Negara: Rusia

  • Bocornya Rekaman Assad Olok-olok Rakyat Suriah Hidup Susah

    Bocornya Rekaman Assad Olok-olok Rakyat Suriah Hidup Susah

    Jakarta

    Rekaman percakapan yang diklaim melibatkan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad bocor ke publik. Dalam rekaman tersebut, Assad diduga mengolok-olok penderitaan rakyat Suriah yang hidup dalam kesulitan akibat perang berkepanjangan.

    Untuk diketahui, Assad digulingkan dari kekuasaannya oleh pasukan oposisi Suriah pada Desember 2024 lalu. Setelah lengser, Assad mencari perlindungan di Rusia, negara yang mendukungnya selama perang berkecamuk di Suriah. Saat ini Assad, dan keluarganya, diyakini tinggal di Moskow, ibu kota Rusia.

    Kembali ke rekaman yang bocor, percakapan Assad mengejek rakyat Suriah itu diyakini merupakan video lama, namun baru mencuat ke permukaan dalam beberapa waktu terakhir. Stasiun televisi Al Arabiya memperoleh video itu secara eksklusif, sehingga membuka tabir percakapan yang selama ini tersembunyi dari publik.

    Dilansir Al Arabiya, Senin (8/12/2025), dalam video tersebut, Assad terlihat sedang mengemudikan mobil sambil berbicara dengan mantan penasihatnya, Luna al-Shibl. Selain al-Shibl, sejumlah sumber mengatakan bahwa asisten Al-Shibl, Amjad Issa juga berada di mobil tersebut.

    Percakapan dalam rekaman tersebut sarat dengan kritik tajam dan sindiran pedas terhadap sejumlah tokoh dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin yang dikenal sebagai sekutu dekat Assad, serta berbagai peristiwa penting di Suriah.

    Dalam salah satu cuplikan, Assad bahkan melontarkan komentar yang dinilai merendahkan rakyat Suriah. Ia menyebut warga Suriah menghabiskan uang untuk membangun masjid, padahal kata Assad rakyat Suriah “bahkan tak sanggup membeli makanan”.

    Selain mengejek rakyat Suriah, Assad juga mengejek para tentara Suriah. Assad berbicara kepada Al-Shibl bahwa dirinya tidak merasakan apa-apa ketika potretnya banyak dipajang di jalanan Suriah. Terdengar keduanya mengejek tentara Suriah.

    Saat membahas soal situasi di Suriah, Assad terdengar mengatakan: “Saya tidak merasa malu, saya merasa jijik.”

    Assad Juga Ejek Putin

    Dalam rekaman itu juga terdengar percakapan Assad dan Al-Shibl mengejek Putin. Percakapan itu diawali Al-Shibl berkomentar sinis mengenai penampilan dan kesehatan Putin, dengan mengatakan: “Apakah Anda melihat betapa membengkaknya penampilan Putin?”

    Assad menjawab: “Itu semua operasi.”

    Al-Shibl menimpali Assad dengan mengatakan: “Iya, semuanya tentang Putin adalah operasi. Dia berusia 65 tahun… klip itu mengeksposenya secara buruk.”

    Belum ada tanggapan langsung dari Kremlin mengenai video yang bocor tersebut.

    Hingga saat ini, belum diketahui tanggal pasti soal kapan video itu direkam. Diketahui, Al-Shibl yang mendampingi Assad dalam video itu telah meninggal dunia pada Juli 2024, setelah dia mengalami luka parah dalam sebuah kecelakaan mobil.

    Menurut salah satu koresponden Al Arabiya, Mahmoud al-Wawi, rekaman video itu “lebih mengejutkan bagi para pendukung al-Assad daripada para penentangnya”.

    Disebutkan oleh Al-Wawi bahwa rekaman video itu ditemukan disimpan di dalam Istana Kepresidenan Suriah dalam sebuah amplop bertanda “Top Secret” bersama dengan dokumen-dokumen pribadi milik Al-Shibl.

    Lihat juga Video ‘Trump Usai Bertemu Presiden Suriah di Gedung Putih: Saya Menyukainya’:

    Halaman 2 dari 2

    (eva/lir)

  • Rekaman Bocor, Assad Ejek Warga Suriah yang Hidup Susah

    Rekaman Bocor, Assad Ejek Warga Suriah yang Hidup Susah

    Damaskus

    Rekaman video yang bocor ke publik menunjukkan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad melontarkan komentar sarkastis mengenai berbagai tokoh dan peristiwa di negara itu. Dalam salah satu rekaman video, Assad terdengar mengejek rakyat Suriah yang hidup susah selama perang.

    Rekaman itu diyakini merupakan video lama, namun baru terungkap ke publik beberapa waktu terakhir, dengan Al Arabiya berhasil mendapatkan secara eksklusif rekaman video tersebut.

    Dalam rekaman video itu, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (8/12/2025), Assad terlihat sedang mengemudikan mobil sambil berbicara dengan mantan penasihatnya, Luna al-Shibl. Sejumlah sumber mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Amjad Issa, asisten Al-Shibl, juga berada di mobil tersebut.

    Percakapan yang terekam dalam video itu mencakup kritikan dan komentar sarkastis tentang berbagai tokoh, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin yang merupakan sekutu dekat Assad, dan berbagai peristiwa yang terjadi di Suriah.

    Dalam salah satu video, Assad melontarkan ejekan untuk rakyat Suriah, dengan mengatakan bahwa mereka menghabiskan uang untuk masjid-masjid padahal mereka “bahkan tidak mampu membeli makanan”.

    Dalam bagian video lainnya, Assad memberitahu Al-Shibl bahwa dirinya tidak merasakan apa-apa ketika melihat potret dirinya yang banyak dipajang di jalanan Suriah. Rekaman video itu juga menunjukkan Assad dan Al-Shibl mengejek tentara Suriah.

    Ketika membahas soal situasi di Suriah, Assad terdengar mengatakan: “Saya tidak merasa malu, saya merasa jijik.”

    Tanggal pasti soal kapan video itu direkam tidak diketahui secara jelas. Namun, diketahui bahwa Al-Shibl yang mendampingi Assad dalam video itu telah meninggal dunia pada Juli 2024, setelah dia mengalami luka parah dalam sebuah kecelakaan mobil.

    Assad digulingkan dari kekuasaannya oleh pasukan oposisi Suriah pada Desember 2024 lalu. Setelah lengser, Assad mencari perlindungan di Rusia, negara yang mendukungnya selama perang berkecamuk di Suriah. Saat ini Assad, dan keluarganya, diyakini tinggal di Moskow, ibu kota Rusia.

    Bagian rekaman video lainnya bahkan menunjukkan Assad mengejek penampilan Putin.

    Rekaman video yang bocor ini telah menjadi topik utama perbincangan di kalangan warga Suriah, karena mengungkapkan — baik dalam bentuk audio maupun video — bagaimana Assad mengejek penderitaan dan kesulitan hidup yang mereka alami.

    Menurut salah satu koresponden Al Arabiya, Mahmoud al-Wawi, rekaman video itu “lebih mengejutkan bagi para pendukung al-Assad daripada para penentangnya”.

    Disebutkan oleh Al-Wawi bahwa rekaman video itu ditemukan disimpan di dalam Istana Kepresidenan Suriah dalam sebuah amplop bertanda “Top Secret” bersama dengan dokumen-dokumen pribadi milik Al-Shibl.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rekaman Video Bocor, Eks Presiden Suriah Bashar al-Assad Ejek Putin

    Rekaman Video Bocor, Eks Presiden Suriah Bashar al-Assad Ejek Putin

    Damaskus

    Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad kedapatan mengejek Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah rekaman video yang bocor ke publik baru-baru ini. Assad yang digulingkan pada akhir tahun 2024 lalu, ketahuan melontarkan olok-olokan untuk penampilan sang pemimpin Kremlin.

    Ejekan untuk Putin itu dilontarkan Assad meskipun Rusia merupakan sekutu dekat Suriah ketika dia masih berkuasa dan selama perang berkecamuk di negara itu.

    Rekaman video yang bocor ke publik baru-baru ini dan didapatkan oleh Al Arabiya itu, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (8/12/2025), menunjukkan Assad sedang berbicara secara privat dengan mantan penasihatnya, Luna al-Shibl, saat keduanya berada dalam sebuah mobil yang melaju di jalanan Suriah.

    Dalam rekaman video itu, Assad melontarkan perkataan yang mengejek berbagai tokoh, termasuk Putin, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Suriah.

    Tanggal pasti soal kapan video itu direkam tidak diketahui secara jelas. Namun diketahui bahwa Al-Shibl yang mendampingi Assad dalam video itu telah meninggal dunia pada Juli 2024 lalu, setelah dia mengalami luka parah dalam sebuah kecelakaan mobil.

    Assad sendiri digulingkan dari kekuasaannya sejak lama oleh pasukan oposisi Suriah pada Desember 2024. Setelah lengser, Assad diketahui mencari perlindungan di Moskow, ibu kota Rusia. Saat ini dia diyakini masih tinggal di Moskow.

    Kebocoran rekaman video itu mengungkap hubungan Assad dengan inner circle-nya dan dengan Putin, yang merupakan sekutu terpenting bagi rezim pemerintahannya terdahulu.

    Dalam salah satu rekaman video yang bocor, Al-Shibl berkomentar sinis mengenai penampilan dan kesehatan Putin, dengan mengatakan: “Apakah Anda melihat betapa membengkaknya penampilan Putin?”

    Assad menjawab: “Itu semua operasi.”

    Al-Shibl menimpali Assad dengan mengatakan: “Iya, semuanya tentang Putin adalah operasi. Dia berusia 65 tahun… klip itu mengeksposenya secara buruk.”

    Pada bagian lain rekaman video itu, Al-Shibl mengkritik tentara-tentara Suriah, dengan mengatakan: “Mereka menatap wajah saya… Saya menyayangi mereka, tetapi saya muak dengan mereka.”

    Sejumlah sumber mengatakan kepada Al-Arabiya bahwa Amjad Issad, asisten Al-Shibl, juga berada di dalam mobil bersama Assad ketika video itu direkam.

    Belum ada tanggapan langsung dari Kremlin mengenai video yang bocor tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Harga Minyak Hari Ini 8 Desember Masih Bertahan pada US$ 63,79

    Harga Minyak Hari Ini 8 Desember Masih Bertahan pada US$ 63,79

    Singapura, Beritasatu.com – Harga minyak dunia bertahan di level tertinggi dalam dua pekan pada perdagangan Senin (8/12/2025) seiring ekspektasi investor terhadap pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).

    Penurunan suku bunga diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi, di tengah meningkatnya risiko geopolitik yang berpotensi mengganggu pasokan dari Rusia dan Venezuela.

    Kontrak berjangka Brent naik 4 sen atau 0,06% ke level US$ 63,79 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 7 sen atau 0,12% menjadi US$ 60,15 per barel.

    Berdasarkan data LSEG, pasar memproyeksikan peluang sebesar 84% bank sentral AS memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan besok hingga lusa.

    Kebijakan ini diperkirakan menjadi salah satu yang paling kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, sehingga pelaku pasar mencermati arah kebijakan serta dinamika internal The Fed.

    Di Eropa, perkembangan perundingan perdamaian Ukraina masih berjalan lambat. Perbedaan pandangan terkait jaminan keamanan bagi Kyiv dan status wilayah yang diduduki Rusia masih belum mencapai titik temu. Analis ANZ menilai, hasil perundingan tersebut akan sangat memengaruhi pergerakan harga minyak global.

    “Berbagai potensi hasil dari dorongan terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang dapat memicu fluktuasi pasokan minyak global lebih dari 2 juta barel per hari,” tulis analis ANZ dalam catatannya seperti dilansir dari Reuters.

    Sementara itu, negara-negara Group of Seven (G7) dan Uni Eropa tengah mempertimbangkan untuk mengganti kebijakan pembatasan harga minyak Rusia dengan larangan penuh layanan maritim. Langkah ini berpotensi memangkas pasokan dari produsen minyak terbesar kedua di dunia.

    Amerika Serikat juga meningkatkan tekanan terhadap Venezuela melalui serangan terhadap kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba, serta ancaman aksi militer untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
     

  • Rusia Bakal Pasok Bahan Bakar ke India

    Rusia Bakal Pasok Bahan Bakar ke India

    Rusia Bakal Pasok Bahan Bakar ke India

  • Ada Hari Apa Saja yang Diperingati Setiap 8 Desember? Yuk Cari Tahu!

    Ada Hari Apa Saja yang Diperingati Setiap 8 Desember? Yuk Cari Tahu!

    Berdasarkan catatan Liputan6.com, Uni Soviet memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, dengan wilayah kekuasaan dari Laut Baltik dan Finlandia di barat, Samudera Pasifik hingga mendekati Alaska di timur, Laut Kaspia dan Iran di selatan, serta melewati lingkaran Arktik di utara.

    Namun, pada dekade ketujuh, kerajaan poliglot terakhir di muka bumi itu runtuh dan akhirnya dibubarkan pada 1991, dikutip dari Chicago Tribune. Keputusan pada Minggu, 8 Desember 1991 oleh Rusia, Ukraina, dan Belarusia untuk membentuk persemakmuran negara-negara merdeka (commonwealth) mengakhiri kekaisaran itu.

    Sebenarnya, Uni Soviet telah ‘sekarat’ selama setengah dekade sebelumnya, sejak reformasi Presiden Mikhail Gorbachev melonggarkan otoritas pusat yang memegang tempat-tempat beragam seperti Latvia dan Uzbekistan, Ukraina, dan Tadzhikistan secara bersamaan.

    Negara adikuasa (superpower) yang menjadi musuh Perang Dingin Barat adalah sebuah bangsa yang disatukan — sering kali dengan paksaan dan intimidasi — dan disebut Rusia sebagai Tsar (kekaisaran).

    Negara yang dikenal sebagai Union of Soviet Socialist Republics (USSR) lahir pada 30 Desember 1922, dengan penandatanganan perjanjian membentuk konfederasi Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Republik Kaukasia — Azerbaijan, Armenia, dan Georgia.

    Dibangun oleh sistem komunis yang berakar pada gagasan Bolshevik tentang revolusi dunia, inti negara itu berkembang dengan cepat hingga mencakup republik-republik Asia Tengah di Uzbekistan, Kazakhstan, Tadzhikistan, Turkmenia, dan Kirgizia di akhir tahun 1920-an.

    Terlepas dari ukurannya, Uni Soviet mencakup wilayah yang lebih sedikit daripada kekaisaran Tsar dari Dinasti Romanov yang mendahuluinya ketika didirikan.

    Vladimir Lenin, pendiri negara Soviet, juga sempat memberikan kemerdekaan atau kehilangan kendali atas Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania, wilayah kekaisaran Polandia, bagian barat Ukraina dan Belarusia, serta Bessarabia di tempat yang sekarang disebut Moldavia.

    Selama dua dekade berikutnya, dekade di mana diktator Josef Stalin dengan kejam memaksakan visinya pada serikat pekerja, negara pun berkembang.

     

     

     

  • Sistem Pertahanan Udara Tolga Turki Berhasil Tembak jatuh Drone dalam Uji Coba

    Sistem Pertahanan Udara Tolga Turki Berhasil Tembak jatuh Drone dalam Uji Coba

    JAKARTA – Perusahaan pertahanan Turki, MKE, berhasil menguji sistem anti-drone baru Tolga yang sukses melumpuhkan kendaraan udara tak berawak (UAV) sebagai bagian dari skenario uji coba bulan lalu.

    Uji coba sistem yang dikembangkan di dalam negeri ini, dengan kemampuan pertahanan udara berlapis terhadap UAV mini dan mikro, drone taktis, rudal jelajah, dan amunisi pintar, dilakukan di Komando Kelompok Uji dan Evaluasi Tembak Karapınar Kementerian Pertahanan Nasional di provinsi Konya, Turki tengah.

    Perusahaan ini memperkenalkan sistem ini awal tahun ini di Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) 2025, yang diselenggarakan di Istanbul.

    Sistem Pertahanan Drone Udara Dekat Tolga dikembangkan untuk melawan ancaman keamanan generasi baru. Sistem ini, yang mencakup pusat komando dan kendali, sistem radar, senjata turet, dan keluarga amunisi yang dikembangkan secara khusus, menyediakan perisai pertahanan berlapis dan terintegrasi terhadap drone, melansir Daily Sabah dan Anadolu 16 November.

    Sistem ini menggabungkan kemampuan pengacauan elektronik dan penghancuran fisik.

    Sistem pertahanan Tolga. (Sumber: AA Photo) 

    Menurut skenario soft-kill yang telah disiapkan, sebuah drone musuh yang berjarak sekitar 3 kilometer (1,86 mil) terdeteksi oleh radar, diidentifikasi melalui elektro-optik, dan kemudian ditembak jatuh menggunakan sistem pengacauan elektronik.

    Dalam skenario hard-kill, dua meriam tetap 12,7 mm, sebuah meriam putar 12,7 mm yang dipasang di kendaraan, dan sistem persenjataan 20 mm menghancurkan drone yang melakukan serangan jarak dekat di ketinggian rendah. Dengan menggunakan amunisi anti-drone yang dirancang untuk membentuk awan logam di sekitar target dengan struktur fragmentasinya, sistem ini meningkatkan probabilitas kena sasaran ke tingkat yang tinggi.

    Sementara itu, Manajer Umum MKE Ilhami Keleş mengatakan kepada wartawan setelah uji coba, sistem MKE Tolga telah berhasil menunjukkan kemampuannya untuk menyerang target nyata dalam skenario nyata dengan tembakan sungguhan.

    Keleş mencatat, uji coba dilakukan menggunakan jenis drone yang serupa dengan yang banyak digunakan dalam perang Rusia-Ukraina.

    Sistem pertahanan Tolga. (Sumber: AA Photo) 

    Menekankan sistem Tolga menawarkan solusi terintegrasi yang menggabungkan kemampuan soft-kill dan hard-kill, termasuk komando dan kendali, radar, elektro-optik, pengacau elektronik, sistem persenjataan, dan amunisi anti-drone yang dikembangkan secara khusus, ia mengatakan: “Steel Dome yang diumumkan Turki kini telah memiliki lapisan bawah, infrastruktur pertahanan udara dan drone di ketinggian 3.000 meter ke bawah, yang dibangun dengan sistem Tolga.”

    “Kita semua telah menyaksikan contoh nyatanya di sini,” katanya.

    “Sistem-sistem ini adalah sistem yang paling dibutuhkan di dunia saat ini, karena ancaman drone telah menjadi isu utama yang sedang ditangani semua negara,” tandas Keleş.

    Ia juga mencatat, mereka memenuhi kebutuhan Turki di bidang ini dan menemukan peluang untuk meraih pangsa pasar internasional yang signifikan.

    Ia mengindikasikan, mereka akan mengadakan demonstrasi serupa di banyak negara, sesuai jadwal yang telah direncanakan, untuk menunjukkan kemampuan mereka secara global.

    “Hari ini, fakta semua skenario yang direncanakan terlaksana dengan lancar dan sukses, dan sebagian besar target berhasil dinetralisir dengan amunisi yang sangat sedikit, banyak di antaranya hanya dalam tiga hingga empat tembakan pertama, merupakan pencapaian besar dan telah memberi kami keyakinan yang besar,” ujarnya.

    “Kami telah menyelesaikan tahap awal produksi massal. Kami siap memulai produksi skala besar, baik untuk amunisi maupun komponen senjata,” tambahnya.

    Diketahui, sistem pertahanan Tolga dapat digunakan pada platform tetap maupun bergerak dan menyesuaikan responsnya berdasarkan kedekatan ancaman. Dengan berbagai konfigurasi, sistem ini memberikan penghancuran efektif hingga jarak 3.000 meter.

  • Macron Akan Bertemu Pemimpin Jerman-Inggris di London Bahas Situasi Ukraina

    Macron Akan Bertemu Pemimpin Jerman-Inggris di London Bahas Situasi Ukraina

    Paris

    Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz di London pada hari Senin mendatang. Pertemuan itu membahas negosiasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terkait situasi Ukraina.

    Dilansir AFP, Minggu (7/12/2025), Macron membuat pengumuman tersebut di X, ketika para pejabat Ukraina dan AS mengadakan perundingan hari ketiga berturut-turut di Miami, AS, untuk membahas rencana mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.

    “Saya akan pergi ke London pada hari Senin untuk bertemu dengan Presiden Ukraina, Perdana Menteri Inggris, dan Kanselir Jerman, untuk membahas situasi dan negosiasi yang sedang berlangsung dalam kerangka mediasi AS,” tulis Macron.

    “Kami akan melanjutkan upaya ini dengan Amerika untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, yang tanpanya perdamaian yang kuat dan abadi tidak akan mungkin terwujud,” tambahnya.

    Macron juga mengutuk gelombang serangan Rusia setelah Moskow meluncurkan lebih dari 700 pesawat tak berawak dan rudal pada Sabtu malam ke Ukraina, yang menargetkan fasilitas energi dan kereta api.

    “Kita harus terus menekan Rusia agar memilih perdamaian,” kata Macron.

    (fas/fas)

  • Anak Eks Presiden Afsel Dituduh Rekrut Belasan Pria Bertempur untuk Rusia

    Anak Eks Presiden Afsel Dituduh Rekrut Belasan Pria Bertempur untuk Rusia

    Pretoria

    Duduzile Zuma-Sambudla, anak perempuan mantan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma, dituduh merekrut belasan pria, separuhnya masih kerabatnya, untuk bertempur bersama pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.

    Zuma-Sambudla, seperti dilansir CNN, Sabtu (6/12/2025), dilaporkan ke polisi oleh kakak tirinya, atau putri sulung Jacob Zuma, Nkosazana Zuma-Mncube, terkait tuduhan tersebut. Kasus ini membuat hubungan antara anggota keluarga Jacob Zuma semakin merenggang.

    Zuma-Sambudla yang berusia 43 tahun, merupakan salah satu dari hampir dua lusin anak Jacob Zuma, yang mengundurkan diri dari jabatan Presiden Afsel tahun 2018 lalu menyusul rentetan skandal korupsi.

    Sosok Zuma-Sambudla dikenal sebagai pendukung setia Presiden Rusia Vladimir Putin dan telah mengungkapkan kekagumannya via media sosial. Pekan lalu, dia mengundurkan diri dari posisinya di parlemen Afsel, menyusul aduan pidana yang diajukan kakak tirinya tersebut.

    Aduan itu diajukan ke polisi setelah pemerintah Afsel mulai menyelidiki bagaimana 17 pria Afsel terjebak di wilayah Donbas, Ukraina, yang dilanda perang. Otoritas Afsel mendapatkan informasi soal situasi sulit yang dialami belasan pria itu setelah mereka memberikan seruan darurat untuk dipulangkan ke negara asalnya.

    Otoritas Afsel mengungkapkan bulan lalu bahwa belasan pria itu “dibujuk untuk bergabung dengan pasukan tentara bayaran yang terlibat dalam perang Ukraina-Rusia dengan dalih kontrak kerja yang menguntungkan”.

    Dalam aduannya yang meminta penyelidikan resmi terhadap adik tirinya, Zuma-Mncube menuduh Zuma-Sambudla dan dua orang lainnya telah berkontribusi pada situasi yang dialami para pria yang terjebak di Donbas tersebut. Zuma-Sambudla belum menanggapi tuduhan itu secara terbuka.

    Kepolisian Afsel, seperti dilansir AFP, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki tuduhan yang menyebut Zuma-Sambudla telah membujuk 17 pria Afsel pergi ke Rusia “untuk berperang dalam perang Ukraina tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka”.

    Penyelidikan itu fokus pada apakah “ada tindakan kriminal, termasuk kemungkinan perdagangan manusia, perekrutan ilegal, eksploitasi, atau penipuan, yang mungkin berkontribusi terhadap perpindahan orang-orang ini ke zona konflik”.

    Berdasarkan aturan hukum Afsel, bertugas untuk militer asing tanpa persetujuan pemerintah merupakan tindakan ilegal atau melanggar hukum.

    Aduan pidana terhadap Zuma-Sambudla juga diajukan oleh Aliansi Demokratik, partai politik terbesar kedua di Afsel. Juru bicara Aliansi Demokratik, Chris Hattingh, mengatakan bahwa belasan pria itu, menurut keterangan keluarga mereka, “benar-benar disesatkan” dan dibujuk ke Rusia dengan kedok “pelatihan keamanan”.

    Ketika tiba di Rusia, sebut Hattingh, pakaian dan paspor pria-pria Afsel itu “diduga dibakar”, kemudian ponsel mereka “disita secara bertahap” hingga akhirnya tidak ada lagi kontak dengan keluarga mereka.

    Tonton juga video “Presiden Afsel Ramaphosa Undang Prabowo Hadiri KTT G20 di Johannesburg”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Geger Drone Misterius Terdeteksi di Pangkalan Kapal Selam Nuklir Prancis

    Geger Drone Misterius Terdeteksi di Pangkalan Kapal Selam Nuklir Prancis

    Paris

    Sejumlah drone misterius terdeteksi mengudara di atas pangkalan Prancis, yang menampung kapal selam balistik nuklir dengan pengamanan ketat. Militer Prancis menggunakan alat pengacau sinyal atau jammer untuk melumpuhkan drone-drone misterius tersebut.

    Ini menjadi insiden terbaru dari serangkaian penampakan drone misterius di atas bandara dan lokasi militer serta kawasan industri sensitif yang marak di kawasan Eropa beberapa waktu terakhir.

    Sekitar 3,5 tahun setelah invasi Rusia ke Ukraina, muncul kekhawatiran yang berkembang bahwa gangguan semacam itu bisa menjadi bagian dari taktik perang hyrbrid Moskow melawan Uni Eropa, yang selama ini mendukung Kyiv.

    Asal drone-drone misterius itu belum bisa dipastikan secara jelas. Jaksa Prancis, seperti dilansir AFP, Sabtu (6/12/2025), telah meluncurkan penyelidikan terhadap kemunculan drone misterius tersebut.

    Insiden itu terjadi di area pangkalan kapal selam di Ile Longue, sebuah semenanjung di lepas pantai Brittany, Prancis bagian barat laut, pada Kamis (4/12) malam waktu setempat.

    “Tidak ada hubungan dengan campur tangan asing sejauh ini,” kata jaksa Prancis, Frederic Teillet, yang terlibat penyelidikan.

    Penyelidikan ini, sebut Teillet, harus “mengonfirmasi apakah ini drone atau bukan” dan menentukan “jenis serta jumlah perangkatnya”.

    Disebutkan jaksa Prancis dalam pernyataannya bahwa tidak ada drone yang ditembak jatuh dan tidak ada pilot yang teridentifikasi sejauh ini. “Marinir menembakkan jammer, bukan menggunakan senjata api,” ucapnya.

    Seorang sumber yang memahami penyelidikan kasus ini mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya lima drone terdeteksi mengudara di atas pangkalan itu pada Kamis (4/12), sekitar pukul 18.30 GMT.

    Menurut sumber tersebut, operasi anti drone dan pencarian telah diluncurkan, dengan batalion marinir Prancis, yang melindungi pangkalan tersebut, melepaskan beberapa tembakan anti-drone.

    Juru bicara prefektur maritim setempat, Guillaume Le Rasle, mengatakan kepada AFP bahwa “infrastruktur sensitif tidak terancam” akibat insiden itu.

    Pangkalan Ile Longue merupakan “rumah” bagi empat kapal selam rudal balistik Prancis, yakni Le Triomphant, Le Temeraire, Le Vigilant, dan Le Terrible. Setidaknya satu kapal selam itu berada di lautan secara permanen untuk memastikan pencegahan nuklir.

    Pangkalan itu sangat dijaga ketat, dengan sebanyak 120 petugas kepolisian maritim yang berkoordinasi dengan Marinir melindungi kompleks tersebut.

    Menteri Pertahanan Catherine Vautrine mengatakan kepada televisi TF1 bahwa penerbangan apa pun di atas pangkalan militer dilarang di Prancis. Dia memuji respons personel militer yang ada di pangkalan tersebut.

    “Aduan telah diajukan, penyelidikan sedang dilakukan, dan penyelidikan inilah yang akan menentukan apa sebenarnya motif di balik penerbangan di atas area tersebut,” ucap Vautrine.

    Tonton juga video “Drone Rusia Hantam Kharkiv Ukraina, 32 Orang Luka-luka”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)