Foto Oto
Rengga Sancaya – detikOto
Jumat, 07 Nov 2025 10:00 WIB
Shanghai – Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, kembali menarik perhatian publik pada China International Import Expo ke-8 yang digelar di Shanghai.

Foto Oto
Rengga Sancaya – detikOto
Jumat, 07 Nov 2025 10:00 WIB
Shanghai – Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, kembali menarik perhatian publik pada China International Import Expo ke-8 yang digelar di Shanghai.
Bisnis.com, JAKARTA – Pelambatan laju perekonomian pada kuartal III/2025 yang realisasinya hanya 5,04% semakin memperberat posisi pemerintah untuk mengejar target pertumbuhan tahunan di angka 5,2%.
Kalau menurut perhitungan secara akumulatif, untuk mencapai angka pertumbuhan 5,2%, pemerintah perlu mengejar target pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2025 di angka 5,77% – 5,8%. Sementara proyeksi pemerintah saat ini, kuartal IV/2025 hanya tumbuh di angka 5,5%.
Hal itu berarti, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 hanya akan berada di kisaran 5,13%. Meski simulasinya jauh lebih baik 2024 yang hanya tumbuh di angka 5,03%, secara tren pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025 di angka 5,5% apalagi 5,77% sangat jarang bisa dicapai.
Dalam catatan Bisnis, selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025 tidak pernah mencapai angka 5,5%. Apalagi dengan kondisi ekonomi 2025, yang selain ditopang dukungan dari stimulus pemerintah, nyaris tidak ada momentum politik atau ekonomi dalam skala besar yang bisa membawa ekonomi Indonesia tumbuh 5,5% pada kuartal IV/2025.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi kuartal IV dari tahun 2015-2024 hanya di kisaran 4,3%. Nilai rata-rata ini memperhitungkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2020 yang terkontraksi 2,19% akibat pandemi Covid-19.
Sedangkan pencapaian tertinggi pertumbuhan ekonomi kuartal IV dalam 10 tahun terakhir, terjadi pada tahun 2017. Saat itu realisasi pertumbuhannya di angka 5,19%. Menariknya, kuartal IV tahun 2018 dan 2023 yang didukung booming komoditas, realisasi pertumbuhannya masing-masing hanya di angka 5,18% dan 5,04%.
Artinya, kalau menilik tren tersebut, pertumbuhan ekonomi di angka 5,5% atau 5,77% pada kuartal IV nyaris tidak pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Apalagi dengan fakta bahwa terjadi tren pelambatan kinerja konsumsi rumah tangga selama kuartal III/2025 lalu di angka 4,89%. Padahal, target pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025 yang harus dipenuhi pemerintah agar bisa tumbuh sebesar 5,2% pada tahun 2025, minimal harus di angka 5,77%.
Kendati demikian, pemerintah cukup yakin bahwa pada akhir tahun konsumsi akan pulih dan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mampu tumbuh di angka 5,2%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto adalah salah satu pejabat kabinet yang optimistis dengan target tersebut.
“Memang kuartal III ada pelemahan, tetapi kuartal IV kan naik. Inflasi dilihat saja naik di kuartal III akhir. Kedua, kalau dilihat ada spike [kenaikan] di penjualan,” terangnya, Rabu (5/11/2025) lalu.
Airlangga juga menekankan bahwa kondisi perekonomian semakin membaik pada kuartal IV/2025, setelah efek stimulus perekonomina dirasakan. Dengan begitu, dia memperkirakan target pertumbuhan ekonomi 5,2% bisa tercapai.
“Full year 5,2% bisa dicapai,” ujarnya.
Target Tidak Akan Tercapai
Sementara itu, Kepala Departemen Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Faisal Rachman mendorong pemerintah lebih ekspansif pada sisa akhir tahun, usai pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 hanya capai 5,03%.
Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 tidak akan capai target. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun masih bisa tetap berada di kisaran 5,0%—5,1% apabila pemerintah lebih ekspansif pada akhir tahun ini.
“Penting mempertahankan kebijakan ekonomi yang bersifat ekspansif, terutama melalui percepatan belanja pemerintah, khususnya pada sektor-sektor produktif yang memiliki efek pengganda tinggi,” ujar Faisal dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025)
Selain itu, prospek konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik seiring perbaikan pasar tenaga kerja dan inflasi yang tetap terkendali. Dia melihat stabilitas harga dan meningkatnya pendapatan riil masyarakat akan memperkuat daya beli, terutama di segmen menengah.
Dari sisi investasi, Faisal melihat prospek yang lebih positif dibandingkan paruh awal 2025. Penurunan suku bunga kebijakan global dan domestik diproyeksikan akan menurunkan biaya pendanaan dan meningkatkan kepercayaan investor untuk berekspansi.
Meski demikian, Faisal mengingatkan bahwa kenaikan impor barang modal dapat meningkat kembali seiring pemulihan investasi.
Dia menilai ekspor Indonesia masih akan menghadapi tantangan eksternal, terutama akibat perang dagang yang berlanjut dan perlambatan ekonomi China. Kendati demikian, tekanan terhadap ekspor diperkirakan mulai berkurang seiring pelonggaran sikap AS terhadap negosiasi dagang dan upaya diversifikasi pasar ekspor oleh pemerintah.
Selain itu, upaya diversifikasi negara mitra dagang lewag perjanjian-perjanjian perdagangan baru dan pemulihan harga komoditas utama juga bisa membantu performa ekspor. Hanya saja, secara umum, kondisi global yang cenderung stagnan akan menekan inflasi dunia dan membuka ruang bagi penurunan suku bunga lanjutan, yang dapat mendorong arus modal masuk ke pasar berkembang termasuk Indonesia.
Faisal pun melihat stabilitas politik dan makroekonomi akan menjadi kunci pada periode mendatang. Pemerintah dinilai masih memiliki ruang untuk memperluas kebijakan fiskal dan moneter, namun harus tetap berhati-hati.
“Karena defisit transaksi berjalan berpotensi melebar di tengah friksi perdagangan dan defisit fiskal dapat meningkat akibat kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan,” ungkap Faisal.

Jakarta –
BYD M6 kedatangan rival baru dari sesama produsen China Wuling Darion EV. Berikut perbandingan harga kedua MPV listrik tersebut dan spesifikasinya.
Wuling menambah panjang daftar mobil listriknya yang dijual di Indonesia. Terbaru, Wuling meluncurkan MPV listrik bernama Darion EV. Di segmen MPV listrik, Wuling Darion EV bakal berhadapan langsung dengan BYD M6.
Buat kamu yang tengah mempertimbangkan membeli MPV listrik, maka Wuling Darion EV atau BYD M6 bisa jadi opsinya. Tapi kalau bingung pilih yang mana, berikut ini perbandingan spesifikasi serta harga Wuling Darion EV vs BYD M6.
Dimensi BYD M6 vs Wuling Darion EVWuling Darion EV Foto: Lutfi Anshori/detikotoBYD M6 Foto: Dina Rayanti/detikoto
Secara dimensi, Wuling Darion EV sedikit lebih panjang dan tinggi ketimbang BYD M6. Wuling Darion EV punya dimensi panjang 4.910 mm, lebar 1.870 mm, tinggi 1.770 mm, dan serta wheelbase 2.910 mm, yang menghasilkan kabin lapang untuk 7 penumpang dengan konfigurasi 2+2+3.
Sementara itu BYD M6 memiliki panjang 4.710 mm, lebar 1.810 mm, tinggi 1.690 mm, dan jarak sumbu roda 2.800 mm. BYD menawarkan opsi konfigurasi tempat duduk 6-seater dan 7-seater pada M6. Versi 6-seaternya menggunakan jok captain seat.
Baterai BYD M6 vs Wuling Darion EVInterior BYD M6 Foto: Muhammad Hafizh GemilangInterior Wuling Darion Foto: Luthfi Anshori/detikOto
Wuling Darion EV mengandalkan motor listrik bertenaga 150 kW (201 dk) dengan torsi 310 Nm, disalurkan ke roda depan melalui transmisi Single Reduction. Kapasitas baterainya 69,2 kWh Lithium Iron Phosphate memungkinkan jarak tempuh hingga 540 km (CLTC) dalam sekali pengisian.
BYD M6 menggunakan motor listrik bertenaga 120 kW untuk versi Standard, sementara varian Superior Captain dan Superior mengusung motor listrik 150 kW. Torsi maksimalnya 310 Nm. BYD M6 menggunakan Blade Battery milik BYD. Ada dua opsi baterai yang ditawarkan BYD M6. Untuk versi standard menggendong baterai berkapasitas 55,4 kWh. Berkat baterai itu, mobil bisa menempuh jarak sejauh 420 km.
Selanjutnya ada baterai berkapasitas 71,8 kWh yang tersemat pada varian Superior Captain dan Superior. Baterai yang diusung Superior Captain dan Superior ini bisa menempuh jarak sejauh 530 km.
Fitur BYD M6 vs Wuling Darion EV
Wuling Darion EV dibekali dengan 6 airbag untuk varian tertingginya sementara varian terendahnya disematkan 4 airbag untuk menunjang keselamatan. Selanjutnya ada ABS, EBD, electric parking brake with auto-hold, hill hold control, pedestrian warning sound moudle, hingga tire pressure monitoring system. Wuling Darion EV juga sudah memiliki fitur ADAS dengan berbagai fungsi di antaranya adaptive cruise, intelligent driving assist with lane keeping function, front collision warning, automatic emergency braking, lane departure warning, blind spot detection, lane change assist, door open warning, hingga intelligent high beam assist.
BYD M6 dilengkapi dengan 6 airbag untuk seluruh varian. Kemudian fitur tyre pressure monitoring system, isofix, ABS, electric parking brake, electronic stability control, traction control system, electronic brake-force distribution, vehicle dynamic control system, hill hold control, brake disc wiping system, coordinated regenerative braking system, roll movement intervention, brake override system, around vie monitor, rear 4 radars, auto hold juga tersedia di seluruh varian M6.
Di varian Superior Captain dan Superior juga tersemat fitur adaptive cruise control, autonomous emergency braking, door open warning, intelligent cruise control, predictive collision warning, rear collision warning, blind spot detection, rear cross traffic alert, dan rear cross traffic brake.
Harga BYD M6 vs Wuling Darion EV
BYD M6 ditawarkan dalam tiga varian dengan harga mulai Rp 370 jutaan. Sementara Darion EV hanya punya dua varian. Berikut harga masing-masing varian kedua model tersebut.
BYD M6 Standard : Rp 379.000.000BYD M6 Superior Captain : Rp 429.000.000BYD M6 Superior : Rp 419.000.000
Darion EV CE: Rp 356.000.000Darion EV EX: Rp 416.000.000
Perlu dicatat, harga Wuling Darion EV itu hanya berlaku untuk 1.500 konsumen pertama.
(dry/rgr)

Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia buka suara soal manuver Amerika Serikat (AS) terkait uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III. Respon Moskow disampaikan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov menyampaikan kepada wartawan bahwa pemberitahuan diberikan AS, sebelum Angkatan Udara menguji rudal berkekuatan lebih dari 300 kiloton TNT itu pada hari Rabu. AS sebelumnya menembakkan Minuteman III di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg.
“AS menginformasikan kepada Rusia mengenai niatnya untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua Minuteman III sebelum diuji tembak pada hari Rabu,” ujar Peskov dikutip Russia Today, Kamis (6/11/2025).
Peskov menjelaskan bahwa komunikasi semacam itu adalah prosedur standar yang diwajibkan oleh peraturan internasional. Rudal Minuteman III termasuk dalam kategori persenjataan strategis yang harus diidentifikasi dan diinformasikan kepada pihak lain sebelum pengujian dilakukan.
“Kami juga memberi tahu (negara-negara lain) ketika melakukan peluncuran semacam itu,” kata Peskov lagi.
Ia menyiratkan bahwa meskipun ada retorika yang keras, saluran komunikasi dan protokol militer tingkat tinggi tetap dipertahankan oleh kedua negara adidaya nuklir tersebut.
Konfirmasi ini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan persiapan untuk pengujian nuklir penuh dan menuduh Rusia serta China melakukan “ledakan nuklir rahasia”. Trump mengatakan keduanya menguji nuklir sembunyi-sembunyi bahkan di bawah tanah.
Meski menunjukkan kepatuhan pada protokol, Peskov juga menekankan kemampuan militer Rusia. Menurutnya, Moskow saat ini tidak terlibat dalam perlombaan senjata, tetapi telah secara sistematis mengembangkan senjata strategisnya selama bertahun-tahun sesuai dengan visi jangka panjangnya.
“Rusia saat ini memiliki triad nuklir paling modern di dunia,” katanya, mengacu pada kemampuan peluncuran nuklir dari darat, laut, dan udara.
Meski demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah mengklarifikasi bahwa Rusia hanya akan melanjutkan pengujian nuklir skala penuh sebagai tindakan pembalasan jika AS terlebih dahulu melanggar Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT). AS telah menerapkan moratorium uji coba nuklir eksplosif sejak tahun 1992.
Sebelumnya, peluncuran Minuteman III, yang diberi nama GT 254 ini diprakarsai oleh Sistem Kendali Peluncuran Lintas Udara (Airborne Launch Control System). Ini merujuk ke sebuah sistem komando dan kendali cadangan untuk pasukan ICBM berbasis darat, dari pesawat E-6B Angkatan Laut AS untuk menguji efektivitas dan ketersediaan sistem secara berkelanjutan.
Letnan Kolonel Angkatan Udara AS Karrie Wray, komandan Skuadron Uji Terbang ke-576, menggambarkan GT 254 sebagai “penilaian komprehensif”, yang memastikan keandalan dan akurasi sistem senjata ICBM secara berkelanjutan dengan mengumpulkan data “berharga”. Uji coba ini dilakukan seiring AS memodernisasi pasukan ICBM-nya dengan mengganti rudal Minuteman III, yang telah beroperasi sejak tahun 1970.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Jakarta, CNBC Indonesia – Strategi maritim China telah memasuki perairan yang lebih dalam, melampaui modernisasi angkatan laut dan pembangunan pulau. Beijing bahkan menggunakan ilmu oseanografi (ilmu kelautan), sebagai alat kekuatan baru untuk memperluas pengaruhnya dan mendapatkan keunggulan strategis di Samudra Hindia dan Pasifik.
Menurut peneliti yang fokus pada kebijakan luar negeri China, Rishan Shen, Negeri Tirai Bambu menciptakan “bentuk kekuatan baru” yang “halus, berkelanjutan dan sulit dilawan dengan penelitian bawah laut”. “Yang tampak sebagai kerja sama ilmiah sebenarnya adalah upaya jangka panjang untuk mengubah ilmu kelautan menjadi instrumen geopolitik,” tuturnya dalam kolom tulisan yang ia unggah di media Myanmar, Irrawaddy, Kamis (6/11/2025).
Oseanografi saat ini menentukan operasi kapal selam, komunikasi bawah air, dan, yang paling penting, akses ke harta karun baru seperti mineral penting logam tanah jarang (rare earth). Di bawah Kementerian Sumber Daya Alam, China sendiri telah membangun salah satu armada penelitian sipil terbesar di dunia, yang secara rutin melakukan survei laut dalam di Samudra Hindia dan Pasifik.
Data yang dikumpulkan dari misi-misi ini, adalah akumulasi data topografi bawah air dan pola suara yang sabar yang kemudian dapat dimobilisasi untuk keuntungan strategis. Sangat jarang hanya tentang ilmu kelautan saja.
“Ekspansi oseanografi ini secara mantap meningkatkan jangkauan militer China dengan menyediakan intelijen dasar laut terperinci. Hal ini meningkatkan kemampuan kapal selam dan pengawasan,” ungkap Shen lagi.
“Data topografi dan pola suara juga digunakan untuk navigasi kapal selam dan operasi anti-kapal selam,” tambahnya.
Pada awal tahun 2024, kapal penelitian China, Xiang Yang Hong 03, melakukan survei di dekat Maladewa dan Sri Lanka sebelum berlabuh di Mali. Bagi India dan mitra maritimnya (seperti AS, Australia, dan Jepang), misi semacam itu dinilai bermuatan politik yang mendalam.
Strategi China juga berfokus pada pengendalian sumber daya laut dalam dan memperkuat kendali ekonomi. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Mineral Laut China (COMRA) memegang banyak kontrak eksplorasi dari Otoritas Dasar Laut Internasional.
“Kontrak ini mencakup wilayah dasar laut yang kaya akan kobalt, nikel, dan mineral tanah jarang yang akan menentukan teknologi masa depan dan transisi energi,” tandas Shen.
Di Pasifik, China memperluas kerja sama ini dengan negara-negara kepulauan seperti Cook Islands dan Tonga, melalui perjanjian survei dasar laut, transfer teknologi, dan pelatihan. Kemitraan ini menciptakan ketergantungan jangka panjang di antara negara-negara kecil yang mengandalkan dukungan China untuk penelitian kelautan dan infrastruktur.
Lebih lanjut, Shen memperingatkan bahwa jika tidak dikendalikan, operasi oseanografi China yang tidak terkendali. Ini dapat menciptakan asimetri informasi yang dapat mengubah keseimbangan kekuasaan di bawah laut.
“Tantangannya tidak hanya bersifat militer tetapi struktural: kontrol atas data kelautan dapat diterjemahkan menjadi pengaruh atas bagaimana ruang maritim itu sendiri diatur dan dipahami,” tutupnya.
(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Bisnis.com, JAKARTA — Pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) resmi beroperasi hari ini, Kamis (6/11/2025). Kendati demikian, terdapat tantangan utama yang dihadapi terkait persaingan pasar, utamanya dengan produk impor.
Selama ini, Indonesia masih bergantung pada produk impor petrokimia lebih dari 50%. Pabrik LCI disebut mampu mendukung kemandirian nasional hingga 67% untuk kebutuhan industri domestik.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan, impor bahan baku plastik dari China terus meningkat tajam hingga 150.000 ton tahun ini, sementara pada tahun lalu hanya 80.000 ton.
“Volume produk plastik jadi impor yang masuk ke Indonesia juga sangat besar, yakni mencapai 900.000 hingga 1 juta ton per tahun dalam 2 tahun terakhir,” ujar Andry kepada Bisnis, Kamis (6/11/2025).
Terlebih, ada potensi lonjakan menjadi 1,2 juta ton pada akhir tahun ini untuk produk plastik jadi. Di sisi lain, utilisasi pabrik nasional saat ini di bawah 70%, artinya persaingan masih ketat.
Adapun, investasi pabrik New Ethylene Project milik LCI ini mencapai US$3,9 miliar atau setara Rp62 triliun. Kapasitas produksinya yaitu 1 juta ton etilena, 520.000 ton propilena, 350.000 ton polipropilena, 140.000 ton butadiena, dan 400.000 ton BTX (benzena, toluena, xilena) setiap tahun.
“Dari total impor produk petrokimia sekitar 30 juta ton per tahun, proyek ini sendiri bisa menggantikan sekitar 6-7 juta ton. Artinya, hampir seperempat dari total impor bahan kimia dasar nasional bisa disubstitusi dengan produksi domestik,” tutur Andry.
Untuk itu, Andry menyebut, pemerintah harus mendukung proyek strategis ini dalam bentuk perlindungan dalam bentuk hambatan tarif maupun nontarif untuk pengetatan produk impor.
“Menurut saya segera lakukan investigasi pengamanan perdagangan seperti anti‐dumping atau safeguard terhadap produk petrokimia yang terbukti masuk dengan harga di bawah biaya produksi atau berlaku subsidi besar dari luar negeri,” jelasnya.
Di sisi lain, dia juga mewanti-wanti industri hilir pengguna bahan baku petrokimia untuk tidak menggunakan produk impor murah hasil praktik dumping.
“Terkadang saya melihat industri hilir ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang pada akhirnya membuat industri hulu menjadi kalah saing dengan produk dumping impor,” terangnya.
Lebih lanjut, tak hanya mengurangi impor, kehadiran pabrik petrokimia Lotte ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri plastik, serat sintetis, dan bahan kimia industri yang menjadi input utama bagi industri manufaktur domestik.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek Dimethyl Ether (DME) sebagai bagian dari agenda hilirisasi nasional.
Proyek yang ditujukan untuk menggantikan Liquified Petroleum Gas (LPG) ini kini memasuki tahap evaluasi oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
CEO BPI Danantara Rosan Roeslani menekankan bahwa proyek DME termasuk dalam 18 proyek hilirisasi yang ditargetkan mulai berjalan pada 2026 sesuai arahan Presiden Ke-8 RI tersebut.
“Kami juga memastikan dulu untuk teknologinya, teknologi yang kita utamakan adalah yang up to date juga dan paling efisien lah, karena kan DME ini dulu pernah dicoba jalankan, ya kan? Sempat groundbreaking malah, tapi kemudian berhenti,” ujarnya usai menghadiri rapat terbatas terkait hilirisasi di Istana Negara, Kamis (6/11/2025).
Dia mengatakan evaluasi dilakukan secara komprehensif untuk memastikan proyek-proyek yang layak (visible) dapat segera ditindaklanjuti. Dia menegaskan, aspek teknologi menjadi perhatian utama agar proyek dapat berjalan efisien dan berkelanjutan.
“Nah hal itu yang kami kalau di Danantara tidak ada, tidak mau ada hal itu [proyek mangkrak] terjadi,” tambahnya.
Menurut Rosan, evaluasi menyeluruh menjadi langkah penting agar proyek yang nantinya digarap tidak kembali mengalami hambatan seperti sebelumnya.
Dia memastikan proses evaluasi akan menjadi dasar sebelum dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking.
Dari sisi pembiayaan, Danantara disebut tidak menemui kendala berarti. Rosan menegaskan lembaga yang dipimpinnya memiliki kapasitas pendanaan yang kuat dan siap berinvestasi langsung dalam proyek DME.
“Saya nggak ingat angkanya, soalnya ada banyak angka-angkanya,” ujarnya.
Sekadar informasi, proyek DME sebelumnya telah diinisiasi pada era pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo melalui peletakan batu pertama di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pada 24 Januari 2022.
Meski begitu, proyek tersebut sempat tertunda setelah mitra utama, Air Products and Chemicals Inc. asal Amerika Serikat, menarik diri dari kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), serta Bakrie Group melalui PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.
Pemerintah kemudian membuka peluang kemitraan baru dengan investor asal China, meskipun hingga kini belum tercapai kesepakatan final.

Oleh:Agus Wahid
SUDAH terverifikasi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudha Sadewa. Kerugian negara megaproyek kereta api cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh mencapai kisaran Rp118 triliun. Menkeu pun sudah jelas sikapnya. Karena megaproyek tersebut B to B, maka negara tak mau meng-cover kerugian itu melalui APBN.
Kini, Prabowo menunjukkan sikap dirinya, atas nama kepala negara dan pemerintahan siap menanggung kerugian itu, meski berdalih sumber dananya dari penyitaan uang korupsi. Sebuah sikap ekonomi-politik-hukum yang tergolong paradoks dengan komitmen penegakan hukum antikorupsi yang dikumandangkan selama ini
Paradoksalitas itu jelas-jelas tak sesuai dengan komitmen Prabowo selama ini yang siap mengejar koruptor, sekalipun sampai ke daratan Antartika. Ada inkonsistensi dengan sikap politik-hukumnya yang sering dikobarkan ke ranah publik. Karena, korupsi jelas-jelas telah menyengsarakan rakyat. Sementara, Prabowo dengan gagah selalu mengumandangkan “demi rakyat, akan selalu menghadapi kekuatan apapaun dan siapapun”.
Mengapa terjadi gejala perubahan sikap hukum itu? Menurut penelusuran Purbaya, beberapa pihak yang paling bertanggung jawab pada kasus Whoosh di antaranya Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dan Jokowi. Ketika Purbaya menyasar LBP, Prabowo masih “anteng”. Membiarkan “cek-cok” LBP versus Purbaya. Dan sinyal kuatnya seperti menggambarkan Prabowo membackup Kemenkeu.
Tapi, ketika arah hukumnya ke Jokowi, muncullah sinyal baru. Indikasinya, Prabowo luntur terhadap pengaruh Jokowi. Kelunturannya terbaca jelas pada sikap Pemerintah (Prabowo) yang siap menanggung kerugian megaproyek Whoosh itu. Sekali lagi, meski sumber dananya dari hasil penyitaan korupsi.
Kita perlu mencatat, penyitaan uang korupsi menjadi milik negara. Hasilnya pun harusnya untuk kepentingan rakyat. Yang sungguh aneh rencana hasil penyitaan hasil korupsi justru untuk meng-cover kerugian akibat korupsi itu. Keanehan ini harus kita garis-bawahi, pengcoveran itu jelas-jelas mengarah pada kepentingan personal, terutama kepada Jokowi.
Sikap Prabowo itu dapat kita catat sebagai keloyoannya dalam menghadapi Jokowi. Dan secara ekstrim dapat dinilai Prabowo masih tersandera oleh Jokowi. At least, Prabowo mau melindungi kejahatannya padahal sangat benderang praktik abuse of powernya. Dan itulah cermin Prabowo yang tetap setia pada Jokowi. Prabowo bisa dinilai masih tebang pilih dalam penegakan hukum anti korupsi.
Pertanyaan mendasarnya, apakah kerugian Whoosh karena faktor korupsi? Inilah yang perlu ditelusuri. Meski demikian, kita dapat mengarsir beberapa hal di balik kerugian Whoosh itu. Pertama, studi kelayakannya, dari awal sudah diyakini tidak feasible, terutama dari sisi market, meski ada manfaat sisi lain (kepentingan go green). Pertimbangan bisnis sudah disampaikan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan kala itu.
Tapi, buntut dari catatan itu, Jonan malah direshuffle. Sikap yang sama juga dilakukan oleh Kepala Bappenas saat itu: Andrinof Chaniago, padahal andilnya sangat besar bagi perjalanan politik Jokowi. Karena menilai tidak feasible, Andrinof pun direshuffle. Analisis ketidaklayakan pasar terbukti: tingkat serapan penumpang tidak sesuai ekspektasi.
Yang kita saksikan sebagai hal kedua, Jokowi menggunakan kekuasaan (tangan besinya). Tidak mau mendengarkan catatan akademik dari kedua menterinya. Jokowi lebih manut pada titah Xi Jinping. Apapun landasannya, Jokowi telah melakukan abuse of power. Hal ini jelaslah pelanggaran hukum yang serius. Tetap bisa dikategorikan korupsi, meski tidak langsung ke keuangan negara. Korupsi politik justru menjadi hal fundamental dalam derap pembangunan yang tak sesuai rencana.
Yang ketiga, terjadi pembiaran terhadap praktik markup dana pembangunan megaproyek kereta api cepat Jakarta–Bandung itu. Markup-nya cukup serius. Jika AI memperkirakan nilai pembangunan infrastruktur mencapai Rp350-an juta per m2. Penulis mendapatkan info dari sub-kontraktor: nilai mark up-nya mencapai kisaran Rp700-an juta. Padahal sekali lagi menurut narasumber subkon itu hanya kisaran Rp 60-an juta per m2 (11,6 kali lipat).
Hal itu jelas, bukan sekedar miss-management. Tapi, yang dapat kita garis-bawahi, dalam komponen miss-management terdapat dana menguap yang terencana secara sistematis. Dan itulah praktik korupsi.
Karena itu, sikap Purbaya sesungguhnya sudah on the track. Penolakannya membayar kerugian negara dari megaproyek Whoosh bukan sekedar akadnya B to B, tapi memang sarat dengan pengemplangan keuangan negara.
Kini, Prabowo diperhadapkan masalah sikap politik-hukum anti korupsi. Benarkah committed untuk memberantasnya, atau hanya omon-omon?
Yang perlu diprihatinkan adalah, sikap omon-omon itu akan berefek jauh, di antaranya sebuah kemungkinan Prabowo lebih mendengarkan suara anti Purbaya, dari elemen Jokowi and his geng. Jika itu terjadi, maka nasib Purbaya di ujung tanduk. Tidak tertutup kemungkinan akan direshuffle.
Bagi Purbaya, rasanya nothing to lose. Tapi, jika Purbaya direshuffle, maka akan terjadi distrust yang meluas. Rakyat yang sudah mulai respek pada rezim Prabowo akan kembali surut. Bahkan, sentimen positif pasar nasional dan internasional, termasuk kalangan investor asing akan berbalik negatif. Jika itu dibiarkan, ekonomi nasional pun akan kembali mengalami decline.
Bukan hanya itu dampak kontiogionnya. Kebijakan ekonomi Purbaya akan langsung tak berjalan efektif. Terjadi lagi pembangkangan dari sistem tata-kelola keuangan negara seperti dulu yang penuh nuansa penindasan terhadap kepentingan rakyat. Para bandit ekonomi pun akan bangkit kembali secara bersama-sama. Pajak pun akan kembali membebani rakyat.
Pendek kata, sektor ekonomi akan kembali pada titik rendah. Prabowo yang mengimpikan pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen hanya mimpi dan fatamorgana.
Yang perlu kita sikapi, apakah proses decline of economy disadari oleh Prabowo sebagai risiko pilihan yang paradoks atas persoalan penegakan hukum anti korupsi? Jika tidak disadari, inilah urgensinya peringatan dini (early warning). Jika menyadari, berarti Prabowo bukan hanya omon-omon, tapi memang termasuk dalam komplotan menghancurkan negara. Dan ini berarti mempersilakan rakyat untuk melakukan gerakan perlawanan massif-ekstensif.
Pertanyaannya, apakah perlawanannya terhadap paket Prabowo-Gibran? Sebuah analisis politik hukum, rakyat tidak bicara paket itu, tapi alamat pasti tertuju kepada sang Presiden, sebagai pemegang kendali utama. Jika itu terjadi, sama artinya Prabowo sedang mempersiapkan Gibran sebagai penerusnya. Masya Allah. Jika ini skenarionya, maka Indonesia memang sedang didesain sebagai negara yang siap dipunahkan. Persis yang dikutip Prabowo sendiri pada pilpres 2019 dalam novel Ghost Fleet karya PW Singer dan August Cole: 2030 Indonesia musnah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun.
Siapa yang bersorak-sorai? Bisa China. Bisa juga AS dan lainnya. Mereka memang berkepentingan agar Republik Indonesia ini tak boleh maju. Harus tetap menjadi negara “terjajah”. Sebab, kekayaan alamnya memang menggiurkan. Inilah gambaran yang perlu kita renungkan bersama sebagai elemen anak bangsa.
Kita semua pun akhirnya harus merenung kembali who the real leader for Indonesia. Kita butuh pemimpin berani, cakap, berintegritas, nasionalis sejati dan berpihak pada kepentingan rakyat dan negara, bukan sosok pemimpin yang omon-omon.
(Analis Politik dan Pembangunan)