Negara: Rusia

  • Rusia Kena Sanksi Terbesar dari Eropa, Kremlin ‘Sumpahi’ Jadi Bumerang

    Rusia Kena Sanksi Terbesar dari Eropa, Kremlin ‘Sumpahi’ Jadi Bumerang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Rusia mengecilkan dampak dari paket sanksi terbaru yang disahkan Uni Eropa terhadap perekonomiannya. Moskow menyebut langkah itu sebagai “ilegal” dan memperingatkan bahwa pembatasan-pembatasan tersebut justru akan berbalik merugikan negara-negara Barat sendiri.

    Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat (18/7/2025), beberapa jam setelah Brussels menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 2022. Paket ini mencakup penurunan batas harga ekspor minyak Rusia dan pembatasan baru terhadap sektor perbankan Rusia.

    “Kami tentu akan menganalisis paket baru ini untuk meminimalkan dampaknya,” kata Peskov dalam konferensi pers, dilansir AFP.

    “Tetapi setiap paket sanksi baru justru menambah efek negatif terhadap negara-negara yang menjatuhkannya,” imbuhnya.

    Sejak Barat pertama kali memberlakukan serangkaian sanksi berat terhadap Rusia sebagai respons atas invasi ke Ukraina, Moskow berulang kali menyatakan bahwa ekonomi domestiknya mampu bertahan dan bahkan terus tumbuh.

    Peskov menegaskan bahwa Rusia telah beradaptasi dengan kehidupan di bawah tekanan sanksi dan memiliki “imunitas” terhadap upaya-upaya pembatasan ekonomi dari negara-negara Barat.

    “Kami sudah mengembangkan semacam kekebalan terhadap sanksi. Kami telah beradaptasi untuk hidup di bawah sanksi,” tegas Peskov.

    Pejabat-pejabat Rusia juga kerap menuduh negara-negara Barat melanggar hukum internasional dengan menjatuhkan sanksi sepihak, dan mengeklaim bahwa Moskow telah berhasil mengatasi hambatan-hambatan tersebut, terutama dalam menjaga ekspor energi serta stabilitas ekonomi makro.

    Meski mengalami kontraksi pada 2022 saat kampanye militer ke Ukraina diluncurkan, ekonomi Rusia dilaporkan kembali tumbuh secara signifikan. Peningkatan pertumbuhan tersebut ditopang oleh belanja besar-besaran pemerintah untuk sektor militer, termasuk pengadaan senjata dan pendanaan pasukan.

    Kremlin menekankan bahwa sanksi justru mendorong Rusia untuk memperkuat kemandirian ekonominya, termasuk dengan memperluas kerja sama perdagangan dengan negara-negara Asia seperti China dan India.

    Namun, sejumlah analis independen dan institusi internasional menyoroti bahwa pertumbuhan tersebut sangat tergantung pada sektor militer dan subsidi negara, sehingga berisiko tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

    Sementara itu, Uni Eropa menyatakan bahwa paket sanksi terbaru ini merupakan salah satu yang paling kuat sejauh ini. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan bahwa sanksi ini bertujuan untuk terus melemahkan kemampuan Rusia dalam melanjutkan perang di Ukraina.

    “Setiap sanksi melemahkan kemampuan Rusia untuk berperang. Pesannya jelas: Eropa tidak akan mundur dalam dukungannya untuk Ukraina. Uni Eropa akan terus meningkatkan tekanan sampai Rusia menghentikan perangnya,” tegas Kallas.

    Paket baru tersebut juga mencakup pemangkasan batas harga minyak ekspor Rusia ke negara ketiga menjadi 15% di bawah harga pasar, serta perluasan daftar hitam terhadap kapal tanker tua yang digunakan Rusia untuk menghindari pembatasan ekspor. Selain itu, sanksi juga menyasar kilang milik Rusia di India, dua bank China, dan melarang kebangkitan kembali pipa gas Nord Stream 1 dan 2.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rekening Warga RI Sasaran Maling, Rp 35 Triliun Lenyap dari Dompet

    Rekening Warga RI Sasaran Maling, Rp 35 Triliun Lenyap dari Dompet

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pencurian mata uang kripto kian menggila. Sepanjang tahun ini, lebih dari US$2,15 miliar atau Rp 35 triliun telah berhasil dicuri.

    Laporan tersebut berasal dari Chainalysis, yang juga menyebutkan pencurian tahun ini jadi yang terbesar dibandingkan 2024. Bahkan diperkirakan total US$4 miliar (Rp 65,2 triliun) bisa tercuri jika tren terus berlanjut, dikutip Jumat (18/7/2025).

    Tercatat pula nilai aset yang dicuri mengalami peningkatan 17% year-to-date dari tahun 2022. Saat itu disebut sebagai tahun terburuk dalam catatan.

    Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsentrasi signifikan korban pencurian. Nasib serupa juga dialami oleh Amerika Serikat (AS), Jerman, Rusia, Kanada, Jepang, serta Korea Selatan.

    Pertumbuhan jumlah korban terbesar dari H1-2024 ke H1-2025 terjadi di Eropa Timur, Timur Tengah serta Afrika Utara (MENA), dan Asia Tengah, Selatan, serta Oceania (CSAO).

    Laporan yang sama juga memetakan nilai pencurian per korban pada tahun ini. AS, Jepang dan Jerman masuk 10 besar daftar tersebut.

    Tambahannya berasal dari Uni Emirat Arab, Chili, India, Lithuania, Iran, Israel dan Norwegia. Bahkan UEA tercatat memiliki nilai curian paling besar mendekati US$80 ribu (Rp 1,3 miliar).

    Salah satu kasus yang menjadi pencurian terbesar adalah peretasan Bybit di DPRK. Dalam laporan itu disebut sebagai pengubah lanskap ancaman tahun 2025 ini.

    Peretasan itu membuat kerugian hingga US$1,5 miliar (Rp 24,4 triliun). Jumlahnya mewakili sebagian besar (69%) dari dana yang berhasil dicuri sepanjang tahun ini.

    Pencurian itu melakukan metode rekayasa sosial. Termasuk dengan infiltrasi layanan terkait kripto lewat personal TI yang disusupi sebelumnya.

    Chainanalysis juga menyebutkan soal strategi mitigasi menghindari pencurian kripto di masa depan. Untuk perusahaan, ditekankan soal budaya keamanan kuat, audit keamanan rutin dan proses penyaringan karyawan agar bisa mengatasi upaya rekayasa sosial.

    Bagi individu, pentingnya menjaga kerahasiaan kepemilikan mata uang kripto. Selain juga melakukan langkah-langkah keamanan teknis, misalnya mengonversi kepemilikan jadi koin privasi atau menggunakan dompet dingin.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hacker Ukraina Klaim Lumpuhkan Infrastruktur IT Pabrik Drone Rusia Gaskar Group

    Hacker Ukraina Klaim Lumpuhkan Infrastruktur IT Pabrik Drone Rusia Gaskar Group

    Bisnis.com, JAKARTA  —  Kelompok peretas (hacker) Ukraina mengklaim telah melumpuhkan infrastruktur TI milik Gaskar Integration, salah satu pemasok drone terbesar bagi militer Rusia. Selain memadamkan jaringan, mereka juga menghancurkan ribuan data teknis terkait produksi drone yang disebut penting untuk operasi militer Negeri Beruang Merah.

    Dilansir dari Register, Jumat (18/7/2025) menurut BO Team (Black Owl), kelompok peretas yang mengumumkan pelumpuhan ini melalui kanal Telegram, mereka “menembus sangat dalam” ke sistem pabrikan drone tersebut, bahkan menyamakan aksinya sebagai aksi pengurangan kekuatan militer (demiliterisasi) hingga kebagian inti.

    Para peretas mengaku sempat mengambil alih jaringan dan server Gaskar Group, mengumpulkan informasi krusial tentang produksi UAV (drone) Rusia — baik yang sedang diproduksi maupun yang baru dalam tahap pengembangan — lalu “menghancurkan semua informasi” yang ada di server, termasuk 10TB file cadangan.

    Selain meretas, BO Team juga menuduh China berperan dalam membantu produksi dan pelatihan spesialis Gaskar Group.

    Kelompok peretas Ukraina juga mengaku berhasil mencuri “seluruh source code” sebelum memusnahkan sistem dan infrastruktur Gaskar. Mereka turut mengunggah dokumen internal yang disebut sebagai kuesioner karyawan rahasia.

    Sampai berita ini dibuat, baik pihak Gaskar Integration maupun Kementerian Pertahanan Ukraina belum memberikan tanggapan atas klaim dan pertanyaan resmi dari media internasional.

    Pada Juni 2025, Perang Rusia vs Ukraina sempat memanas lagi dan membuat kekhawatiran dunia semakin tinggi. Satu hal yang perlu mendapat perhatian lebih dari memanasnya kembali hubungan dua negara tersebut adalah respons AS.

    Saat Ukraina dan Rusia saling menyerang dan mengadakan putaran kedua perundingan pada hari Senin, pemerintahan Trump tampak sangat tenang.

    Laporan ABC News bahkan menyebut bahwa hal ini menandakan adanya perubahan yang jelas namun halus dalam pendekatan AS terhadap mediasi konflik.

    Ilustrasi drone perang

    Untuk diketahui, Presiden Donald Trump tidak memberikan reaksi publik langsung terhadap serangan pesawat tak berawak Ukraina yang dramatis jauh di dalam Rusia.

    Padahal, serangan ini terjadi tepat sebelum delegasi Ukraina dan Rusia bertemu langsung di Istanbul.

    Pertemuan kali ini sebagian besar mengikuti format yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump. Sebab sebelumnya, perwakilan dari kedua negara mengadakan pertemuan pada bulan Mei untuk pertama kalinya sejak bulan-bulan awal perang.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio hadir dalam diskusi awal, yang dengan cepat dianggap sebagai kekecewaan oleh AS.

    Hal tersebut karena Rusia memilih untuk hanya mengirim sekelompok diplomat tingkat kerja untuk mewakili kepentingannya di meja perundingan.

    Namun kali ini, Rubio dan pejabat tinggi pemerintahan Trump lainnya memainkan peran yang lebih kecil dalam pembicaraan tersebut dan memiliki ekspektasi yang lebih rendah lagi.

    Menurut Departemen Luar Negeri, Rubio melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di mana ia “menegaskan kembali seruan Presiden Trump untuk melanjutkan perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina guna mencapai perdamaian abadi.”

    Akan tetapi, departemen tersebut mencatat dalam pernyataan percakapan tersebut bahwa panggilan telepon tersebut dilakukan atas permintaan Lavrov.

    Putaran negosiasi kedua berlangsung singkat dan berakhir tanpa terobosan berarti.

  • Kondisi Ekonomi Indonesia, PPPI: Kita Berlari Tapi Tetap di Tempat

    Kondisi Ekonomi Indonesia, PPPI: Kita Berlari Tapi Tetap di Tempat

    Vietnam menjadi contoh menarik—dulu tertinggal dari Indonesia, kini mampu menyalip lewat konsistensi kebijakan dan keberanian reformasi.

    Umam juga mewanti-wanti ancaman ketidakstabilan global, seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan Timur Tengah, yang dapat memperparah perlambatan ekonomi.

    Ia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan sebesar 4,7% masih belum mampu menjawab kebutuhan penciptaan lapangan kerja dan daya saing industri nasional.

    Di sisi lain, ia menyoroti kelemahan institusional dalam negeri, seperti praktik politik klientelistik dan stagnasi reformasi birokrasi. Demokrasi, katanya, tidak boleh sekadar prosedural. “Negara gagal bukan karena ideologi, tapi karena institusi yang lemah dan politik transaksional,” tegasnya, mengutip Francis Fukuyama.

    Umam menyerukan pentingnya reformasi tata kelola, pembangunan civil service yang profesional, serta pengelolaan anggaran pembangunan yang transparan dan akuntabel. Ia mengingatkan bahwa belanja besar tanpa tata kelola dapat menjadi bumerang yang justru melemahkan ekonomi.

    Ia juga menyesalkan belum dimanfaatkannya pasar domestik Indonesia yang besar untuk membangun basis produksi nasional, terutama dalam menghadapi revolusi kendaraan listrik dan ekonomi hijau. “Ketika saya ke Beijing, semua motor sudah listrik. Di Indonesia, kita masih membicarakan potensi, belum aksi” keluhnya.

    Menurut Umam, Indonesia sebagai negara middle power harus berani menjadi pelopor, bukan sekadar pengikut. Visi kepemimpinan regional yang berdaya saing, berbasis data, dan ditopang oleh institusi kuat menjadi kunci menuju transformasi sejati.

  • IHSG menguat 1,32 persen ditopang saham teknologi

    IHSG menguat 1,32 persen ditopang saham teknologi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG menguat 1,32 persen ditopang saham teknologi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 17 Juli 2025 – 18:10 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada perdagangan Kamis, sebesar 95 poin atau 1,32 persen ke level 7.287.

    Indeks LQ45 juga mencatat kenaikan 1,08 persen atau 8,41 poin ke posisi 787,71. Penguatan ini didorong oleh sentimen positif dari pasar global serta lonjakan saham sektor teknologi.

    “Sektor technology (+7,22 persen) paling kuatnya naiknya, sementara di posisi terendah berada di sektor property & real estate (-0,25 persen),” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, yang dikutip di Jakarta, Kamis.

    Sepanjang perdagangan, sebanyak 355 saham menguat, 234 saham melemah, dan 217 stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp14,29 triliun dan volume perdagangan 24,37 miliar saham.

    Sektor teknologi memimpin penguatan dengan lonjakan sebesar 7,22 persen.

    Sebaliknya, sektor properti dan real estat menjadi satu-satunya yang melemah, turun tipis 0,25 persen.

    Saham-saham big cap seperti Telkom Indonesia (TLKM) turut mengangkat IHSG setelah menguat 4,53 persen ke level Rp2.770, serta Barito Pacific (BRPT) yang melonjak 8,46 persen ke Rp2.180.

    Saham lainnya yang mendominasi penguatan LQ45 adalah Indosat (ISAT), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), dan Alfamart (AMRT).

    Adapun saham-saham yang menjadi pemberat indeks antara lain Vale Indonesia (INCO) yang turun 2,29 persen ke Rp3.420, Semen Indonesia (SMGR) minus 3,57 persen ke Rp2.700, dan Map Aktif Adiperkasa (MAPA) yang terkoreksi 2,84 persen ke Rp685.

    Di samping itu, bursa saham Asia mayoritas menguat setelah Presiden AS Donald Trump membantah kabar pemberhentian Ketua The Fed Jerome Powell dan mengumumkan rencana tarif baru bagi lebih dari 150 negara kecil.

    Para investor juga mencermati lonjakan ekspor Jepang ke Uni Eropa, ASEAN, dan Rusia yang menutupi penurunan ke AS dan China, serta menanti keputusan suku bunga acuan dari Bank Sentral China (PBOC) akhir pekan ini.

    Indeks Nikkei 225 naik 0,60 persen, Shanghai Composite menguat 0,37 persen, dan Straits Times Singapura melonjak 0,69 persen ke 4.160,58. Sementara Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,08 persen.

    Bursa Eropa juga dibuka di zona hijau. Indeks DAX Jerman menguat 0,94 persen, sedangkan FTSE 100 Inggris naik 0,41 persen. Bursa AS turut mencatat penguatan dengan S&P 500 naik 0,32 persen, Dow Jones 0,53 persen, dan NASDAQ Composite 0,25 persen.

    Sumber : Antara

  • Trump Kirim Rudal untuk Ukraina, Rusia Ancam Balas dengan Nuklir

    Trump Kirim Rudal untuk Ukraina, Rusia Ancam Balas dengan Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Rusia dan NATO kembali meningkat setelah juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa doktrin nuklir Rusia tetap berlaku menyusul pengumuman mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang pengiriman senjata canggih ke Ukraina.

    Pernyataan Peskov disampaikan dalam konferensi pers pada Rabu (16/7/2025), hanya dua hari setelah Trump mengumumkan bahwa AS dan sekutu NATO akan memasok peralatan militer bernilai miliaran dolar ke Ukraina, termasuk rudal Patriot. Langkah ini memicu respons keras dari Moskwa, yang selama ini menuduh Barat terus memprovokasi konflik.

    “Doktrin nuklir Rusia tetap berlaku, dan karena itu seluruh ketentuannya masih diterapkan,” kata Peskov kepada wartawan kantor berita milik negara Rusia, Tass.

    Pernyataan itu merujuk pada kebijakan nuklir Rusia yang diperbarui oleh Presiden Vladimir Putin pada Desember 2024, yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Doktrin tersebut menyebut bahwa serangan terhadap Rusia atau sekutunya oleh negara non-nuklir dengan dukungan negara nuklir akan dianggap sebagai agresi bersama, yang dapat dibalas dengan senjata nuklir.

    Dalam konteks ini, dukungan militer langsung dari negara-negara NATO kepada Ukraina, termasuk Amerika Serikat, berpotensi memicu interpretasi agresi bersama menurut standar Rusia.

    Trump, yang sedang berusaha kembali ke Gedung Putih, telah mengambil pendekatan berbeda terhadap konflik Rusia-Ukraina dibanding pendahulunya, Joe Biden. Meski selama ini dikenal lebih terbuka terhadap Moskwa, pekan ini Trump menyatakan bahwa senjata-senjata canggih akan dikirim ke Ukraina melalui pembelian oleh negara-negara Eropa.

    “Kami akan membuat senjata paling canggih, dan itu akan dikirim ke NATO,” ujar Trump dari Gedung Oval pada 14 Juli lalu.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengonfirmasi bahwa perjanjian tersebut mencakup pengiriman rudal, amunisi, dan sistem pertahanan udara, dengan beberapa persenjataan diambil dari stok yang sudah ada. Salah satu komponen penting dari bantuan ini adalah sistem rudal Patriot, yang sangat dibutuhkan untuk mempertahankan Ukraina dari serangan udara Rusia.

    “Pertemuan luar biasa dengan @POTUS hari ini. Kami sudah mulai merealisasikan keputusan dari #NATOSummit dalam skala besar, meningkatkan pengeluaran, produksi, dan dukungan kepada Ukraina. Kebrutalan Rusia harus dihentikan-inisiatif baru ini akan membantu menciptakan perdamaian yang adil dan abadi,” tulis Rutte di platform X.

    Dalam pernyataannya, Peskov juga menyerukan agar Amerika Serikat menggunakan pengaruhnya untuk mendorong Ukraina kembali ke meja perundingan.

    “Dalam hal ini, upaya mediasi utama datang dari Amerika Serikat-Presiden Trump dan timnya. Banyak pernyataan dan ekspresi kekecewaan telah disampaikan, tapi kami tentu berharap ada tekanan juga ke pihak Ukraina,” kata Peskov.

    Ia menambahkan bahwa pertemuan antara Putin dan Trump dapat diselenggarakan dengan cepat, meskipun hingga kini belum ada rencana konkret.

    Trump sebelumnya juga mengultimatum Moskow dengan ancaman tarif yang “sangat berat” jika Rusia tidak menyepakati perdamaian dalam waktu 50 hari.

    Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pihaknya tengah meninjau secara menyeluruh produksi senjata dalam negeri dan implementasi kontrak serta kerja sama pertahanan dengan mitra asing.

    “Saya memimpin rapat sektor pertahanan hari ini: produksi senjata dalam negeri, kesepakatan dengan mitra, dan suplai untuk angkatan bersenjata Ukraina. Kami mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil dalam waktu dekat serta indikator kunci untuk mengukur efektivitas manajemen pertahanan pada akhir tahun ini. Harus ada lebih banyak senjata buatan Ukraina,” tulis Zelensky di X.

    Adapun sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, hubungan Moskow dengan NATO terus memanas. Berbagai peringatan soal kemungkinan eskalasi nuklir berulang kali dilontarkan pejabat Rusia, sementara Barat semakin memperkuat dukungan militer untuk Kyiv.

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jepang Peringatkan Aktivitas Militer China yang Meningkat

    Jepang Peringatkan Aktivitas Militer China yang Meningkat

    Jakarta

    Jepang menyebut Cina sebagai ‘tantangan strategis terbesar’ dalam laporan tahunan pertahanan terbarunya. Jepang menyoroti agresivitas Beijing yang kian meluas serta fokus pada ancaman regional.

    Pejabat Jepang memperingatkan bahwa dunia memasuki era krisis baru, menghadapi tantangan terbesar sejak Perang Dunia II. Mereka mengkhawatirkan intensitas militer Cina yang terus meningkat sebagai ancaman serius bagi keamanan Jepang.

    Pengaruh Rusia di Asia semakin menguat

    Dokumen tersebut memperingatkan peningkatan kemampuan ofensif Korea Utara dan semakin eratnya hubungan strategis dengan Rusia.

    Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani mencatat keterlibatan Rusia dalam operasi militer gabungan dengan Cina, termasuk patroli udara dan laut. Sementara analis menilai bahasa dalam laporan tahunan pertahanan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan militer selama setahun terakhir.

    Menurut Ryo Hinata-Yamaguchi, dosen di Institut Strategi Internasional Universitas Internasional Tokyo, meningkatnya aktivitas Cina, Korea Utara, dan Rusia tahun lalu membuat kekhawatiran Jepang yang lebih eksplisit menjadi hal yang wajar. Ia juga mengatakan bahwa situasi keamanan terus mengalami perubahan.

    Asia Timur memanas dalam interaksi militer Cina-Jepang

    Ketegangan antara pasukan Cina dan Jepang terlihat dari insiden pada 7 Juli ketika pesawat pengintai Jepang YS-11EB dicegat oleh jet tempur-pengebom JH-7 Cina di Laut Cina Timur, dengan jarak 30 meter. Insiden serupa juga terjadi keesokan harinya.

    Tokyo menyampaikan ‘kekhawatiran serius’ atas manuver yang disebut sebagai ‘pendekatan abnormal’, namun Beijing menolak protes tersebut dan menuduh Jepang hampir memata-matai aktivitas militernya.

    Dalam setahun terakhir, kapal dan pesawat penjaga pantai Cina tercatat ratusan kali memasuki perairan sekitar Kepulauan Senkaku, wilayah tak berpenghuni yang dikuasai Jepang, tetapi diklaim Beijing sebagai Kepulauan Diaoyu. Sebuah pelampung besar milik Cina juga ditemukan di perairan sekitar kepulauan tersebut di Laut Cina Timur.

    Jepang hadang jet tempur Cina

    Pada Agustus 2024, pesawat pengintai militer Cina melanggar wilayah udara Jepang di atas Kepulauan Danjo, Prefektur Nagasaki, memicu respons cepat dari jet tempur Jepang. Tokyo menanggapi insiden ini dengan memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar China ke Kementerian Luar Negeri.

    Lalu apa kata Cina?

    Beijing segera menanggapi laporan pertahanan Jepang dengan kecaman, menyebutnya sebagai cerminan ‘persepsi keliru’ yang mencampuri urusan dalam negeri dan menyebarkan narasi ancaman Cina, menurut Global Times.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lin Jian, juga mengingatkan bahwa 2025 menandai 80 tahun kemenangan atas Jepang dalam Perang Perlawanan Rakyat. Ia mendesak Tokyo untuk ‘merenungkan kejahatan sejarahnya’ dan berhenti menggunakan ketegangan regional sebagai dalih memperkuat militernya.

    Jepang perkuat komunikasi strategis dengan AS

    Laporan tahunan Jepang menyatakan bahwa Tokyo berada di situasi yang tepat untuk mencapai target peningkatan anggaran pertahanan menjadi 2% dari PDB pada 2027, naik dari 1,8% saat ini. Meski masih di bawah ambang 5% yang diharapkan AS dari sekutunya.

    Analis Ryo Hinata-Yamaguchi menilai dokumen ini juga menyampaikan pesan tersirat kepada Washington, bahwa Jepang tengah mengambil peran lebih besar dalam pertahanannya dan ingin meyakinkan AS akan komitmennya sebagai sekutu yang dapat diandalkan.

    Rusia – Cina pamer kekuatan di tengah ketegangan regional

    Profesor Yakov Zinberg menyebut laporan pertahanan tahunan Jepang menggambarkan kekhawatiran atas potensi aliansi militer Cina, Korea Utara, dan Rusia.

    Ia menilai latihan gabungan antara Cina-Rusia yang kian intens bertujuan menunjukkan kekuatan untuk menekan Jepang. Bahkan salah satu manuvernya adalah mengelilingi kepulauan Jepang.

    Zinberg juga menyoroti kekhawatiran Tokyo terhadap komitmen keamanan AS di bawah Presiden Trump yang dinilai tidak dapat diprediksi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Levie Wardana

    Editor: Prita Kusumaputri

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Serahkan 1.000 Jenazah Tentara Ukraina

    Rusia Serahkan 1.000 Jenazah Tentara Ukraina

    Jakarta

    Otoritas Rusia menyerahkan jenazah 1.000 tentara kepada Ukraina pada hari Kamis (17/7), sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai dalam perundingan damai bulan lalu.

    Dua putaran negosiasi di Istanbul, Turki antara Moskow dan Kyiv gagal menghasilkan kemajuan menuju gencatan senjata. Namun, kesepakatan itu menghasilkan pertukaran tahanan skala besar dan kesepakatan untuk mengembalikan jenazah tentara yang tewas.

    “Menyusul kesepakatan yang dicapai di Istanbul, 1.000 jenazah tentara Ukraina lainnya diserahkan kepada Ukraina hari ini,” tulis negosiator Rusia dan pejabat Kremlin, Vladimir Medinsky, di Telegram, dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (17/7/2025).

    Sementara Ukraina menyerahkan 19 tentara Rusia yang tewas, tambahnya.

    Medinsky mengunggah foto-foto yang memperlihatkan orang-orang berpakaian medis putih mengangkat kantong jenazah putih dari belakang truk berpendingin.

    Pertukaran tentara yang ditangkap dan pemulangan jenazah telah terjadi secara berkala selama konflik Rusia-Ukraina. Pertukaran ini merupakan satu-satunya diplomasi yang berhasil antara kedua belah pihak.

    Meskipun mendapat tekanan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rusia telah menolak seruan gencatan senjata dan kedua belah pihak tampaknya masih belum mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Kyiv menganggap tuntutan tersebut tidak dapat diterima dan mempertanyakan pentingnya negosiasi lebih lanjut, jika Moskow tidak bersedia memberikan konsesi.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: “Nasihat” Trump ke Zelenskyy Soal Rencana Ukraina Serang Rusia

    Video: “Nasihat” Trump ke Zelenskyy Soal Rencana Ukraina Serang Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump, disebut memberi nasehat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam rencana serangan ke Rusia. Walaupun bersitegang dengan Rusia, kabarnya Trump meminta Zelenskyy untuk tidak menargetkan Moskow.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 17/07/2025) berikut ini.

  • Video: Abaikan Ultimatum Trump, Rusia Tetap Serang Drone ke Ukraina

    Video: Abaikan Ultimatum Trump, Rusia Tetap Serang Drone ke Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia kembali menghujani Ukraina dengan ratusan drone, Artileri, dan Rudal balistik dalam serangan besar-besaran pada Selasa (15/07/2025) malam hingga Rabu (16/07/2025) pagi waktu setempat.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 17/07/2025) berikut ini.