Negara: Rusia

  • Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya

    Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya

    Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Telegram Pavel Durov mengatakan akan membagikan harta warisan ke 100 anaknya.

    Taipan teknologi asal Rusia tersebut mengatakan tak menyangka akan menjadi jutawan dalam waktu singkat. Dalam sebuah wawancara, ia pun mengaku tak membeda-bedakan anaknya.

    Ia akan membagikan harta warisan senilai US$13,9 miliar atau hampir Rp230 triliun kepada 100 anaknya.

    Harta tersebut akan diberikan kepada enam anak dari hasil hubungan dengan sejumlah wanita dan sejumlah anak lainnya yang ia lahirkan melalui donor sperma.

    Dalam sebuah wawancara luas yang diterbitkan pada Kamis (19/6) di majalah politik Prancis, Le Point, Durov mengungkapkan bahwa ia tidak membedakan antara anak-anaknya yang sah dari tiga wanita yang berbeda dan mereka yang dikandung dari sperma yang disumbangkannya.

    Durov telah menyumbang ke klinik sperma selama 15 tahun, yang memberi tahu dia bahwa dia telah membantu mengandung lebih dari 100 bayi di 12 negara.

    Beruntung bagi mereka, karena mereka baru saja dimasukkan dalam surat wasiat Durov, meskipun mungkin tidak mengenal ayah biologis mereka yang kaya raya.

    “Saya menulis surat wasiat saya baru-baru ini. Saya tidak membuat perbedaan antara anak-anak saya, baik yang dikandung secara alami dan yang berasal dari sumbangan sperma saya. Mereka semua adalah anak-anak saya dan semuanya akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka saling mencabik setelah kematian saya,”kata Durov kepada publikasi Prancis Le Point, dilansir Fortune, Sabtu (21/6/2025).

    Artinya akan ada setidaknya 106 anaknya masing-masing bisa mendapatkan sekitar US$132 juta karena memiliki hubungan dengan pengusaha kelahiran Rusia tersebut.

    Namun, mereka harus menunggu lama sebelum mewarisi kekayaan itu.

    “Saya memutuskan bahwa anak-anak saya tidak akan memiliki akses ke kekayaan saya hingga jangka waktu tiga puluh tahun ke depan, mulai dari hari ini,” lanjut Durov.

    Dia masih ingin mereka hidup seperti orang normal, membangun diri mereka sendiri, belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri, mampu berkarya, dan tidak bergantung pada rekening bank.

    “Karena saya tidak menjual Telegram, tidak masalah. Saya tidak memiliki uang ini di rekening bank. Aset likuid saya jauh lebih rendah – dan itu tidak berasal dari Telegram: aset tersebut berasal dari investasi saya di bitcoin pada tahun 2013,” ujarnya.

    Kemudian terkait menulis wasiat, Durov mengatakan bahwa pekerjaannya ini mengundang banyak musuh. Untuk itu ia ingin melindungi Telegram dan anak-anaknya.

    Untuk diketahui, Give Legacy, sebuah klinik sperma dan kesuburan, memberi tahu Fortune apakah mereka tahu atau tidak bahwa mereka akan mendapatkan rejeki nomplok dari ayah kandung mereka bergantung pada apakah Durov adalah “donor langsung”, yang dikenal oleh orang tua kandung, atau “donor anonim” dengan peraturan yang lebih ketat.

  • Perang Rudal Iran-AS Menggila, Langit Timur Tengah Mendadak Kosong

    Perang Rudal Iran-AS Menggila, Langit Timur Tengah Mendadak Kosong

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah kian memanas setelah Amerika Serikat (AS) bergabung dengan Israel untuk menyerang Iran. Militer AS mengklaim berhasil menghancurkan 3 pusat nuklir di Iran pada Sabtu (20/6) pekan lalu.

    Serangan balasan lantas dilancarkan Iran ke 10 titik di Israel. Iran juga menyerang pangkalan militer AS di Qatar pada Senin (23/6) malam.

    Tak lama setelahnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata telah disepakati antara Israel dan Iran.

    Kendati demikian, ledakan terbaru dilaporkan mengguncang Iran pada Selasa (24/6/2025) pagi ini.

    Perang yang masih kencang membuat langit Timur Tengah kosong melompong. Berbagai penerbangan dengan destinasi ke kawasan tersebut dibatalkan, dialihkan, atau ditangguhkan.

    Pada Senin (23/6), Air India mengumumkan menyetop semua penerbangan ke Timur Tengah. Selain itu, dilakukan pula penangguhan penerbangan dari/ke wilayah timur Amerika Utara dan Eropa.

    Bandara Dubai yang tersibuk di dunia mengatakan operasinya telah dilanjutkan setelah penangguhan singkat. Kendati demikian, Dubai memperingatkan penundaan dan pembatalan beberapa penerbangan. Qatar juga menutup wilayah udaranya.

    Wilayah udara yang biasanya sibuk membentang dari Iran dan Irak hingga Mediterania menyerupai kota mati, tanpa lalu lintas udara komersial karena penutupan wilayah udara dan masalah keselamatan.

    “Mengerikan sekali,” kata Miret Padovani, seorang pemilik bisnis yang terdampar di Bandara Internasional Hamad, Doha, dikutip dari Reuters, Selasa (24/6/2025).

    Ia memesan tiket penerbangan Qatar Airways ke Thailand yang dijadwalkan berangkat Senin (23/6) malam, tetapi membatalkan perjalanannya dan berencana untuk pulang ke Dubai pada Selasa (24/6) pagi.

    “Semuanya terjadi begitu cepat. Saya bahkan mendengar dari orang-orang di ruang tunggu kelas utama bahwa rudal-rudal itu telah meluncur,” Miret menambahkan.

    Menurut perusahaan analitik penerbangan Cirium, puluhan penerbangan ke Doha, sebagian besar dari Qatar Airways, dialihkan pada Senin (23/6). Segelintir penerbangan ke Dubai dialihkan karena penutupan wilayah udara.

    Kuwait Airways pada Senin (23/6) menangguhkan keberangkatan penerbangannya dari negara tersebut, sementara Etihad Airways dari UEA mengalihkan rute penerbangannya pada hari Senin (23/6) dan Selasa (24/6).

    Maskapai penerbangan Spanyol Iberia membatalkan rencana untuk melanjutkan penerbangan ke Doha pada Selasa (24/6) setelah penutupan wilayah udara terbaru.

    Perlu diketahui, sejak wilayah udara Rusia dan Ukraina ditutup untuk sebagian besar maskapai penerbangan karena perang selama bertahun-tahun, Timur Tengah menjadi rute andalan yang sangat penting untuk penerbangan antara Eropa dan Asia.

    Di tengah serangan rudal dan udara selama 10 hari terakhir, maskapai penerbangan telah mengalihkan rute ke utara melalui Laut Kaspia atau ke selatan melalui Mesir dan Arab Saudi.

    Maskapai penerbangan kemungkinan menghindari Doha, Dubai, dan bandara lain di kawasan tersebut karena kekhawatiran bahwa Iran atau proksinya dapat menargetkan serangan drone atau rudal terhadap pangkalan militer AS di negara-negara ini, kata konsultan risiko penerbangan Osprey Flight Solutions.

    Sampai Kapan Penerbangan Disetop?

    Sebelumnya, maskapai penerbangan telah mempertimbangkan berapa lama mereka akan menangguhkan penerbangan. Finnair adalah yang pertama mengumumkan penangguhan penerbangan ke Doha, dengan pembatalan hingga 30 Juni 2025.

    Singapore Airlines berencana untuk membatalkan penerbangan ke Dubai hingga Selasa (24/6). Air France, Iberia, British Airways, dan Air Astana, membatalkan semua penerbangan ke Doha dan Dubai pada Minggu (21/6) dan Senin (22/6).

    Air France juga membatalkan penerbangan ke Riyadh dan mengatakan akan menangguhkan penerbangan ke dan dari Beirut, Lebanon hingga Rabu (25/6) besok.

    Beberapa hari sebelum serangan AS, American Airlines menangguhkan penerbangan ke Qatar. United Airlines dan Air Canada melakukan hal yang sama dengan penerbangan ke Dubai. Penerbangan mereka belum dilanjutkan.

    Zona konflik yang meluas menjadi beban operasional yang makin besar bagi maskapai penerbangan. Serangan udara menimbulkan kekhawatiran tentang penembakan yang disengaja atau tidak disengaja terhadap lalu lintas udara komersial.

    Gangguan GPS di sekitar titik-titik konflik, tempat sistem GPS berbasis darat “memalsukan” atau menyiarkan posisi yang, dapat membuat pesawat komersial keluar jalur.

    Hal ini juga menjadi masalah yang makin besar bagi penerbangan komersial. SkAI, sebuah perusahaan Swiss yang mengelola peta gangguan GPS, mengatakan pada Minggu (21/6) malam bahwa mereka telah mengamati lebih dari 150 pesawat yang dipalsukan di atas Teluk Persia dalam 24 jam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Secara Teoritis Seluruh Ukraina adalah Milik Kami!

    Secara Teoritis Seluruh Ukraina adalah Milik Kami!

    Jakarta

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendeklarasikan bahwa Rusia dan Ukraina adalah ‘orang sebangsa’ dan karenanya “seluruh Ukraina adalah milik kami.”

    Moskow menolak mengakui kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka, hal ini membunyikan alarm peringatan akan ambisi penguasaan teritorial oleh Rusia.

    Berbicara pada Forum Ekonomi Internasional di Saint Petersburg pada hari Jumat (20/6), Putin memberikan serangkaian pernyataan provokatif, mengatakan “Kami memiliki pepatah… di mana kaki seorang tentara Rusia berpijak, tempat itu adalah milik kami,” sebagai respon pertanyaan akan tujuan Rusia melakukan skala penuh ke Ukraina, pada Februari 2022.

    Narasi lama

    Putin mengatakan, meskipun Rusia “tidak pernah mempertanyakan” kedaulatan Ukraina setelah kemerdekaannya pada tahun 1991, Ukraina telah mendeklarasikan diri sebagai negara netral, sikap yang dianggap Putin telah ditinggalkan oleh Ukraina.

    Mengulangi narasi yang sudah lama ada, Putin mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina pada dasarnya adalah negara yang sama – sebuah narasi yang ditolak mentah-mentah oleh Kyiv dan sekutu-sekutu Baratnya.

    “Saya telah mengatakan berkali-kali bahwa saya menganggap rakyat Rusia dan Ukraina sebangsa. Dalam hal ini, Ukraina secara keseluruhan adalah milik kami,” kata Putin.

    Ukraina mengatakan bahwa pernyataan Putin tersebut “menghina” proses perdamaian yang sedang berlangsung.

    Apa kata Putin tentang wilayah Sumy?

    Putin mengatakan bahwa ia tidak “mengesampingkan” perebutan kota Sumy yang terletak di timur laut Ukraina, 30 kilometer dari perbatasan Rusia.

    “Kami tidak bertujuan merebut Sumy, namun pada prinsipnya, saya tidak mengesampingkan hal tersebut,” jelas Putin yang mengklaim pasukan Ukraina terus-menerus menembaki daerah perbatasan Rusia.

    Dia menambahkan, pasukan Rusia telah menembus hingga 12 kilometer wilayah Ukraina di Sumy, dan menetapkan “zona penyangga” dengan perlindungan.

    Sumy, meskipun tidak termasuk di antara lima wilayah Ukraina yang dianeksasi oleh Moskow, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia, dan Krimea, sering menjadi target serangan Rusia.

    Sumy menjadi titik awal Ukraina menggencarkan serangan balasan ke wilayah Kursk, Rusia, pada Agustus 2024 lalu.

    Pasukan Kyiv sempat merebut kembali puluhan permukiman sebelum akhirnya dipukul mundur oleh pasukan Rusia, yang didukung ribuan tentara Korea Utara, menurut laporan berbagai sumber.

    Pernyataan Putin muncul di tengah-tengah meningkatnya skeptisisme terjadinya negosiasi perdamaian Kyiv-Moskow. Rusia terus menuntut penyerahan sukarela teritorial Ukraina sebagai prasyarat untuk gencatan senjata.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Jakarta

    Khalayak dunia, termasuk Indonesia, khawatir konflik Iran-Israel akan meningkat menjadi Perang Dunia III setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/06). Namun, para pengamat mengatakan Perang Dunia III belum tentu akan terjadi dan masyarakat diimbau “tidak perlu khawatir”.

    Meski AS sudah terlibat dalam konflik Iran-Israel, dosen hubungan internasional Universitas Padjajaran, Dina Sulaeman, menilai “belum ada eskalasi yang mengarah ke perang yang lebih besar”.

    Pengamat geopolitik dan hubungan internasional, Dian Wirengjurit, mengimbau warga “tidak perlu khawatir” sebab para pemimpin dunia akan melakukan “upaya diplomasi” agar konflik tidak meningkat dan memakan lebih banyak korban.

    Uni Eropa, Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), Jepang, Prancis, Qatar, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya, meminta Iran dan Israel untuk kembali ke jalur diplomasi.

    Pascaserangan AS, Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel. Menteri luar negeri Iran juga tengah berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin tentang “tantangan dan ancaman bersama”.

    Apakah serangan AS bisa memicu Perang Dunia III?

    Dua pakar geopolitik dan hubungan internasional, Dina Sulaeman dan Dian Wirengjurit, sama-sama memprediksi Perang Dunia III tidak akan pecah setelah AS menyerang Iran untuk membela Israel.

    Dian Wirengjurit, yang menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Iran pada 2012-2016, menilai “tidak mungkin” perang dunia sampai terjadi.

    Menurut dia, negara-negara lainnya apalagi yang berada di kawasan tidak akan rela wilayahnya dijadikan arena peperangan, apalagi mereka “tidak jadi pemain”.

    Api membubung ke langit setelah serangan Israel terhadap depot minyak Shahran pada 15 Juni 2025 di Teheran, Iran. (Getty Images)

    Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir karena “dunia pun tidak akan diam saja” jika konflik dua negara ini terus meningkat.

    “Geopolitik itu bukan kayak membalikkan tangan. Kalau di sana perang, kita terseret perang. Kalau di sana krisis, kita terseret krisis. Kita aman tenteram puluhan tahun juga krisis terus terjadi setiap waktu,” ujarnya.

    Apa indikasi konflik akan pecah menjadi Perang Dunia III?

    Perang dunia akan terjadi ketika konflik sudah melibatkan “aktor” dari banyak negara di kawasan yang berbeda, kata Dina Sulaeman yang juga menjabat sebagai direktur Indonesia Center of Middle East Studies.

    Keterlibatan AS pun tidak mengindikasikan bahwa perang ini akan berkembang menjadi perang dunia.

    Apalagi, menurut Dina, serangan yang diluncurkan AS untuk membantu Israel dalam konflik dengan Iran hanya merupakan “serangan terbatas” dan “bukan serangan besar-besaran”.

    Dina dan Dian menyebut Perang Dunia III bisa terjadi ketika AS melakukan serangan besar-besaran dan negara-negara lain seperti Rusia dan China yang juga sekutu Iran mulai terlibat langsung.

    “Kalau misalnya betul-betul serangan yang besar-besaran dan Iran juga, misalnya, menutup Selat Hormuz, itu kepentingan Rusia maupun China akan terganggu. Nah, mungkin pada saat itu juga akan ada intervensi,” kata Dina.

    Lantas, apa arti keikutsertaan AS dalam konflik Iran-Israel?

    “Amerika Serikat sendiri doktrin kebijakan luar negerinya itu adalah mengamankan Israel, jadi keamanan nasional Amerika sama dengan keamanan nasional Israel. Itulah sebabnya pemerintah Amerika Serikat sejak lama, bukan hanya Trump saja, betul-betul berusaha menekan pemerintahan-pemerintahan yang terlihat berbahaya buat Israel,” kata Dina memaparkan.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang kali meyakinkan Presiden AS Donald Trump untuk menyerang Iran yang menurut Israel sedang mengembangkan senjata nuklir.

    Pada Minggu (22/06), Trump meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Dia mengungkapkan alasannya menyerang fasilitas nuklir Iran melalui pidatonya.

    “Tujuan kami adalah untuk menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditunjukkan oleh negara pendukung teror nomor satu di dunia,” kata Trump.

    Dia juga memperingatkan Iran untuk menghentikan perang dengan Israel, “Jika tidak serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan lebih mudah”.

    Bagaimana situasi saat ini?

    Iran telah meluncurkan serangan balasan ke Israel dan Israel juga menyerang Iran.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, langsung mengunjungi Moskow pada Senin (23/06), meminta Presiden Vladimir Putin agar memberikan lebih banyak bantuan dari Rusia pascaserangan AS.

    Dalam sambutannya yang disiarkan langsung di televisi, Presiden Putin mengatakan serangan AS “sama sekali tidak beralasan” dan “tidak dapat dibenarkan”.

    “Saya sangat senang Anda berada di Moskow hari ini. Ini memberi kita kesempatan untuk membahas semua topik yang sulit ini dan berpikir bersama bagaimana menemukan jalan keluar dari situasi saat ini,” Putin menambahkan.

    Awal tahun ini presiden Iran dan Rusia menandatangani “perjanjian kemitraan strategis komprehensif”. Namun, itu bukan aliansi militer dan tidak mewajibkan Rusia untuk membela Teheran.

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa “Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute perdagangan internasional yang penting”.

    Oleh sebab itu, China mendesak masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk mendorong de-eskalasi ketegangan”.

    Selain merapat ke Rusia, saat ini Iran juga tengah bersiap menutup Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak paling vital di dunia sebagai langkah selanjutnya dalam konflik ini.

    Uni Eropa mendesak Iran untuk tidak memblokir Selat Hormuz. AS bahkan juga meminta China untuk membujuk Teheran agar tidak menutup rute pelayaran utama tersebut.

    Analis mengatakan bahwa bagi Iran, menutup Selat Hormuz merupakan bentuk “daya cegah”mirip dengan kepemilikan senjata nuklir.

    Artinya, pihak luar akan berpikir beberapa kali untuk bertikai dengan Iran karena Teheran mampu menutup Selat Hormuz yang kemudian akan mengganggu perekonomian.

    Bagaimana dampak konflik Iran-Israel untuk Indonesia?

    Indonesia akan merasakan dampak konflik Iran-Israel ketika Selat Hormuz benar-benar ditutup. Jika hal itu terjadi, suplai-suplai minyak dari Timur Tengah tidak bisa keluar dan masuk ke pasar internasional.

    Akibatnya, harga minyak dunia akan naik drastis, menyebabkan harga komoditas lainnya juga naik. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, tentu akan merasakan dampaknya.

    Harga BBM dan komoditas lainnya juga pasti akan naik.

    Menurut Dian Wirengjurit, tidak ada hal yang bisa lakukan selain menghadapinya karena “tidak ada yang bisa menghindari” dampak ini.

    “Enggak ada yang bisa mengatasi kecuali di pusatnya sana, di Timur Tengahnya, damai, Hormuz dibuka, ya mengalir lagi,” ujar Dian.

    Yang bisa dilakukan hanya “mengetatkan ikat pinggang”.

    Di mana posisi Indonesia dalam konflik Iran-Israel?

    Indonesia belum menyampaikan sikap resmi terhadap konflik Iran-Israel. Namun, Presiden Prabowo Subianto sudah menyampaikan pendapatnya beberapa hari lalu.

    Prabowo menilai pengaruh Rusia lebih besar di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran. Dia menegaskan semua negara ingin mencari solusi dalam dan menurunkan suhu konflik yang semakin memanas.

    “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” kata Prabowo, dilansir dari Detik.com.

    Menurut para ahli, Indonesia memang tidak punya “pengaruh” yang cukup untuk berperan sebagai mediator perdamaian dalam konflik ini, tidak seperti Rusia dan China.

    Bahkan, Dian menyebut modal Indonesia sebagai negara Islam terbesar pun “sudah tidak laku”.

    “Kita enggak punya leverage [pengaruh], benahi dalam negeri kita dulu, baru kita bisa dianggap,” kata Dian.

    “Coba lihat China, faksi-faksi Palestina pun diundang ke Beijing datang, padahal dia bukan negara Islam, malah sosial komunis. Yang damaikan Iran sama Arab Saudi siapa? China. Kita yang katanya non-blok, OKI [Organisasi Kerja sama Islam] segala macam, mana? Enggak didengar,” dia menambahkan.

    Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan oleh Indonesia.

    Menurut Dina Sulaeman keikutsertaan Indonesia dalam proses-proses perdamaian juga ada manfaatnyasemakin banyak suara yang bergabung dalam proses perdamaian tentu lebih baik.

    Dina juga bilang, Indonesia bisa melakukan tekanan ekonomi untuk menyelesaikan konflik Iran-Israel ini, yang disebut Dina akarnya berada di konflik Palestina-Israel.

    “Di level negara, bisa melakukan penundaan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memang terbukti memberikan suplai logistik ke militer Israel, Cara ini pernah berhasil ketika dulu komunitas internasional berusaha melemahkan Rezim Apartheid Afrika Selatan Di tahun 80an,” ujar Dina.

    Namun, memberikan tekanan ekonomi itu juga “membutuhkan keberanian”, Dina mengingatkan. Sebab, akan ada dampak yang harus ditanggung.

    Meskipun Indonesia memiliki doktrin kebijakan luar negeri bebas aktif dan non-blok, Undang-Undang Dasar 1945 tetap mengamanatkan Indonesia menjaga perdamaian dunia dan melawan penjajahan.

    Jadi, menurut Dina, “kita harus tetap berpihak dalam membantu pihak-pihak yang memang sedang mengalami penjajahan”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Waspadai Serangan Siber Iran Terhadap Sektor Keuangan hingga Jaringan Listrik

    AS Waspadai Serangan Siber Iran Terhadap Sektor Keuangan hingga Jaringan Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA—  Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) mengeluarkan peringatan kepada pelaku bisnis dan lembaga di AS untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan siber yang disponsori pemerintah Iran serta gangguan digital skala kecil dari kelompok hacktivist pro-Iran, menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.

    “Baik kelompok hacktivist maupun aktor siber yang terkait dengan pemerintah Iran secara rutin menargetkan jaringan AS yang lemah dan perangkat yang terhubung ke internet guna melakukan serangan siber yang mengganggu,” demikian bunyi peringatan tersebut dikutip dari laman The Register pada Selasa (24/6/2025). 

    DHS menyebut, meski Iran memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan siber destruktif, tingkat keberhasilan dan kecanggihan teknis mereka sejauh ini masih tergolong terbatas. 

    Salah satu insiden besar terjadi pada 2023, ketika kelompok siber Iran bernama CyberAv3ngers yang dikaitkan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berhasil mengakses beberapa sistem air di AS melalui kata sandi bawaan pada pengendali logika yang terhubung ke internet.

    Pada akhir tahun 2023, kelompok yang sama kembali menyerang sistem pengelolaan air dan bahan bakar di AS dan Israel menggunakan malware khusus. Meski berhasil menembus sistem vital tersebut, kelompok ini tidak menyebabkan kerusakan besar dan hanya membagikan video keberhasilan mereka di kanal Telegram.

    Mantan agen FBI dan wakil presiden di perusahaan keamanan siber Optiv, James Turgal memperkirakan balasan Iran akan diwujudkan dalam bentuk serangan siber destruktif, termasuk peluncuran malware penghancur (wiper), terhadap situs pemerintah AS, sektor jasa keuangan, serta infrastruktur penting seperti pembangkit listrik dan instalasi pengolahan air.

    “Iran juga mungkin kembali menggunakan serangan DDoS [Distributed Denial of Service]. Tim peretas pro-Iran ‘313 Team’ telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan DDoS terhadap platform Truth Social hanya beberapa jam setelah serangan udara AS,” kata Turgal.

    Selain itu, serangan siber diperkirakan mencakup kampanye disinformasi dan manipulasi media, termasuk perusakan situs web dan penyebaran video propaganda deepfake, serupa dengan taktik yang digunakan Rusia saat awal invasi ke Ukraina.

    Think tank keamanan nasional Foundation for Defense of Democracies mengungkap Iran telah menjalankan kampanye psikologis melalui akun-akun palsu yang menyamar sebagai warga Israel di platform Telegram dan X (dahulu Twitter), dengan menyebarkan pesan-pesan yang bersifat merusak moral dalam bahasa Ibrani. 

    Meski menyasar publik Israel, Turgal memperingatkan warga AS juga berpotensi menjadi target kampanye psikologis serupa.

    “Dengan sekitar 62% warga Amerika mendapatkan berita dari media sosial, platform-platform tersebut akan dibanjiri narasi tandingan, misinformasi, dan disinformasi terkait dampak serangan udara AS dan sentimen anti-Amerika lainnya,” imbuhnya.

    Selain serangan siber terbuka, Iran juga terus menjalankan operasi spionase dunia maya. Menurut John Hultquist, analis utama di Google Threat Intelligence Group, kelompok siber yang didukung pemerintah Iran secara rutin memata-matai individu dan organisasi yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan luar negeri AS terhadap Iran.

    “Mereka kerap menargetkan individu melalui akun pribadi dan organisasi, serta memanfaatkan data dari perusahaan telekomunikasi, maskapai, dan perhotelan untuk melacak pergerakan dan aktivitas sasaran,” ujar Hultquist.

    Taktik utama mereka meliputi rekayasa sosial dan spear phishing untuk mendapatkan akses terhadap data sensitif. Ancaman ini diperburuk dengan fakta bahwa IRGC pernah terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap warga AS, termasuk mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

    “Penegak hukum AS telah beberapa kali menggagalkan rencana pembunuhan yang disponsori Iran sejak 2020,” kata DHS dalam pernyataannya. 

    Selain itu, Iran juga tercatat beberapa kali mencoba menargetkan pengkritik rezimnya di AS dalam upaya serangan mematikan. DHS mendesak seluruh lembaga dan pelaku usaha untuk memperketat keamanan siber dan mengambil langkah pencegahan yang sama seperti dalam menghadapi ancaman ransomware, mengingat dampaknya tetap bisa sangat serius bagi masing-masing institusi, meskipun skala serangan secara umum mungkin dilebih-lebihkan oleh pelaku.

  • Serangan Rudal Rusia ke Kyiv Tewaskan 7 Orang

    Serangan Rudal Rusia ke Kyiv Tewaskan 7 Orang

    JAKARTA – Serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia ke Kyiv Ukraina dan sekitarnya pada malam hari menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan orang.

    Dilaporkan enam orang tewas di distrik Shevchenkivskyi yang sibuk di Kyiv, tempat seluruh bagian bangunan tinggi permukiman hancur, kata Tymur Tkachenko, Kepala Administrasi militer Kyiv, melalui aplikasi perpesanan Telegram.

    Empat anak termasuk di antara 25 orang yang terluka dalam serangan itu.

    “Gaya Rusia tidak berubah, menyerang tempat yang mungkin ada orang,” kata Tkachenko dilansir Reuters.

    “Bangunan tempat tinggal, pintu keluar dari tempat perlindungan, ini adalah gaya Rusia,” sambungnya.

    Moskow meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya dalam beberapa minggu terakhir karena pembicaraan untuk mengakhiri perang, menghasilkan sedikit kesepakatan.

    Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil, tetapi ribuan warga sipil telah tewas dalam konflik tersebut – sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina. Rusia belum mengomentari serangan terbaru tersebut.

    Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan orang-orang mungkin masih berada di bawah reruntuhan setelah serangan semalam menyebabkan kerusakan di enam dari 10 distrik kota.

    “Sejujurnya, saya tidak takut. Lebih seperti hidup saya membeku,” kata seorang penduduk setempat berusia 75 tahun yang hanya menyebut nama depannya, Liudmyla.

    “Anda membeku, melihat semua itu dan memikirkan bagaimana Anda akan hidup,” tuturnya.

     

    Angkatan udara Ukraina mengatakan menembak jatuh 339 dari 352 pesawat nirawak dan 15 dari 16 rudal yang diluncurkan Rusia dalam serangan di empat wilayah Ukraina.

    Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy  akan membahas pertahanan negara dan tekanan tambahan pada Rusia untuk mengakhiri serangan semacam itu selama kunjungannya ke Inggris.

  • IHSG ditutup melemah seiring pasar cermati eskalasi di Timur Tengah

    IHSG ditutup melemah seiring pasar cermati eskalasi di Timur Tengah

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup melemah seiring pasar cermati eskalasi di Timur Tengah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 23 Juni 2025 – 18:05 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah seiring pelaku pasar masih mencermati eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.

    IHSG ditutup melemah 120,00 poin atau 1,74 persen ke posisi 6.787,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,10 poin atau 1,45 persen ke posisi 753,83.

    “IHSG ditutup melemah, akibat kekhawatiran akan dampak meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan kenaikan harga minyak mentah terhadap ekonomi domestik di tengah melemahnya daya beli masyarakat dan perang tarif,” ujar Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim di Jakarta, Senin.

    Di sisi lain, kekhawatiran pasar bahwa perang akan meluas mereda, karena ada kecenderungan China dan Rusia mendorong gencatan senjata di forum Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

    Meskipun demikian, pelaku pasar masih khawatir dengan potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran yang dapat mendorong kenaikan signifikan pada harga minyak mentah dan gas.

    Dari Jepang, rilis data Jibun Bank Manufacturing PMI Flash bulan Juni 2025 naik menjadi 50,4 dari sebelumnya 49,4 pada Mei 2025. Jibun Bank Services PMI Flash Juni 2025 juga membaik ke level 51,5 dari 51 di Mei 2025.

    Dari Jerman, data HCOB Manufacturing PMI Flash Juni 2025 ke level 49 dari sebelumnya 48,3 di Mei 2025. Dari Inggris, S&P Global Manufacturing PMI Flash Juni 2025 naik ke level 47,7 dari 46,4 di Mei 2025. Demikian juga dengan S&P Global Services PMI Flash Juni 2025 ke level 51,3 dari 50,9 di Mei 2025.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor melemah yaitu paling dalam sektor barang konsumen non primer yang minus 3,36 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor teknologi yang turun masing-masing sebesar 2,97 persen dan sebesar 2,55 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SICO, PNSE, PTMR, RUIS, dan APEX. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IOTF, PTBA, SSTM, CINT, dan AGAR.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.363.337 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,39 miliar lembar saham senilai Rp12,79 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 535 saham menurun, dan 140 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 2,23 poin atau 0,01 persen ke 38.401,50, indeks Hang Seng menguat 158,65 poin atau 0,67 persen ke 23.689,48, indeks Shanghai menguat 21,69 poin atau 0,65 persen ke 3.381,78, dan indeks Strait Times melemah 4,17 poin atau 0,1 persen ke 3.930,64.

    Sumber : Antara

  • Ekonomi AS Diprediksi Terguncang Imbas Ikut Campur Perang Israel Vs Iran

    Ekonomi AS Diprediksi Terguncang Imbas Ikut Campur Perang Israel Vs Iran

    Jakarta

    Dampak perang Israel Vs Iran akan dirasakan juga oleh Amerika Serikat (AS). Apalagi, setelah AS mengebom fasilitas nuklir di Iran

    Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan kenaikan harga minyak imbas konflik timur tengah akan terjadi.

    Meski begitu, pihaknya kini terus melakukan pemantauan terkait dampak ekonomi yang akan ditimbulkan dari hal tersebut.

    “Apa yang biasanya terjadi ketika terjadi gejolak di Timur Tengah adalah lonjakan harga energi, tetapi biasanya akan kembali turun,” ujarnya dikutip dari CNN, Senin (23/6/2025).

    “Hal-hal seperti itu umumnya tidak berdampak lama terhadap inflasi, meskipun tentu saja pada tahun 1970-an dampaknya sangat besar karena adanya serangkaian guncangan besar,” tambah Powell.

    Powel mengatakan kondisi ekonomi AS saat ini lebih kuat dan tidak terlalu bergantung pada minyak luar negeri, berbeda dengan era 1970-an ketika krisis minyak sempat memicu inflasi besar.

    “Ekonomi AS saat ini jauh lebih tidak bergantung pada minyak asing dibandingkan tahun 1970-an,” kata Powell

    Berbeda dengan Powel, para ekonom tidak sepenuhnya yakin konflik ini tidak membawa risiko besar bagi ekonomi AS. Ekonom JPMorgan yang menyatakan, ekonomi AS dan global diperkirakan akan menghadapi beberapa guncangan besar tahun ini imbas pecahnya perang di Timur Tengah.

    Kepala Ekonom Internasional di ING James Knightley, mengatakan konflik Iran-Israel akan menyebabkan lonjakan harga minyak yang dapat dirasakan langsung oleh konsumen AS jika Selat Hormuz ditutup.

    “Salah satu dampak paling langsung bagi konsumen AS akan terjadi jika Selat Hormuz ditutup, yang dapat menyebabkan lonjakan tajam biaya energi karena terganggunya aliran minyak dan gas yang dikirim lewat laut,” terang James.

    Kepala Strategi Ekonomi Morgan Stanley Ellen Zentner meramalkan ekonomi AS akan melambat akibat sentimen tarif impor yang tinggi dan kenaikan harga minyak dunia akibat memanasnya perang Timur Tengah.

    “Dapat memberikan tekanan ke bawah yang kuat pada kemampuan rumah tangga untuk berbelanja, dan itu dapat memperlambat PDB lebih jauh,” ujar Ellen dikutip dari Reuters, Senin (23/6/2025).

    Lembaga Informasi Energi AS (EIA) baru-baru ini menyebut Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman merupakan salah satu titik pengiriman minyak paling penting di dunia.

    Tahun lalu, jumlah minyak yang melewati jalur ini rata-rata mencapai 20 juta barel per hari, atau sekitar 20% dari konsumsi global cairan minyak bumi.

    “Pilihan alternatif untuk mengalirkan minyak jika selat ini ditutup sangat terbatas,” ungkap EIA dalam sebuah artikel online hari Senin.

    Di sisi lain, meski kenaikan harga akibat tarif impor belum terlihat jelas dalam laporan inflasi resmi AS, para ekonom percaya bahwa itu hanya soal waktu.

    Setelah ekonomi global mulai pulih dari pandemi, inflasi pun melonjak di banyak negara. Kondisi ini semakin diperburuk oleh perang Rusia-Ukraina yang membuat harga gas melonjak dan inflasi naik lebih tinggi lagi.

    Situasi serupa bisa saja terulang jika harga minyak dan bensin kembali naik akibat konflik Israel-Iran.

    “Dengan harga barang-barang yang sudah mulai naik karena tarif impor, lonjakan harga bensin akan makin menekan pengeluaran rumah tangga. Ini bisa membuat ekonomi melambat lebih dalam,” kata Knightley

    (hns/hns)

  • Zelensky Makan Siang Bareng Raja Charles III di Istana Windsor

    Zelensky Makan Siang Bareng Raja Charles III di Istana Windsor

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky makan siang dengan Raja Charles III di Kastil Windsor. Pertemuan itu dilakukan setelah Zelensky tiba di London menjelang pertemuan puncak NATO di Den Haag.

    “Mengunjungi Raja sore ini dan tetap makan siang,” kata pernyataan istana Buckingham, dikutip AFP, Senin (23/6/2025).

    Zelensky juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, di antara pejabat lainnya. Ia akan hadir di pertemuan puncak NATO di Den Haag pada hari Selasa dan Rabu.

    Selain pertemuan tingkat tinggi, Zelensky juga akan berbicara dengan personel militer Ukraina yang menjalani pelatihan di Inggris, dan perwakilan lembaga pemikir, kata juru bicaranya.

    Tujuan utama perjalanan tersebut adalah untuk “memperdalam kerja sama pertahanan”, imbuhnya.

    Diketahui, Zelensky tengah berusaha untuk menggalang dukungan bagi negaranya lebih dari tiga tahun setelah Rusia menginvasi.

    Inggris telah menjadi salah satu pendukung Ukraina yang paling setia sejak Rusia menginvasi pada awal tahun 2022, dengan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow dan memasok berbagai paket bantuan militer.

    Tonton juga “Zelensky: Prioritas Ukraina Gencatan Senjata Menyeluruh Tanpa Syarat” di sini:

    (eva/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengamat Ramal Harga Minyak Bisa Tembus US5 per Barel Jika Selat Hormuz Ditutup

    Pengamat Ramal Harga Minyak Bisa Tembus US$145 per Barel Jika Selat Hormuz Ditutup

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat memproyeksikan harga minyak dunia bisa melambung ke level US$145 per barel jika Iran menutup Selat Hormuz. Hal ini tak lepas dari terganggunya jalur pengiriman minyak dunia.

    Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran penting bagi pengiriman minyak. Menurutnya, 20% pengiriman minyak dan gas (migas) dunia melalui selat tersebut.

    Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti menilai jika selat tersebut resmi ditutup imbas memanasnya konflik di Timur Tengah, bakal terjadi disrupsi pasokan global. Apalagi, Iran memiliki kontribusi sekitar 5% terhadap pasokan minyak global.

    Yayan berpendapat, disrupsi pasokan minyak imbas ditutupnya Selat Hormuz bakal lebih dalam dibanding efek dari perang Rusia-Ukraina pada 2022.

    “Kemungkian disrupsinya sekitar 3% hingga 4%, kemungkinan harga minyak jika Selat Hormuz ditutup harga bisa di kisaran US$100 hingga US$145 per barel,” ucap Yayan kepada Bisnis, Senin (23/6/2025).

    Adapun, dilansir dari Reuters, harga minyak dunia sudah mulai bergejolak. Bahkan, melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2025 pada perdagangan pagi ini, Senin (23/6/2025).

    Tercatat, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman terdekat naik US$1,92 atau 2,49% menjadi US$78,93 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,89 atau 2,56% ke posisi US$75,73 per barel.

    Kendati demikian, proyeksi kenaikan harga minyak tersebut bakal bergantung pada berapa lama Selat Hormuz ditutup. Menurutnya, semakin lama selat itu ditutup, semakin parah jika efeknya.

    Dia menilai efek buruk penutupan Selat Hormuz, bahkan bakal menimpa Iran sendiri.

    “Selat Hormuz vital tak hanya untuk perdagangan internasional, tapi bagi Iran sendiri untuk melakukan aktivitas perdagangan internasional. Kalau tutup dalam jangka panjang itu enggak baik bagi ekonomi Iran,” jelas Yayan.

    Yayan berpendapat hal tersebut pun bakal berdampak bagi Indonesia, yakni harga BBM bisa naik. Oleh karena itu, dia mengingatkan agar pemerintah dan para pemangku kepentingan mulai mencari pasokan minyak mentah tak hanya dari Timur Tengah.

    “Strateginya kita kan sudah ada hubungan dagang dengan AS, saya kira harus kita akselerasi impor BBM dari AS atau negara lainnya,” ucap Yayan.

    Sementara itu, Founder & Advisor ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai harga minyak bisa melonjak jika eskalasi di Timur Tengah kian meluas. Artinya, jika konflik meluas dan tak hanya melibatkan Israel, Iran, dan AS, maka harga minyak bisa melambung.

    Namun, jika konflik itu masih terbatas, harga minyak perlahan akan kembali turun.

    “Kalau terbatas, perlahan harga akan kembali turun ke fundamentalnya di kisaran US$60-US$70 per barel. Kalau perang meluas, ya tidak ada yang tahu berapa batas atasnya,” kata Pri Agung.

    Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia. Di satu sisi, pemerintahan Iran sedang dalam pembahasan untuk menutup selat tersebut.

    Penutupan ini telah dibahas oleh Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu (22/6/2025), di mana mereka telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran.

    Selat Hormuz, yang terletak di antara Oman dan Iran, menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Selat ini memiliki panjang hampir 161 kilometer (km) dan lebar 34 km pada titik tersempitnya, dengan jalur pelayaran di setiap arah hanya selebar 3 km.

    Selat Hormuz cukup dalam dan lebar untuk dilalui kapal tanker minyak mentah terbesar di dunia dan merupakan salah satu jalur minyak paling penting di dunia.

    Volume minyak yang mengalir melalui selat ini sangat besar. Jika selat ditutup, hanya sedikit jalur alternatif perdagangan minyak yang tersedia.

    Berdasarkan data U.S. Energy Information Administration (EIA), pada 2024, aliran minyak melalui Selat Hormuz rata-rata mencapai 20 juta barel per hari (bph), atau setara dengan sekitar 20% dari konsumsi minyak bumi global.