Empat turis luar angkasa baru saja pulang dari misi luar biasa: mengorbit Bumi lewat Kutub Utara & Selatan! Misi ini disewa oleh investor Bitcoin asal Tiongkok, Chun Wang, yang kini jadi warga Malta.
Ringkasan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/thumbnails/5181059/original/057714900_1743902688-gokil-wisata-luar-angkasa-lewati-kutub-utara-dan-selatan-5178e2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Empat turis luar angkasa baru saja pulang dari misi luar biasa: mengorbit Bumi lewat Kutub Utara & Selatan! Misi ini disewa oleh investor Bitcoin asal Tiongkok, Chun Wang, yang kini jadi warga Malta.
Ringkasan

Jakarta –
Apple telah mendiversifikasi rantai pasokannya di luar China ke tempat-tempat seperti India dan Vietnam. Namun tarif yang baru saja diumumkan oleh Gedung Putih juga akan berlaku di negara-negara tersebut.
Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif ke lebih dari 180 negara. China menghadapi tarif 34%, tapi dengan tarif 20% yang berlaku saat ini, tarif sebenarnya untuk Beijing menjadi 54%. India menghadapi tarif 26%, sementara tarif Vietnam 46%. Berikut adalah rincian jejak rantai pasokan Apple yang dapat terpengaruh oleh tarif Trump, dikutip detikINET dari CNBC
China
Mayoritas iPhone Apple masih dirakit di China oleh mitranya, Foxconn. menurut perkiraan dari Evercore ISI, China menyumbang sekitar 80% dari kapasitas produksi Apple. Sekitar 90% iPhone dirakit di China. Artinya, Apple masih sangat bergantung pada China.
Meskipun jumlah lokasi manufaktur di Tiongkok menurun antara tahun fiskal Apple 2017 dan 2020, jumlah tersebut telah meningkat kembali saat ini. Evercore ISI memperkirakan bahwa 55% produk Mac Apple dan 80% iPad dirakit di China.
India
Selama dua tahun terakhir, Apple telah melakukan upaya besar untuk meningkatkan produksi iPhone di India karena pemerintah di sana berupaya meningkatkan produksi barang-barang berteknologi tinggi di dalam negeri.
Apple menargetkan sekitar 25% dari semua iPhone di dunia akan dibuat di India, Menurut estimasi Bernstein, India dapat mencapai sekitar 15%-20% dari keseluruhan produksi iPhone pada akhir tahun 2025. Evercore ISI mengatakan sekitar 10% hingga 15% iPhone saat ini dirakit di India.
Vietnam
Vietnam telah muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai pusat manufaktur populer untuk barang elektronik konsumen. Apple pun telah meningkatkan produksinya di negara tetangga itu.
Sekitar 20% produksi iPad dan 90% perakitan produk perangkat yang dapat dikenakan Apple seperti Apple Watch dilakukan di Vietnam, menurut Evercore ISI.
Negara-negara penting lainnya
Malaysia adalah lokasi manufaktur yang berkembang untuk Mac dan menghadapi tarif sebesar 25%. Thailand juga merupakan pusat kecil untuk produksi Mac dan akan dikenakan pungutan sebesar 36%.
Apple juga mendapatkan komponen dari Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Amerika Serikat. Komponen dapat dikirim dari satu negara ke negara lain sebelum perakitan dilakukan di China atau tempat lain.
Pada bulan Februari, Apple mengumumkan rencana membuka pabrik baru untuk server kecerdasan buatan di Texas sebagai bagian dari investasi USD 500 miliar di AS. Namun, Apple tidak memiliki produksi massal di Amerika Serikat. Apple hanya memproduksi Mac Pro di Texas.
(fyk/fyk)

Jakarta, CNBC Indonesia – Amazon dilaporkan ikut menawar membeli operasional Tiktok di Amerika Serikat (AS). Pengajuan tersebut dilakukan langsung ke Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick.
Laporan tersebut dikutip CNBC Internasional dari sumber yang mengetahui masalah tersebut. Namun Vance dan Lutnick tak menganggap serius tawaran karena berselang beberapa hari sebelum batasan larangan Tiktok di AS berakhir, dikutip Minggu (6/4/2025).
Pemerintah AS diketahui meminta Bytedance menjual Tiktok agar bisa tetap beroperasi di negara tersebut. Jika tidak maka aplikasi berbagi video akan diblokir.
Awalnya desakan tersebut berlaku hingga Januari lalu. Namun akhirnya diperpanjang oleh Donald Trump yang baru saja dilantik dalam waktu yang hampir bersamaan.
Trump kemudian menentukan tenggat penjualan Tiktok adalah 5 April 2025 kemarin. Namun kemudian diperpanjang lagi selama 75 hari.
Menurutnya, pihak pemerintah telah melakukan kemajuan luar biasa dengan yang disebutnya ‘menyelamatkan Tiktok’. Kesepakatan butuh lebih banyak waktu untuk bisa dijalankan, ucapnya.
Dalam kesempatan lain, Trump mengatakan banyak yang tertarik dengan Tiktok. “Kami memiliki banyak calon pembeli. Ada minat yang luar biasa terhadap TikTok,” kata Trump dikutip dari Channel News Asia.
Salah satunya dilaporkan adalah Blackstone, sebuah perusahaan ekuitas swasta. Perusahaan tengah mempertimbangkan menjadi investor minoritas untuk Tiktok di AS.
Blackstone disebut tengah berdiskusi untuk bisa bergabung dengan pemegang saham Bytedance non-China. Termasuk Susquehanna International Group dan General Atlantic.
(ayh/ayh)

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia ikut kena getah kebijakan tarif timbal balik alias reciprocal tariff Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump tanpa pandang bulu mengenakan tarif impor barang asal Indonesia sebesar 32%. Jumlah itu setara 50% dari total bea masuk barang impor yang dipungut RI terhadap barang asal Amerika Serikat, yang menurut versi Trump, di angka 64%.
Pengenaan tarif 32% berpotensi memukul ekonomi Indonesia yang sedang dalam ketidakpastian. Situasi semakin pelik, karena China, yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua telah mengumumkan aksi retaliasi. Ada kekhawatiran perang dagang antara dua raksasa itu akan memicu pelambatan ekonomi global. Supply chain terganggu. Skema paling buruk, bisa memicu resesi global.
Implikasi negatif lainnya kepada Indonesia adalah, potensi banjir barang impor, imbas tersumbatnya pasar barang made in China ke AS karena kebijakan tarif Trump. Selain itu, reciprocal tariff Trump juga berpotensi menggerus kinerja ekspor Indonesia karena lesunya permintaan barang dari pasar AS.
Dalam catatan Bisnis, AS selama beberapa dasawarsa terakhir adalah mitra dagang utama Indonesia. Salah satu negara tujuan ekspor. Produk-produk manufaktur hingga pruduk kayu mengalir deras ke sana. Alhasil, neraca perdagangan RI – AS selalu surplus selama 4 tahun belakangan.
Presiden Prabowo Subianto./Istimewa
BPS mencatat bahwa pada tahun 2021, surplus neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS mencapai US$14,5 miliar. Tahun 2022, terjadi lonjakan surplus hingga mencapai US$16,5 miliar. Namun pada tahun 2023, surplus negara perdagangan Indonesia dengan AS menyusut menjadi US$11,9 miliar.
Pada tahun 2024, data sampai Desember, ekspor nonmigas Indonesia ke AS tercatat mencapai US$26,3 miliar. Sementara impor non-migas dari AS hanya di angka mencapai US$9,6 miliar. Surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap AS mencapai angka di kisaran US$16,85 miliar.
Sementara itu, jika mengacu data dari United States Trade Representative (USTR), perdagangan barang antara AS dengan Indonesia diperkirakan mencapai $38,3 miliar pada tahun 2024. Ekspor barang AS ke Indonesia pada tahun 2024 sebesar $10,2 miliar, naik 3,7 persen ($364 juta) dari tahun 2023.
Impor barang AS dari Indonesia mencapai $28,1 miliar pada tahun 2024, naik 4,8 persen ($1,3 miliar) dari tahun 2023. Defisit perdagangan barang AS dengan Indonesia sebesar $17,9 miliar pada tahun 2024, meningkat 5,4 persen ($923 juta) dari tahun 2023.
Presiden Prabowo Subianto telah berbicara dengan sejumlah pemimpin Asean. Pembicaraan itu terekam dalam unggahan media sosial Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Sebagian pemimpin Asean telah menyepakati untuk segera memberikan respons terhadap kebijakan Trump yang dianggap telah mengacak-acak konsesus global.
“Hari ini saya berkesempatan melakukan diskusi melalui telepon untuk memperoleh pandangan dan mengoordinasikan tanggapan bersama mengenai masalah tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS),” ujar Anwar Ibrahim.
Anwar juga mengatakan bahwa pertemuan Menteri Ekonomi Asean yang akan digelar pada minggu depan. Pertemuan itu akan menindaklanjuti pembicaraan terkait solusi terbaik menghadapi penerapan tarif resiprokal AS tersebut. “Insyaallah, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN minggu depan akan terus membahas masalah ini dan mencari solusi terbaik bagi seluruh negara anggota,” sambungnya.
Peluang Negosiasi Terbuka
Adapun Trump, sejatinya membuka peluang negosiasi untuk negara-negara yang dikenakan tarif timbal balik. Dia menegaskan tentang peluang negosiasi tersebut saat berbicara dengan para wartawan di pesawat kepresidenan Amerika Serikat pada tanggal 29 Maret 2025 lalu.
“Saya tentu terbuka untuk itu, jika kita dapat melakukan sesuatu, kita bisa mendapatkan sesuatu untuk itu,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One.
Sabtu kemarin, misalnya, Trump bahkan telah bertemu dengan perwakilan dari Vietnam, Israel dan India untuk membicarakan kebijakan tarif yang baru saja dikeluarkannya. Trump dan para delegasi asal ketiga negara itu berbicara mengenai kemungkinan keringanan tarif timbal balik.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengaku optimistis langkah negosiasi terhadap penetapan tarif baru AS untuk Indonesia masih terbuka.
Anindya menjelaskan, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menetapkan pengenaan tarif timbal balik (resiprokal) sebesar 32% untuk Indonesia merupakan opening statement dan masih bisa berubah.
“Saya melihat pernyataan Presiden Trump merupakan opening statement. Artinya pintu negosiasi masih terbuka,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (4/4/2025).
Pasalnya, tambah Anindya, Amerika dan Indonesia sebagai mitra bisnis strategis keduanya sama-sama saling membutuhkan dalam mendorong neraca perdagangan dan kinerja investasi kedua negara.
Di samping itu, Anindya juga optimistis Trump bakal mempertimbangkan revisi pengenaan tarif timbal balik sebesar 32% untuk Indonesia lantaran beberapa faktor. Faktor Indonesia menjadi salah satu negara dengan populasi muslim terbesar masuk ke dalamnya.
“Posisi Indonesia sangat strategis di Kawasan Pasifik. Selain bagian dari kekuatan ekonomi Asean, Indonesia adalah anggota APEC yang strategis. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan pimpinan negara nonblok, juga tentu menjadi pertimbangan Trump,” kaya Anindya.
Negosiasi atau Retaliasi?
Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mendesak supaya pemerintah mengedepankan upaya negosiasi dibandingkan melakukan tarif balasan ke AS.
Menurutnya, pemerintah harus melakukan negosiasi secara strategis dengan penjelasan yang logis terkait kebijakan Indonesia yang dinilai protektif oleh Trump. Apalagi, Indonesia bukan negara kontributor utama dalam defisit perdagangan AS. Eko menekankan langkah reaktif dengan retaliasi tidak perlu menjadi opsi pertama.
“Jalan diplomasi harus diupayakan. Kita [Indonesia] tidak punya kemewahan posisi seperti China yang memilih melakukan retaliasi karena berbagai kemampuan negara tersebut,” kata Eko.
Eko mewanti-wanti bahwa dampak dari kebijakan tarif Trump akan melemahkan perdagangan Indonesia. Dia menyebut, dampak langsungnya relatif moderat lantaran porsi AS sekitar 10% dari total ekspor Indonesia. Namun, perdagangan dengan AS menjadi kontributor surplus tertinggi pada Januari—Februari 2025.
Ilustrasi peti kemas
Alhasil, dia menyebut pengenaan tarif sebesar 32% ini akan memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tanah Air.“Mengingat ekspor utama Indonesia ke AS sebagian besar produk padat karya, risiko PHK memang meningkat,” imbuhnya.
Selain itu, Eko menambahkan pengenaan tarif AS terhadap Indonesia ini juga berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Dampak yang lebih perlu diwaspadai adalah dampak tidak langsung atau ikutan seperti melemahnya rupiah dan IHSG, serta naiknya imbal hasil utang SBN karena risiko meningkat,” ujarnya.

Jakarta –
TikTok dilaporkan akan menghadapi tuntutan denda sebesar lebih dari 500 juta euro atau sekitar Rp 9 triliun. Hal ini disebabkan TikTok diduga telah mengirimkan data pribadi pengguna Eropa ke China.
Dilansir detiKINET dari Engadget, menurut laporan dari Bloomberg mengatakan pada hari Kamis (3/4) bahwa komisi perlindungan data Irlandia, yang mengatur operasi ByteDance, pemilik TikTok di Uni Eropa, akan menjatuhkan denda sebelum akhir April.
Denda tersebut merupakan investigasi selama empat tahun terhadap praktik penanganan data TikTok. Penyelidikan tersebut dilaporkan menyimpulkan ByteDance melanggar undang-undang Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Eropa dengan mentransfer data pengguna pribadi ke China untuk diakses oleh para engineer. Negara ini dikenal dengan pengawasannya yang luas dan berteknologi tinggi.
“TikTok memberi tahu kami bahwa data UE ditransfer ke AS dan bukan ke China, namun kami telah memahami bahwa ada kemungkinan teknisi pemeliharaan dan AI di Cina mengakses data,” kata mantan Komisioner Perlindungan Data Irlandia, Helen Dixon, pada bulan Maret 2021 ketika penyelidikan dimulai.
Irlandia memimpin karena di bawah GDPR, negara tempat operasi perusahaan di Eropa yang mengawasi kepatuhan dan penegakan hukum. Kantor pusat ByteDance di Eropa berada di Dublin. Bloomberg mengatakan tanggal keputusan dan jumlah denda belum final dan masih bisa berubah.
Ini bukanlah kasus terbesar ByteDance yang terjadi minggu ini. Nasib operasi TikTok di Amerika Serikat sedang berada di ujung tanduk saat mendekati tenggat waktu 5 April untuk menemukan pembeli TikTok atau menghadapi pelarangan di Amerika.
(jsn/jsn)

JAKARTA – Kebijakan tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu 2 April langsung memicu kekhawatiran global akan potensi perang dagang, resesi ekonomi, dan lonjakan harga barang-barang konsumsi, termasuk produk populer seperti iPhone. Langkah tersebut menuai respons keras dari berbagai negara dan menyebabkan kejatuhan tajam di pasar saham dunia.
Trump secara resmi menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk seluruh produk impor, dengan tarif tambahan yang lebih tinggi untuk puluhan negara. Menurut pemerintahannya, langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi negosiasi perdagangan AS dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Namun, para analis menyebut kebijakan ini sebagai tindakan sepihak yang dapat mengguncang fondasi ekonomi global yang telah dibangun selama puluhan tahun berdasarkan perdagangan bebas.
Di Jepang, salah satu mitra dagang terbesar Amerika Serikat, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut kebijakan tersebut sebagai “krisis nasional”. Bursa saham Tokyo mengalami pekan terburuknya dalam lima tahun terakhir, dipimpin oleh penurunan tajam pada saham-saham bank besar Jepang. Obligasi pemerintah Jepang juga mengalami lonjakan permintaan, menunjukkan kekhawatiran investor bahwa Bank of Japan mungkin terpaksa menunda rencana kenaikan suku bunga.
Bank investasi JP Morgan meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi global dari 40% menjadi 60% pada akhir tahun 2025. Di AS sendiri, indeks Dow Jones turun hampir 4%, S&P 500 kehilangan hampir 5%, dan Nasdaq, yang banyak diisi oleh saham teknologi, anjlok hampir 6%—penurunan harian terbesar sejak awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020.
Salah satu dampak yang paling mencolok adalah potensi kenaikan harga barang-barang konsumsi. Menurut proyeksi Rosenblatt Securities, harga sebuah iPhone kelas atas dapat mencapai hampir 2.300 dolar AS (sekitar Rp38 juta) jika Apple memutuskan untuk meneruskan beban tarif kepada konsumen.
Perusahaan-perusahaan besar AS yang bergantung pada produksi luar negeri segera melakukan penyesuaian. Produsen mobil Stellantis mengumumkan akan merumahkan sementara para pekerjanya di AS dan menutup pabrik di Kanada dan Meksiko. General Motors, sebaliknya, mengatakan akan meningkatkan produksi dalam negeri sebagai bentuk respons terhadap kebijakan tersebut.
Negara-negara mitra dagang utama AS langsung mengecam langkah ini. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan bahwa Amerika Serikat telah “meninggalkan perannya sebagai pemimpin kerja sama ekonomi internasional” dan mengumumkan serangkaian tindakan balasan. China dan Uni Eropa juga menyatakan akan melakukan pembalasan terhadap tarif AS, sementara Prancis menyerukan agar negara-negara Eropa menangguhkan investasi di Amerika Serikat.
Namun, sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Meksiko, dan India memilih untuk menahan diri terlebih dahulu dan menunggu apakah kebijakan tersebut akan berubah arah melalui negosiasi.
Di tengah ketidakpastian ini, Trump menyatakan bahwa tarif-tarif tersebut memberikan AS “kekuatan besar dalam bernegosiasi”, meskipun beberapa pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa tarif tersebut bukan bagian dari strategi tawar-menawar, melainkan kebijakan tetap.
Di dalam negeri, reaksi juga terbelah. Wakil Presiden AS, JD Vance, membela langkah Trump dengan menyatakan bahwa tarif tersebut penting demi keamanan nasional dan kemandirian produksi barang-barang strategis seperti baja dan obat-obatan. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat mendorong inflasi, meningkatkan biaya hidup keluarga Amerika hingga ribuan dolar per tahun, dan bahkan memicu resesi di dalam negeri.
Selain itu, banyak pihak memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat merusak hubungan strategis Amerika Serikat dengan sekutu utamanya di Asia. Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan terkena tarif khusus masing-masing sebesar 24%, 25%, dan 32%, meskipun ketiganya merupakan mitra militer penting AS di kawasan Indo-Pasifik.
Secara keseluruhan, langkah terbaru dari Gedung Putih ini menandai pergeseran besar dalam arah kebijakan perdagangan global. Analis dari Capital Alpha menyebut kebijakan ini tidak matang dan tidak mencerminkan pemahaman teknis yang dibutuhkan dalam diplomasi perdagangan. Meski tarif-tarif tersebut belum berlaku hingga 9 April, kekhawatiran telah menyebar luas dan menciptakan ketidakpastian besar di kalangan pelaku pasar, bisnis, dan pemerintah di seluruh dunia.

JAKARTA – DeepSeek kini menjadi platform kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Model AI asal China itu mengungguli ChatGPT dari OpenAI dalam jumlah kunjungan bulanan.
Menurut data aitools.xyz, dikutip dari Gizchina, pada awal April, DeepSeek mencatat 525 juta kunjungan pada Februari 2025, sedikit melampaui ChatGPT yang memperoleh 500 juta kunjungan.
Saat ini, DeepSeek menguasai pangsa pasar global sebesar 6,58%, menempatkannya di posisi ketiga dalam kategori perangkat AI. Meskipun masih tertinggal dari ChatGPT (43,16%) dan Canva (8,27%), ekspansi pesat DeepSeek menunjukkan pergeseran preferensi pengguna terhadap model AI alternatif.
Sejak awal 2025, DeepSeek menarik perhatian luas berkat kemampuan AI yang mumpuni, menarik pengguna dari berbagai industri. Pada 27 Januari 2025, aplikasi DeepSeek menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple di Tiongkok dan Amerika Serikat.
Data QuestMobile semakin menyoroti pertumbuhan pesat DeepSeek. Pada 28 Januari 2025, jumlah pengguna aktif harian DeepSeek melampaui ChatGPT, sementara pada 1 Februari 2025, total pengguna DeepSeek telah mencapai 30 juta orang. Ini menjadikannya aplikasi dengan adopsi tercepat dalam sejarah, melampaui banyak platform teknologi utama lainnya.
Kebangkitan DeepSeek menunjukkan bahwa persaingan di industri AI semakin ketat. OpenAI masih mendominasi dengan ChatGPT, tetapi meningkatnya preferensi terhadap DeepSeek mengindikasikan adanya pergeseran tren pasar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), memberikan pandangan kritis mengenai kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan Presiden AS, Donald Trump, terhadap Indonesia.
Menurut Kalla, dampak dari kebijakan tersebut tidak akan sebesar yang banyak dikhawatirkan. Dalam penilaiannya, Indonesia tidak akan merasakan efek yang terlalu berat.
“Jadi efeknya, itu kira-kira kurang lebihnya itu 10 persen, nah siapa yang bayar 10 persen itu, tentu yang bayar pengusaha dan konsumen Amerika,” ujar Kalla di Jakarta pada Sabtu (5/4/2025), dalam wawancara dengan Breaking News KompasTV.
Kalla menjelaskan, komoditas ekspor Indonesia ke AS, seperti crude palm oil (SPO)/minyak kelapa sawit mentah, komponen elektronik, atau komponen mobil, ketika nantinya diolah kembali menjadi barang jadi di AS, harganya akan berkali lipat lebih mahal.
Contohnya, CPO akan diolah menjadi minyak goreng atau sabun, komponen elektronik akan menjadi barang elektronik, dan komponen mobil akan menjadi kendaraan.
Meskipun tarif tinggi diterapkan, Kalla meyakini bahwa pasar Amerika tetap akan membutuhkan produk Indonesia, seperti sepatu, pakaian, dan bahan-bahan lainnya.
Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, Amerika tidak akan mungkin berhenti membeli komoditas dari Indonesia.
“Akhirnya efeknya itu tidak besar untuk Indonesia. Kenapa? Karena tidak mungkin Amerika berhenti beli baju, sabun, sawit, sepatu, sparepart,” ujarnya.
Kalla lebih jauh mengkritisi bahwa dampak kebijakan tarif impor dari Donald Trump ini.
Menurutnya, dampak terbesar dari kebijakan tersebut justru akan berbalik kepada pihak Amerika sendiri, terutama dalam bentuk penurunan daya beli konsumen di negeri Paman Sam.
“Dia (komoditas Indonesia) masuk itu bukan kita (Indonesia) yang bayar, kita efeknya saja, yaitu bahwa daya beli Amerika diperkirakan menurun karena harga naik, jangan lupa yang bayar Amerika,” ujarnya menekankan.
Selain itu, Kalla menilai bahwa kebijakan tarif ini sebenarnya lebih kepada strategi politik daripada dampak ekonomi jangka panjang.
Menurutnya, kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri domestik AS, namun bukan tanpa kendala.
Misalnya, Amerika akan menghadapi masalah dalam membangun pabrik-pabrik baru di dalam negeri, terutama terkait biaya tenaga kerja dan pembangunan fasilitas yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan produksi yang dilakukan di negara-negara Asia.
Kalla juga mengungkapkan bahwa kebijakan ini kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Ia berpendapat bahwa tarif tinggi yang diterapkan Trump lebih merupakan taktik tekanan dalam negosiasi dagang.
Kebijakan tarif tinggi impor ini lebih pada upaya menjaga posisi tawar AS dalam negosiasi dagang global. Jika tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor, maka AS harus mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebelum benar-benar mengubah arus perdagangan secara drastis.
“Jadi semua ini, sebenarnya isu pressure, isu politik untuk menjaga daya saingnya Amerika, supaya dia bisa berunding,” kata Jusuf Kalla.
Menurutnya, kebijakan ini lebih pada upaya menjaga posisi tawar AS dalam negosiasi dagang global. Jika tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor, maka AS harus mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebelum benar-benar mengubah arus perdagangan secara drastis.
Dengan pandangan yang tegas ini, Jusuf Kalla menggambarkan kebijakan Trump bukanlah ancaman besar bagi Indonesia, melainkan lebih merupakan langkah strategis AS untuk meningkatkan daya saingnya dalam pasar global.
“Ya, kan dia bilang masih terbuka negosiasi, sebenarnya ini pressure untuk negosiasi. Sama dengan Anda beli sesuatu, kasih dulu harga tinggi, baru berunding,” ucapnya.
Kadin Siap Jalin Kerja Sama dengan AS
Arsjad Rasjid(Indika Group), Hashim Djojohadikusumo(Arsari Group) dan Anindya Bakrie(Bakrie Group) saat menemani Presiden RI Prabowo Subianto kunjungan negara ke China. (Instagram/Arsjad Rasjid)
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mempersiapkan langkah konkret untuk menanggapi kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Melalui jalur diplomasi dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce), Kadin berencana memperkuat hubungan dagang antara kedua negara.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan bahwa pada awal Mei mendatang, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah dan melakukan kunjungan ke AS untuk menghadiri sejumlah konferensi bisnis dan ekonomi.
”Awal Mei, menurut rencana, nanti, berkoordinasi dengan pemerintah, Kadin Indonesia akan ke AS untuk menindaklanjuti kerja sama dengan US Chamber of Commerce dan menghadiri beberapa konferensi bisnis dan ekonomi untuk menyikapi perkembangan terakhir,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam siaran pers, Jumat (4/4/2025).
Anindya juga menyatakan keyakinannya bahwa meskipun ada tantangan, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika masih memiliki peluang untuk dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan kedekatan ekonomi yang sudah terjalin, kedua negara diperkirakan akan terus berusaha mencari titik temu yang saling menguntungkan.
Aprisindo: Negosiasi dengan AS Masih Terbuka
BADAI PHK BELUM BERHENTI – Perusahaan produsen sepatu Nike PT Victory Chingluh Indonesia kembali mem-PHK 2.393 buruhnya. Sebelumnya perusahaan telah melakukan pemecatan terhadap 5.000 buruh di Mei 2020. (dok.)
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, menambahkan bahwa negosiasi dengan AS masih terbuka lebar.
Ia menegaskan pentingnya mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, terutama dalam sektor perdagangan alas kaki dan rantai pasokan global.
”Hubungan kedua negara yang saling menguntungkan dalam perdagangan, termasuk alas kaki, saling menjaga kepentingan bersama, termasuk penguatan integrasi rantai pasokan dan investasi ke depan,” ujar Eddy.
Namun, Eddy juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu mencari alternatif lain untuk mengurangi dampak dari kebijakan tarif ini. Salah satunya adalah dengan mempercepat penyelesaian kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang sudah terhambat bertahun-tahun. Hal ini dinilai penting untuk membuka akses pasar alternatif, khususnya bagi produk alas kaki Indonesia yang terkena dampak tarif tinggi ke AS.
Di tengah ketidakpastian, Eddy juga menyatakan bahwa Aprisindo tengah melakukan kajian menyeluruh untuk menilai dampak kebijakan Trump terhadap anggotanya.
”Tentu ini akan memiliki dampak yang cukup berat bagi pelaku industri persepatuan. Kemampuan anggota Aprisindo, dengan penerapan tarif baru ini, perlu waktu untuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan dari kebijakan ini,” ujarnya.