Negara: Rusia

  • JK: Tujuan dari perdamaian adalah untuk kesejahteraan rakyat

    JK: Tujuan dari perdamaian adalah untuk kesejahteraan rakyat

    Banda Aceh (ANTARA) – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI M Jusuf Kalla (JK) menyatakan tujuan akhir dari perdamaian di Provinsi Aceh adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempercepat pembangunan daerah.

    “Proses perdamaian Aceh tidak mudah dan telah melalui perjalanan panjang. Ada tiga kali upaya perundingan sebelum akhirnya berhasil. Tahun 2002, inisiatif perdamaian mulai dijalankan dan Tsunami tahun 2004 mempercepat proses tersebut,” kata Jusuf Kalla secara daring dalam peringatan dua dekade perdamaian Aceh di UIN Ar Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Kamis.

    Dalam pidato perdamaian dan penyerahan penghargaan kepada tokoh terlibat perdamaian Aceh oleh UIN Ar Raniry yang disampaikan secara daring tersebut, ia menjelaskan ada dua hal yang menjadi dorongan utama dalam rekonstruksi dan jaminan kehidupan masyarakat yakni tercapainya perdamaian.

    Dalam kesempatan tersebut JK menyampaikan permintaan maaf tidak bisa hadir secara fisik karena pesawat yang ditumpanginya menuju Aceh harus kembali usai lepas landas sepuluh menit karena permasalahan mesin akibat burung.

    Menurut dia tanpa terciptanya perdamaian di Provinsi Aceh maka akan sulit untuk mewujudkan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca luluh lantak akibat musibah besar pada penghujung tahun 2004 itu.

    Ia menuturkan konflik yang mendera Aceh kala itu menimbulkan korban besar, baik dari masyarakat maupun aparat. Pada masa itu, siang hari operasi TNI, malam hari operasi GAM. Di mana masyarakat tidak menikmati kebebasan secara utuh.

    Dalam pidato perdamaian itu, pihaknya membangun komunikasi dengan semua pihak, mempelajari semua akar permasalahan guna menyelesaikan permasalahan di Aceh serta melibatkan tim yang baik, dirinya mengutuskan tim untuk perundingan dengan target selesai dalam enam bulan pasca musibah besar melanda Aceh, karena rekonstruksi pasca tsunami akan dimulai pada bulan ke-6.

    Menurut dia tanpa perdamaian, pembangunan tidak mungkin berjalan. Masyarakat di daerah itu sudah lelah, malam tidak bisa tidur, hidup dalam ketakutan.

    “Kita sangat bersyukur akhirnya perdamaian dapat tercapai melalui dialog. Dialog adalah bentuk kehormatan bagi semua pihak. Semua merasa dihormati dan dihargai. Alhamdulillah Aceh kini masyarakat bisa menikmati kopi hingga larut malam, di mana dulu toko-toko lebih cepat tutup,” katanya.

    Ia mengatakan dengan perdamaian tersebut rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilaksanakan dengan maksimal sebanyak 50 negara di dunia membantu pemulihan kembali Aceh termasuk dari dana Pemerintah Pusat.

    Karena itu ia mengajak seluruh komponen untuk mengisi perdamaian Aceh yang kini telah memasuki dua dekade dengan berbagai upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Kita harus bergerak cepat, masyarakat Aceh adalah orang yang memiliki semangat tinggi untuk bangkit dan maju. Mari kita terus melihat ke depan dan jangan terlena dengan masa lalu,” katanya.

    Menurut dia Aceh harus terus mengoptimalkan berbagai potensi ekonomi yang ada guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yakni sektor perkebunan, perikanan, perdagangan dan industri agar seimbang dengan daerah lainnya.

    “Semangat Aceh sangat luar biasa sejak ratusan tahun untuk pembangunan. Esensi penting dari perdamaian adalah meningkatkan kesejahteraan dan dinikmati langsung oleh masyarakat,” katanya.

    Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Prof Mujiburrahman menyatakan pihaknya memberikan penghargaan tokoh perdamaian kepada M Jusuf Kalla dan tokoh-tokoh terlibat dalam perdamaian Aceh.

    “Penghargaan yang kita berikan kepada para tokoh perdamaian Aceh sebagai wujud apresiasi atas dedikasi mereka dalam menjaga dan merawat perdamaian,” katanya.

    Ia mengatakan Jusuf Kalla merupakan salah satu tokoh kunci yang memiliki peran krusial dan strategis dalam mewujudkan perundingan dan perdamaian di Aceh.

    Adapun penerima penghargaan perdamaian dari UIN Ar Raniry Banda Aceh yakni Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Dr. (H.C.) Drs. H. M. Jusuf Kalla, Malik Mahmud Al-Haythar (Wali Nanggroe Aceh dan Ketua Juru Runding GAM di Helsinki, Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Prof. Hamid Awaluddin, (Ketua Juru Runding RI di Helsinki & Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI) dan Mantan Duta Besar Indonesia untuk Rusia (2008);

    Kemudian Mr. Juha Christensen (Negosiator dari Finlandia yang memainkan peran penting dalam perdamaian Aceh), Sofyan A Djalil (Anggota Tim Perunding RI di Helsinki dan Tokoh Aceh Jakarta), Nur Djuli (Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki), Zaini Abdullah (Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki), Bakhtiar Abdullah (Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki) dan Nurdin Abdurrahman (Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki)

    Selanjutnya Irwandi Yusuf (Kepala Perwakilan GAM untuk Aceh Monitoring Mission (AMM) dan Mantan Gubernur Aceh), Zakaria Saman, Shadia Marhaban (Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki), Teuku Hadi (Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki), Tengku Nasruddin Bin Ahmad, Perunding GAM CoHA;, Teuku Kamaruzzaman, Perunding GAM CoHA, Amni Ahmad Marzuki, Perunding GAM CoHA, Cut Farah Meutia (Anggota Tim Perunding GAM di Tokyo) dan Erwanto (Anggota Tim Perunding GAM di Tokyo).

    Kemudian almarhum Tengku Muhammad Usman Lampoh Awe, almarhum Tengku Sofyan Ibrahim Tiba, almarhum Cut Nur Asikin, Tokoh Perempuan Aceh Pejuang Referendum Aceh, Alm. Jafar Siddik Hamzah dan Munawar Liza Zainal.

    Pewarta: M Ifdhal
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Eropa Satukan Sikap Jelang Negosiasi Trump-Putin

    Eropa Satukan Sikap Jelang Negosiasi Trump-Putin

    Jakarta

    Seratus hari menjabat, Kanselir Jerman Friedrich Merz boleh jadi membayangkan masa cuti yang lebih menenangkan. Namun, alih-alih beristirahat, dia harus berkutat dengan isu perang dan politik dalam negeri, serta dipaksa menggeber kerja diplomatik tingkat tinggi.

    Jumat (15/8), di Alaska, Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membicarakan masa depan Ukraina. Celakanya, pertemuan itu digelar tanpa melibatkan Ukraina, apalagi Eropa.

    Sebabnya menjelang pertemuan, Merz bergegas “memancang tiang” lebih dulu, dengan mengundang pemimpin dunia Barat di sebuah konferensi virtual di Berlin.

    Yang diundang hadir dalam undangan adalah sejumlah kepala negara dan pemerintahan Eropa, Komisi Eropa, NATO, dan dua tamu kehormatan: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang datang langsung ke Berlin.

    Terutama Zelensky ingin menegaskan posisi Ukraina dalam perundingan damai dengan Rusia. “Kami ingin perdamaian bagi Eropa dan dunia.” Ukraina, katanya, membutuhkan gencatan senjata segera dan jaminan keamanan dari Moskow.

    “Ada harapan untuk perdamaian”

    Inisiatif Merz bertujuan menggalang kesatuan Barat menghadapi Vladimir Putin. Setelah bertahun-tahun melancarkan perang berdarah terhadap Ukraina, penguasa di Kremlin itu tak kunjung memberi isyarat kesediaan gencatan senjata, apalagi berdamai.

    Jerman berharap, sikap kolektif Barat akan mampu mencegah Trump membuat konsesi sepihak ke Rusia.

    Trump sendiri, sebelum KTT virtual di Berlin, mengatakan punya firasat bahwa Eropa “ingin melihat sebuah kesepakatan.”

    Punggawa Partai Republik AS itu ingin menekan Putin, tapi cuma punya bekal tipis. Dia pun menginginkan perdamaian, tapi kadung memangkas besar-besaran suplai senjata ke Ukraina. Daya tawarnya terbatas karena tidak bisa membicarakan penyerahan wilayah — itu hanya mungkin jika Eropa, terutama Ukraina, memberi lampu hijau.

    Mungkinkah pertukaran wilayah?

    Belakangan, Trump sering melontarkan ide “tukar wilayah” untuk mengakhiri perang di Ukraina. Di Brussels, Komisi Eropa sudah berpengalaman bahwa Rusia tak akan mengembalikan wilayah yang sudah direbut dalam waktu dekat. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte baru-baru ini berkata, “Saat ini, kita harus mengakui bahwa Rusia menguasai sebagian wilayah Ukraina.”

    Dalam urusan teritorial, Rutte memandang perlunya dibedakan antara pengakuan de facto dan de jure. Naskah kesepakatan itu mungkin mencatat bahwa Rusia secara faktual menguasai wilayah tertentu, tanpa mengakui secara hukum.

    Dari Berlin terdengar kabar, Ukraina hanya mau berunding soal gencatan senjata total di sepanjang garis depan. Adapun “pengakuan hukum atas pendudukan Rusia tak masuk meja perundingan,” tegas Merz.

    Putin bersikeras pada klaim teritorial

    Saat ini, Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina. Jubir Kementerian Luar Negeri di Moskow Rabu (13/8) lalu menyatakan, pihaknya tak akan mundur dari wilayah yang sudah diduduki, termasuk kota Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Krimea tak disebut, meski wilayah itu sudah dianeksasi Rusia sejak 2014 secara ilegal. Soal KTT di Berlin, komentar Moskow sangat singkat: “Tak penting.”

    Menurut Rafael Loss, pakar keamanan di European Council on Foreign Relations, pertemuan EU-NATO-AS di Berlin tergolong sukses. “Merz dan koleganya berhasil menyuarakan persatuan,” ujarnya kepada DW. Tapi soal definisi “penyerahan atau pertukaran wilayah”, katanya, Eropa dan AS masih berbeda pandangan.

    Secara hukum internasional, wilayah yang diklaim Rusia, termasuk Krimea, merupakan wilayah teritorial Ukraina. Fakta bahwa Rusia menguasai atau menganeksasi wilayah itu secara ilegal tak mengubah status hukumnya. “Penyerahan wilayah hanya mungkin jika konstitusi Ukraina diubah,” tegas Zelensky lagi di konferensi pers Berlin. “Kalau bicara wilayah, kita harus memikirkan rakyat, kita harus memikirkan konstitusi,” ujarnya.

    Pertemuan Alaska: Tiga skenario

    Bagaimana pertemuan pertama Putin-Trump di periode kedua Trump nanti akan berakhir? Rafael Loss membayangkan tiga skenario:

    Pertama, Trump sadar sedang dipermainkan Putin, lalu merapat ke Ukraina dan Eropa.

    Kedua, status quo dipertahankan.

    Ketiga — yang terburuk — Alaska menjadi titik awal normalisasi hubungan AS-Rusia, sementara Ukraina dan tatanan keamanan Eropa jadi korban.

    Solidaritas Eropa dan ancaman sanksi

    “Jika Rusia tak bersedia memberi konsesi, sanksi baru mengintai. Paket sanksi ke-19 Uni Eropa sudah disiapkan,” kata Perwakilan Tinggi Urusan Luar Negeri UE, Kaja Kallas. Rinciannya masih disimpan rapat.

    Sebanyak 26 dari 27 negara anggota UE sepakat berdiri di belakang Ukraina, menegaskan bahwa “perbatasan internasional tak boleh diubah lewat perang.” Hanya Hungaria di bawah Perdana Menteri Viktor Orban yang menolak, menyebut sanksi tambahan tak ada gunanya.

    Moskow gandakan tekanan di medan perang

    Menjelang pertemuan Alaska, Rusia justru menggeber operasi militer di Ukraina. AFP melaporkan, dalam sehari Rusia mencatat kemajuan teritorial terbesar sejak beberapa bulan terakhir. Di Kherson, pertempuran di berbagai front tetap berlangsung sengit.

    Kepada Trump, Merz menitipkan pesan sebelum keberangkatan ke Alaska: “Kami ingin Presiden Trump mencatat sukses di Anchorage pada Jumat.” Dan satu catatan penting: “Ukraina juga harus duduk di meja perundingan jika ada pertemuan lanjutan.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga video “RI Kena Tarif Trump 19%, Mendag Targetkan Pasar Eropa” di sini:

    (ita/ita)

  • Drone Ukraina Picu Kebakaran Hebat di Kilang Minyak Rusia

    Drone Ukraina Picu Kebakaran Hebat di Kilang Minyak Rusia

    Jakarta

    Ukraina menembakkan puluhan drone ke Rusia antara Rabu malam dan Kamis dini hari waktu setempat. Serangan itu melukai tiga orang dan memicu kebakaran di dua wilayah Rusia selatan, termasuk di sebuah kilang minyak.

    Video yang diunggah di media sosial Rusia menunjukkan kebakaran hebat di sebuah kilang minyak di kota Volgograd, Rusia selatan, sekitar 470 kilometer (sekitar 300 mil) dari garis depan pertempuran.

    “Puing-puing dari serangan itu menyebabkan produk minyak tumpah dan terbakar di kilang minyak Volgograd,” kata gubernur wilayah Volgograd, Andrei Bocharov, dalam sebuah pernyataan di Telegram, dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/8/2025).

    Sementara itu, gubernur wilayah Belgorod, Rusia, Vyacheslav Gladkov, mengatakan bahwa sebuah drone Ukraina menghantam sebuah mobil di pusat ibu kota wilayah tersebut. Akibatnya, mobil itu terbakar dan melukai tiga orang.

    Ia mengunggah video yang memperlihatkan mobil tersebut terbakar dan puing-puing berserakan di jalan.

    “Layanan darurat sedang bekerja di lokasi kejadian,” tulisnya di Telegram.

    Ukraina tidak segera berkomentar mengenai serangan tersebut.

    Sejak Rusia melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022, Kyiv telah merespons dengan melancarkan serangan drone terhadap infrastruktur Rusia yang berjarak ratusan kilometer dari perbatasannya.

    Kyiv menyebut serangan tersebut sebagai pembalasan yang adil atas serangan rudal dan drone harian Moskow terhadap warga sipilnya.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mencegat 44 drone Ukraina antara Rabu malam dan Kamis dini hari, termasuk tujuh drone di atas wilayah Krimea, semenanjung yang dianeksasinya dari Ukraina pada tahun 2014.

    Serangan itu terjadi menjelang pertemuan puncak di Alaska antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan puncak ini merupakan yang pertama antara presiden AS dan Rusia yang sedang menjabat sejak 2021.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Rusia Batasi WhatsApp Call dan Panggilan Telegram, Ini Alasannya – Page 3

    Rusia Batasi WhatsApp Call dan Panggilan Telegram, Ini Alasannya – Page 3

    Pemerintah Rusia menegaskan bahwa pembatasan dilakukan untuk melawan tindak kriminal di ranah digital, termasuk penipuan daring dan ancaman terorisme yang dianggap marak di platform asing.

    Menurut Roskomnadzor, WhatsApp dan Telegram telah mengabaikan permintaan berulang untuk mengambil langkah pencegahan agar layanannya tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak berbahaya.

    Meta, pemilik WhatsApp, merespons dengan menegaskan bahwa layanan mereka sepenuhnya privat, menggunakan enkripsi end-to-end, dan tidak akan mengorbankan hak komunikasi aman penggunanya meskipun mendapat tekanan pemerintah.

    Telegram juga menyatakan telah aktif menghapus jutaan konten berbahaya setiap hari, termasuk ajakan kekerasan dan penipuan.

    Namun, Reuters melaporkan sejak 11 Agustus 2025, panggilan suara di Telegram nyaris tidak berfungsi, sementara panggilan WhatsApp terganggu suara berdengung dan putus-putus, membuat pengguna semakin frustrasi.

  • Ngeri, Produk Amerika Diam-diam Dipasang Alat Pelacak

    Ngeri, Produk Amerika Diam-diam Dipasang Alat Pelacak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Chip canggih buatan Amerika Serikat ternyata dilengkapi oleh pelacak untuk memonitor pergerakannya di seluruh dunia. Otoritas AS ingin memastikan tidak ada chip canggih yang dikirim ke China lewat negara lain.

    Reuters menyatakan langkah ekstrem AS menggambarkan upaya pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk memastikan larangan ekspor chip canggih ke China tidak bisa dihindari.

    Pelacak tersebut bisa digunakan sebagai bukti untuk menyeret pihak yang mengambil keuntungan dari larangan ekspor ke China. Pemerintah AS curiga perusahaan dan pihak di beberapa negara membeli chip dari AS kemudian dijual ke China.

    Perangkat pelacak selama puluhan tahun telah digunakan oleh penegak hukum AS untuk memonitor produk tertentu yang penjualannya dibatasi, seperti komponen pesawat terbang.

    Reuters mendapatkan informasi tentang alat pelacak dari 5 narasumber yang terlibat dalam rantai pasok server AI. Mereka mengaku mengetahui tentang penggunaan alat pelacak dalam server yang diproduksi oleh Dell dan Super Micro yang dilengkapi oleh chip rancangan Nvidia dan AMD.

    Alat pelacak biasanya disembunyikan dalam kemasan server. Namun, narasumber Reuters mengaku tidak tahu pihak yang memasang chip dan rute pengirimannya. Namun, mereka memberikan contoh sebuah pengiriman server Dell yang dilengkapi chip pada 2024. Saat itu, ditemukan sebuah pelacak besar di boks server dan pelacak kecil di dalam server.

    Narasumber lainnya mengaku melihat gambar dan video chip dilepas oleh pemesan dari server Dell dan Super Micro. Sebuah pelacak disebut berukuran sebesar HP.

    Pemerintah AS melarang ekspor chip AI dan beberapa teknologi canggih lainnya ke China dengan alasan untuk menghindari penggunaan komponen tersebut untuk pengembangan militer. AS juga melarang teknologi yang sama diekspor ke Rusia.

    Gedung Putih dan Kongres AS sebelumnya pernah mengusulkan agar semua chip AI dilengkapi dengan teknologi verifikasi lokasi untuk mencegah pengiriman ke negara tertentu.

    Usulan itu diprotes keras oleh pemerintah China. Bulan lalu, otoritas internet China memanggil perwakilan Nvidia untuk menyampaikan kecemasan mereka soal “pintu belakang” di dalam chip yang bisa digunakan untuk mengaksesnya dari jarak jauh.

    Pada Januari, Reuters melaporkan AS membongkar penyelundupan chip AI ke China lewat beberapa negara termasuk Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penampakan Rusia Siap-Siap Luncurkan Rudal Nuklir Maut Baru

    Penampakan Rusia Siap-Siap Luncurkan Rudal Nuklir Maut Baru

    Kedua peneliti itu adalah Middlebury Institute of International Studies yang berbasis di California, Jeffrey Lewis, dan peneliti organisasi riset dan analisis CNA yang berbasis di Virginia, Decker Eveleth. Mereka mencapai penilaian terpisah dengan mempelajari citra yang diambil dalam beberapa minggu terakhir hingga Selasa itu. Mereka sepakat bahwa foto-foto tersebut menunjukkan aktivitas ekstensif di lokasi uji tersebut termasuk peningkatan personel dan peralatan serta kapal dan pesawat yang terkait dengan uji coba sebelumnya terhadap 9M730 Burevestnik, rudal yang disebut Presiden Vladimir Putin tak terkalahkan. (Planet Labs PBC/Handout via REUTERS)

  • Rusia Batasi Panggilan Telegram dan WhatsApp

    Rusia Batasi Panggilan Telegram dan WhatsApp

    Bisnis.com, JAKARTA– Pemerintah Rusia mulai membatasi layanan panggilan di aplikasi perpesanan WhatsApp dan Telegram karena tidak kooperatif dengan aparat penegak hukum.

    Melansir laman Reuters pada Kamis (14/8/2025) Kementerian Pembangunan Digital, Komunikasi, dan Media Massa Federasi Rusia menyebut langkah ini diambil karena kedua platform yang dimiliki perusahaan asing tersebut dinilai tidak memenuhi kewajiban berbagi informasi dengan aparat penegak hukum terkait kasus penipuan dan terorisme.

    Kementerian Pembangunan Digital, Komunikasi, dan Media Massa Federasi Rusia menambahkan, pembatasan ini hanya berlaku pada layanan panggilan dan akan dicabut jika kedua platform mematuhi hukum Rusia. 

    Persyaratan itu mencakup pembukaan entitas hukum di Rusia, kepatuhan penuh terhadap semua undang-undang setempat, serta kerja sama dengan Roskomnadzor dan aparat penegak hukum.

    “Untuk menangkal kejahatan berbagai langkah sedang diambil untuk membatasi sebagian panggilan pada layanan perpesanan asing ini. Tidak ada pembatasan lain yang diberlakukan pada fungsi mereka,” tulis Badan pengawas komunikasi Roskomnadzor

    Wakil Ketua Komite Teknologi Informasi di parlemen Rusia, Anton Gorelkin, menyebut WhatsApp harus siap meninggalkan pasar. Sementara itu, seorang anggota parlemen lainnya menilai keberadaan WhatsApp di Rusia melanggar keamanan nasional.

    Meta Platforms, pemilik WhatsApp, telah dicap sebagai organisasi ekstremis oleh pemerintah Rusia sejak 2022, meski aplikasinya tetap diizinkan beroperasi. WhatsApp sendiri pernah dijatuhi sanksi karena tidak menghapus informasi yang dilarang di Rusia.

    Di sisi lain, Presiden Vladimir Putin telah mengizinkan pengembangan aplikasi perpesanan lokal yang terintegrasi dengan layanan pemerintah. 

    Langkah ini disebut sebagai bagian dari kedaulatan digital untuk mengurangi ketergantungan pada layanan asing seperti WhatsApp dan Telegram.

    Sejumlah pihak khawatir aplikasi perpesanan buatan negara nantinya akan memantau aktivitas pengguna. Mereka juga menduga pemerintah dapat memperlambat layanan WhatsApp untuk mendorong migrasi pengguna ke platform baru tersebut.

    Human Rights Watch dalam laporannya bulan lalu menyebut, pemerintah Rusia semakin meningkatkan kapasitas teknologi dan kontrol atas infrastruktur internet negara itu. Hal ini memungkinkan pemblokiran dan pelambatan akses situs, serta penyensoran terhadap alat-alat untuk menghindari blokir.

    Berdasarkan pantauan Reuters, panggilan suara di Telegram nyaris tidak berfungsi sejak 11 Agustus, sementara panggilan WhatsApp terganggu oleh suara putus-putus dan dengungan metalik.

    Telegram mengatakan kepada harian Rusia RBC pihaknya menolak konten yang menyerukan kekerasan atau penipuan. 

    Perusahaan itu juga mengklaim menggunakan alat kecerdasan buatan (AI) untuk memantau bagian publik dari platform dan menghapus jutaan pesan berbahaya setiap hari. 

  • Makhluk Mungil Bawa Jutaan Kematian, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

    Makhluk Mungil Bawa Jutaan Kematian, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

    Jakarta, CNBC indonesia – Penyebaran jamur Aspergillus dikabarkan kian meluas. Menurut ilmuwan, hal ini jadi ancaman serius karena penyebaran tersebut dipicu “kiamat” perubahan iklim akibat pemanasan global.

    Sebagai informasi Aspergillus merupakan jenis kapang atau jamur yang bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan gangguan pernapasan. Spora jamur dapat masuk ke tubuh manusia lewat udara dan menyebabkan penyakit bernama aspergilosis.

    Infeksi dari jamur dapat berisiko pada mereka dengan sistem imun lemah, penderita asma atau fibrosis kistik.

    Jamur itu bisa tumbuh subur pada suhu tinggi, membuatnya mampu bertahan dalam tubuh manusia dengan suhu 37 derajat Celcius. Gaya hidup alaminya menurut Elaine Bignell dari University of Exeter membuatnya bisa masuk ke paru-paru manusia.

    Sementara itu, studi dari Manchester University mengungkapkan jamur telah menyebar luas ke wilayah Eropa hingga Asia. Peneliti Norman van Rhijn mengatakan dunia berada dalam titik kritis untuk menghadapi peningkatan patogen jamur dan infeksi jamur bisa menyebabkan kematian jutaan orang secara global.

    “Kita berbicara tentang ratusan ribu nyawa, dan pergeseran benua dalam distribusi spesies. Dalam 50 tahun ke depan, tempat tumbuh berbagai spesies dan jenis infeksi yang kita hadapi akan berubah total,” kata Rhijn, dikutip dari Financial Times.

    The Independent melaporkan Aspergillus bisa meluas hingga 77% wilayah lagi pada 2100. Penyebabnya karena pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil.

    Setidaknya fenomena itu akan membuat sembilan juta orang di Eropa menghadapi risiko infeksi mematikan.

    Sementara di Asia, penyebaran jamur mencapai wilayah utara seperti China bagian utara, Rusia, hingga Skandinavia dan Alaska juga diprediksi meningkat signifikan.

    Bukan hanya itu, Aspergillus flavus juga berisiko menyebar ke 16% wilayah baru. Spesies ini tumbuh di tanaman pangan.

    Penyebarannya jadi ancaman serius bagi ketahanan pangan dan ekosistem sekitarnya secara global.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Ingin Bertemu Putin dan Zelensky, Ancam Rusia Konsekuensi Berat

    Trump Ingin Bertemu Putin dan Zelensky, Ancam Rusia Konsekuensi Berat

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia merencanakan pertemuan kedua dengan mitranya Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan kedua dengan bersama pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky setelah pertemuan di Alaska.

    Dilansir AFP, Kamis (14/8/2025), Trump dijadwalkan bertemu dengan Putin di Anchorage pada Jumat (15/8), pertemuan pertama antara pemimpin Rusia dan Presiden AS yang sedang menjabat sejak 2021.

    “Jika pertemuan pertama berjalan lancar, kami akan segera mengadakan pertemuan kedua,” ujarnya kepada para wartawan.

    “Saya ingin melakukannya segera, dan kami akan mengadakan pertemuan kedua yang cepat antara Presiden Putin dan Presiden Zelensky dan saya sendiri, jika mereka mengizinkan saya hadir.”

    Perundingan berisiko tinggi ini terjadi di tengah upaya Trump untuk menengahi berakhirnya perang Rusia yang telah berlangsung hampir tiga setengah tahun di Ukraina, dan Zelensky beserta sekutu-sekutunya di Eropa telah mendesak Partai Republik untuk mendorong gencatan senjata.

    Trump mengatakan Rusia akan menghadapi “konsekuensi yang sangat berat” jika Putin tidak setuju untuk mengakhiri perang setelah pertemuan, tanpa penjelasan lebih lanjut.

    Pemimpin AS tersebut telah berjanji puluhan kali selama kampanye pemilihannya tahun 2024 untuk mengakhiri perang pada hari pertamanya menjabat, tetapi hanya membuat sedikit kemajuan dalam menengahi kesepakatan damai.

    Ia mengancam akan memberikan “sanksi sekunder” kepada mitra dagang Rusia atas invasinya ke Ukraina, tetapi tenggat waktu tindakannya telah berlalu minggu lalu tanpa ada tindakan yang diumumkan.

    Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah melakukan “komunikasi yang sangat baik” dengan para pemimpin Eropa termasuk Zelensky saat ia menjawab pertanyaan dari para wartawan di sebuah acara seni di Kennedy Center, Washington.

    “Saya akan memberi nilai 10. Anda tahu–sangat, sangat bersahabat,” katanya.

    (rfs/rfs)

  • Putin-Trump Bakal Bertemu, Zelensky Desak Rusia Setujui Gencatan Senjata

    Putin-Trump Bakal Bertemu, Zelensky Desak Rusia Setujui Gencatan Senjata

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Alaska pekan ini. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut bahwa Rusia akan menghadapi sanksi baru jika tidak menyetujui gencatan senjata segera.

    “Kami berharap topik utama dalam pertemuan ini adalah gencatan senjata. Gencatan senjata segera,” kata Zelensky setelah panggilan telepon dengan Trump dan para pemimpin Eropa, dilansir AFP, Rabu (13/8/2025).

    “Sanksi harus diberlakukan dan harus diperkuat jika Rusia tidak menyetujui gencatan senjata,” tambah Zelensky, berbicara bersama Kanselir Jerman Friedrich Merz di Berlin.

    Trump dijadwalkan bertemu dengan Putin di Alaska pada Jumat (15/8), dan mengatakan ia ingin mengatur pertemuan trilateral yang melibatkan Zelensky.

    Ukraina pada bulan Maret menyetujui proposal AS untuk gencatan senjata dan mengatakan tidak akan ada perundingan damai substantif dengan Rusia tanpanya. Rusia telah menolak proposal gencatan senjata dan menunda seruan Zelensky untuk perundingan langsung dengan Putin.

    Dia juga mengatakan bahwa Rusia “berusaha menekan semua pihak di front Ukraina menjelang pertemuan di Alaska.”

    (rfs/fas)