Negara: Rusia

  • Kecaman Bertubi-tubi Buat Israel yang Bertekad Caplok Gaza

    Kecaman Bertubi-tubi Buat Israel yang Bertekad Caplok Gaza

    Jakarta

    Sejumlah negara kembali mengecam keras rencana Israel yang akan mengambil langkah baru memperluas operasional militernya di Gaza. Sejumlah negara khawatir rencana baru Israel tersebut akan membuat situasi di Palestina semakin parah.

    Dirangkum detikcom, Senin (11/8/2025), berdasarkan rencana yang baru disetujui kabinet Israel untuk mengalahkan kelompok Hamas, pasukan Israel akan bersiap untuk menguasai Kota Gaza, sambil mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran.

    Namun, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah unggahan di media sosial X, menegaskan “kami tidak akan menduduki Gaza — kami akan membebaskan Gaza dari Hamas”.

    Ia mengatakan bahwa demiliterisasi wilayah tersebut dan pembentukan “pemerintahan sipil yang damai… akan membantu membebaskan para sandera kami” dan mencegah ancaman di masa mendatang.

    Israel menduduki Gaza sejak tahun 1967, tetapi menarik pasukan dan para pemukimnya pada tahun 2005.

    Kantor Netanyahu mengatakan pada Jumat (8/8) waktu setempat, kabinet telah mengadopsi “lima prinsip”, yakni perlucutan senjata Hamas, pemulangan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, demiliterisasi Jalur Gaza, kontrol keamanan Israel atas Jalur Gaza, dan keberadaan pemerintahan sipil alternatif yang bukan Hamas atau Otoritas Palestina

    Meskipun kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana untuk mengambil alih Kota Gaza, belum ada jadwal pasti kapan operasi tersebut akan dimulai.

    Laporan dari media Israel mengindikasikan bahwa militer tidak akan segera bergerak ke Kota Gaza, dan penduduk akan diminta untuk mengungsi terlebih dahulu.

    Sejumlah negara seperti Indonesia, Inggris, China, Turki, Arab Saudi, hingga Jerman sebelumnya telah mengecam rencana Israel tersebut. Kini kecaman tersebut kembali datang dari berbagai pihak lainnya, seperti Rusia, bahkan warga Israel sendiri yang menggelar demonstrasi.

    Rusia Kecam Rencana Israel

    Rusia mengecam dan menolak rencana Israel untuk memperluas operasi militernya di Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan rencana tersebut akan memperburuk situasi di Palestina.

    “Implementasi keputusan dan rencana semacam itu, yang memicu
    kecaman dan penolakan, berisiko memperburuk situasi yang sudah sangat dramatis di wilayah kantong Palestina tersebut, yang memiliki semua ciri bencana kemanusiaan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Minggu (10/8/2025).

    Dilansir Anadolu, Rusia menambahkan, jika rencana tersebut dijalankan Israel, maka kemungkinan penduduk sipil di Gaza tidak akan tersisa. Menurut Rusia semua penduduk dapat berpotensi jadi sasaran pengusiran paksa.

    “Diperkirakan dalam waktu dekat tidak akan ada satu pun warga sipil yang tersisa di wilayah tersebut. Semua penduduk akan menjadi sasaran pengusiran paksa. Pihak Israel tidak menyembunyikan niatnya untuk secara bertahap merebut dan menduduki seluruh sektor tersebut pada tahap-tahap selanjutnya,” demikian pernyataan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Rusia juga memperingatkan tindakan tersebut akan mempersulit upaya internasional untuk meredakan ketegangan di zona konflik, yang akan mengakibatkan konsekuensi negatif yang serius bagi seluruh Timur Tengah. Rusia mengingatkan pentingnya melakukan gencatan senjata di Gaza.

    Warga Israel Demo di Tel Aviv

    Ribuan orang turun ke jalan di Tel Aviv pada hari Sabtu untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza. Demo ini berlangsung sehari setelah pemerintah Israel berjanji untuk memperluas konflik dan merebut Kota Gaza.

    Dilansir AFP, Minggu (10/8/2025), para demonstran melambaikan spanduk dan mengangkat foto-foto sandera yang masih ditahan di wilayah Palestina. Mereka mendesak pemerintah untuk menjamin pembebasan mereka.

    Para jurnalis AFP yang hadir di demonstrasi tersebut memperkirakan jumlah peserta mencapai puluhan ribu. Sementara sebuah kelompok yang mewakili keluarga para sandera mengatakan sebanyak 100.000 orang berpartisipasi.

    “Kami akan mengakhiri dengan pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: jika Anda menyerbu sebagian wilayah Gaza dan para sandera dibunuh, kami akan mengejar Anda di alun-alun kota, dalam kampanye pemilu, dan di setiap waktu dan tempat,” ujar Shahar Mor Zahiro, kerabat seorang sandera yang dibunuh, kepada AFP.

    Arab Saudi Kecam Israel

    Pemerintah Arab Saudi menolak rencana Israel mengambil alih Gaza, Palestina. Arab Saudi mengutuk sekeras-kerasnya rencana itu.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025), Arab Saudi menolak rencana Israel untuk mengambil alih kota Gaza. Arab Saudi mengecam Israel karena kelaparan dan pembersihan etnis terhadap warga Palestina di wilayah yang diblokade tersebut.

    “Mengutuk dengan sekeras-kerasnya dan sekeras-kerasnya keputusan otoritas pendudukan Israel untuk menduduki Jalur Gaza,” pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab di akun X.

    Jerman Setop Ekspor Senjata ke Israel

    Pemerintah Jerman mengumumkan penghentian sementara semua izin ekspor senjata ke Israel. Penghentian ini dilakukan menyusul pernyataan Israel yang berencana menguasai jalur Gaza, Palestina.

    Dilansir kantor berita BBC, Jumat (8/8/2025), keputusan itu disampaikan langsung Kanselir Friedrich Merz. Hal itu sebagai reaksi Jerman terhadap rencana Israel untuk mengambil alih Kota Gaza.

    Merz mengatakan pemerintahnya tidak akan menyetujui ekspor peralatan militer apa pun ke Israel yang dapat digunakan di Gaza. Merz belum memerinci sampai kapan penghentian ekspor ini.

    “Dalam situasi ini, pemerintah Jerman tidak akan mengizinkan ekspor peralatan militer apa pun yang dapat digunakan di Jalur Gaza hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Merz.

    Halaman 2 dari 4

    (yld/yld)

  • Trump-Putin Bakal Bertemu, Zelensky Ikut? Gedung Putih Jawab Ini

    Trump-Putin Bakal Bertemu, Zelensky Ikut? Gedung Putih Jawab Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Alaska pekan depan. Pertemuan tersebut melibatkan berbagai pemimpin negara-negara Eropa, salah satu topik yang kemungkinan akan dibahas perihal konflik Rusia-Ukraina.

    Pada 28 Februari 2025 lalu, Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat bertemu di Gedung Putih, namun belum menguntungkan kedua pihak. AS menginginkan Ukraina dan Rusia berdamai, namun Ukraina belum setuju karena wilayahnya terancam untuk diambil alih oleh Rusia.

    Para pemimpin beberapa negara Eropa kemudian mengatakan bahwa sementara mereka mendukung upaya diplomatik Trump, setiap pembicaraan damai harus didahului dengan gencatan senjata dan Ukraina sendiri harus terlibat secara aktif.

    Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak disebutkan sebagai peserta KTT Alaska pekan depan. Meski begitu, Gedung Putih klaim belum sepenuhnya mengesampingkan Zelensky.

    Seorang pejabat Gedung Putih menekankan bahwa apa pun yang melibatkan Zelensky kemungkinan akan terjadi setelah pertemuan Trump-Putin. Di samping itu, Trump tetap terbuka untuk pertemuan puncak trilateral dengan kedua pemimpin.

    “Gedung Putih sedang merencanakan pertemuan bilateral yang diminta oleh Presiden Putin,” ujar pejabat tersebut, dilansir CNN International, Minggu (10/8/2025).

    Sejak Trump mengumumkan rencana untuk bertemu dengan Putin, sejatinya telah ada upaya diplomatik intensif di belakang layar untuk membuat sekutu AS bergabung.

    Pengumuman Trump terutama tidak mengatakan apakah atau kapan Zelensky akan dimasukkan dalam proses. Di samping itu, Zelensky dan para pemimpin Eropa telah menekankan bahwa Ukraina perlu menjadi bagian dari setiap diskusi tentang mengakhiri perang.

    Di lain sisi, Volodymyr Zelensky pada hari Minggu mengatakan dia menghargai dan sepenuhnya mendukung pernyataan bersama.

    “Ukraina memiliki kebebasan memilih atas takdirnya sendiri. Negosiasi yang berarti hanya dapat terjadi dalam konteks gencatan senjata atau pengurangan permusuhan. Jalan menuju perdamaian di Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa Ukraina,” bunyi pernyataan bersama.

    “Kami tetap berkomitmen pada prinsip bahwa perbatasan internasional tidak boleh diubah dengan paksa. Jalur kontak saat ini harus menjadi titik awal negosiasi.”

    Pernyataan itu juga mengatakan setiap perjanjian diplomatik untuk mengakhiri perang harus mencakup jaminan keamanan yang kuat dan kredibel yang memungkinkan Ukraina untuk secara efektif mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • India Setop Beli Rudal-Pesawat Tempur AS, Marah ke Trump Gegara Ini

    India Setop Beli Rudal-Pesawat Tempur AS, Marah ke Trump Gegara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – India telah menunda rencananya untuk membeli sejumlah alutsista dari Amerika Serikat, termasuk kendaraan tempur Stryker, rudal anti tank Javelin, serta enam pesawat pengintai Boeing P8I beserta sistem pendukungnya US$3,6 miliar.

    Melansir Reuters, penundaan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 25% terhadap barang-barang impor asal India pada 6 Agustus 2025, meningkatkan total bea masuk atas ekspor India menjadi 50% salah satu yang tertinggi di antara semua mitra dagang AS.

    Trump menyebut tarif tersebut sebagai hukuman atas pembelian minyak Rusia oleh India yang dianggap ikut mendanai invasi ke Ukraina. India telah berencana untuk mengirim Menteri Pertahanan Rajnath Singh ke Washington dalam beberapa minggu mendatang untuk mengumumkan beberapa pembelian, tetapi perjalanan tersebut telah dibatalkan.

    Delhi, yang telah menjalin kemitraan erat dengan Amerika dalam beberapa tahun terakhir, menyatakan bahwa mereka menjadi sasaran yang tidak adil dan bahwa Washington serta sekutu-sekutunya di Eropa terus berdagang dengan Moskow ketika hal itu menguntungkan mereka.

    Hubungan India dengan Rusia

    Hubungan keamanan India yang semakin erat dengan AS, yang didorong oleh persaingan strategis bersama mereka dengan China, digembar-gemborkan oleh banyak analis AS sebagai salah satu bidang utama kemajuan kebijakan luar negeri dalam pemerintahan Trump yang pertama.

    Delhi adalah importir senjata terbesar kedua di dunia dan Rusia secara tradisional merupakan pemasok utamanya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, India telah beralih mengimpor dari kekuatan Barat seperti Prancis, Israel, dan AS, menurut lembaga pemikir Stockholm International Peace Research Institute.

    Pergeseran pemasok ini sebagian didorong oleh kendala pada kemampuan Rusia untuk mengekspor senjata, yang banyak dimanfaatkannya dalam invasi ke Ukraina. Beberapa senjata Rusia juga berkinerja buruk di medan perang, menurut analis Barat.

    Kemitraan pertahanan AS-India yang lebih luas, yang mencakup pembagian intelijen dan latihan militer gabungan, berlanjut tanpa hambatan, kata salah satu pejabat India.

    India juga tetap terbuka untuk mengurangi impor minyak dari Rusia dan terbuka untuk membuat kesepakatan di tempat lain, termasuk AS, jika bisa mendapatkan harga yang sama, menurut dua sumber India lainnya.

    “Ancaman Trump dan meningkatnya nasionalisme anti-AS di India telah mempersulit Modi secara politis untuk beralih dari Rusia ke AS,” kata salah satu sumber tersebut. Meskipun demikian, diskon biaya pendaratan minyak Rusia telah menyusut ke level terendah sejak 2022.

    Foto: REUTERS/Adnan Abidi
    Members of the Indonesian military band march during India’s Republic Day parade in New Delhi, India, January 26, 2025. REUTERS/Adnan Abidi

    Kementerian Perminyakan India tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Meskipun putusnya hubungan AS-India terjadi secara tiba-tiba, terdapat ketegangan dalam hubungan tersebut. Delhi telah berulang kali membantah klaim Trump bahwa AS menjadi penengah gencatan senjata antara India dan Pakistan setelah empat hari pertempuran antara kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir tersebut pada bulan Mei.

    Trump juga menjamu panglima militer Pakistan di Gedung Putih beberapa minggu setelah konflik. Dalam beberapa bulan terakhir, Moskow secara aktif mendesak Delhi untuk membeli teknologi pertahanan baru seperti sistem rudal darat-ke-udara S-500, menurut salah satu pejabat India, serta sumber Rusia yang mengetahui pembicaraan tersebut.

    India saat ini tidak melihat perlunya pembelian senjata baru dari Moskow, kata dua pejabat India.

    Namun, Delhi kemungkinan besar tidak akan sepenuhnya menghentikan penggunaan senjata Rusia karena kemitraan yang telah berlangsung puluhan tahun antara kedua negara tersebut berarti sistem militer India akan terus membutuhkan dukungan Moskow, kata salah satu pejabat. Kedutaan Besar Rusia di Delhi tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Serangan Rusia Tewaskan 5 Orang, Ukraina Balas Hantam Kilang Minyak

    Serangan Rusia Tewaskan 5 Orang, Ukraina Balas Hantam Kilang Minyak

    Jakarta

    Rusia melancarkan serangan tembakan dan drone yang menewaskan lima orang di Ukraina. Sebaliknya, Ukraina melancarkan serangan yang menghantam kilang minyak di wilayah Saratov, Rusia.

    Dilansir kantor berita AFP, serangan terjadi pada Minggu (10/8/2025) waktu setempat. Serangan terus terjadi di garis depan meski saat ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin hendak mengadakan pertemuan puncak dalam upaya menyelesaikan konflik, yang sejauh ini tidak melibatkan Ukraina.

    “Tiga orang tewas, satu orang terluka di wilayah Zaporizhzhia akibat penembakan Rusia,” kata polisi nasional Ukraina, Minggu.

    Ia menambahkan dua warga sipil lainnya tewas di wilayah Donetsk yang diperebutkan di bagian timur. Sementara itu, tiga orang pengunjung pantai tewas di kota pesisir Laut Hitam, Odesa.

    Di sisi lain, tentara Ukraina mengklaim bahwa pesawat tak berawak mereka telah menghantam kilang minyak besar milik Rusia. Kilang minyak itu terletak di wilayah Saratov, Rusia bagian barat, berjarak hampir 1.000 kilometer (600 mil) dari garis depan.

    Gubernur Saratov, Roman Busargin, tidak memberikan pernyataan gamblang. Dia hanya mengatakan bahwa salah satu perusahaan industri rusak.

    Militer Ukraina mengklaim telah merebut kembali desa Bezsalivka di wilayah Sumy dari tentara Rusia, yang telah membuat kemajuan yang signifikan baru-baru ini.

    Sementara itu, Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump akan bertemu di negara bagian Alaska, Amerika Serikat, Jumat ini. Pertemuan dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang kian memanas, meskipun ada peringatan dari Ukraina dan Eropa bahwa Kyiv harus menjadi bagian dari perundingan.

    (wnv/fca)

  • Potensi Impor LNG dari AS Kompetitif dengan Harga Gas Domestik

    Potensi Impor LNG dari AS Kompetitif dengan Harga Gas Domestik

    Bisnis.com, JAKARTA — Pakar ekonomi energi dan pertambangan menyoroti kondisi keseimbangan pasokan gas nasional yang dinilai membutuhkan tambahan volume untuk memenuhi permintaan gas domestik. Salah satu solusi yang ditawarkan yakni impor Liquefied Natural Gas (LNG) dari Amerika Serikat. 

    Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, saat ini konsumsi sebagian besar pengguna gas yang berada di wilayah Indonesia bagian barat meningkat, sementara produksi gas di wilayah tersebut menurun. 

    Dalam catatannya, defisit pasokan gas pada wilayah Indonesia bagian barat diproyeksikan meningkat dari sekitar 189 MMSCFD pada 2025 menjadi sekitar 803 MMSCFD pada 2035.

    “Surplus produksi gas di wilayah Indonesia bagian timur belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan untuk menutup defisit di wilayah barat karena terkendala infrastruktur distribusi yang belum cukup tersedia,” kata Komaidi dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (10/8/2025).

    Kendati demikian, pasokan LNG domestik yang relatif tidak terkendala infrastruktur distribusi telah terikat kontrak ekspor jangka panjang. Tak heran jika belakangan ini pemenuhan kebutuhan LNG domestik dilakukan dengan mengalihkan sebagian kargo ekspor. Namun, dalam pelaksanaannya menghadapi sejumlah tantangan terutama dari sisi biaya. 

    “Impor LNG dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pasokan gas domestik tersebut sampai dengan produksi dan infrastruktur gas domestik dapat memenuhi kebutuhan gas pada seluruh wilayah di Indonesia,” jelasnya. 

    Komaidi merujuk pada beberapa data, bahwa harga LNG impor dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia yang diperdagangkan di pasar Asia relatif kompetitif dengan harga LNG domestik. 

    Adapun, rata-rata harga LNG Free on Board (FOB) selama periode 2024 dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia masing-masing sekitar US$7 per MMBTU, US$7 per MMBTU, US$9 per MMBTU, dan US$11 per MMBTU.

    Sementara pada periode 2024 harga LNG dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia sampai pada titik serah di pasar Asia masing-masing sekitar US$10,5 per MMBTU, US$11,5 per MMBTU, US$11,5 per MMBTU, dan US$12,5 per MMBTU. 

    Jika mengacu pada formula harga LNG domestik yang ditetapkan 17,4% x ICP dan rata-rata ICP 2024 sebesar US$78,14 per barel, maka rata-rata harga LNG domestik selama periode 2024 adalah sekitar US$13,59 per MMBTU. 

    Artinya, dari data tersebut, harga LNG impor dari Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Rusia dapat dikatakan relatif kompetitif dengan harga LNG domestik.

    “Dari empat negara yang potensial menjadi sumber impor LNG tersebut, Amerika Serikat berpotensi dapat memberikan harga LNG yang lebih kompetitif,” jelasnya. 

    Berdasarkan data, rata-rata harga LNG FoB dari Amerika Serikat selama periode Januari – April 2025 adalah sekitar US$7,73 per MMBTU. 

    Biaya pengangkutan sampai ke wilayah Asia termasuk Indonesia diperkirakan antara US$2,09 – US$4,75 per MMBTU, namun tergantung kapasitas LNG yang diangkut dan armada yang digunakan. 

    Dengan menambahkan biaya pengangkutan tersebut, rata-rata harga LNG impor dari Amerika Serikat sampai di wilayah Asia adalah sekitar US$9,82 – US$12,48 per MMBTU. “Harga tersebut relatif kompetitif dengan harga LNG domestik pada periode yang sama yang berada pada kisaran US$12,51 per MMBTU,” katanya.

  • Ukraina Klaim Rebut Kembali Desa di Wilayah Sumy dari Rusia

    Ukraina Klaim Rebut Kembali Desa di Wilayah Sumy dari Rusia

    Jakarta

    Militer Ukraina mengklaim telah merebut kembali sebuah desa di wilayah Sumy dari tentara Rusia. Ukraina mengatakan pihaknya berhasil ‘membersihkan’ tentara Rusia dari wilayah tersebut.

    “Pasukan Ukraina telah membebaskan dan membersihkan sepenuhnya pasukan Rusia dari Bezsalivka,” kata staf umum militer melalui Telegram, dilansir AFP, Minggu (10/8/2025).

    Ia menyebut sebanyak 18 tentara Rusia telah “dihilangkan” dalam pertempuran tersebut.

    Desa tersebut berada di garis depan di utara negara itu dan sekitar 20 kilometer (13 mil) di sebelah barat pertempuran utama antara kedua pasukan di wilayah utara.

    Diketahui, Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, melancarkan serangan baru di wilayah Sumy pada April setelah merebut kembali wilayah Kursk miliknya dari pasukan Ukraina.

    Fokus ofensif Rusia adalah di Ukraina timur, di mana Rusia telah meningkatkan kemajuan dalam beberapa bulan terakhir melawan lawan yang kurang dilengkapi persenjataan.

    Tonton juga video “Drone Ukraina Hantam Stasiun Kereta Api Rusia” di sini:

    (yld/knv)

  • Rusia Kecam Rencana Israel Perluas Operasi di Gaza: Perburuk Situasi

    Rusia Kecam Rencana Israel Perluas Operasi di Gaza: Perburuk Situasi

    Jakarta

    Rusia mengecam dan menolak rencana Israel untuk memperluas operasi militernya di Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan rencana tersebut akan memperburuk situasi di Palestina.

    “Implementasi keputusan dan rencana semacam itu, yang memicu kecaman dan penolakan, berisiko memperburuk situasi yang sudah sangat dramatis di wilayah kantong Palestina tersebut, yang memiliki semua ciri bencana kemanusiaan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Minggu (10/8/2025).

    Dilansir Anadolu, Rusia menambahkan, jika rencana tersebut dijalankan Israel, maka kemungkinan penduduk sipil di Gaza tidak akan tersisa. Menurut Rusia semua penduduk dapat berpotensi jadi sasaran pengusiran paksa.

    “Diperkirakan dalam waktu dekat tidak akan ada satu pun warga sipil yang tersisa di wilayah tersebut. Semua penduduk akan menjadi sasaran pengusiran paksa. Pihak Israel tidak menyembunyikan niatnya untuk secara bertahap merebut dan menduduki seluruh sektor tersebut pada tahap-tahap selanjutnya,” demikian pernyataan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Rusia juga memperingatkan tindakan tersebut akan mempersulit upaya internasional untuk meredakan ketegangan di zona konflik, yang akan mengakibatkan konsekuensi negatif yang serius bagi seluruh Timur Tengah. Rusia mengingatkan pentingnya melakukan gencatan senjata di Gaza.

    “Rusia menegaskan kembali posisi konsistennya mengenai perlunya gencatan senjata segera di Jalur Gaza, pembebasan semua sandera dan tahanan, serta pemulihan akses kemanusiaan tanpa hambatan,” tegasnya.

    Rusia menekankan penyelesaian masalah Palestina hanya mungkin dilakukan berdasarkan dasar hukum internasional yang telah ditetapkan, yang berpusat pada prinsip dua negara, yang membayangkan pembentukan negara Palestina yang merdeka di dalam perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan hidup berdampingan secara damai dan aman di samping Israel.

    Tonton juga video “Israel Akan Caplok Kota Gaza, Apa yang Diketahui Sejauh Ini?” di sini:

    Netanyahu Bertekad Bebaskan Gaza dari Hamas

    Berdasarkan rencana yang baru disetujui kabinet Israel untuk mengalahkan kelompok Hamas, pasukan Israel akan bersiap untuk menguasai Kota Gaza, sambil mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran.

    Namun, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah unggahan di media sosial X, menegaskan “kami tidak akan menduduki Gaza — kami akan membebaskan Gaza dari Hamas”.

    Ia mengatakan bahwa demiliterisasi wilayah tersebut dan pembentukan “pemerintahan sipil yang damai… akan membantu membebaskan para sandera kami” dan mencegah ancaman di masa mendatang.

    Israel menduduki Gaza sejak tahun 1967, tetapi menarik pasukan dan para pemukimnya pada tahun 2005.

    Kantor Netanyahu mengatakan pada Jumat (8/8) waktu setempat, kabinet telah mengadopsi “lima prinsip”, yakni perlucutan senjata Hamas, pemulangan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, demiliterisasi Jalur Gaza, kontrol keamanan Israel atas Jalur Gaza, dan keberadaan pemerintahan sipil alternatif yang bukan Hamas atau Otoritas Palestina.

    Halaman 2 dari 2

    (yld/knv)

  • Zelensky Dukung Eropa Desak Tekanan Besar ke Rusia Jelang Trump-Putin Bertemu

    Zelensky Dukung Eropa Desak Tekanan Besar ke Rusia Jelang Trump-Putin Bertemu

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendukung pernyataan para pemimpin Eropa tentang pencapaian perdamaian dan melindungi kepentingan Ukraina dan Eropa. Menurut Zelensky, akhir perang harus memberikan keadilan.

    Diketahui, para pemimpin Eropa seperti Prancis, Italia, Jerman, Polandia, Inggris, Finlandia, dan Komisi Eropa menyambut baik upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Trump akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat pekan depan. Akan tetapi, para pemimpin Eropa menekankan perlunya menekan Rusia dan memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.

    “Akhir perang harus adil, dan saya berterima kasih kepada semua orang yang mendukung Ukraina dan rakyat kita hari ini demi perdamaian di Ukraina, yang membela kepentingan keamanan vital negara-negara Eropa kita,” tulis Zelenskiy di X, Minggu (10/8/2025).

    “Ukraina menghargai dan sepenuhnya mendukung pernyataan Presiden Macron, Perdana Menteri Meloni, Kanselir Merz, Perdana Menteri Tusk, Perdana Menteri Starmer, Presiden Ursula von der Leyen, dan Presiden Stubb tentang perdamaian untuk Ukraina,” sambungnya.

    Sebelumnya, Para pemimpin Eropa mendesak ‘tekanan’ yang lebih besar ke Rusia untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia.

    “Hanya pendekatan yang menggabungkan diplomasi aktif, dukungan untuk Ukraina, dan tekanan pada Federasi Rusia untuk mengakhiri perang ilegal yang dapat berhasil,” demikian kata pemimpin Eropa dalam pernyataan bersama, Minggu (10/8/2025).

    Para pemimpin negara Eropa sejatinya menyambut baik upaya Trump dan mengaku siap membantu secara diplomatis, dengan mempertahankan dukungan untuk Ukraina, serta dengan menegakkan dan memberlakukan langkah-langkah pembatasan terhadap Rusia.

    Para pemimpin Eropa itu juga mengatakan, sebuah resolusi “harus melindungi kepentingan keamanan vital Ukraina dan Eropa”. Mereka juga menegaskan perlunya jaminan keamanan yang kuat dan kredibel yang memungkinkan Ukraina untuk secara efektif mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial.

    “Jalan menuju perdamaian di Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa Ukraina,” kata pimpinan Eropa.

    Tonton juga video “Ukraina Ngamuk! 117 Drone Serang Rusia, 40 Jet Tempur Rusak” di sini:

    (yld/idn)

  • Astronaut NASA yang Terdampar di Antariksa Umumkan Pensiun

    Astronaut NASA yang Terdampar di Antariksa Umumkan Pensiun

    Jakarta

    Astronaut NASA Butch Wilmore, yang sempat terjebak sembilan bulan di stasiun luar angkasa (ISS), mengumumkan pensiun setelah 25 tahun berkarier. Hal itu diumumkan hanya lima bulan setelah misi terakhirnya yang menjadi sorotan dunia.

    Steve Koerner, Acting Head Johnson Space Center di Houston tempat NASA melatih astronaut, mengatakan komitmen Wilmore terhadap misi NASA dan dedikasinya terhadap eksplorasi luar angkasa benar-benar patut dicontoh.

    “Warisan keteguhannya yang abadi akan terus memberikan dampak dan menginspirasi karyawan Johnson, para penjelajah masa depan, dan bangsa ini hingga beberapa generasi ke depan,” kata Koerner, seperti dikutip dari CNN, Minggu (10/8/2025).

    Wilmore pensiun di usia 62 tahun, hampir 20 tahun lebih tua dibandingkan usia rata-rata astronaut. Kandidat astronaut NASA biasanya dipilih di antara usia 26 sampai 46 tahun.

    Sebelum menjadi astronaut, Wilmore adalah kapten Angkatan Laut AS dan pilot uji terbang yang bertugas dalam 21 misi tempur. Ia bergabung dengan korps astronaut NASA pada tahun 2000.

    Selama 25 tahun kariernya di NASA, Wilmore pernah mengikuti tiga misi antariksa, termasuk misi menggunakan kapal ulang alik Atlantis dan penerbangan ke ISS menggunakan kapsul Soyuz milik Rusia. Secara total, Wilmore sudah menghabiskan 464 hari di luar angkasa.

    Misi terakhir Wilmore sebagai astronaut adalah menguji kapsul Boeing Starliner bersama astronaut Suni Williams dalam penerbangan uji coba ke ISS pada pertengahan tahun 2024. Namun karena masalah teknis, kapsul itu tidak bisa membawa Wilmore dan Williams pulang, dan keduanya harus tinggal di ISS lebih lama.

    Wilmore dan Williams awalnya hanya direncanakan untuk tinggal di ISS selama delapan hari. Namun NASA dan Boeing menghabiskan berbulan-bulan untuk mencari penyebab masalah kapsul Starliner dan menimbang apakah kapsul itu aman untuk membawa para astronaut pulang.

    NASA memutuskan kapsul Starliner terlalu berisiko untuk membawa Wilmore dan Williams pulang, dan keduanya harus menunggu kendaraan lain untuk kembali ke Bumi. Setelah menunggu sembilan bulan di antariksa, Wilmore dan Williams akhirnya pulang ke Bumi menggunakan kapsul SpaceX Crew Dragon pada Maret 2025.

    Meski misi terakhirnya berjalan kurang mulus, Wilmore mengatakan secara teori ia ingin terbang lagi menggunakan kapsul Boeing Starliner jika diberi kesempatan.

    “Kami akan memperbaiki semua masalah yang kami hadapi. Kami akan memperbaikinya, kami akan memastikan itu berhasil. Dan dengan itu, saya akan melakukannya lagi tanpa berpikir dua kali,” ujar Wilmore dalam konferensi pers pada 31 Maret 2025.

    (vmp/fay)

  • Rusia Kecam Rencana Israel Perluas Operasi di Gaza: Perburuk Situasi

    Serangan Ukraina Hantam Fasilitas Industri di Rusia, 1 Orang Tewas

    Jakarta

    Serangan drone Ukraina menghantam sejumlah apartemen dan sebuah fasilitas industri yang mengakibatkan kerusakan. Sedikitnya satu orang tewas dalam insiden yang terjadi di wilayah Saratov, Rusia selatan.

    Gubernur Saratov, Roman Busargin, melalui Telegram, mengatakan sejumlah warga telah dievakuasi usai puing-puing dari pesawat drone yang hancur merusak tiga apartemen. Satu orang telah dirawat di rumah sakit, sementara 1 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.

    “Beberapa warga membutuhkan bantuan medis,” kata Busargin.

    “Bantuan telah diberikan di lokasi, dan satu orang telah dirawat di rumah sakit. Sayangnya, satu orang telah meninggal dunia,” imbuhnya.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan unit pertahanan udara telah menghancurkan 121 pesawat nirawak Ukraina semalam, termasuk delapan di atas wilayah Saratov. Kementerian Pertahanan hanya melaporkan jumlah pesawat nirawak yang dihancurkan unit pertahanannya, bukan jumlah drone yang diluncurkan Ukraina.

    Lebih lanjut, Busargin tidak merinci jenis lokasi industri Rusia yang rusak. Namun berdasarkan rekaman media sosial menunjukkan asap hitam tebal mengepul di atas area yang tampak seperti kawasan industri. Reuters memverifikasi lokasi yang terlihat di salah satu video sebagai berkas dan citra satelit yang sesuai dari area tersebut. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi kapan video tersebut direkam.

    Media Ukraina, termasuk media RBK-Ukraina, melaporkan bahwa kilang minyak di kota Saratov, pusat administrasi wilayah tersebut, terbakar setelah serangan pesawat tak berawak.

    Meski demikian, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut. Tidak ada komentar resmi dari Rusia

    Tonton juga video “Drone Ukraina Hantam Stasiun Kereta Api Rusia” di sini:

    (yld/gbr)