Negara: Republik Rakyat Cina

  • Jepang Susun Rencana Evakuasi Warga Pulau Dekat Taiwan, Ada Apa?

    Jepang Susun Rencana Evakuasi Warga Pulau Dekat Taiwan, Ada Apa?

    Jakarta

    Pemerintah Jepang merilis rencana pada hari Kamis (27/3) untuk mengevakuasi sekitar 120.000 penduduk dan wisatawan dari pulau-pulau kecil selatannya dekat Taiwan dalam waktu enam hari, jika terjadi “keadaan darurat”.

    Rencana tersebut disusun karena “situasi keamanan di sekitar negara kita semakin parah” dan dengan mempertimbangkan “keadaan darurat”, kata kantor manajemen krisis pemerintah Jepang, dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025).

    Keadaan darurat seperti apa yang mungkin terjadi tidak disebutkan dalam rencana tersebut. Namun, rencana tersebut memperkirakan evakuasi sekitar 120.000 orang di lima pulau kecil Jepang yang dekat dengan Taiwan.

    Berdasarkan rencana tersebut, kapal militer, feri pribadi, dan pesawat terbang akan dimobilisasi untuk membantu mengangkut orang-orang keluar dari pulau-pulau kecil itu, termasuk ke Pulau Kyushu di ujung barat daya kepulauan Jepang.

    Ini berarti lebih dari dua kali lipat kapasitas transportasi biasa, sehingga migrasi selesai dalam kurun waktu enam hari, demikian menurut rencana itu.

    Diketahui bahwa pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah meningkatkan tekanan militer dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan udara hampir setiap hari. Pemerintah China tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk membawa pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu di bawah kendalinya.

    Sebelumnya, laporan tahunan Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada bulan Desember lalu, menyebutkan bahwa China “memperkuat” tekanan diplomatik, politik, dan militernya terhadap Taiwan pada tahun 2023.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Terapkan Tarif 25 Persen bagi Negara Pembeli Minyak Venezuela – Halaman all

    Trump Terapkan Tarif 25 Persen bagi Negara Pembeli Minyak Venezuela – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan negara mana pun yang membeli minyak atau gas dari Venezuela akan dikenakan tarif 25 persen dalam perdagangan dengan AS.

    Dikutip dari Middle East Eye, kebijakan ini mulai berlaku pada Rabu (2/4/2025).

    Dalam unggahan di Truth Social, Trump menuduh Venezuela memicu migrasi ke AS dan menyebut negara tersebut “sangat bermusuhan” dengan Amerika Serikat.

    “Setiap negara yang membeli minyak atau gas dari Venezuela akan dipaksa membayar tarif sebesar 25 persen kepada Amerika Serikat atas setiap perdagangan yang mereka lakukan dengan negara kami,” tulis Trump.

    Tarif ini bertujuan menekan Venezuela serta negara pembelinya, termasuk China, Spanyol, Brasil, dan Turki.

    Tarif Tambahan dan Pembentukan Lembaga Baru

    Dalam rapat kabinet Gedung Putih, Trump juga mengumumkan rencana tarif baru pada produk farmasi, mobil, dan aluminium.

    Selain itu, mulai 2 April, mitra dagang AS akan menghadapi “tarif timbal balik” yang mencerminkan tarif negara lain terhadap produk AS.

    Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyebut 2 April sebagai “hari pembebasan Amerika” ketika dunia mulai memperlakukan AS dengan lebih hormat.

    Ia juga mengumumkan pembentukan External Revenue Service, lembaga baru yang bertugas memungut tarif dan pajak impor.

    Namun, para kritikus menyoroti kalau Customs and Border Protection AS sudah menangani tarif impor, sehingga pembentukan badan baru kemungkinan memerlukan persetujuan Kongres.

    Kampanye Tekanan terhadap Venezuela

    Pengumuman tarif ini melanjutkan kebijakan tekanan maksimum Trump terhadap Venezuela.

    Pada masa jabatan pertamanya (2017-2021), Trump memberlakukan sanksi berat terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

    Trump bahkan menawarkan hadiah $15 juta untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan Maduro.

    Sebaliknya, Maduro menuduh AS berusaha menggulingkan pemerintahannya dan menyalahkan sanksi atas krisis ekonomi yang memburuk.

    Trump juga mengklaim Venezuela sengaja mengirim ribuan penjahat ke AS, termasuk anggota geng Tren de Aragua yang telah diklasifikasikan sebagai “Organisasi Teroris Asing” oleh pemerintah AS.

    Dampak Tarif terhadap Perdagangan Global

    Ancaman tarif ini dapat meningkatkan harga minyak dan produk lainnya bagi konsumen AS.

    Venezuela telah mengalami penurunan produksi minyak selama lebih dari satu dekade.

    Menurut Badan Informasi Energi AS, produksi minyak Venezuela turun dari 3,2 juta barel per hari pada tahun 2000 menjadi 735.000 barel per hari pada September 2023.

    OPEC memperkirakan ekspor minyak Venezuela mencapai $13,68 miliar pada tahun 2023.

    Sementara itu, krisis ekonomi dan penindasan politik telah menyebabkan eksodus sekitar 7,7 juta warga Venezuela, banyak di antaranya mencari suaka.

    Para kritikus memperingatkan kebijakan Trump dapat memperburuk hubungan perdagangan global dan meningkatkan ketidakpastian ekonomi.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • KCIC rutin gunakan kereta inspeksi khusus pastikan keamanan pemudik

    KCIC rutin gunakan kereta inspeksi khusus pastikan keamanan pemudik

    Itu datanya real time menggunakan sensor-sensor di kereta. Setelah itu kita langsung melakukan tindakan-tindakan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan secara rutin menggunakan kereta inspeksi khusus atau Comprehensive Inspection Train (CIT) yang dioperasikan setiap seminggu sekali untuk menjamin keamanan dan keselamatan penumpang, khususnya saat mudik Lebaran.

    Manager Komunikasi Perusahaan KCIC Emir Monti saat ditemui di Stasiun KCIC Halim Jakarta, Kamis, menyatakan kereta inspeksi tersebut dilengkapi berbagai sensor, baik getaran, geometri, sistem pantauan untuk kelistrikan, dan komunikasi. Sehingga apabila terjadi gangguan langsung terdeteksi.

    “Itu datanya real time menggunakan sensor-sensor di kereta. Setelah itu kita langsung melakukan tindakan-tindakan,” kata dia pula.

    Menurut dia, sejak periode mudik diterapkan hingga saat ini, semua perjalanan kereta cepat pertama di ASEAN milik Indonesia tidak mengalami hambatan, mengingat pihaknya setiap hari turut melakukan pemeriksaan ke semua infrastruktur kereta.

    Lebih lanjut, Emir menyatakan hingga H-4 Lebaran atau Kamis, 27 Maret, pihaknya mencatat jumlah penumpang yang hendak mudik menggunakan Whoosh masih normal, dengan akumulasi penumpang mencapai 14.000 orang.

    “Sejauh ini kami melihat masih belum ada peningkatan yang sangat signifikan,” katanya lagi.

    Dia menyatakan, KCIC memprediksi untuk puncak penumpang menggunakan Whoosh ada pada H+2 atau H+3 Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Karena memang trennya layanan Whoosh ini sudah seperti kereta commuter. Jadi jadwalnya juga cukup banyak, sehingga penumpang lebih fleksibel memilih jadwal,” katanya pula.

    Lebaran atau Idul Fitri 1446 Hijriah diprediksi akan jatuh pada 31 Maret 2025. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, momen hari raya ini dinantikan oleh mayoritas masyarakat Indonesia untuk pulang kampung menemui keluarga.

    Dikutip dari Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2025, libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah beriringan dengan libur Hari Suci Nyepi. Oleh karena itu, libur mudik kali ini terhitung sejak 28 Maret hingga 7 April.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemilik TikTok Jadi Orang Terkaya di China, Hartanya Rp 952,5 Triliun

    Pemilik TikTok Jadi Orang Terkaya di China, Hartanya Rp 952,5 Triliun

    Jakarta

    Zhang Yiming, pendiri raksasa teknologi ByteDance, menjadi orang terkaya di China untuk pertama kalinya. Kekayaannya mencapai USD 57,5 miliar atau sekitar Rp 952,5 triliun.

    Zhang memuncaki daftar orang terkaya di China pada Rabu (26/3) setelah menggusur taipan air mineral Zhong Shanshan dan co-founder Tencent Ma Huateng. Tidak hanya itu, pria berkacamata ini juga menjadi orang terkaya ketiga di Asia, di belakang Mukesh Ambani dan Gautam Adani dari India.

    Kekayaan Zhang melonjak lebih dari USD 10 miliar setelah Bloomberg menganalisis valuasi dari investor BlackRock, Fidelity Instruments, dan T. Rowe Price Group, serta rencana perusahaan untuk buy back saham karyawan dengan nilai USD 312 miliar.

    Zhang, warga negara China yang kini tinggal di Singapura, membangun kekayaannya dari 21% sahamnya di ByteDance. Perusahaannya itu memiliki aplikasi yang sangat populer di China dan dunia, termasuk aplikasi berita Toutiao serta aplikasi video pendek Douyin dan TikTok.

    “Zhang berbeda dari generasi miliarder ‘buatan China’ sebelumnya karena bisnisnya lebih inovatif dan berorientasi global,” kata Hao Gao, direktur di Research Center for Global Family Business Tsinghua University, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/3/2025).

    Zhang memulai kariernya sebagai engineer di website penelusuran pariwisata Kuxun.com. Pada tahun 2009, ia mendirikan bisnis pertamanya yaitu platform pencarian properti 99fangcom. Ia mundur dari pekerjaan ini tiga tahun setelahnya.

    Pada tahun 2012, Zhang mendirikan ByteDance di sebuah apartemen kecil di Beijing. Aplikasi pertama ByteDance adalah aplikasi berita Toutiao yang mendulang lebih dari 13 juta pengguna aktif harian dalam waktu dua tahun.

    Empat tahun setelahnya, ByteDance meluncurkan aplikasi video pendek TikTok untuk pasar global dan Douyin untuk pasar China. Aplikasi ini langsung menjadi hit di kalangan milenial dan Gen Z, serta dikenal di seluruh dunia.

    ByteDance kemudian mengakuisisi Musical.ly, layanan media sosial asal China, pada tahun 2018 senilai USD 800 juta dan mengintegrasikannya ke dalam TikTok.

    Pada tahun 2021, Zhang mundur dari jabatannya sebagai CEO ByteDance, dan beberapa bulan kemudian ia mengundurkan diri sebagai chairman. Banyak rekan miliarder teknologinya yang juga meninggalkan peran aktif di perusahaan mereka, seperti Jack Ma dari Alibaba Group dan Colin Huang dari PDD Holdings.

    (vmp/fay)

  • China, Amerika Serikat, Rusia Bersaing Strategi Menguasai Arktik

    China, Amerika Serikat, Rusia Bersaing Strategi Menguasai Arktik

    Jakarta

    Pada bulan Juli dan Agustus 2024, tiga kapal pemecah es milik Cina Xuelong 2, Ji Di, dan Zhong Shan Da Xue Ji Di meretas lapisan es di Samudra Arktik. Ketiga kapal itu berlatih melintasi Samudra Arktik tanpa hambatan, itu praktiknya, tapi terutama juga secara simbolik melontarkan pesan penting: Ketiga kapal itu menegaskan kehadiran Cina di Arktik dan akan berada di sana secara permanen. “Arktik akan menjadi milik Cina” menjadi judul berita utama kantor berita pemerintah Rusia, RIA Novosti, pada Oktober 2024.

    “Cina telah berkiprah cukup lama di Arktik,” ungkap Michael Paul, pakar keamanan maritim sebuah tangki pemikir atau Think Tank – Stiftung Wissenschaft und Politik (SWP) yang berbasis di Berlin yang juga penulis beberapa studi terkait kepentingan geostrategis Arktik serta kehadiran Cina di sana.

    “Cina sangat aktif di wilayah ini sejak awal tahun 2000-an, terutama di Islandia. Namun, Beijing menghadapi sikap defensif dari Denmark dan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut takut akan pengaruh Cina yang berlebihan,” jelas Paul.

    “Sejak saat itu, Beijing mengalihkan perhatiannya ke negara-negara lain di kawasan ini, terutama Rusia. Namun, Rusia yang melemah karena perang di Ukraina – lebih banyak mengambil peran sebagai mitra junior Cina di Arktik.”

    Cina, serta negara-negara lain di kawasan kian banyak terlibat di Arktik, dengan alasan perubahan iklim yang berdampak jauh lebih kuat di kawasan kutub utara. Suhu rata-rata global tahun 2024 naik 1,5 derajat Celsius dibandingkan suhu pada era praindustri. Namun, menurut laporan Institut Alfred Wegener untuk penelitian kutub dan lautan, kawasan Arktik memanas empat kali lebih cepat daripada bagian lain di Bumi. Akibatnya, lapisan es di samudra Arktik juga mencair lebih cepat.

    Jika laju pemanasan global tetap seperti saat ini, diperkirakan sebagian besar es di Arktik pada bulan-bulan musim panas antara tahun 2030 hingga 2040, akan mencair sepenuhnya, dan tiga jalur pelayaran baru untuk perjalanan kapal dari Samudra Pasifik menuju Samudra Atlantik, kemungkinan akan terbuka di sana, yang dapat memperpendek rute pelayaran yang sudah ada secara signifikan.

    Tiga rute pelayaran baru di Arktik akan terbuka

    Salah satu rute disebut Northeast Passage atau Jalur Timur Laut, dekat daratan Rusia, kini telah dikembangkan oleh Cina dan Rusia sebagai jalur perdagangan dan jalur laut untuk pengangkutan bahan baku.

    Sementara Northwest Passage atau Jalur Barat Laut di lepas pantai Kanada saat ini jarang digunakan. Jalur ini jauh lebih sulit untuk dilayari kapal ketimbang Northeast Passage. “Jawatan sains di Kongres AS meragukan jalur ini akan dapat digunakan secara ekonomis,” kata Saalbach.

    Jalur ini secara politis juga akan menjadi tantangan bagi Rusia dan Cina. “Jalur ini melintasi perairan yang diakui oleh Kanada sebagai wilayah teritorialnya, dan Kanada mengklaim berhak mengatur pelayaran di sana,” kata Saalbach.

    Menimbang makin cepatnya lapisan es mencair, dapat diperkirakan pada bulan-bulan di musim panas apa yang disebut sebagai Rute Laut Transpolar akan terbuka. Rute ini merupakan jalur terpendek antara daratan di utara melewati laut di antaranya, sehingga navigasinya lebih mudah.

    “Islandia, misalnya, dapat berperan sebagai pelabuhan transhipment (pelabuhan perantara) di rute ini,” kata Saalbach. “Cina telah membangun kedutaan besarnya di Islandia, yang menunjukkan kehadiran Cina yang kuat di masa depan. Islandia di sisi lainnya melebarkan jangkauannya ke Uni Eropa, namun juga ke Rusia dan Cina.”

    Trump, Greenland, dan Panama

    Presiden AS Donald Trump saat ini berusaha “membujuk” Greenland atau Grinlandia untuk masuk di bawah kendali AS. Proyek ini telah ia kejar sejak masa jabatan pertamanya di Gedung Putih, dan yang juga sejalan dengan kebijakan umum AS sejak akhir Perang Dunia Kedua.

    “Faktanya, kerja sama antara Cina dan Rusia di Rute Laut Utara membuat kedua negara tersebut dapat mengendalikan, negara mana saja yang dapat menggunakan rute Arktik di masa depan,” jelas Michael Paul. “Sehingga dapat dimengerti jika Trump memberikan ‘reaksi yang berlebihan’. Trump juga melakukan hal yang sama terhadap Terusan Panama, di mana dua pelabuhan di pintu masuk dan keluarnya dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan Cina. Namun, sekarang telah dijual kepada konsorsium AS. Jepang dan Korea Selatan juga ingin menggunakan Rute Laut Utara di masa depan, tetapi tidak ingin tunduk pada rezim Rusia atau Cina,” tambah Paul.

    Arktik, kaya sumber daya mineral

    Pada saat yang sama, es yang mencair memudahkan penggalian sumber daya mineral yang sangat besar di kawasan ini. Dalam sebuah studi tahun 2008, US Geological Survey (USGS) memperkirakan, sekitar 30 persen cadangan gas alam yang belum ditemukan di dunia dan 13 persen cadangan minyak yang belum ditemukan, berada di Arktik.

    Grinlandia memiliki cadangan Logam Tanah Jarang yang signifikan, yang dibutuhkan untuk pembuatan produk teknologi tinggi seperti ponsel pintar, motor listrik, dan baterai. Logam, berlian, batu bara, dan uranium juga tersimpan di Kutub Utara. “Semua sumber daya ini kian meningkatkan persaingan untuk memperebutkan wilayah ini,” kata Saalbach.

    “Namun, menambang sumber daya mineral ini menghadapi kesulitan yang cukup besar,” kata Michael Paul. “Penambangan dilakukan di bawah kondisi iklim yang ekstrem dan membutuhkan logistik yang untuk saat ini nyaris tidak ada. Di Grinlandia, beberapa cebakan mineral tidak bernilai komersil seperti yang diasumsikan sebelumnya.” Selain itu, perselisihan mengenai hak pemanfaatan lahan di beberapa daerah di Kutub Utara belum terselesaikan, kata Paul.

    Dimensi militer

    Terdapat kepentingan militer yang cukup besar di Arktik. Kawasan adalah jalur penghubung terpendek antara Rusia dan Amerika utara, rudal juga akan terbang di atas area ini jika terjadi serangan Rusia. Di Pangkalan Udara Thule, yang berganti nama menjadi Pangkalan Antariksa Pituffik, dua tahun yang lalu, Amerika Serikat mengoperasikan sistem peringatan dini apabila terjadi serangan rudal dari Rusia atau daerah lain. Pangkalan ini juga berfungsi sebagai stasiun pasokan dan pengisian bahan bakar untuk pesawat AS dan NATO.

    AS juga akan semakin sering berurusan dengan kehadiran militer Cina di sana. Pada awal 2015, lima kapal perang Cina melintasi perairan AS di zona dua belas mil di lepas pantai Alaska, dan sejak 2021, kapal perang Cina berulang kali muncul di kawasan. Pada tahun 2022, AS mendeteksi armada kapal Rusia dan Cina yang berada hampir 160 kilometer di lepas pantai Pulau Kiska, yang termasuk dalam wilayah Alaska.

    Di antara armada tersebut terdapat kapal perusak berpeluru kendali Tipe 055 Nanchang yang bisa dipersenjatai hingga 112 rudal jelajah atau rudal anti-kapal hipersonik. “Amerika Utara tidak lagi menjadi tempat perlindungan yang aman,” tulis Michael Paul dalam studinya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman


    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • IHSG ditutup menguat dan terbaik di Asia, Rupiah naik

    IHSG ditutup menguat dan terbaik di Asia, Rupiah naik

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat dan terbaik di Asia, Rupiah naik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 26 Maret 2025 – 19:03 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat di zona hijau dengan kenaikan 3,8% ke posisi 6.472,35 pada Rabu (26/3), bersamaan dengan nilai tukar rupiah yang juga sama menguat 0,09% di Rp16.580/US$. 

    Tren positif ini terjadi didorong sentimen pembagian dividen jumbo dari empat saham bank besar Indonesia.

    Sepanjang perdagangan IHSG bergerak nyaman di zona hijau, dengan rentang pergerakan yang terjadi pada level 6.312,96 sampai dengan tertinggi 6.489,14. Adapun total transaksi hari ini mencapai Rp34,46 triliun, dari sejumlah 30,84 miliar saham yang ditransaksikan sepanjang perdagangan.

    Saham-saham keuangan perbankan yang naik pesat adalah bank-bank BUMN seperti, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melejit 9,15%, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melesat 8,97%, dan juga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 8,65%.

    Indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat dan menutup hari di zona hijau, dengan kenaikan 34,12 poin atau menguat 4,9% ke posisi 731,1.

    Indonesia pun memimpin kenaikan yang terbaik di bursa Asia, yang diikuti KOSPI (Korea Selatan), NIKKEI 225 (Tokyo), Hang Seng (Hong Kong), TOPIX (Jepang), SETI (Thailand), Shenzhen Comp. (China), KLCI (Malaysia), Straits Times (Singapura), dan PSEI (Filipina), yang berhasil menguat masing-masing mencapai 3,8%, 1,08%, 0,65%, 0,6%, 0,55%, 0,46%, 0,39%, 0,29%, 0,23%, dan 0,1%.

    Di sisi berseberangan, SENSEX (India), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), CSI 300 (China), TW Weighted Index (Taiwan), dan Shanghai Composite (China) yang tertekan dan drop dengan masing-masing 0,93%, 0,44%, 0,33%, 0,06%, dan 0,04%.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Meninggal Mendadak, CEO Samsung Han Jong-hee Sempat Minta Maaf dan Akui Kinerja Saham Buruk – Halaman all

    Meninggal Mendadak, CEO Samsung Han Jong-hee Sempat Minta Maaf dan Akui Kinerja Saham Buruk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – CEO Samsung Electronics, Han Jong Hee, meninggal dunia akibat serangan jantung pada usia 63 tahun.

    Perusahaan mengumumkan kematian Han pada Selasa (25/3/2025) kemarin.

    Han menjabat sebagai kepala divisi elektronik konsumen dan perangkat seluler Samsung.

    Dia telah mengabdikan hampir 40 tahun hidupnya untuk raksasa teknologi Korea Selatan tersebut.

    Sempat Meminta Maaf atas Kinerja Saham

    Beberapa hari sebelum meninggal, Han sempat meminta maaf atas kinerja buruk saham Samsung dalam rapat pemegang saham tahunan.

    Dikutip dari Reuters, ia mengakui bahwa perusahaan gagal memanfaatkan pertumbuhan pesat dalam industri kecerdasan buatan (AI), yang telah menguntungkan para pesaing di sektor semikonduktor.

    “Saya dengan tulus meminta maaf atas kinerja saham baru-baru ini yang tidak memenuhi harapan,” ujar Han pada Rabu (19/3/2025).

    “Selama setahun terakhir, kami gagal merespons dengan cepat terhadap perkembangan pesat pasar semikonduktor AI,” lanjutnya.

    Ia juga mengungkapkan Samsung tengah mempertimbangkan untuk memperluas skema insentif berbasis saham guna meningkatkan keterlibatan karyawan serta memperbaiki harga saham.

    Selain itu, Han menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Samsung karena ketidakpastian kebijakan ekonomi global.

    Ia juga menyoroti pentingnya strategi merger dan akuisisi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan.

    “Kami bertekad menghasilkan hasil nyata dalam strategi M&A (merger dan akuisisi) tahun ini, meskipun ada hambatan regulasi dan kepentingan nasional yang kompleks,” katanya.

    Tantangan dan Tekanan di Tengah Persaingan Global

    Menurut laporan Daily Mail, Han Jong Hee telah lama menjadi tokoh kunci di Samsung, terutama dalam bidang inovasi teknologi dan strategi bisnis global.

    Sebelum menjadi CEO pada 2022, ia menjabat sebagai Kepala R&D Tim Visual Display dan Kepala Visual Display Business.

    Han bertanggung jawab atas pengembangan produk unggulan Samsung di bidang televisi dan perangkat elektronik lainnya.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Samsung menghadapi tekanan besar akibat ketatnya persaingan industri chip dan teknologi.

    Saham perusahaan sempat anjlok hampir sepertiga dalam satu tahun terakhir.

    Saham Samsung mencapai titik terendah dalam empat tahun pada November 2024.

    Lalu mengalami sedikit pemulihan setelah Samsung mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai 10 triliun won (USD 7,2 miliar).

    Pesaing utama Samsung dalam industri chip, terutama di bidang AI, mengalami lonjakan permintaan, sementara Samsung tertinggal dalam inovasi semikonduktor canggih.

    Selain itu, pembatasan ekspor chip AS ke China semakin memperumit strategi Samsung di pasar global, mengingat China merupakan salah satu pasar terbesar perusahaan.

    Warisan dan Kontribusi Han Jong Hee

    Lahir pada 15 Maret 1962, Han Jong Hee meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Inha pada 1988.

    Ia dikenal sebagai sosok yang mendorong inovasi, transformasi digital, dan kolaborasi global dalam pengembangan teknologi canggih.

    Di bawah kepemimpinannya, Samsung tidak hanya berfokus pada pengembangan perangkat elektronik, tetapi juga strategi pengalaman pengguna (Device eXperience/DX) yang menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan perusahaan.

    Meski mendadak meninggal dunia, kontribusi Han terhadap industri teknologi dan strategi bisnis Samsung tetap meninggalkan jejak yang kuat.

    Seorang analis Samsung mengatakan kepada Reuters bahwa kepergian mendadaknya dapat berdampak pada strategi jangka panjang perusahaan, terutama dalam bidang pemasaran dan pengembangan teknologi baru.

    Jun Young Hyun Memimpin Samsung

    Setelah meninggalnya Han Jong-hee, tanggung jawab kepemimpinan di Samsung kini semakin besar bagi Jun Young Hyun, yang sebelumnya telah menjabat sebagai CEO bersama Han.

    Jun Young Hyun saat ini mengawasi divisi bisnis semikonduktor Samsung, salah satu pilar utama perusahaan yang menghadapi tantangan besar di tengah persaingan industri chip global.

    Dengan meningkatnya permintaan akan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan ketatnya regulasi perdagangan chip, Jun diharapkan dapat membawa strategi baru untuk mempertahankan dominasi Samsung di sektor ini.

    Sebagai salah satu eksekutif berpengalaman di perusahaan, Jun memiliki tugas berat dalam menjaga stabilitas bisnis Samsung di tengah ketidakpastian ekonomi global serta perubahan kepemimpinan mendadak akibat wafatnya Han Jong-hee.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • RX 9000 GPU Terlaris Sepanjang Sejarah

    RX 9000 GPU Terlaris Sepanjang Sejarah

    Jakarta

    CEO AMD Lisa Su memamerkan kesuksesan lini GPU Radeon RX 9000 terbarunya, yang menurutnya menjadi GPU terlaris AMD sepanjang masa.

    Dalam sebuah wawancara dengan Tony Yu dari Asus China, Lisa menyebutkan kalau seri GPU Radeon RX 9000 sangat sukses di pasaran, dan menjadi GPU AMD terlaris sepanjang masa, yang bisa dicapai hanya seminggu setelah produk tersebut dirilis, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (27/3/2025).

    Menurutnya, penjualan seri RX 9000 ini jumlahnya 10 kali lebih banyak dibanding pendahulunya dalam waktu satu minggu setelah dirilis. Kunci suksesnya, menurut Lisa, adalah menghadirkan kemampuan gaming paling baik dengan harga yang tepat, alias menghadirkan produk kelas flagship yang dengan harga yang lebih terjangkau.

    Namun jajaran RX 9000 yang saat ini sudah ada di pasaran, yaitu RX 9070 dan 9070 XT, memang stoknya terbatas dan sulit ditemukan. Lisa menyebut AMD tengah meningkatkan produksi GPU tersebut untuk memastikan pasokan terjaga di seluruh dunia.

    Ia juga berharap dengan meningkatnya ketersediaan akan membantu menstabilkan harga, yaitu karena bisa menutup kemungkinan penimbunan dan peningkatan harga yang tak masuk akal.

    Lisa juga memastikan akan ada lebih banyak GPU RDNA 4 yang akan dirilis, namun ia tak mengkonfirmasi seri apa yang akan dirilis, termasuk RX 9060 yang kabarnya akan tersedia dalam varian 8GB dan 16GB. GPU tersebut sebelumnya disebut akan dirilis pada Q2 2025.

    RX 9070 dan 9070XT dirilis pada awal Maret 2025 dengan harga mulai USD 549 dan USD 599. Namun karena pasokannya yang terbatas dan sangat sulit ditemukan di peritel, harga dua GPU tersebut melesat jauh dari harga yang disarankan oleh AMD, misalnya 9070 XT yang harganya mencapai lebih dari USD 800, itupun stoknya sudah habis.

    David McAfee, AMD VP dan GM untuk Client Channel Business menjelaskan kondisi kelangkaan GPU terbarunya tersebut. Namun ia menjanjikan kalau AMD akan melakukan segalanya untuk mengusahakan agar kartu grafis tersebut bisa sampai ke tangan gamer dengan harga yang diharapkan.

    (asj/fay)

  • Mengukur dengan tepat melepaskan kita dari simpulan sesat

    Mengukur dengan tepat melepaskan kita dari simpulan sesat

    Jakarta (ANTARA) – Dalam dunia yang semakin kompleks dan banjir informasi, kemampuan untuk mengukur dan menilai dengan tepat menjadi sangat penting, tetapi juga semakin sulit.

    Butuh kemauan untuk menggali dan mendalami informasi untuk bisa menemukan tolok ukur yang tepat yang membawa kita kepada kesimpulan yang akurat.

    Seperti pepatah lama yang mengatakan, “Jika Anda mengukur sesuatu dengan cara yang salah, hasilnya juga pasti akan salah.”

    Coba bayangkan jika kita diminta untuk mengukur jumlah air di waduk Jatiluhur menggunakan sendok kecil. Atau, kita diminta untuk mengukur sekarung beras menggunakan timbangan bayi. Tentu saja, usaha kita akan sia-sia karena alat dan metode yang digunakan sangat tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Jadi, jika waktu, metode, dan pembanding yang digunakan tidak tepat, maka kesimpulan yang kita ambil pun niscaya tidak akan tepat.

    Fenomena inilah yang seringkali terjadi ketika kita mencoba untuk menilai kebijakan pemerintah atau isu-isu sosial lainnya tanpa alat ukur yang tepat, kita akhirnya bisa terjebak dalam penilaian yang sesat.

    Oleh karena itu, kita harus lebih teliti dalam memilih metode pengukuran dan pembanding yang digunakan.

    Salah satu contoh nyata dari pengukuran yang tidak tepat bisa kita temukan dalam perdebatan seputar RUU TNI yang sudah disahkan DPR pada 20 Maret 2025. Beberapa pihak menilai dengan adanya penambahan 40 persen jumlah kementerian yang bisa dijabat oleh TNI aktif, menunjukkan bahwa pemerintah dan DPR mau mengembalikan praktik dwifungsi TNI, seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.

    Namun, mari kita lihat dulu alat ukur yang digunakan. Jika kita bandingkan dengan UU Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit ABRI tidak ada batasan bagi anggotanya untuk berperan di mana saja bahkan di ruang politik. Mereka juga bisa menjabat sebagai anggota DPR maupun kepala daerah sesuai dengan pasal 6 tentang Dwifungsi ABRI. Sementara dalam UU TNI terbaru, anggota TNI aktif sangat dibatasi hanya bisa ditugaskan ke dalam 14 kementerian dan lembaga saja yang terkait dengan bidang yang relevan dengan tugas dan kapasitas TNI, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Dengan alat ukur tadi, jelas bisa disimpulkan, Pemerintah dan DPR justru sedang berusaha menjaga konsistensi terhadap perjuangan reformasi dengan menjaga supremasi sipil melalui penebalan batas bagi anggota TNI di ranah sipil.

    Contoh lain yang dapat kita cermati adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Beberapa pihak menyimpulkan program ini gagal hanya karena sampai pertengahan Maret realisasi belanja MBG baru mencapai kurang dari 1 persen dari anggaran yang dialokasikan. Manfaat dari program ini juga baru diterima sekitar tiga juta anak. Pengukuran yang digunakan sangat tidak tepat.

    Coba kita ganti alat ukurnya bukan melihat dari jangka pendek, tetapi jangka panjang.

    Pemerintah memang merencanakan agar program MBG dijalankan secara bertahap karena menyasar skala yang sangat besar. Pada akhir Februari, targetnya adalah 2,2 juta penerima, dan pada akhir April ditargetkan enam juta penerima. Sementara itu, pada akhir Oktober, jumlah penerima akan meningkat menjadi 45 juta penerima. Nantinya, pada akhir Desember 2025, pemerintah menargetkan ada 82 juta anak dapat merasakan manfaatnya.

    Dengan kata lain, realisasi tiga juta penerima pada pertengahan Maret sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, klaim bahwa pemerintah gagal dalam menjalankan program ini jelas tidak tepat.

    Satu lagi contoh pengukuran yang tidak tepat sehingga berakhir dengan simpulan sesat.

    Pembentukan Danantara, Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia. Sejak 1 Januari sampai 18 Maret 2025, terjadi penurunan harga saham di beberapa sektor, termasuk saham bank-bank BUMN, dan juga net sell asing dari pasar saham Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp26 triliun. Beberapa pihak langsung menarik kesimpulan bahwa Danantara gagal karena tidak ada kepercayaan dari investor global. Namun, pengukuran ini pun tidak tepat.

    Mari kita gunakan alat ukur yang tepat, yakni membandingkan dengan negara-negara lain secara global pada waktu yang sama. Kita akan menemukan fakta bahwa sejak 1 Januari sampai 18 Maret 2025 terjadi net sell asing dari bursa saham India (15,9 miliar dolar AS), Jepang (14,1 miliar dolar AS), dan Korea Selatan (5 miliar dolar AS).

    Sementara, Indonesia di waktu yang sama, net sell asing dari bursa Indonesia sebesar 1,6 miliar dolar AS. Ini menunjukkan bahwa adanya realokasi aset global, di mana net sell asing terjadi di berbagai bursa, berpindah ke bursa Tiongkok dan komoditas emas. Bisa disimpulkan fenomena ini bukan karena pendirian Danantara, tetapi realokasi aset oleh fund manager besar sedang terjadi secara global.

    Sudah saatnya kita membongkar cara ukur yang tidak tepat. Memberikan kritik yang konstruktif tentang kebijakan pemerintah adalah suatu kebajikan. Namun, jika caranya salah maka justru bisa merugikan banyak pihak.

    *) Noudhy Valdryno adalah Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO)

    Copyright © ANTARA 2025

  • Produsen Elektronik RI Waswas Dampak Kebijakan Tarif Tinggi Trump

    Produsen Elektronik RI Waswas Dampak Kebijakan Tarif Tinggi Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Perusahaan Industri Elektronika (Gabel) menilai risiko kebijakan tarif tinggi bea masuk ke Amerika Serikat dapat menghantam industri nasional. Indonesia akan menjadi sasaran empuk produk elektronik dari negara yang dikenakan tarif tinggi oleh Presiden Donald Trump. 

    Sekjen Gabel Daniel Suhardiman mengatakan bagi pelaku usaha elektronik, kebijakan tersebut lebih banyak menjadi tantangan ketimbang peluang. Sebab, pasar domestik Indonesia yang masih minim non-tariff measures berpotensi dibanjiri produk impor. 

    “Kalau kami melihat justru bisa jadi ancaman serius untuk industri dalam negeri,” ujar Daniel kepada Bisnis, Kamis (27/3/2025). 

    Padahal, menurut Daniel, Indonesia dapat mengambil peluang dari masifnya pabrikan elektronik yang kabur dari China untuk menghindari tarif tinggi bea masuk ke AS yang diterapkan Presiden Trump.

    Namun, pihaknya justru melihat pabrikan elektronik China tersebut lebih memprioritaskan relokasi dan berinvestasi ke Thailand, Malaysia, dan Vietnam. 

    “Di sisi lain, China perlu pasar untuk menyerap hasil produksi mereka, dan tentunya Indonesia adalah pilihan seksi karena kita lemah NTM (Non Tariff Measure),” ujarnya.

    Menurut Daniel, pemerintah harus memperkuat kebijakan non-tarif measures, salah satunya telah dilakukan Kemenperin dan Kementerian ESDM yang memperluas penerapan wajib SNI dan Label Hemat Energi (LHE). 

    Kendati demikian, hal tersebut tidak akan efektif apabila relaksasi impor masih terjadi. Untuk itu, revisi Permendag No.8/2024 harus segera dilakukan dan dipercepat. 

    Pelaku usaha elektronik juga menyarankan agar rencana pemindahan pelabuhan atau entry point impor ke wilayah timur Indonesia tidak hanya jadi wacana.

    “Dalam jangka pendek kami terus meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kami akan usahakan untuk tidak terjadi perampingan, meskipun yang saya dengar, di level ritel elektronika sudah mulai terjadi perampingan, tapi bisa saja informasi ini kurang akurat,” pungkasnya. 

    Sebelumnya, Peneliti Ekonomi dari Institute of Development of Economic and Finance (Indef) Ariyo DP Irhamna mengatakan produk elektronik dan komponen juga dapat dikenakan tarif tinggi ekspor ke AS, jika negara tersebut memperluas tarif untuk produk teknologi. 

    Menurut Ariyo, industri elektronik RI yang sedang berkembang bisa terdampak. Adapun, nilai ekspor produk elektronik (HS 85) sebesar US$4,18 miliar pada 2024 atau meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai US$3,45 miliar.