensky.

    Ia juga menambahkan bahwa saat ini Ukraina tengah menyiapkan peta jalan untuk menggelar Konferensi Perdamaian Global yang akan digelar di Swiss pertengahan Juni.

    Banyak yang menduga pernyataan Zelensky ini adalah bagian dari strategi diplomasi tingkat tinggi.

    Setelah menunjukkan kekuatan militer yang signifikan, Ukraina ingin memegang kendali narasi — menjadi pihak yang proaktif menawarkan perdamaian.

    Namun, di sisi lain, beberapa analis menilai tawaran gencatan senjata ini juga bisa mencerminkan beban berat yang tengah ditanggung Ukraina.

    Dukungan militer dari Barat mulai melambat, dan tekanan internal pun meningkat.

    Bagaimana Tanggapan Rusia?

    Hingga kini, Rusia belum memberikan respons resmi atas tawaran gencatan senjata tersebut. Kremlin masih terus mengklaim bahwa “operasi militer khusus” mereka akan terus berlangsung hingga tujuan strategis tercapai.

    Namun beberapa diplomat Rusia mulai menunjukkan sinyal bahwa pembicaraan damai bisa jadi opsi terbuka, tergantung sikap Ukraina ke depan. 

    Situasi ini bikin geger dunia internasional. Ukraina makin kuat di medan tempur, tapi Zelensky malah membuka pintu damai. 

  • Seskab Teddy terima kunjungan Dubes Federasi Rusia Sergei G. Tolchenov

    Seskab Teddy terima kunjungan Dubes Federasi Rusia Sergei G. Tolchenov

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menerima kunjungan Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Sergei G. Tolchenov di Gedung Sekretariat Kabinet RI, Jakarta, Minggu.

    Sebagaimana unggahan di akun Instagram @sekretariat.kabinet, Minggu malam, pertemuan antara Teddy dan Tolchenov berlangsung dalam suasana resmi, namun hangat.

    “Di hari pertama bulan Juni 2025 ini, saya menerima kunjungan Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, Bapak Sergei G. Tolchenov di Gedung Sekretariat Kabinet RI,” ucap Teddy.

    Keduanya tampak berbincang di area ruang kerja Seskab Teddy. Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa pertemuan antara Teddy dan Tolchenov berlangsung selama kurang lebih satu jam dan berjalan produktif.

    Pembahasan antara keduanya nampak serius, namun tidak diungkapkan detail lebih jauh mengenai topik spesifik yang didiskusikan.

    Teddy juga tampak mengantar kepulangan Tolchenov. Keduanya saling melambaikan tangan sesaat sebelum Tolchenov meninggalkan Gedung Sekretariat Kabinet RI.

    Sebelumnya, pada Selasa (27/5), Tolchenov bertemu dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan tinggi.

    Dalam pertemuan tersebut, Brian optimistis dengan potensi kolaborasi yang dapat terjalin antara universitas dan lembaga penelitian di kedua negara.

    “Selain menindaklanjuti dokumen perjanjian yang sedang dalam berproses saat ini, kami berharap dapat segera memulai program kolaborasi seperti forum rektor,” kata Menteri Brian melalui keterangan di Jakarta, Selasa (27/5).

    Brian mengungkapkan agar Indonesia dan Rusia dapat mendorong kerja sama joint degree khususnya untuk program PhD serta pengiriman dosen untuk menempuh program doktoral di Rusia.

    Sementara itu, Tolchenov menyampaikan bahwa Pemerintah Rusia mengapresiasi begitu banyaknya pelamar untuk beasiswa pemerintah Rusia tahun ini, dengan kuota yang disediakan untuk mahasiswa dari Indonesia sebanyak 250 kuota.

    Duta Besar Sergei juga menyampaikan kesiapan Rusia untuk memfasilitasi diskusi bilateral dan kerja sama lanjutan.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Potret Jembatan Kereta Api di Rusia Ambruk, Tujuh Orang Meninggal

    Potret Jembatan Kereta Api di Rusia Ambruk, Tujuh Orang Meninggal

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Trump Klaim AS Dekati Kesepakatan Nuklir dengan Iran

    Trump Klaim AS Dekati Kesepakatan Nuklir dengan Iran

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim kesepakatan nuklir dengan Iran berpeluang segera terwujud. 

    Pada konferensi pers di Gedung Putih, Sabtu (31/5/2025), Trump menyebut Iran lebih memilih untuk bernegosiasi dengan AS terkait dengan senjata nuklir yang dimiliki. 

    “Saya pikir kita berpeluang membuat kesepakatan dengan Iran. Mereka tidak mau dihancurkan, mereka lebih memilih untuk membuat kesepakatan,” ujar Trump di Gedung Putih AS, Washington DC, dikutip dari YouTube Gedung Putih, Minggu (1/6/2025). 

    Menurutnya, kesepakatan antara kedua negara bisa segera terwujud. Dia menilai kesepakatan bisa terwujud tanpa harus adanya ledakan-ledakan bom terus-terusan terjadi di kawasan Timur Tengah. 

    Presiden ke-45 dan ke-47 AS itu mengatakan, dia menginginkan agar Iran menjadi negara yang berhasil dan aman, tanpa kepemilikan senjata nuklir.

    “Biarkan Iran menjadi negara yang hebat, tetapi mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir. Itu adalah hal yang sangat sederhana, dan saya pikir kita sangat dekat untuk mencapai kesepakatan dengan Iran,” ujarnya. 

    Sejauh ini, AS khawatir bahwa Iran berpotensi mengembangkan senjata nuklir dan memicu perang kawasan di Timur Tengah, serta mengancam Israel. 

    Sementara itu, Republik Islam Iran berharap agar dibebaskan dari sanksi dari Negeri Paman Sam itu. 

    Dilansir Reuters, delegasi dari kedua negara telah bertemu di Roma pekan lalu untuk membicarakan soal kesepakatan nuklir. 

    Diskusi berlangsung dalam beberapa tahapan, di mana Iran dan AS sama-sama memiliki ketegasan sikap. 

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araqchi menyebut terdapat kemajuan dalam pembahasan kesepakatan setelah Oman mengajukan sejumlah proposal. 

    “Proposal dan solusi akan dikaji kembali di masing-masing ibu kota negara [Washington dan Tehran] dan pembicaraan-pembicaraan selanjutnya akan dijadwalkan demikian,” kata Abbas di stasiun televisi milik negara, seperti diberitakan Reuters. 

    Adapun berdasarkan data The International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), terdapat 12.331 hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh 9 negara di dunia. AS, sebagai salah satu negara dengan kepemilikan hulu ledak terbanyak, diketahui memiliki 5.277 hulu ledak. 

    Kendati demikian, jumlah hulu ledak yang dimiliki AS masih kalah dari Rusia yaitu 5.449 buah hulu ledak. 

    Setelah Rusia dan AS, negara-negara yang memiliki hulu ledak nuklir yaitu China (600), Prancis (290), Inggris (225), Pakistan (180), India (170), Israel (90) dan Korea Utara (50). 

  • 7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    Jakarta

    Dua jembatan di Rusia yang berbatasan dengan Ukraina ambruk pada Sabtu malam hingga menyebabkan kereta api tergelincir. Rusia menyebut penyebab kejadian itu diduga akibat ledakan.

    Dilansir AFP dan Reuters, Minggu (1/6/2025), penyelidik Rusia meyakini bahwa “ledakan” telah menyebabkan dua jembatan di wilayah perbatasan Kursk dan Bryansk runtuh dalam semalam.

    “Di wilayah Bryansk pada pukul 10:50 malam (1950) pada hari Sabtu “sebuah jembatan jalan runtuh akibat ledakan,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan.

    Sementara di wilayah Kursk, sebuah jembatan runtuh pada Minggu dini hari atau sekitar pukul 3:00 pagi. Jembatan tersebut merupakan jembatan kereta api.

    “Sebuah jembatan kereta api juga meledak,” tambahnya.

    Sementara itu belum dapat dipastikan apakah kedua insiden itu saling terkait. Dilaporkan 7 orang tewas dan 69 orang lainnya terluka akibat jembatan jalan raya ambruk ke rel kereta api. Insiden itu menyebabkan kereta api tergelincir di wilayah Bryansk pada Sabtu malam, kata kementerian darurat Rusia dan pejabat regional.

    Perusahaan Kereta Api Rusia awalnya mengunggah di aplikasi Telegram yang menyebut ambruknya jembatan Bryansk adalah akibat dari “gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi”, akan tetapi unggahan tersebut kemudian dihapus.

    Selain itu insiden ambruknya jembatan kereta api di wilayah Kursk terjadi saat kereta barang melintasi jembatan.

    “Sebagian kereta jatuh ke jalan di bawah jembatan,” kata Penjabat gubernur wilayah tersebut, Alexander Khinshtein.

    Ia menambahkan bahwa lokomotif terbakar, yang kemudian dengan cepat dipadamkan. Dilaporkan salah satu masinis mengalami cedera kaki, dan selanjutnya masinis beserta tim yang mengoperasikan kereta dibawa ke rumah sakit setempat.

    Ia juga turut mengunggah foto gerbong yang tergelincir di jembatan yang rusak di atas jalan.

    Sementara itu, anggota senior Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, Andrei Klishas, mengatakan melalui Telegram bahwa insiden di Bryansk menunjukkan bahwa “Ukraina telah lama kehilangan atribut negara dan telah berubah menjadi kantong teroris.”

    Lebih lanjut, tidak ada komentar langsung dari Ukraina. Sejak perang dimulai pada Februari 2022, penembakan lintas batas, serangan pesawat tak berawak, dan serangan rahasia dari Ukraina ke wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina terus berlanjut.

    Kementerian Situasi Darurat Rusia mengatakan di Telegram bahwa upaya untuk menemukan dan menyelamatkan korban dalam insiden Bryansk berlanjut sepanjang malam. Sekitar 180 personel terlibat dalam operasi tersebut.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    Jembatan di Rusia Ambruk hingga Kereta Tergelincir, 7 Orang Tewas

    Jakarta

    Sebuah jembatan ambruk di rel kereta api di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina. Akibatnya sebanyak 7 orang tewas dan 30 orang terluka akibat kejadian itu.

    Dilansir Reuters dan AFP, Minggu (1/6/2025), kejadian itu juga berdampak beberapa gerbong kereta tergelincir di wilayah Bryansk. Kecelakaan itu disebut akibat gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi.

    “Lokomotif kereta dan beberapa gerbong tergelincir akibat runtuhnya struktur jembatan jalan raya akibat gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi,” kata Russian Railways melalui Telegram.

    Insiden itu terjadi pada pukul 10:44 malam (1944 GMT) antara stasiun Pilshino dan Vygonichi di wilayah Bryansk. Insiden itu tidak memengaruhi lalu lintas kereta lainnya.

    Berdasarkan foto-foto yang dipublikasikan secara daring oleh otoritas Rusia menunjukkan bagian jembatan yang ambruk dan kendaraan yang rusak, saat petugas penyelamat dikerahkan semalam.

    Dilaporkan Russian Railways, kereta tersebut sedang dalam perjalanan dari kota Klimovo ke Moskow. Kereta itu bertabrakan dengan jembatan yang runtuh di area jalan raya federal di distrik Vygonichskyi di wilayah Bryansk, kata Bogomaz. Distrik itu terletak sekitar 100 km (62 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.

    Sementara itu sedikitnya 7 orang tewas dan 30 orang terluka. Korban luka juga telah dievakuasi ke rumah sakit sekitar.

    Lihat juga Video: Kepanikan Warga Saat Jembatan Apung Bojongsoang-Baleendah Patah

    (yld/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Insiden Toyor di Vietnam, Mesra di RI

    Insiden Toyor di Vietnam, Mesra di RI

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan tur Asia Tenggara ke Vietnam hingga Indonesia selama sepekan lalu. Momen Macron ditoyor istri saat turun dari pesawat di Vietam sempat viral, namun hal yang berbeda saat tiba di Indonesia, Macon dan istri tebar senyuman dan bergandengan tangan saat turun pesawat.

    Dirangkum detikcom, Minggu (1/6/2025), awalnya Macron tiba di Hanoi, Vietnam pada Minggu (25/5) lalu. Macron sempat menjadi sorotan usai video ditoyor istrinya, Brigitte, dalam pesawat viral.

    Diketahui, Macron dan Brigitte tengah melakukan tur Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara kedua yang dikunjungi Macron setelah Vietnam.

    Di Indonesia, Macron bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Sejumlah hal dibahas, salah satunya mengenai kerja sama pesawat tempur hingga kapal selam.

    Berikut berita sepekan yang dirangkum detikcom.

    Pembelaan Macron Usai Ditoyor Istri

    Macron heran mengapa insiden kecil itu menjadi pembahasan besar. Meskipun, seperti dilansir AFP, Selasa (27/5/2025), Macron juga mencurigai keterlibatan jaringan yang melibatkan “Rusia” dan “para ekstremis Prancis” untuk berbagai komentar negatif yang muncul terkait insiden kecil tersebut.

    Macron tampak sedikit terkejut. Namun, dia dengan cepat memulihkan ekspresi wajahnya dan membalikkan badannya untuk melambaikan tangan melalui pintu pesawat yang terbuka. Pada momen itu, Brigitte masih di dalam pesawat, sehingga mustahil untuk melihat ekspresi wajah atau bahasa tubuhnya.

    Usai insiden itu, Macron dan istrinya menuruni tangga pesawat untuk menyapa para pejabat tinggi Vietnam yang menyambut mereka. Namun, Brigitte tidak menyambut uluran tangan Macron saat keduanya bersama-sama menuruni tangga pesawat.

    Macron Tebar Senyuman saat Tiba di RI

    Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Indonesia untuk melakukan kunjungan kerja pada Senin (27/5). Berbeda saat tiba di Vietnam, Macron bersama sang istri bergandengan tangan turun dari pesawat saat tiba di Indonesia.

    Pada Senin (27/5/2925), pesawat kepresidenan yang ditumpangi Presiden Macron dan istri Brigitte Macron tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada pukul 22.00 WIB. Sejumlah persiapan di bawah tangga pesawat telah bersiap menyambut Presiden Macron.

    Saat pintu pesawat dibuka, Presiden Macron dan istri tampak bergandengan tangan. Presiden Macron mengenakan setelan jas berwarna biru tua, sementara sang istri memakai setelan formal dengan blazer berwarna kuning.

    Brigitte tampak bergandengan dengan Presiden Macron selama menuruni tangga pesawat. Sesekali, tangannya dilepas dari gandengan untuk memperbaiki rambutnya, namun setelahnya kembali menggandeng Presiden Macron.

    Di bawah tangga pesawat, Presiden Macron langsung disambut Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Menlu Sugiono, Wagub Jakarta Rano Karno, hingga pihak delegasinya. Kemudian, Sjafrie menemani Presiden Macron dan istri berjalan di karpet biru menuju mobil. Sesaat sebelum masuk ke mobil, Presiden Macron dan istri tampak melihat sejenak sambutan tarian Betawi. Mereka menikmati tarian hingga selesai baru lah masuk ke mobil.

    Momen Macron ‘Kiss Bye’ saat Tinggalkan RI

    Di tangga pesawat yang terparkir di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron memberikan gestur kiss bye. Gestur ini ia berikan sesaat sebelum meninggalkan Indonesia.

    Macron sempat bertemu dengan Presiden Prabowo pada Selasa (28/5). Setelah itu, Macron turut berkunjung ke Akmil Magelang dan Candi Borobudur. Momen selama kunjungan memperlihatkan kedekatan yang erat antara Prabowo dan Macron.

    Usai menyelesaikan agendanya di Indonesia, Macron dan Brigitte terbang ke Singapura untuk melanjutkan tur Asia Tenggara. Namun, sebelum masuk ke pesawat, Macron dan Brigitte memberikan gestur kiss bye seperti yang terekam jelas dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/5/2025).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harga BBM Turun per 1 Juni 2025 di SPBU Shell, Ini Daftar Terbarunya – Page 3

    Harga BBM Turun per 1 Juni 2025 di SPBU Shell, Ini Daftar Terbarunya – Page 3

    Penurunan harga BBM Shell tidak terlepas dari tren pelemahan harga minyak mentah dunia dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA), harga minyak jenis Brent mengalami koreksi akibat kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global serta melimpahnya pasokan dari negara-negara produsen utama seperti Amerika Serikat dan Rusia.

    Pada akhir Mei 2025, harga minyak Brent tercatat di bawah USD 80 per barel, turun signifikan dibandingkan posisi awal tahun yang sempat menyentuh USD 90 per barel.

    Kondisi ini memberikan ruang bagi perusahaan-perusahaan penyedia BBM, termasuk Shell, untuk menurunkan harga jual eceran di SPBU.