Negara: Rusia

  • Serangan Siber Ini Malah Bikin Pengguna Jalan Jadi Senang

    Serangan Siber Ini Malah Bikin Pengguna Jalan Jadi Senang

    Jakarta

    Biasanya serangan siber membuat susah korbannya, namun apa yang terjadi di Belanda ini malah membuat pengguna jalanan menjadi senang.

    Pada 17 Juli lalu, terjadi serangan siber ke Public Prosecution Service di Belanda, yang mana pelakunya diduga berkaitan dengan Rusia dan China. Menariknya, target dari serangan ini adalah speed camera yang fungsinya memantau kecepatan kendaraan di jalanan.

    Berdasarkan laporan, ada belasan speed camera yang dimatikan dalam serangan siber tersebut. Dan, setelah serangan siber itu terjadi pun kameranya tidak bisa dinyalakan kembali.

    Ini artinya, di ruas jalan yang speed camera-nya dimatikan, pengendara mobil bisa melewati ruas jalan tersebut melewati batas kecepatan yang sudah ditentukan tanpa takut terkena tilang.

    Kamera yang terdampak itu beragam, dari yang terpasang secara permanen maupun kamera yang posisinya bisa dipindah-pindah, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Minggu (17/8/2025).

    Setidaknya ada dua ruas jalan utama yang speed camera-nya terdampak, yaitu di jalan A dan N. Keduanya merupakan ruas jalan besar dengan lalu lintas yang padat.

    Menurut Service Central Processing Office (CVOM), speed camera itu terkadang memang dimatikan untuk sejumlah tujuan, termasuk perawatan dan inspeksi. Namun setelah dimatikan, kamera tersebut kini menjadi tak bisa dinyalakan kembali.

    Dari pernyataan ini bisa diasumsikan kalau sebenarnya target utama serangan siber itu bukanlah mematikan kamera, namun membuat kameranya tidak bisa dinyalakan kembali setelah dimatikan.

    Sistem yang menjadi target dari serangan siber itu berisi sejumlah data penting seperti kasus yang sedang diproses di pengadilan, investigasi polisi, dan data pribadi karyawan.

    Pada Juni 2025, National Cyber Security Centre (NCSC) mengeluarkan peringatan terkait celah keamanan zero-day Citrix NetScaler. Celah tersebut ditambal tujuh hari setelah peringatan dikeluarkan, dan Public Prosecution Service sempat mematikan sistemnya pada 17 Juli.

    Artinya si hacker punya waktu setidaknya tiga minggu untuk mengakses sistem tersebut, meski NCSC menyebut celah tersebut sudah dieksploitasi sejak awal Mei 2025.

    Sejumlah ahli menyebut peretasan ini mungkin ada kaitannya dengan insiden pesawat MH17 dengan rute Amsterdam – Kuala Lumpur, yang ditembak jatuh oleh Rusia pada 2014.

    Ada juga kemungkinan motif lain, yaitu penyelidikan polisi militer Belanda soal kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina.

    (asj/hps)

  • Putin-Trump Baru Ketemu, Rusia Bombardir Ukraina dengan Rudal Balistik

    Putin-Trump Baru Ketemu, Rusia Bombardir Ukraina dengan Rudal Balistik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan rudal balistik Rusia kembali menghantam kawasan permukiman di Kota Kharkiv pada Minggu malam (17/8/2025), menyebabkan sedikitnya 11 orang terluka, termasuk seorang remaja berusia 13 tahun. Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik internasional agar Ukraina segera menyetujui kesepakatan damai dengan Moskow.

    Gubernur wilayah Kharkiv, Oleh Synehubov, dalam pernyataan di aplikasi Telegram menegaskan bahwa korban luka mencakup anak-anak. “Di antara yang terluka terdapat seorang gadis berusia 13 tahun,” ujarnya, dilansir Reuters.

    Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang berada di timur laut dekat perbatasan Rusia, telah berulang kali menjadi sasaran serangan rudal dan drone sejak invasi besar-besaran dilancarkan Moskow pada Februari 2022.

    Layanan Darurat Negara Ukraina melaporkan bahwa ledakan rudal menyebabkan gelombang kejut yang memecahkan jendela-jendela apartemen di sekitar lokasi. “Gelombang ledakan menghancurkan kaca jendela gedung-gedung apartemen di dekatnya,” tulis lembaga tersebut.

    Saksi mata Reuters menyebutkan tim medis terlihat memberikan pertolongan kepada warga di jalanan, sementara petugas penyelamat memeriksa kerusakan bangunan tempat tinggal di sekitar lokasi.

    Tidak hanya Kharkiv, wilayah Sumy di timur laut Ukraina juga menjadi sasaran serangan udara Rusia. Menurut otoritas regional, sebuah bom udara terpandu Rusia melukai seorang perempuan berusia 57 tahun dan merusak sedikitnya selusin rumah penduduk serta sebuah gedung institusi pendidikan.

    “Musuh terus dengan sengaja menargetkan infrastruktur sipil di wilayah Sumy – secara licik, pada malam hari,” kata Kepala Administrasi Regional Sumy, Oleh Hryhorov, melalui Telegram.

    Baik Rusia maupun Ukraina sama-sama membantah bahwa mereka sengaja menargetkan warga sipil dalam serangan, meski perang ini telah menewaskan ribuan orang, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina.

    Di tengah eskalasi militer tersebut, dinamika diplomasi juga berkembang. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang baru saja menjadi tuan rumah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Alaska pada Jumat (15/8/2025), mendesak Kyiv agar segera mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk mengakhiri perang.

    “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, sedangkan mereka (Ukraina) bukan,” kata Trump, seraya menekankan perlunya kompromi agar konflik tidak terus berkepanjangan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hadapi Tarif Trump, India Potong Tarif Pajak demi Dongkrak Ekonomi

    Hadapi Tarif Trump, India Potong Tarif Pajak demi Dongkrak Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah India berharap penurunan pajak konsumsi yang diumumkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi akan memberikan dorongan ke ekonomi tanpa mengganggu defisit fiskal, yang pada akhirnya mengompensasi kerugian dari tarif AS yang lebih tinggi.

    Melansir dari Bloomberg, Senin (18/8/2025), pejabat di New Delhi mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa proposal pemangkasan pajak barang dan jasa akan menguntungkan sejumlah sektor, termasuk konsumer dan usaha kecil.

    Penyesuaian tersebut diperkirakan berdampak terbatas pada penerimaan negara, ujar pejabat kepada jurnalis dengan meminta tidak disebutkan identitasnya.

    Menanggapi kebijakan tersebut, IDFC First Bank Ltd. memperkirakan pajak konsumsi yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 0,6 percentage point, sedangkan dampak pada inflasi diramal menurun 0,6-0,8 percentage point, menyebar sepanjang 12 bulan. Sementara, Emkay Global Financial Services Ltd. memperkirakan penurunan sebesar 0,4% pendapatan negara dari PDB.

    “Penyederhanaan struktur GST merupakan reformasi yang disambut baik untuk meningkatkan konsumsi domestik, terutama karena beban pajak India telah meningkat,” ujar Madhavi Arora, ekonom di Emkay, dalam sebuah catatan.

    Meskipun perubahan GST telah dibahas selama bertahun-tahun, tetap saja pengumuman dalam pidato Hari Kemerdekaan oleh PM Modi mengejutkan banyak orang. Langkah ini diambil di tengah ancaman Presiden Donald Trump untuk menggandakan tarif ekspor India ke AS menjadi 50% pada 27 Agustus 2025 sebagai sanksi atas pembelian minyak India dari Rusia.

    Modi mengatakan pada hari Jumat bahwa perekonomian perlu lebih mandiri, terutama di sektor-sektor penting seperti energi, mineral, dan pertahanan. Pengumuman pajaknya ini muncul sehari setelah S&P Global Ratings menaikkan peringkat negara India menjadi BBB, peningkatan pertama negara tersebut dalam 18 tahun. S&P mengatakan tarif Trump akan memiliki dampak yang terkendali terhadap perekonomian India yang didorong oleh konsumsi. Pengeluaran oleh konsumen dan bisnis berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB India.

    Setelah Trump mengumumkan pengenaan tarif 50% terhadap India, para analis, termasuk dari Citigroup Inc., memperkirakan risiko penurunan sebesar 0,6-0,8 percentage point terhadap pertumbuhan tahunan India. Pemotongan GST dapat membantu meredam dampaknya.

    “Peningkatan konsumsi dapat membantu meniadakan dampak skenario tanpa kesepakatan antara AS dan India,” kata Garima Kapoor, ekonom di Elara Capital. Peningkatan peringkat S&P juga dapat meningkatkan daya tarik India sebagai tujuan investasi di saat pertumbuhan sedang melambat, ujarnya.

    Sebagai informasi, India memiliki struktur pajak GST yang rumit, dengan empat kategori tarif utama, yaitu 5%, 12%, 18%, dan 28%. Perubahan yang diusulkan akan mengurangi jumlah kategori menjadi dua, dengan sebagian besar barang yang sebelumnya dikenakan pajak sebesar 12% dan 28% kini dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah, masing-masing sebesar 5% dan 18%.

    Sekitar dua pertiga pendapatan pemerintah dari GST berasal dari kategori pajak 18%, yang akan membatasi dampak pada kas fiskal akibat penyesuaian tersebut, ujar pejabat kepada para wartawan. Penurunan pendapatan negara dari pemangkasan pajak itu kemungkinan juga akan diimbangi oleh lonjakan belanja barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan yang akan dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah.

    Proposal tersebut akan dibahas oleh panel menteri keuangan negara bagian, dan kemudian diajukan kepada Dewan GST, yang diketuai oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman, pada bulan September atau Oktober, ujar para pejabat. Dewan GST memiliki keputusan akhir terkait perubahan tarif pajak. Para pejabat mengatakan perubahan tersebut akan dilaksanakan pada tahun keuangan saat ini.

  • Geger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI

    Geger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Surat pribadi Melania Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang disebut sebagai surat perdamaian memicu perdebatan publik tentang kemungkinan pembuatannya menggunakan kecerdasan buatan (AI).

    Dalam unggahan di media sosial resminya, ibu negara AS itu menyerukan agar Putin dapat “seorang diri mengembalikan tawa melodi anak-anak” yang telah lama hilang akibat perang besar yang berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina. Surat tersebut kemudian diserahkan langsung oleh Presiden Donald Trump kepada Putin dalam pertemuan puncak di Alaska, Jumat lalu, menurut laporan Reuters yang mengutip dua pejabat Gedung Putih.

    Di balik pesan penuh harapan dari Melania Trump itu, spekulasi lain muncul. Sejumlah komentator mempertanyakan apakah surat tersebut benar-benar ditulis langsung oleh sang ibu negara atau dihasilkan oleh AI.

    Keith Edwards, seorang strategi Demokrat, menulis di platform X bahwa surat itu “mengatakan banyak hal tanpa makna konkret” dan “mungkin ditulis oleh AI.” Chris Jackson, pendukung lama Joe Biden sekaligus aktivis Demokrat, mengeklaim dirinya telah menjalankan surat itu melalui perangkat AI yang menyimpulkan pesan ke Kremlin tersebut dihasilkan mesin.

    Perusahaan xAI milik Elon Musk, lewat sistem analisis Grok, menyatakan surat itu “menunjukkan tanda-tanda kuat sebagai hasil generasi AI dengan sedikit penyuntingan manusia untuk nada.”

    Meski begitu, tidak ada bukti konkret bahwa surat tersebut memang dibuat menggunakan AI. Pakar AI yang dimintai tanggapan menyebut gaya tulisan surat itu cenderung idealistis dan abstrak.

    “Kata-kata seperti kemurnian, kepolosan, kemanusiaan, cinta, kemungkinan, dan martabat ditumpuk rapat tanpa rincian kebijakan nyata. Model AI cenderung menggunakan nilai universal semacam ini ketika diminta menulis dengan nada inspirasional,” kata salah satu analisis, dilansir Newsweek, Senin (18/8/2025).

    Namun pakar itu juga mencatat surat tersebut tidak memperlihatkan perubahan nada atau frasa janggal khas konten buatan AI.

    Adapun isu AI bukan hal baru bagi Melania Trump. Baru-baru ini ia merilis audiobook berdurasi tujuh jam yang dipasarkan sebagai karya dengan teknologi audio AI sepenuhnya, menggunakan “suara resmi AI Melania Trump” sebagai narator.

    Selain itu, pada 2016, Melania pernah dituduh menjiplak pidato Michelle Obama dalam Konvensi Nasional Partai Republik. Saat itu tim Trump membela diri dengan menyatakan ia hanya menggunakan “kata-kata umum” dan tidak menyalin pidato ibu negara AS sebelumnya.

    Respons Ukraina

    Meski dipenuhi kontroversi, surat Melania Trump ternyata mendapat apresiasi dari Ukraina. Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha menyampaikan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Donald Trump atas “perhatian tulus” ibu negara terhadap nasib anak-anak Ukraina.

    Namun, versi surat yang dipublikasikan Melania di Instagram tidak secara eksplisit menyinggung tentang anak-anak Ukraina yang dideportasi ke Rusia.

    Sejak awal invasi skala penuh, Kyiv menuduh Moskow menculik ribuan anak dan memindahkan mereka ke wilayah Rusia atau daerah yang dikuasai pasukan Kremlin. Ukraina menyebut tindakan itu sebagai kejahatan perang.

    Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Maret 2023 mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan Maria Lvova-Belova, komisaris anak Rusia, karena diduga bertanggung jawab atas deportasi ilegal anak-anak dari Ukraina ke Rusia.

    Moskow menolak tuduhan tersebut, dengan alasan bahwa anak-anak dipindahkan demi melindungi mereka dari bahaya konflik. Namun laporan PBB menunjukkan kenyataan yang lebih suram: anak-anak di wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia mengalami eksekusi singkat, penahanan sewenang-wenang, kekerasan seksual terkait konflik, hingga penyiksaan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rusia Sudah Menang Lawan Ukraina, Trump ‘Keok’ Depan Putin

    Rusia Sudah Menang Lawan Ukraina, Trump ‘Keok’ Depan Putin

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan di Alaska, Jumat (15/8/2025). Pertemuan ini digelar untuk mencari solusi atas perang antara Moskow dan tetangganya, Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari 3 tahun terakhir.

    Dalam beberapa jam pertemuan itu dilangsungkan, Putin nampak berhasil mendorong keinginannya di depan Trump untuk mencari perdamaian yang hakiki dibandingkan gencatan senjata sesaat. Hal ini meruntuhkan upaya Barat yang selama bertahun-tahun berusaha mengisolasi dirinya.

    Hal ini membuat banyak pengamat menilai Putin keluar sebagai pemenang dari “KTT Alaska”, sementara media pemerintah Rusia menggambarkan Trump sebagai negarawan berhati-hati, meski di Barat kritik keras diarahkan padanya karena dianggap tidak siap menghadapi Putin.

    Media Rusia menyoroti detail simbolis, mulai dari penyambutan karpet merah, pertunjukan fly-over militer, hingga momen ketika Trump menunggu Putin dan mengajaknya menaiki limosin kepresidenan AS, “The Beast”.

    “Media Barat kini dalam kondisi yang bisa digambarkan sebagai kegilaan yang mendekati histeria,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dilansir Reuters.

    “Selama tiga tahun mereka berbicara tentang isolasi Rusia, dan hari ini mereka melihat karpet merah digelar untuk menyambut Presiden Rusia di Amerika Serikat,” ujarnya.

    Namun capaian terbesar Putin ada pada isu Ukraina. Trump sebelumnya datang dengan agenda mendorong gencatan senjata cepat, bahkan mengancam Rusia dan China dengan sanksi.

    Tetapi usai pertemuan, ia menyatakan setuju dengan Putin agar negosiasi langsung diarahkan pada penyelesaian damai permanen, bukan sekadar jeda pertempuran.

    “Posisi Presiden AS telah berubah setelah berbicara dengan Putin, dan kini diskusi akan fokus pada akhir perang, serta tatanan dunia baru. Persis seperti yang diinginkan Moskow,” tulis pembawa acara talkshow Rusia, Olga Skabeyeva, di Telegram.

    ‘Buronan’ yang Menang

    Terlaksananya pertemuan itu saja sudah menjadi kemenangan diplomatik bagi Putin. Pasalnya, ia masih berstatus buron Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang terkait deportasi anak-anak Ukraina.

    Rusia membantah tuduhan tersebut, dengan alasan pihaknya hanya mengevakuasi anak-anak yang tidak memiliki pendamping dari zona konflik. Amerika Serikat dan Rusia sama-sama bukan anggota ICC.

    Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut pertemuan ini sebagai terobosan besar bagi pemulihan hubungan Moskow-Washington. “Mekanisme pertemuan tingkat tinggi antara Rusia dan Amerika Serikat telah sepenuhnya dipulihkan,” ujarnya.

    Meski begitu, Putin tidak meraih semua yang diinginkannya. Trump menolak memberikan “reset ekonomi” yang sangat dibutuhkan Rusia untuk menopang perekonomian yang mulai tertekan setelah tiga tahun perang dan sanksi Barat.

    Putin bahkan membawa menteri keuangan dan kepala dana kekayaan negara Rusia ke Alaska, berharap dapat membicarakan peluang kerja sama di bidang Arktik, energi, ruang angkasa, dan teknologi. Namun, Trump menegaskan kepada wartawan sebelum pertemuan dimulai bahwa bisnis tidak akan berjalan sampai perang Ukraina benar-benar berakhir.

    Trump juga menahan diri dari langkah yang paling dikhawatirkan Eropa dan Ukraina: menjual kepentingan Kyiv demi kesepakatan dengan Putin. Ia menekankan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Meski demikian, Trump memperingatkan bahwa Zelensky harus realistis. “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan Ukraina bukan,” katanya usai pertemuan.

    Medvedev menilai pernyataan itu menandai pergeseran tanggung jawab pada Kyiv dan Eropa. “Poin utamanya adalah kedua pihak langsung menempatkan tanggung jawab pada Kyiv dan Eropa untuk mencapai hasil dalam negosiasi,” ujarnya.

    Zelensky Akui Putin Perkasa di Medan Perang

    Di medan tempur, pasukan Rusia perlahan terus maju dan mengancam kota-kota penting Ukraina di kawasan Donetsk.

    Putin menyampaikan kepada Trump bahwa ia bersedia membekukan garis depan di Zaporizhzhia dan Kherson jika Kyiv mau mundur dari Donetsk dan Luhansk-dua wilayah yang menjadi jantung kawasan industri Donbas, yang secara terang-terangan diklaim Moskow. 

    Menurut laporan New York Times, Trump bahkan menyampaikan kepada para pemimpin Eropa bahwa pengakuan Ukraina atas Donbas sebagai wilayah Rusia bisa membuka jalan menuju kesepakatan. Kanselir Jerman Friedrich Merz menambahkan bahwa AS siap menjadi bagian dari jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Sumber Reuters menyebut Zelensky menolak tuntutan itu. Ia hingga kini menolak keras usulan Trump terkait “tukar-menukar wilayah”, yang dinilai melanggar konstitusi dan kedaulatan Ukraina.

    Walau begitu, Zelensky juga menilai KTT tersebut sejauh ini memang memberi keuntungan bagi Putin.

    “Putin akan menang dalam hal ini. Dia butuh foto dengan Presiden Trump,” ujarnya.

    Pertemuan Zelensky-Trump

    Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa berbondong-bondong menuju Washington untuk memberikan dukungan politik kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (18/8/2025).

    Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Minggu menggelar pertemuan para sekutu untuk memperkuat posisi Zelensky. Mereka berupaya memastikan jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina, termasuk keterlibatan langsung Amerika Serikat.

    Para pemimpin Eropa ingin menghindari pengulangan pertemuan Ruang Oval terakhir Zelensky pada Februari lalu yang berakhir buruk, di mana Trump dan Wakil Presiden JD Vance menegur Zelensky di depan umum karena dianggap tidak tahu berterima kasih.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb-yang memiliki kedekatan pribadi dengan Trump-serta Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga akan ikut ke Washington.

    Dalam pernyataan bersama, Inggris, Prancis, dan Jerman menegaskan siap mengerahkan “pasukan penjamin keamanan setelah pertempuran berhenti, membantu mengamankan udara dan laut Ukraina, serta meregenerasi angkatan bersenjatanya.”

    Namun, sejumlah negara Eropa masih ragu untuk terlibat langsung secara militer, menunjukkan betapa rumitnya diskusi perdamaian ini bahkan di antara sekutu Kyiv sendiri.

    Sejumlah pemimpin Eropa menekankan pentingnya gencatan senjata sebelum negosiasi damai. “Anda tidak bisa berunding untuk perdamaian di bawah bom yang terus berjatuhan,” tegas Kementerian Luar Negeri Polandia.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Adu Canggih Pesawat Kepresidenan Rusia Vs AS, Punya Kremlin Bisa Arahkan Perang Nuklir dari Angkasa

    Adu Canggih Pesawat Kepresidenan Rusia Vs AS, Punya Kremlin Bisa Arahkan Perang Nuklir dari Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA – Donald Trump bisa saja menyandang status sebagai Presiden negara nomor 1 di dunia, tapi dari sisi pesawat kepresidenan ternyata masih kalah dengan Rusia.

    Diketahui, saat ini pesawat kepresidenan Amerika Serikat atau Air Force One adalah Boeing VC-25A.

    Harga pesawat itu berkisar US$325 juta atau Rp5,2 miliar. 

    Dilansir dari laman air force, armada transportasi udara kepresidenan terdiri dari dua Boeing 747-200B yang dikonfigurasi khusus — nomor ekor 28000 dan 29000 — dengan kode Angkatan Udara VC-25. Saat presiden berada di salah satu pesawat, atau pesawat Angkatan Udara lainnya, tanda panggilan radionya adalah “Air Force One.”

    Perbedaan utama antara VC-25 dan Boeing 747 standar, selain jumlah penumpang yang diangkut, adalah peralatan elektronik dan komunikasi, pemuat bagasi mandiri, tangga udara depan dan belakang, serta kemampuan pengisian bahan bakar di dalam pesawat.

    Akomodasi untuk presiden meliputi suite eksekutif yang terdiri dari kabin (dengan ruang ganti, toilet, dan pancuran) dan kantor presiden. Ruang konferensi/ruang makan juga tersedia untuk presiden, keluarga, dan stafnya. Akomodasi terpisah lainnya disediakan untuk tamu, staf senior, personel Dinas Rahasia dan keamanan, serta media berita.

    Dua dapur menyediakan hingga 100 porsi makanan sekaligus. Enam toilet penumpang, termasuk fasilitas akses disabilitas, disediakan, serta area istirahat dan dapur mini untuk awak pesawat. VC-25 juga memiliki kompartemen yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan medis untuk keadaan darurat medis ringan.

    Sementara itu, pesawat kepresidenan Rusia merupakan jenis IL-96-300 yang disebut seharga US$500 juta atau sekitar Rp8,09 miliar. 

    Pesawat itu juga diklaim memiliki sistem teknologi pusat komando udara yang lengkap, mampu mengarahkan perang nuklir dari angkasa.

    Dalam hal simbol kekuatan nasional, hanya sedikit yang semenarik pesawat kepresidenan. Sering dibandingkan dengan Air Force One ikonis yang digunakan oleh Presiden AS, jet kepresidenan Rusia terutama Ilyushin Il-96-300PU merupakan keajaiban teknik, keamanan, dan kemewahan.

    Benteng terbang ini tidak hanya mengangkut Presiden Vladimir Putin dan pejabat tinggi Rusia lainnya, tetapi juga mewujudkan otoritas dan pengaruh Kremlin di seluruh dunia.

    Dilansir dari Safe Fly Aviation, pesawat ini dinilai benar-benar perkasa di angkasa.

    Il-96-300PU (PU adalah singkatan dari Punkt Upravleniya, atau “Pos Komando”), dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan unik dalam mengangkut para pemimpin tertinggi Rusia.

    Diperkenalkan pada 1990-an, Il-96-300PU telah mengalami beberapa peningkatan agar sesuai dengan teknologi modern dan kebutuhan keamanan.

    Tidak seperti pesawat komersial lainnya, pesawat ini merupakan perpaduan antara warisan teknik Soviet dan kemajuan mutakhir, menjadikannya simbol tradisi dan inovasi.

    Kemampuannya untuk beroperasi dalam kondisi ekstrem, termasuk misi jarak jauh, mencerminkan fokus Rusia pada kemandirian dalam teknologi penerbangan.

    Berikut fitur-fitur unggulannya:

    1. Sistem Komunikasi Mutakhir

    Pesawat ini dilengkapi dengan sistem komunikasi canggih yang memungkinkan Presiden Putin dan timnya tetap terhubung dengan Kremlin, komando militer, dan para pemimpin dunia dari mana pun di dunia. Tautan satelit terenkripsi, saluran radio aman, dan transmisi data waktu nyata memastikan koordinasi yang lancar, bahkan selama krisis internasional. Hal ini menjadikan Il-96-300PU sebagai “Kremlin terbang” sejati, yang mampu berfungsi sebagai pusat komando di langit.

    2. Keamanan Kelas Militer

    Keamanan adalah hal terpenting bagi setiap pesawat kepresidenan, dan Il-96-300PU tidak terkecuali. Pesawat ini dikabarkan akan dilengkapi dengan penanggulangan elektronik untuk mengganggu radar dan sistem rudal musuh, umpan inframerah untuk menghindari rudal pencari panas, dan lapisan baja yang diperkuat untuk menahan potensi ancaman. Pesawat ini juga didampingi oleh jet tempur pengawal selama misi-misi sensitif, memastikan perlindungan kedap udara. Meskipun detail pastinya masih dirahasiakan, fitur-fitur ini menjadikannya salah satu pesawat paling aman di dunia.

    3. Kemewahan Berpadu dengan Fungsionalitas

    Interior Il-96-300PU merupakan perpaduan antara kemewahan dan kepraktisan. Dirancang untuk mencerminkan kemegahan Rusia, pesawat ini menawarkan kabin mewah dengan tempat duduk empuk, ruang konferensi, kamar pribadi untuk presiden, dan bahkan pusat kebugaran. Namun, setiap elemennya fungsional—ruang kerja dilengkapi dengan alat komunikasi yang aman, dan tata letaknya dirancang untuk efisiensi selama penerbangan jarak jauh. Keseimbangan antara kenyamanan dan utilitas ini memastikan bahwa presiden dan rombongannya dapat bekerja, beristirahat, dan menyusun strategi dengan penuh gaya.

    4. Kemampuan Jarak Jauh

    Ditenagai oleh empat mesin turbofan PS-90A, Il-96-300PU dapat terbang hingga 13.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, menjadikannya ideal untuk perjalanan lintas benua. Baik itu kunjungan diplomatik ke Asia, pertemuan puncak di Eropa, atau misi ke Timur Tengah, pesawat ini memastikan para pemimpin Rusia dapat menempuh jarak yang jauh dengan pemberhentian minimal, sehingga meningkatkan efisiensi dan keamanan.

    Pesawat kepresidenan Rusia ini juga adalah alat diplomasi dan pernyataan kekuatan. Ketika Il-96-300PU mendarat di ibu kota asing, ia mengirimkan pesan tentang kekuatan dan prestise Rusia. Kehadirannya di pertemuan puncak internasional, seperti G20 atau BRICS, memperkuat pengaruh global Kremlin.

    Pesawat ini juga memainkan peran penting dalam kesiapan militer. Sebagai pos komando bergerak, ia dapat berfungsi sebagai pusat kendali cadangan di saat krisis, memastikan keberlangsungan pemerintahan. Peran ganda ini pameran diplomatik dan aset strategis menjadikan Il-96-300PU pemain unik dalam penerbangan global.

  • Trump Dukung Rencana Putin Ambil Kendali Penuh 2 Wilayah Ukraina

    Trump Dukung Rencana Putin Ambil Kendali Penuh 2 Wilayah Ukraina

    Washington

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung usulan Presiden Rusia Vladimir Putin agar Moskow mengambil kendali penuh atas dua wilayah Ukraina. Trump juga mendukung rencana Putin membekukan garis depan di dua wilayah lain yang hanya sebagian dikuasai Moskow, kata seorang sumber kepada AFP.

    Dilansir AFP, Minggu (17/8/2025), sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin secara de facto menuntut Ukraina meninggalkan Donbas. Wilayah itu terdiri dari wilayah Donetsk dan Lugansk di Ukraina timur.

    “Trump cenderung mendukungnya,” kata sumber tersebut.

    Pada hari Sabtu, Trump berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Eropa mengenai pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat.

    “Presiden Ukraina menolak untuk meninggalkan Donbas,” kata sumber tersebut.

    Zelensky telah menolak konsesi teritorial apa pun, dengan mengatakan bahwa ia terikat oleh konstitusi Ukraina. Namun, ia tidak menutup kemungkinan untuk membahas masalah ini dalam pertemuan trilateral dengan Trump dan Putin.

    The New York Times juga mengutip dua pejabat senior Eropa yang mengatakan bahwa Trump mendukung rencana Putin. “Untuk mengakhiri perang di Ukraina dengan menyerahkan wilayah yang belum ditaklukkan kepada penjajah Rusia, alih-alih mengupayakan gencatan senjata,” kata kedua pejabat senior Eropa.

    The Financial Times melaporkan bahwa Putin telah memberi tahu Trump bahwa Rusia dapat membekukan sisa garis depan jika tuntutan utamanya dipenuhi dan pesan tersebut telah disampaikan langsung oleh Trump melalui panggilan teleponnya pada hari Sabtu.

    Sumber AFP mengatakan para pejabat AS telah mengatakan bahwa jika tuntutan Rusia dipenuhi, maka Putin tidak akan melanjutkan serangan di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sehingga akan ada semacam pembekuan di sana.

    “Tetapi secara de facto, semuanya akan bergantung pada janji Putin,” kata sumber itu.

    Beberapa bulan setelah invasinya ke Ukraina, Rusia pada September 2022 mengklaim telah mencaplok keempat wilayah Ukraina meskipun pasukannya masih belum sepenuhnya menguasai satu pun.

    Pasukan Rusia kini menduduki hampir seluruh wilayah Lugansk dan sebagian besar wilayah Donetsk, termasuk ibu kota regional mereka.

    Halaman 2 dari 2

    (maa/maa)

  • Tak Ada Gencatan Senjata, Trump Desak Zelenskyy Buat Kesepakatan dengan Rusia

    Tak Ada Gencatan Senjata, Trump Desak Zelenskyy Buat Kesepakatan dengan Rusia

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengatakan Ukraina harus menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

    “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, sementara mereka tidak,” kata Trump setelah mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Vladimir Putin yang gagal menghasilkan gencatan senjata dilansir Reuters, Sabtu, 16 Agustus.

    Dalam perubahan besar, Trump juga mengatakan ia telah sepakat dengan Putin soal cara terbaik untuk mengakhiri perang adalah dengan langsung menuju penyelesaian damai – bukan melalui gencatan senjata, seperti yang dituntut oleh Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa, yang hingga saat ini didukung oleh AS.

    Pernyataan Trump muncul setelah ia bertemu Putin selama hampir tiga jam di Alaska pada hari Jumat dalam pertemuan puncak AS-Rusia pertama sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

    “Semua pihak sepakat bahwa cara terbaik untuk mengakhiri perang yang mengerikan antara Rusia dan Ukraina adalah dengan langsung mencapai Perjanjian Damai, yang akan mengakhiri perang, dan bukan sekadar Perjanjian Gencatan Senjata, yang seringkali tidak dapat dipertahankan,” tulis Trump di Truth Social dilansir Reuters, Sabtu, 16 Agustus.

    Perang tersebut—yang paling mematikan di Eropa selama 80 tahun—telah menewaskan atau melukai lebih dari satu juta orang dari kedua belah pihak, termasuk ribuan warga sipil yang sebagian besar berasal dari Ukraina, menurut para analis.

    Trump mengatakan akan mengadakan pembicaraan di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin pekan depan.

    “Jika semuanya berjalan lancar, kami akan menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Putin. Berpotensi, jutaan nyawa orang akan terselamatkan,” tuturnya.

    Setelah percakapan panjang dengan Trump pasca-KTT Alaska, Zelenskyy mengatakan Ukraina siap untuk kerja sama yang konstruktif, dan ia mendukung gagasan pertemuan trilateral.

    “Ukraina menegaskan kembali kesiapannya untuk bekerja dengan upaya maksimal demi mencapai perdamaian,” tulisnya di media sosial.

    Namun, Putin tidak menyebutkan pertemuan dengan Zelenskyy ketika berbicara kepada wartawan sebelumnya.

    Kantor berita pemerintah Rusia TASS mengutip penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, yang mengatakan bahwa kemungkinan pertemuan puncak tiga pihak yang melibatkan Zelenskyy belum dibahas.

  • Usai Bertemu Putin, Ini Ucapan Trump & Respons Zelensky-Pemimpin Dunia

    Usai Bertemu Putin, Ini Ucapan Trump & Respons Zelensky-Pemimpin Dunia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, Jumat (15/8/2025) ditanggapi sejumlah pemimpin dunia. Hal ini dikarenakan pertemuan ini terjadi saat hubungan kedua negara dalam titik nyala yang krusial lantaran perang di Ukraina.

    Trump mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan perdamaian antara Moskow dan Kyiv yang telah berperang selama tiga setengah tahun terakhir.

    Reuters dalam laporan terbarunya, Sabtu (16/8/2025) menyebutkan, Trump mengaku pertemuan itu menghasilkan kesepakatan dengan Putin, menyangkut upaya perdamaian. Namun tak merinci kesepakatan yang dimaksud. Tapi, Trump juga mengimbau Ukraina membuat kesepakatan mengakhiri perang dengan Rusia.

    “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan mereka tidak,” katanya, seperti dilansir Reuters.

    Berikut adalah reaksi dari para pemimpin dunia terhadap pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tidak menyelesaikan perang Moskow di Ukraina.

    PRESIDEN UKRAINA VOLODYMYR ZELENSKIY DI X:

    “Kami mendukung proposal Presiden Trump untuk pertemuan trilateral antara Ukraina, AS, dan Rusia. Ukraina menekankan bahwa isu-isu utama dapat dibahas di tingkat pemimpin, dan format trilateral cocok untuk ini.

    “Pada hari Senin, saya akan bertemu dengan Presiden Trump di Washington, D.C., untuk membahas semua detail mengenai penghentian pembunuhan dan perang.

    “Penting agar Eropa dilibatkan di setiap tahap untuk memastikan jaminan keamanan yang andal bersama dengan Amerika. Kami juga membahas sinyal positif dari pihak Amerika mengenai partisipasi dalam menjamin keamanan Ukraina.”

    PERNYATAAN BERSAMA OLEH PARA PEMIMPIN EROPA:

    “Kami jelas, bahwa Ukraina harus memiliki jaminan keamanan yang kuat untuk secara efektif mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya.

    Kami menyambut pernyataan Presiden Trump bahwa AS siap memberikan jaminan keamanan. Koalisi yang Bersedia siap memainkan peran aktif. Tidak ada batasan yang harus ditempatkan pada angkatan bersenjata Ukraina atau pada kerja samanya dengan negara-negara ketiga. Rusia tidak dapat memiliki hak veto terhadap jalan Ukraina menuju UE dan NATO.

    “Terserah Ukraina untuk membuat keputusan tentang wilayahnya. Perbatasan internasional tidak boleh diubah dengan paksa.

    “Kami bertekad untuk berbuat lebih banyak untuk menjaga Ukraina tetap kuat guna mencapai penghentian pertempuran dan perdamaian yang adil dan abadi… Kami akan terus memperkuat sanksi dan langkah-langkah ekonomi yang lebih luas untuk menekan ekonomi perang Rusia.”

    PERDANA MENTERI INGGRIS KEIR STARMER

    “Upaya Presiden Trump telah membawa kita lebih dekat dari sebelumnya untuk mengakhiri perang ilegal Rusia di Ukraina. Kepemimpinannya dalam upaya menghentikan pembunuhan harus dipuji.

    “Saya menyambut baik keterbukaan Amerika Serikat, bersama dengan Eropa, untuk memberikan jaminan keamanan yang kuat kepada Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan apa pun. Ini adalah kemajuan penting dan akan sangat krusial dalam mencegah Putin kembali dan meminta lebih banyak lagi.

    “Sementara itu, sampai dia menghentikan serangan biadabnya, kami akan terus memperketat tekanan pada mesin perangnya dengan sanksi yang lebih banyak lagi… Dukungan tak tergoyahkan kami untuk Ukraina akan terus berlanjut selama diperlukan.”

    PRESIDEN PRANCIS EMMANUEL MACRON DI X:

    “Juga akan sangat penting untuk mengambil semua pelajaran dari 30 tahun terakhir, dan khususnya kecenderungan Rusia yang sudah jelas untuk gagal menepati komitmennya sendiri.

    “Kami akan terus bekerja sama secara erat dengan Presiden Trump dan Presiden Zelenskiy untuk memastikan bahwa kepentingan kami terjaga dalam semangat persatuan dan tanggung jawab.

    “Prancis terus berdiri teguh di sisi Ukraina.”

    PERDANA MENTERI ITALIA GIORGIA MELONI:

    “Seberkas harapan akhirnya terbuka untuk membahas perdamaian di Ukraina… Italia melakukan bagiannya, bersama dengan sekutu-sekutu Baratnya.”

    KANSELIR JERMAN FRIEDRICH MERZ DI X:

    “Ukraina dapat mengandalkan solidaritas kami yang tak tergoyahkan saat kami berupaya mencapai perdamaian yang menjaga kepentingan keamanan vital Ukraina dan Eropa.”

    PRESIDEN KOMISI EROPA URSULA VON DER LEYEN DI X:

    “UE bekerja sama erat dengan Presiden Zelenskiy dan Amerika Serikat untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng. Jaminan keamanan yang kuat yang melindungi kepentingan keamanan vital Ukraina dan Eropa sangatlah penting.”

    DIPLOMAT UTAMA UE KAJA KALLAS:

    “AS memiliki kekuatan untuk memaksa Rusia bernegosiasi dengan serius. UE akan bekerja sama dengan Ukraina dan AS agar agresi Rusia tidak berhasil dan perdamaian apa pun bisa berkelanjutan. Moskow tidak akan mengakhiri perang sampai menyadari bahwa mereka tidak bisa melanjutkannya.
    Jadi, Eropa akan terus mendukung Ukraina, termasuk dengan mengerjakan paket sanksi Rusia yang ke-19.”

    JURU BICARA KEMENTERIAN LUAR NEGERI INDIA RANDHIR JAISWAL:

    “India menyambut baik pertemuan KTT di Alaska antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia. Kepemimpinan mereka dalam upaya perdamaian sangatlah terpuji.

    “India menghargai kemajuan yang dicapai dalam KTT. Jalan ke depan hanya bisa melalui dialog dan diplomasi. Dunia ingin melihat akhir yang cepat untuk konflik di Ukraina.”

    PERDANA MENTERI REPUBLIK CEKO PETR FIALA:

    “Hasil KTT Alaska mengonfirmasi bahwa sementara AS dan sekutunya mencari jalan menuju perdamaian, (Presiden Rusia Vladimir) Putin masih hanya tertarik pada keuntungan teritorial sebesar mungkin dan pemulihan kekaisaran Soviet.”

    PERDANA MENTERI HUNGARIA VIKTOR ORBAN DI FACEBOOK:

    “Selama bertahun-tahun kita telah menyaksikan dua kekuatan nuklir terbesar membongkar kerangka kerja sama mereka dan saling melempar pesan yang tidak bersahabat. Itu kini telah berakhir. Hari ini dunia adalah tempat yang lebih aman daripada kemarin.”

    Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka untuk merundingkan akhir perang di Ukraina, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, di Anchorage, Alaska, AS, 15 Agustus 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)
    Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka untuk merundingkan akhir perang di Ukraina, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, di Anchorage, Alaska, AS, 15 Agustus 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

    PERDANA MENTERI POLANDIA DONALD TUSK DI X:

    “Barat harus tetap bersatu saat memasuki momen yang menentukan untuk masa depan Ukraina dan keamanan Eropa.”

    “Permainan untuk masa depan Ukraina, keamanan Polandia, dan seluruh Eropa telah memasuki fase yang menentukan.”

    “Hari ini, semakin jelas bahwa Rusia hanya menghormati yang kuat, dan Putin sekali lagi membuktikan diri sebagai pemain yang licik dan kejam. Oleh karena itu, menjaga persatuan seluruh Barat sangatlah penting.”

    PERDANA MENTERI SLOVAKIA ROBERT FICO, DALAM REKAMAN DI FACEBOOK:

    “Para presiden meluncurkan proses vital di Alaska.

    “Hari-hari mendatang akan menunjukkan apakah pemain besar di Uni akan mendukung proses ini… atau apakah strategi Eropa yang tidak berhasil dalam mencoba melemahkan Rusia melalui konflik ini dengan segala macam bantuan finansial, politik, atau militer yang secara harfiah luar biasa kepada Kyiv akan berlanjut.”

    “Saya tahu banyak orang Swedia khawatir tentang apa arti pembicaraan semalam antara Putin dan Trump,” katanya dalam komentar tertulis.

    “Perdamaian yang buruk, dengan syarat-syarat Rusia, akan berarti bahwa Rusia dapat mengancam lebih banyak negara Eropa. Oleh karena itu, sangat penting bahwa Eropa yang bersatu terus memberikan semua dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk menghindari kekalahan dalam perang.”

    “Pemerintah sekarang akan terus terlibat dalam dialog erat dengan Ukraina, dengan negara-negara Eropa lainnya, dan dengan Amerika Serikat. Tekanan pada Rusia harus terus berlanjut untuk mencapai gencatan senjata dan mengakhiri perang dengan jaminan keamanan yang kuat untuk masa depan.”

    MENTERI LUAR NEGERI RUMANIA TOIU OANA DI X:

    “Kami tetap yakin bahwa, melalui persatuan transatlantik dan solidaritas Eropa, kita dapat membangun kembali masa depan di mana perdamaian dan keamanan yang langgeng menjadi fondasi kemakmuran di kawasan ini.

    Rumania akan terus menjadi bagian aktif dari upaya bersama ini. Demi perdamaian dan pertumbuhan ekonomi, stabilitas dan keamanan di kawasan Laut Hitam sangatlah penting.

    Uni Eropa memiliki peran yang kuat untuk dimainkan, dan keterlibatan para pemimpin Eropa telah membentuk format negosiasi. Namun, berbagai format diskusi perlu diperkuat, begitu juga dengan kerangka dialog di sayap timur.”

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukan Gencatan Senjata, Trump Dorong Perjanjian Damai untuk Perang Ukraina

    Bukan Gencatan Senjata, Trump Dorong Perjanjian Damai untuk Perang Ukraina

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengesampingkan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia setelah pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin. Trump menegaskan bahwa perjanjian damai secara langsung yang akan mengakhiri perang antara Kyiv dan Moskow.

    Kedua pemimpin sama-sama menyinggung beberapa poin kesepakatan selama pembicaraan tiga jam di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat, namun tidak menawarkan terobosan apa pun terkait gencatan senjata dalam konflik yang menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan kerusakan luas di Ukraina.

    “Hari yang hebat dan sangat sukses di Alaska!” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    “Pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia berjalan sangat baik, begitu pula percakapan telepon larut malam dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky dari Ukraina, dan berbagai pemimpin Eropa, termasuk Sekretaris Jenderal NATO yang sangat dihormati,” sebutnya.

    “Semua pihak sepakat bahwa cara terbaik untuk mengakhiri perang mengerikan antara Rusia dan Ukraina adalah secara langsung mencapai Perjanjian Damai, yang akan mengakhiri perang, dan bukan sekadar Perjanjian Gencatan Senjata, yang seringkali tidak bertahan,” tegas Trump dalam pernyataan terbaru pada Sabtu (16/8) dini hari waktu AS, setelah dia mendarat di Washington DC.

    Pernyataan Trump ini disampaikan setelah Zelensky, dalam pengumumannya, mengatakan akan terbang ke Washington DC, ibu kota AS, untuk bertemu Trump pada Senin (18/8) mendatang. Trump mengonfirmasi pertemuan dengan Zelensky itu akan diadakan di Ruang Oval Gedung Putih.

    “Jika semuanya berjalan lancar, kami akan menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Putin,” ucap Trump, tanpa menjelaskan apakah pertemuan itu merupakan pertemuan trilateral.

    “Sangat mungkin, jutaan nyawa orang akan terselamatkan,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya melakukan “percakapan yang panjang dan substantif dengan Trump” via telepon, yang dimulai sebagai pembicaraan empat mata, sebelum kemudian melibatkan para pemimpin Eropa. Dalam percakapan telepon itu, Trump menyampaikan “poin-poin utama” pembicaraannya dengan Putin.

    Tidak dijelaskan lebih detail oleh Zelensky soal topik percakapan teleponnya dengan Trump.

    Namun dalam pernyataan via media sosial, Zelensky menyuarakan dukungan terhadap usulan Trump, yang disebutnya menyangkut soal pertemuan trilateral. Dia menegaskan kembali bahwa dirinya siap untuk pertemuan trilateral dengan Trump dan Putin — sesuatu yang didorong oleh Kyiv tetapi ditolak Kremlin.

    “Kami mendukung usulan Presiden Trump untuk pertemuan trilateral antara Ukraina, AS, dan Rusia. Ukraina menekankan bahwa isu-isu utama dapat dibahas di tingkat para pemimpin, dan format trilateral cocok untuk ini,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)