Negara: Republik Rakyat Cina

  • 40 Perusahaan Baja Ilegal dari China, Said Didu: Hasil Kerja Jokowi 10 Tahun

    40 Perusahaan Baja Ilegal dari China, Said Didu: Hasil Kerja Jokowi 10 Tahun

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali menyuarakan kritik terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi.

    Melalui akun media sosialnya, ia mengomentari kondisi industri baja nasional yang disebut-sebut terdampak masuknya perusahaan asing secara ilegal.

    Said Didu membagikan cuitan dari akun @Boediantar4 yang menyebutkan bahwa 40 perusahaan China telah memproduksi baja ilegal di Indonesia.

    Menyebabkan Krakatau Steel, salah satu produsen baja terbesar di tanah air, mengalami kesulitan ekonomi.

    “Hasil kerja Jokowi selama 10 tahun,” ujar Said Didu dibX @msaid_didu, menyindir dampak kebijakan pemerintahan sebelumnya.

    Akun yang dikutipnya juga menyebut bahwa kondisi ini terjadi di era kepemimpinan Presiden Jokowi, yang menurutnya melemahkan industri dalam negeri.

    Ironisnya, dalam cuitan tersebut juga terselip sindiran kepada Prabowo Subianto yang kini menjadi suksesor Jokowi.

    Terkuaknya pabrik asal China yang memproduksi baja tidak sesuai dtandar mulanya diungkap Zulkifli Hasan saat masih menjabat Menteri Perdagangan (Mendag).

    Ia bahkan memusnahkan produk baja tulangan beton yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) seberat 27.078 ton atau senilai Rp257.237.836.978 yang diproduksi oleh PT Hwa Hok Steel, di Cikande, Serang, Banten.

    Ia mengatakan pemusnahan itu dilakukan pihaknya terhadap 3,6 juta batang baja tulang, karena menurutnya, produk yang tak sesuai standar mutu nasional itu sangat membahayakan konsumen bila sampai dipakai untuk konstruksi.

  • BPS: China jadi pasar ekspor-impor nonmigas terbesar pada Januari 2025

    BPS: China jadi pasar ekspor-impor nonmigas terbesar pada Januari 2025

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara China menjadi pasar ekspor sekaligus impor nonmigas terbesar Indonesia pada Januari 2025 dengan masing-masing transaksi dagang sebesar 4,57 miliar dolar AS untuk ekspor dan impor 6,34 miliar dolar AS.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menjelaskan transaksi ekspor Indonesia ke China secara kumulatif mencapai 22,40 persen dari total ekspor nonmigas nasional yang sebesar 20,40 miliar dolar AS.

    Sementara, untuk transaksi impor, negara tersebut menyumbang 40,86 persen dari total impor nonmigas yang mencapai 15,52 miliar dolar AS.

    “Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, dan nikel dan barang daripadanya,” katanya.

    Ia mengatakan selain China, produk ekspor Indonesia juga diminati oleh pasar Amerika Serikat sebesar 2,3 miliar dolar AS, dan India 1,2 miliar dolar AS. Sedangkan, negara importir nonmigas terbesar selain China yakni Jepang 1,15 miliar dolar AS dan Amerika Serikat sebesar 0,76 miliar dolar AS.

    Lebih lanjut, dirinya menuturkan dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari 2025, secara kumulatif sebagian besar mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada bahan bakar mineral sebesar 787,1 juta dolar AS atau 22,01 persen.

    Sementara, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 173,3 juta dolar AS atau 25,38 persen.

    Sedangkan, untuk impor dari 10 golongan barang utama nonmigas Januari 2025, golongan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan tertinggi senilai 457,9 juta dolar AS atau 15,04 persen dibandingkan dengan Desember 2024.

    Sementara, golongan kakao dan olahannya mengalami peningkatan terbesar senilai 165,4 juta dolar AS atau naik 119,00 persen.

    Indonesia memperoleh surplus dagang sebesar 3,45 miliar dolar AS pada Januari 2025, dengan nilai ekspor sebesar 21,45 miliar dolar AS dan impor 18 miliar dolar AS.

    Apabila dibandingkan bulan lalu, surplus yang didapat naik 1,21 miliar dolar AS, sementara secara tahunan (year on year/yoy) surplus dagang Indonesia naik 1,45 miliar dolar AS.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • AS hingga Australia Blokir Aplikasi AI DeepSeek, RI Bakal Menyusul?

    AS hingga Australia Blokir Aplikasi AI DeepSeek, RI Bakal Menyusul?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih mempelajari untuk mengambil tindakan membatasi penggunaan terhadap model kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) asal China DeepSeek

    Adapun, Amerika Serikat, Australia, Italia, Irlandia, dan Korea Selatan secara tegas menolak model milik China DeepSeek untuk beroperasi di negara mereka.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan bahwa DeepSeek merupakan sebuah inovasi teknologi dan pihaknya masih mempelajari untuk apakah akan membatasi atau tidak model AI tersebut.

    “Dan kita melihat tentu saja apa yang dihasilkan oleh DeepSeek itu tentu saja bisa menjadi satu alternatif ya,” kata Nezar di Komdigi, Senin (17/2/2025).

    Nezar menyampaikan Indonesia sebagai negara yang tengah mengembangkan teknologi AI, tentunya membuka diri terhadap model AI dari seluruh negara, salah satunya DeepSeek.

    Namun, Nezar menuturkan bahwa pihaknya juga mempelajari dan mendalami setiap model AI yang masuk ke tanah air.

    “Dan kita sebagai negara yang tengah mengembangkan teknologi AI ini tentu saja membuka, melihat dan mempelajari berbagai macam perkembangannya,” ujarnya.

    Sebelumnya, Badan intelijen Korea Selatan menuduh aplikasi AI Tiongkok DeepSeek “berlebihan” dalam mengumpulkan data pribadi dan menggunakan semua data masukan untuk melatih dirinya sendiri.

    BIN Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan resmi ke instansi pemerintah Korea Selatan minggu lalu yang mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan terhadap aplikasi kecerdasan buatan tersebut.

    Pemerintah Australia mengumumkan larangan penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek pada seluruh perangkat dan sistem milik pemerintah.

    Pelarangan ini dilakukan dengan alasan kekhawatiran terkait potensi risiko keamanan yang ditimbulkan oleh perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Melansir dari Reuters, Kamis (6/2/2025) Sekretaris Departemen Dalam Negeri Australia mengeluarkan arahan yang mewajibkan semua badan pemerintah untuk menghentikan penggunaan atau pemasangan produk, aplikasi, dan layanan web DeepSeek.

    Perintah tersebut juga mencakup perintah untuk menghapus semua contoh produk dan layanan DeepSeek yang sudah terpasang di perangkat pemerintah.

    Berikut daftar negara yang memblokir DeepSeek:

    1. Amerika Serikat
    2. Irlandia
    3. Italia
    4. Australia
    5. Korea Selatan

  • Menanti Peluncuran Gadget Baru Huawei di 2025, Ada Ponsel Lipat Tiga? – Page 3

    Menanti Peluncuran Gadget Baru Huawei di 2025, Ada Ponsel Lipat Tiga? – Page 3

    Diwartakan sebelumnya, Huawei Mate X6 debut di pasar China pada akhir November 2024, dilanjutkan meluncur pasar global pada satu bulan berikutnya atau Desember.

    Kini, HP layar lipat milik Huawei tersebut dipastikan akan masuk pasar Indonesia. Kabar ini terungkap lewat database di laman web P3DN milik Kemenperin (Kementerian Perindustrian).

    Pantauan tim Tekno Liputan6.com, Kamis (13/2/2025), HP Huawei Mate X6 dengan nomor model ICL-LX9 ini telah memenuhi nilai TKDN sebesar 36,05 persen.

    Selain sudah mengantongi sertifikasi TKDN, HP layar lipat Huawei ini telah menerima sertifikasi Postel dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan nomor sertifikat 107396/DJID/2025.

    Berhubung sudah mendapatkan sertifikat TKDN dan restu dari Komdigi, belum diketahui secara pasti kapan Mate X6 rilis di Indonesia.

    Mengutip laman resmi perusahaan, Huawei Mate X6 mengusung layar LTPO OLED 7,93 inci beresolusi 2K Plus dengan refresh rate 120Hz. Untuk panel cover-nya, Huawei memasang layar LTPO OLED 6,45 inci berdesain lengkung quad 3D.

    HP Huawei Mate X6 mampunya empat kamera belakang dengan konfigurasi 50MP (OIS), 48MP (telefoto, 4x optical zoom), 40MP (ultrawide, 120 derajat), dan sensor hiperspektral untuk akurasi warna.

    Soal performa, smartphone ini mengandalkan Kirin 9020 dengan RAM 12GB dan memori internal 512GB. Ponsel ini tersedia dalam beberapa pilihan warna, yakni Nebula Red, Black, dan Nebula Grey.

    Fitur lainnya, HP Mate X6 sudah menggunakan HarmonyOS 4.3, IPX8, dukungan styles, dan baterai 5.110mAh dengan fast charging 66W dan wireless charging 50W.

  • Prabowo Disarankan Pimpin Tobat Nasional

    Prabowo Disarankan Pimpin Tobat Nasional

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto. Foto/Dok SindoNews/Arif Julianto

    JAKARTA – Seluruh elemen bangsa disarankan melakukan introspeksi total berjemaah dengan melakukan tobat nasional. Presiden Prabowo Subianto sebaiknya mengajak sekaligus memimpin tobat nasional tersebut.

    Saran tersebut disampaikan Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ibadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi, Jawa Barat Toto Izul Fatah. Menurut Toto, berbagai persoalan yang sedang melanda bangsa Indonesia saat ini, baik di pemerintahan maupun di masyarakat, tak cukup direspons dengan ikhtiar lahir yang saintifik. Perlu juga direspons dengan ikhtiar batin yang bersifat teologis, teleologis, dan eskatologis.

    Menurutnya, kini mencuat berbagai persoalan, baik yang terjadi di pemerintahan seperti minimnya keuangan negara, praktik korupsi yang menggurita, konflik sosial, keresahan sosial, dan sejumlah kasus penderitaan rakyat lainnya. Selain itu, ada juga musibah alam di beberapa daerah.

    Menurut Toto, sederet kasus tersebut, harusnya menggugah kesadaran kolektif kita, bahwa ada yang salah dalam diri kita, baik pemimpinnya, para penegak hukumnya, para wakil rakyatnya, para pengusahanya, para pendidiknya dan tentu saja pada rakyatnya.

    Karena itulah, kata Toto, sudah saatnya seluruh elemen bangsa melakukan introspeksi total berjemaah dengan melakukan tobat nasional. Dan, kata dia, Presiden Prabowo sendiri yang sebaiknya mengajak sekaligus memimpin tobat nasional tersebut.

    “Ini memang kegiatan yang tidak ilmiah. Apalagi, jika dikaitkan dengan urusan negara dan pemerintahan. Padahal, di situlah justru urgensinya kita bertobat dengan menghadirkan Tuhan pada saat berbagai upaya lahir kita gagal,” kata Toto, Senin (17/2/2025).

    Dalam pandangan Toto yang juga peneliti senior di LSI Denny JA ini, segala macam karut-marut di negeri ini bukan mustahil akibat para pemimpinnya dan rakyatnya semakin jauh dari Tuhan. Toto mengajak kepada semua pihak, baik pemimpin, para wakil rakyat, para penegak hukum, pengusaha, dan seluruh rakyat Indonesia untuk tidak malu mengakui dosa dan kesalahan kita seraya memohon ampunan-Nya.

    “Itulah yang dimaksud dengan tobat. Yaitu, meminta ampunan kepada Allah atas berbagai dosa kita, apakah dosa korupsi, menipu, zalim , menindas, serakah, dan lain-lain. Kalau Allah sudah mengampuni, pasti Allah akan memberi apa yang kita mau. Jadi tak perlu mengajari Tuhan, karena Tuhan itu Maha Tahu,” ujarnya.

    Toto khawatir jika bangsa ini tak segera melakukan tobat nasional, berbagai kesulitan, penderitaan, kekacauan, dan musibah alam akan terus menimpa kita. Karena itu, Toto menyarankan kepada semua pihak untuk tidak perlu gengsi melibatkan Tuhan dalam urusan kehidupan kita, termasuk dalam kehidupan bernegara. Kalau memang berbagai upaya lahir sudah dilakukan dan masih belum berhasil, tak perlu malu untuk meminta bantuan Tuhan.

    “Minta bantuan ke negara lain seperti ke Timur Tengah, ke Eropa, dan ke China kita tidak malu. Masak minta bantuan ke Tuhan kita gengsi. Padahal, setiap bantuan dari mereka itu pasti tidak gratisan alias ada timbal baliknya. Giliran minta bantuan kepada Tuhan yang gratis, cuma bertobat saja, tidak mau,” tandasnya.

    (zik)

  • Freeport Disebut Bakal Ekspor Konsentrat Tembaga ke China

    Freeport Disebut Bakal Ekspor Konsentrat Tembaga ke China

    Jakarta

    Freeport McMoRan disebut akan mengekspor konsentrat tembaga melalui PT Freeport Indonesia. Rencana ini muncul seiring akan diperpanjangnya izin ekspor yang sebelumnya berakhir pada Desember 2024.

    Dikutip dari Reuters, Senin (17/2/2025) perusahaan tambang tersebut tengah memuat kargo untuk pengiriman konsetrat tembaga yang akan dikirim ke China. Informasi ini didapat dari sumber yang mengetahui rencana tersebut.

    Sumber kedua mengatakan, pengiriman konsentrat tembaga ini berasal dari tambang Freeport di Grasberg. Diketahui tambang tersebut merupakan tambang tembaga aktif terbesar kedua di dunia. Proses ekspor itu akan berangkat pada Februari 2025.

    PT Freeport Indonesia belum menanggapi terkait informasi tersebut. Namun, seorang juru bicara mengatakan secara terpisah, perusahaan berharap pemerintah akan mengakomodasi rencana untuk melanjutkan ekspor.

    Sementara sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung telah buka-bukaan soal perpanjangan izin ekspor atau relaksasi untuk mengekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Relaksasi ekspor konsentrat tembaga Freeport sebelumnya hanya berlaku sampai 31 Desember 2024.

    Yuliot mengatakan, pemerintah masih mengevaluasi pemberian izin ekspor atau relaksasi ekspor konsentrat tembaga di tengah kendala yang dihadapi PFTI atas kebakaran yang melanda smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

    “Jadi, yang untuk relaksasi ekspor, kita melihat yang pertama ini ada kondisi kahar nggak? Itu kan kondisi kahar itu harus ditetapkan oleh lembaga yang berwenang, ya misalnya ini kan kecelakaan, kecelakaan itu apakah ini dari pihak kepolisian itu menetapkan bahwa ini tidak ada kesengajaan atau ini dampak-dampak yang lain, motif-motif lain terhadap ini terhentinya kegiatan,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2025).

    Yuliot menambahkan, pemerintah juga masih mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan, termasuk potensi hambatan produksi oleh PTFI yang dapat berdampak ke penerimaan negara dan daerah.

    (ada/eds)

  • Ekonom Prediksi Neraca Perdagangan Menyusut pada Januari 2025

    Ekonom Prediksi Neraca Perdagangan Menyusut pada Januari 2025

    JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus perdagangan bulan Januari 2025 akan menyusut, didorong oleh normalisasi harga komoditas, meningkatnya kekhawatiran perang dagang, dan pelemahan ekonomi global.

    “Surplus perdagangan Indonesia diperkirakan akan berlanjut, meskipun menyempit dari 2,24 miliar dolar AS di bulan Desember 2024 menjadi 1,76 miliar dolar AS di bulan Januari 2025,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu, 16 Februari.

    Josua menyampaikan Baltic Dry Index menunjukkan tren penurunan yang signifikan di bulan Januari 2025, yang mengindikasikan perlambatan perdagangan global dan berkurangnya permintaan untuk pengiriman bahan baku.

    Menurutnya hal ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai risiko Perang Dagang 2.0 dan perlambatan global.

    Selain itu, Josua menyampaikan pertumbuhan ekspor bulanan di Januari 2025 diproyeksikan menurun, dipengaruhi oleh melemahnya permintaan eksternal.

    “Ekspor Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,99 persen (yoy) di Januari 2025, naik dari 4,78 persen (yoy) di Desember 2024. Namun, secara bulanan, ekspor diproyeksikan turun 7,42 persen (mom), sejalan dengan tren historis di setiap awal tahun,” jelasnya.

    Josua menyampaikan kontraksi ini lebih lanjut didorong oleh melemahnya permintaan eksternal, terutama dari Tiongkok, di mana indikator ekonomi menunjukkan sinyal perlambatan yang berkelanjutan dan harga komoditas global terus mengalami normalisasi.

    Menurutnya aktivitas impor diperkirakan akan melampaui ekspor, didorong oleh permintaan domestik yang kuat.

    Adapun, pertumbuhan impor tahunan Indonesia diproyeksikan mencapai 7,92 persen (yoy) di Januari 2025, turun dari 11,07 persen (yoy) di Desember 2024. Sementara secara bulanan, impor diperkirakan akan turun 5,85 persen (mom), kontraksi yang lebih kecil dari ekspor.

    Menurut Josua hal ini sejalan dengan tren awal tahun pada umumnya, namun diperlemah oleh permintaan domestik yang kuat.

    Secara khusus, PMI Manufaktur Indonesia naik di Januari 2025 dari Desember 2024, tetap di atas 50, menandakan ekspansi yang berkelanjutan.

  • Nilai Ekspor RI Turun 8,56% Jadi US$ 21,45 M di Januari, Ada Apa?

    Nilai Ekspor RI Turun 8,56% Jadi US$ 21,45 M di Januari, Ada Apa?

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari 2025 sebesar US$ 21,45 miliar atau turun 8,56% dibandingkan Desember 2024 (month to month/mtm). Ekspor migas dan nonmigas kompak turun.

    Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, ekspor migas pada Januari 2025 sebesar US4 1,06 miliar atau turun 31,35% dan ekspor nonmigas US$ 20,40 miliar atau turun 6,96%.

    “Pada Januari 2025, nilai ekspor mencapai US$ 21,45 miliar atau turun 8,56% dibandingkan Desember 2024 atau secara month to month. Nilai ekspor migas tercatat senilai US$ 1,06 miliar atau turun 31,35% dan nilai ekspor nonmigas tercatat turun sebesar 6,96% dengan nilai US$ 20,40 miliar,” katanya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).

    Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Winny menjelaskan, turunnya ekspor pada Januari secara bulanan utamanya didorong penurunan nilai ekspor nonmigas terutama pada komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta bijih logam terak dan abu.

    Sedangkan penurunan nilai ekspor Migas terutama didorong oleh penurunan nilai ekspor gas dengan andil sebesar -1,08%.

    “Secara tahunan nilai ekspor Januari 2025 mengalami peningkatan sebesar 4,68%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada ekspor kapal perahu dan struktur terapung, logam mulia dan perhiasan, serta ekspor bahan kimia anorganik,” ujarnya.

    Komoditas nonmigas unggulan Indonesia yang memberikan andil besar pada ekspor Januari antara lain batu bara, besi dan baja, serta CPO dan turunannya.

    “Komoditas nonmigas unggulan Indonesia yaitu batu bara, besi dan baja serta CPO dan turunannya. Ketiga komoditas ini memberikan share sekitar 28,08% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2025,” tuturnya.

    Dijelaskan lebih lanjut bahwa nilai ekspor batu bara secara bulanan turun 19,33%, secara tahunan turun 9,99%. Nilai ekspor besi dan baja turun 10,41% secara bulanan dan tahunan turun 7,63%. Nilai ekspor CPO dan turunannya turun 24,10% secara bulanan dan secara tahunan turun 16,68%.
    Sebanyak tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia antara lain China, Amerika Serikat (AS), dan India dengan andil 39,9% dari total ekspor nonmigas pada Januari 2025.

    “Nilai ekspor nonmigas ke China tercatat sebesar US$ 4,57 miliar, nilai ekspor non migas ke as tercatat sebesar US$ 2,34 miliar, nilai ekspor non migas ke India tercatat sebesar US$ 1,23 miliar dan secara tahunan nilai ekspor ke Tiongkok dan AS mengalami peningkatan. Sedangkan nilai ekspor ke India mengalami penurunan,” ujarnya.

    (ara/ara)

  • Gempar Obat Generik Tidak Efektif di China Picu Kemarahan Publik

    Gempar Obat Generik Tidak Efektif di China Picu Kemarahan Publik

    Jakarta

    Kekhawatiran para dokter tentang obat generik yang “tidak efektif” di rumah sakit umum di China telah memicu kemarahan publik.

    Para dokter meyakini sistem pengadaan obat generik lebih murah ketimbang obat asli dengan paten telah menyebabkan pemotongan biaya tapi mengorbankan keselamatan masyarakat.

    Para pejabat China yang dikutip sejumlah media pemerintah pada Minggu (09/02), mengatakan masalah ini didasari perbedaan persepsi meskipun di lapangan menimbulkan persoalan.

    Sebuah laporan mengungkap masing-masing orang punya reaksi berbeda terhadap obat-obatan.

    Selain itu, klaim tentang ketidakefektifan obat-obatan “sebagian besar berasal dari anekdot dan perasaan subjektif orang-orang”.

    Tanggapan resmi tersebut tidak meredakan kekhawatiran publik atas reputasi obat-obatan di rumah sakit dan apotek umum.

    Masalah ini jadi tantangan baru bagi sistem pelayanan kesehatan di China. Ditambah lagi tekanan jumlah penduduk yang menua dengan cepat.

    Bagaimana polemik obat generik ini bermula?

    Perdebatan seputar penggunaan obat generik di China bermula pada Desember 2024.

    Kala itu, pemerintah mengumumkan daftar yang berisi hampir 200 perusahaan yang memenangkan kontrak untuk menjual obat-obatan ke rumah sakit pemerintah China.

    Hampir semuanya adalah produsen obat generik lokal.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Perdebatan semakin memanas pada Januari 2025. Dalam sebuah wawancara video yang viral di dunia maya, direktur sebuah departemen rumah sakit di Shanghai, Zheng Hua, menyampaikan kekhawatirannya tentang sistem pengadaan obat.

    Zheng Minhua mengungkap berbagai persoalan, termasuk tentang “antibiotik yang menyebabkan alergi, tekanan darah yang tidak turun, pasien yang tetap sadar meski dibius” dan obat pencahar yang tidak efektif.

    Perkataan Zheng langsung disorot banyak orang dan menjadi slogan di media sosial yang telah dilihat jutaan orang dalam sebulan terakhirmeski sebagian besar pembahasan tentang topik tersebut telah disensor di Weibo.

    Baca juga:

    Banyak orang mengungkapkan pengalaman buruk mengenai obat-obatan yang diduga tidak memenuhi standar.

    “Saya menjalani operasi usus pada 2024, yang mengharuskan saya mengonsumsi obat pencahar terlebih dahulu,” tulis seorang pengguna Weibo.

    Mereka mengatakan obat yang diberikan “tidak memberikan efek apa pun”, bahkan setelah dosisnya digandakan, mereka harus minum kopi untuk membantu membersihkan usus.

    Apa kekhawatiran warga?

    Kekhawatiran terhadap kemanjuran obat generik telah menyebabkan ketidakpercayaan dan membuat sebagian orang enggan menggunakannya.

    Seseorang di Xiaohongshu, aplikasi mirip Instagram di China mengatakan bahwa ketika dokter rumah sakit meresepkan antibiotik versi generik, mereka langsung membeli versi “asli” secara daring, karena versi generik “rasanya berbeda”.

    “Banyak orang yang terserang flu akhir-akhir ini. Banyak dari mereka mungkin membeli obat ini. Segera ingatkan teman-teman Anda sekarang dan minta mereka untuk memeriksa merek sebelum membeli,” pengguna tersebut memperingatkan.

    Beberapa unggahan paling populer yang membahas kontroversi pengadaan obat generik telah dihapus, meskipun tidak jelas siapa yang menghapusnya.

    Warga China menyuarakan aspirasi soal keinginan mereka membeli obat bermerk, bukan generik. (Getty Images)

    Internet China yang diawasi ketat memiliki budaya penyensoran yang kuat, baik oleh otoritas maupun para pengguna.

    Dalam sebuah unggahan yang telah dihapus oleh pembawa acara podcast populer Meng Chang, ia mengecam kurangnya obat impor di sektor publik.

    “Jika ini bukan tujuan akhir, saya tidak tahu apa lagi yang menjadi tujuan akhir.”

    Kemarahan publik juga fokus pada kesulitan mengakses obat impor yang diyakini masyarakat memiliki kualitas lebih baik.

    Menanggapi upaya pihak berwenang meyakinkan masyarakat tentang kualitas obat generik, seorang pengguna Weibo menulis:

    “Selama kita diizinkan membeli obat bermerek, saya tidak punya keluhan lain.”

    Bagaimana sistem pengadaan obat di China?

    Sistem pengadaan obat di China diperkenalkan pada 2018 sebagai cara menurunkan pengeluaran negara untuk obat-obatan.

    Pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah untuk proses tender dalam rangka memenuhi 70% kebutuhan obat tahunan rumah sakit negara.

    Berbagai produsen obat kemudian bersaing untuk menawarkan harga obat terendah demi memenangkan kontrak yang menguntungkan ini.

    Hal ini memberikan keuntungan bagi obat generik yang diproduksi di dalam negeri. Obat ini mengandung komposisi farmasi sama dengan obat asli yang dipatenkan.

    Baca juga:

    Ongkos produksi obat generik ini juga lebih murah karena tidak memerlukan biaya penelitian dan pengembangan yang besar.

    China telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar di pasar farmasi generik global, mengekspor produk jadi ke konsumen di luar negeri dan bahan-bahan utama ke perusahaan asing.

    Di dalam negeri, ribuan produsen obat generik bersaing menjual produk mereka dengan harga kompetitif di pasar domestik yang terus berkembang.

    Agar obat generik memenuhi syarat untuk proses pengadaan di China, obat tersebut harus diuji dan dipastikan cukup mirip dengan versi obat bermerek.

    Sistem pengadaan obat dipuji pemerintah China karena dinilai menghemat pengeluaran warga. (Getty Images)

    Beijing mendapat pujian karena sistem pengadaan obat-obatan ini telah menghemat dari US$50 miliar (Rp818 triliun) dalam lima tahun pertama.

    Namun, proses tender menyebabkan persaingan ketat. Sejumlah produsen bahkan menawarkan obat-obatan dengan harga sangat rendah.

    Salah satu pemenang pada Desember lalu adalah tablet aspirin yang dijual dengan harga kurang dari satu sen.

    “Apakah tablet obat yang harganya kurang dari satu sen dapat dikonsumsi?” menjadi topik yang hangat dibicarakan di Weibo saat itu.

    “Produsen yang memenangkan tender sering kali menetapkan harga yang sangat rendah sehingga mereka kesulitan memproduksi obat berkualitas tinggi dengan bahan yang tepat, yang berpotensi menghasilkan obat yang tidak efektif,” kata Stacy Zhang, profesor madya di NYU Langone Health, kepada BBC.

    Ia menambahkan meskipun sistem pengadaan “tidak dirancang untuk membatasi akses ke obat bermerek impor”, sistem tersebut mungkin masih “mempengaruhi aksesibilitasnya”.

    Bagaimana dengan efektivitasnya?

    Sebuah proposal yang diajukan 20 dokter, termasuk dr. Zheng, kepada otoritas Shanghai bulan lalu menyatakan, “Ada kekhawatiran yang meluas di industri bahwa harga pengadaan terlalu rendah, yang mendorong perusahaan secara tidak etis mengambil jalan pintas guna mengurangi biaya, yang dapat memengaruhi kemanjuran obat”.

    “Dokter tidak berdaya karena mereka tidak punya pilihan, dan tidak ada saluran untuk memberi masukan.”

    Artikel yang ditulis Xia Zhimin, dokter di Hangzhou, mengomentari pengadaan obat generik ini.

    Lewat artikel itu, ia menyebut data yang dipertanyakan dari uji coba obat generik pada daftar pengadaan data tersebut identik dengan data dari obat asli yang menjadi dasar produksi.

    Tenaga kesehatan di Nanchang, China menunjukkan vaksin HPV. (Getty Images)

    Xia menyebut bahwa hal itu bisa menjadi bukti penipuan.

    Badan Pengawas Produk Medis Nasional menanggapi artikel itu dengan mengatakan temuan “kesalahan editorial” pada artikel Xia.

    Artikel Xia pun dihapus.

    Masalah kualitas juga bertambah dengan beredarnya obat palsu, yang telah merambah pasar obat generik dan bermerek di seluruh dunia dan sangat sulit dideteksi.

    Baca juga:

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan masalah ini sebagai masalah kesehatan global.

    “Untuk meningkatkan keterjangkauan, pengenalan obat generik yang hemat biaya sangat penting,” Kevin Lu, profesor madya di Fakultas Farmasi pada South Carolina University kepada BBC.

    Ia menambahkan, proses pengadaan membutuhkan “penguatan kontrol kualitas” dan “perbaikan berkelanjutan dalam hal perizinan obat dan standar manufaktur”.

    Sektor yang sedang mengalami krisis

    Kontroversi ini mencuat ketika sistem perawatan kesehatan China berada di bawah tekanan yang meningkat.

    Penuaan populasi yang cepat menyebabkan total pengeluaran kesehatan negara itu meningkat hampir 20 kali lipat selama 20 tahun terakhir, mencapai 9 triliun yuan (sekitar Rp20 ribu triliun) pada 2023.

    Di seluruh negeri, dana asuransi kesehatan publik menipis.

    Defisit telah muncul di beberapa provinsi. Pemerintah daerah yang sangat bergantung pada penjualan tanah untuk pendapatan, kini berjuang untuk utang karena krisis properti melanda perekonomian China.

    Pada saat yang bersamaan, sistem pelayanan kesehatan China tengah diliputi krisis kepercayaan.

    Populasi China yang menua menambah ongkos kesehatan negara. (Getty Images)

    Kekerasan terhadap staf medis meningkat sejak 2000-an, dipicu kemarahan atas kurangnya sumber daya dan terkikisnya kepercayaan terhadap dokter.

    Kontroversi seputar pengadaan obat-obatan setidaknya telah diakui negara sebagai masalah yang harus ditangani.

    Isu ini tidak dianggap sensitif secara politis dan disensor ketat pihak berwenang, sebagaimana penganiayaan terhadap pembangkang politik atau penindasan terhadap suku Uighur di Xinjiang.

    Baca juga:

    Badan Keamanan Kesehatan Nasional dalam sebuah pernyataan 19 Januari lalu mengatakan pihak berwenang “sangat mementingkan” masalah keselamatan ini dan akan meminta masukan tentang kebijakan pengadaan obat-obatan.

    “Tidak dapat disangkal pengadaan terpusat nasional masih dalam tahap awal,” kata seorang pakar kesehatan masyarakat, seperti dikutip dari media pemerintah, Life Times.

    “Ada banyak perusahaan farmasi dengan kualitas produksi yang beragam,” lanjutnya.

    Pakar lain yang dikutip dalam artikel tersebut menyerukan agar standar evaluasi obat ditingkatkan.

    Pihak berwenang mencoba memperbaiki citra sistem pengadaan obat generik. Caranya, dengan fokus pada pengawasan. Sistem ini tetap dirancang dapat menyelamatkan warga dan di sisi lain menghemat uang.

    Seorang pengguna Weibo mengatakan penghematan dari harga obat yang lebih rendah hanyalah “setetes air dalam ember” dari total biaya perawatan kesehatan nasional China.

    Di sisi lain, mereka menulis, membiarkan obat yang berpotensi cacat beredar secara luas, sama saja dengan “meminum racun untuk menghilangkan dahaga”.

    Lihat juga video: China Kirim Jutaan Obat Herbal dan Kapsul Flu ke Shanghai

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sedihnya Wanita di China saat Tahu Anjingnya Kabur dari Penitipan, Mati Ditabrak dan Dimakan Orang – Halaman all

    Sedihnya Wanita di China saat Tahu Anjingnya Kabur dari Penitipan, Mati Ditabrak dan Dimakan Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seekor anjing di China kabur dari tempat penitipan hewan karena takut mendengar suara kembang api.

    Namun anjing itu kemudian mati ditabrak mobil dan dimasak oleh pekerja jalan raya, South China Morning Post melaporkan.

    Saat perayaan Tahun Baru Imlek lalu, seorang wanita yang akan berlibur di Maladewa, menitipkan anjingnya bernama Yi Yi, di Pusat Penitipan Hewan Peliharaan Little Tail di Shenzhen, China selatan.

    Tepatnya pada tanggal 29 Januari 2025, Yi Yi yang berusia 4 tahun, terkejut mendengar suara kembang api.

    Ia pun kabur dari tempat penampungan itu dan menghilang.

    Pusat penampungan itu memfasilitasi hewan-hewan untuk bermain outdoor di area rumput yang berpagar.

    Pemilik Yi Yi juga sudah mengizinkan penampungan untuk mengeluarkan anjingnya dari kandang sebentar untuk bermain.

    Setelah tahu Yi Yi menghilang, pemiliknya menawarkan uang 50 ribu yuan atau sekitar Rp 112 juta bagi siapapun yang bisa menemukannya.

    Pemiliknya berkata Yi Yi sudah seperti keluarga baginya.

    Di hari yang sama, setelah upaya pencarian, diketahui bahwa Yi Yi kabur ke jalan rata Shenzhen, di mana ia tertabrak mobil dan ditinggalkan di pinggir jalan.

    Kamera CCTV menunjukkan ada dua petugas jalan raya yang membawa anjing itu ke dapur perusahaan.

    Di sana, anjing itu dimasak dan dagingnya dibagikan ke 8 karyawan.

    Di media sosial, pemilik Yi Yi berkata:

    “Yi Yi tertabrak mobil saat mencoba kembali ke rumah. Maafkan aku tidak bisa melindungimu Yi Yi. Aku akan selalu mengingatmu.”

    Menurut media China daratan, The Paper, baik perusahaan jalan raya maupun polisi lalu lintas membenarkan bahwa dua petugas jalan raya itu mengambil jasad anjing itu dan kemudian mengkonsumsinya.

    Perwakilan dari perusahaan jalan raya menyatakan bahwa saat dua petugas itu menemukan anjing itu, anjing itu sudah mati.

    “Kedua pekerja tersebut mematuhi peraturan dengan mengambil foto di lokasi dan mengunggahnya ke sistem perusahaan,” jelas perusahaan tersebut.

    “Mereka berasumsi bahwa anjing itu adalah anjing liar dan, karena anjing itu sudah mati, mereka memutuskan untuk menanganinya secara pribadi.”

    Perusahaan jalan raya tersebut menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut dan berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap karyawan yang terlibat.

    Manajer pusat penitipan hewan peliharaan mengatakan bahwa mereka bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan dan menerima tanggung jawab penuh.

    Fu Jian, direktur Firma Hukum Henan Zejin, menyatakan bahwa pusat penitipan hewan harus memberikan kompensasi kepada pemilik hewan atas kerugian finansial dan tekanan emosional yang dideritanya.

    Ia menambahkan bahwa pekerja jalan raya tersebut memperlakukan anjing tersebut dengan buruk dan melanggar hak milik pemiliknya, sehingga mereka juga harus membayar ganti rugi.

    Pada tanggal 8 Februari, pemilik anjing tersebut memperbarui unggahan media sosialnya.

    Ia menyatakan bahwa kafetaria perusahaan jalan raya dan karyawan yang terlibat, telah melanggar undang-undang keamanan pangan dan sedang diselidiki.

    Ia mengumumkan rencana untuk menuntut mereka dan akan menyumbangkan semua ganti rugi yang diterima.

    Insiden tersebut viral dan menghebohkan warganet Tiongkok.

    Laporan terkait insiden ini telah ditonton sebanyak 65 juta kali, menurut SCMP.

    Seorang netizen berkomentar: “Hanya membaca kata-kata pemiliknya saja sudah membuat saya menangis. Saya mendukungnya dalam membela hak-haknya dan Yi Yi. Saya berharap Yi Yi menemukan kebahagiaan di surga.”

    Yang lain menulis: “Bahkan seekor anjing liar pun harus dikubur dengan bermartabat. Bagaimana mungkin ada orang yang begitu tidak berperasaan hingga memakannya?”

    Shenzhen melarang konsumsi kucing dan anjing pada tahun 2020, menjadikannya salah satu kota daratan pertama yang melarang praktik tersebut. 

    Mereka yang melanggar hukum dapat menghadapi denda hingga 10 kali lipat dari nilai hewan tersebut.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)