Negara: Rusia

  • Lemhannas apresiasi rencana kenaikan anggaran pertahanan nasional

    Lemhannas apresiasi rencana kenaikan anggaran pertahanan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengapresiasi rencana kenaikan anggaran pertahanan Indonesia yang akan dilakukan secara bertahap.

    Tenaga Profesional Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lemhannas Edy Prasetyono mengatakan anggaran merupakan salah satu faktor kekuatan pertahanan suatu negara.

    “Namun, anggaran pertahanan Indonesia tidak masuk dalam peringkat 15 anggaran pertahanan terbesar dunia,” ujar Edy dalam diskusi bertajuk Aktualisasi Astacita untuk Indonesia Emas 2045: Arah Kebijakan Pertahanan Negara Mendorong Percepatan Pembangunan Nasional di Jakarta, Rabu.

    Ia pun mencontohkan bahwa Amerika Serikat (AS), yang memiliki pertahanan sangat kuat mengeluarkan anggaran negara tidak sedikit, yakni 968 miliar dolar AS atau setara dengan Rp15.778 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Anggaran pertahanan itu menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2024.

    Setelah AS, anggaran pertahanan terbesar dunia lainnya tercatat pada China sebesar 476,7 miliar dolar AS atau setara Rp7.770 triliun dan Rusia Rp461,6 miliar dolar AS atau setara Rp7.524 triliun.

    Kemudian, disusul Jerman sebesar 86 miliar dolar AS atau setara Rp1.401 triliun; Inggris 81,1 miliar dolar AS atau Rp1.321 triliun; India 74,4 miliar dolar AS atau Rp1.212 triliun; Arab Saudi 71,7 miliar dolar AS atau Rp1.168 triliun; Prancis 64 miliar dolar AS atau Rp1.043 triliun; dan Jepang 53 miliar dolar AS atau 863,9 triliun.

    Lalu, peringkat selanjutnya ditempati Korea Selatan dengan anggaran pertahanan senilai 43,9 miliar dolar AS atau Rp715,57 triliun; Australia 36,4 miliar dolar AS atau Rp593,32 triliun; Italia 35,2 miliar dolar AS atau Rp573,76 triliun; Israel 33,7 miliar dolar AS atau Rp549,31 triliun, serta Ukraina dan Polandia masing-masing 28,4 miliar dolar AS atau Rp462,92 triliun.

    Sementara itu, anggaran pertahanan Indonesia untuk tahun 2025 tercatat sebesar Rp165,16 triliun, yang dialokasikan pada Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rp53,95 triliun; Markas Besar (Mabes) TNI Rp11,16 triliun; TNI Angkatan Darat Rp57 triliun; TNI Angkatan Laut Rp24,75 triliun; serta TNI Angkatan Udara Rp18,28 triliun.

    Selain anggaran, Edy menambahkan bahwa terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa mendorong kekuatan pertahanan suatu negara, yang terdiri atas kepentingan strategis, penangkalan, dorongan teknologi, posisi tawar-menawar, serta pengembangan nasional.

    “Nah, jadi kalau kita mau mengembangkan kekuatan pertahanan, unsur-unsur ini harus ketemu,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin beserta jajaran memproyeksikan peningkatan anggaran belanja pertahanan dari semula 0,8 persen menjadi 1,5 persen dari pajak domestik bruto (PDB) secara bertahap, dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan di Jakarta, Kamis (16/1).

    “Peningkatan proyeksi anggaran pertahanan nasional, yang sebelumnya 0,8 persen, ini diproyeksikan bisa di atas 1 persen, bahkan sampai 1,5 persen tentunya secara bertahap dan komprehensif,” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Sekretariat Jenderal Kemhan Brigjen TNI Frega F. Wenas Inkiriwang saat jumpa pers dengan wartawan setelah rapat terbatas di Kantor Kemhan.

    Menurut Frega, peningkatan belanja pertahanan di angka 1,5 persen sudah ideal untuk kebutuhan pertahanan seperti membeli alat utama sistem senjata, pembangunan infrastruktur pertahanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pembiayaan strategis lainnya.

    Namun demikian, Frega mengakui untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah. Sebab penetapan belanja pertahanan sebesar 1,5 persen harus didukung oleh kondisi perekonomian yang stabil.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Didesak AS, NATO Akhirnya Dongkrak Belanja Militer Jadi 5% PDB

    Didesak AS, NATO Akhirnya Dongkrak Belanja Militer Jadi 5% PDB

    Jakarta

    Negara-negara yang tergabung dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization_) setuju meningkatkan belanja militer dari 2% menjadi 5% dari produk domestik bruto (PDB).

    Melansir CNBC International, Rabu (25/6/2025), keputusan tersebut merupakan langkah paling tegas yang dilakukan NATO dalam lebih dari satu dekade.

    Dalam deklarasi bersama, blok militer Barat mengatakan bahwa mereka bersatu dalam menghadapi ancaman dan tantangan keamanan yang mendalam. Hal ini khususnya ancaman jangka panjang yang ditimbulkan oleh Rusia terhadap keamanan Euro-Atlantik hingga ancaman terorisme.

    “Sekutu berkomitmen untuk menginvestasikan 5% dari PDB setiap tahunnya untuk kebutuhan inti pertahanan serta pengeluaran terkait pertahanan dan keamanan pada tahun 2035 untuk memastikan kewajiban individu dan kolektif kita,” bunyi deklarasi bersama tersebut.

    Angka 5% tersebut terdiri atas persentase 3,5% dari PDB yang harus dibelanjakan untuk pertahanan murni, sementara sisanya diberikan untuk infrastruktur keamanan dan pertahanan. Hal ini untuk memastikan kesiapan dan ketahanan sipil, inovasi, dan memperkuat basis industri pertahanan.

    Deklarasi tersebut diserta dengan penolakan dari beberapa negara anggota, khususnya Spanyol. Beberapa negara anggota juga belum memenuhi target 2014 untuk membelanjakan 2% dari PDB untuk pertahanan.

    Langkah NATO menaikkan belanja pertahanan dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah dan perang yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Para anggota juga telah didorong agar sekutu Washington, Kanada, dan Eropa, berbagi lebih banyak beban pertahanan kolektif.

    Aliansi pada hari Rabu juga menegaskan kembali komitmen kuatnya untuk pertahanan kolektif. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 bahwa serangan terhadap satu negara adalah serangan terhadap semua negara, menyusul tanda tanya atas keandalan Amerika Serikat dalam hal pilar utama NATO tersebut.

    Dalam pidatonya Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyampaikan perjanjian tersebut akan memicu lompatan dalam pertahanan kolektif aliansi. Menurutnya, para sekutu telah membuat komitmen signifikan untuk menghadapi ancaman signifikan.

    “(Kesepakatan tersebut) tidak hanya akan meningkatkan keamanan kami tetapi juga menciptakan lapangan kerja,” ujar Rutte,

    Sekutu menyadari beratnya ancaman yang dihadapi aliansi, lanjut Rutte, dan bersatu dalam pemahaman bahwa pihaknya perlu melangkah maju untuk tetap aman.

    Menurutnya, Presiden AS Donald Trump juga telah menekankan komitmen Amerika terhadap NATO, namun mengharapkan sekutu Eropa dan Kanada untuk berkontribusi lebih banyak.

    “Keputusan yang dibuat hari ini akan membuat NATO jauh lebih kuat, mereka juga membuat NATO menjadi aliansi yang lebih adil. Tekad sekutu jelas, kita bersama-sama dalam hal ini, berkomitmen pada Pasal 5, dan kita bertekad untuk berdiri teguh,” katanya.

    (shc/hns)

  • Trump Bertemu Zelensky di KTT NATO, Bahas Gencatan Senjata Ukraina-Rusia

    Trump Bertemu Zelensky di KTT NATO, Bahas Gencatan Senjata Ukraina-Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela-sela KTT NATO di Belanda. Keduanya berbincang panjang lebar.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/6/2025), Zelensky mengatakan dirinya berbincang panjang lebar dengan Trump termasuk terkait perang antara Ukraina dan Rusia. Zelensky mengatakan dirinya dengan Trump membahas mengenai gencatan senjata di Ukraina.

    “Kami membahas cara mencapai gencatan senjata dan perdamaian sejati. Kami berbicara tentang cara melindungi rakyat kami,” ujar Zelensky.

    Seorang sumber di kantor kepresidenan Ukraina mengatakan kepada AFP bahwa Zelensky sangat puas telah berbincang panjang lebar dengan Trump sekitar 50 menit. Zelensky disebut berterima kasih ke Trump.

    “Zelensky puas dengan pembicaraan tersebut dan berterima kasih kepada Trump,” kata kantor kepresidenan Ukraina.

    Sementara itu seorang sumber kepada AFP mengatakan kedua pemimpin itu bertemu membahas sanksi tambahan terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina dan pengadaan senjata untuk Kyiv.

    Tonton juga “Trump Ibaratkan Iran-Israel bak Anak-anak yang Berkelahi di Halaman” di sini:

    (whn/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Prabowo dan Presiden Putin deklarasikan kerja sama strategis RI–Rusia di Istana Konstantine Novsky

    Presiden Prabowo dan Presiden Putin deklarasikan kerja sama strategis RI–Rusia di Istana Konstantine Novsky

    Kamis, 19 Juni 2025 19:49 WIB

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam kunjungan kenegaraan di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). Dalam pertemuan bilateral tersebut keduanya mendeklarasikan kerja sama strategis antara Indonesia dan Rusia. ANTARA FOTO/Genta Tenri Mawangi/tom.

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam kunjungan kenegaraan di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). Dalam pertemuan bilateral tersebut keduanya mendeklarasikan kerja sama strategis antara Indonesia dan Rusia. ANTARA FOTO/Genta Tenri Mawangi/tom.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran

    Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran

    Jakarta

    Korea Utara mengecam keras serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama Iran, sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    “Masyarakat internasional yang adil harus menyuarakan kecaman dan penolakan bulat terhadap tindakan konfrontatif AS dan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dikutip kantor berita Yonhap.

    Pyongyang sebelumnya juga telah menyebut serangan rudal Israel terhadap Iran sebagai “tindakan keji.”

    Aliansi Korea Utara–Iran

    Korea Utara yang bersenjata nuklir selama ini menjalin hubungan erat dengan Iran. Selama puluhan tahun, kedua negara diduga mengadakan kerja sama militer, termasuk dalam pengembangan rudal balistik.

    Ilmuwan Iran diketahui telah meningkatkan teknologi hasil kolaborasi tersebut.

    Sekitar dua dekade lalu, Korea Utara mulai mengirimkan tenaga ahli spesialis terowongan bawah tanah ke Iran. Pengalaman mereka berasal dari Perang Korea yang berlangsung pada 1950, di mana Korea Utara membangun banyak fasilitas militer strategis di bawah tanah untuk menghindari deteksi dan serangan musuh.

    Kini, Pyongyang diyakini mengkaji efektivitas desain perlindungan fasilitas bawah tanahnya menyusul penggunaan senjata GBU-57 “massive ordnance penetrator” oleh AS dalam Operation Midnight Hammer terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Fordow di Iran.

    “Saya percaya kesimpulan yang akan diambil Korea Utara adalah bahwa mereka harus mempercepat kemampuan senjata nuklir dan semakin memperkuat lokasi penyimpanan mereka,” lanjutnya.

    Chun juga mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan akan menambah pertahanan udara serta opsi balasan serangan sebagai langkah perlindungan tambahan.

    Peluang kecil bagi dialog

    Ketika ditanya apakah serangan tersebut dapat mendorong Pyongyang kembali ke meja perundingan, Chun menjawab tegas, “Sama sekali tidak. Itu bukan sifat mereka.”

    Namun dia menambahkan, Korea Utara kemungkinan besar juga terkejut dengan ketegasan pemerintahan Donald Trump.

    “Ini adalah Amerika yang belum pernah kita lihat selama bertahun-tahun, dan jelas mengejutkan Korea Utara,” ujarnya. “Prioritas Korut sekarang adalah memastikan hal serupa tidak terjadi terhadap mereka, dan karena itu Pyongyang akan mengamati dengan seksama dan mempercepat program senjata mereka.”

    Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans, Seoul, mengatakan bahwa Pyongyang memahami situasinya berbeda dengan Teheran, baik secara geografis, dukungan sekutu, maupun kemajuan program nuklir.

    “Program nuklir Korea Utara jauh lebih maju, dengan senjata yang mungkin sudah siap diluncurkan melalui berbagai sistem, termasuk ICBM,” kata Easley, merujuk pada rudal balistik atarbenua.

    “Rezim Kim dapat mengancam wilayah dataran AS, dan Seoul berada dalam jangkauan berbagai jenis senjata Korea Utara.”

    Sementara dalam kasus Iran, Israel memanfaatkan keunggulan intelijen, teknologi, dan pelatihan, untuk melumpuhkan pertahanan udara, mengeliminasi personel penting, dan kemampuan serangan balik Iran.

    “Korea Utara akan belajar dari kesalahan Iran. Korea Selatan lebih berhati-hati daripada Israel, dan Cina serta Rusia berada dalam posisi lebih baik untuk membantu Pyongyang dibanding posisi Iran saat ini,” ujar Easley.

    Koordinasi Rusia dengan Iran dan Korea Utara

    Easley menambahkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga akan semakin bergantung pada aliansinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperoleh teknologi senjata terbaru dalam jumlah cukup guna mempertahankan rezimnya.

    “Tidak mengherankan jika Moskow segera menjamu menteri luar negeri Iran setelah serangan AS, dan Putin mengirim Sergei Shoigu untuk bertemu Kim Jong Un saat para pemimpin G7 berkumpul di Kanada,” katanya.

    “Koordinasi Rusia dengan Iran dan Korea Utara menunjukkan bahwa isu keamanan di berbagai kawasan kini semakin saling terkait.”

    Meski begitu, Chun menegaskan bahwa prioritas utama Kim tetaplah keselamatannya sendiri serta kelangsungan satu-satunya dinasti komunis di dunia.

    Kim dikabarkan sangat terkejut ketika Presiden Trump memberi isyarat bahwa militer AS mengetahui lokasi persembunyian pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan mendukung perubahan rezim di Teheran.

    “Kim kini sangat terlindungi dari ancaman ‘serangan asasinasi’, dengan sistem kerahasiaan tinggi atas lokasi dan pergerakannya,” kata Chun.

    “Saya yakin dia akan mempertahankan tingkat kerahasiaan itu, dan memastikan informasi tentang keberadaannya sangat terbatas.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga “Kenapa Ya Kim Jong Un Selalu Mengenakan Jaket Kulit?” di sini:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden minta RSUP Prof Ngoerah bantu pemasukan devisa lewat estetika

    Presiden minta RSUP Prof Ngoerah bantu pemasukan devisa lewat estetika

    Presiden Prabowo Subianto usai meresmikan pusat estetika di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, Rabu 25/6/2025. (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

    Presiden minta RSUP Prof Ngoerah bantu pemasukan devisa lewat estetika
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 16:43 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto meminta RSUP Prof Ngoerah membantu pemasukan devisa melalui pusat estetika yang baru saja diresmikan.

    “Memang misinya … ayo bantu negara jadikan pelayanan estetika sebagai pemasukan devisa,” kata Deputy General Manager Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center Nahla Shihab mengulangi pesan presiden.

    Diketahui Presiden Prabowo di Denpasar, Rabu (25/6), meresmikan pusat kebugaran dan estetika di rumah sakit milik pemerintah, dimana presiden menargetkan agar setelah ini sebanyak-banyaknya baik WNI maupun WNA melakukan perawatan disana.

    Presiden menyatakan dukungan terhadap layanan ini, sebab setiap tahunnya sekitar 600 ribu WNI pergi ke luar negeri untuk wisata estetika, sehingga Indonesia kehilangan 1,8 milyar dolar AS tiap tahunnya.

    “Jadi tadi pesannya beliau, pokoknya terus tingkatkan, terus perbaiki layanannya supaya semakin banyak juga warga yang tadinya keluar negeri untuk datang ke Bali saja, karena disini kita juga ada rawat inap yang seperti hotel,” ujar Nahla Shihab.

    Sebelum peresmian ini, terhitung sejak Februari pusat estetika di RSUP Prof Ngoerah sudah menerima 250 pasien yang seluruhnya adalah WNA seperti dari Australia, Rusia, dan Ukraina.

    Presiden Prabowo kemudian diajak berkeliling gedung lima lantai tersebut untuk memeriksa peralatan canggih mereka yang akan melayani pasien-pasien estetika.

    “Jadi hampir semua layanannya dilihat, kami ada kebugaran dan estetika, jadi untuk kebugarannya kami ada pemeriksaan medis dengan seluruh alat yang super lengkap,” kata Nahla Shihab.

    Saudara Najwa Shihab itu kemudian membawa Presiden Prabowo ke lantai tiga gedung mewah tersebut untuk melihat ruang estetik dan kulit, dimana di dalamnya terdapat laser-laser terbaik yang membuat presiden juga berminat melakukan perawatan.

    “Salah satunya kami ada untuk skin tightening, skin lifting, beliau tertarik banget, lalu juga untuk rejuvinasi, jadi untuk mencerahkan kulit dan lain-lain itu sempat dilihat,” ujarnya.

    Presiden Prabowo juga menemui dokter-dokter bedah plastik RSUP Prof Ngoerah, dan terakhir mengunjungi ruang dental dengan alat terlengkap yang dimiliki rumah sakit pemerintah.

    “Di Indonesia sendiri kurang dari sepuluh dan di Bali itu satu-satunya lab dental digital yang sangat lengkap, karena digital jadi semuanya itu menggunakan komputer mulai proses foto lalu 3D printing, sehingga selain hasilnya yang lebih bagus, lebih akurat juga memotong waktu yang biasanya bisa berminggu-minggu kami disini bisa vinir dalam waktu satu hari,” kata Nahla Shihab.

    “Tadi Pak Prabowo juga tertarik banget bilang wah saya ini kayanya juga perlu periksa disini, mungkin kita perlu perawatan disini, jadi saya bilang oke,” sambungnya.

    Sumber : Antara

  • Politik luar negeri yang dimainkan Prabowo makin berwibawa

    Politik luar negeri yang dimainkan Prabowo makin berwibawa

    Ketua MPR RI Ahmad Muzani di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (25/6/2025). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

    Ketua MPR: Politik luar negeri yang dimainkan Prabowo makin berwibawa
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 13:44 WIB

    Elshinta.com – Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai posisi politik luar negeri yang dimainkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dalam kancah internasional makin berwibawa, khususnya setelah menyampaikan alasannya tak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 ketika berpidato di Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Rusia.

    Menurut dia, pernyataan Presiden Prabowo seperti yang dipidatokan dalam pidatonya di forum ekonomi tersebut sudah benar. Dengan begitu, posisi Indonesia di kancah global makin diperhitungkan.

    “Kita sebagai bangsa besar makin bangga posisinya sebagai bangsa yang diperhitungkan dalam setiap upaya untuk mencapai perdamaian dunia,” kata Muzani di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (25/6).

    Di tengah konflik perang Iran dan Israel, kata dia, Presiden Prabowo tetap menempatkan Indonesia dalam posisi yang nonblok dan bebas aktif. Artinya Indonesia akan tetap mengedepankan dialog dan terlibat ke dalam semua etape perdamaian dunia.

    “Dan terus mengikuti perkembangan ini sehingga kita tidak memblok dalam salah satu blok,” kata dia.

    Muzani mengingatkan kepada Pemerintah untuk tidak boleh lelah dan merasa kalah dalam upaya mencapai perdamaian dunia.

    Dalam perkembangan diplomatik saat ini, dia menilai negara-negara kehilangan semangat diplomasi dan mengedepankan semangat kekuatan.

    “Diplomasi dan dialog adalah cara terbaik untuk kita menyelesaikan semua problem dan perbedaan yang ada di antara negara,” katanya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa dirinya tidak menghadiri KTT G7 bukan karena tidak menghormati G7, yang pada pertemuan kali ini dipimpin oleh Kanada.

    “Saya ditanya, mengapa saya tidak menghadiri (KTT) G7, tetapi saya menghadiri Saint Petersburg Forum 2025, itu bukan karena saya tidak menghormati G7, melainkan saya telah berkomitmen untuk menghadiri forum ini sebelum mereka (G7) mengundang saya,” kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam sesi panel SPIEF 2025 di ExpoForum, St. Petersburg, Rusia, Jumat (20/6).

    Dalam pidato yang sama, Presiden juga meminta pengamat politik untuk tidak mengaitkan kehadirannya di SPIEF di St. Petersburg, Rusia, dengan sikap politik tertentu.

    Presiden menegaskan bahwa garis politik luar negeri Indonesia ialah nonblok dan bebas aktif.

    Sumber : Antara

  • Pengganti WhatsApp Buatan Pemerintah Siap Meluncur

    Pengganti WhatsApp Buatan Pemerintah Siap Meluncur

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp dan Telegram selama ini menjadi dua aplikasi pesan singkat yang ramai digunakan masyarakat untuk berinteraksi di ruang digital.

    Sebentar lagi, keduanya akan kehadiran pesaing yang tak biasa. Pemerintah Rusia akan menggenjot pengembangan aplikasi pengganti WhatsApp dan Telegram.

    Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani aturan baru yang memberi otorisasi terhadap pengembangan aplikasi pesan singkat yang dibekingi pemerintah.

    Aplikasi itu juga akan terintegrasi dengan berbagai layanan pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari upaya Rusia untuk mereduksi ketergantungan dengan platform asing seperti WhatsApp dan Telegram, dikutip dari Reuters, Rabu (25/6/2025).

    Rusia sudah lama menetapkan sikap untuk menggenjot kedaulatan digital dengan mempromosikan layanan-layanan buatan lokal. Upaya mengganti peran platform asing kian krusial setelah perusahaan-perusahaan AS ramai mencabut layanan mereka dari Rusia, menyusul invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022 silam.

    Otoritas Rusia mengatakan aplikasi pesang singkat yang dibekingi pemerintah akan memiliki fungsi-fungsi yang tersemat pada WhatsApp dan Telegram.

    Namun, hal ini juga memicu kontroversi. Para pengkritik pemerintah mengatakan Rusia berupaya meningkatkan kontrol terhadap privasi dan kebebasan berekspresi masyarakatnya melalui aplikasi tersebut.

    Mikhail Klimarev yang merupakan direktur organisasi hak digital masyarakat, Internet Protection Society, mengumbar prediksinya bahwa pemerintah Rusia akan memperlambat kecepatan akses WhatsApp dan Telegram untuk mendorong masyarakat beralih ke aplikasi baru nantinya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Selat Hormuz, Nuklir, dan Eskalasi Krisis

    Selat Hormuz, Nuklir, dan Eskalasi Krisis

    Jakarta

    Geopolitik adalah pelajaran tentang negosiasi dan daya tawar negara dalam percaturan politik dunia. Dalam situasi perang, Iran punya dua tawar dalam negosiasi. Dua-duanya berdampak pada skala perang dan dampaknya terhadap dunia. Pertama adalah selat Hormuz, kedua adalah program nuklir.

    Selat Hormuz

    Selat Hormuz adalah celah sempit, terletak di di antara Oman dan Iran, yang menghubungkan Teluk Persia dan Laut Arab. Panjangnya 39 kilometer, lebarnya 33 hingga 95 kilometer. Selat Hormuz adalah chokepoint terpenting dalam lalu lintas pasokan seperempat minyak dunia. Sekitar 21 juta barel per hari minyak diangkut melalui selat ini, dengan nilai ekonomi mencapai US$ 600 miliar per tahun.

    Selat ini istimewa karena menjadi satu-satunya rute maritim tercepat untuk menyalurkan migas dari negara-negara Teluk ke perairan dunia. Melaui Selat Hormuz, kapal tanker berlayar dari kawasan Teluk ke Laut Arab dan Samudra Hindia, menuju negara-negara tujuan ekspor. Meski berkali-kali menggunakan Selat Hormuz sebagai senjata diplomasi, Iran tidak pernah benar-benar berhasil menutupnya.

    Selama perang Irak-Iran (1980-1988), Iran menebar ranjau di perairan Teluk, tetapi Central Command (CENTCOM) AS berhasil menghancurkannya melalui Operasi Praying Mantis pada 1988. Pada 2012, seiring sanksi embargo Barat, Iran mengancam akan menutup selat Hormuz. Ketua Komisi Ekonomi parlemen Iran mengancam, “kami tidak akan membiarkan setetes pun minyak melalui Selat Hormuz, jika kami dikenai sanksi.”

    Kenyataannya, Iran tidak pernah benar-benar memblokir Selat Hormuz. Iran hanya mengintimidasi kapal-kapal yang melewati selat tersebut, seperti dengan menyita dua kapal pada 2023 dan satu kapal pada 2024. Penutupan Selat Hormuz tidak hanya akan mengganggu pasokan minyak global, tetapi menutup keran ekspor Iran sendiri, yang berarti mengganggu aliran pendapatan utamanya dari ekspor minyak.

    Pasca Operasi Godam Tengah Malam oleh militer AS pada Sabtu (21/6/2025), Iran kembali menebar ancaman untuk menutup Selat Hormuz. Keputusan ini dilaporkan disetujui secara bulat oleh anggota parlemen.

    Akankan Iran membuktikan ancamannya? Jika iya, berapa lama? Apa dampaknya bagi dunia?

    Selama periode panjang ketegangan di kawasan Teluk, Iran telah berinvestasi meningkatkan kapasitas militernya untuk menjaga selat Hormuz dengan kombinasi ranjau, perahu kecil, rudal jelajah antikapal, kapal selam, dan rudal balistik. Sejumlah analis menyebut, meskipun kemampuan militer Iran meningkat dalam beberapa dekade, Iran hanya sanggup menutup Selat Hormuz selama seminggu.

    Dunia, terutama AS, berkepentingan mengamankan jalur minyaknya dari Teluk Persia. Begitu Angkatan Laut AS menyerbu, Iran terpaksa membuka kembali jalur tersebut. Namun, jika Iran berhasil menutup Selat Hormuz lebih lama, dunia akan demam karena gangguan pasokan energi. Harga minyak dipastikan melambung tinggi. Harian terkemuka Turki, Hürriyet, menyebut harga minyak berpotensi melonjak hingga US$130 per barel.

    lanjut ke halaman berikutnya

    Program Nuklir

    Program nuklir dunia, termasuk Iran, tidak terlepas dari konstelasi politik. Sebelum rezim Shah digulingkan oleh revolusi Islam pada 1979, Iran memulai program nuklir untuk energi dengan bantuan AS dan Eropa. Pada 1967, AS memasok reaktor nuklir untuk riset berkapasitas 5 MW. Dikawal AS, Iran menandatangani traktat non-proliferasi (NPT) yang mulai berlaku pada 5 Maret 1970.

    Sejak 1974 hingga 1978, Iran melaksanakan penelitian dan pendidikan nuklir di Universitas Teheran. Rezim Shah menginvestasikan US$1 miliar di pabrik pengayaan uranium Prancis milik Eurodif. Kontrak ditandatangani dengan Kraftwerk Union, anak perusahaan Siemens, untuk membangun dua reaktor berkapasitas 1.200 MW di Bushehr. Dengan Framatome, Iran merundingkan kontrak pembangunan dua reaktor tambahan berkapasitas 900 MW.

    Angin politik berubah setelah revolusi 1979. Di bawah Ayatullah Khomeini, Iran adalah seteru Barat yang paling lantang. Setelah perang dengan Irak (1980-1988), fasilitas nuklir Iran luluh lantak.

    Dibantu Rusia, China, dan Pakistan, Iran merenovasi program nuklirnya, kali ini di bawah ancaman Barat. Iran menandatangani protokol kerja sama nuklir dengan China pada 1985 dan 1990.

    Pada 1995, Iran menyelesaikan protokol kerja sama dengan Rusia untuk pembangunan reaktor Bushehr dan pabrik pengayaan uranium. Iran juga menerima teknologi pengayaan uranium melalui jaringan rahasia yang dijalankan oleh ilmuwan Pakistan, AQ Khan.

    Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencurigai proyek nuklir Iran berkembang ke tujuan non-sipil melalui Proyek Amad. Iran diduga memperkaya uranium untuk mengintegrasikan muatan nuklir dan memproduksi bahan peledak.

    Natanz dibangun sebagai fasilitas pengayaan uranium, Arak dikembangkan sebagai fasilitas produksi air berat. Natanz dapat menyediakan uranium tingkat senjata, Arak membantunya memperoleh plutonium tingkat senjata.

    Sanksi demi sanksi dijatuhkan Barat dan PBB yang dikendalikan AS dan sekutunya. Tetapi, Iran bergeming. Sanksi yang dijatuhkan tidak membuat Iran mati dan proyek nuklirnya gulung tikar. Atas tekanan IAEA, rencana Amad ditutup, tetapi proyeknya berlanjut di bawah Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan (SPND).

    Pada April 2006, Iran mengumumkan berhasil memperkaya uranium hingga tingkat 3,6%. Pada 2009, Barat membocorkan informasi tentang pabrik pengayaan bahan bakar Fordow (FFEP), fasilitas kedua yang telah dibangun Iran selama bertahun-tahun.

    Pada 2016, Iran telah menghasilkan cukup bahan fisil tingkat senjata untuk bom nuklir, dengan pengayaan lebih lanjut, dalam waktu dua atau tiga bulan. Pengayaan uranium Iran mencapai tingkat 60%. Tidak butuh waktu lama mencapai tingkat 90% untuk menghasilkan bom nuklir.

    lanjut ke halaman berikutnya

    Ini dalih Israel menyerbu Iran. Terlepas adakah bukti Iran sudah punya senjata nuklir, perang saat ini membuktikan Iran bukan negara ‘kaleng-kaleng’ dan Israel ketemu lawan tanding sepadan.

    Berbeda dengan Iran, Amerika dan Eropa menerapkan standar ganda terhadap Israel. Israel dibiarkan tidak meratifikasi traktat non-proliferasi (NPT). Israel membangun senjata nuklir, sebagaimana dibocorkan oleh mantan teknisinya, Mordechai Vanunu.

    Ini terungkap dalam artikel heboh di The Sunday Times pada Oktober 1986 bertajuk “Revealed: the secrets of Israel’s nuclear arsenal.” Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) melaporkan, Israel sudah mempunyai 90 hulu ledak nuklir. Jika Iran dan Israel sama-sama telah mempunyai senjata nuklir, terbuka prospek untuk saling menahan diri. Di antara konsensus negara nuklir, mereka sepakat untuk tidak lumat oleh senjata yang dibuat sendiri.

    Dampak bagi Indonesia

    Konflik akan eskalatif jika Iran betul-betul menutup selat Hormuz. Dunia, termasuk Indonesia, akan merasakan dampaknya. Saat pasokan seret, harga minyak melambung.

    Indonesia tidak seperti dulu, saat pecah perang Yom Kippur pada 1973. Ketika Arab-Israel tegang, Indonesia justru menikmat windfall profit dari kenaikan harga minyak dunia.

    Saat itu, status Indonesia adalah eksportir. Sekarang Indonesia importir netto. Setiap kenaikan 1 US$ harga minyak, APBN diperkirakan tekor Rp 1,5 triliun untuk subsidi dan kompensasi.

    Sekarang harga minyak sudah merambat naik mendekati asumsi APBN 2025 sebesar US$ 82 per barel. Jika selat Hormuz ditutup, harga minyak akan melambung di atas US$ 100 per barel. Dunia akan demam. Dampak krisis akan meluas. Krisis energi bisa menjadi pintu masuk bagi krisis politik dan ekonomi.

    Indonesia mengandalkan sebagian impornya dari Timur Tengah, baik minyak mentah maupun produk kilang. Pada 2024, dari total impor crude sebesar 125,7 juta barel, Indonesia mengimpor dari Arab Saudi sebesar 25,6 juta barel (20,3%). Untuk produk kilang, dari 275,2 juta barel impor, Indonesia mengimpor dari Arab Saudi 13,4 juta barel (4,8%), Uni Emirat Arab 12,5 juta barel (4,6%), Qatar 6,5 juta barel (2,3%), Kuwait 3,9 juta barel (1,4%), dan Bahrain 1,2 juta barel (0,4%).

    Ini negara-negara yang jalur pelayarannya melewati Selat Hormuz. Dari total impor, risiko gangguan pasokan dari Selat Hormuz mencapai 16%. Indonesia bisa mengalihkan rute ke alternatif lain, tetapi biaya logistiknya lebih mahal.

    Dampak lain bagi Indonesia adalah tekanan fiskal. Jika harga minyak tembus di atas US$ 100 per barel, Indonesia harus memikul beban subsidi lebih berat. Pada 2024, beban subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 407,1 triliun.

    Bagi APBN yang sudah defisit sejak awal tahun, kondisi ini akan memaksa Pemerintah memangkas subsidi. Ini dilakukan dengan menaikkan harga energi, baik BBM maupun listrik. Di tengah penurunan daya beli, langkah ini bisa menimbulkan gejolak sosial dan politik. Karena itu, pemerintah perlu mengantisipasi potensi krisis ini sejak dini.

    M. Kholid Syeirazi
    Direktur Eksekutif Center for Energy Policy
    Dosen Fakultas Ilmu Administrasi UI

  • Di Balik Kilau Emas: Animo Tinggi Tapi Cadangan Menipis – Page 3

    Di Balik Kilau Emas: Animo Tinggi Tapi Cadangan Menipis – Page 3

    Meskipun tantangan di depan mata, Indonesia tetap menjadi salah satu pemain besar di kancah internasional. Yaitu menduduki urutan ke-enam dunia. Negara dengan cadangan emas terbesar dipegang oleh Australia, yang memiliki 12.000 ton emas.

    Kemudian, Rusia menyusul di peringkat kedua dengan 11.100 ton emas, diikuti Afrika Selatan dengan 5.000 ton emas, Amerika Serikat dan China dengan 3.000 ton emas.

    Jika berbicara soal daerah kaya emas di Indonesia, Papua masih memegang rekor tertinggi. Kawasan tersebut telah menjadi pusat perhatian dunia, salah satunya karena tambang Grasberg milik Freeport.

    Sumbawa menyusul di posisi kedua, lalu wilayah-wilayah di Jawa bagian timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Halmahera. Budi menjelaskan bahwa tidak semua gunung di Indonesia menyimpan emas. Semua tergantung pada kondisi geologis dan proses alam di masa lalu.

    Untuk menemukan emas pun bukanlah perkara menggali tanah sembarangan. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang geologi dan penerapan teknologi eksplorasi modern. Prosesnya dimulai dari pemetaan geologi untuk mengetahui kondisi batuan.

    Lalu dilanjutkan dengan survei geofisika dan pengambilan sampel batuan di permukaan maupun bawah tanah.

    “Dilakukan eksplorasi secara sistematis dan komprehensif mengaplikasikan konsep di atas dan teknologi baik yg sifatnya untuk mengidentifikasi potensi secara regional (skala luas) maupun skala detil,” ujar dia.