Sisi Lain Tempat Terkenal Dunia, Ujung Tembok China Termasuk
Negara: Republik Rakyat Cina
-

Heathrow Ditutup Akibat Kebakaran: Apa yang Terjadi? – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Kebakaran besar yang terjadi di gardu listrik dekat Bandara Heathrow, Inggris, pada Jumat, 21 Maret 2025, telah memaksa penutupan bandara dan menyebabkan ratusan ribu penumpang terdampar.
Mari kita bahas lebih dalam tentang insiden ini, dampaknya, dan respons dari berbagai pihak.
Kebakaran tersebut dilaporkan terjadi pada Kamis malam sekitar pukul 23:00 waktu setempat.
Kebakaran yang melahap 25.000 liter minyak pendingin dalam transformator ini menyebabkan pemadaman listrik total.
Api dan asap hitam membubung dari gardu listrik, mengakibatkan pemadam kebakaran harus bekerja keras hingga dini hari untuk mengendalikan situasi dengan menyemprotkan busa pemadam kebakaran.
Seorang pejabat pemadam kebakaran mengungkapkan, “Kami bekerja tanpa henti untuk memastikan bahwa kebakaran bisa dikendalikan dan situasi dapat kembali normal.” Namun, dampak dari insiden ini sudah terasa secara luas.
Siapa Saja yang Terdampak oleh Insiden Ini?
Penumpang Terjebak dalam TransitDari berbagai belahan dunia, banyak penumpang yang terjebak dalam transit tanpa kepastian jadwal penerbangan mereka.
Misalnya, Charlotte Johnston yang terjebak di Guangzhou, China, harus menunggu berjam-jam di bandara dengan hanya barang bawaan seadanya.
Di Dubai, beberapa pelanggan British Airways mengungkapkan kekecewaan mereka kepada Sky News.
Kisah memilukan datang dari Chez Khan, seorang direktur layanan klien dari London yang terpisah dari anak-anaknya.
Ia dan penumpang lain yang dialihkan ke hotel ternyata tidak mendapatkan kamar, memaksa mereka kembali ke bandara tanpa bantuan.
Keterlambatan Perjalanan dan Kerugian Finansial
Akibat kebakaran ini, lebih dari 1.350 penerbangan dibatalkan pada hari itu.
Selain itu, sekitar 291.000 penumpang mengalami penundaan perjalanan.
Harga hotel di sekitar Heathrow melonjak drastis, dengan beberapa kamar mencapai harga lima kali lipat dari biasanya, menambah beban finansial bagi penumpang yang terdampar.
Seorang eksekutif maskapai Eropa mengungkapkan, “Bandara sebesar Heathrow seharusnya memiliki sistem cadangan listrik yang lebih andal.” Hal ini menunjukkan kurangnya antisipasi dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.
Apa yang Dikatakan Pihak Berwenang?
Menteri Energi Inggris, Ed Miliband, menegaskan bahwa insiden ini tampaknya bukan hasil dari sabotase.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan menekankan pentingnya evaluasi sistem cadangan bandara agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Bagaimana Dampak Terhadap Jadwal Penerbangan Global?
Menurut data Cirium, setidaknya 37 penerbangan dari berbagai maskapai seperti British Airways, American Airlines, dan Delta mengalami pengalihan atau kembali ke bandara asal.
Ini menyebabkan kekacauan besar dalam jadwal penerbangan global, dengan banyak pesawat dan awak yang tidak berada di lokasi yang tepat.
Analis industri memperkirakan bahwa gangguan ini akan berlangsung beberapa hari ke depan. “Kami sedang berusaha mengatasi penumpukan dengan menambah penerbangan atau menggunakan pesawat berkapasitas lebih besar,” kata seorang juru bicara maskapai.
Apa Harapan Penumpang Selanjutnya?
Bandara Heathrow diperkirakan tetap ditutup hingga tengah malam pada tanggal 21 Maret 2025, atau hingga dini hari 22 Maret 2025.
Pihak Heathrow meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang dan berharap pemulihan sistem dapat dilakukan secepat mungkin.
Dengan situasi yang masih belum jelas, harapan para penumpang adalah mendapatkan penerbangan kembali ke tujuan mereka dan menyelesaikan perjalanan yang terputus oleh insiden yang tidak terduga ini.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Masih ‘Numpang’, Kapan BAIC Bangun Pabrik Mandiri di Indonesia?
Jakarta –
Produsen roda empat asal China, BAIC akan merakit mobilnya di Indonesia mulai bulan depan. Namun, perakitan tersebut bukan dilakukan di pabrik mandiri, melainkan di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) yang baru kelar dibangun.
Chief Executive Officer (CEO) BAIC Indonesia, Dhani Yahya mengatakan, pihaknya baru akan membangun pabrik mandiri ketika penjualan mobilnya di Indonesia sudah mencapai angka tertentu. Kini, pihaknya masih dalam proses ‘merangkak’ menuju target tersebut.
“Kalau sudah jualan 8 ribu unit setahun, trennya sudah ke sana. Rencananya memang dalam 5 tahun ke depan, (setelah penjualan mencapai) 8-10 ribu unit setahun, kita akan bikin pabrik sendiri,” ujar Dhani di Semanggi, Jakarta Pusat.
Pabrik BAIC. Foto: Ari Saputra
Dalam setahun ke depan, BAIC Indonesia juga berencana meningkatkan kandungan lokal kendaraan minimal 40 persen. Sebab, dengan demikian, mobil-mobil yang dirakit di Tanah Air bisa dikirim ke negara-negara di kawasan Asia.
“Dalam setahun maksimum kita bisa meningkatkan local content 40 persen sehingga mobil bisa diekspor ke negara-negara Asia. Sekarang sudah ada potensi market penjualan ke Thailand dan Vietnam,” ungkapnya.
Roll Out Mulai April 2025
Kini, sebagai permulaan, BAIC Indonesia sedang bersiap-siap melakukan roll out atau prosesi perakitan lokal perdana untuk BAIC BJ40 Plus. Acara tersebut rencananya digelar pada 28 April mendatang.
“CKD Alhamdulillah akan dimulai. Proses building sudah selesai, instalasi yang kita pakai termasuk special tools dan equipment sudah selesai. Kita akan roll out untuk BJ40 Plus pada 28 April. Nanti teman-teman kita undang,” kata dia.
Di kesempatan yang sama, Dhani juga menjawab pertanyaan soal merakit mobil listrik di Indonesia. Dia mengaku, pihaknya belum ada rencana. Namun, dia memastikan akan menjual kendaraan ramah lingkungan tersebut. Selambatnya, kuartal pertama tahun depan.
(sfn/din)
-

Gardu Listrik Bandara Heathrow Inggris Terbakar, Ratusan Ribu Penumpang Terlantar – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Bandara Heathrow di Inggris terpaksa ditutup pada Jumat (21/3/2025), gara-gara kebakaran besar melilit gardu listrik di dekatnya, sehingga memutus pasokan daya utama dan cadangan bandara.
Kebakaran ini mengakibatkan ratusan ribu penumpang terlantar dari berbagai belahan dunia, memicu kekacauan perjalanan global.
Dampak dari insiden ini dirasakan secara luas, mulai dari Las Vegas, Frankfurt hingga Dubai.
Banyak penumpang yang terjebak dalam transit tanpa kepastian jadwal penerbangan mereka.
Di Dubai, pelanggan British Airways mengungkapkan kekecewaannya kepada Sky News.
Sementara itu, Charlotte Johnston di Guangzhou, China, terjebak berjam-jam di bandara dengan hanya barang bawaan seadanya.
Di Las Vegas, Chez Khan, seorang direktur layanan klien dari London, mengungkapkan kesulitannya karena terpisah dari anak-anaknya selama seminggu.
Dia dan beberapa penumpang lain dialihkan ke sebuah hotel, tetapi ternyata kamar tidak tersedia, memaksa mereka kembali ke bandara tanpa bantuan.
Sementara itu, Becky Davies, yang tengah merayakan ulang tahun pernikahannya di Las Vegas, juga mengalami nasib serupa.
Ia dan suaminya seharusnya kembali ke Inggris pada Kamis malam.
Sedihnya, pasangan itu terpaksa menunda kepulangannya padahal ada empat anak mereka yang menunggu di rumah.
Di Jenewa, Swiss, Taylor Collier-Brown bersama tim hoki lapangan terjebak setelah perjalanan ski di Pegunungan Alpen Prancis.
Mereka menghadapi kesulitan untuk kembali ke London tepat waktu sebelum pertandingan.
Kazumi Nakamura dan putrinya yang berusia 13 tahun juga mengalami keterlambatan perjalanan saat hendak kembali ke Vancouver dari London.
Meskipun situasinya tidak terlalu mendesak, mereka tetap berharap bisa segera mendapatkan penerbangan baru.
Bagi Halleli Pinson, seorang profesor sosiologi pendidikan dari Universitas Ben Gurion, keterlambatan ini menjadi pukulan besar.
Ia seharusnya menghadiri konferensi pendidikan di Chicago, tetapi penerbangannya dibatalkan tanpa solusi yang memadai dari British Airways.
Sebaliknya, Foluke Oleniwen dari Nigeria merasa lega karena tiba di London tepat sebelum bandara ditutup, meski ia tetap bersimpati kepada mereka yang terdampak.
Kerugian Finansial
Kebakaran terjadi pada Kamis (20/3/2025) malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Api besar dan asap hitam membumbung dari gardu induk.
Kebakaran ini melenyapkan 25.000 liter minyak pendingin dalam transformator, menyebabkan pemadaman listrik total.
Pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api pada Jumat dini hari dengan menyemprotkan busa pemadam kebakaran.
Insiden ini memaksa Heathrow membatalkan lebih dari 1.350 penerbangan pada Jumat.
Juga mengacaukan jadwal perjalanan hingga 291.000 penumpang.
Banyak penerbangan dialihkan ke bandara lain di Inggris dan Eropa, sementara beberapa pesawat jarak jauh bahkan kembali ke titik keberangkatan.
Harga hotel di sekitar Heathrow melonjak drastis, dengan beberapa kamar mencapai 500 pound atau sekitar lima kali lipat dari harga normal.
Para pemimpin industri penerbangan mempertanyakan bagaimana infrastruktur utama seperti Heathrow bisa lumpuh hanya karena satu kebakaran.
Seorang eksekutif maskapai Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa bandara sebesar Heathrow seharusnya memiliki cadangan listrik yang lebih andal.
Menteri Energi Inggris, Ed Miliband, menyatakan bahwa insiden ini tampaknya bukan akibat sabotase dan pemerintah akan menyelidiki penyebab pastinya.
Ia juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap sistem cadangan bandara agar kejadian serupa tidak terulang.
Efek Domino Penerbangan Global
Menurut data Cirium, setidaknya 37 penerbangan dari maskapai seperti British Airways, American Airlines, Air Canada, Delta, Qantas, dan United Airlines dialihkan atau dikembalikan ke bandara asal mereka.
Jadwal penerbangan global mengalami kekacauan karena banyak pesawat dan awaknya tidak berada di lokasi yang tepat.
Maskapai seperti EasyJet dan Ryanair berusaha mengatasi penumpukan dengan menambah penerbangan atau menggunakan pesawat berkapasitas lebih besar.
Analis industri memperkirakan gangguan perjalanan ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Seorang juru bicara Heathrow menyatakan bahwa bandara tetap ditutup hingga Jumat (21/3/2025) tengah malam atau Sabtu (22/3/2025) dini hari, dengan harapan pemulihan sistem dapat dilakukan secepat mungkin.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” kata pihak Heathrow dalam pernyataannya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
-

Sengkarut Bisnis Kurir Melawan E-Commerce, Payung Hukum Kapan Terbit?
Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bergerak menanggapi permasalahan yang terjadi di industri jasa kurir yang tengah dihadapkan persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform e-commerce.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan dan telah menerima aspirasi dari para pelaku usaha di sektor ini.
“Kami sudah dengarkan aspirasinya, kami memantau terus melalui media. Kemarin juga kami terima teman-teman dari asosiasi terkait. Mudah-mudahan sebelum Lebaran kita bisa keluarkan aturan yang lebih berpihak terhadap kurir lokal asli Indonesia. Mohon doanya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (21/3/2025) malam.
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya komunikasi langsung antara platform jasa kurir dengan pemerintah.
Hingga saat ini belum ada pembicaraan substantif dengan Kementerian Ekonomi Kreatif terkait permasalahan yang dihadapi.
“Kami berharap bisa mendengar aspirasi secara langsung agar dapat mendukung kendala-kendala yang dihadapi. Sejauh ini memang komunikasi dilakukan secara parsial, per perusahaan, tapi akan lebih baik jika pendekatannya lebih komprehensif,” katanya.
Kemenekraf siap mendukung penyelesaian masalah ini, mengingat jasa kurir memiliki peran penting dalam distribusi produk ekonomi kreatif di Indonesia.
“Ini kaitannya kan juga ada dengan pegiat-pegiat yang terdistribusi dengan baik selama ini melalui platform tersebut. Jadi kami siap mendukung mencari solusinya,” ucap Teuku.
Terpisah, Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai pemerintahan harus memikirkan dan memberikan jalan keluar nyata bagi nasib para kurir yang berada di titik nadir akibat perilaku persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform e-commerce.
“Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto yang memiliki visi besar dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera harusnya bersikap Merah Putih memperjuangkan nasib para kurir, Komdigi harusnya mengatur platform e-commerce karena membuat bisnis kurir tak sehat,” tuturnya.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum terjadi oligopsoni di industri pos, kurir dan logistik nasional akibat dominasi oleh platform ecommerce asing bermodal besar antara lain Shopee (SEA Group), TikTok-Tokopedia (Bytedance) dan Lazada (Alibaba).
Di sisi lain, platform e-commerce dalam negeri seperti BliBli (Grup Djarum) sudah hampir tidak terdengar, kondisi ini diperparah ketika Bukalapak (EMTEK) baru saja menutup layanan marketplace barang fisiknya.
Untuk diketahui, ketiga platform e-commerce asing tersebut tidak hanya berbisnis dalam bidang e-commerce, tetapi beberapa tahun terakhir juga sudah melakukan ekspansi vertikal dalam kegiatan pos, kurir dan logistik melalui anak usaha dan affiliasinya.
Menurut Yayat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menemukan dan menginvestigasi beberapa platform ecommerce besar tersebut dimana telah dinyatakan melakukan monopoli pada pasar jasa pos, kurir dan logistik melalui intervensi algoritmanya baik kepada penjual ataupun pembeli
Dia menilai persaingan tidak sehat dan tekanan harga dari platform e-commerce ini juga diperkeruh oleh adanya perusahaan pos, kurir dan logistik asing yang melakukan predatory pricing di pasar industri pos, kurir dan logistik nasional.
Salah satunya, J&T Ekspres yang terafiliasi dengan J&T Global Ekspress, perusahaan China yang berdomisili di Cayman Island dan pada 2023 melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Hong Kong.
“Dominasi asing tidak bisa dibantah dan terjadi eksploitasi terhadap kurir. Mereka para kurir tidak punya pilihan. Akibatnya mereka dibayar fluktuatif karena besaran pendapatan mereka adalah volume yang bisa diantarkan,” tutur Yayat.
Hal ini terjadi karena perang harga di segment ecommerce yang cenderung berkembang disebabkan perubahan gaya hidup membuat pelaku pos, kurir dan logistik nasional melakukan efisiensi secara ekstrem.
Menurut Yayat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang bertanggungjawab terhadap platform digital seharusnya berkolaborasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan merumuskan aturan yang mengatur platform ecommerce yang bergerak di industri pos, kurir dan logistik nasional.
“Kalau perlu gandeng Pemda, sehingga industri pos, kurir dan logistik bisa lebih mensejahterakan masyarakat. Potensi 15 juta pengiriman per hari dan lebih dari US$2.400 juta per tahun bukan hal kecil dan harusnya disadari Menteri Komdigi,” tuturnya.
-

Petaka Baru Muncul di China, ‘Anak dengan Ekor Busuk’ Merajalela
Jakarta, CNBC Indonesia – Semakin banyak anak muda di China menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya. Hal ini lantaran mencari pekerjaan yang selaras dengan jurusan kuliah mereka bukanlah hal yang mudah.
Laporan CNA berjudul “Mengapa Sarjana Muda Banyak Menganggur di China” mengungkap realitas ini. Di bursa kerja Lishuiqiao, Beijing, akhir pekan lalu, banyak pencari kerja yang mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari di kampus.
“Saya melihat prospeknya cukup suram. Pasar tenaga kerja sedang lesu, jadi saya akhirnya mengurungkan niat untuk mengejar posisi tertentu,” kata Hu Die, pencari kerja berusia 22 tahun yang merupakan sarjana desain dari Harbin University of Science and Technology kepada CNA, dikutip Sabtu (22/3/2025).
Hal serupa dialami Li Mengqi, sarjana teknik kimia dari Institut Teknologi Shanghai. Setelah lulus delapan bulan lalu, ia masih menganggur karena belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya.
Sementara itu, Chen Yuyan, lulusan Guangdong Food and Drug Vocational College tahun 2022, akhirnya harus bekerja sebagai petugas sortir paket di sebuah agen kurir. Menurutnya, meskipun telah menempuh pendidikan vokasi, ia tetap kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak karena banyak perusahaan menetapkan syarat yang sulit dipenuhi.
“Banyak perusahaan mencari kandidat berpengalaman yang bisa langsung bekerja. Sebagai lulusan baru, kami belum punya cukup pengalaman. Mereka sering mengatakan tidak memiliki sumber daya untuk melatih karyawan baru, dan gaji yang ditawarkan sangat rendah,” ungkap Chen.
Krisis Pasar Tenaga Kerja di China
Pendiri Young China Group, lembaga think tank atau pemikir yang berbasis di Shanghai, Zak Dychtwald mengatakan, apa yang terjadi dengan Li, Hu, dan Chen merupakan gambaran krisis pasar kerja di China bagi para pemudanya, yang berharap bisa berkarir sesuai bidang keahliannya.
“Salah satu masalah terbesar saat ini adalah ketimpangan antara kerja keras yang mereka lakukan saat kuliah dan pekerjaan yang menanti ketika lulus,” kata Zak Dychtwald.
Asisten profesor Sosiologi di University of Michigan, Zhou Yun, mengamati meskipun lulusan dari sekolah-sekolah elite dan jurusan automasi ataupun AI banyak dicari, namun para sarjana masih kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka akibat meningkatnya persaingan di bursa kerja.
“Industri yang secara tradisional menjadi penyerap utama lulusan perguruan tinggi, seperti startup internet dan pendidikan, juga mengalami penyusutan dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, ada alasan struktural yang mendalam di baliknya,” katanya.
Memburuknya pasar kerja di China telah memunculkan istilah “anak dengan ekor busuk” di negara tersebut sebagai gambaran sarjana muda yang terpaksa bekerja dengan gaji rendah dan bergantung pada orang tua, lantaran tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan mereka. Istilah ini diambil dari “gedung ekor busuk”, proyek perumahan yang mangkrak dan menjadi beban ekonomi China sejak 2021.
Eli Friedman, profesor Global Labor and Work di Cornell University, menyoroti adanya pergeseran budaya yang memengaruhi sikap generasi muda terhadap pekerjaan.
Ancaman Ekonomi
Berbeda dengan generasi orangtua mereka, sarjana muda saat ini lebih enggan menerima pekerjaan berkualitas rendah atau tidak stabil, bahkan di tengah tekanan ekonomi. Bahkan, mereka juga enggan memulai usaha kecil untuk bisa mengembangkan bisnis.
“Saat ini jika Anda berusia 22 atau 23 tahun dan baru lulus universitas di China, saya rasa Anda tidak akan mau berjualan barang-barang kecil di jalanan, lalu menabung dan menggunakannya untuk memulai bisnis kecil-kecilan. Secara budaya, saya rasa itu bukan lagi jalan yang dipilih kebanyakan orang,” kata Friedman.
Pergeseran sikap ini telah melahirkan istilah “merunduk” atau tangping dalam bahasa Mandarin, ketika kaum muda memilih mundur dari persaingan kerja yang hiperkompetitif. Beberapa anak muda enggan “menerima pekerjaan apa pun yang tersedia” karena semakin kecewa dengan model tradisional pengembangan karir, menurut Friedman.
Zhou dari University of Michigan menyoroti dampak psikologis mendalam akibat pengangguran berkepanjangan, terutama di kalangan lulusan yang sebelumnya dijanjikan masa depan yang stabil.
“Ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan tidak hanya menciptakan ketidakpastian ekonomi, tetapi juga menghilangkan martabat dan tujuan hidup. Bagi para lulusan, hal ini meruntuhkan narasi yang selama ini mereka yakini – bahwa pendidikan akan memberikan kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.
Tahun ini jumlah lulusan universitas di China akan mencapai rekornya, 12,22 juta orang, naik dari 9 juta orang pada 2021. Pemerintah China telah mengakui solusi untuk mengatasi tantangan lapangan pekerjaan di negara itu sangat mendesak.
“Ketidakcocokan antara pasokan dan permintaan sumber daya manusia semakin mencolok,” kata Menteri Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China, Wang Xiaoping, dalam konferensi pers pada 9 Maret lalu di sela-sela pertemuan tahunan Lianghui atau Dua Sesi.
Laporan Kerja Pemerintah China 2025 merinci rencana untuk mengatasi pengangguran kaum muda, dengan menekankan perluasan peluang kerja, bantuan keuangan yang lebih terarah, dan dukungan baru bagi kewirausahaan.
Langkah-langkah spesifik yang diusulkan meliputi pengembalian premi asuransi pengangguran, pemotongan pajak dan biaya, subsidi pekerjaan, serta dukungan langsung bagi industri padat karya.
China telah menetapkan target untuk menciptakan lebih dari 12 juta pekerjaan baru di daerah perkotaan tahun ini, sebagaimana dirinci dalam Laporan Kerja Pemerintah pada Dua Sesi.
Meskipun jumlah lulusan yang memasuki pasar kerja tahun ini mencapai rekor tertinggi, China masih menghadapi kekurangan tenaga kerja terampil, terutama di sektor manufaktur.
Menurut laporan China Daily pada Juli lalu, yang mengutip panduan pengembangan tenaga kerja manufaktur dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi serta departemen terkait, China diperkirakan akan mengalami kekurangan sekitar 30 juta pekerja terampil di 10 sektor manufaktur utama pada tahun 2025.
(fab/fab)
-

Putin Ucapkan Selamat Nowruz kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Presiden Pezeshkian – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan selamat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada perayaan Nowruz.
Putin juga mengucapkan selamat kepada Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, Kremlin mengumumkan pada Jumat (21/3/2025).
Mengutip Tehran Times, dalam pesannya, Putin menyatakan, “Iran adalah teman yang dapat diandalkan dan tetangga yang baik bagi Rusia. Kami akan terus mengembangkan hubungan berdasarkan kemitraan strategis yang komprehensif demi kepentingan kedua negara serta untuk mendukung stabilitas dan keamanan regional.”
Menurut PressTV, Nowruz, yang berarti “Hari Baru,” menandai hari pertama bulan Farvardin dalam kalender Persia.
Perayaan ini biasanya jatuh pada 20 Maret, namun dalam tahun kabisat bertepatan dengan 21 Maret.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Nowruz sebagai Hari Nowruz Internasional pada tahun 2010.
PBB menggambarkannya sebagai festival musim semi asal Iran yang telah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun.
Media Rusia juga melaporkan bahwa Putin mengirim pesan ucapan selamat secara terpisah kepada para pemimpin Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, yang turut merayakan Nowruz.
PEMIMPIN IRAN – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei menyapa hadirin yang datang dalam acara peringatan dakwah Nabi Muhammad SAW, dengan sekelompok pejabat Iran, perwakilan dan duta besar negara-negara Islam di Teheran, Iran pada Selasa (28/1/2025). (Kantor berita resmi negara Iran, IRNA)
Hubungan Rusia dan Iran
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian menandatangani perjanjian kerja sama pada 17 Januari 2025.
Namun, perjanjian tersebut tidak membentuk aliansi militer maupun menciptakan kewajiban langsung bagi kedua negara.
Sebaliknya, perjanjian ini hanya meresmikan hubungan erat antara Iran dan Rusia yang semakin berkembang sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, menurut analisis dari Carnegie Politika.
Gagasan perjanjian kemitraan strategis tersebut pertama kali muncul pada tahun 2020.
Saat itu, Presiden Iran yang akan lengser, Hassan Rouhani, berupaya meraih pencapaian dalam kebijakan luar negeri setelah gagal memperbaiki hubungan dengan Barat.
Ia kemudian mencari berbagai perjanjian kerja sama besar dengan mitra internasional.
Perjanjian pertama ditandatangani dengan China pada Maret 2021.
Perjanjian 25 tahun tersebut sempat menimbulkan spekulasi luas, termasuk rumor mengenai investasi China senilai $400 miliar dan penyewaan pulau-pulau di Teluk Persia oleh China.
Namun, kenyataannya perjanjian itu tidak membawa perubahan signifikan, bahkan perdagangan antara kedua negara justru mengalami penurunan dalam beberapa tahun berikutnya.
Setelah Iran menandatangani perjanjian serupa dengan Venezuela dan Suriah, Rusia menjadi mitra logis berikutnya.
Sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina, hubungan Rusia dengan Iran masih terbatas.
Namun, ketika tentara Rusia sangat membutuhkan dukungan militer Iran—terutama pesawat nirawak—pada tahun pertama pertempuran, hubungan kedua negara berkembang pesat.
Akibatnya, perjanjian yang ditandatangani oleh Putin dan Pezeshkian pada akhirnya tidak lebih dari sekadar formalitas birokrasi yang merangkum keadaan hubungan yang telah terjalin.
Jika perjanjian ini ditandatangani pada tahun 2021, mungkin perjanjian itu bisa berfungsi sebagai dasar untuk mempererat hubungan Rusia-Iran.
Namun, saat ini perjanjian tersebut lebih sekadar meresmikan hal yang sudah ada tanpa menambahkan kewajiban baru.
Hampir semua bidang kerja sama—termasuk energi, transportasi, dan organisasi regional—yang disebut dalam perjanjian ini sudah menjadi subjek kesepakatan baru antara Iran dan Rusia dalam tiga tahun terakhir.
Padahal, salah satu aspek yang paling banyak dispekulasikan dalam perjanjian itu adalah kemungkinan adanya soal keamanan.
Pakta yang ditandatangani tahun lalu antara Korea Utara dan Rusia, yang mencakup klausul bantuan timbal balik jika salah satu negara diserang, sempat menimbulkan harapan bahwa perjanjian Rusia-Iran akan memiliki ketentuan serupa.
Namun, hal itu tidak terwujud.
Sebaliknya, kedua negara hanya sepakat untuk tidak membantu negara mana pun yang menyerang pihak lain.
Ini menegaskan bahwa Moskow dan Teheran tidak berniat membentuk aliansi militer.
Hal ini juga dinilai bahwa Kremlin tetap enggan membantu Iran jika diserang oleh Amerika Serikat atau Israel.
Hubungan antara Iran dan Rusia saat ini berada di titik tertinggi, bukan karena adanya perjanjian terobosan, melainkan karena Rusia semakin terisolasi dari Barat akibat perang di Ukraina.
Kerja sama antara kedua negara semakin dalam, tetapi dengan kecepatan yang lambat dan dalam batasan tertentu.
Tujuan utama dari perjanjian 2025 ini adalah untuk meresmikan pencapaian dalam beberapa tahun terakhir serta mengirimkan pesan kepada dunia—terutama kepada elite Rusia dan Iran—bahwa Moskow dan Teheran berkomitmen untuk kerja sama jangka panjang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723197/original/079083300_1705922196-fotor-ai-20240122181351.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Harga Minyak Mentah Naik Dampak Sanksi Iran dan Rencana OPEC+ Kendalikan Pasokan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia naik pada perdagangan hari Jumat. Harga minyak mentah mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Kenaikan harian dan mingguan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi baru kepada Iran. Selain itu, harga minyak juga naik karena adanya rencana OPEC+ untuk memangkas produksi bagi tujuh anggota.
Mengutip CNBC, Sabtu (22/3/2025), harga minyak mentah Brent naik 16 sen atau 0,22% dan ditutup pada USD 72,16 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 21 sen atau 0,31% dan ditutup pada USD 68,28 per barel.
Secara mingguan, harga minyak mentah Brent naik 2,24% dan harga minyak WTI naik 1,64%.
Departemen Keuangan AS pada hari Kamis mengumumkan sanksi baru kepada Iran, yang untuk pertama kalinya menargetkan kilang minyak independen China di antara entitas dan kapal lain yang terlibat dalam memasok minyak mentah Iran ke China.
Itu menandai putaran keempat sanksi Washington terhadap Iran sejak Donald Trump menduduki posisi Presiden AS. Pada bulan Februari kemarin, Trump berjanji untuk memberlakukan kembali kampanye tekanan maksimum terhadap pemerintahan Teheran dan berjanji untuk mendorong ekspor minyak negara itu ke level nol.
Analis di ANZ Bank memperkirakan pengurangan 1 juta barel per hari (bpd) dalam ekspor minyak mentah Iran karena sanksi yang lebih ketat ini.
Layanan pelacakan kapal Kpler mematok ekspor minyak mentah Iran lebih dari 1,8 juta bpd pada bulan Februari, memperingatkan bahwa penyembunyian aktivitas kapal Iran karena sanksi dapat menyebabkan revisi pada angka-angka tersebut.
-

Populer Internasional: Kecelakaan Maut Jemaah Umrah Indonesia di Jeddah – Ribuan Warga Turki Ngamuk – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita internasional terpopuler dapat disimak di sini.
Jemaah umrah asal Indonesia mengalami kecelakaan bus di Jeddah, seperti apa kronologinya?
Di Turki, ribuan warga turun ke jalan menuntut presiden Erdogan untuk mundur.
Sementara itu, presiden Israel mengkritik keputusan Netanyahu tentang melanjutkan perang di Gaza.
Simak berita selengkapnya.
1. Kronologis Kecelakaan Maut Jemaah Umrah Indonesia di Jeddah, Bus Tabrak Jeep, Terbalik & Terbakar
Kecelakaan maut menimpa bus pengangkut jemaah umrah dari Indonesia di Jeddah, Kamis (20/3/2025).
Berikut kronologis dan detik-detik kecelakaan bus pengangkut jemaah umrah Indonesi di Jeddah.
Diketahui, kecelakaan dikabarkan terjadi pada pukul 13.30 Waktu Arab Saudi atau 17.30 WIB.
Kronologis kecelakaan maut bus jemaah umrah Indonesia di Jeddah
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah Yusron B. Ambary saat dikonfirmasi Tribunnews.com menjelaskan kronologis terjadinya kecelakaan maut jemaah umrah Indonesia ini.
BACA SELENGKAPNYA >>>
2. Ribuan Warga Turki Ngamuk, Tuntut Presiden Erdogan Mundur Buntut Isu Kudeta Ekrem Imamoglu
Lebih dari ribuan warga Turki menggelar demo besar-besaran di jalanan kota untuk memprotes penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu.
“Kami tidak akan diam. Ini adalah serangan terhadap demokrasi dan kebebasan berpendapat,” kata salah satu demonstran yang hadir di Balai Kota Istanbul.
Tak hanya di jalanan kota, demonstran juga turut memadati sejumlah titik penting lainnya seperti kampus, hingga stasiun bawah tanah, dengan massa meneriakkan slogan anti-pemerintah.
Kendati pihak berwenang memberlakukan larangan demonstrasi selama empat hari, namun hal tersebut tak mengendurkan semangat demonstran.
Ribuan warga itu memilih untuk terus melakukan aksi protes dengan menutup beberapa jalan, dan membatasi akses ke platform media sosial, ribuan demonstran tetap turun ke jalan.
BACA SELENGKAPNYA >>>
3. Perjudian Trump Soal Houthi dan Iran Demi Israel: Awas, AS Kehabisan Rudal Lawan China
Rezim pemerintahan Israel saat ini boleh jadi tengah dalam euforia perang di berbagai front seiring dukungan penuh Amerika Serikat (AS) lewat kebijakan Donald Trump, sang presiden.
Maka tak heran, mulai dari Gaza, Lebanon, Suriah, bahkan Iran, Israel menebarkan serangan udaranya secara gila-gilaan.
Namun, sejumlah analis geopolitik dan keamanan wilayah, memperkirakan aksi sembrono Israel ini tidak akan bertahan lama lantaran situasi sulit yang segera menghampiri AS.
BACA SELENGKAPNYA >>>
4. Kritik Keputusan Netanyahu, Presiden Israel: Tak Mungkin Bertempur Sambil Selamatkan Sandera
Presiden Israel, Isaac Herzog mengungkapkan kekhawatirannya dengan keputusan PM Israel, Benjamin Netanyahu baru-baru ini.
Herzog mengatakan bahwa dirinya khawatir keputusan Netanyahu saat ini menjadi boomerang di masa depan.
“Tidak mungkin untuk tidak merasa sangat terganggu oleh kenyataan pahit yang terbentang di depan mata kita,” kata Herzog dalam sebuah pernyataan video, dikutip dari Arab News.
Netanyahu pada awal minggu ini memerintahkan pasukannya untuk melanjutkan agresi di Gaza.
Meski tak menyebut nama Netanyahu, Herzog dengan jelas mengatakan bahwa keputusan berperang di Gaza tidak dapat diterima.
BACA SELENGKAPNYA >>>
(Tribunnews.com)

