Negara: Rusia

  • PM Denmark Sebut Netanyahu Kini Jadi ‘Masalah’

    PM Denmark Sebut Netanyahu Kini Jadi ‘Masalah’

    Copenhagen

    Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen menyebut PM Israel Benjamin Netanyahu kini telah menjadi “masalah”. Frederiksen menyatakan dirinya akan berusaha menekan Tel Aviv terkait perang Gaza mengingat Denmark saat ini memegang jabatan Presiden Uni Eropa.

    “Netanyahu sendiri kini menjadi masalah,” kata Frederiksen dalam sebuah wawancara dengan harian Jyllands-Posten, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    Dia juga menyebut bahwa pemerintah Israel sudah bertindak “terlalu jauh”.

    Dalam wawancara tersebut, Frederiksen mengecam situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang disebutnya “sangat mengerikan dan merupakan bencana besar”. Dia juga mengecam proyek permukiman baru Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

    “Kami adalah salah satu negara yang ingin meningkatkan tekanan terhadap Israel, tetapi kami belum mendapatkan dukungan dari anggota-anggota Uni Eropa,” ujarnya.

    Fredriksen menambahkan bahwa dirinya ingin mempertimbangkan “tekanan politik, sanksi, baik terhadap para pemukim, para menteri, atau bahkan Israel secara keseluruhan”, merujuk pada sanksi perdagangan atau penelitian.

    “Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun sebelumnya. Sama seperti Rusia, kami merancang sanksi untuk menargetkan area yang kami yakini akan memberikan dampak terbesar,” ucapnya.

    Denmark tidak termasuk ke dalam negara-negara Eropa yang menyatakan akan mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

    Wawancara Frederiksen itu mencuat setelah kepala staf militer Israel, pada Rabu (13/8), mengatakan rencana telah disetujui untuk serangan baru di Jalur Gaza, yang bertujuan untuk mengalahkan kelompok Hamas dan membebaskan semua sandera yang tersisa.

    Militer Israel bermaksud untuk menguasai Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di sekitarnya, beberapa area terdapat di wilayah tersebut, yang hancur akibat perang selama lebih dari 22 bulan.

    Dalam beberapa hari terakhir, penduduk Kota Gaza mengatakan kepada AFP bahwa serangan udara lebih sering menargetkan area-area permukiman. Awal pekan ini, Hamas mengecam serangan darat Israel yang “agresif” di area tersebut.

    Militer Israel, pada Jumat (15/8) waktu setempat, mengatakan pasukannya sedang melakukan berbagai operasi di area pinggiran Kota Gaza.

    Lihat juga Video ‘PM Selandia Baru: Gaza Mengerikan, Netanyahu Kehilangan Akal Sehat’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Zelensky Akan Terbang ke AS Usai Trump Bertemu Putin

    Zelensky Akan Terbang ke AS Usai Trump Bertemu Putin

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan terbang ke Washington DC, ibu kota Amerika Serikat (AS), untuk bertemu Presiden Donald Trump. Hal ini setelah Zelensky mendapatkan penjelasan via telepon dari Trump soal isi pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan di Alaska.

    Zelensky dalam pengumumannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), mengatakan dirinya akan bertolak ke Washington DC pada Senin (18/8) mendatang, untuk membahas “penghentian pembunuhan dan perang” dengan Trump.

    Dikatakan Zelensky bahwa hal tersebut dilakukan setelah dia berbicara via telepon dengan Trump, di mana Presiden AS itu menyampaikan “poin-poin utama” pembicaraannya dengan Putin dalam pertemuan puncak pada Jumat (15/8) di Alaska. Pertemuan itu tidak menghasilkan kesepakatan apa pun soal Ukraina.

    “Pada Senin (18/8), saya akan bertemu dengan Presiden Trump di Washington DC untuk membahas semua detail terkait penghentian pembunuhan dan perang,” kata Zelensky dalam pernyataannya pada Sabtu (16/8).

    “Saya berterima kasih atas undangannya,” imbuhnya.

    Zelensky, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa dirinya memiliki “percakapan yang panjang dan substantif dengan Trump”, yang dimulai sebagai pembicaraan empat mata, sebelum kemudian melibatkan para pemimpin Eropa.

    Tidak dijelaskan lebih detail oleh Zelensky soal topik percakapan teleponnya dengan Trump tersebut.

    Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataan terpisah mengatakan bahwa Trump melakukan “panggilan telepon panjang” dengan Zelensky dalam penerbangan kembali ke Washington DC dari Anchorage, Alaska.

    Trump, sebut Leavitt, juga berbicara via telepon dengan para pemimpin NATO.

    Zelensky sendiri belum menanggapi langsung pertemuan puncak antara Trump dan Putin yang tidak menghasilkan gencatan senjata untuk Ukraina.

    Pertemuan antara Zelensky dan Trump di Washington DC dijadwalkan tiga hari setelah pembicaraan di Alaska, yang berakhir tanpa terobosan nyata untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Sehari setelah pertemuan Trump dan Putin itu, Zelensky meminta sekutu-sekutu Eropa untuk terlibat di “setiap tahap” perundingan. Dia juga menegaskan kembali bahwa dirinya siap untuk pertemuan trilateral dengan Trump dan Putin — sesuatu yang telah didorong oleh Kyiv tetapi ditolak oleh Kremlin.

    “Ukraina menekankan bahwa isu-isu kunci dapat dibahas di tingkat para pemimpin, dan format trilateral cocok untuk ini,” kata Zelensky.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Drone-Rudal Rusia Hujani Ukraina Usai Pertemuan Trump-Putin

    Drone-Rudal Rusia Hujani Ukraina Usai Pertemuan Trump-Putin

    Kyiv

    Puluhan drone dan rudal Rusia menghujani wilayah Ukraina pada Sabtu (16/8) dini hari waktu setempat, atau beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin melakukan pertemuan puncak di Alaska.

    Pertemuan kedua pemimpin yang sangat dinantikan itu berakhir tanpa terobosan, dengan tidak adanya kesepakatan apa pun mengenai Ukraina yang menjadi topik pembahasan utama.

    Beberapa jam usai pertemuan itu diakhiri pada Jumat (15/8) waktu Alaska, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah “menyerang dengan rudal balistik Iskander-M dan 85 drone tipe Shahed”.

    Disebutkan juga bahwa Moskow juga menyerang “area-area garis depan” di empat wilayah Ukraina.

    Dalam laporan hariannya, Angkatan Udara Ukraina menyebut serangan-serangan itu terjadi “pada 16 Agustus dini hari” dan dimulai pada 15 Agustus malam hari — ketika Trump dan Putin menggelar negosiasi mereka.

    Kyiv mengatakan bahwa pertahanan udaranya berhasil menembak jatuh 61 drone Rusia di antaranya.

    Pertemuan puncak antara Trump dan Putin berakhir tanpa pengumuman gencatan senjata, meskipun Barat telah mendesak Kremlin selama berbulan-bulan untuk berkomitmen dalam menghentikan pertempuran.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky belum memberikan reaksi publik atas pertemuan Trump dan Putin tersebut.

    Sebelumnya, dalam wawancara dengan Fox News setelah pertemuan dengan Putin, Trump mengatakan bahwa tanggung jawab kini berada di tangan Zelensky untuk memanfaatkan pertemuan puncak di Alaska dalam melanjutkan upaya dan mengamankan kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    “Sekarang, semuanya bergantung pada Presiden Zelensky untuk mewujudkannya,” kata Trump. “Dan saya juga ingin mengatakan negara-negara Eropa, mereka harus ikut terlibat sedikit, tetapi itu terserah pada Presiden Zelensky,” ucapnya.

    Lihat Video ‘Dihadapan Trump, Putin Akui Ingin Akhiri Perang dengan Ukraina’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Putin Tawarkan Kunjungi Moskow Usai Pertemuan 3 Jam, Trump Bilang Menarik

    Putin Tawarkan Kunjungi Moskow Usai Pertemuan 3 Jam, Trump Bilang Menarik

    Anchorage

    Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk berkunjung ke Moskow, setelah keduanya melakukan pertemuan puncak di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat untuk membahas perang Ukraina.

    Tawaran itu disampaikan Putin dalam konferensi bersama dengan Trump yang digelar setelah pertemuan di Joint Base Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska.

    “Lain kali di Moskow,” kata Putin kepada Trump dalam bahasa Inggris, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    Pernyataan itu disampaikan Putin setelah sang Presiden AS berterima kasih kepadanya dan mengatakan bahwa dia “mungkin akan segera bertemu lagi” dengan pemimpin Rusia tersebut.

    Trump membalas Putin dengan mengatakan: “Oh, itu menarik.”

    “Saya akan mendapat kritikan untuk hal itu, tetapi saya bisa melihat hal itu kemungkinan akan terjadi,” kata Trump.

    Putin dan Trump melakukan pertemuan yang sangat dinantikan di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat, yang dimaksudkan untuk membahas perang di Ukraina dan langkah-langkah menuju perdamaian.

    Namun kedua pemimpin mengakhiri pertemuan tanpa ada kesepakatan apa pun soal Ukraina, setelah melakukan pembicaraan selama tiga jam.

    Kendati demikian, Trump menyebut pertemuan dengan Putin “sangat produktif” dengan “banyak poin” yang disepakati, meskipun dia tidak menyebutkannya lebih detail.

    Sedangkan Putin menyebut ada “kesepahaman” antara dirinya dan Trump mengenai Ukraina. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal “kesepahaman” yang dimaksudnya.

    “Kami berharap kesepahaman yang telah kami capai akan… membuka jalan bagi perdamaian di Ukraina,” kata Putin dalam konferensi pers bersama dengan Trump.

    Dalam wawancara dengan Fox News setelah pertemuan itu, Trump mengatakan bahwa tanggung jawab kini berada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memanfaatkan pertemuan puncak di Alaska dalam melanjutkan upaya dan mengamankan kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    “Sekarang, semuanya bergantung pada Presiden Zelensky untuk mewujudkannya,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News. “Dan saya juga ingin mengatakan negara-negara Eropa, mereka harus ikut terlibat sedikit, tetapi itu terserah pada Presiden Zelensky,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Harga Emas Antam 16 Agustus 2025 Lengser dari Level Rp 1.900.000, Cek Rinciannya – Page 3

    Harga Emas Antam 16 Agustus 2025 Lengser dari Level Rp 1.900.000, Cek Rinciannya – Page 3

    Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan Jumat (15/8/2025), namun masih mencatatkan pelemahan mingguan seiring meredanya spekulasi penurunan suku bunga pasca rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan.

    Fokus pasar kini beralih pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.

    Mengutip CNBC, Sabtu (16/8/2025), harga emas spot tercatat di level USD 3.336,66 per ons, nyaris tidak berubah dari hari sebelumnya, tetapi turun 1,8% sepanjang pekan. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup mendatar di USD 3.382,6 per ons.

    Melemahnya dolar AS pada perdagangan Jumat membuat emas — yang berdenominasi dolar AS — menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

    Sentimen pasar sempat tertekan setelah data Kamis (14/8/2025) menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) AS pada Juli melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun.

    Berdasarkan data CME FedWatch, pelaku pasar kini menilai peluang 92,6% The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September. Peluang penurunan 50 basis poin yang semula diantisipasi sebagian investor kini nyaris hilang.

  • Trump Tetapkan Tarif Impor Baja dan Semikonduktor Mulai Minggu Depan

    Trump Tetapkan Tarif Impor Baja dan Semikonduktor Mulai Minggu Depan

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dirinya akan mengumumkan tarif impor baja dan chip semikonduktor dalam beberapa minggu ke depan. Namun ia tidak memberitahukan besaran tarif yang akan dikenakan secara pasti.

    Melansir Reuters, Sabtu (16/8/2025), dalam perjalanan menuju Alaska Jumat (15/8) kemarin Trump mengatakan besaran tarif yang dikenakan akan lebih rendah di awal, sehingga perusahaan-perusahaan terkait dapat membangun manufaktur domestik di AS. Selang beberapa waktu besaran tarif ini kemudian akan meningkat tajam.

    “Saya akan menetapkan tarif minggu depan dan minggu berikutnya untuk baja dan, menurut saya, chip,” kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One saat ia menuju pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.

    Trump mengaku sangat yakin bahwa perusahaan-perusahaan sektor baja dan semikonduktor akan memilih untuk membangun fasilitas produksi mereka di Amerika saat besaran tarif yang ditetapkan masih rendah, daripada kelak menghadapi tarif tinggi.

    “Saya akan menetapkan tarif yang lebih rendah di awal, yang memberi mereka kesempatan untuk masuk dan membangun, dan sangat tinggi setelah jangka waktu tertentu,” ujarnya.

    Sebagai informasi, pada Februari lalu Trump menetapkan tarif untuk impor baja dan aluminium sebesar 25%. Namun pada Mei kemarin ia kembali mengumumkan akan menggandakan besaran tarif tersebut jadi 50% untuk meningkatkan produsen dalam negeri.

    Saat itu Trump juga tidak mengatakan dengan tegas apakah kenaikan tarif pada impor logam tersebut akan segera berlaku.

    Di luar itu, pada pekan lalu lalu Trump juga mengatakan segera mengenakan tarif 100% pada impor semikonduktor. Namun perusahaan-perusahaan yang berkomitmen untuk membangun manufaktur mereka di Amerika akan dikecualikan.

    (igo/eds)

  • Hasil Pertemuan Trump & Putin Datar-datar Aja, Para Ekonom Langsung Buka Suara

    Hasil Pertemuan Trump & Putin Datar-datar Aja, Para Ekonom Langsung Buka Suara

    Jakarta

    Pertemuan yang sangat dinanti antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/8/2025) waktu setempat, ternyata tidak menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri atau bahkan menghentikan sementara perang Rusia di Ukraina.

    Padahal, kedua pemimpin menggambarkan pembicaraan di Alaska itu sebagai pertemuan yang produktif. Dalam penampilan singkat di hadapan media setelah hampir tiga jam berdiskusi, keduanya menyatakan telah membuat kemajuan dalam beberapa isu tanpa memberikan penjelasan detail.

    Keduanya juga tidak membuka sesi tanya jawab, dan Trump yang biasanya vokal memilih diam saat wartawan berteriak melontarkan pertanyaan.

    “Ada banyak poin yang kami sepakati. Mungkin ada beberapa hal besar yang belum tuntas, tapi kami sudah mulai membuat kemajuan,” ujar Trump sambil berdiri di depan latar bertuliskan Pursuing Peace atau Menjemput Perdamaian, dilansir dari Reuters, Sabtu (16/8/2025).

    Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, New York, menilai hasil pertemuan ini sesuai prediksi. Ia menyebut hal itu hanya terdengar retorika diplomatik, tanpa isi konkret.

    “Kami akan memantau apakah hasil ‘to be continued’ ini cukup untuk menunda sanksi sekunder terhadap India yang masih mengimpor minyak dari Rusia. Tapi ini jelas tidak cukup untuk membuat Eropa mempertimbangkan mencabut sanksi energi terhadap Rusia,” katanya.

    Sementara itu, Carol Schleif, Kepala Strategi Pasar di BMO Private Wealth, menyebut hasilnya cenderung datar. Ia juga mengatakan isu geopolitik terkait pertemuan kedua pimpinan negara itu tidak akan terlalu menyita perhatian pasar.

    “Satu-satunya berita adalah tidak ada berita. Isu geopolitik seperti ini biasanya tidak terlalu menyita perhatian pasar dalam jangka panjang. Lagipula, pasar sudah mencetak rekor tertinggi meski perang ini sudah berlangsung tiga tahun. Pasar lebih peduli pada belanja konsumen, inflasi, dan komentar dari Wyoming minggu depan,” imbuhnya.

    Eric Teal, Chief Investment Officer di Comerica, berpendapat bahwa absennya sanksi ekonomi adalah kabar baik. Dalam hal ini, pasar bisa bernapas lega karena tidak ada eskalasi.

    “Bahkan, bisa jadi ini membuka peluang investasi di sektor energi. Harga minyak sekarang cukup rendah, dan potensi rally pemulihan ada di depan mata, terutama seiring permintaan musiman dan potensi pertumbuhan ekonomi.” sebut Eric.

    Eugene Epstein, Kepala Perdagangan dan Produk Terstruktur untuk wilayah Amerika Utara di Moneycorp, menganggap hasil pertemuan ini sudah sesuai ekspektasi.

    “Tidak ada yang berharap pembicaraan ini akan langsung melahirkan rencana damai yang konkret. Ini lebih soal simbolisme bahwa kedua pemimpin bersedia terus berbicara untuk mencari solusi bersama. Ini baru langkah awal,” tutupnya.

    (ily/hns)

  • Benarkah Harga BBM Turun per 15 Agustus 2025? Simak Rinciannya di Sini – Page 3

    Benarkah Harga BBM Turun per 15 Agustus 2025? Simak Rinciannya di Sini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Di ramai di sejumlah media sosial bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) turun pada 15 Agustus 2025. Penurunan harga BBM baik di SPBU Pertamina atau milik swasta seperti Shell dan BP-AKR disebutkan karena penurunan harga minyak dunia. 

    Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, harga minyak dunia memang ditutup melemah menjelang pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. 

    Namun benarkah harga BBM di Indonesia turun pada 15 Agustus 2025?

    Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, harga BBM pada 15 Agustus tetap sama dengan harga BBM pada 1 Agustus. Penurunan harga BBM terjadi pada periode Juli memasukin agustus.

    Sebagai contoh, harga BBM RON 92 di Pertamina (Pertamax) masih di angka Rp 12.200 per liter untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya). 

    Sedangkan BP-AKR dengan produk BP Ultimate dibanderol Rp 12.550 per liter. Angka ini tidak berubah jika dibandingkan dengan periode 1 Agustus.  Hal yang sama juga terjadi di SPBU Shell untuk jenis Shell Super masih di angka Rp 12.580 per liter.

    Berikut ini rincian harga BBM di berbagai SPBU per 16 Agustus 2025:

  • Senyuman Putin Naik Benteng Berjalan ‘The Beast’, Semobil dengan Trump

    Senyuman Putin Naik Benteng Berjalan ‘The Beast’, Semobil dengan Trump

    Jakarta

    Vladimir Putin menumpangi mobil kepresidenan AS ‘The Beast’ bersama Donald Trump. Momen langka itu terjadi saat Putin tiba di Alaska.

    Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di pangkalan militer Alaska. Setibanya di Alaska, Putin turun dari pesawat disambut karpet merah, Trump pun demikian. Keduanya bersalaman dan berjalan menuju mobil sembari disuguhi pemandangan pesawat jet melintas di atas kepala. Selanjutnya baik Putin dan Trump berjalan menuju limosin berlapis baja Cadillac yang sering disebut dengan ‘The Beast’.

    Keduanya masuk ke mobil bersamaan, Trump masuk dari pintu kanan dan Putin dari sisi kiri. Putin pun sempat menebar senyum saat melihat ke sisi kiri jendela sembari melambaikan tangan satu kali. Dikutip NBC News, perjalanan semobil Putin dan Trump itu berlangsung sekitar 10 menit. Tak diketahui lebih detail soal rencana perjalanan keduanya, termasuk soal Putin semobil dengan Trump. Namun seorang produser NBC News mengaku melihat mobil dengan pelat nomor Moscow ada di landasan pacu.

    Pada pertemuan ini, Trump dan Putin akan melakukan perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Perundingan tatap muka diawasi ketat oleh negara-negara Eropa dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang tidak diikutsertakan dan secara terbuka menolak tekanan dari Trump untuk menyerahkan wilayah yang direbut Rusia.

    Spesifikasi Benteng Berjalan ‘The Beast’

    Adapun mobil yang ditumpangi Trump dan Putin dikenal juga sebagai benteng berjalan. Mobil buatan AS itu kerap digunakan orang nomor satu AS saat bertugas baik di dalam negeri ataupun luar negeri. Mobil kepresidenan AS tidak hanya bisa menangkal serangan. Mobil ini juga dibekali persenjataan yang disiapkan.

    Misalnya tersedia layar berasap dan gagang pintu yang dilengkapi dengan aliran listrik untuk menangkal para penyusup. Dalam keadaan darurat, The Beast disebut bisa mengeluarkan oli sehingga mobil yang mengejarnya berputar kehilangan arah.

    Senapan angin, granat roket, peralatan night vision, hingga granat gas air mata dipercaya ada di dalamnya. Punya bobot 8 sampai 10 ton, bodi The Beast terbuat dari lapisan anti-peluru guna mencegah kerusakan saat ada bom meledak. Kacanya juga tebal dan disebut dapat menghentikan peluru magnum 0,44.

    Bagian interiornya dilengkapi dengan pelindung khusus sehingga penumpang dapat terhindar dari cairan beracun. Ban The Beast yang kempes juga membuat mobil masih bisa berjalan meski dalam kecepatan terbatas.

    Dalam rangkaian konvoi kendaraan kepresidenan, biasanya ada lebih dari satu The Beast yang berwujud identik, termasuk pelat nomor yang sama. Hal ini dimaksudkan agar para penyerang tidak bisa mengidentifikasi dengan baik mobil mana yang ditumpangi presiden AS saat melakukan iring-iringan.

    The Beast bukanlah mobil biasa. Mengendarai The Beast dibutuhkan keahlian khusus, sekalipun dikemudikan oleh Secret Service. Untuk memarkirkan mobil bongsor itu pun membutuhkan kemampuan khusus. Maka dari itu, butuh pelatihan bagi mereka yang bakal mengendarai The Beast.

    (dry/din)

  • Kini Tergantung Zelensky Capai Kesepakatan Ukraina

    Kini Tergantung Zelensky Capai Kesepakatan Ukraina

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa tanggung jawab sekarang berada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengamankan kesepakatan dalam mengakhiri invasi Moskow terhadap negaranya.

    Hal tersebut disampaikan Trump setelah menggelar pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat, yang diwarnai pembicaraan selama tiga jam dan diakhiri tanpa kesepakatan apa pun soal Ukraina.

    Trump, dalam wawancara dengan media terkemuka AS, Fox News, usai pertemuan dengan Putin, mengatakan bahwa onus atau tanggung jawab kini berada di tangan Zelensky untuk memanfaatkan pertemuan puncak di Alaska guna melanjutkan upaya dan mengamankan kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    “Sekarang, semuanya bergantung pada Presiden Zelensky untuk mewujudkannya,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    “Dan saya juga ingin mengatakan negara-negara Eropa, mereka harus ikut terlibat sedikit, tetapi itu terserah pada Presiden Zelensky,” ucapnya.

    Trump mengatakan dirinya akan berkonsultasi dengan Zelensky dan para pemimpin NATO mengenai isi pertemuannya dengan Putin. Trump memberi nilai sempurna “10 dari 10” untuk pertemuan dirinya dan Putin.

    Meski pertemuan puncak di Alaska itu tidak mencapai kesepakatan soal Ukraina, Trump menyebut pertemuan dengan Putin itu “sangat produktif” dengan “banyak poin” yang disepakati, meskipun dia tidak menyebutkannya lebih detail.

    “Kita belum sampai di sana, tetapi kita telah membuat kemajuan. Tidak ada kesepakatan sampai ada kesepakatan,” kata Trump dalam konferensi pers singkat yang digelar dengan backrop sederhana bertuliskan “Pursuing Peace”.

    “Hanya ada sedikit yang tersisa, beberapa hal yang tidak terlalu signifikan, satu hal mungkin yang paling signifikan,” ucapnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Sementara Putin, dalam konferensi pers yang sama, mengatakan bahwa ada “kesepahaman” antara dirinya dan Trump mengenai Ukraina. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal “kesepahaman” yang dimaksudnya.

    “Kami berharap kesepahaman yang telah kami capai akan… membuka jalan bagi perdamaian di Ukraina,” kata Putin dalam konferensi pers bersama dengan Trump.

    Putin juga mengatakan bahwa Rusia berharap agar “Kyiv dan ibu kota Eropa akan memandang semua ini secara konstruktif dan tidak akan menciptakan hambatan apa pun”. Dia bahkan memperingatkan terhadap “upaya-upaya untuk mengganggu kemajuan yang telah muncul melalui provokasi atau intrik di-balik-layar”.

    Pertemuan di Alaska itu digelar tanpa kehadiran Zelensky yang tidak diundang untuk ikut berunding, sehingga menimbulkan kekhawatiran di Eropa bahwa Moskow dan Washington akan mencoba menentukan nasib Kyiv secara diam-diam.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)