Negara: Rusia

  • Zona Megathrust Indonesia Lebih Berbahaya Dibandingkan Rusia

    Zona Megathrust Indonesia Lebih Berbahaya Dibandingkan Rusia

    Bisnis.com, JAKARTA – Rabu 30 Juli 2025, Gempa dahsyat guncang Kamchatka, Rusia Timur berkekuatan magnitudo 8,7 dan memicu tsunami di Samudra Pasifik.

    Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam catatan sejarahnya, sebelumnya di Kamchatka sudah pernah terjadi gempa dahsyat kekuatan magnitudo 9,0 yang memicu tsunami setinggi 18 meter dan menewaskan lebih dari 2.300 orang.

    Dia mengatakan, jika dihitung lamanya kekosongan gempa besar atau seismic gap di Kamchatka sejak 1952 hingga saat ini ternyata usia seismic gapnya baru berusia 73 tahun.

    Sebagai perbandingan untuk ancaman megathrust di Indonesia, zona Seismic Gap Megathrust Selatan Banten & Selat Sunda kini sudah berusia 267 tahun.

    Gempa megathrust yang memicu tsunami terakhir tahun 1957 dan zona Seismic Gap Megathrust Mentawai & Siberut berusia 227 tahun karena gemba besar megathrust yg memicu tsunami terakhir tahun 1797.

    Megathrust Selat Sunda dan Mentawai usianya sudah lebih dari 200 tahun dan belum rilis energi gempa besar, yang tampaknya tinggal menunggu waktu.

    “Zona Megathrust kita sebenarnya jauh lebih mengkhawatirkan daripada Zona Megathrust lain di dunia,” ujarnya dikutip dari akun instagramnya.

    Istilah megathrust merujuk pada gabungan antara “mega” yang berarti besar dan “thrusting” yang merujuk pada mekanisme gempa yang naik ke atas dan berpotensi memicu tsunami. Dengan begitu, artinya menjadi potensi gempa yang dahsyat yang dapat menimbulkan tsunami.

    Untuk memahami potensi gempa, beberapa bukti riset dapat dijadikan acuan, yakni:

    Pertama, adalah sejarah kegempaan, yaitu tentang histori kegempaan yang pernah terjadi di daerah tersebut;

    Kedua, data pengamatan pola kegempaan saat ini. Pada dasarnya, daerah yang berpotensi mengalami gempa besar di masa depan cenderung memiliki aktivitas kegempaan yang tidak terlalu banyak saat ini;

    Ketiga, akumulasi regangan yang terjadi yang dapat diukur melalui pengamatan deformasi, termasuk pengamatan GPS yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan BRIN.

  • India Kabarnya Nggak Takut Ancaman Trump, Tetap Beli Minyak Rusia

    India Kabarnya Nggak Takut Ancaman Trump, Tetap Beli Minyak Rusia

    Jakarta

    Pemerintah India kabarnya tidak takut terhadap ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal beli minyak dari Rusia. Kabarnya, India tetap membeli minyak mentah dari Rusia, tidak peduli ancaman sanksi dari Trump.

    Menurut laporan Reuters yang mengutip New York Times, Sabtu (2/8/2025), dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump sebelumnya menyampaikan bahwa India akan menghadapi hukuman tambahan atas pembelian senjata dan minyak Rusia.

    Dalam hal ini Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% kepada negara-negara yang membeli minyak Rusia kecuali Moskow mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.

    Padahal Rusia adalah pemasok utama minyak India, yang bertanggung jawab atas sekitar 35% dari total pasokan minyak India. Namun, tidak lama setelah itu Trump kemudian mengatakan bahwa dirinya tidak peduli terkait apa pun yang dilakukan India dengan Rusia.

    Hingga Jumat (1/8) kemarin, Trump kembali mengatakan kepada wartawan bahwa ia mendengar India tidak akan lagi membeli minyak dari Rusia. Mengindikasikan ancamannya kepada India berhasil meski ia sudah tidak perduli lagi.

    Menanggapi pernyataan itu, dua pejabat senior India mengatakan tidak ada perubahan kebijakan terkait importasi minyak mentah negaranya. Menunjukkan bagaimana India akan tetap membeli minyak dari Negeri Beruang Merah itu.

    “Pemerintah tidak memberikan arahan apa pun kepada perusahaan minyak untuk mengurangi impor dari Rusia,” kata seorang pejabat India kepada New York Times, dikutip dari Reuters, Sabtu (2/8/2025).

    Meski begitu, Reuters belum memverifikasi laporan tersebut. Sebab baik Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri India, dan Kementerian Perminyakan dan Gas Alam tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Getok Tarif 25% & Ancam Hukum India

    Sebelumnya pada Kamis (31/7) kemarin Trump juga sudah menggetok tarif 25% untuk semua barang-barang dari India ke AS, berlaku mulai 1 Agustus 2025.

    Tarif 25% tersebut berlaku mulai 1 Agustus 2025. Tarif yang dijatuhkan Trump kepada India, salah satu mitra dagang utama AS, sedikit lebih rendah dari sebelumya sebesar 26%.

    Bukan cuma tarif 25%, Trump juga akan menjatuhkan penalti alias hukuman kepada India. Alasannya, pertama, Trump menilai India menerapkan kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap AS.

    Kedua, karena India membeli peralatan militer dan energi dari Rusia. Namun, Trump tidak menegaskan hukuman seperti apa yang akan dijatuhkan kepada India.

    “Selain itu, mereka selalu membeli sebagian besar peralatan militer mereka dari Rusia, dan merupakan pembeli energi terbesar Rusia, bersama China, di saat semua orang ingin Rusia menghentikan pembunuhan di Ukraina – semuanya tidak naik!” tegas Trump, dikuti dari CNBC.

    (igo/hns)

  • Rusia Targetkan Modernisasi 75 Bandar Udara hingga Tahun 2030

    Rusia Targetkan Modernisasi 75 Bandar Udara hingga Tahun 2030

    JAKARTA – Rusia berencana untuk memodernisasi setidaknya 75 bandar udara hingga tahun 2030, kata Perdana Menteri Mikhail Mishustin dalam kunjungan ke lokasi pembangunan terminal baru di Bandara Internasional Blagoveshchensk.

    “Konektivitas antara wilayah-wilayah Rusia adalah prioritas penting. Itulah mengapa kami melakukan rekonstruksi infrastruktur bandara dan lapangan terbang berskala besar di seluruh negeri,” jelas PM Mishustin, melansir TASS 27 Juli.

    “Sejak awal tahun ini, empat terminal baru telah diresmikan dan telah melayani penerbangan – di Novokuznetsk, Tyumen, Petropavlovsk-Kamchatsky, dan Mineralnye Vody,” ungkapnya.

    “Berdasarkan arahan presiden, setidaknya 75 fasilitas lapangan terbang harus dimodernisasi pada tahun 2030. Hampir semua wilayah di Timur Jauh Rusia termasuk dalam program ini,” jelas PM Mishustin.

    Dia mencatat, sekitar 20 fasilitas lapangan terbang telah ditingkatkan selama enam tahun terakhir, dengan lebih dari 20 peningkatan tambahan yang direncanakan selama lima tahun ke depan.

    Selain itu, PM Mishustin juga menekankan peran investasi swasta dalam upaya modernisasi bandara ini.

    Dalam rapat pengembangan infrastruktur lapangan terbang dan bandara pada Bulan Mei, PM Mishustin mengatakan, bandara yang modern, lengkap dan mudah diakses sangat penting untuk meningkatkan konektivitas negara, membuat perjalanan udara lebih mudah diakses oleh warga negara, dan mendorong pembangunan ekonomi di wilayah-wilayah Rusia, mengutip situs Pemerintah Rusia.

    “Penting bahwa bandara-bandara tersebut haruslah kompleks modern dengan layanan yang nyaman, logistik yang memadai, lounge yang nyaman, dan peluang untuk mendapatkan bagasi dengan cepat. Semua ini harus dipertimbangkan dalam merancang fasilitas tersebut, yang, omong-omong, telah dilakukan, sebagai contoh, di kompleks ini,” tandasnya.

  • Patung Trump Terbakar Api Amarah Warga Brasil gegara Tarif Tinggi

    Patung Trump Terbakar Api Amarah Warga Brasil gegara Tarif Tinggi

    Jakarta

    Tarif dagang yang ditentukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat warga Brasil marah. Mereka menilai tarif dagang diberlakukan kepada Brasil bermuatan politik.

    Akibatnya, warga Brasil menggelar aksi sambil membakar patung Donald Trump. Pembakaran patung Donald Trump dilakukan di sejumlah kota di Brasil.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/8/2025), aksi-aksi protes anti-Trump tersebut diadakan pada Jumat (1/8) waktu setempat. Aksi digelar di Sao Paulo, dan Rio de Janeiro.

    Meski dihadiri sedikit orang, demonstrasi tetapi mencerminkan kemarahan yang meluas atas keputusan Trump untuk mengenakan tarif dagang 50 persen pada Brasil, dan menjatuhkan sanksi kepada seorang hakim tinggi. Trump secara terbuka mengakui bahwa ia menghukum Brasil karena mengadili sekutu politiknya, mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro.

    Bolsonaro saat ini sedang diadili atas tuduhan merencanakan kudeta setelah gagal memenangkan pemilihan ulang pada tahun 2022. Para pendukung Bolsonaro pernah menyerbu gedung kongres Brasil pada Januari 2023, mengacak-acak gedung dan menyerang polisi. Adegan tersebut mengingatkan pada serangan para pendukung Trump di Gedung Capitol AS, dua tahun sebelumnya.

    Seorang jenderal Brasil telah memberikan bukti bahwa para terduga pelaku juga ingin membunuh Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva dan beberapa pejabat publik lainnya.

    Brasil Kena Tarif 50%Donald Trump. REUTERS/Kent Nishimura

    Trump menyebut persidangan tersebut sebagai “perburuan penyihir” dan Departemen Keuangannya telah menjatuhkan sanksi kepada Hakim Agung Alexandre de Moraes sebagai tanggapan.

    Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif 50 persen atas impor Brasil, dengan alasan “persekusi bermotif politik” yang dilakukan Bolsonaro.

    Kebijakan tarif ini keluar setelah serangkaian ketegangan antara Trump dan Lula, yang menyebut Trump sebagai kaisar yang tidak diinginkan. Pemerintah Lula segera menyatakan dukungannya pada Moraes dan menyebut sanksi AS sebagai tindakan yang tak bisa diterima.

    Dalam pernyataan resmi, pemerintah Brasil menyebut tindakan pemerintah AS yang menjadikan alasan politis sebagai pertimbangan perdagangan tidak bisa dibenarkan. Lula menyatakan Brasil bersedia bernegosiasi soal perdagangan, tapi juga akan mempertahankan haknya untuk membela diri.

    Pernyataan Lula tersebut menjadi sinyal adanya tindakan balasan tarif. Namun, Trump mengingatkan jika Brasil berani membalas, maka AS tak akan tinggal diam.

    Selain Brasil, India juga masuk dalam daftar negara yang menghadapi sanksi dagang dari AS. Trump menuding India memiliki surplus dagang yang besar dan tetap menjalankan hubungan dagang dengan Rusia.

    Pada Rabu (30/7), ia mengumumkan tarif sebesar 25% untuk produk India, serta “hukuman tambahan” karena pembelian minyak dari Rusia, yang menurut Trump ikut mendanai perang di Ukraina.

    Meski begitu, Trump masih menyebut India sebagai sekutu. Di platform Truth Social, ia menulis: “India adalah teman kita,” tetapi seraya menambahkan bahwa “tarif India terhadap produk AS terlalu tinggi.”

    Halaman 2 dari 2

    (dek/rfs)

  • Pemprov Buka Jakarta World Folklore Festival, Bakal Ada Parade di CFD

    Pemprov Buka Jakarta World Folklore Festival, Bakal Ada Parade di CFD

    Jakarta

    Parade budaya internasional bertajuk Jakarta World Folklore Festival (JWFF) 2025 resmi dibuka. Pemprov DKI Jakarta berharap melalui gelaran ini masyarakat dapat lebih terbuka wawasannya terhadap budaya dari negara lain.

    Gelaran ini berkolaborasi dengan organisasi internasional di bawah naungan UNESCO yang bergerak di bidang festival budaya rakyat, yakni Conseil International des Organisations de Festivals de Folklore et d’Art Traditionnels (CIOFF).

    “Tentunya untuk satu, membawa Jakarta sebagai kota global dunia, dimana salah satu ukurannya tentu adalah pengalaman berbudaya,” kata staf khusus Gubernur-Wagub DKI Jakarta bidang komunikasi publik, Chico Hakim, saat gala dinner dan pembukaan JWFF 2025 di Balai Kota, Jakarta, Sabtu (2/8/2025) malam.

    Festival berskala internasional ini diharapkan menjadikan Indonesia sebagai pusat budaya dunia, memperkuat pemahaman antarbangsa, serta mendorong perdamaian global melalui seni dan budaya rakyat. Kegiatan ini juga menjadi ajang menarik bagi berbagai negara untuk berpartisipasï dan merayakan keberagaman budayanya.

    “Pengalaman budaya terkait juga dengan kesenian, dan bagaimana Jakarta bisa menjadi tuan rumah dari kegiatan-kegiatan seni internasional yang mendatangkan penari atau budayawan atau seniman dari mancanegara,” ucapnya.

    “Pesannya utamanya dari Pak Pramono Anung adalah bagaimana kita supaya bisa menjadi kota yang berbudaya,” ungkap Chico.

    “Budaya ini menerima budaya-budaya dari luar, dari mancanegara, yang kemudian untuk hadir di sini, dan menjadikan warga kita, warga yang melek terhadap kebudayaan dan kesenian, bukan hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri,” lanjut dia.

    JWFF 2025 digelar sejak 1-6 Agustus 2025, rangkaiannya terdiri dari parade saat car fee day (CFD) di Bundaran HI, Minggu (3/8), penampilan di Senayan Park, berkunjung ke sekolah di Jakarta, hingga berwisata di Taman Mini Indonesia Indah dan Ancol.

    “Semuanya bebas untuk dinikmati oleh seluruh warga Jakarta, maupun warga-warga dari luar Jakarta yang datang ke Jakarta,” tutur Chico.

    Kegiatan untuk mendukung terciptanya perdamaian global melalui seni dan budaya rakyat. Diketahui ada enam delegasi yang dilibatkan, yakni Indonesia, Korea Selatan, Jepang, Bulgaria, Rusia dan India.

    “Kegiatan seperti ini diharapkan oleh Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur untuk bisa mendatangkan turis atau wisatawan lokal, maupun mancanegara yang tentunya akan meningkatkan perekonomian Jakarta,” imbuhnya.

    (ond/rfs)

  • India Tetap Beli Minyak Rusia Meski Diancam Trump

    India Tetap Beli Minyak Rusia Meski Diancam Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – India akan tetap membeli minyak dari Rusia meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi.

    Melansir Reuters, Sabtu (2/8/2025), sikap India tersebut disampaikan oleh dua pejabat pemerintah India yang enggan disebutkan namanya.

    “Ini adalah kontrak minyak jangka panjang,” kata salah satu sumber. “Tidak semudah itu untuk menghentikan pembelian secara tiba-tiba.”

    Bulan lalu, dalam posting di Truth Social, Trump mengindikasikan bahwa India akan menghadapi sanksi tambahan atas pembelian senjata dan minyak Rusia. Pada Jumat, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia mendengar India tidak akan lagi membeli minyak dari Rusia.

    The New York Times pada Sabtu memberitakan bahwa dua pejabat India senior yang tidak disebutkan namanya, mengatakan tidak ada perubahan dalam kebijakan pemerintah India. Salah satu pejabat mengatakan bahwa pemerintah tidak memberikan arahan kepada perusahaan minyak India untuk mengurangi impor dari Rusia.

    Pekan ini, Reuters melaporkan bahwa perusahaan pengolah minyak milik negara India menghentikan pembelian minyak Rusia dalam sepekan terakhir setelah diskon menyempit pada Juli.

    “Dalam hal kebutuhan pasokan energi kami … kami melihat apa yang tersedia di pasar, apa yang ditawarkan, dan juga situasi atau kondisi global yang berlaku,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal kepada wartawan selama briefing rutin pada Jumat.

    Jaiswal menambahkan bahwa India memiliki kemitraan yang stabil dan teruji waktu dengan Rusia, dan bahwa hubungan New Delhi dengan berbagai negara didasarkan pada nilai-nilai masing-masing dan tidak boleh dilihat melalui kacamata negara ketiga.

    Pemerintah AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut.

    Perusahaan pengolahan minyak India mulai mengurangi impor minyak mentah Rusia karena diskon menyusut ke level terendah sejak 2022, saat sanksi Barat pertama kali diberlakukan terhadap Rusia, akibat penurunan ekspor Rusia dan permintaan yang stabil, menurut sumber yang dikutip awal pekan ini.

    Perusahaan pengolahan minyak negara India – Indian Oil Corp, Hindustan Petroleum Corp, Bharat Petroleum Corp, dan Mangalore Refinery Petrochemical Ltd,- tidak mencari pasokan minyak mentah Rusia dalam seminggu terakhir, kata empat sumber yang familiar dengan rencana pembelian perusahaan pengolah minyak kepada Reuters.

    Pada 14 Juli 2025, Trump mengancam akan memberlakukan tarif 100% terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia kecuali Rusia mencapai kesepakatan damai besar dengan Ukraina. Rusia merupakan pemasok utama minyak ke India.

    Rusia tetap menjadi pemasok minyak terbesar ke India selama 6 bulan pertama tahun 2025, menyumbang sekitar 35% dari total pasokan minyak India, diikuti oleh Irak, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

    India, sebagai importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, menerima sekitar 1,75 juta barel per hari minyak Rusia pada Januari-Juni 2025, naik 1% dibandingkan tahun lalu, menurut data yang diberikan kepada Reuters oleh sumber-sumber.

    Nayara Energy, pembeli utama minyak Rusia, baru-baru ini dikenai sanksi oleh Uni Eropa karena kilang tersebut mayoritas sahamnya dimiliki oleh raksasa migas Rusia, Rosneft.

  • AS Siap Hadapi Perang Nuklir

    AS Siap Hadapi Perang Nuklir

    GELORA.CO – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ia tidak bisa menganggap enteng pembicaraan tentang senjata nuklir dan bahwa AS harus selalu “siap sepenuhnya” menghadapi potensi konfrontasi apa pun, termasuk perang dengan senjata pemusnah massal tersebut. Hal ini disampaikan Trump sebagai tanggapan atas apa yang ia sebut sebagai “ancaman” yang tidak pantas dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

    Berbicara kepada para wartawan di Gedung Putih, Trump menjelaskan perintahnya untuk menempatkan dua kapal selam nuklir lebih dekat ke perairan Rusia, dengan mengatakan bahwa langkah itu diperlukan demi menjamin keamanan nasional.

    “Ya, kami harus melakukannya. Kami harus berhati-hati. Sebuah ancaman telah dilontarkan, dan kami pikir itu tidak pantas,” kata Trump, sebagaimana dilansir RT. “Jadi, saya mengambil langkah itu demi keselamatan rakyat kami. Ancaman telah dilontarkan oleh mantan presiden Rusia, dan kami akan melindungi rakyat kami.”

    “Nah, Anda tinggal baca saja apa yang dia (Medvedev) katakan. Dia bicara soal nuklir. Kalau bicara nuklir, kita harus siap. Dan kita sudah benar-benar siap.”

    Sebelumnya, pada Jumat, Trump mengumumkan melalui sebuah unggahan di Truth Social bahwa ia telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir AS ke apa yang disebutnya sebagai “wilayah yang tepat,” sebagai tanggapan atas pernyataan Medvedev di media sosial. Trump mengecam retorika mantan pemimpin Rusia itu sebagai “bodoh dan provokatif,” serta memperingatkan bahwa “kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan.”

    Perselisihan memanas setelah Trump menyebut Medvedev sebagai pemimpin yang “gagal” dan memperingatkannya untuk “berhati-hati dalam berbicara.” Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menanggapi dengan pesan keras yang memperingatkan agar tidak memprovokasi Moskow terlalu jauh, merujuk pada sistem pembalasan nuklir otomatis ‘Perimetr’ yang legendaris—yang berasal dari era Soviet dan diperkirakan masih ada di Rusia.

    “Dan tentang ‘ekonomi mati’ India dan Rusia, serta ‘memasuki wilayah yang sangat berbahaya’—ya, biarkan dia mengingat film-film favoritnya tentang ‘orang mati berjalan’, dan betapa berbahayanya ‘Dead Hand’ yang legendaris itu,” tulis Medvedev.

    Meskipun Rusia belum pernah secara resmi mengonfirmasi keberadaan sistem ‘Dead Hand’, para analis Barat secara luas meyakini bahwa sistem ini berfungsi sebagai pencegah terakhir jika terjadi serangan yang memutus rantai kepemimpinan Rusia.

    Sistem ini memastikan Rusia tetap dapat melancarkan serangan nuklir balasan sekalipun kepemimpinannya telah musnah.

    Gedung Putih dan Pentagon belum memberikan komentar lebih lanjut, dan klaim Trump tentang penempatan ulang kapal selam tersebut tidak dapat diverifikasi, mengingat lokasi pasti dan area patroli kapal selam nuklir AS merupakan rahasia militer yang sangat dijaga.

  • Kala Trump dan Eks Presiden Rusia Saling Ancam Kerahkan Nuklir

    Kala Trump dan Eks Presiden Rusia Saling Ancam Kerahkan Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan perintah pengerahan dua kapal selam nuklir pada Jumat (1/8) waktu setempat. Trump menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya “pernyataan yang sangat provokatif” dari eks presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev.

    Trump mengumumkan pengerahan kapal selam nuklir itu dalam sebuah unggahan pada Jumat (1/8) di platform Truth Social miliknya. Ia tidak merinci secara spesifik ke mana kapal selam tersebut akan ditempatkan atau kemampuan apa yang dimiliki kapal selam tersebut.

    “Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang sesuai, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu,” tulis Trump.

    “Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satunya,” tambahnya, dilansir ABC News, Sabtu (2/8/2025).

    Awal Mula

    Trump dan Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, telah berseteru di media sosial selama beberapa hari terakhir. Namun, ribut-ribut itu memanas setelah Medvedev mengatakan agar Trump mengingat bahwa Rusia memiliki kemampuan serangan nuklir era Uni Soviet sebagai pilihan terakhir.

    Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Dia kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusi (Foto: Sputnik/Valentin Yegorshin/Pool via REUTERS)

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/8/2025), hal ini disampaikan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin itu setelah Trump meminta Medvedev untuk “berhati-hati dengan ucapannya.”

    Trump, dalam sebuah unggahan di media sosial Truth miliknya, mengkritik tajam Medvedev. Ini disampaikan Trump setelah Medvedev mengatakan bahwa ancaman Trump untuk menjatuhkan tarif hukuman kepada Rusia dan para pembeli minyaknya adalah “permainan ultimatum”, dan selangkah lebih dekat menuju perang antara Rusia dan Amerika Serikat.

    “Beri tahu Medvedev, mantan Presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih Presiden, untuk berhati-hati dengan ucapannya. Dia memasuki wilayah yang sangat berbahaya!” tulis Trump, dalam peringatannya kepada Medvedev, dilansir kantor berita Reuters.

    Sebelumnya pada 29 Juli, Trump mengatakan Rusia memiliki “10 hari dari hari ini” untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina atau akan dikenakan tarif, bersama dengan para pembeli minyaknya. Moskow, yang telah menetapkan persyaratan perdamaiannya sendiri, sejauh ini belum mengindikasikan akan mematuhi tenggat waktu Trump.

    Pernyataan Trump itu ditanggapi keras oleh Medvedev. “Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia: 50 hari atau 10 hari… Dia harus ingat 2 hal: 1. Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri,” tulis Medvedev di media sosial X awal pekan lalu.

    Kemudian dalam postingannya pada hari Kamis (31/7) waktu AS, Trump mengatakan ia tidak peduli apa yang dilakukan India — salah satu pembeli minyak terbesar Rusia bersama China — terhadap Rusia.

    “Mereka bisa bersama-sama menghancurkan ekonomi mereka yang mati, terserah saya. Kita hanya berbisnis sedikit dengan India, tarif mereka terlalu tinggi, termasuk yang tertinggi di dunia. Demikian pula, Rusia dan AS hampir tidak berbisnis bersama. Mari kita pertahankan seperti itu,” ujarnya.

    Medvedev pun merespons dengan mengatakan bahwa pernyataan Trump tersebut menunjukkan bahwa Rusia harus melanjutkan kebijakannya saat ini.

    “Jika beberapa kata dari mantan presiden Rusia memicu reaksi gugup seperti itu dari presiden Amerika Serikat yang berwibawa, maka Rusia melakukan segalanya dengan benar dan akan terus berjalan di jalurnya sendiri,” kata Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.

    Trump seharusnya ingat, katanya, “betapa berbahayanya ‘Tangan Mati’ yang legendaris itu,” sebuah referensi terhadap sistem komando semi-otomatis rahasia Rusia yang dirancang untuk meluncurkan rudal nuklir Moskow, jika kepemimpinannya telah dilumpuhkan dalam serangan pemenggalan kepala oleh musuh.

    Menanggapi pernyataan Medvedev, Trump mengatakan bahwa ia telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir ke “wilayah yang sesuai”. Trump menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya “pernyataan yang sangat provokatif” dari Medvedev.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/idh)

  • Rusia Ancam Lenyapkan AS dengan Nuklir, Trump Kerahkan 2 Kapal Selam Siaga

    Rusia Ancam Lenyapkan AS dengan Nuklir, Trump Kerahkan 2 Kapal Selam Siaga

    GELORA.CO – Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Kamis malam bahwa ia telah memerintahkan penempatan dua kapal selam nuklir AS di wilayah yang tepat, menanggapi pernyataan terbaru mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang digambarkan Trump sebagai sangat provokatif.

    Dalam sebuah postingan di Social Truth, Trump menulis:

    Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan penempatan dua Kapal Selam Nuklir di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu. 

    Kata-kata sangatlah penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak termasuk salah satunya. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!

    Postingan Trump tidak menjelaskan secara spesifik mengenai perintah militernya, atau apakah perintah tersebut dikoordinasikan dengan Departemen Pertahanan. 

    Namun, langkah tersebut tampaknya merupakan unjuk rasa pencegahan di depan publik menyusul ancaman nuklir yang dilancarkan Medvedev.

    Awal pekan ini, Medvedev memperingatkan bahwa dukungan AS yang berkelanjutan untuk Ukraina — khususnya dalam bentuk sistem senjata jarak jauh dan dukungan politik — dapat memicu konflik global. 

    Dalam sebuah postingan di Telegram, Medvedev menulis:

    Jika Amerika Serikat melanjutkan kebijakan agresifnya terhadap Rusia, dan jika pasukan NATO dikerahkan di Ukraina atau fasilitas strategis ditargetkan di tanah Rusia, responsnya akan segera dan menghancurkan. Rusia adalah kekuatan nuklir, dan mereka yang membuat keputusan di Washington tidak boleh melupakan hal ini.

    Ia menambahkan dengan nada mengancam, “Akibatnya, kota-kota Anda sendiri mungkin akan lenyap.”

    Komentar Medvedev merupakan yang terbaru dari serangkaian peringatan nuklir yang meningkat dari para pejabat senior Rusia seiring berlanjutnya perang di Ukraina. 

    Sejak dimulainya invasi pada Februari 2022, Kremlin telah berulang kali menggunakan persenjataan nuklirnya untuk mencegah keterlibatan Barat. 

    Baru-baru ini, Rusia menggelar latihan senjata nuklir taktis di dekat perbatasannya dengan negara-negara NATO, termasuk Polandia dan Negara-negara Baltik.

    Pernyataan Trump muncul di tengah gelombang ketegangan geopolitik yang lebih luas seputar penggunaan — atau ancaman — senjata nuklir. 

    Meskipun Putin belum mengomentari unggahan Trump atau pernyataan terbaru Medvedev, para pejabat AS telah berulang kali memperingatkan Moskow agar tidak menggunakan ancaman nuklir, dengan menyebut ancaman tersebut sembrono dan mengganggu stabilitas.

    Masih belum jelas apakah kapal selam yang dirujuk Trump telah dikerahkan atau apakah Pentagon telah diajak berkonsultasi dengan cara apa pun.(*)

  • Permintaan Batu Bara dari China Lesu, RI Bisa Lirik Pasar Vietnam hingga Pakistan

    Permintaan Batu Bara dari China Lesu, RI Bisa Lirik Pasar Vietnam hingga Pakistan

    Bisnis.com, JAKARTA — Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengingatkan agar pelaku usaha batu bara mulai melirik pasar ekspor negara selain China di tengah terpukulnya industri batu bara imbas penurunan permintaan dari Negeri Tirai Bambu.

    Produsen batu bara di Indonesia belakangan kian tertekan oleh penurunan permintaan ekspor ke China. Selain dari pasar ekspor, penurunan permintaan itu juga datang dari pembangkit listrik pada smelter nikel.

    Ketua Umum Perhapi Sudirman Widhy Hartono mengatakan, permintaan ekspor batu bara dari Indonesia saat ini sedang turun dibandingkan periode tahun sebelumnya. Ini terutama disebabkan oleh turunnya demand komoditas batu bara di China.  

    Menurutnya, China merupakan negara terbesar di dunia dalam hal konsumsi dan penyerapan batu bara untuk kepentingan pembangkit listriknya. Perhapi mencatat pada 2024, China mengimpor batu bara dari luar negaranya sebanyak kurang lebih 414 juta ton, sementara pada 2023 sebanyak 367 juta ton.  

    Sementara itu, produksi batu bara nasional China mencapai 3,88 miliar ton pada 2024 atau produksi rata-rata per bulan sekitar 323 juta ton.  Saat ini, China berhasil meningkatkan produksi batu bara dalam negerinya menjadi kisaran 400 juta ton per bulan

    Di sisi lain, kebutuhan energi listrik China turun seiring dengan menurunnya kinerja industri.

    “Oleh karena itu, China secara umum menurunkan volume impor batu bara dari luar negeri termasuk dari Indonesia,” ucap Widhy kepada Bisnis dikutip Minggu (2/8/2025).

    Menurutnya, China juga lebih memilih impor batu bara dari negara-negara lain yang dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan Indonesia, seperti dari Australia, Rusia, bahkan Afrika Selatan.

    “Jika situasi seperti ini tidak berubah, maka bukan tidak mungkin penurunan impor batu bara China dari Indonesia bisa berlanjut hingga akhir tahun” imbuh Widhy.

    Dia juga menyebut bahwa pasokan batu bara untuk menyuplai kebutuhan pembangkit listrik/energi smelter nikel juga mengalami penurunan. Hal ini tak lepas dari menurunnya produksi smelter nikel.

    “Dalam jangka pendek, pengusaha tambang harus mulai melirik ke beberapa negara lain untuk menggantikan penurunan ekspor mereka ke China, seperti misalnya ke negara Vietnam yang sudah mulai banyak melakukan pembelian batu bara dari Indonesia,” ucap Widhy.

    Dia juga menyebut, beberapa negara lain yang mulai membeli batu bara RI seperti Kamboja, Bangladesh, dan Pakistan harus menjadi perhatian untuk ditingkatkan volume ekspornya.

    Meski ekspor ke negara-negara itu belum bisa sebesar China, menurutnya, yang terpenting juga para pengusaha batu bara harus dapat melakukan inovasi dan efisiensi untuk dapat menurunkan biaya operasional.

    Dengan begitu, pelaku usaha di RI dapat berkompetisi dengan negara-negara eksportir lain.

    Adapun dalam jangka panjang, Widhy menilai para pelaku usaha batu bara dalam negeri masih memiliki peluang. Ini muncul dari proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek ini digadang-gadang bisa menggantikan LPG.

    Widhy menyebut dengan proyek tersebut pemanfaatan batu bara tak lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

    Di sisi lain, dia mengingatkan pemerintah juga harus sudah mulai mendorong penggunaan teknologi carbon capture & storage (CCS) untuk PLTU yang beroperasi di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan agar penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik masih terus dapat dilanjutkan dengan meminimalkan emisi CO2 dengan menggunakan teknologi CCS.

    Widhy menambahkan bahwa pihaknya melihat masa depan industri batu bara di Indonesia masih tetap cerah. Ini mengingat Indonesia masih memiliki sekitar 31 miliar ton cadangan batu bara dan sekitar 97 miliar ton sumber daya.

    “Ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan negara dan masyarakat sesuai amanat dari konstitusi UUD 1945 pasal 33,” katanya.